-->

KETAKUTAN AKAN PENULARAN AI DARI MANUSIA KE MANUSIA TERJADI DI RUSIA

Uni Produsen Unggas Rusia (NUPP) telah mengeluarkan pernyataan yang memastikan masyarakat bahwa produk unggas yang dijual aman bagi konsumen meskipun kekhawatiran akan flu burung (AI) meningkat.

Pada akhir Februari, Rusia melaporkan kasus pertama flu burung (H5N8) ditularkan dari unggas ke manusia. 7 pekerja di sebuah peternakan unggas di selatan Rusia terinfeksi dengan strain H5N8 dalam wabah yang terjadi sejak Desember 2020. Insiden ini diyakini sebagai kasus pertama penularan unggas ke manusia H5N8 yang dikonfirmasi di dunia.

Pada 12 Maret, Anna Popova, kepala pengawas kesehatan konsumen Rospotrebnadzor, mengemukakan kekhawatiran bahwa strain AI baru dapat bermutasi lebih lanjut, yang mengarah pada kemungkinan penularan dari manusia ke manusia. “Prediksi bahwa ini bisa terjadi dianggap sangat mungkin,” kata Popova, menambahkan bahwa masih ada waktu untuk bersiap menghadapi ancaman baru dan untuk mengembangkan tes dan vaksin baru. “Kami ingin bersiap untuk itu dan memperingatkan seluruh komunitas global bahwa bahaya itu ada,” katanya.

Peternak unggas Rusia memperingatkan bahwa kekhawatiran tentang infeksi AI dapat memengaruhi konsumsi unggas di negara tersebut. Dalam pernyataannya, NUPP memastikan bahwa, dengan semua tindakan sanitasi, virus tidak akan masuk ke rantai pasokan. Daging broiler dan produk unggas lainnya aman dikonsumsi jika disiapkan dengan benar. “Tidak ada unggas yang terinfeksi yang berhasil masuk ke rantai makanan, dan konsumen dapat tetap yakin akan keamanan daging unggas. Pengamanan diterapkan untuk memastikan keamanan pelanggan, ”kata NUPP.

Para pekerja di peternakan tempat wabah AI dikonfirmasi pada Desember 2020 kemungkinan besar terinfeksi karena kurangnya kepatuhan terhadap peraturan sanitasi. (Via poultryworld.net)

MANFAAT APIK DARI MIKROBA BAIK

Berbagai jenis bakteri baik yang bermanfaat pada saluran pencernaan. (Sumber: Shutterstock)

Keputusan tentang pelarangan penggunaan antibiotik sebagai “growth promoter” (AGP) adalah keniscayaan, satu hal yang sulit ditawar. Kebijakan ini jelas mengundang banyak komentar dari berbagai kalangan dari masing-masing cara pandang. Pertanyaan mendasar yang bisa diajukan adalah tentang kemungkinan tindakan lain yang bisa dilakukan untuk penggantinya.

Penggunaan probiotik, prebiotik dan sinbiotik dikatakan banyak para ahli di bidang perunggasan maupun dokter hewan bisa menjadi alternatif yang baik pengganti antibiotik. Probiotik adalah istilah yang digunakan untuk mikroorganisme hidup yang dapat memberikan kesehatan pada organisme/inang. Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter atau ahli nutrisi, setelah mengonsumsi antibiotik atau sebagai bagian dari pengobatan. Selain probiotik, muncul juga prebiotik dan sinbiotik yang juga sudah dikenal lama di Indonesia.

Menurut salah satu dewan pakar Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), probiotik saat ini disebut sebagai mikroorganisme non-pathogenic yang hidup bersama manusia atau hewan di lingkungan dan probiotik sangat berbeda dengan antibiotik. Karena (pro)biotik untuk memperbaiki kehidupan mikroba dalam tubuh manusia atau hewan, sementara (anti)biotik adalah zat yang membunuh atau menghambat multifikasi dari mikroba.

Biasanya kebanyak orang mengetahui probiotik terdapat dalam kandungan susu yang melalui proses pengasaman. Dalam kandungan susu tersebut terdapat mikroba yang dapat memperbaiki flora atau mikroflora di saluran pencernaan (usus). Jika mikroflora dalam usus bersih, absorpsi (penyerapan) makanan menjadi efisien. Adapun mikroflora baik diantaranya Lactobaccilus, Bifidobacterium dan Bacteroides. Agar sehat, keberadaan mikroflora di dalam saluran pencernaan harus seimbang.

Setelah ditemukan probiotik yang mampu memelihara mikroba non-pathogenic, munculah prebiotik yang berfungsi untuk memperbaiki lingkungan agar mikroba tetap tumbuh subur. Salah satu contoh yang paling gampang bicara prebiotik adalah pada ikan. Biasanya sebelum mengisi kolam dengan air, terlebih dahulu pada dasar tanahnya ditaburkan ragi, hal itu berguna untuk memperbaiki kondisi lingkungan di dalam kolam dengan suburnya zooplankton dan vitoplankton yang menjadi makanan ikan.

Setelah berkembangnya kemajuan zaman, kemudian muncul sinbiotik yang merupakan kombinasi vitamin, mineral atau enzim terhadap probiotik dan prebiotiknya, sehingga meningkatkan daya tahan hidup bakteri tersebut. Pemberian mikroba-mikroba tersebut sangat baik manfaatnya untuk industri peternakan, karena akan memperbaiki sintesa dan absorpsi dari gizi yang diberikan kepada hewan ternak.

Karena manfaatnya yang baik bagi kesehatan hewan ternak, penggunaan probiotik, prebiotik dan sinbiotik semakin gencar dilakukan, apalagi setelah pelarangan AGP diberlakukan. Penggunaan ketiganya sebagai feed additive membuming di Indonesia.

Hal senada juga pernah disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Drh I Wayan Teguh Wibawan. Dalam tulisannya kepada Infovet, ia menyebutkan bahwa tindakan penggunaan probiotik, prebiotik dan lainnya perlu menjadi perhitungan peternak unggas saat ini, mengingat tantangan di lapangan yang semakin berat, apalagi di saat kondisi pandemi COVID-19 yang makin memperkeruh suasana bisnis perunggasan.

“Ujung dari penggunaan ini adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021. (INF)

KOMBINASI PROBIOTIK, PREBIOTIK DAN SINBIOTIK AGAR PERFORMA APIK

Skema manfaat penggunaan probiotik dan prebiotik pada ternak. (Gambar: Istimewa)

Larangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) di Indonesia sudah diberlakukan sejak 2018. Sejak saat itu pula seluruh insan yang berkecimpung di dunia peternakan Indonesia berlomba-lomba mencari alternatifnya, diantaranya adalah probiotik, prebiotik dan sibniotik.

Mungkin banyak yang sudah sangat familiar dengan minuman ringan berasa asam yang mengklaim dirinya sebagai minuman yang mengandung probiotik. Lalu kemudian populer pula minuman sehat yang berasal dari susu yang rasanya juga sedikit asam bernama yoghurt. Seiring berjalannya waktupun produk-produk serupa beredar di pasaran.

Lalu apa probiotik itu? Terminologi probiotik berasal dari bahasa Yunani. Kata “pro" artinya mempromosikan dan "biotik" artinya kehidupan. Probiotik muncul pada awal abad ke-20 dan diperkenalkan oleh Elie Metchnikoff, yang kemudian dikenal sebagai sosok “Bapak probiotik”.

Dari situ kemudian muncullah asosiasi perkumpulan para ahli probiotik yakni International Scientific Association for Probiotics and Prebiotics (ISAPP) pada 2013. Mereka kemudian mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang dalam jumlah memadai dapat memberikan manfaat bagi kesehatan pada tubuh host/inangnya. Lalu kemudian orang awam mendefinisikannya sebagai bakteri baik dan jahat.

Sedangkan prebiotik didefinisikan sebagai senyawa natural dalam makanan yang tidak dapat dicerna usus, berfungsi sebagai suplemen untuk mendorong pertumbuhan mikroorganisme baik dalam sistem pencernaan. Kombinasi dari probiotik dan prebiotik disebut sinbiotik (eubiotik).

Alternatif Pengganti AGP
Seperti yang sudah dijelaskan diawal, pelarangan penggunaan AGP dalam pakan ternak memicu para produsen pakan untuk mencari imbuhan pakan alternatif. Probiotik dan prebiotik merupakan satu diantaranya, mengapa? Hal ini dikarenakan probiotik dan prebiotik juga sudah lama digunakan dalam kehidupan manusia dan terbukti aman. Oleh karena itu, dengan analogi yang sama seharusnya juga dapat digunakan pada ternak.

Peneliti Nutrisi Pakan Ternak Balitnak Ciawi, Prof Arnold Sinurat, mengatakan bahwa sejatinya memang AGP perlu di-replace. Hal ini merujuk kepada perhatian dunia pada pangan asal hewan yang sehat dan bebas dari residu antibiotik.

“Memang inisiasinya dimulai dari Eropa sana, sejak lama mereka duluan yang melarang penggunaan AGP, baru kemudian Amerika, lalu Asia. Nah, karena AGP-nya sudah tidak dipakai, mau enggak mau pakai alternatif, salah satunya probiotik dan prebiotik,” tutur Arnold.

Ia menjelaskan bahwa pengunaan probiotik dan prebiotik pada ternak tujuan utamanya yakni menjaga keseimbangan dan kesehatan usus dan saluran pencernaan. Sebagaimana diketahui bahwa di dalam usus dan saluran pencernaan banyak terdapat bakteri dan mikroflora usus lainnya. Tidak semua bakteri dan mikroflora bersifat baik dan menguntungkan, oleh karenanya menurut Arnold, jika mikroba yang merugikan dapat diminimalisir, maka keadaan usus dan saluran pencernaan akan sehat.

“Kita ambil contoh saja E. coli, itu kan flora normal pada usus, kalau dia memang sifatnya agak oportunis, kalau ada sedikit dia Cuma jadi bakteri pembusuk, kalau kebanyakan bisa jadi penyakit (Colibacillosis). Nah, makanya kalau keseimbangan mikroflora usus ini dapat dijaga, maka tentunya ternak akan sehat,” tuturnya.

Lebih lanjut Arnold menjelaskan bahwa tidak semua bakteri dapat digunakan sebagai probiotik, kebanyakan bakteri yang digunakan sebagai probiotik rata-rata adalah bakteri asam laktat (BAL).

“Sebagaimana yang kita ketahui bakteri lactobacillus, bifidobacteria dan bakteri asam laktat lainnya banyak digunakan dan terbukti dapat memberikan efek menguntungkan pada ternak, baik monogastrik, ruminansia dan unggas. Bahkan beberapa jenis kapang seperti Aspergillusoryzae  dan khamir (Sachharomyses sp.) juga digunakan dan memberikan efek menguntungkan,” jelas dia.

Segudang Manfaat Beragam Cara Kerja
Seperti yang sudah dijelaskan, nyatanya manfaat probiotik jauh lebih luas daripada itu. Karena probiotik sebagai living organism memiliki beberapa cara… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021. (CR)

INDONESIA JAJAKI EKSPOR PRODUK UNGGAS KE NEGERI TIRAI BAMBU

Indonesia mencoba kemungkinan ekspor produk unggas ke Tiongkok


Kabar bahagia datang dari sektor perunggasan. Melalui pertemuan virtual via daring zoom, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (P2HP) menginisiasi pertemuan antara integrator perunggasan Indonesia dengan perwakilan buyer asal negeri tirai bambu Senin (22/3).

Direktur P2HP Fini Murfiani menjelaskan bahwa sejak lama pihak Indonesia telah melakukan lobi - lobi kepada Tiongkok untuk membuka akses pasar terkait produk perunggasan. Lebih jauh Fini menjelaskan bahwa sudah ada 5 surat resmi G to G kepada pemerintah Tiongkok yang dikirimkan oleh Indonesia.

Fini juga menyebut bahwa KBRI Tiongkok juga telah melakukan komunikasi informal kepada GACC (General Administration Custom of People's Republic of China) / bea cukainya Tiongkok terkait hal ini. Fini juga mengatakan dalam HS Code nomor 020712 dan 020714 Tiongkok terkait produk unggas, Indonesia belum pernah melakukan ekspor produk perunggasan ke Tiongkok. 

"Kami sudah melakukan ini, terakhir surat kami kirimkan di bulan Maret ini, tentunya karena dari sana mereka juga sudah meminta kepada kami karena supply mereka yang juga terbatas. Jadi kami sedang mengupayakan G to G nya, tapi supplier di sana sepertinya sudah tidak sabar untuk melakukan bisnis secara B to B, makanya kita mengupayakan yang terbaik," tutur Fini.

Ivan Lee sebagai perwakilan buyer dari Tiongkok mengatakan bahwa negaranya sangat membutuhkan suplai produk perunggasan berupa Chicken wings, Middle Joint Wings, Chicken Paw, dan Chicken feet. Produk - produk tersebut sangat diminati oleh masyarakat Tiongkok dan konsumsinya cukup besar.

Sebagai catatan, Ivan mengatakan bahwa Tiongkok sesungguhnya mengekspor produk - produk tersebut dari Brazil, Argentina, dan Thailand. Namun ia mendengar kabar adanya kemungkinan suplai dari Brazil akan dihentikan oleh Tiongkok karena isu Covid-19. Selain itu Ivan meyakini bahwa produk Indonesia berkualitas baik.

"Kami tahu bahwa produksi Indonesia sangat besar, makanya kami ingin agar produk Indonesia bisa kami jajaki di sini. Saya yakin meskipun secara G to G sangat rumit, tapi kami bisa upayakan untuk prosesnya, dan kami ingin secepatnya. Tetapi ingat, ini bukan soal kuantitas tapi tetap kualitas kami utamakan," tutur Ivan.

Namun begitu, nampaknya  jalan terjal terkait ekspor produk ini masih akan menanti. Pasalnya hingga kini belum ada kesepakatan G to G antara Indonesia dan Tiongkok. Namun begitu kedua pihak masih saling berdiskusi mencari jalan agar hal ini dapat diwujudkan, hingga berita ini diturunkan, belum ada keputusan dan solusi yang dihasilkan oleh kedua belah pihak. (CR)






SELFMIX PAKAN TERNAK BABI

Berikut ringkasan tema yang dibawakan oleh Rudi, peternak babi dari Solo, Jawa Tengah. Pada webinar Campus Online AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia) "Training Formulasi Ransum Babi Batch 1", yang diadakan via Zoom pada Selasa, 16 Maret 2021. Webinar ini didukung oleh USSEC, Boehringer Ingelheim, PT Gallus Indonesia Utama, Gita Organizer, dan Majalah Infovet.

Self mixing adalah metode pencampuran pakan yang dilakukan sendiri. Keuntungannya lebih efisien dan menghemat biaya pakan, mengetahui kualitas pakan hasil buatan sendiri, formulasi ransum dapat dibuat sesuai keinginan sendiri.

Belajar teknologi pakan menolong kita menghadapai hal-hal tak terduga seperti bagaimana menghadapi cuaca musim dingin. Bagaimana ketika gunung Merapi meletus, hasil panen berantakan, harga jagung naik 2 kali lipat. Bagaimana ketika pada terkena hama, dan ketika bahan baku naik dan sulit.

Bahan baku dan pakan alternatif meliputi bungkil kelapa, DDGS (dried distillers grain with soluble), CGF (corn gluten feed), polar, ampok, aking, dll. Penting untuk berdiskusi dengan ahli nutrisi, karena setiap alternatif pakan masing-masing ada kelemahan dan kelebihan.

Dengan selfmix kita dapat menjaga kestabilan ternak ketika terjadi kelangkaan pakan.

Materi selengkapnya bisa diunduh disini.

PENYUSUNAN RANSUM PRESTARTER & STARTER TERNAK BABI

Berikut ringkasan tema yang dibawakan oleh Dr Ir Sangley Randa, MSc. Pada webinar Campus Online AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia) "Training Formulasi Ransum Babi Batch 1", yang diadakan via Zoom pada Selasa, 16 Maret 2021. Webinar ini didukung oleh USSEC, Boehringer Ingelheim, PT Gallus Indonesia Utama, Gita Organizer, dan Majalah Infovet.

Periode/fase pertumbuhan ternak babi:

  • Prestarter: 5-10 kg.
  • Starter: 10-20 kg.
  • Grower: 20-35 kg.
  • Finisher: 60-100 kg.

Ternak babi prestarter adalah kelompok atau kategori ternak babi yang berada dalam masa menyusui, atau disebut juga pra-sapih (persiapan untuk disapih). Umur 2-6 minggu (30-50 hari).

Ternak babi starter adalah kelompok atau kategori anak babi yang sudah disapih (weaned piglet). Umur 8-100 minggu.

Pertumbuhan maksimal adalah tujuan utama bagi pemeliharaan anak babi (piglets). Seringkali dalam usaha komersil, pertumbuhan maksimal merupakan hal yang paling sulit dicapai, disebabkan oleh beberapa faktor yaitu terbatasnya ketersediaan susu bagi anak-anak babi yang baru lahir. Lalu penyapihan dini seringkali memicu adanya stress pada ternak, kapasitas usus membatasi penyerapan nutrisi pada anak-anak babi lepas sapih, dan faktor-faktor lain yang menimbulkan kondisi “stress” yang berdampak pada laju potensi pertumbuhan.

Dalam penyediaan makanan/penyusunan ransum (anak babi), dipengaruhi oleh setidak-tidaknya 3 faktor utama. Pertama fisiologis pencernaan, menentukan sifat dan bentuk bahan makanan. Kedua, kebutuhan zat-zat makanan, menentukan jenis dan jumlah bahan makanan. Ketiga, status/umur pertumbuhan, menentukan bentuk dan jumlah ransum yang diberikan.

Sejalan dengan bertambahnya umur ternak, aktivitas enzim semakin meningkat untuk mencerna pati (karbohidrat), lemak dan protein. Ini yang membuat pentingnya perhatian bagi penyediaan pakan untuk anak-anak babi.

Kebutuhan Nutrisi Ternak babi pre-starter

Berdasarkan SNI 01-3911-2006, persyaratan mutu pakan bagi ketersediaan nutrisi bagi ternak babi prestarter sbb:

Kebutuhan Nutrisi Ternak babi starter

Berdasarkan SNI 01-3912-2006, persyaratan mutu pakan bagi ketersediaan nutrisi bagi ternak babi starter (sapihan) sbb:

Materi selengkapnya bisa diunduh disini.


PETERNAK JUGA WAJIB PATUHI REGULASI TATA KELOLA LINGKUNGAN

Peternakan unggas, wajib memiliki izin pengelolaan lingkungan

Nasib naas harus dialami Mario Suseno (40) yang merupakan seorang peternak ayam petelur. Pasalnya, majelis hakim Pengadilan Negeri Banyumas, Jawa Tengah, menjatuhkan vonis hukuman penjara selama 1 tahun kepadanya karena dinilai melanggar upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dirinya terbukti bersalah melanggar Pasal 109 ayat 1 Jo. Pasal 36 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam sidang dengan agenda pembacaan putusan yang digelar di Ruang Sidang I PN Banyumas, Rabu, 17 Maret 2021, majelis hakim yang diketuai Abdullah Mahrus dengan anggota Agus Cakra Nugraha dan Suryo Negoro juga menghukum terdakwa untuk membayar denda sebesar Rp1 miliar subsider 1 bulan kurungan.

Dalam hal ini, terdakwa Mario Suseno tidak memiliki izin Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dalam mengelola peternakan ayam petelur yang berlokasi di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.

Kendati demikian, majelis hakim menyatakan beberapa hal yang meringankan terdakwa, salah satunya yang bersangkutan telah berupaya mengurus izin UKL-UPL.Saat ditemui usai sidang, terdakwa Mario Suseno mengaku akan mengajukan banding meskipun saat ditanya majelis hakim menyatakan pikir-pikir. (INF)


PENGURANGAN PLASTIK DI MOY PARK MENCAPAI 10% PADA 2019

Moy Park, produsen daging unggas di Irlandia Utara, telah mengurangi kemasan plastik sebesar 10% pada 2019 sebagai bagian dari strategi Remove, Reduce, Recycle, Research.

Strategi tersebut, yang bertujuan untuk mengatasi penggunaan plastik dan pengemasan di seluruh bisnis dan industri, juga membuat perusahaan mengurangi penggunaan keseluruhan semua bahan pengemasan hingga 5% lebih banyak pada tahun 2020.

Moy Park bertujuan untuk beralih ke 100% kemasan yang dapat didaur ulang pada tahun 2022, dengan semua kemasan lainnya akan siap untuk didaur ulang pada tahun 2025. Hal ini mengurangi penggunaan kemasan secara keseluruhan sebesar 5% dari tahun ke tahun sambil meningkatkan persentase kemasan yang dapat didaur ulang sebesar 5%.

Matt Harris, Kepala Pengemasan Moy Park mengatakan pencapaian ini adalah hasil dari inisiatif penelitian dan kolaborasi di seluruh bisnis dan dengan mitra.

“Saat meluncurkan strategi pada 2019, kami sengaja menetapkan target yang akan memberikan hasil yang nyata bagi pelanggan kami. Kampanye ini telah menginspirasi tim kami di seluruh bisnis, dengan inisiatif lintas fungsi yang memberikan solusi inovatif yang mengurangi ketergantungan kami pada plastik. R&D juga menjadi kunci untuk hal ini, dan kami bekerja sama dengan akademisi dan mitra rantai pasokan untuk mengetahui cara meningkatkan kemasan produk kami. ”

(via poultrynews.co.uk)

KOMBINASI APIK PROBIOTIK, PREBIOTIK, SINBIOTIK

Kenali manfaat dari penggunaan probiotik, prebiotik dan sinbiotik (Sumber: pixabay.com/WikiImages)

Kesehatan saluran pencernaan sangat berpengaruh terhadap performa pertumbuhan dan produktivitas ayam, karena kondisi pencernaan akan mempengaruhi proses pencernaan pakan, penyerapan nutrisi dan kekebalan terhadap kasus penyakit.

Sistem pencernaan berawal dari paruh, mulut, kerongkongan, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus (duodenum, jejunum, ileum), sekum, usus besar, colon dan berakhir di kloaka. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan usus dan performanya pada unggas.

Kualitas pakan dan air memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Kontaminasi bakteri terhadap pakan dan/atau air dapat merusak saluran pencernaan, menyebabkan respon peradangan di dalam usus yang menuntut peningkatan energi yang digunakan bersamaan dengan penurunan waktu transit untuk proses pencernaan di usus, sehingga ketersediaan nutrisi berkurang.

Proses utama dari pencernaan adalah secara mekanik, enzimatik, ataupun mikroba. Proses mekanik terdiri dari penelanan makanan ke dalam mulut dan gerakan peristaltik alat pencernaan karena kontraksi otot usus.

Sementara proses enzimatis atau kimiawi dilakukan oleh enzim yang dihasilkan sel-sel kelenjar dari bagian alat saluran pencernaan, berupa getah-getah pencernaan. Disamping itu, enzim dapat pula dihasilkan oleh mikroba usus yang dapat berasal dari ransum.

Keasaman bagian-bagian alat pencernaan mempunyai efek terhadap kehidupan mikroba pencernaan yang erat sekali hubungannya dengan produk enzim pencernaan maupun enzim produk mikroorganisme dari ransum. Faktor utama yang menentukan populasi mikroba adalah pH. Komponen ion H+ dapat bersifat membunuh bakteri patogen ditambah dengan suasana pH yang rendah.

Mikroflora yang menyokong kesehatan hewan terdiri dari berbagai macam spesies mikroorganisme seperti Lactobaccilus, Bifidobacterium dan Bacteroides yang sebagian besar merupakan mikroorganisme yang predominan. Kelompok lainnya yang merupakan bakteri patogen adalah Enterobactericeae, Enterococcus dan Clostridium. Dalam kesehatan saluran pencernaan ayam, rasio jumlah mikroorganisme pada kelompok bakteri tersebut adalah penting.

Faktor yang mempengaruhi kolonisasi mikroorganisme dapat dikelompokan menjadi: 
• Faktor yang berhubungan dengan inangnya, meliputi suhu tubuh, pH dan tingkat potensi oksidasi reduksi, asam lambung, enzim dan antibodi.
• Faktor yang berhubungan dengan interaksi mikroba, meliputi efek antagonistik, bakteriofag, bakteriosin.
• Makanan dan faktor lingkungan seperti fruktooligosakarida, manosa, laktosa dan karbohidrat lainnya dan/atau serat makanan serta faktor stres lingkungan.


Kriteria pencernaan yang sehat adalah…
Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021.

Drh Yuni
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021 8300300

KEBUTUHAN GIZI BABI INDUK DAN PENGGEMUKAN

Berikut ringkasan tema yang dibawakan oleh Prof Ir Budi Tangendjaja, PhD, Technical Consultant USSEC/USGC. Pada webinar Campus Online AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia) "Training Formulasi Ransum Babi Batch 1", yang diadakan via Zoom pada Selasa, 16 Maret 2021. Webinar ini didukung oleh USSEC, Boehringer Ingelheim, PT Gallus Indonesia Utama, Gita Organizer, dan Majalah Infovet.

Penentuan kebutuhan gizi ternak:

  • Ahli Gizi menentukan kebutuhan ternak dengan percobaan empiris untuk masing-masing zat gizi.
  • Penelitian dilakukan untuk menentukan kebutuhan minimal zat gizi dalam kondisi terkontrol
  • Ahli gizi juga menentukan berapa “faktor cadangan” (safety margin) yang di gunakan untuk menyusun ransum
  • Kandungan energi mempengaruhi jumlah pembentukan daging dan lemak tubuh

Rekomendasi untuk babi pertumbuhan:

Konsumsi pakan menentukan jumlah gizi:

  • Kandungan gizi dan pemakaian dalam % adalah untuk orang, bukan untuk babi.
  • Babi membutuhkan julah gizi absolut (g/hari, IU/hari, dll), bukan %.
  • % adalah didasarkan atas konsumsi pakan yang diharapkan (dugaan - berbeda untuk setiap peternakan).
  • Satu ekor babi yang makan 2 kg pakan mengandung lisin 1.00% akan mengonsumsi 20 g lisi per harinya. (2000 * .01 = 20)
  • Jika konsumsi ransum turun menjadi 1.8 kg/h, babi akan mengonsumsi hanya 18 g lisin/h. (1800 * .01)
  • Untuk dapat mengonsumsi 20 g lisin/h dengan makan 1.8 kg, maka kandungan lisin dalam ransum harus 1.11%. (20/1800 * 100)

Jumlah pakan menurut tahapan:

Tujuan pemberian pakan babi bunting:

  • Untuk perkembangan janin secara optimal.
  • Mempersiapkan induk untuk menyusui.
  • Mencapai target berat badan sehingga semua induk mendapatkan ketebalan lemak punggung sebesar 18-20 mm saat melahirkan.
  • Konsumsi pakan semasa bunting berpengaruh sebaliknya pada saat menyusui.

Tujuan pemberian pakan babi menyusui:

  • Memaksimalkan produksi susu untuk memaksimumkan pertumbuhan anaknya.
  • Mengurangi kehilangan berat badan induk agar penampilan reproduksi optimal setelah penyapihan.
  • Mempertahankan biaya dan pakan tercecer agar tetap rendah.
  • Target minimum: 1.8 kg per induk ditambah .55 kg untuk setiap anak babi.

ASOHI KEMBALI LAKSANAKAN PPJTOH, PELATIHAN WAJIB BAGI DOKTER HEWAN

Pelatihan PJTOH angkatan XXI diikuti sekitar 120 orang peserta. (Foto: Dok. ASOHI)

Melalui daring Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PPJTOH) angkatan XXI, pada 17-18 Maret 2021. Pelatihan ini merupakan sesuatu yang wajib diikuti bagi para dokter hewan, terutama yang bekerja di perusahaan obat hewan, pabrik pakan, pet shop, poultry shop, maupun medis veteriner di peternakan. 

Dihadapan sekitar 120 orang peserta, Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, menyampaikan bagaimana tugas PJTOH pada perusahaan obat hewan dan pakan telah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Peternakan No. 01/kpts/SM.610/F/01/05 tahun 2005.

Adapun tugas dari PJTOH, lanjut Ira, diantaranya memberikan informasi tentang peraturan perundangan bidang obat hewan kepada pimpinan perusahaan, memberikan saran dan pertimbangan teknis mengenai jenis sediaan obat hewan yang akan diproduksi/diimpor.

“Kemudian juga menolak produksi, penyediaan, peredaran dan repacking obat hewan ilegal, serta menolak peredaran obat hewan yang belum mendapatkan nomor pendaftaran,” kata Ira dalam sambutannya. Sebab, dokter hewan merupakan garda terdepan terkait obat hewan dan penggunaannya di lapangan.

Sedangkan untuk di pabrik pakan, PJTOH juga memiliki tugas menolak penggunaan bahan baku atau obat hewan jadi yang dilarang dicampur dalam pakan ternak dan menyetujui penggunan bahan baku atau obat hewan jadi dalam pakan yang memenuhi syarat mutu.

“Mengingat pentingnya tugas dan tanggung jawab PJTOH, maka ASOHI hampir setiap tahun mengadakan pelatihan ini. Kali ini kita laksanakan secara online mengingat masih suasana pandemi COVID-19,” ungkapnya. 

Nantinya ke depan selain pelatihan PJTOH tingkat dasar yang dilakukan sekarang ini, kata Ira, pihaknya berencana mengadakan pelatihan PJTOH tingkat lanjutan (advance). 

“Pelatihan PJTOH lanjutan ini akan membahas topik-topik yang lebih mendalam, sehingga ilmu yang diperoleh dari pelatihan tingkat dasar akan terus berkembang dan bermanfaat sesuai perkembangan zaman. Mudah-mudahan bisa dilaksanakan tahun ini,” pungkas Ira.

Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini turut mengundang banyak pihak yang terkait di dalamnya, diantaranya Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa (Direktur Kesehatan Hewan), Drh Ni Made Ria Isriyanthi (Kasubdit Pengawasan Obat Hewan), Prof Budi Tangendjaja (peneliti Balitnak), Drh Widarto (Koordinator PPNS Ditjen PKH), Rizqi Nur Ramadhon (Biro Hukum Kementan), Drh M. Munawaroh (Ketua Umum PB PDHI), Prof Widya Asmara (Ketua Komisi Obat Hewan), kemudian perwakilan Direktorat Pakan Ternak, Karantina, tim CPOHB (Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik) dan BBPMSOH (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan). (RBS)

BBVET WATES BERSIAP MENJADI PUSAT BIOFARMAKA VETERINER ASEAN

BBVet Wates, bersiap menjadi pusat biofarmaka veteriner di kawasan ASEAN

Forum Pimpinan Laboratorium Veteriner ASEAN (ASEAN Laboratory Director Forum/ALDF) mengapresiasi langkah Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates dalam mempersiapkan diri menjadi Pusat Bioinformatika Veteriner ASEAN. Hal ini mengemuka dalam pertemuan ALDF kedelapan yang dilaksanakan secara daring dengan tuan rumah Malaysia (16/3/2021).

Delegasi Indonesia dari BBVet Wates, drh. Hendra Wibawa, MSi., PhD., sebagai perwakilan instansi penjuru (focal point) ALDF menyampaikan inisiatif yang telah dilakukan Indonesia, antara lain pelatihan bioinformatika untuk laboratorium kesehatan hewan se-ASEAN pada tanggal 1-3 Februari 2021.

"Pelatihan ini dihadiri oleh lebih dari 20 orang perwakilan laboratorium dan pengambil kebijakan dari sembilan negara ASEAN," tambah Hendra.

Sebelumnya, BBVet Wates telah menyosialisasikan penerapan bioinformatika dalam monitoring virus influenza (flu burung) di Indonesia kepada delegasi kelompok kerja teknis avian influenza di ASEAN (Avian Influenza Group in ASEAN, AIGA) pada tahun 2018.

Sementara itu, drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, PhD., Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut baik capaian ini.

Dia meyakini bahwa dengan BBVet Wates menjadi Pusat Bioinformatika ASEAN, akan meningkatkan kepercayaan negara tujuan ekspor Indonesia dalam pemenuhan persyaratan kesehatan hewan dan keamanan pangan komoditas, juga meningkatkan daya saing ekspor Indonesia.

Fadjar menambahkan bahwa setelah pertemuan pada forum tersebut, langkah selanjutnya adalah mendapatkan persetujuan formal di tingkat menteri-menteri pertanian ASEAN.

"BBVet Wates dinilai telah memenuhi persyaratan teknis sebagai pusat bionformatika regional ASEAN, tinggal kita dapatkan persetujuan formalnya," jelas Fadjar.

Lebih lanjut, Fadjar juga menerangkan bahwa selain rencana BBVet Wates sebagai Pusat Bioinformatika Veteriner ASEAN, Kementan juga merencanakan untuk menjadikan unit pelaksana teknis ini sebagai calon laboratorium referensi flu burung ASEAN bersama laboratorium serupa di Malaysia.

Ia kemudian menyampaikan bahwa saat ini BBVet Wates sudah menjadi laboratorium referensi nasional untuk flu burung dengan penunjukan Menteri Pertanian.

Keunggulan lain dari BBVet Wates menurut Fadjar adalah laboratorium ini memimpin jejaring laboratorium tingkat nasional dalam monitoring virus influenza atau Influenza Virus Monitoring in Animal (IVM) dan telah dilengkapi dengan platform data elektronik berbasis web yaitu IVM Online. Hasil IVM telah digunakan oleh Pemerintah untuk menetapkan kebijakan vaksin dan vaksinasi Avian Influenza.

"Ini merupakan modal utama kita menjadikan BBVet Wates sebagai pusat bionformatika regional dan laboratorium referensi flu burung ASEAN," pungkasnya. (INF)

APA ITU PROBIOTIK, PREBIOTIK DAN SINBIOTIK

Penggunaan probiotik yang dikombinasikan dengan prebiotik pada pakan unggas merupakan salah satu pilihan tepat untuk mengendalikan kemungkinan kejadian AMR. (Sumber: alibaba.com)

Pemenrintah melalui Kementerian Pertanian menerbitkan peraturan pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP)/Antibiotik Pemacu Pertumbuhan, para ahli nutrisi dan kesehatan hewan serentak berusaha mencari penggantinya yang sepadan dengan AGP tersebut.

Berbagai sediaan alternatif disiapkan sebagai penggantinya dan beberapa produk seperti minyak sesnsial, ekstrak rempah tumbuhan, asam organik, probiotik dan prebiotik yang dipersiapkan sebagai alternatif pengganti antibiotik untuk kesehatan saluran cerna pada hewan peliharaan khususnya ayam.

Dari beberapa alternatif tersebut di atas, ternyata para ahli lebih cenderung menggunakan kombinasi probiotik dan prebiotik sebagai alternatif pengganti AGP untuk kesehatan saluran pencernaan ternak ayam.

Apa itu Probiotik?
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah cukup, dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Mikroorganisme yang dimaksud sebagian besar merupakan bakteri dari spesies Lactobacillus, Lactococcus, Bacillus, Bifidobacterium, Streptococcus, Yeast (Saccharomyces) atau kombinasi beberapa mikroorganisme tersebut (Bhupinder and Saloni, 2010). 

Cara kerja probiotik adalah bekerja secara antagonis terhadap bakteria patogen di dalam saluran cerna dengan cara memodifikasi pH, mengeluarkan sekresi yang berefek langsung untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen tersebut, seperti menghasilkan bakteriosin, asam organik, hidrogen peroksida, rantai pendek asam lemak, mengatur sistem imun induk semang, menormalkan mikrobiota dalam saluran cerna, mengurangi reaksi peradangan mukosa usus, menurunkan ekskresi amonia dan urea, meningkatkan penyerapan mineral dan secara umum dapat meningkatkan parameter performa dan keuntungan produksi (Vamanu and Vamanu, 2010; Ferreira et al., 2011).

Sedangkan Patterson dan Burkholder (2003), mengatakan bahwa penggunaan probiotik dalam pakan memperlihatkan peningkatan performa pertumbuhan, menurunkan tingkat kematian dan kesakitan, dimana itu semua secara umum akan berpengaruh kepada pertambahan keuntungan secara finansial.

Forlan (2005), berpendapat bahwa cara kerja probiotik bersifat competitive exclusion, dimana bakteri yang difungsikan sebagai probiotik (bakteri baik) bersaing menempati mukosa di saluran cerna dengan bakteri patogen (bakteri jahat), dimana jika bakteri baik terlebih dahulu menempati tempat/menempel di mukosa usus secara tidak langsung akan langsung memblokir proses menempelnya bakteri jahat pada mukosa usus.

Apa itu Prebiotik?
Tidak seperti probiotik, prebiotik bukanlah… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021. (AHD-MAS)

APLIKASI BIOSENSOR UNTUK DIAGNOSIS SURRA PADA TERNAK

 

Surra, penyakit parasit disebabkan agen Trypanosoma evansi (disnakkeswanjateng)

Para peneliti muda Balai Besar Penelitian Veteriner (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) diantaranya April Hari Wardhana SKH MSi Ph.D, Hasim Munawar Ssi Mphil dan tim mengembangkan aplikasi biosensor untuk diagnosis penyakit parasitik.

Dalam karya ilmiahnya, April dan kawan-kawan menyoroti Trypanosoma evansi masih menjadi penyebab utama penyakit trypanosomiasis di Indonesia, yang dikenal dengan nama Surra.

Menurut April, kelemahan dalam mendiagnosa yang tepat dari Card Agglutination Test for Trypanosomiasis/T. evansi (CATT/T. evansi), ELISA, dan PCR menyebabkan pengendalian Surra di lapang masih menghadapi kendala. Untuk itu, diperlukan alternatif piranti diagnosis yang cepat, akurat dan mudah diaplikasikan, yaitu biosensor.

Surra yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi masih menjadi permasalahan utama pada ternak, bahkan akhir-akhir ini cenderung menular ke manusia (Zoonosis)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biosensor Surra/T. evansi berbasis protein merupakan piranti yang menjanjikan untuk dikembangkan dalam mendeteksi Surra pada ternak. (Rilis/INF)

 

PROYEK UNGGAS PEDESAAN MEMBERDAYAKAN RUMAH TANGGA ZIMBABWE

Pemerintah Zimbabwe berencana untuk memperkenalkan Skema Unggas Pedesaan Kepresidenan (Presidential Rural Poultry Scheme). Setiap rumah tangga akan menerima unggas asli yang dikenal sebagai ayam road-runner.

Menurut Menteri Tanah, Pertanian, Perikanan, Air, dan Pemukiman Pedesaan Zimbabwe, Dr Anxious Masuka, inisiatif ini akan memastikan bahwa semua orang diberdayakan secara ekonomi. Ia menambahkan bahwa pertanian adalah industri yang signifikan di negara tersebut dan terus menempati peran dominan dalam pemulihan ekonomi. Sebelumnya telah memberikan kontribusi hingga 20% dari PDB negara, 33% untuk pekerjaan formal, 65% kebutuhan bahan mentah untuk agro-industri, dan menyumbang mata pencaharian 67 % populasi yang tinggal di daerah pedesaan sebagai petani kecil.

Dr Masuka mencatat bahwa meskipun ternak penting bagi mata pencaharian pedesaan, sangat mengecewakan bahwa sektor ini dicirikan oleh produktivitas yang rendah. Hambatan utama yang berkontribusi terhadap produktivitas ternak yang rendah termasuk tidak tersedianya pakan, kualitas genetik hewan yang buruk, penyakit hewan dan kekeringan yang sering terjadi.

Pengumuman dari Presidential Rural Poultry Scheme dibuat oleh Dr Masuka pada peluncuran nasional proyek Sistem Produksi Peternakan-Zimbabwe (LIPS-ZIM), yang didanai hampir US $ 6 juta. Proyek yang akan berjalan hingga Desember 2023, berupaya untuk mengadopsi pendekatan metodologi penelitian adaptif melalui pengujian dan pengembangan teknologi dan model, dalam memastikan praktik pemberian makan cerdas iklim dan pengawasan penyakit untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak di negara tersebut. Pendekatan ini akan mempertimbangkan Sistem Pengetahuan Pribumi sebagai salah satu alat dalam meningkatkan adopsi inovasi yang tepat untuk mendorong sektor peternakan.

“Proyek LIPS ZIM bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas dalam agenda Penelitian dan Pengembangan. Hasil inovasi penelitian akan memberi kemampuan kepada penyuluh dengan metode pertanian modern yang relevan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak,” kata Dr Masuka.

KEWIRAUSAHAAN PERUNGGASAN DIBAHAS DALAM POULTRYPRENEUR ACADEMY

Webinar PoultryPreneur Academy, Rabu (17/3/2021). (Foto: Dok. Infovet)

Kewirausahaan bidang perunggasan bagi calon SDM (sumber daya manusia) pemimpin masa depan dalam pembangunan perunggasan nasional, guna mempercepat penggerakan roda perekonomian menjadi penopang utama dalam pemenuhan protein hewani masyarakat.

Hal tersebut dibahas dalam webinar PoultryPreneur Academy (PPA) yang diselenggarakan oleh Indonesia Livestock Alliance (ILA) dan Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI), Rabu (17/3/2021).

Webinar menghadirkan narasumber Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada, Prof Ali Agus. Dalam paparannya, ia menjelaskan ragam dinamika bisnis perunggasan yang terjadi ibarat pohon yang sedang meranggas. Karena itu, untuk meningkatkan daya saing sebagai penggerak roda ekonomi rakyat maupun di kancah internasional, dibutuhkan peningkatan SDM dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

“Kuncinya SDM dan iptek. Diperlukan SDM yang bekualitas salah satunya melalui pendidikan untuk menambah keahlian/skill, inovatif, kreatif, memiliki jiwa kepemimpinan dan lain sebagainya. Ini menjadi sangat penting sekali,” jelas Prof Ali yang juga menjabat Sekretaris Jenderal South East Asia Network of Animal Science.

Sementara dari sisi pemanfaatan iptek, lanjut dia, pengembangan mengenai breeding, feed and feeding, housing dan it support sangat dibutuhkan. Contohnya perkembangan genetika unggas, pengembangan kandang closed house, sampai munculnya aplikasi yang membantu manajemen budi daya hingga pemasaran unggas (start up) yang dinilai sangat bermanfaat bagi peternak dan masyarakat.

Hal senada juga disampaikan oleh Guru Besar sekaligus Wakil Dekan I Fapet Universitas Brawijaya, Prof M. Halim Natsir yang juga menjadi pembicara. Ia menyebut, SDM yang memiliki karakter wirausaha harus berani tampil beda (inovatif). “Juga berani mengambil risiko dan mau menjemput bola dalam melihat peluang bisnis,” tukas Prof Halim.

Kegiatan yang dihadiri 200-an orang ini juga menampilkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diwakili Koordinator Unggas dan Aneka Ternak, Iqbal Alim. Dan sebagai informasi, PPA merupakan program yang digagas untuk memberikan pembekalan seputar kewirausahaan perunggasan selama dua bulan (Maret-April 2021) bagi mahasiswa terseleksi dan peserta umum. (RBS)

MENGINTIP KANDANG DAN PERALATAN AYAM RAS PEDAGING

Diperlukan kandang yang memadai dan memenuhi syarat dalam memelihara ternak ayam broiler. (Foto: Dok. Infovet)

Untuk pemeliharaan ayam ras pedaging atau ayam broiler dibutuhkan kandang serta peralatan yang memadai dan memenuhi syarat, agar mempermudah manajemen menuju target keuntungan (profit) usaha. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau calon peternak, yaitu:

A. Pemilihan Lokasi Kandang yang Tepat
Dalam pemilihan lokasi kandang yang hendak dibangun perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

• Kondisi suhu dan lingkungan apakah sesuai dengan karakter ayam broiler yang mudah stres.
• Topografi, kontur, tekstur tanah dan sumber air harus cukup baik.
• Luas lahan tersedia harus sesuai dengan pengembangan peternakan ke depan.
• Akses transportasi dan instalansi listrik cukup tersedia.
• Jarak dengan lokasi pemukiman penduduk untuk sekarang dan mendatang cukup jauh, sehingga dapat diharapkan memperkecil risiko gangguan lingkungan sosial. Menurut Peraturan Kementerian Pertanian No. 40/Permentan/OT. 140/7/2011 tahun 2011, jarak peternakan ayam dan pemukiman minimal 500 m dari pagar terluar.
• Pembuangan air limbah pencucian kandang tidak mengontaminasi sawah/kolam/sungai penduduk sekitar.
• Perizinan sesuai peraturan daerah (Perda) setempat. Usahakan ada bukti resmi tentang pembangunan peternakan agar terhindar dari penggusuran/penutupan peternakan. Perizinan tersebut meliputi Surat Persetujuan Masyarakat Setempat, Surat Rekomendasi Desa, Surat Izin Pemerintah Kota/Kabupaten, Surat Izin Mendirikan Bangunan, Surat AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan), Surat Izin Usaha dan Surat Izin Gangguan (HO).
• Jarak antara peternakan yang akan dibangun dengan peternakan lain yang telah ada minimal 1 km, karena kebanyakan peternakan ayam broiler di Indonesia open house. Tetapi bila memakai sistem closed house, jarak tersebut bisa 500 m sesuai dengan persyaratan Environment Code of Practice for Poultry Farm in Western Australia 2014.

B. Menghitung Skala Usaha
Besarnya skala usaha atau kapasitas/daya tampung kandang sebaiknya disesuaikan dengan standar kapasitas ayam broiler dewasa yang ideal di kandang terbuka (open house), yaitu 5-16 kg/m2. Jika ayam broiler dewasa akan dipanen dengan bobot 1,8 kg/ekor, maka dari ketentuan standar kepadatan tersebut peternak dapat memelihara ayam 0-10 ekor/m2. Dengan demikian bila memiliki kandang berukuran 40 x 7 m (luas kandang 280 m2), peternak bisa memasukkan ayam 2.520-2.800 ekor (asumsi 9-10 ekor/m2).

C. Tata Letak (Layout) yang Komprehensif
Idealnya dalam suatu lokasi peternakan tersedia pos jaga,  tempat parkir, kantor, gudang pakan, mess karyawan, kantin dan bangunan pendukung lainnya (rumah genset, kandang karantina/afkir, rumah sumber, tempat pemusnahan limbah dan lain sebagainya) hendaknya dilakukan dengan baik. Tujuannya agar alur distribusi ayam, personel (manusia), pakan maupun peralatan dapat berjalan efektif. Kandang disarankan membujur ke arah Barat-Timur, sehingga intensitas sinar matahari yang masuk dalam kandang tidak berlebih.

Tata letak ini juga merupakan bagian dari biosekuriti (Biosecurity Structural) karena berperan menekan rantai penularan penyakit. Untuk sistem kandang open house sangat disarankan di satu lokasi peternakan mengaplikasikan one age farming (all in all out), dimana pada satu peternakan hanya ada satu jenis ayam dengan umur dan strain yang sama, karena lebih memudahkan dalam monitoring pemeliharaan ternak secara seragam, disamping memperkecil rasio penularan penyakit akibat variasi umur.


Untuk persyaratan teknis kandang yang baik antara lain lebar kandang maksimal 7 m agar sirkulasi udara lancar, tinggi kandang 1,8-2 m yang akan memperlancar sirkulasi udara dan mempermudah pembersihan serta disinfeksi kandang, atap kandang (genting, alumunium, asbes, rumbia/seng) dengan derajat kemiringan harus 30-35 dan ketinggian dari lantai hingga puncak atap sekitar 6-7 m, sedang dari lantai ke atap terendah kiri-kanan sekitar 2,5-3 m.

Bila sistem all in all out tidak mungkin dilakukan, maka jarak kedatangan DOC harus kurang dari satu minggu agar pengendalian penyakit lebih mudah. Juga bila DOC berasal dari beberapa perusahaan/breeding farm disarankan masing-masing DOC dipelihara pada brooding tersendiri tetapi tetap dengan perlakuan manajemen yang sama, dengan maksud mempermudah evaluasi kualitas DOC dari masing-masing sumber bibit (perusahaan pensuplai).

Bila waktu kurang dari satu minggu sulit dilakukan, maka maka saat chick-in perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• DOC yang kedatangannya berbeda dipelihara pada brooding berbeda pula.
• Jarak antar kandang yang berisi DOC yang berbeda minimal 7 m (1 x lebar kandang).
• Alur distribusi personel dan peralatan antar kandang dengan umur dan jenis DOC yang berbeda harus dibatasi, terutama pada periode starter dan pada terjadi outbreak penyakit.
• Monitoring dilakukan mulai dari ayam yang lebih muda dulu dan selanjutnya ke yang lebih tua/dewasa.
• Lakukan disinfeksi secara rutin pada masing-masing kandang.
• Program vaksinasi dibuat sama untuk semua kandang.

D. Peralatan Kandang
Berbagai peralatan kandang yang perlu dipersiapkan antara lain nampan pakan DOC (kapasitas 40-80 ekor) atau DOC feeder (kapasitas 50-80 ekor) atau tempat pakan DOC kecil (kapasitas 15-25 ekor) atau tempat pakan DOC besar (kapasitas 25-35 ekor), tempat pakan gantung (kapasitas bermacam-macam sesuai umur dan jumlah ayam yang dipelihara), tempat minum gantung (berbagai kapasitas) atau tempat minum otomatis mapun tempat minum nipple, pemanas kapasitas 750-1.000 ekor DOC/buah, disinfektan (spray kecil, spray gendong bertekanan tinggi, spray otomatis cuci kandang).

Kemudian dipersiapkan pula keranjang ayam plastik kapasitas 15-20 ekor/buah atau 12-15 ekor/buah, timbangan ayam manual atau timbangan ayam digital, sikat lantai bertangkai, ember plastik/karet, sepatu boots, selang air, kipas angin, sapu lidi besar, sekop, cangkul, termometer ruangan, spuit/alat suntik ayam, lampu bohlam kandang dan gunting bedah ayam. Semua barang-barang tersebut di atas sangat dibutuhkan dalam memulai usaha beternak ayam broiler, agar bisnis yang dijalani memberikan keuntungan yang baik. (SA)

REKOR EKSPOR AYAM KOREA SELATAN TAHUN 2020

Ekspor ayam Korea Selatan mencapai rekor tertinggi baru pada tahun 2020 dengan pengiriman ayam olahan meningkat hampir 60% dari tahun 2019.

Permintaan global untuk produk makanan siap saji terus meningkat. Sementara itu, budaya pop Korea semakin populer di seluruh dunia. Hal itu turut menyumbang peningkatan pengiriman ayam olahan ke luar negeri mencapai US $ 21 juta pada 2020, naik 59,5% dari tahun sebelumnya.

Laporan dari Asosiasi Perdagangan Internasional Korea menyatakan bahwa lonjakan itu terjadi ketika ekspor sup ayam kemasan tradisional, atau samgyetang, serta dada ayam, melonjak karena meningkatnya permintaan makanan olahan terkait corona. Laporan tersebut juga mengaitkan peningkatan tersebut dengan Korean wave, yaitu popularitas drama, film, dan musik Korea di negara-negara di seluruh dunia.

AS merupakan pasar ekspor ayam terbesar Korea Selatan tahun lalu, dengan pengiriman mencapai US $ 5,9 juta, atau 28,1% dari total ekspor. Daging ayam olahan Korea Selatan menyumbang 2,1% dari impor ayam AS, naik dari 0,9% pada 2016. Hong Kong adalah pasar ekspor terbesar kedua Korea Selatan pada tahun 2020, dengan US $ 4,96 juta, meningkat 162,4% dari tahun sebelumnya. Jepang menyumbang 22,7% diikuti oleh Kanada (6,7%), Taiwan (6,2%), Myanmar (2,5%), dan Australia (2,1%). (via poultryworld.net)

ANNUAL MEETING MENSANA DAN SANBIO: TETAP SEMANGAT DAN BERPRESTASI DALAM SITUASI PANDEMI

PT Mensana Aneka Satwa kembali menggelar agenda rutin tiap tahunnya yaitu annual meeting dari tanggal 23 sampai 24 Februari 2021. Kali ini diselenggarakan dalam suasana yang berbeda dan secara virtual, diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari para AHTS, jajaran manajemen kantor pusat, dan para perwakilan divisi. Di Jakarta, tepatnya di Hotel Avenzel Cibubur yang diikuti oleh Manajemen Kantor Pusat dari PT Mensana Aneka Satwa dan PT Sanbio Laboratories, sedangkan semua peserta diluar Jakarta mengikuti dari cabang masing-masing.

Kendati terselenggara secara virtual, tidak mengurangi semangat seluruh peserta meeting dengan tetap memperhatikan aturan protokol kesehatan. Hal ini sesuai dengan tema annual meeting ke 26 ini yaitu “Tetap Semangat dan Berprestasi Dalam Situasi Pandemi”. 

Setelah dibuka oleh Direktur Utama PT Mensana Aneka Satwa, Dani Ong, agenda acara annual meeting ke 26 tahun ini dilanjutkan dengan presentasi dari beberapa cabang. Beberapa kritik, saran dan usulan yang positif menjadi bahan masukan yang sangat bermanfaat demi kemajuan bersama. Untuk menambah wawasan peserta diberikan seminar tehnical dari beberapa divisi dari PT Mensana Aneka Satwa dan PT Sanbio Laboratories. Seluruh peserta dapat menyimak materi yang diberikan dari layar masing-masing.

Sebagai puncak acara annual meeting ke 26 adalah pengumuman para juara Tour De MAS 2020 yang terdiri juara perorangan dan juara group. Hal ini membuktikan situasi pandemi bukanlah menjadi penghalang untuk berprestasi. PT Mensana Aneka Satwa selalu berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan. Semoga pandemi ini cepat berlalu. Tetap semangat. (Rilis/INF)

 

MANFAAT DAGING KELINCI

Tidak banyak masyarakat yang mengetahui manfaat daging kelinci selain sebagai sumber protein hewani. Hal itu wajar karena di Indonesia saat ini konsumsi daging kelinci belum sepopuler konsumsi daging ayam, sapi, bebek, puyuh, atau ikan.

Daging kelinci diketahui mengandung lemak, lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, kolesterol, sodium, potasium, protein, kalsium, vitamin B12, zat besi, vitamin B6, dan magnesium.

Kelinci memiliki daging dengan persentase protein yang dapat dicerna tertinggi dibandingkan dengan daging lain, juga memiliki jumlah lemak terendah. Namun tetap kaya akan lemak sehat seperti lemak tak jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal. Daging kelinci juga memiliki kalori lebih sedikit dibanding daging ayam dan memiliki lebih sedikit kolesterol dibanding daging lain seperti daging sapi, babi, dan ayam.

Kadar fosfor dan kalsium daging kelinci lebih tinggi daripada ayam. Kedua mineral ini berguna untuk membangun tulang yang sehat. Kelinci juga tinggi niasin, yang membantu mengubah karbohidrat menjadi energi.

Daging kelinci juga mengandung selenium. Mineral yang digunakan tubuh untuk membuat antioksidan yang dapat membantu mencegah kanker perut, paru-paru, prostat, dan kanker kulit. Selenium juga membantu mencegah pengerasan arteri.

Daging kelinci rendah kandungan lipidnya, juga lebih rendah kandungan natriumnya dibanding sebagian besar daging lain. Tinggi akan fosfor, kalium, kaya akan omega 3. Singkatnya daging kelinci bermanfaat untuk asupan keseimbangan vitamin dan mineral sehari-hari.

RUSIA MEMBAHAS RENCANA PEMOTONGAN PAJAK ATAS AYAM IMPOR

Rusia berencana mengurangi pajak impor daging unggas dari Brasil untuk mengendalikan inflasi domestik karena kenaikan harga pangan.

Rencana pemotongan pajak tersebut diterbitkan oleh kantor berita Rusia RIA. Pemotongan pajak yang mungkin pertama kali dibahas dalam pertemuan antara pejabat dari Kementerian Pertanian Rusia dan produsen unggas besar di negara itu. Menurut RIA, mereka terus berdialog tentang kenaikan harga unggas dan telur sejak tahun lalu. Ayam dan telur adalah protein hewani paling populer yang tersedia bagi penduduk Rusia. Permintaan domestik meningkat dalam 12 bulan terakhir, sementara produksi unggas di Rusia menurun tahun ini setelah beberapa produsen dilanda wabah flu burung.

Kuota Rusia untuk mengimpor unggas selama 2021 ditetapkan sebesar 364.000 ton tanpa pajak untuk semua negara. Di luar kuota, pajak naik hingga 65%. Persentase itu sekarang sedang dibahas. “Tercatat dalam pertemuan tersebut bahwa pemerintah sedang membahas pengurangan pajak impor daging ayam dari Brasil, yang merupakan salah satu pemasok utama produk ini, sebagai kemungkinan langkah stabilisasi. Langkah ini bisa diambil jika solusi lain tidak mencukupi,” kata RIA. (via poultryworld.net)

HEPATITIS VIRAL MENULAR PADA BROILER

Gejala klinis awal ditemukan pada broiler tinja encer, putih kekuningan sedikit kehijauan. (Sumber: Istimewa)

Kerusakan organ hati merupakan salah satu akibat serangan penyakit viral yang cepat menular dan mematikan pada unggas. Selain hati, kerusakan jaringan juga terjadi pada organ penting lainnya seperti ginjal dan jantung. Kematian yang bersifat epidemik akan terjadi dengan cepat pada kawanan ayam terutama broiler. Penyakit ini menyebar cepat ke seluruh dunia dan banyak dilaporkan terjadi oleh para peneliti.

Kondabatulla G. (2000), menyampaikan bahwa penyakit dengan perubahan patologi berupa hepatitis pada ayam telah terjadi mulai 1994 dengan istilah lokal “Angara Disease”, di India dikenal dengan sebutan “Leechy Disease” (Govida dan Satyanarayana, 1994).

Pada wabah yang terjadi di Brasil, Mettifogo (2014), mengidentifikasi dengan PCR bahwa penyebabnya adalah Fowl Adenovirus (FAdV) grup I dan penyebab serangkaian wabah pada broiler di Brasil, yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan dan kekuningan pada hati ayam serta penumpukan cairan pada perikardium. FAdV grup I menyebabkan timbulnya penyakit yang disebut dengan Inclusion Body Hepatitis (IBH) yang juga menyebabkan Hidropericardium Syndrome (HPS).

Munuswamy P. et al., (2014), melaporkan wabah HPS oleh FAdV pada broiler di Ultar Pradesh dan Srinagar, India, dengan kematian 10-15% pada broiler umur 3-5 minggu. Panigrahi S. et al., (2016), melaporkan bahwa kematian bisa mencapai kisaran 20-80% pada broiler. Kasus di Libanon pada broiler juga dilaporkan oleh Shaib H. et al., (2017), dengan mortalitas 53,3% dan hasil identifikasi serta analisa filogenik ternyata penyebab virusnya FAdV strain D dan serotipe 11 dan memiliki kemiripan 100% dengan virus di Iran.

Gejala klinis
Performa broiler yang terinfeksi biasanya akan tampak jelek, banyak yang kecil dan kematian yang memuncak tiap harinya, terjadi kondisi epidemik. Seringkali penyakit ini tidak berdiri sendiri, pada broiler yang terserang FAdV bisa juga adanya infeksi virus lainnya seperti Chicken Anemia Virus (CAV) atau Infectious Bursal Disease (IBD). Klinis oleh agen virus lain bisa muncul di kandang. Adanya infeksi CAV, penyebab kekerdilan pada ayam serta anemia telah dilaporkan oleh Revajova V. et al., pada 2017.

Gejala klinis yang bisa dikenali pada ayam di kandang yang terserang FAdV berupa... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021.

Ditulis oleh:
Sulaxono Hadi (Medik Veteriner Ahli Madya) &
Ratna Loventa Sulaxono (Medik Veteriner Ahli Pertama)

FRISIAN FLAG BANGUN PABRIK BARU DENGAN NILAI INVESTASI 3,8 T

Frisian flag, produsen susu asal Belanda semakin tunjukkan eksistensinya di Indonesia

PT Frisian Flag Indonesia membangun pabrik baru di Cikarang, Jawa Barat, dengan investasi tahap awal senilai 225 juta euro atau setara Rp 3,8 triliun untuk produk susu cair dan krimer kental manis. Pabrik ini memiliki kapasitas 244 juta liter per tahun untuk susu cair serta 476.000 ton per tahun untuk produk krimer kental manis.

Presiden Direktur Frisian Flag Indonesia Maurits Klavert menyampaikan bahwa setelah hampir 100 tahun hadir di Indonesia, pabrik itu menjadi simbol kebanggaan bagi perusahaan. Seiring investasi tersebut, perusahaan akan meningkatkan pula penyerapan susu segar dalam negeri yang dipasok oleh belasan ribu peternak sapi perah rakyat di Tanah Air.

“Pabrik baru ini akan mencakup fasilitas produksi atau pengolahan produk susu cair siap minum dan susu kental manis, sentra logistik dan distribusi serta perkantoran dengan menggunakan teknologi modern dan ramah lingkungan,” katanya, Selasa, 9 Maret 2021.

Sebanyak 90 persen hasil produksi akan menyasar pasar ekspor dan 10 persen sisanya untuk pasar dalam negeri. Pabrik baru seluas 25 hektare tersebut diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja akan sebanyak 848 orang.

Adapun pabrik Cikarang ini akan melengkapi dua fasilitas produksi perseroan yang sudah ada saat ini di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur. Terakhir perseroan mencatat omzet tahunan berjumlah 11,6 miliar euro atau Rp 197,7 triliun pada 2018.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang ikut hadir dalam seremoni pembangunan pabrik mengapresiasi Frisian Flag yang turut berupaya mendorong pertumbuhan produksi susu segar.

Industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor manufaktur pangan yang mendapat prioritas pengembangan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

“Industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku, karena sampai saat ini hanya 22 persen bahan baku susu yang dipasok dari dalam negeri,” katanya saat peresmian pembangunan pabrik Frisian Flag. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer