Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini HATN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

CHICKEN & EGG FOR BETTER LIFE, RANGKAIAN HATN DAN WED 2023

Webinar “Chicken & Egg for Better Life” rangkaian HATN dan WED 2023. (Foto: Dok. Infovet)

Masih menjadi rangkaian Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2023, Pinsar Indonesia menggelar webinar “Chicken & Egg for Better Life” berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair), Sabtu (28/10/2023), sekaligus dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair.

Rimayanti, mewakili Dekan FKH Unair, dalam sambutannya menyambut baik acara ini yang fokus mengangkat pentingnya konsumsi telur dan daging ayam sebagai asupan gizi masyarakat. Dimana kata dia, kedua protein asal hewani tersebut keberadaannya melimpah dan mudah ditemui.

Hal senada juga disampaikan Ketua Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Pinsar Indonesia, Rakhmat Nuriyanto, yang turut menjadi moderator. “Benar sekali daging dan telur ayam adalah sumber gizi yang mudah terjangkau, namun kenyataannya tingkat konsumsi kita masih cukup rendah dibanding negara tetangga,” ujarnya.

Hal itu disinyalir karena tingkat pendapat masyarakat yang rendah, namun nyatanya kata Rakhmat, konsumsi rokok sangat tinggi dibanding konsumsi protein hewani untuk kesehatan tersebut. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi rendahnya konsumsi telur dan daging ayam ialah merebaknya isu-isu negatif seperti pemberian hormon ataupun dituding sebagai penyebab timbulnya penyakit.

Hal itu juga ditegaskan Baskoro Tri Caroko selaku Konsultan Perunggasan, yang menjadi narasumber bahwa penyuntikan hormon pada ayam pedaging adalah isu yang tidak benar. “Statement penggunaan hormon pada broiler adalah tuduhan keji, menyesatkan, merugikan peternak, serta UMKM berbasis broiler, sehingga berpotensi berdampak kerugian sosio-ekonomi yang dalam dan luas,” katanya.

Ia menjelaskan, pemberian hormon adalah hal yang dilarang dalam UU No. 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pertumbuhan ayam yang cepat merupakan hasil riset seleksi genetik yang dilakukan para ahli selama puluhan tahun, didukung dengan teknologi pakan yang berkualitas tinggi sesuai kebutuhan ayam.

“Oleh karena itu, daging ayam dan telur merupakan sumber protein hewani berkualitas tinggi, banyak digemari, harganya terjangkau, mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, dan diandalkan untuk mengatasi stunting pada anak-anak,” tegasnya.

Hal itu juga seperti yang disampaikan oleh Ahli Gizi Unair, Anisa Lailatul Fitria, bahwa konsumsi telur dan ayam sangat direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan vitamin harian dan untuk pemenuhan gizi.

Pada kesempatan yang sama juga turut hadir Wakil Ketua Pinsar Indonesia yang sekaligus peternak Jatinom Group, Hidayaturrahman, yang turut menyampaikan testimoninya dalam bisnis perunggasan. (RBS)

HATN & WED 2023, EDUKASI AYAM DAN TELUR HARUS TERUS DIGAUNGKAN

Konferensi pers HATN di Jakarta. (Foto: Dok. Infovet)

HATN 2023 mengangkat tema “Chicken & Egg For Better Life” yang puncak acaranya dilaksanakan pada Minggu (15/10/2023), di Lapangan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Edukasi mengenai gizi dari ayam dan telur pun terus digaungkan.

Hal tersebut seperti disampaikan Ketua Panitia HATN Pusat, Ricky Bangsaratoe, saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/10/2023). “Harus terus digaungkan edukasi gizi ini, karena tingkat kepedulian masyarakat kita terhadap konsumsi protein hewani masih rendah, bahkan itu terjadi di daerah sentra penghasil telur dan daging ayam,” ujar Ricky.

Dipilihnya Blitar sebagai tuan rumah HATN 2023 disampaikan Ricky, karena Blitar menjadi salah satu sentra penghasil telur, namun ironisnya masih terjadi kasus stunting yang salah satunya disebabkan akibat kurangnya mengonsumsi makanan bergizi.

Bahkan dalam keterangan resminya, ia juga menyebutkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih belum menyadari telur dan daging ayam adalah sumber protein yang sangat murah dan berkualitas. Saat ini harga sebutir telur hampir sama dengan sebatang rokok. Berdasarkan data asosiasi perunggasan, konsumsi telur masyarakat Indonesia hanya 150 butir/orang/tahun (sebelum pandemi COVID-19), sedangkan konsumsi rokok mencapai lebih dari 1.300 batang/orang/tahun.

“Masyarakat Indonesia rata-rata hanya mengonsumsi tiga butir telur seminggu, tapi bersedia membeli rokok sehari tiga batang. Ini adalah kondisi yang memprihatinkan dan perlu kita ubah,” sebutnya.

Ia juga mengemukakan, banyak orang enggan makan telur karena isu negatif yang menyebar seperti kolesterol dan bisul, padahal hanya beberapa orang saja yang alergi terhadap telur. Untuk orang yang sehat tak perlu khawatir makan telur karena kandungan gizinya lengkap.

Selain itu, ketakutan masyarakat lainnya soal daging ayam juga perlu diluruskan. Misalnya anggapan bahwa broiler cepat besar karena disuntik hormon. Hal ini menurut Ricky sama sekali tidak beralasan, karena harga hormon sekali suntik bisa mencapai $5 USD (sekitar Rp 60.000), padahal harga ayam di tingkat peternak hanya berkisar Rp 20.000/ekor. Pertumbuhan broiler yang cepat karena hasil persilangan puluhan tahun sesuai kaidah ilmu genetika.

“Jadi berdasarkan fakta di atas kita bisa simpulkan bahwa konsumsi daging ayam dan telur yang masih rendah bukan semata-mata karena daya beli masyarakat, melainkan karena pola belanja yang tidak berorientasi prioritas pada kesehatan dan kecerdasan, serta kurangnya pemahaman gizi masyarakat,” terang dia.

Sementara Wakil Ketua Panitia HATN Pusat, Bambang Suharno, yang juga turut hadir dalam acara konferensi pers, mengatakan bahwa maraknya isu negatif soal telur dan daging ayam secara bertahap bisa diredam dengan beragam kegiatan di peringatan HATN yang mengarah pada edukasi di masyarakat.

Diharapkan pula kegiatan rutin tahunan ini yang sudah berjalan sejak 2013, juga ikut mendongkrak konsumsi telur dan daging ayam. “Saya sangat yakin dampak dari kegiatan-kegiatan HATN dan WED ini memberikan dampak yang positif sekali,” katanya. (RBS)

DAGING & TELUR AYAM, SUMBER PROTEIN UNTUK KESEHATAN TUBUH

Seminar “Protein For A Healthier Life” dalam rangkaian kegiatan HATN 2023 yang digelar secara daring dan luring di Gedung TP PKK Bitar. (Foto: Dok. Infovet)

Isu negatif seputar daging dan telur ayam masih kerap menghantui masyarakat. Belum lama adalah pernyataan seorang dokter yang menyebut daging ayam tumbuh besar karena disuntik hormon. Adapun isu lainnya yakni telur ayam sebagai penyebab bisul dan kolesterol masih dipercayai masyarakat luas.

Padahal kedua sumber pangan asal protein hewani tersebut mengandung banyak gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hal tersebut seperti dibahas dalam seminar “Protein For A Healthier Life”, Selasa (10/10/2023), dalam rangkaian kegiatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) 2023, yang puncak acaranya akan diselenggarkan di Blitar pada Minggu, 15 Oktober 2023.

“Edukasi mengenai daging dan telur ayam sangat penting sekali untuk menangkis isu-isu tersebut,” ujar USSEC Human Protein Consultant, Dr Dadi Hidayat Maskar yang menjadi pembicara. Mitos penggunaan hormon pada ayam adalah hoaks, karena faktanya peraturan yang ada telah ditegakkan untuk memastikan keamanan konsumen, dimana penyuntikan hormon dilarang di seluruh dunia.

Adapun juga yang memercayai bahwa mengonsumsi telur meningkatkan kolesterol dan sebagai penyebab bisul. Kendati telur ayam mengandung sekitar 200 mg kolesterol, namun dari riset terbaru kolesterol asal makanan dari telur tidak berbahaya, justru yang harus diperhatikan adalah proses memasaknya jika digoreng.

Selain itu dijelaskan juga oleh Dadi, studi klinis dan epidemiologis menyebutkan bahwa kolesterol asal makanan dari telur tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atherosklerotis.

“Sedangkan soal telur sebagai penyebab bisul mungkin ada persepsi yang menjadikannya seperti itu, padahal bisulan itu disebabkan oleh alergi, manifestasinya pun banyak. Tidak ada komponen-komponen di dalam telur yang berpotensi menyebabkan bisulan. Dari penelitian juga menyebut tidak ada hubungannya antara telur dengan bisul,” jelas Dadi. Walau sebagian orang bisa mengalami alergi telur, namun alergi dapat teratasi seiring bertambahnya usia.

Mitos-mitos tersebut semakin memperkeruh karena saat ini Indonesia masih mengalami permasalahan gizi. Salah satu cara mengatasinya adalah mengonsumsi daging dan telur ayam yang memiliki banyak keunggulan dan mudah terjangkau. Daging unggas menduduki urutan paling signifikan dan merupakan sumber pangan yang banyak disukai, serta bergizi karena merupakan sumber yang baik dari protein, zinc, zat besi, selenium, dan vitamin B kompleks.

“Demikian juga telur, merupakan pangan yang padat gizi, disukai, dan terjangkau masyarakat. Telur kaya dengan berbagai zat gizi seperti protein, vitamin D, selenium, dan vitamin B kompleks, “ ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi manusia. Asupan protein yang cukup (nabati dan hewani) untuk memenuhi kecukupan gizi dan berkontribusi dalam pengentasan masalah gizi di Indonesia. (RBS)

BLITAR SIAP SUKSESKAN HATN 2023, AYO IKUTAN


Sepanjang September hingga Oktober 2023, Kota dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, diramaikan dengan berbagai acara dalam rangka menyambut Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) ke-13 sekaligus perayaan Hari Telur Sedunia (World Egg Day
).

Rangkaian acara dimulai dengan seminar peternak unggas pada 7 September di Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, yang menghadirkan narasumber pakar nutrisi dan pakan ternak, Prof Budi Tangendjaja. Seminar tersebut dilaksanakan secara hybrid, diikuti para peternak unggas Blitar dan sekitarnya, serta kalangan peternak dan akademisi dari berbagai kota.

Adapun kegiatan lainnya difokuskan pada edukasi seputar ayam dan telur dengan seminar gizi dan seminar penyakit zoonosis. Selain itu, ASOHI Jatim juga ikut memeriahkan HATN dengan mengadakan seminar terkait AMR yang diadakan di Kampung Coklat Blitar.

Ragam kegiatan lainnya seperti lomba pembuatan video kreatif oleh mahasiswa FKH Unair Surabaya, lomba essay nasional, lomba chicken dance, lomba mewarnai maskot ayam telur, dan lomba kreasi video masak olahan ayam dan telur juga turut dilakukan untuk memeriahkan HATN.

Rencananya acara puncak HATN akan digelar pada Minggu, 15 Oktober 2023 di Blitar yang akan dihadiri Gubernur Jatim, serta sejumlah pejabat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, bersama Badan Pangan Nasional. Nantinya acara juga akan dimeriahkan dengan jalan sehat, senam bersama, pengumuman pemenang lomba, dan sejumlah hiburan.

Panitia khusus HATN Blitar, Suyanto, mengatakan bahwa diperkirakan sekitar 5.000 orang akan berkumpul di Blitar pada acara puncak HATN. Pihaknya pun mengapresiasi Blitar sebagai tuan rumah HATN 2023 karena merupakan sentra peternakan unggas dan dikenal sebagai produsen telur terbesar di Indonesia.

"Kami mengajak para peternak dan stakeholder peternakan ikut berpartisipasi untuk suksesnya acara ini,” katanya. (INF)

SEMINAR NASIONAL MENYONGSONG HATN DAN WED 2023

Prof Budi saat memaparkan materinya. (Foto: Dok. Infovet)

Menyongsong peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2023, Pinsar Indonesia bersama Majalah Infovet, dan didukung USSEC, Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, serta stakeholder perunggasan menggelar Seminar Nasional “Pullet yang Bagus untuk Produksi yang Optimal”.

Acara dilaksanakan secara hibrid di Aula Majapahit Unisba, Kamis (7/9/2023). Rektor Unisba Blitar, Dr Drs Soebiantoro MSi, dalam sambutannya mengatakan sangat mendukung  dan mengapresiasi acara yang berlangsung di kampusnya.

“Kami sangat berbangga hati melalui seminar ini kita bisa mendapat apa yang bisa kita andalkan dalam pemeliharaan pullet. Seperti bagaimana memperhatikan brooding, kerangkanya, kesehatannya, vaksinasi, dan lainnya. Bilamana ini terlewatkan, pullet menjadi tidak berkualitas,” katanya.

Sebab dengan pullet yang berkualitas, lanjutnya, akan mampu menunjang produktivitas unggas. Hal ini akan berujung pada produksi telur yang optimal sebagai sumber protein hewani yang menyehatkan.

Hal itu juga seperti disampaikan Technical Consultant Nutrition and Feed Technology USSEC, Prof Budi Tangendjaja, yang menjadi pembicara. “Telur adalah makanan yang sempurna bagi manusia dari segi gizi, asam amino, vitamin, dan lainnya. Makan dua butir telur sehari sangat baik untuk tubuh,” kata Prof Budi.

Oleh karena itu, untuk menghasilkan produksi telur yang optimal dibutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik sejak pullet masuk kandang, seperti pakan, air minum, dan kandang yang memadai, agar keseragaman tercapai dan pertumbuhan organ, tulang, serta kerangka tubuh unggas mumpuni.

Ia menekankan kepada peternak untuk selalu memperhatikan manajemen pakan (pemberian, ukuran partikel pakan), serta kandungan gizi dalam pakan, sebab hal ini menjadi sangat penting bagi tiap fase pertumbuhan ayam. Selain itu, juga perhatikan kualitas air minum, ada atau tidaknya penyakit pencernaan (koksi, NE), vaksinasi, kepadatan kandang, tingkat stres (pindah kandang, potong paruh, cuaca, dan sebagainya), yang dapat memengaruhi kesehatan dan tingkat keseragam ayam.

“Jadi sangat penting sekali ini, sebab kualitas pullet menentukan produksi telur berikutnya, selain peran manajemen pemeliharaan, pakan yang sesuai kebutuhan, dan pemberiannya yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,” tukasnya.

Sebagai informasi, seminar kali ini merupakan rangkaian acara HATN dan WED 2023 yang puncak acaranya akan diselenggarkan pada 15 Oktober 2023 di Blitar, Jawa Timur.

“Akan ada rangkaian acara lainnya, kami harapkan semua bisa hadir merayakan dan meramaikan HATN dan WED yang menjadi wadah promosi secara masif akan pentingnya konsumsi daging dan telur ayam. Semoga HATN yang sudah berlangsung selama 13 tahun ini memberikan dampak besar bagi masyarakat,” kata Ketua Pinsar Jawa Timur, Hidayatur Rahman. (RBS)

SEMINAR NASIONAL AYAM DAN TELUR, RANGKAIAN PERINGATAN HATN 2022

Foto bersama pada seminar nasional ayam dan telur, rangkaian kegiatan HATN 2022. (Foto: Dok. Infovet)

Kamis (22/9/2022), dalam rangkaian Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan peringatan World Egg Day (WED) 2022, diselenggarkan seminar nasional ayam dan telur 2022 “Kontribusi Ayam dan Telur dalam Penyediaan Protein Hewani untuk Menciptakan Masyarakat yang Sehat dan Tangguh,” yang dilaksanakan secara hybrid di Peternakan Convention Center (PCC) Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand).

“Ini merupakan rangkaian acara HATN dimana tahun ini Sumatra Barat menjadi tuan rumahnya, semoga ini menjadi berkah bagi kita semua,” kata Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Audy Joinaldy yang menjadi keynote speech sekaligus membuka acara seminar nasional tersebut.

Dalam pembukaannya, ia juga mengungkapkan bahwa pentingnya konsumsi daging dan telur ayam, karena saat ini Indonesia masih menjadi negara terendah dalam konsumsi dua protein hewani tersebut dibanding negara-negara ASEAN lainnya.

“Bicara konsumsi ayam kita masih rendah, hanya 10 kg saja, sementara Malaysia sudah mencapai 40 kg. Begitu juga pada konsumsi telur, kita masih sekitar 130-150 butir, sementara di Malaysia sudah mencapai sekitar 300 butir,” papar Audy.

Kondisi tersebut bisa jadi karena faktor isu-isu yang kurang sedap tentang ayam dan telur yang masih beredar luas di masyarakat. “Stigma negatif mengenai ayam dan telur jangan dipercaya, seperti ayam disuntik hormon dan lain sebagainya. Ayam cepat tumbuh itu karena perbaikan genetik. Sementara soal bisul jika konsumsi telur juga itu tidak ada, saya setiap hari makan daging dan telur ayam,” ucapnya.

Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat tingginya konsumsi rokok dan pulsa di Indonesia. Padahal konsumsi daging dan telur ayam merupakan sumber protein yang baik untuk kesehatan tubuh.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini masyarakat semakin teredukasi mengenai pentingnya konsumsi dan gizi dari ayam dan telur, karena itu bagus untuk kecerdasan otak dan kesehatan tubuh,” tukasnya.

Rangkaian acara seminar juga turut menampilkan beberapa makalah keynote speaker diantaranya Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diwakili Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Tri Melasari, Ketua Pinsar Singgih Januratmoko dan Chief Technical Advisor FAO diwakili Gunawan Budi Utomo, serta pemakalah invited speakers Ahli Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawati Lipoeto, Kadis Pangan Sumbar Efendi dan dari Fakultas Peternakan Unand Rusfrida.

Rangkaian HATN dan WED 2022, masih akan terus berlangsung hingga puncaknya akan digelar pada 16 Oktober 2022, di Bukittinggi, Padang. Pada puncak acara HATN rencananya akan dilaksanakan kegiatan senam jantung sehat, parade delman, bazar UMKM produk unggas, acara hiburan dan pengumuman lomba, serta rekor MURI minum teh Talua (teh telur) bersama. (RBS)

MENYAMBUT PERINGATAN HARI AYAM DAN TELUR NASIONAL 2022

Ricky Bangsaratoe (kiri) bersama Bambang Suharno saat Konferensi Pers HATN 2022. (Foto: Dok. Infovet)

Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2022, kembali diselenggarakan yang puncak acaranya akan digelar pada 16 Oktober 2022 di Padang, Sumatra Barat (Sumbar).

Pemimpin Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno, yang juga panitia penyelenggara HATN, mengatakan rangkaian kegiatan HATN 2022 bertajuk “Healthy Family with Chicken Meat & Egg” sudah berjalan sejak Juli.

“Rangkaian kegiatan HATN sudah mulai berjalan sejak Juli kemarin,” ujarnya dalam Konferensi Pers HATN 2022, Rabu (24/8/2022). Beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan diantaranya seminar nasional “Healthy Family with Chicken Meat & Egg” dan senam bersama anggota grup Bucera yang dilaksanakan di lapangan Futsal Perum Peruri, Kelurahan Sidangmara Timur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Rangkaian kegiatan lainnya akan dilaksanakan di Sumbar mulai September 2022. “Kita sudah melakukan audiensi bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, kemudian Pinsar Sumbar, kepala dinas setempat, Universitas Andalas dan beberapa media massa untuk kesiapan HATN ini,” ungkapnya.

Adapun rencana kegiatan HATN 2022 di Sumbar meliputi talkshow sosialisasi HATN dan WED di stasiun televisi nasional dan lokal, seminar nasional perunggasan di Convention Hall Universitas Andalas, Padang. Kemudian seminar nasional manajemen peternakan unggas, lomba menu masakan berbahan ayam dan telur, talkshow edukasi gizi ayam dan telur di televisi, radio dan YouTube, serta acara puncak HATN yang direncanakan digelar di Plaza Jam Gadang Bukittinggi.

Disampaikan juga bahwa pada kegiatan puncak acara HATN akan dilaksanakan kegiatan senam jantung sehat, parade delman, bazar UKM produk unggas, acara hiburan dan pengumuman lomba, serta rekor MURI minum teh Talua (teh telur) bersama.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Usaha Promosi dan Kerja Sosial Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, yang juga Ketua Panitia HATN, Ricky Bangsaratoe, mengharapkan kegiatan ini bisa secara langsung meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam di masyarakat, sekaligus menampik isu-isu hoaks seputar ayam dan telur.

“Terkait banyaknya hoaks soal konsumsi ayam dan telur, seperti bisul, penambahan hormon dan lain sebagainya, jangan terlalu diladenin lah. Mungkin banyak yang masih belum membaca informasi pentingnya konsumsi daging dan telur ayam. Maka dari itu, ikutilah seminar-seminar HATN ini untuk mendapat informasi bermanfaat seputar daging dan telur ayam,” tukasnya.

Dalam acara konferensi tersebut, juga turut diumumkan para pemenang lomba kreasi video dan penulisan artikel ayam dan telur. Untuk pemenang lomba kreasi video, Juara Harapan diberikan kepada Khalid dan Athaya dengan skor 800, sementara Juara III diraih Muhammad Khalid dengan skor 835, Juara II diberikan kepada Sarah Jauharhayati Ulifah dengan skor 885 dan Juara I dianugerahkan kepada SMK Negeri I Ngablak, Kabupaten Magelang dengan skor 910.

Untuk pemenang lomba penulisan artikel, Juara Harapan diberikan kepada Anggy Wira Pambudi dengan skor 930, Juara III diberikan kepada Astanti Prihoetami dengan skor 935, Juara II diraih Wulandari dengan skor 975 dan Juara I diberikan kepada Abdul Kholis dengan skor 990.

Masing-masing pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa uang, untuk Juara Harapan sebesar Rp 500 ribu, Juara III mendapat Rp 1 juta, peraih Juara II sebesar Rp 1,5 juta dan Juara I mendapatkan uang sebesar Rp 2 juta. (RBS)

MENINGKATKAN KESEHATAN DAN PRODUKTIVITAS AYAM TANPA AGP

Direktur Pakan, Agus Sunanto, saat menjadi keynote speaker dalam webinar “Training Formulasi Pakan Tanpa AGP”. (Foto: Infovet/Ridwan)

Dampak penggunaan antibiotic growth promoter (AGP) pada industri ayam ras menjadi alasan pemerintah melarang AGP yang biasanya digunakan melalui pakan. Walau diketahui penggunaannya dapat membantu menekan bakteri patogen di saluran pencernaan.

Namun dalam jangka panjang pemberian AGP dapat menimbulkan residu antibiotik pada produk unggas yang berbahaya dikonsumsi manusia, yang turut meningkatkan kasus antimicrobial resistant (AMR).

“Survei WHO pada 2014 menyebutkan angka kematian global akibat AMR sebanyak 700 juta jiwa (low estimate) dan diperkirakan meningkat menjadi 10 juta jiwa di tahun 2050 mendatang. Banyak negara di Eropa melarang semua jenis antibiotik sebagai growth promoter,” ujar Direktur Pakan Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Agus Sunanto, dalam webinar “Training Formulasi Pakan Tanpa AGP”, Rabu (8/9/2021), yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2021 di Provinsi NTT pada Oktober mendatang.

Pelarangan AGP di Indonesia telah diatur melalui berbagai regulasi, diantaranya UU No. 18/2009 jo UU No. 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Permentan No. 14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, Permentan No. 22/2017 mengenai Pendaftaran dan Peredaran Pakan dan Permentan No. 65/2007 tentang Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan.

Dipaparkan Agus, tujuan dari pelarangan AGP tersebut untuk mencegah terjadinya residu obat pada ternak dan resitensi mikroba patogen, mencegah gangguan kesehatan pada manusia, serta menjaga kesehatan lingkungan.

Oleh karena itu, kata dia, langkah strategis yang bisa diupayakan untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ayam bisa menggunakan alternatif seperti probiotik, prebiotik, asam organik, minyak esensial, enzim, maupun feed supplement berkualitas.

“Juga dengan penerapan biosekuriti tiga zona, peningkatan kualitas pakan dan pemilihan DOC yang sehat, berkualitas dan bersertifikat,” ungkap Agus.

Hal senada juga disampaikan Direktur Nutricell Pacific, Wira Wisnu, yang menjadi narasumber. Dikatakan di era bebas AGP sekarang ini, pelaku budi daya unggas harus lebih jeli dalam perbaikan pemeliharaan.

Dijelaskan Wira, beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan untuk mengoptimalkan performa ayam yakni dengan memperhatikan kepadatan kandang, kebutuhan air, ketersediaan dan kualitas pakan.

“Serta bagaimana kita mengatur temperatur, kelembapan, oksigen, manajemen pH saluran pencernaan (keseimbangan mikroflora), pengelolaan organ hati dan usus, serta meminimalisir kondisi stres pada ayam,” katanya. (RBS)

TEKAN PENYEBARAN PENYAKIT DENGAN BIOSEKURITI DAN DISINFEKSI

Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, saat menjadi keynote speaker dalam webinar nasional biosekuriti dan disinfeksi. (Foto: Infovet/Ridwan)

Kemunculan penyakit viral pada ternak unggas berkaitan erat dengan keberhasilan/kegagalan program biosekuriti. Biosekuriti merupakan program yang dirancang untuk melindungi ayam terhindar dari bibit penyakit dari luar dan agar bibit penyakit tidak menyebar keluar peternakan, serta tidak menginfeksi peternakan lain.

Hal tersebut dibahas dalam webinar nasional “Biosekuriti dan Disinfeksi Farm di Tengah Pandemi”, Kamis (26/8/2021), yang merupakan rangkain kegiatan Hari Ayam Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2021 yang akan dipusatkan di Kupang, NTT. Kegiatan ini dilaksanakan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia didukung Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi NTT, USSEC, FAO dan Gita Organizer.

“Biosekuriti menjadi hal utama dalam meminimalisir penyebaran penyakit. Dengan ayam yang sehat kita bisa menekan biaya kesehatan dan mendapat keuntungan yang baik. Penerapan biosekuriti dan disinfeksi menjadi hal utama dalam pencegahan penyakit khususnya di masa pandemi COVID-19 ini, dimana penyebaran virus semakin tinggi,” kata Ketua Pelaksana yang juga pengurus Pinsar Indonesia, Ricky Bangsaratoe.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Nuryani Zainuddin dan Plt Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Johanna Lisapaly. Keduanya menyebut bahwa penerapan biosekuriti dan perlakuan disinfeksi memegang peranan penting dalam upaya mencegah dan mengendalikan penyakit pada ternak unggas.

Lebih jauh soal biosekuriti dibahas Koordinator Substansi Pencegahan dan Penyebaran Penyakit Hewan, Ditkeswan, Arif Wicaksono. Dalam paparannya, ia menyebutkan elemen biosekuriti yang terdiri dari isolasi, kontrol lalu lintas, serta cleaning dan disinfeksi.

“Hal itu untuk mencegah penularan penyakit dengan isolasi atau pemisahan, kemudian membatasi pergerakan manusia, hewan, maupun benda yang akan memasuki kandang, serta pembersihan sebagai usaha mensterilkan sesuatu dengan disinfeksi,” kata Arif.

Adapun dijelaskan Arif mengenai biosekuriti tiga zona yang kini sudah banyak diterapkan di beberapa peternakan unggas Indonesia. Dimana pada prinsipnya program tersebut membagi beberapa zona (merah, kuning dan hijau) sebagai pembatas untuk menekan masuk dan keluarnya sumber penyakit.

Pada kesempatan yang sama, penekanan biosekuriti tiga zona diperkuat National Technical Advisor FAO ECTAD Indonesia, Alfred Kompudu. “Biosekuriti tiga zona ini dapat mencegah kuman menginfeksi ternak, menyaring kuman hingga tiga lapisan perlakuan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sesuai good farming practices, serta meningkatkan daya saing perunggasan,” kata Alfred.

Selain biosekuriti, lanjut dia, pembersihan dan disinfeksi juga menjadi kunci utama meminimalisir munculnya penyakit. “Pembersihan kandang mampu membunuh kuman hingga 80%. Namun melakukan disinfeksi tanpa pembersihan adalah hal yang sia-sia,” ucap dia.

Dalam menggunakan disinfektan, Alfred juga menekankan pentingnya memperhatikan keselamatan diri. Karena disinfekatan merupakan racun berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh.

“Dalam melakukan pemberian disinfektan sebaiknya gunakan alat pelindung diri, baca label, ikuti petunjuk dan aturan dalam kemasan, juga kebutuhan larutan disinfektan (luas P x L: 300 ml/m2, volume 300 ml x 2.5 = 750 ml/m3). Dan perlu diketahui bahwa disinfektan tidak bekerja maksimal jika ada benda organik dan disinfektan membutuhkan waktu kontak di industri peternakan ayam selama 10 menit,” pungkasnya. (RBS)

SEKILAS BIOSEKURITI 3 ZONA: PRODUKSI MAKSIMAL DAN STABIL

Menurut Drh Yunita Widayati dalam webinar HATN ke 10 pada 18/11/2020, dalam konsep biosekuriti 3 zona, peternakan dibagi menjadi 3 zona yaitu zona hijau, zona kuning, dan zona merah.

Zona merah adalah area di luar peternakan, merupakan area kotor yang meliputi di antaranya kantor, halaman, mess karyawan, dan tempat parkir. Di area ini kendaraan yang masuk disanitasi, juga menjad tempat penerimaan dan sanitasi box dan rak telur.

Seluruh area di luar peternakan ini adalah area kotor, yang penuh dengan kuman dan bakteri yang mematikan bagi ayam.

Zona hijau adalah area peternakan dimana tidak sembarang orang boleh masuk. Yang boleh ada di area peternakan adalah peralatan yang khusus dipakai di kandang, kendaraan yang khusus dipakai di peternakan, dan pekerja kandang yang ditugaskan.

Sebelum masuk pekerja harus berganti pakaian dan alas kaki khusus di peternakan. Area ini harus sangat dilindungi bahkan egg tray dari luar pun tidak boleh masuk.

Zona kuning adalah zona perantara antara zona merah dan hijau. Sebelum masuk ke zona ini orang harus didesinfeksi, dan mandi bila perlu, berganti baju kerja dan alas kaki khusus untuk peternakan.

Zona kuning juga menjadi tempat untuk loading barang, dan tempat penyimpanan box dan rak telur yang sudah disanitasi di zona merah.

Yang boleh memasuki zona kuning juga dibatasi, hanya untuk orang yang berkepentingan. Juga kendaraan dan peralatan yang benar-benar diperlukan.

Penerapan biosekuriti yang baik akan menjadikan produksi maksimal dan stabil, ayam terlindungi dari penyakit. Lingkungan di sekitar peternakan pun jadi lebih aman dan nyaman. (NDV)

SUKSES DIGELAR: WEBINAR GIZI AYAM DAN TELUR, BIOSEKURITI DAN PROSPEK BISNIS PERUNGGASAN

Webinar “Gizi Ayam dan Telur, Biosekuriti dan Prospek Bisnis Perunggasan” yang dilaksanakan di hotel Mercure, Samarinda (18/11/2020), dibuka dengan sambutan dari Zamroni Yusro, Ketua Wilayah Pinsar Kalimantan Timur (Kaltim). Kemudian dilanjutkan oleh Ricky Bangsaratoe mewakili Ketua Pinsar Indonesia.

Zamroni Yusro

Ricky Bangsaratoe

Sementara itu I Gusti Made Jaya, Kabid Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, dalam sambutannya mengatakan ayam dan telur adalah komoditi yang sangat penting di Kaltim. Ikut mewarnai tingkat inflasi di Kaltim dan perlu perlu dijaga kestabilan suplai dan harganya.

I Gusti Made Jaya juga menjadi pembicara pertama, membawakan materi “Pentingnya Ayam dan Telur Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh”. Dijelaskannya bahwa produksi dan konsumsi ayam di Kaltim selalu meningkat, bahkan produksinya surplus. Sedangkan produksi telurnya lebih sedikit dari konsumsi, namun perlahan-lahan ditingkatkan agar Kaltim bisa memenuhi kebutuhan telurnya sendiri.

I Gusti Made Jaya

"Telur adalah salah satu sumber protein yang baik bagi tubuh. Bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung asam folat, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, dan selenium," kata I Made Gusti Jaya. Lanjut dia, "COVID-19 tidak bisa diprediksi siapa yang terpapar dan siapa yang bakal menularkan. Maka imunitas dan protokol kesehatan harus selalu dijaga."

Pembicara berikutnya adalah Alfred Kompudu, National Technical Advisor - Commercial Poultry, FAO ECTAD Indonesia. Alfred membawakan tema “Gizi Ayam dan Telur Tingkatkan Imunitas”.

Alfred Kompudu

Diantaranya Alfred menjelaskan manfaat makan 2 butir telur ayam setiap hari yaitu dapat menurunkan risiko kanker, menurunkan risiko pernyakit kardiovaskular, menyehatkan tulang dan gigi, dan melindungi otak.

Sedangkan menurutnya manfaat makan daging ayam adalah terhindar dari anemia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga keseimbangan kolesterol, memperkuat tulang dan menambah massa otot, dll.

Bambang Suharno

Narasumber lainnya dalam webinar ini adalah Drh Yunita selaku perwakilan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Fasilitator Nasional, serta hadir juga Pimpinan Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno. (NDV)

PROSPEK BISNIS PERUNGGASAN KALIMANTAN TIMUR

Pada webinar HATN ke 10, 18 November 2020, Zamroni Yusro Ketua Pinsar Wilayah Kaltim memaparkan prospek bisnis perunggasan di Kalimantan Timur.

Menurutnya data Pinsar menunjukkan populasi kandang broiler di Kaltim masih bisa ditambah sebesar 15%. Peternak idealnya beralih ke kandang semi closed house atau closed house. Hal ini untuk menambah kekurangan populasi dan mencapai kestabilan performance.

Sementara itu kebutuhan telur Kaltim 40%-nya masih didatangkan dari Surabaya dan Sulawesi. Jadi Kaltim punya potensi konsumi ayam dan telur yang cukup tinggi.

Namun sayangnya di Kaltim tidak ada satu pun pabrik pakan ternak. Sehingga selama ini 99% kebutuhan pakan dikirim dari luar Kaltim.

RPA berskala besar juga berpotensi dibangun di Kaltim. Sebab sebagai contoh ayam beku untuk memenuhi konsumen katering, hotel, restoran, dsb masih mendatangkan dari luar Kaltim. (NDV)

HATN 2020: GIZI AYAM DAN TELUR TINGKATKAN IMUNITAS

Foto bersama webinar HATN dan peringatan WED 2020. (Foto: Dok. Infovet)

“Gizi Ayam dan Telur Tingkatkan Imunitas” menjadi tema kegiatan Hari Ayam dan Telur (HATN) sekaligus peringatan World Egg Day (WED) yang diselenggarakan pada Oktober 2020.

Melalui webinar pada Kamis (15/10/2020), Ketua Pusat HATN, Ricky Bangsaratoe, menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat perunggasan yang mendukung acara tersebut.

“Terima kasih kepada instansi, asosiasi, masyarakat maupun peserta webinar yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini,” ujar Ricky dalam sambutannya dihadapan 435 peserta.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Fery Farhati. “Kegiatan HATN ini baru pertama kali saya dengar padahal sudah berjalan bertahun-tahun. Ini sangat baik sekali pesannya, saya berikan apresiasi tertinggi bagi acara ini, khususnya disaat kita sedang berjuang melawan pandemi tetapi kita masih tetap produktif,” katanya.

Ia berharap ke depannya kegiatan ini bisa menambah warna bagi tata niaga, edukasi dan informasi pangan bergizi yang aman khususnya daging dan telur ayam.

Sementara, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Singgih Januratmoko, yang turut hadir membuka acara menyampaikan bahwa pentingnya menjaga imunitas tubuh di era pandemi COVID-19 saat ini.

“Ini menjadi momen kita masyarakat perunggasan. Semoga kegiatan ini selalu memberikan manfaat sekaligus mendorong peningkatan konsumsi ayam dan telur,” ucap SInggih.

Pembukaan oleh Ricky Bangsaratoe, Singgih Januratmoko dan Fery Farhati. (Foto: Dok. Infovet)

Daging Ayam dan Telur Sehat
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati, yang menjadi narasumber pada webinar kali ini, menyampaikan pentingnya menyediakan daging ayam yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal) untuk menjamin kesehatan masyarakat.

“Aman tidak mengandung bahaya biologis, kimiawi dan fisik yang dapat menggangu kesehatan masyarakat. Sehat yakni mengandung nutrisi yang baik untuk kesehatan. Utuh tidak dikurangi atau dicampur dengan bahan lain. Halal dengan disembelih dan ditangani sesuai syariat agama islam,” jelas Suharini.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan beberapa kebijakan dalam industri perunggasan di DKI Jakarta. Diantaranya relokasi pelaku usaha penampungan dan pemotongan ayam ke rumah pemotongan hewan unggas (RPHU) milik pemerintah, penyediaan juru sembelih halal (Juleha) yang terampil dan tersertifikasi, pemeriksaan ante dan post mortem, penerapan higiene sanitasi dan sistem rantai dingin, serta pengawasan kesehatan masyarakat veteriner (Kesmavet) dan sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada unit usaha pemotongan dan penjualan ayam.

“Saat ini kita sudah memiliki sekitar sembilan RPHU yang memiliki SK gubernur, kemudian menyediakan Juleha yang terampil dan tersertifikasi sebanyak total 269 orang dan sertifikasi NKV yang menjadi poin penting pelaku usaha menyediakan daging ayam yang sesuai kaidah kesehatan dan syariat islam,” paparnya.

Narasumber webinar Suharini Eliawati, Gunawan Budi Utomo dan Rakhmat Nuriyanto, dipandu oleh Duta Ayam dan Telur 2018-2021, Ovie (kiri atas). (Foto: Dok. Infovet)

Sebab dengan mengonsumsi pangan yang sehat dan bergizi dari daging dan telur ayam, mampu meningkatkan imunitas tubuh khususnya di era pandemi COVID-19. Hal itu disampaikan Drh Gunawan Budi Utomo dari FAO ECTAD Indonesia.

“Cukupkan konsumsi protein nabati dan hewani, cukupkan asupan vitamin C, kurangi asupan gula, lakukan aktivitas fisik, dapatkan sinar matahari pagi dan selalu happy thinking atau berpikir bahagia,” kata Gunawan.

Dijelaskan bahwa tubuh manusia membutuhkan nutrisi esensial dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang seimbang agar imunitas dalam tubuh terbangun dengan baik. Namun perlu kehati-hatian dalam memilih pangan asal hewan, sebab mudah terkontaminasi kuman atau mudah rusak (perishable food).

“Untuk itu pilihlah daging ayam dari RPHU yang sudah tersertifikasi. Karena pemotongannya mengedepankan higiene dan sanitasi, menerapkan ASUH, serta menerapkan rantai dingin,” jelasnya.

“Keunggulan daging ayam yang ASUH dalam rantai dingin ini dikemas dengan bahan yang aman (food grade) untuk menghindari kontaminasi kuman penyakit, melalui pendinginan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan mempertahankan kesegaran daging, serta memiliki jaminan NKV dan logo halal dari MUI.”

Selain memberikan imunitas bagi tubuh, mengonsumsi daging dan telur ayam juga menguatkan dan mencerdaskan otak sebagaimana disampaikan Drh Rakhmat Nuriyanto dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI).

“Seperti pernah disampaikan UNICEF, perbaikan gizi yang didasarkan pada pemenuhan protein hewani memiliki kontribusi 60% pertumbuhan ekonomi negara maju. Karena itu, mari bersama tingkatkan kampanye kita terhadap konsumsi daging dan telur ayam untuk menguatkan dan mencerdaskan bangsa,” kata Rakhmat.

Kemeriahan HATN 2020
Selain menggelar webinar seputar informasi pentingnya mengonsumsi daging dan telur ayam, kegiatan HATN tahun ini juga menampilkan demo memasak ayam dan telur oleh Celebrity Chef, Eddrian Tjhia.

Demo memasak oleh Celebrity Chef, Eddrian Tjhia. (Foto: Dok. Infovet)

Selain itu, untuk meningkatkan kesehatan gizi masyarakat, para donatur dalam HATN menyumbang sebanyak 1.000 daging dan telur ayam yang dibagikan secara gratis, juga pemberian doorprize bagi para peserta webinar dan pemberian penghargaan bagi tiga Youtuber terpilih dengan tema “Menu Ayam dan Telur”.

Adapun Juara III diberikan kepada Dapur Kadeena dengan judul video “Cara Memasak Ayam Kecap Pedas Manis Mudah dan Praktis” dengan hadiah satu buah mixer. Juara II diraih Abu Tosca dengan judul “Resep Olahan Tahu dan Telur Cocok Banget Buat Anak Kost” dengan hadiah berupa rice cooker. Juara I diberikan kepada Kreasi Dapur Asih dengan judul “Terong dan Telur Dibikin Lauk? Enak Banget Wajib Dicoba” mendapat hadiah berupa microwafe.

Rangkain kegiatan HATN dan peringatan WED 2020 puncaknya akan diselenggarakan di Samarinda, Kalimantan Timur pada 27-28 Oktober 2020. (RBS)

IKUTI WEBINAR NASIONAL “GIZI AYAM & TELUR TINGKATKAN IMUNITAS”

Chef Eddrian Tjhia

Dalam rangka Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) sekaligus World Egg Day (WED), Pinsar Indonesia bekerjasama dengan GITA EO, didukung oleh ASOHI, GPMT, GOPAN dan asosiasi perunggasan lainnya, menyelenggarakan serangkaian acara di Jakarta dan Samarinda-Kaltim.

Acara tersebut salah satunya adalah webinar dengan tema:

Webinar  Nasional “Gizi Ayam & Telur Tingkatkan Imunitas”

Dalam rangka Hari Ayam dan Telur Nasional  (HATN) & World Egg Day (WED) 2020

Diselenggarakan pada Kamis, 15 Oktober 2020, Pukul 09.30 - 12.00 WIB.

Akan hadir dalam webinar Celebrity Chef Eddrian Tjhia yang akan melakukan Demo Masak Menu Ayam dan Telur, live dari dapurnya.

Narasumber:

  1. Ir. Suharini Eliawati (Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Prov. DKI Jakarta) membawakan tema “Kebijakan Penyediaan Ayam ASUH (Aman Sehat Utuh Halal) di Provinsi DKI Jakarta”.
  2. Drh. Gunawan Budi Utomo (FAO ECTAD Indonesia) membawakan tema “Meningkatkan Daya Tahan Tubuh dengan Konsumsi Makanan yang Sehat dan Aman di Masa Pandemi COVID-19”.
  3. Drh. Rakhmat Nuriyanto MBA (ASOHI/Asosiasi Obat Hewan Indonesia) membawakan tema “Ayam dan Telur Menguatkan dan Mencerdaskan”.

Moderator : Offie Dwi Natalia (Duta Ayam dan Telur, 2018-2021)  

Dapatkan Doorprize menarik untuk peserta yang beruntung!

Pendaftaran klik: bit.ly/HATN_WED2020 atau WA Mariyam 087778296375 dengan format: NamaLengkap_nama Organisasi/Instansi/_Email


FPP UIN Suska Riau Siap Berkontribusi pada HATN 2019 Mendatang

Kunjungan tim HATN ke FPP UIN Suska Riau. (Foto: Infovet)

Tim Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) IX 2019, yang terdiri dari Ir Bambang Suharno (Infovet) dan Ricky Bangsaratoe (Pinsar Indonesia) saat berkunjung ke Provinsi Riau, turut menyambangi Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UIN Suska Riau, Senin (26/11). Kehadiran tim disambut hangat oleh Dekan FPP, Edi Erwan SPt MSc PhD.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Drh Askardiya R. Patrianov beserta jajarannya, Wakil Dekan II Dr Triani Adelina, Wakil Dekan III Dr Arsyadi Ali, Kepala Laboratorium, perwakilan Riau Pos, Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia Daerah Riau Drh Musran, Badan Eksekutif Mahasiswa, Ketua Himpunan Mahasiswa Peternakan dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Dekan FPP menyebut, kehadiran tim HATN merupakan hal positif, baik bagi institusi maupun bagi peternak dan masyarakat yang mengonsumsi produk ternak dimaksud.

"Civitas akademika FPP UIN Suska Riau siap mendukung dan menyukseskan HATN 2019, hal ini sesuai dengan salah satu tugas pokok dan fungsi perguruan tinggi, yakni menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sehingga tidak ada salahnya kegiatan ini dilaksanakan di Riau jika memang diamanahkan penyelenggaraannya oleh tim,” kata Edi Erwan.

Ia menambahkan, fakultas dengan program studi peternakan, siap berkolaborasi dengan institusi, pemerintah dan swasta, maupun dengan organisasi lainnya, yakni pertanian dan peternakan.

“Kami tidak menutup diri, artinya selalu terbuka dengan sesiapapun, asalkan tujuan dan manfaatnya jelas, memajukan industri pertanian dan peternakan, sumber pangan untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.

Selanjutnya, Erwan pun membeberkan beberapa kegiatan yang telah disepakati dengan Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Diantaranya pengelolaan peternakan sapi lokal, baik dari sisi budidayanya maupun dari sisi pemanfaatan limbah yang dihasilkan, yang akan di kerjasamakan dalam waktu dekat.

“Kita selalu menjalin hubungan baik dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dari berbagai aspek yang terkait dengan bidang peternakan itu sendiri,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Drh Askardiya R. Patrianov, memberikan apresiasi kepada FPP UIN Suska Riau atas kerjasama menyukseskan HATN 2019 mendatang.

“Kita dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan jelas berharap agar FPP UIN Suska Riau dapat mendukung kegiatan ini, hal ini untuk memaksimalkan peran fakultas pertanian dan peternakan dengan program studi peternakan yang dimilikinya,” ujar Patrianov. 

Lebih lanjut, ia berharap dengan ditunjuknya Riau sebagai tuan rumah, saatnya Riau berbenah khususnya untuk bidang perunggasan yang memang secara program belum tersentuh secara totalitas oleh pemerintah.

”Barangkali nanti FPP dapat berperan sebagai institusi yang menyelenggarakan seminar atau dialog-dialog terkait dunia perunggasan Riau ke depannya,” pungkasnya. (Sadarman)

Riau Siap Jadi Tuan Rumah Penyelenggaraan HATN IX 2019

Kepanitiaan HATN berada di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau (Foto:Infovet)


Perhelatan tahunan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) IX masih terbilang jauh hari pelaksanaannya. Namun, tim yang ditugaskan untuk melakukan penjajakkan ke berbagai daerah untuk dijadikan tuan rumah, jauh-jauh hari sudah mulai dilakukan.

Ir Bambang Suharno dari Majalah Infovet dan Ricky Bangsaratoe dari Perhimpunan Insan Peternakan Rakyat, berkunjung dan bertemu langsung dengan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, drh Askardiya R Patrianov MP, Senin (26/11/2018). Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah untuk membicarakan kemauan dan kesiapan Provinsi Riau dijadikan sebagai tuan rumah HATN.

Menurut Ir Bambang, dijadikannya Provinsi Riau sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Ayam dan Telur Nasional IX 2019 bukanlah tidak beralasan. Alasan mendasar adalah Provinsi Riau dengan Ibu Kotanya Pekanbaru, tumbuh dan berkembang menjadi pusat kota, dengan beragam aktivitas industri, masyarakat terdidik dari beragam kalangan, sehingga menjadikan kota ini salah satunya sebagai pusat kuliner.

“Kita sudah mahfum bersama, salah satu ciri masyarakat kota yang maju adalah memiliki sifat konsumtif, olahan pangan fast food, dan ini menjadi alasan, mengapa Provinsi Riau untuk tahun 2019 dijadikan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Ayam dan Telur Nasional IX,” kata Bambang.

Pemaparan Ir Bambang terkait habit atau kebiasaan buruk masyarakat Indonesia kini dan bahkan nanti di depan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, rata-rata pengeluaran keluarga terbesar adalah untuk pembelian rokok. “Pengeluaran untuk rokok 5 kali lebih banyak dari pengeluaran untuk telur dan susu,” kata Bambang.

Beragam hasil kajian menyebutkan, Indonesia nomor 1 sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar di ASEAN, yakni 1.3 ribu batang/orang/tahun.

Masih menurut Bambang, tingginya angka konsumsi rokok tersebut berdampak pada penurunan angka konsumsi daging ayam dan telur, yang ditandai dengan posisi Indonesia untuk angka konsumsi daging ayam (11 kg/orang/tahun) dan telur (100 butir/orang/tahun) nomor 3 terendah di ASEAN setelah Filipina.

Menanggapi apa yang disampaikan Ir Bambang, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau menyanggupi, Riau dapat dijadikan sebagai tuan rumah Hari Ayam dan Telur Nasional IX 2019. Kesiapan tersebut dilihat dari tujuan dan manfaat positif yang dapat diambil dari kegiatan dimaksud.

“Hari Ayam dan Telur Nasional mengandung tujuan mulia, yakni mengedukasi masyarakat agar sadar gizi, mengubah kebiasaan mereka ke arah yang lebih baik, sehingga mereka dan anak-anaknya dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan standar pertumbuhan yang diharapkan. Ke depannya, anak-anak mereka dapat menjadi generasi yang cerdas,” kata Patrianov.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan tersebut, Patrianov meminta tim dari Hari Ayam dan Telur Nasional IX untuk memfikskan terlebih dahulu perihal pendanaan, sehingga pada saat kegiatan tersebut akan digelar, tidak ada hal-hal yang merintangi, terutama yang berhubungan langsung dengan keuangan.

“Kita sudah pahami bersama, ada banyak sumber dana yang dipaparkan oleh tim diantaranya sponsorships, sumbangan pemerintah daerah, penjualan stand pameran officials products, serta sumbangan atau donasi yang bersifat tidak mengikat,” urai Patrianov.

Namun demikian, lanjut dia, terkait dengan sumbangan pemerintah daerah, tentu kami meminta tim untuk menunjukkan jalan bagaimana mendapatkan dana tersebut dipenyelenggaraan tahun lalu.

“Jika dimasukkan ke anggaran murni, jelas tidak bisa. Kemudian apabila dimasukkan ke anggaran perubahan, tentu harus ada contoh atau petunjuk yang jelas,” tandasnya.

Terlepas dari itu, Patrianov memastikan bahwa kegiatan Hari Ayam dan Telur Nasional akan menuai sukses, apatah lagi acara ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah pusat dan daerah, organisasi pendukung, seperti Asosiasi Obat Hewan Indonesia. Ditambah lagi keterlibatan UIN Suska Riau dengan sumberdaya manusia yang mumpuni di bawah Program Studi Peternakan yang dimiliki.

“Kami yakin, acara ini akan sukses mengedukasi masyarakat agar sadar gizi. Tentu dengan keterlibatan Infovet sebagai media peternakan dan kesehatan hewan nasional, dan Riau Pos untuk media lokal yang juga telah me-nasional,” pungkas Patrianov. (Sadarman).

Jamuan Riau Pos untuk Tim HATN 2019

Foto saat jamuan makan oleh GM Bisnis Riau Pos kepada tim HATN bersama Ketua ASOHI Daerah Riau, terkait penyelenggaraan HATN 2019 mendatang di Riau. (Foto: Infovet)

Bertempat di Rumah Makan Serbarasa Kota Pekanbaru, tim Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) IX 2019, yang terdiri dari Pimred Infovet, Bambang Suharno dan Ricky Bangsaratoe dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, disambut hangat oleh Genaral Manager Bisnis Riau Pos, Ahmad Dardiri, dalam kegiatan jamuan makan malam, Minggu (25/11). Dalam acara tersebut, hadir pula Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Daerah Riau, Drh Musran.

Dalam pertemuan tersebut, Ahmad Dardiri, menyambut baik kehadiran tim HATN. “Riau Pos siap menjadi media pendukung untuk kesuksesan acara tersebut,” kata Dardiri.

Pimred Infovet, Bambang Suharno, menyampaikan, HATN merupakan kegiatan yang mempunyai dampak positif bagi masyarakat, pengusaha peternakan dan kesehatan hewan, universitas yang dilibatkan, serta pemerintah sebagai pengambil kebijakkan.

Lebih lanjut, kegiatan HATN dapat diisi dengan beragam kegiatan, seperti pelaksanaan seminar edukasi protein hewani kepada masyarakat, kegiatan lomba yang berbahan dasar daging dan telur ayam, lomba menggambar/mewarnai untuk anak usia dini, serta kegiatan positif lainnya.

Sementara, ditambahkan oleh Ricky Bangsaratoe, adanya isu negatif pada industri ayam dan telur, seperti konsumsi telur yang menyebabkan kolesterol dan daging ayam yang disuntik hormon untuk mempercepat pertumbuhan, masih menjadi persoalan di masyarakat.

“Ini sebenarnya informasi hoaks yang menyesatkan konsumen. Telur bukanlah pemicu kolesterol, justru telur merupakan bahan pangan sumber protein, sama halnya dengan daging ayam, yang tak kalah baiknya jika dibandingkan dengan bahan pangan lainnya,” jelas Ricky.

Adanya asumsi penyuntikkan hormon pemacu pertumbuhan ayam broiler, Ricky dan Bambang sepaham bahwa praktik itu sama sekali tidak benar, melainkan hanya informasi yang menyesatkan konsumen.

“Kita perlu media, seperti Riau Pos yang telah menjadi pioneer atau leader informasi di Riau, sehingga hal apa saja terkait dengan informasi yang tidak jelas terhadap daging ayam dan telur dapat diminimalisir, sehingga konsumsi daging ayam dan telur di Riau dapat ditingkatkan,” imbau Bambang.

Terkait dengan keinginan untuk melibatkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Bambang menyebut, kegiatan HATN memiliki tujuan mulia, yakni memprovokasi masyarakat melalui beragam kegiatan untuk mengedukasi mereka agar mereka dapat mengubah kebiasaan meningkatkan konsumsi telur sembari menurunkan konsumsi rokok termasuk uang yang di keluarkan untuk pembelian pulsa.

Di samping itu, untuk menghimpun peternak agar dapat mendukung HATN 2019 dan perusahaan yang bergerak langsung di bidang peternakan, baik perusahaan bibit, budidaya dan pakan ternak. 

Sementara itu, keterlibatan UIN Suska Riau yang mempunyai Program Studi Peternakan di Riau, diharapkan dapat meningkatkan pamornya di kancah akademik internasional. Hal ini dikatakan Bambang, karena setiap kegiatan HATN, pelaporannya diteruskan ke www.internationalegg.com. (Sadarman)

Perkembangan Pariwisata dan Prospek Perunggasan Sulawesi Utara


Tahun 2018 ini Manado sebagai tuan rumah HATN (Hari Ayam dan Telur Nasional) dan WED (World Egg Day) 2018. Terpilihnya Manado  tidak terlepas dari penilaian bahwa daerah Sulawesi Utara (Sulut) merupakan daerah dengan pertumbuhan industri perunggasan yang relatif lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan di Kawasan Indonesia Timur (KTI). Selain itu, para pemangku kepentingan perunggasan di Sulut sangat antusias dengan program yang membantu meningkatkan usaha perunggasan.

Selama periode 2012-2016, pertumbuhan populasi ayam pedaging (broiler) di Sulut mencapai 280,8%, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan rata-rata KTI sebesar 111,1% dan 10 kali lipat dari pertumbuhan rata-rata Nasional sebesar 28%. Pada periode yang sama, populasi ayam petelur di Sulut tumbuh 31,8%, lebih tinggi dari rataan Nasional sebesar 16,8%, meskipun masih lebih rendah dibanding rata-rata pertumbuhan KTI yang sebesar 53,3 %. Melihat data ini, konsumsi telur di Sulut masih memiliki prospek yang tinggi.

Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan usaha perunggasan di Sulut adalah meningkatnya ekonomi pariwisata yang pesat. Wisata Bunaken misalnya, kini sudah dikenal seantero Tanah Air dan di berbagai negara sebagai pulau yang sangat indah dan eksotis. Adanya jalur penerbangan langsung China-Manado membuat pertumbuhan wisatanya melesat. Kabarnya Korea juga akan membuka jalur penerbangan langsung ke Manado yang tentunya makin meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara.

Pertumbuhan wisata tentunya juga akan mendongkrak kebutuhan ayam dan telur di wilayah Manado dan sekitarnya. Selain itu, dengan pendapatan masyarakat yang meningkat akibat pertumbuhan wisata, maka konsumsi ayam dan telur masyarakat Sulut diharapkan ikut meningkat. Acara HATN 2018 yang terpusat di Manado diharapkan akan membuat masyarakat Sulut semakin meningkat kesadaran terhadap pentingnya konsumsi ayam dan telur sebagai sumber protein yang paling murah dan peternakan unggas di Sulut semakin berkembang.

Coba bayangkan, Sulut saat ini berpenduduk sekitar 2,5 juta orang. Jika setiap penduduk Sulut dalam setahun menambah konsumsi telur 10 butir telur saja, maka dibutuhkan 25 juta butir telur ayam. Jumlah ini membutuhkan lebih dari 100 ribu ekor ayam petelur produktif yang akan menyerap tenaga kerja ribuan orang, mulai dari peternak, usaha pakan, obat hewan, peralatan, pemasok bahan pakan dan sebagainya. Ini belum termasuk tambahan konsumsi dari wisatawan. Tambahan konsumsi telur itu sangat bisa dilakukan jika masyarakat mulai mengurangi konsumsi rokok yang sangat tidak bermanfaat.

Semua itu bisa dilakukan dengan kerjasama semua pemangku kepentingan perunggasan, baik peternak, perusahaan sarana produksi ternak, dinas pertanian dan peternakan, perguruan tinggi, serta dukungan media. Kerjasama itu misalnya, perguruan tinggi melakukan kajian pasokan bahan baku pakan dan menyusun konsep kemitraan petani jagung dengan peternak. Dinas Pertanian dan Peternakan sebagai fasilitator dapat memulai pertemuan koordinasi rutin antara semua stakeholder agar usaha peternakan unggas di Sulut dapat tumbuh pesat dan tidak terganggung oleh gejolak harga yang terlalu merepotkan peternak sebagaimana yang sering terjadi di Pulau Jawa.

Tak kalah pentingnya, adalah jaminan lokasi usaha peternakan, agar para peternak bisa nyaman melanjutkan usahanya tanpa terganggu oleh perubahan kebijakan lokasi usaha. Di beberapa daerah kerap terjadi peternakan yang sudah dirintis di daerah yang jauh dari permukian, dalam beberapa tahun terjadi pertumbuhan perumahan di wilayah peternakan, sehingga peternak harus merelokasi usahanya ke daerah lain. Ini adalah akibat tidak jelasnya peta lokasi usaha peternakan.

Dengan adanya HATN, para pemangku kepentingan perunggasan menyadari pentingnya peran media. Liputan kegiatan HATN oleh Manado Post membuat publik setempat menyadari perlunya peningkatan konsumsi ayam dan telur. Dukungan ini perlu terus dilanjutkan. Bahkan pihak Manado Post sendiri menyatakan sangat terkesan dengan para pelaku usaha perunggasan dan siap menjadi “rumah” bagi para peternak unggas.

Sebuah hikmah luar biasa dari terselenggaranya HATN 2018 di Sulut yang memiliki potensi besar dalam peningkatan industri dan konsumsi protein hewani yang bersumber dari ayam dan telur. ***

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer