-->

IKA FKH IPB UNIVERSITY DORONG PRIORITASKAN PENYEDIA PROTEIN HEWANI LOKAL PADA PROGRAM MBG

IKA FKH IPB Memberikan Rekomendasi Kepada Pemerintah Terkait Program MBG
(Foto : Istimewa)


Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University menyerukan perhatian khusus terhadap peran peternak lokal dalam mendukung keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dalam acara bertajuk Vet Vaganza dan Makan Bergizi Gratis di Kampus Cilibende, Kota Bogor pada Minggu (24/11) yang lalu , IKA FKH IPB menyampaikan rekomendasi kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memprioritaskan penyedia protein hewani lokal demi meningkatkan kesejahteraan peternak Indonesia.

Empat Rekomendasi Strategis
Sekretaris Jenderal IKA FKH IPB, Deddy Fachruddin Kurniawan, menjelaskan empat rekomendasi penting yang diusulkan dalam mendukung program tersebut. Pertama, IKA FKH IPB mendukung penuh Program MBG sebagai langkah strategis untuk mencerdaskan dan menyehatkan generasi muda Indonesia.

Kedua, mereka mendorong penerapan pengawasan ketat terhadap kualitas pangan bergizi berbasis protein hewani oleh dokter hewan guna memastikan keamanan pangan yang sesuai dengan standar ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).

Ketiga, mereka meminta Presiden Prabowo melalui BGN untuk memberikan prioritas kepada penyedia protein hewani lokal, seperti daging, susu, dan telur, agar program ini juga memberikan dampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan peternak dalam negeri.

Keempat, IKA FKH IPB menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung pelaksanaan program ini dengan melibatkan para alumninya dalam berbagai bentuk kontribusi.

Rekomendasi ini secara resmi diserahkan kepada Kepala BGN, Prof. Dadan Hindayana, di hadapan Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, dan sekitar 500 anggota Pramuka yang turut hadir.

Peran Strategis Program MBG
Ketua kegiatan, Kukuh Galih Waskita, menjelaskan bahwa Program MBG merupakan solusi penting untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data, rata-rata konsumsi energi penduduk Indonesia saat ini masih berada sedikit di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Program ini diharapkan mampu memperbaiki status gizi anak-anak dari keluarga miskin serta meringankan beban ekonomi mereka.

“Jika diimplementasikan secara tepat, program ini tidak hanya akan meningkatkan gizi masyarakat tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi peternak dan petani lokal,” ujar Kukuh.

Komitmen IPB University
Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, menegaskan pentingnya memanfaatkan sumber daya lokal untuk mendukung keberhasilan Program MBG. Ia menyatakan bahwa program ini memiliki potensi besar dalam menciptakan keterkaitan antara sektor agribisnis dan masyarakat pedesaan.

“Demand-nya sudah jelas. Kebutuhan untuk bahan pangan seperti ayam, susu, sayuran, dan buah-buahan menjadi peluang besar bagi sektor peternakan dan pertanian lokal untuk berkembang,” ungkap Prof. Arif.

IPB University juga telah merancang tiga pusat layanan di Sekolah Vokasi, Agribusiness and Technology Park (ATP) Cikarawang, dan Kecamatan Jasinga untuk mendukung implementasi program ini. Pusat-pusat tersebut akan berfungsi sebagai laboratorium lapang yang melibatkan mahasiswa dan dosen dalam penelitian dan pelatihan guna memastikan keberlanjutan dan efektivitas program.

Dampak Jangka Panjang
Selain meningkatkan status gizi generasi muda, Program MBG diharapkan mampu menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pedesaan. Dengan melibatkan petani dan peternak lokal sebagai penyedia utama, program ini menciptakan pasar baru yang berkelanjutan.

IKA FKH IPB University, bersama IPB University, optimistis bahwa kolaborasi ini akan menjadi model pemberdayaan yang tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat tetapi juga kesejahteraan ekonomi Indonesia secara menyeluruh. (CR)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer