Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

POLA PEMELIHARAAN UNGGAS HOLISTIK DIBAHAS DALAM STUDIUM GENERALE FK UNPAD

BTC saat memaparkan materinya dalam Studium Generale PPDH FK Unpad. (Foto: Dok. Infovet)

Senin, 8 Februari 2021. Universitas Padjajaran (Unpad) menyelenggarakan kegiatan Studium Generale mahasiswa koas Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Fakultas Kedokteran (FK) Unpad secara daring yang akan berlangsung hingga 11 Februari 2021.

Ketua Program Studi Kedokteran Hewan Unpad, Drh Endang Yuni Setyowati, dalam sambutannya mengatakan bahwa Studium Generale PPDH FK Unpad merupakan pekan pembekalan dan pembelajaran bagi mahasiswa PPDH sebagai persiapan sebelum memasuki semester baru.

Adapun ruang lingkupnya dijelaskan Endang, meliputi refresh materi terkait mata kuliah semester yang akan berlangsung, pembekalan dari para pakar/praktisi/stakeholder sesuai mata kuliah dan pemantapan materi terkait problem terkini dunia kedokteran hewan.

“Alhamdulillah di kondisi pandemi sekarang ini kita mendapat mitra-mitra yang sangat baik sebagai wahana mahasiswa koas untuk kegiatan pencapaian kompetensi sebagai dokter hewan,” ujar Endang.

Ia berharap, “Semoga apa yang disampaikan oleh para narasumber memberikan manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat lainnya, khususnya untuk kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewannya.”

Pada kesempatan tersebut, national poultry technical consultant, Drh Baskoro Tri Caroko (BTC), didaulat sebagai narasumber sesi kedua mewakili Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI). Dihadapan sekitar 40 mahasiswa kedokteran hewan Unpad, Baskoro mengupas materi mengenai upaya sektor perunggasan dalam mewujudkan sumber pangan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), terkait pola pemeliharaan unggas secara holistik sebagai strategi pengendalian penyakit untuk meningkatkan produktivitas.

“Sebagai calon dokter hewan, pola pemeliharan unggas secara holistik menjadi sangat penting agar bisa mengurai akar masalah secara profesional dan memberikan manfaat kepada peternak,” kata Baskoro.

Lebih lanjut dijelaskan, pola pemeliharaan holistik menjadi acuan dokter hewan perunggasan karena memperhatikan faktor lingkungan, hewan dan manusia, atau interaksi ketiganya, serta tentunya kesehatan unggas, kepentingan pemilik dan kemakmuran sesama manusia.

“Implementasinya pada peternakan unggas yakni pengendaliannya langsung pada sumber penyebab kejadian penyakit dan menjadi solusi praktis, efektif dan efisien untuk mencegah terjadinya re-emerging disease,” jelas dia.

Ia juga menegaskan, dengan pemeliharaan secara holistik dapat dengan mudah mengendalikan penyakit dengan mencegah terbentuknya sumber penularan dan menghilangkan penyebab terjadinya stres. Lebih memperhatikan kesejahteraan unggas dengan pakan berkualitas dan tertib vaksinasi.

“Dengan berhasil mencegah penyakit dan penyakit re-emerging, daging dan telur unggas menjadi aman, sehat, utuh dan halal, serta bebas dari residu antibiotik dan bahan kimia lainnya,” pungkasnya. (RBS)

NAHKODA BARU ASOSIASI AHLI NUTRISI DAN PAKAN INDONESIA PERIODE 2021-2024

Kongres Nasional V AINI melalui daring. (Foto: Istimewa)

Dalam suasana pandemi, para ahli nutrisi dan pakan Indonesia yang tergabung dalam wadah Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) menyelenggarakan Kongres Nasional V secara daring, pada Sabtu (6/2/2021).

Kongres diikuti oleh para dewan pengurus pusat, dewan pengurus wilayah, peninjau dan anggota AINI dari berbagai wilayah di Indonesia, juga dihadiri Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sekaligus sebagai Wakil Ketua Umum AINI, Dr Nasrullah.

Ketua Umum AINI periode 2015-2021, Prof Dr Nahrowi, mengingatkan tentang tantangan AINI sebagai organisasi profesi di masa kini dan mendatang. Menghadapi tantangan di era digital, yakni semua perubahan bisa terjadi sangat cepat, serba sulit diprediksi, serta ada banyak sekali masalah yang sangat kompleks.

Menghadapi hal itu, ia berharap semua anggota AINI bisa menjadikan tantangan yang ada sebagai peluang berkembang menuju yang lebih baik. “Karena saat ini kita dihadapkan pada perubahan teknologi yang jauh lebih cepat dibanding perubahan bisnis,” kata Nahrowi.

Kongres yang diselenggarakan tiap lima tahun tersebut didahului oleh orasi ilmiah dengan menghadirkan dua narasumber penting, yakni Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Ir R. Anang Noegroho Setyo Moeljono MEM, yang membawakan orasi bertema “Tantangan Inovasi dan Teknologi Pakan dalam Mendukung Kebijakan Pembangunan Peternakan Nasional.” Kemudian orasi Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek/BRIN, Prof Dr Heri Hermansyah S T MEng, mengenai “Pentingnya Sinergitas AINI dengan Kementerian BRIN dalam Kegiatan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat di Bidang Peternakan.”

Dalam kongres yang berlangsung secara kekeluargaan tersebut, pimpinan sidang Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Dr Ali Agus menetapkan dengan suara bulat yakni Dr Ir Osfar Sjofjan MSc IPU ASEAN Eng sebagai Ketua Umum AINI periode 2021-2024.

Dalam pernyataannya, Osfar mengharapkan koordinasi yang lebih baik lagi antar anggota untuk membentuk kepengurusan AINI yang baru tersebut.

“Karena tantangan ke depan pasti tidak akan mudah. Kita harap arahan, bantuan, serta dukungannya untuk acara-acara AINI ke depan,” katanya. (IN)

CHINA MENCABUT PENANGGUHAN EKSPOR BRASIL

Administrasi Umum Kepabeanan China (GACC) telah mencabut penangguhan ekspornya dari 3 pabrik Brasil pada minggu terakhir Januari 2021.

2 pabrik milik JBS dan 1 milik Aurora, sebelumnya dilarang mengekspor ke Cina menyusul masalah terkait virus Corona. Pabrik JBS yang terkena dampak masing-masing berlokasi di Tres Passos (babi) dan di Passo Fundo (ayam), keduanya terletak di negara bagian Rio Grande do Sul. Selain itu, Cina mencabut penangguhan ekspor daging dari pabrik Aurora di Chapeco, Santa Catarina. Pada bulan April 2020, Passo Fundo JBS, diperiksa oleh Kantor Kejaksaan Tenaga Kerja (MPT) Brasil karena wabah Covid-19 di antara para pekerjanya.

Pada bulan Agustus tahun yang sama, Kementerian Pertanian Brasil memutuskan dengan sendirinya untuk menghentikan ekspor pabrik ini ke China. Dalam catatannya, JBS mengatakan tindakan tersebut mencerminkan misi perusahaan untuk menerapkan tingkat kesehatan dan kualitas tertinggi. Perusahaan saat ini memiliki 25 pabrik di Brasil, yang diizinkan untuk mengekspor ke China.

Dimulainya kembali ekspor dari pabrik Aurora di Chapeco menyusul penangguhan oleh otoritas China awal bulan ini. Perusahaan menyatakan telah menginvestasikan €15 juta untuk menerapkan langkah-langkah untuk melindungi pekerjanya dari virus corona baru. (via poultryworld)

BULGARIA MEMUSNAHKAN KAWANAN LAYER KARENA FLU BURUNG

Wabah flu burung di sebuah peternakan Bulgaria dengan lebih dari 99.000 ayam petelur telah memaksa pihak berwenang untuk memusnahkan kawanan yang tersisa.

Wabah itu adalah yang pertama di negara Balkan dalam tujuh bulan terakhir, menurut badan keamanan pangan Bulgaria.

Pihak berwenang belum menetapkan jenis flu burung di peternakan di kota utara Slaviyanovo itu, tetapi jenis yang dominan di Eropa sekarang adalah H5N8.

Serangkaian wabah flu burung telah dilaporkan di Jerman dan tempat lain di Eropa dalam beberapa bulan terakhir dengan burung liar yang diduga menyebarkan penyakit tersebut.

Risiko terhadap manusia dari penyakit ini dianggap rendah, tetapi wabah di masa lalu di antara unggas peternakan telah mengakibatkan program pemusnahan ekstensif untuk menahan penyebarannya.

PROYEK HENTRACK MENINGKATKAN GENETIKA UNGGAS

Langkah untuk meningkatkan pembiakan ayam petelur dengan menggunakan pelacakan inovatif dan strategi analisis data telah mendapat dukungan dari perusahaan genetika besar.

Perusahaan asal Belanda Hendrix Genetics Layers akan mendukung HenTrack, sebuah proyek penelitian inovatif yang berbasis di Center of proper Housing of Poultry and Rabbits (ZTHZ) di Swiss, yang melihat pembiakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan sekaligus meningkatkan produksi telur yang berkelanjutan pada saat yang bersamaan.

Proyek senilai US $468.000 yang dipimpin oleh Dr Michael Toscano, akan menggunakan fasilitas penelitian skala besar di The Aviforum di Zollikofen untuk melakukan pengamatan yang rinci dan terus menerus terhadap ayam petelur individu selama seluruh periode bertelur. ZTHZ sebelumnya telah menunjukkan pola perilaku yang konsisten dari masing-masing ayam petelur yang sangat berbeda antar ayam. Pola tersebut tampaknya terkait dengan proses biologis dasar (misalnya epigenom) dan terkait dengan kondisi yang relevan dengan kesejahteraan hewan, seperti cedera tulang.

Dengan dukungan dari Open Philanthropy, data yang dihasilkan oleh HenTrack akan mencakup informasi tentang bagaimana hewan menyesuaikan diri dengan stres komersial standar, seperti perubahan pola makan dan vaksinasi, serta variasi dalam lingkungan mereka, termasuk akses ke area luar ruangan (taman). Informasi yang dikumpulkan di Aviforum, menggunakan kelompok besar yang masing-masing terdiri dari 225 ayam petelur dalam sistem kandang komersial, akan digabungkan dengan evaluasi breeding tradisional yang dilakukan oleh Hendrix dalam kelompok kecil dan pengamatan yang lebih terfokus.

Upaya ini akan menghasilkan ayam petelur yang berkinerja baik di semua kondisi kandang. Fokus saat ini adalah pada breed Dekalb White yang berkinerja tinggi, breed yang dengan cepat mendapatkan pangsa pasar di seluruh dunia. Ayam Dekalb White dikenal karena perilakunya yang jinak dan performanya yang bagus.

Selama dekade terakhir, Hendrix telah menjalin kolaborasi penelitian dengan Dr Toscano, dan meyakini jika pekerjaan dengan Dekalb berjalan dengan baik, nantinya dapat diperluas ke breed lain. (Via Poultryworld.net)

BRASIL BERHARAP DAPAT MEMPRODUKSI 14,5 JUTA TON AYAM PADA 2021

Brasil memproyeksikan produksi 14,5 juta ton daging ayam pada 2021, 5,5% lebih banyak dari rekor sebelumnya yang dicapai tahun lalu.

Asosiasi Protein Hewan Brasil (ABPA) memperkirakan konsumsi domestik per kapita 47 kg, naik 4,4% dari tahun 2020 (45 kilogram). Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memperkirakan ekspor Brasil meningkat 2,1% dari tahun ke tahun dibandingkan tahun 2020. Tahun lalu, Brasil mengekspor 4,23 juta ton daging ayam.

The Center for Advanced Studies in Applied Economics (Cepea) di University of Sao Paulo menjelaskan bahwa meskipun China meningkatkan produksi ayamnya sendiri, ekspor Brasil ke China diprediksi akan meningkat pada tahun 2021. Selain itu, ekspor ke negara lain diperkirakan juga akan meningkat.

Menurut Laporan Fokus Bank Sentral, ekonomi Brasil dapat tumbuh sebesar 3,4% pada tahun 2021. Meskipun demikian, tingkat pengangguran yang tinggi, dan berakhirnya bantuan darurat yang diberikan oleh pemerintah federal dapat berdampak negatif pada pendapatan keluarga, terutama di daerah dengan angka kemiskinan tinggi.

Hal itu bisa menguntungkan penjualan daging ayam dan terutama penjualan telur karena harganya lebih rendah dibandingkan dengan protein lainnya. “Kemungkinan vaksinasi Covid-19 memungkinkan orang untuk kembali ke acara sosial, yang juga dapat meningkatkan konsumsi,” kata peneliti Cepea. ABPA memperkirakan bahwa pada 2021, produksi telur Brasil dapat meningkat 5% dibandingkan tahun 2020, menjadi 56,2 miliar telur. Konsumsi diperkirakan mencapai 265 telur per kapita sepanjang tahun, 6% lebih tinggi dari perkiraan pada tahun 2020. (Via Poultryworld)

GEN EDITING MEMBUAT AYAM KEBAL TERHADAP FLU BURUNG

EggXYt, perusahaan Israel, baru-baru ini merambah ke bidang pencegahan penyakit, khususnya proyek untuk mengembangkan ketahanan terhadap flu burung (AI) pada ayam.

“Sejak awal, kami mengidentifikasi pencegahan penyakit pada unggas sebagai masalah yang layak dipecahkan,” kata perusahaan itu. “Dengan AI khususnya, setiap kali wabah dilaporkan, biasanya semua unggas dalam radius tertentu harus dimusnahkan oleh hukum, terlepas dari apakah mereka telah terinfeksi atau tidak. Wabah AS tahun 2015, misalnya, menyebabkan kematian 50 juta unggas dan kerugian ekonomi sebesar US $3,3 miliar. Saat ini, beberapa negara menangani AI dengan vaksin dan langkah-langkah biosekuriti yang ditingkatkan, tetapi ini tidak cukup untuk mencegah semua wabah.”

EggXYt mengumpulkan tim ahli biologi molekuler kelas dunia yang keahliannya terletak pada penyuntingan gen dan ilmu unggas. Dengan menggunakan gen editing, tim tersebut dapat memberikan kekebalan genetik pada ayam terhadap sejumlah penyakit contohnya adalah flu burung.

“Kami percaya gen editing adalah masa depan semua pembiakan. Ini lebih cepat, lebih tepat, lebih murah, dan mampu melakukan lebih banyak dibandingkan dengan breeding tradisional. Tentu saja, kami mendukung penyebarannya dengan cara yang aman dan teregulasi,” lanjut EggXYt. “Kami berencana untuk menjadi yang terdepan dalam solusi kesehatan hewan berbasis gen editing yang akan meningkatkan kesejahteraan hewan, mengubah rantai pasokan protein hewani, dan meningkatkan keberlanjutan industri ini secara keseluruhan. Kami berharap dapat mencapai ini baik melalui inovasi internal maupun melalui lisensi teknologi eksternal untuk usaha masa depan kami dalam genetika unggas dan spesies lainnya.” (Via poultryworld.net)

WORK BASED ACADEMY, PROGRAM MAGANG TINGKATKAN KETERAMPILAN SARJANA PETERNAKAN

Yesakh Ryan saat magang pada peternakan broiler unit Kalimantan Tengah. (Foto: Istimewa)

Mencari pengalaman sebelum bekerja menjadi hal penting bagi sebagian besar manusia. Banyak cara untuk mendapatkan pengalaman, salah satunya melalui magang. Begitu pula dengan Yesakh Ryan, lulusan Universitas Palangka Raya program studi (prodi) Peternakan yang menjadi salah satu peserta Work Based Academy (WBA) batch 2.

WBA merupakan program kerja sama antara Fakultas Peternakan UGM dengan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Yesakh Ryan sendiri saat ini ditempatkan pada peternakan broiler unit Kalimantan Tengah.

Ia bercerita sempat pesimis saat mendaftar program WBA. Hal ini karena banyak pendaftar lain yang berasal dari universitas ternama di Indonesia.

“Tetapi keinginan saya yang besar untuk berkarir di dunia perunggasan membuat saya semangat dan tetap maju. Saya berpikir, meskipun akhirnya tidak lolos, setidaknya saya pernah mencoba,” ucap Yesakh Ryan, saat sesi monitoring evaluasi rutin WBA yang dilakukan melalui daring, Jumat (15/1/2021).

Berkat usaha dan tekad yang besar, Yesakh dinyatakan lolos menjadi bagian WBA batch 2. Banyak hal yang sudah ia didapatkan, terutama pada materi yang kemudian diterapkan saat magang di lapangan. Pemahaman akan situasi lapangan dan cara mengatasi permasalahan menjadi pembelajaran yang didapatkan. Disana, ia juga mendapat bimbingan langsung oleh mentor berpengalaman di bidang perunggasan.

“Sebagian peternak belum semua mengetahui mengenai manajemen pemeliharaan kandang closed house yang sesuai dengan standar perusahaan. Hal ini mengakibatkan saat proses pemeliharaan kurang maksimal. Tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan mendiskusikan segala permasalahan dengan tim atau mentor saat di lapangan,” ucapnya.

Tentunya dengan pengalaman yang diperoleh saat magang, menjadikan Yesakh lebih unggul dan siap menghadapi dunia pekerjaan serta mampu bersaing dengan SDM dari dalam maupun luar negeri.

“Saya bersyukur bisa mendapat kesempatan luar biasa ini dan menjadikan saya tidak menyesal telah terjun di bidang peternakan,” ungkap Yesakh.

General Manager Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Ir M. Syafri Afriansyah, memaparkan bahwa setiap peserta WBA mendapatkan pendampingan dari mentor atau senior selama magang enam bulan.

“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta dalam budi daya broiler menggunakan sistem closed house. Sehingga setiap peserta benar-benar mengetahui bagaimana business process dalam peternakan broiler yang dijalankan secara efisien,” tutur Syafri.

Sementara Dekan Fakultas Peternakan UGM sekaligus penggagas program WBA, Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng, menjelaskan bahwa lulusan program studi peternakan harus mampu menjawab tantangan perkembangan industri 4.0 atau disruption era.

“Adaptasi dengan adanya perubahan pola tersebut harus mampu dihadapi dengan bijaksana, yakni dengan meningkatkan keterampilan sesuai kebutuhan saat ini. Complex problem solving menjadi target keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap peserta program WBA,” kata Prof Ali. (IN)

KONSOLIDASI PETERNAK DAN STAKEHOLDER STABILKAN HARGA AYAM HIDUP

Konsolidasi stakeholder perunggasan sepakati kenaikan harga

Selasa 2 Februari 2021 yang lalu diadakan pertemuan antara peternak yang tergabung dalam asosiasi (GOPAN & PINSAR), pemerintah (Kementan, Kemendag, & satgas pangan), serta perwakilan anggota DPR. Mereka membahas urgensi harga live bird yang kembali anjlok dibawah HPP.

Berdasarkan penuturan Mukhlis, salah seorang perwakilan peternak, harga ayam hidup di kandang per tanggal 2 Februari 2021 anjlok di level Rp. 15.000 – Rp. 16.000 per kilogram di berbagai wilayah. Padahal, HPP peternak berada di angka Rp. 19.000 – Rp. 19.500.

“Sekarang ini harga pakan saja sudah menyentuh Rp.7.200 – Rp.7.500/kg, DOC Rp. 6.300 – Rp. 6.500, kalau harga jualnya cuma Rp.15.000 – Rp. 16.000 rugi banget kita. Minimal kita HPP di Rp. 19.000-an,” tutur Mukhlis.

Senada dengan Mukhlis, Kholik yang juga peternak asal Malang juga mengungkapkan keluhannya terhadap harga ayam yang kembali anjlok. Menurutnya peternak dalam hal ini lebih baik daripada pemerintah yang memberikan subsidi harga ayam hidup.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah mengatakan bahwa pemerintah sudah semaksimal mungkin berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menstabilkan harga ayam hidup. Dirinya secara blak-blakan juga mengancam kepada semua stakeholder untuk tidak “bermain di air keruh”.

“Kami sudah atur kuota impor GP, kita atur cutting segala macam, kalau sudah begini masih ada yang macam – macam, nanti biar kita cabut izin usahanya. Data kami ada, yang belum melakukan cutting silakan ikuti aturannya, kami juga sudah berkolaborasi dengan kemendag dan kementerian terkait, pokoknya ini harus selesai,” sergah Nasrullah.

Pada hari itu akhirnya seluruh perwakilan yang hadir menyepakati adanya kenaikan harga ayam hidup sebesar Rp.1000/kg per tanggal 3 Februari 2021. Nantinya di hari – hari berikutnya harga ayam hidup akan dinaikkan secara bertahap sebesar Rp.500 hingga menyentuh Rp.19.000/kg sesuai dengan HPP.

Ketua Umum PINSAR yang juga anggota Komisi IX DPR – RI Singgih Januratmoko mengatakan bahwa situasi perekonomian yang tidak kondusif kini juga mempengaruhi rendahnya daya serap daging ayam. Oleh karena itu, upaya perbaikan harga unggas harus dilakukan secara bertahap.

“Sekarang semua juga sedang lesu, makanya kita harapkan kenaikan ini benar – benar bisa mencapai harga Rp.19.000 dengan penyerapan yang baik,” tutur Singgih.

Ia juga berharap peran pemerintah juga dalam menjaga kondisi permintaan dan penawaran perunggasan. Pengawasan harus terus dilakukan hingga situasi normal sehingga harga yang terbentuk juga sesuai dengan harapan para peternak.(CR)

TELUR DAN MANFAAT GIZI DI MASA PANDEMI DIBAHAS DI ILC

Webinar ILC edisi ke-16 membahas mengenai Telur dan Manfaat Gizi di Masa Pandemi. (Foto: Dok. Infovet)

“Telur merupakan sumber protein hewani paling murah yang mudah terjangkau masyarakat. Protein hewani sangat penting, terutama untuk anak dalam masa pertumbuhan. Telur adalah protein hewani termurah, kaya akan gizi, serta mengandung banyak vitamin. Karena sangat lengkap zat gizi yang terkandung, telur sering kali disebut Kapsul Ajaib,” ujar panitia Indonesia Livestock Club (ILC), Andang S. Indartono dalam webinar ILC edisi ke-16 bertajuk “Telur dan Manfaat Gizi di Masa Pandemi”, Senin (1/2/2021).

Khususnya di era pandemi saat ini selain penerapan protokol kesehatan yang ketat, juga dibutuhkan asupan sumber pangan yang bergizi untuk membangun sistem pertahanan tubuh dalam melawan penyakit, salah satunya melalui telur ini.

Menurut Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, DR Dhian Probhoyekti Dipo MA, Indonesia masih mengalami kendala kekurangan dan kelebihan gizi bagi anak maupun balita, serta permasalahan kekurangan energi kronis bagi ibu hamil. Hal ini diakibatkan asupan pangan yang kurang bergizi dan tidak beragam.

“Untuk itu sesuai arahan presiden, kita harus melakukan perbaikan pola konsumsi makanan sesuai gizi seimbang, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses terhadap sumber gizi dan lain sebagainya,” tutur Dhian yang menjadi pembicara pertama.

Salah satu sumber pangan bergizi, lanjut dia, adalah telur yang memiliki gizi lengkap, ketersediaan melimpah, harga murah, daya terima baik, pengolahannya mudah, hingga diterima oleh semua agama.

“Telur menjadi prioritas pilihan yang paling layak sebagai sumber protein hewani keluarga. Data dari BPS 2018, konsumsi telur kita baru hanya 20,58%, untuk itulah edukasi dan pemahaman mengenai manfaat telur sangat diperlukan, apalagi di era pandemi. Perlu upaya bersama untuk meningkatkan konsumsi telur ini,” katanya dihadapan 300 peserta yang hadir.

Alasan mengapa pentingnya telur dikonsumsi, dipaparkan Dhian adalah karena di dalam telur terkandung nilai gizi yang sangat baik, diantaranya energi (154 kkal), protein (12,4 g), lemak (10,8 g), zat besi (3,0 mg), kalsium (86 mg), fosfor (258 mg), zinc (1,5 mg), vitamin (A, B1, B2, B3) dan lain sebagainya. Sehingga konsumsi satu butir telur sangat disarankan, khususnya bagi anak dalam masa pertumbuhan dan ibu hamil (perkembangan dan pertumbuhan sel otak janin dan anak).

Kendati demikian, lanjut dia, saat ini masih banyak mitos yang terjadi di masyarakat mengenai konsumsi telur, yakni mitos alergi, kolesterol, bahkan ibu hamil tidak disarankan mengonsumsi telur.

“Padahal faktanya tidak semua anak alergi akibat konsumsi telur, memperkenalkan telur sejak dini justru membantu mengurangi reaksi alergi. Kemudian telur mengandung protein dan 11 vitamin dan mineral yang sangat baik dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil,” ungkapnya.

“Konsumsi satu butir telur juga tidak akan meningkatkan kolesterol, itu sudah dilakukan penelitian. Karena satu butir telur setiap hari, gizi keluarga terpenuhi, bebas stunting dan Indonesia kuat,” pungkas Dhian.

Webinar yang dilaksanakan pada pukul 13:00 WIB ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Penasehat Pinsar Petelur Nasional, Yoseph Setiabudi dan Guru Besar FKH Unair, Prof Dr Ir Sri Hidanah MS. Webinar diselenggarakan atas kerja sama Indonesia Livestock Alliance (ILA) dan Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI). (RBS)

HA-IPB SALURKAN 1.000 PAKET BANTUAN TAHAP DUA KE BOTTENG UTARA, MAMUJU SULAWESI BARAT

Himpunan Alumni IPB, konsisten mengulurkan tangan kepada korban bencana

Kembali Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) menyalurkan 1.000 paket bantuan tahap kedua untuk warga terdampak gempa di beberapa dusun di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Sabtu (30/1). Tim ARM HA-IPB dipimpin Wakil Sekretaris Jenderal 1, Musbakri Ahmad, serta didukung personel DPD HA-IPB Sulsel dan DPD HA-IPB Sulbar.

Dalam aksi kali ini, ARM HA-IPB mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke lima dusun yang paling parah di tiga desa. Kelima dusun itu adalah Dusun Pasada, Dusun Popangan, dan Dusun Adi-adi di Desa Botteng Utara; Dusun Tekbong di Desa Botteng Induk, kedua Desa itu berada di Kecamatan Simboro; serta Dusun Suri, Desa Pasangaan, Kecamatan Tapalang. 

ARM HA-IPB menyediakan beragam jenis bantuan kemanusiaan yang amat dibutuhkan warga, sesuai hasil kajian cepat dan masukan dari jaringan relawan Desa Quran pimpinan tokoh filantropi Sunaryo Adhiatmoko. Bantuan kemanusiaan itu berupa terpal untuk tenda, paket hygiene dan sanitasi pribadi, beras, mi instan, perlengkapan kebutuhan kaum perempuan dan lansia (pembalut dan diapers), perlengkapan salat (mukena dan sarung), serta paket bingkisan anak-anak. 

“ARM dan mitra-mitranya berkewajiban menyalurkan bantuan ini kepada mereka yang paling membutuhkan. Dan kawasan yang kami pilih ini memang mengalami dampak cukup parah akibat gempa 14-15 Januari 2021 lalu,” ujar Musbakri. Untuk Desa Botteng Utara saja, misalnya, dengan total penduduk 2.560 jiwa, sekitar 90 persen bangunan rusak berat, termasuk bangunan sekolah dan tiga mesjid. Masih banyak warga yang membutuhkan terpal dan tenda, karena rumah mereka tak bisa dihuni lagi akibat rusak berat.

Penyaluran bantuan kepada para korban gempa

Menurut rencana, ARM HA-IPB masih akan melanjutkan misi kemanusiaan di Sulawesi Barat dengan mengirimkan bantuan tahap ketiga. Sasaran bantuan tahap ketiga adalah pengadaan air bersih dan sanitasi (water and sanitation) serta dukungan renovasi mesjid.  “Air bersih dan rumah ibadah adalah kebutuhan mendesak warga. Hal ini kami identifikasi setelah berdiskusi dengan masyarakat dan jaringan relawan yang bergiat di Botteng Utara,” kata Ahmad Husein, Ketua Umum ARM HA-IPB. 

Bantuan kemanusiaan yang disalurkan hari ini tak lepas dari dukungan para mitra yang menyalurkan donasi mereka melalui ARM HA-IPB. Mereka adalah DPD HA-IPB Sulsel, Yayasan Jendela Kemanusiaan Lestari (JKL), DPD HA-IPB Sulawesi Tenggara, Sekolah Bisnis IPB (SB IPB), Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) Masjid Alumni IPB, Trans Berkah Makmur, Anthoceros (kelompok 9 TPB Angkatan 20), dan Sirius (Badan Eksekutif Mahasiswa) FPIK-IPB. (INF)

KONGRES LUAR BIASA DAN KONSOLIDADI NASIONAL ISPI 2021

Pada 29-30 Januari 2021 ISPI menyelenggarakan Kongres Luar Biasa dan Konsolidasi Nasional Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia. Bertempat di Hotel Aston Sentul Lake Resort & Conference Center, Bogor, Jawa Barat.

Dibuka oleh Ketua UMUM PB ISPI Ir Didiek Purwanto IPU, kongres tersebut mengusung tema “Menjadikan ISPI Organisasi Profesi yang Mampu Menjawab Tantangan Dunia Peternakan”. Dihadiri Pengurus Besar ISPI, juga pengurus cabang se-Indonesia, acara ini dilakukan secara offline dan online melalui Zoom dan Youtube.

Menutup sambutannya Didiek mengatakan, "Sudah waktunya ISPI mempunyai rumah untuk setiap anggota ISPI melakukan proses keprofesiannya. Saya berharap bisa didukung semua PC di Indonesia kita akan membangun rumah ISPI di ibukota. Ini menjadi mimpi kita. Agar adik-adik kita nantinya tidak terlaku repot berkonsolidasi satu dengan yang lainnya.".

Ketua Umum PB ISPI Didiek Purwanto

Acara selengkapnya bisa disaksikan di channel Youtube PB ISPI:

Kongres Luar Biasa ISPI membuahkan hasil sebagai berikut:

  1. Nama ISPI diganti menjadi Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia, tetap disingkat ISPI. Penggunaan kata perkumpulan menyesuaikan dengan peraturan Kemenkumham RI.
  2. Jenjang kepengurusan dirapikan menjadi Pengurus Besar (PB), Pengurus Wilayah (PW) dan Pengurus Cabang (PC) dengan kedudukan di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
  3. Persyaratan pembentukan Pengurus Cabang (PC) harus mempunyai minimal 10 anggota dengan kedudukan di Kabupaten/Kota.
  4. Kedaulatan tertinggi berjenjang dari PB, PW dan PC adalah Kongres/Musyawarah/Rapat Anggota.
  5. Hak suara pada Kongres adalah suara PW dan PC.
  6. Selama masa transisi untuk daerah yang memiliki lebih dari 1 PC, PB ISPI akan mengeluarkan Peraturan PB, diantaranya mendorong peleburan beberapa PC untuk membentuk PW. Kemudian PW yang baru terbentuk bertanggung jawab untuk mendorong terbentuknya PC di Kabupaten/Kota.
  7. Detil penjabaran Anggaran Dasar (AD) dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) akan diselesaikan oleh tim kecil PB dalam kurun  2 hari untuk AD dan 2 minggu hingga maksimal 1 bulan untuk ART.

AGAR MASALAH KEKERDILAN TIDAK MELEBAR

Bulu sayap ayam yang mengalami stres. (Foto: Istimewa)

Ada beberapa upaya yang harus lebih diperhatikan agar ayam tidak mengalami kekerdilan dan tumbuh dengan normal. Beberapa diantaranya tentu saja faktor manajemen dan upaya kontrol yang lebih ketat.

Perlu diingat bahwa dampak yang muncul dari kekerdilan dapat menimbulkan kerugian ekonomi sehubungan dengan gangguan pertumbuhan dan pencapaian bobot panen yang rendah, peningkatan konversi ransum, serta peningkatan jumlah ayam afkir. Hasil penelitian Hidayat (2014), menyebutkan bahwa sindrom ini dibagi menjadi beberapa kategori:

• Jika terjadi sebanyak 5-10% dari populasi, termasuk kategori ringan.
• Jika kejadian mencapai > 10-30% dari populasi, termasuk kategori buruk.
• Jika kejadian mencapai > 30% dari populasi, termasuk dalam kategori bencana besar.

Kasus ayam kerdil sendiri di lapangan seringkali terbagi menjadi dua kategori, yaitu jika dalam waktu lima minggu bobot ayam kurang dari 200 gram setiap ekornya, maka dikategorikan sebagai kasus “runting”. Namun jika kekurangan bobotnya antara 200 gram sampai 1 kg, maka dikategorikan sebagai kasus “stunting”.

Perhatikan Manajemen Brooding
Menurut konsultan perunggasan dan Manajer Operasional PT Sumber Unggas Indonesia, Carlim, kebanyakan kejadian di broiler yang terjadi 50%-nya adalah stunting.

“Kalau dulu waktu saya masih pegang broiler itu kalau brooding enggak benar, sehabis diangkat itu brooder pasti langsung kelihatan, keciri pokoknya. Makanya saya bilang “ritual” brooding itu sangat sakral, kalau enggak bisa lewati itu dengan baik pasti hancur,” tutur Carlim.

Pasalnya lanjut dia, pada masa ini sering disebut dengan masa kritis karena terjadi pertumbuhan yang pesat dimana terjadi pembelahan (hiperplasia) dan pembesaran (hipertropi) sel-sel tubuh ayam. Perkembangan organ yang terjadi meliputi sistem kekebalan, pencernaan, pernapasan maupun thermoregulasi.

Ketersediaan ransum saat chick-in dan tercapainya feed intake berpengaruh terhadap besar dan panjangnya usus, pengaturan suhu tubuh anak ayam dan tingkat kepadatan akan sangat berpengaruh. Penanganan DOC yang kurang optimal pada periode ini akan mempengaruhi pertumbuhan bobot ayam pada periode berikutnya.

Kualitas Pakan Harus Jempolan
Pertumbuhan ayam sangat cepat tentunya juga dipengaruhi… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2021. (CR)

KUNCI DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN & UPAYA PERBAIKAN PERFORMA BROILER MODERN

Gangguan pertumbuhan ini harus benar-benar bisa dideteksi lebih dini. (Foto: Infovet/Ridwan)

Pola percepatan pertumbuhan broiler modern dalam 5-10 tahun terakhir benar-benar menyita perhatian khalayak pemerhati dunia peternakan global. Tidak hanya kalangan peneliti dan praktisi, namun juga para pebisnis. Industri ini benar-benar “eye cathing” bagi pebisnis di sektor agrikultur. Bagaimana tidak, sumber protein hewani yang terjangkau dari sisi harga dibanding yang lainnya dari waktu ke waktu terus mengalami kenaikan konsumsi.

Berdasarkan data yang dihimpun Rabobank, pasar daging Indonesia antara tahun 2014-2023, prosentase tertinggi kontribusi terhadap pasar daging adalah broiler (67%), dibanding daging sapi (16%) dan babi (14%). Apabila dibandingkan dengan komoditas protein hewani lain, untuk daging broiler sebesar ± 6%, dimana daging sapi ±2,8% dan babi hanya sekitar 3,4%. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian dunia terhadap perkembangan broiler modern selalu menjadi topik diskusi yang hangat dari waktu ke waktu.

Namun dalam 2-3 bulan terakhir, goncangan performa broiler modern dirasakan semakin berat bahkan menjadi titik kritis yang harus diwaspadai dan disikapi dengan tindakan ekstra agar kondisi performa ayam tidak semakin terpuruk. Pandemi COVID-19 ternyata tidak hanya berdampak terhadap aspek bisnisnya saja, namun performa broiler modernpun mengalami erosi dengan berbagai variasi derajat keparahan.

Selain itu ketahanan tubuh broiler modern kini dirasa semakin rentan terhadap penyakit infeksius ataupun penyakit metabolik, pertambahan berat harian ayam (ADG/average daily gain) pun mengalami koreksi meskipun dengan tingkatan keparahan yang bervariasi (telat tumbuh berkisar antara 2-5 hari vs umur yang standar). Bahkan apabila diamati keseragaman pun semakin pecah seiring dengan kebutuhan nutrisi dengan semakin besar ukuran berat tubuh ayam.

Gangguan pertumbuhan ini harus benar-benar bisa dideteksi lebih dini, sebelum kondisinya semakin parah dan pastinya akan berdampak terhadap efisiensi (FCR/feed conversion ratio). Mengingat biaya pakan pada budi daya broiler menempati porsi yang cukup tinggi sekitar 57%. Sehingga atas pertimbangan ini, penulis akan mencoba mengurai lebih rinci bagaimana deteksi dini yang harus dilakukan peternak dan bagaimana upaya penyesuaian tindakan agar performa ayam tidak semakin terpuruk lebih dalam.

Deteksi Dini Problematika Pertumbuhan & Upaya Perbaikannya
Deteksi dini sejatinya merupakan tindakan antisipatif sekaligus upaya preventif meminimalisir dampak buruk adanya suatu kejadian yang diprediksi akan berdampak fatal. Dengan upaya mendeteksi lebih awal maka diharapkan bisa terhindar dari kejadian buruk. Demikian juga deteksi dini gangguan pertumbuhan ini, semakin cepat terdeteksi maka dampak negatifnya bisa ditekan.

Ada tiga parameter kunci upaya deteksi dini terkait dengan tata laksana manajemen pemeliharaan, diantaranya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2021.

Eko Prasetio, DVM
Praktisi perunggasan (commercial broiler farm consultant)

MENGGUGAH MINAT KAUM MILENIAL BERBISNIS SAPI PEDAGING

Jumpa publik pengalaman merintis peternakan sapi pedaging di Indonesia oleh Nanang Purus Subendro. (Foto: Istimewa)

Dalam suasana serba sulit seperti yang terjadi disaat pandemi ini, industri sapi pedaging di Indonesia harus bisa kreatif dan beradaptasi dengan keadaan di lapangan. Sebelum pandemi industri sapi pedaging mengalami banyak tekanan, khususnya karena adanya persaingan dengan daging impor, disamping masalah produktivitas, urusan jebakan pangan daging sapi, kehalalalan, serta aspek kesejahteraan ternak.

Pada awal pandemi, industri sapi pedaging mengalami kesulitan baik dalam hal pengadaan sarana produksi peternakan, khususnya bakalan dan pakan, kenaikan biaya distribusi dan penurunan omzet karena berkurangnya kegiatan yang membutuhkan banyak daging. Selain itu, pandemi juga berdampak negatif terhadap industri sapi pedaging karena turunnya daya beli masyarakat.

Di sisi lain, ada harapan besar peternakan sapi pedaging bisa berkontribusi menjadi salah satu penopang food estate, lumbung pangan, memiliki peran besar pada pemenuhan sumber protein hewani bangsa, yang penting bagi keberlanjutan generasi muda Indonesia yang maju, cerdas, sehat dan berdaya saing tinggi.

Menghadapi kondisi tersebut, para generasi milenial harus dapat menghadapi fakta ini dengan optimisme. Jika berminat untuk terjun di peternakan sapi pedaging, persiapan harus dilakukan sejak dari sekarang, antara lain dengan mempelajari, bergelut langsung di peternakan sapi, serta berinteraksi dengan para pelaku bisnis sapi pedaging.

Hal itu dipaparkan oleh Nanang Purus Subendro, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) yang juga Direktur PT Indo Prima Beef (IPB) dalam acara “Jumpa Publik: Pengalaman Merintis Peternakan Sapi Pedaging di Indonesia” yang diselenggarakan Indonesia Livestock Alliance (ILA) melalui daring, Sabtu (16/1/2021).

Untuk mendorong para milenial dapat menekuni peternakan sapi pedaging, Nanang secara terbuka menyediakan farm-nya untuk dijadikan sarana pelatihan dan pembelajaran dalam beternak sapi pedaging. Kesempatan magang di farm PT Indo Prima Beef yang berlokasi di Lampung Tengah, terbuka luas bagi para calon peternak ataupun mahasiswa yang berminat.
 
Di samping itu, edukasi tentang peternakan sapi pedaging untuk menggugah minat generasi muda masuk ke dalamnya, antara lain adalah dengan melakukan kerja sama dengan lima perguruan tinggi, untuk mensosialisasikan serta mengajak mahasiswa terutama dari Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan untuk praktek langsung cara beternak sapi pedaging. Nanang mendatangi kampus-kampus yang mengundangnya untuk berbagi pengalaman dan kiat dalam berbisnis sapi pedaging. (IN)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer