-->

UGM & PARTNERSHIP GELAR PELATIHAN MANAJEMEN PAKAN SAPI

Pelatihan manajemen pakan sapi kerja sama UGM dan Partnership. (Foto: Istimewa)

Sebuah pelatihan tentang manajemen pemberian pakan untuk sapi digelar pada 15-25 Maret 2021 dan diikuti oleh 25 peserta dari 108 pendaftar. Pelatihan yang diselenggarakan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Indonesia-Australia Red Meat Cattle Partnership tersebut bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan bidang industri sapi potong.

Agriculture Counsellor Kedutaan Australian Jakarta, George Hughes, mengatakan bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk membekali peserta dengan pemahaman lengkap mengenai praktik manajemen pakan dan pakan ternak bersamaan dengan kemampuan mengembangkan rasio biaya pakan rendah untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan.

“Juga diharapkan agar peserta saling belajar, berbagi ilmu dan pengalaman dengan para peserta pelatihan lainnya,” ujar Hughes.

Materi pelatihan meliputi supply chain bahan baku pakan, manajemen gudang pakan, formulasi pakan yang efisien, peran penting mineral dan vitamin, hijauan makanan ternak, manajemen pasture dan manajemen penyakit yang berkaitan dengan pakan. Pelatihan dilakukan secara online melalui pembelajaran asynchronous menggunakan platform eLOK UGM dan pembelajaran secara synchronous menggunakan zoom meeting.

Peserta dapat mengakses materi sebelum pembelajaran langsung (asynchronous), sehingga pembelajaran langsung dengan pemateri menggunakan studi kasus yang dibuat oleh pemateri untuk meningkatkan keaktifan peserta dalam diskusi dan menghubungkan studi kasus dengan materi yang telah didapatkan dalam pembelajaran asynchronous. Peserta juga mendapatkan online practice yang terdiri dari materi kontrol kualitas bahan baku pakan dan pembuatan formulasi pakan dengan Least Cost Ratio (LCR).

Metode pelatihan juga menggunakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengembangkan model pembelajaran dari peserta ke peserta. Para peserta secara aktif berbagi pengetahuan dari pengalaman peternakan yang selama ini mereka jalankan. Setelah memperoleh materi pelatihan, para peserta akan membuat mini project terkait perencanaan manajemen pakan yang akan dilakukan pada perusahaan atau peternakan peserta. Proyek tersebut bertujuan agar peserta dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama pelatihan untuk menyelesaikan permasalahan manajemen pakan dan meningkatkan produktivitas ternak.

“Pelatihan manajemen pakan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peserta sehingga meningkatkan kompetensi untuk mendukung produktivitas peternakan atau perusahaan masing-masing. Selain itu, pelatihan ini dapat menambah jaringan antar peserta dan meningkatkan kolaborasi di masa sekarang atau mendatang,” kata Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, Prof Dr Zaenal Bachruddin, yang juga koordinator progam pelatihan tersebut. (IN)

MEMAKSIMALKAN FUNGSI SEDIAAN PROBIOTIK

Data Market sediaan probiotik di dunia. (Gambar: Istimewa)

Kini probiotik dan prebiotik bisa dibilang menjamur dan sudah banyak digunakan oleh peternak Indonesia. Rata-rata dari mereka mengharap “tuah” dari sediaan yang mereka gunakan, lalu bagaimanakah agar utilisasinya maksimal?

Probiotik dan prebiotik kini bukan barang asing bagi peternak Indonesia. Kini hampir di seluruh toko ternak, poultry shop, bahkan secara daring, sediaan tersebut dapat diakses oleh masyarakat tanpa terkecuali. Produsen sediaan tersebut pun baik dari dalam maupun luar negeri mulai menginvasi pasar Indonesia.

Kenali Cara Penggunaan
Probiotik dan prebiotik biasanya diberikan pada ternak melalui pakan dan air minum alias peroral. Pastinya perbedaan rute pemberian juga akan berbeda pula trik penanganannya. Misalnya saja pada pakan, selama ini dalam dunia peternakan terutama ayam, pakan diberikan dalam bentuk mash, crumble, maupun pellet. Artinya probiotik dan prebiotik ini harus ada di dalam pakan, akan sedikit merepotkan apabila pakan melewati proses pelleting dengan suhu tinggi, tentunya ini akan menjadi tidak efektif. Sebagaimana diketahui bersama bahwa proses pelleting pakan menggunakan suhu yang tinggi, meskipun waktunya singkat.

Suhu tinggi tentunya merupakan ancaman bagi bakteri, karena beberapa jenis bakteri rata-rata akan mati pada suhu tinggi. Tentunya jika harus melewati proses pelleting (suhu 80-90° C), setidaknya harus ada perlakuan khusus pada probiotik maupun prebiotik yang nantinya akan digunakan di dalam formulasi pakan tersebut.

Drh Agustin Indrawati, peneliti sekaligus staf pengajar mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), mengatakan bahwasanya hal ini pasti perlu diperhitungkan. Berdasarkan beberapa literatur yang ia baca, beberapa jenis bakteri asam laktat sangat peka dengan suhu tinggi.

“Betul, harus dipertimbangkan itu, jangan sampai menggunakan probiotik tetapi malah kehilangan bahan aktifnya, ya si bakteri baik itu. Soalnya suhu tinggi itu bakteri kurang suka, saya beri contoh misalnya kalau buat yoghurt, susu yang digunakan setelah dipanaskan itu kan harus ditunggu dulu sampai suhunya pas, kalau enggak kan bakteri starter si yoghurt itu juga mati kepanasan,” tutur Agustin.

Ia menyarankan apabila dirasa sulit menggunakan pakan dan harus melewati suhu pelleting, maka sediaan probiotik dan prebiotik harus… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021 (CR)

KETAKUTAN AKAN PENULARAN AI DARI MANUSIA KE MANUSIA TERJADI DI RUSIA

Uni Produsen Unggas Rusia (NUPP) telah mengeluarkan pernyataan yang memastikan masyarakat bahwa produk unggas yang dijual aman bagi konsumen meskipun kekhawatiran akan flu burung (AI) meningkat.

Pada akhir Februari, Rusia melaporkan kasus pertama flu burung (H5N8) ditularkan dari unggas ke manusia. 7 pekerja di sebuah peternakan unggas di selatan Rusia terinfeksi dengan strain H5N8 dalam wabah yang terjadi sejak Desember 2020. Insiden ini diyakini sebagai kasus pertama penularan unggas ke manusia H5N8 yang dikonfirmasi di dunia.

Pada 12 Maret, Anna Popova, kepala pengawas kesehatan konsumen Rospotrebnadzor, mengemukakan kekhawatiran bahwa strain AI baru dapat bermutasi lebih lanjut, yang mengarah pada kemungkinan penularan dari manusia ke manusia. “Prediksi bahwa ini bisa terjadi dianggap sangat mungkin,” kata Popova, menambahkan bahwa masih ada waktu untuk bersiap menghadapi ancaman baru dan untuk mengembangkan tes dan vaksin baru. “Kami ingin bersiap untuk itu dan memperingatkan seluruh komunitas global bahwa bahaya itu ada,” katanya.

Peternak unggas Rusia memperingatkan bahwa kekhawatiran tentang infeksi AI dapat memengaruhi konsumsi unggas di negara tersebut. Dalam pernyataannya, NUPP memastikan bahwa, dengan semua tindakan sanitasi, virus tidak akan masuk ke rantai pasokan. Daging broiler dan produk unggas lainnya aman dikonsumsi jika disiapkan dengan benar. “Tidak ada unggas yang terinfeksi yang berhasil masuk ke rantai makanan, dan konsumen dapat tetap yakin akan keamanan daging unggas. Pengamanan diterapkan untuk memastikan keamanan pelanggan, ”kata NUPP.

Para pekerja di peternakan tempat wabah AI dikonfirmasi pada Desember 2020 kemungkinan besar terinfeksi karena kurangnya kepatuhan terhadap peraturan sanitasi. (Via poultryworld.net)

MANFAAT APIK DARI MIKROBA BAIK

Berbagai jenis bakteri baik yang bermanfaat pada saluran pencernaan. (Sumber: Shutterstock)

Keputusan tentang pelarangan penggunaan antibiotik sebagai “growth promoter” (AGP) adalah keniscayaan, satu hal yang sulit ditawar. Kebijakan ini jelas mengundang banyak komentar dari berbagai kalangan dari masing-masing cara pandang. Pertanyaan mendasar yang bisa diajukan adalah tentang kemungkinan tindakan lain yang bisa dilakukan untuk penggantinya.

Penggunaan probiotik, prebiotik dan sinbiotik dikatakan banyak para ahli di bidang perunggasan maupun dokter hewan bisa menjadi alternatif yang baik pengganti antibiotik. Probiotik adalah istilah yang digunakan untuk mikroorganisme hidup yang dapat memberikan kesehatan pada organisme/inang. Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter atau ahli nutrisi, setelah mengonsumsi antibiotik atau sebagai bagian dari pengobatan. Selain probiotik, muncul juga prebiotik dan sinbiotik yang juga sudah dikenal lama di Indonesia.

Menurut salah satu dewan pakar Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), probiotik saat ini disebut sebagai mikroorganisme non-pathogenic yang hidup bersama manusia atau hewan di lingkungan dan probiotik sangat berbeda dengan antibiotik. Karena (pro)biotik untuk memperbaiki kehidupan mikroba dalam tubuh manusia atau hewan, sementara (anti)biotik adalah zat yang membunuh atau menghambat multifikasi dari mikroba.

Biasanya kebanyak orang mengetahui probiotik terdapat dalam kandungan susu yang melalui proses pengasaman. Dalam kandungan susu tersebut terdapat mikroba yang dapat memperbaiki flora atau mikroflora di saluran pencernaan (usus). Jika mikroflora dalam usus bersih, absorpsi (penyerapan) makanan menjadi efisien. Adapun mikroflora baik diantaranya Lactobaccilus, Bifidobacterium dan Bacteroides. Agar sehat, keberadaan mikroflora di dalam saluran pencernaan harus seimbang.

Setelah ditemukan probiotik yang mampu memelihara mikroba non-pathogenic, munculah prebiotik yang berfungsi untuk memperbaiki lingkungan agar mikroba tetap tumbuh subur. Salah satu contoh yang paling gampang bicara prebiotik adalah pada ikan. Biasanya sebelum mengisi kolam dengan air, terlebih dahulu pada dasar tanahnya ditaburkan ragi, hal itu berguna untuk memperbaiki kondisi lingkungan di dalam kolam dengan suburnya zooplankton dan vitoplankton yang menjadi makanan ikan.

Setelah berkembangnya kemajuan zaman, kemudian muncul sinbiotik yang merupakan kombinasi vitamin, mineral atau enzim terhadap probiotik dan prebiotiknya, sehingga meningkatkan daya tahan hidup bakteri tersebut. Pemberian mikroba-mikroba tersebut sangat baik manfaatnya untuk industri peternakan, karena akan memperbaiki sintesa dan absorpsi dari gizi yang diberikan kepada hewan ternak.

Karena manfaatnya yang baik bagi kesehatan hewan ternak, penggunaan probiotik, prebiotik dan sinbiotik semakin gencar dilakukan, apalagi setelah pelarangan AGP diberlakukan. Penggunaan ketiganya sebagai feed additive membuming di Indonesia.

Hal senada juga pernah disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Drh I Wayan Teguh Wibawan. Dalam tulisannya kepada Infovet, ia menyebutkan bahwa tindakan penggunaan probiotik, prebiotik dan lainnya perlu menjadi perhitungan peternak unggas saat ini, mengingat tantangan di lapangan yang semakin berat, apalagi di saat kondisi pandemi COVID-19 yang makin memperkeruh suasana bisnis perunggasan.

“Ujung dari penggunaan ini adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021. (INF)

KOMBINASI PROBIOTIK, PREBIOTIK DAN SINBIOTIK AGAR PERFORMA APIK

Skema manfaat penggunaan probiotik dan prebiotik pada ternak. (Gambar: Istimewa)

Larangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) di Indonesia sudah diberlakukan sejak 2018. Sejak saat itu pula seluruh insan yang berkecimpung di dunia peternakan Indonesia berlomba-lomba mencari alternatifnya, diantaranya adalah probiotik, prebiotik dan sibniotik.

Mungkin banyak yang sudah sangat familiar dengan minuman ringan berasa asam yang mengklaim dirinya sebagai minuman yang mengandung probiotik. Lalu kemudian populer pula minuman sehat yang berasal dari susu yang rasanya juga sedikit asam bernama yoghurt. Seiring berjalannya waktupun produk-produk serupa beredar di pasaran.

Lalu apa probiotik itu? Terminologi probiotik berasal dari bahasa Yunani. Kata “pro" artinya mempromosikan dan "biotik" artinya kehidupan. Probiotik muncul pada awal abad ke-20 dan diperkenalkan oleh Elie Metchnikoff, yang kemudian dikenal sebagai sosok “Bapak probiotik”.

Dari situ kemudian muncullah asosiasi perkumpulan para ahli probiotik yakni International Scientific Association for Probiotics and Prebiotics (ISAPP) pada 2013. Mereka kemudian mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang dalam jumlah memadai dapat memberikan manfaat bagi kesehatan pada tubuh host/inangnya. Lalu kemudian orang awam mendefinisikannya sebagai bakteri baik dan jahat.

Sedangkan prebiotik didefinisikan sebagai senyawa natural dalam makanan yang tidak dapat dicerna usus, berfungsi sebagai suplemen untuk mendorong pertumbuhan mikroorganisme baik dalam sistem pencernaan. Kombinasi dari probiotik dan prebiotik disebut sinbiotik (eubiotik).

Alternatif Pengganti AGP
Seperti yang sudah dijelaskan diawal, pelarangan penggunaan AGP dalam pakan ternak memicu para produsen pakan untuk mencari imbuhan pakan alternatif. Probiotik dan prebiotik merupakan satu diantaranya, mengapa? Hal ini dikarenakan probiotik dan prebiotik juga sudah lama digunakan dalam kehidupan manusia dan terbukti aman. Oleh karena itu, dengan analogi yang sama seharusnya juga dapat digunakan pada ternak.

Peneliti Nutrisi Pakan Ternak Balitnak Ciawi, Prof Arnold Sinurat, mengatakan bahwa sejatinya memang AGP perlu di-replace. Hal ini merujuk kepada perhatian dunia pada pangan asal hewan yang sehat dan bebas dari residu antibiotik.

“Memang inisiasinya dimulai dari Eropa sana, sejak lama mereka duluan yang melarang penggunaan AGP, baru kemudian Amerika, lalu Asia. Nah, karena AGP-nya sudah tidak dipakai, mau enggak mau pakai alternatif, salah satunya probiotik dan prebiotik,” tutur Arnold.

Ia menjelaskan bahwa pengunaan probiotik dan prebiotik pada ternak tujuan utamanya yakni menjaga keseimbangan dan kesehatan usus dan saluran pencernaan. Sebagaimana diketahui bahwa di dalam usus dan saluran pencernaan banyak terdapat bakteri dan mikroflora usus lainnya. Tidak semua bakteri dan mikroflora bersifat baik dan menguntungkan, oleh karenanya menurut Arnold, jika mikroba yang merugikan dapat diminimalisir, maka keadaan usus dan saluran pencernaan akan sehat.

“Kita ambil contoh saja E. coli, itu kan flora normal pada usus, kalau dia memang sifatnya agak oportunis, kalau ada sedikit dia Cuma jadi bakteri pembusuk, kalau kebanyakan bisa jadi penyakit (Colibacillosis). Nah, makanya kalau keseimbangan mikroflora usus ini dapat dijaga, maka tentunya ternak akan sehat,” tuturnya.

Lebih lanjut Arnold menjelaskan bahwa tidak semua bakteri dapat digunakan sebagai probiotik, kebanyakan bakteri yang digunakan sebagai probiotik rata-rata adalah bakteri asam laktat (BAL).

“Sebagaimana yang kita ketahui bakteri lactobacillus, bifidobacteria dan bakteri asam laktat lainnya banyak digunakan dan terbukti dapat memberikan efek menguntungkan pada ternak, baik monogastrik, ruminansia dan unggas. Bahkan beberapa jenis kapang seperti Aspergillusoryzae  dan khamir (Sachharomyses sp.) juga digunakan dan memberikan efek menguntungkan,” jelas dia.

Segudang Manfaat Beragam Cara Kerja
Seperti yang sudah dijelaskan, nyatanya manfaat probiotik jauh lebih luas daripada itu. Karena probiotik sebagai living organism memiliki beberapa cara… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021. (CR)

INDONESIA JAJAKI EKSPOR PRODUK UNGGAS KE NEGERI TIRAI BAMBU

Indonesia mencoba kemungkinan ekspor produk unggas ke Tiongkok


Kabar bahagia datang dari sektor perunggasan. Melalui pertemuan virtual via daring zoom, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (P2HP) menginisiasi pertemuan antara integrator perunggasan Indonesia dengan perwakilan buyer asal negeri tirai bambu Senin (22/3).

Direktur P2HP Fini Murfiani menjelaskan bahwa sejak lama pihak Indonesia telah melakukan lobi - lobi kepada Tiongkok untuk membuka akses pasar terkait produk perunggasan. Lebih jauh Fini menjelaskan bahwa sudah ada 5 surat resmi G to G kepada pemerintah Tiongkok yang dikirimkan oleh Indonesia.

Fini juga menyebut bahwa KBRI Tiongkok juga telah melakukan komunikasi informal kepada GACC (General Administration Custom of People's Republic of China) / bea cukainya Tiongkok terkait hal ini. Fini juga mengatakan dalam HS Code nomor 020712 dan 020714 Tiongkok terkait produk unggas, Indonesia belum pernah melakukan ekspor produk perunggasan ke Tiongkok. 

"Kami sudah melakukan ini, terakhir surat kami kirimkan di bulan Maret ini, tentunya karena dari sana mereka juga sudah meminta kepada kami karena supply mereka yang juga terbatas. Jadi kami sedang mengupayakan G to G nya, tapi supplier di sana sepertinya sudah tidak sabar untuk melakukan bisnis secara B to B, makanya kita mengupayakan yang terbaik," tutur Fini.

Ivan Lee sebagai perwakilan buyer dari Tiongkok mengatakan bahwa negaranya sangat membutuhkan suplai produk perunggasan berupa Chicken wings, Middle Joint Wings, Chicken Paw, dan Chicken feet. Produk - produk tersebut sangat diminati oleh masyarakat Tiongkok dan konsumsinya cukup besar.

Sebagai catatan, Ivan mengatakan bahwa Tiongkok sesungguhnya mengekspor produk - produk tersebut dari Brazil, Argentina, dan Thailand. Namun ia mendengar kabar adanya kemungkinan suplai dari Brazil akan dihentikan oleh Tiongkok karena isu Covid-19. Selain itu Ivan meyakini bahwa produk Indonesia berkualitas baik.

"Kami tahu bahwa produksi Indonesia sangat besar, makanya kami ingin agar produk Indonesia bisa kami jajaki di sini. Saya yakin meskipun secara G to G sangat rumit, tapi kami bisa upayakan untuk prosesnya, dan kami ingin secepatnya. Tetapi ingat, ini bukan soal kuantitas tapi tetap kualitas kami utamakan," tutur Ivan.

Namun begitu, nampaknya  jalan terjal terkait ekspor produk ini masih akan menanti. Pasalnya hingga kini belum ada kesepakatan G to G antara Indonesia dan Tiongkok. Namun begitu kedua pihak masih saling berdiskusi mencari jalan agar hal ini dapat diwujudkan, hingga berita ini diturunkan, belum ada keputusan dan solusi yang dihasilkan oleh kedua belah pihak. (CR)






SELFMIX PAKAN TERNAK BABI

Berikut ringkasan tema yang dibawakan oleh Rudi, peternak babi dari Solo, Jawa Tengah. Pada webinar Campus Online AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia) "Training Formulasi Ransum Babi Batch 1", yang diadakan via Zoom pada Selasa, 16 Maret 2021. Webinar ini didukung oleh USSEC, Boehringer Ingelheim, PT Gallus Indonesia Utama, Gita Organizer, dan Majalah Infovet.

Self mixing adalah metode pencampuran pakan yang dilakukan sendiri. Keuntungannya lebih efisien dan menghemat biaya pakan, mengetahui kualitas pakan hasil buatan sendiri, formulasi ransum dapat dibuat sesuai keinginan sendiri.

Belajar teknologi pakan menolong kita menghadapai hal-hal tak terduga seperti bagaimana menghadapi cuaca musim dingin. Bagaimana ketika gunung Merapi meletus, hasil panen berantakan, harga jagung naik 2 kali lipat. Bagaimana ketika pada terkena hama, dan ketika bahan baku naik dan sulit.

Bahan baku dan pakan alternatif meliputi bungkil kelapa, DDGS (dried distillers grain with soluble), CGF (corn gluten feed), polar, ampok, aking, dll. Penting untuk berdiskusi dengan ahli nutrisi, karena setiap alternatif pakan masing-masing ada kelemahan dan kelebihan.

Dengan selfmix kita dapat menjaga kestabilan ternak ketika terjadi kelangkaan pakan.

Materi selengkapnya bisa diunduh disini.

PENYUSUNAN RANSUM PRESTARTER & STARTER TERNAK BABI

Berikut ringkasan tema yang dibawakan oleh Dr Ir Sangley Randa, MSc. Pada webinar Campus Online AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia) "Training Formulasi Ransum Babi Batch 1", yang diadakan via Zoom pada Selasa, 16 Maret 2021. Webinar ini didukung oleh USSEC, Boehringer Ingelheim, PT Gallus Indonesia Utama, Gita Organizer, dan Majalah Infovet.

Periode/fase pertumbuhan ternak babi:

  • Prestarter: 5-10 kg.
  • Starter: 10-20 kg.
  • Grower: 20-35 kg.
  • Finisher: 60-100 kg.

Ternak babi prestarter adalah kelompok atau kategori ternak babi yang berada dalam masa menyusui, atau disebut juga pra-sapih (persiapan untuk disapih). Umur 2-6 minggu (30-50 hari).

Ternak babi starter adalah kelompok atau kategori anak babi yang sudah disapih (weaned piglet). Umur 8-100 minggu.

Pertumbuhan maksimal adalah tujuan utama bagi pemeliharaan anak babi (piglets). Seringkali dalam usaha komersil, pertumbuhan maksimal merupakan hal yang paling sulit dicapai, disebabkan oleh beberapa faktor yaitu terbatasnya ketersediaan susu bagi anak-anak babi yang baru lahir. Lalu penyapihan dini seringkali memicu adanya stress pada ternak, kapasitas usus membatasi penyerapan nutrisi pada anak-anak babi lepas sapih, dan faktor-faktor lain yang menimbulkan kondisi “stress” yang berdampak pada laju potensi pertumbuhan.

Dalam penyediaan makanan/penyusunan ransum (anak babi), dipengaruhi oleh setidak-tidaknya 3 faktor utama. Pertama fisiologis pencernaan, menentukan sifat dan bentuk bahan makanan. Kedua, kebutuhan zat-zat makanan, menentukan jenis dan jumlah bahan makanan. Ketiga, status/umur pertumbuhan, menentukan bentuk dan jumlah ransum yang diberikan.

Sejalan dengan bertambahnya umur ternak, aktivitas enzim semakin meningkat untuk mencerna pati (karbohidrat), lemak dan protein. Ini yang membuat pentingnya perhatian bagi penyediaan pakan untuk anak-anak babi.

Kebutuhan Nutrisi Ternak babi pre-starter

Berdasarkan SNI 01-3911-2006, persyaratan mutu pakan bagi ketersediaan nutrisi bagi ternak babi prestarter sbb:

Kebutuhan Nutrisi Ternak babi starter

Berdasarkan SNI 01-3912-2006, persyaratan mutu pakan bagi ketersediaan nutrisi bagi ternak babi starter (sapihan) sbb:

Materi selengkapnya bisa diunduh disini.


PETERNAK JUGA WAJIB PATUHI REGULASI TATA KELOLA LINGKUNGAN

Peternakan unggas, wajib memiliki izin pengelolaan lingkungan

Nasib naas harus dialami Mario Suseno (40) yang merupakan seorang peternak ayam petelur. Pasalnya, majelis hakim Pengadilan Negeri Banyumas, Jawa Tengah, menjatuhkan vonis hukuman penjara selama 1 tahun kepadanya karena dinilai melanggar upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dirinya terbukti bersalah melanggar Pasal 109 ayat 1 Jo. Pasal 36 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam sidang dengan agenda pembacaan putusan yang digelar di Ruang Sidang I PN Banyumas, Rabu, 17 Maret 2021, majelis hakim yang diketuai Abdullah Mahrus dengan anggota Agus Cakra Nugraha dan Suryo Negoro juga menghukum terdakwa untuk membayar denda sebesar Rp1 miliar subsider 1 bulan kurungan.

Dalam hal ini, terdakwa Mario Suseno tidak memiliki izin Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dalam mengelola peternakan ayam petelur yang berlokasi di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.

Kendati demikian, majelis hakim menyatakan beberapa hal yang meringankan terdakwa, salah satunya yang bersangkutan telah berupaya mengurus izin UKL-UPL.Saat ditemui usai sidang, terdakwa Mario Suseno mengaku akan mengajukan banding meskipun saat ditanya majelis hakim menyatakan pikir-pikir. (INF)


PENGURANGAN PLASTIK DI MOY PARK MENCAPAI 10% PADA 2019

Moy Park, produsen daging unggas di Irlandia Utara, telah mengurangi kemasan plastik sebesar 10% pada 2019 sebagai bagian dari strategi Remove, Reduce, Recycle, Research.

Strategi tersebut, yang bertujuan untuk mengatasi penggunaan plastik dan pengemasan di seluruh bisnis dan industri, juga membuat perusahaan mengurangi penggunaan keseluruhan semua bahan pengemasan hingga 5% lebih banyak pada tahun 2020.

Moy Park bertujuan untuk beralih ke 100% kemasan yang dapat didaur ulang pada tahun 2022, dengan semua kemasan lainnya akan siap untuk didaur ulang pada tahun 2025. Hal ini mengurangi penggunaan kemasan secara keseluruhan sebesar 5% dari tahun ke tahun sambil meningkatkan persentase kemasan yang dapat didaur ulang sebesar 5%.

Matt Harris, Kepala Pengemasan Moy Park mengatakan pencapaian ini adalah hasil dari inisiatif penelitian dan kolaborasi di seluruh bisnis dan dengan mitra.

“Saat meluncurkan strategi pada 2019, kami sengaja menetapkan target yang akan memberikan hasil yang nyata bagi pelanggan kami. Kampanye ini telah menginspirasi tim kami di seluruh bisnis, dengan inisiatif lintas fungsi yang memberikan solusi inovatif yang mengurangi ketergantungan kami pada plastik. R&D juga menjadi kunci untuk hal ini, dan kami bekerja sama dengan akademisi dan mitra rantai pasokan untuk mengetahui cara meningkatkan kemasan produk kami. ”

(via poultrynews.co.uk)

KOMBINASI APIK PROBIOTIK, PREBIOTIK, SINBIOTIK

Kenali manfaat dari penggunaan probiotik, prebiotik dan sinbiotik (Sumber: pixabay.com/WikiImages)

Kesehatan saluran pencernaan sangat berpengaruh terhadap performa pertumbuhan dan produktivitas ayam, karena kondisi pencernaan akan mempengaruhi proses pencernaan pakan, penyerapan nutrisi dan kekebalan terhadap kasus penyakit.

Sistem pencernaan berawal dari paruh, mulut, kerongkongan, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus (duodenum, jejunum, ileum), sekum, usus besar, colon dan berakhir di kloaka. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan usus dan performanya pada unggas.

Kualitas pakan dan air memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Kontaminasi bakteri terhadap pakan dan/atau air dapat merusak saluran pencernaan, menyebabkan respon peradangan di dalam usus yang menuntut peningkatan energi yang digunakan bersamaan dengan penurunan waktu transit untuk proses pencernaan di usus, sehingga ketersediaan nutrisi berkurang.

Proses utama dari pencernaan adalah secara mekanik, enzimatik, ataupun mikroba. Proses mekanik terdiri dari penelanan makanan ke dalam mulut dan gerakan peristaltik alat pencernaan karena kontraksi otot usus.

Sementara proses enzimatis atau kimiawi dilakukan oleh enzim yang dihasilkan sel-sel kelenjar dari bagian alat saluran pencernaan, berupa getah-getah pencernaan. Disamping itu, enzim dapat pula dihasilkan oleh mikroba usus yang dapat berasal dari ransum.

Keasaman bagian-bagian alat pencernaan mempunyai efek terhadap kehidupan mikroba pencernaan yang erat sekali hubungannya dengan produk enzim pencernaan maupun enzim produk mikroorganisme dari ransum. Faktor utama yang menentukan populasi mikroba adalah pH. Komponen ion H+ dapat bersifat membunuh bakteri patogen ditambah dengan suasana pH yang rendah.

Mikroflora yang menyokong kesehatan hewan terdiri dari berbagai macam spesies mikroorganisme seperti Lactobaccilus, Bifidobacterium dan Bacteroides yang sebagian besar merupakan mikroorganisme yang predominan. Kelompok lainnya yang merupakan bakteri patogen adalah Enterobactericeae, Enterococcus dan Clostridium. Dalam kesehatan saluran pencernaan ayam, rasio jumlah mikroorganisme pada kelompok bakteri tersebut adalah penting.

Faktor yang mempengaruhi kolonisasi mikroorganisme dapat dikelompokan menjadi: 
• Faktor yang berhubungan dengan inangnya, meliputi suhu tubuh, pH dan tingkat potensi oksidasi reduksi, asam lambung, enzim dan antibodi.
• Faktor yang berhubungan dengan interaksi mikroba, meliputi efek antagonistik, bakteriofag, bakteriosin.
• Makanan dan faktor lingkungan seperti fruktooligosakarida, manosa, laktosa dan karbohidrat lainnya dan/atau serat makanan serta faktor stres lingkungan.


Kriteria pencernaan yang sehat adalah…
Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021.

Drh Yuni
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021 8300300

KEBUTUHAN GIZI BABI INDUK DAN PENGGEMUKAN

Berikut ringkasan tema yang dibawakan oleh Prof Ir Budi Tangendjaja, PhD, Technical Consultant USSEC/USGC. Pada webinar Campus Online AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia) "Training Formulasi Ransum Babi Batch 1", yang diadakan via Zoom pada Selasa, 16 Maret 2021. Webinar ini didukung oleh USSEC, Boehringer Ingelheim, PT Gallus Indonesia Utama, Gita Organizer, dan Majalah Infovet.

Penentuan kebutuhan gizi ternak:

  • Ahli Gizi menentukan kebutuhan ternak dengan percobaan empiris untuk masing-masing zat gizi.
  • Penelitian dilakukan untuk menentukan kebutuhan minimal zat gizi dalam kondisi terkontrol
  • Ahli gizi juga menentukan berapa “faktor cadangan” (safety margin) yang di gunakan untuk menyusun ransum
  • Kandungan energi mempengaruhi jumlah pembentukan daging dan lemak tubuh

Rekomendasi untuk babi pertumbuhan:

Konsumsi pakan menentukan jumlah gizi:

  • Kandungan gizi dan pemakaian dalam % adalah untuk orang, bukan untuk babi.
  • Babi membutuhkan julah gizi absolut (g/hari, IU/hari, dll), bukan %.
  • % adalah didasarkan atas konsumsi pakan yang diharapkan (dugaan - berbeda untuk setiap peternakan).
  • Satu ekor babi yang makan 2 kg pakan mengandung lisin 1.00% akan mengonsumsi 20 g lisi per harinya. (2000 * .01 = 20)
  • Jika konsumsi ransum turun menjadi 1.8 kg/h, babi akan mengonsumsi hanya 18 g lisin/h. (1800 * .01)
  • Untuk dapat mengonsumsi 20 g lisin/h dengan makan 1.8 kg, maka kandungan lisin dalam ransum harus 1.11%. (20/1800 * 100)

Jumlah pakan menurut tahapan:

Tujuan pemberian pakan babi bunting:

  • Untuk perkembangan janin secara optimal.
  • Mempersiapkan induk untuk menyusui.
  • Mencapai target berat badan sehingga semua induk mendapatkan ketebalan lemak punggung sebesar 18-20 mm saat melahirkan.
  • Konsumsi pakan semasa bunting berpengaruh sebaliknya pada saat menyusui.

Tujuan pemberian pakan babi menyusui:

  • Memaksimalkan produksi susu untuk memaksimumkan pertumbuhan anaknya.
  • Mengurangi kehilangan berat badan induk agar penampilan reproduksi optimal setelah penyapihan.
  • Mempertahankan biaya dan pakan tercecer agar tetap rendah.
  • Target minimum: 1.8 kg per induk ditambah .55 kg untuk setiap anak babi.

ASOHI KEMBALI LAKSANAKAN PPJTOH, PELATIHAN WAJIB BAGI DOKTER HEWAN

Pelatihan PJTOH angkatan XXI diikuti sekitar 120 orang peserta. (Foto: Dok. ASOHI)

Melalui daring Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PPJTOH) angkatan XXI, pada 17-18 Maret 2021. Pelatihan ini merupakan sesuatu yang wajib diikuti bagi para dokter hewan, terutama yang bekerja di perusahaan obat hewan, pabrik pakan, pet shop, poultry shop, maupun medis veteriner di peternakan. 

Dihadapan sekitar 120 orang peserta, Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, menyampaikan bagaimana tugas PJTOH pada perusahaan obat hewan dan pakan telah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Peternakan No. 01/kpts/SM.610/F/01/05 tahun 2005.

Adapun tugas dari PJTOH, lanjut Ira, diantaranya memberikan informasi tentang peraturan perundangan bidang obat hewan kepada pimpinan perusahaan, memberikan saran dan pertimbangan teknis mengenai jenis sediaan obat hewan yang akan diproduksi/diimpor.

“Kemudian juga menolak produksi, penyediaan, peredaran dan repacking obat hewan ilegal, serta menolak peredaran obat hewan yang belum mendapatkan nomor pendaftaran,” kata Ira dalam sambutannya. Sebab, dokter hewan merupakan garda terdepan terkait obat hewan dan penggunaannya di lapangan.

Sedangkan untuk di pabrik pakan, PJTOH juga memiliki tugas menolak penggunaan bahan baku atau obat hewan jadi yang dilarang dicampur dalam pakan ternak dan menyetujui penggunan bahan baku atau obat hewan jadi dalam pakan yang memenuhi syarat mutu.

“Mengingat pentingnya tugas dan tanggung jawab PJTOH, maka ASOHI hampir setiap tahun mengadakan pelatihan ini. Kali ini kita laksanakan secara online mengingat masih suasana pandemi COVID-19,” ungkapnya. 

Nantinya ke depan selain pelatihan PJTOH tingkat dasar yang dilakukan sekarang ini, kata Ira, pihaknya berencana mengadakan pelatihan PJTOH tingkat lanjutan (advance). 

“Pelatihan PJTOH lanjutan ini akan membahas topik-topik yang lebih mendalam, sehingga ilmu yang diperoleh dari pelatihan tingkat dasar akan terus berkembang dan bermanfaat sesuai perkembangan zaman. Mudah-mudahan bisa dilaksanakan tahun ini,” pungkas Ira.

Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini turut mengundang banyak pihak yang terkait di dalamnya, diantaranya Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa (Direktur Kesehatan Hewan), Drh Ni Made Ria Isriyanthi (Kasubdit Pengawasan Obat Hewan), Prof Budi Tangendjaja (peneliti Balitnak), Drh Widarto (Koordinator PPNS Ditjen PKH), Rizqi Nur Ramadhon (Biro Hukum Kementan), Drh M. Munawaroh (Ketua Umum PB PDHI), Prof Widya Asmara (Ketua Komisi Obat Hewan), kemudian perwakilan Direktorat Pakan Ternak, Karantina, tim CPOHB (Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik) dan BBPMSOH (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan). (RBS)

BBVET WATES BERSIAP MENJADI PUSAT BIOFARMAKA VETERINER ASEAN

BBVet Wates, bersiap menjadi pusat biofarmaka veteriner di kawasan ASEAN

Forum Pimpinan Laboratorium Veteriner ASEAN (ASEAN Laboratory Director Forum/ALDF) mengapresiasi langkah Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates dalam mempersiapkan diri menjadi Pusat Bioinformatika Veteriner ASEAN. Hal ini mengemuka dalam pertemuan ALDF kedelapan yang dilaksanakan secara daring dengan tuan rumah Malaysia (16/3/2021).

Delegasi Indonesia dari BBVet Wates, drh. Hendra Wibawa, MSi., PhD., sebagai perwakilan instansi penjuru (focal point) ALDF menyampaikan inisiatif yang telah dilakukan Indonesia, antara lain pelatihan bioinformatika untuk laboratorium kesehatan hewan se-ASEAN pada tanggal 1-3 Februari 2021.

"Pelatihan ini dihadiri oleh lebih dari 20 orang perwakilan laboratorium dan pengambil kebijakan dari sembilan negara ASEAN," tambah Hendra.

Sebelumnya, BBVet Wates telah menyosialisasikan penerapan bioinformatika dalam monitoring virus influenza (flu burung) di Indonesia kepada delegasi kelompok kerja teknis avian influenza di ASEAN (Avian Influenza Group in ASEAN, AIGA) pada tahun 2018.

Sementara itu, drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, PhD., Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut baik capaian ini.

Dia meyakini bahwa dengan BBVet Wates menjadi Pusat Bioinformatika ASEAN, akan meningkatkan kepercayaan negara tujuan ekspor Indonesia dalam pemenuhan persyaratan kesehatan hewan dan keamanan pangan komoditas, juga meningkatkan daya saing ekspor Indonesia.

Fadjar menambahkan bahwa setelah pertemuan pada forum tersebut, langkah selanjutnya adalah mendapatkan persetujuan formal di tingkat menteri-menteri pertanian ASEAN.

"BBVet Wates dinilai telah memenuhi persyaratan teknis sebagai pusat bionformatika regional ASEAN, tinggal kita dapatkan persetujuan formalnya," jelas Fadjar.

Lebih lanjut, Fadjar juga menerangkan bahwa selain rencana BBVet Wates sebagai Pusat Bioinformatika Veteriner ASEAN, Kementan juga merencanakan untuk menjadikan unit pelaksana teknis ini sebagai calon laboratorium referensi flu burung ASEAN bersama laboratorium serupa di Malaysia.

Ia kemudian menyampaikan bahwa saat ini BBVet Wates sudah menjadi laboratorium referensi nasional untuk flu burung dengan penunjukan Menteri Pertanian.

Keunggulan lain dari BBVet Wates menurut Fadjar adalah laboratorium ini memimpin jejaring laboratorium tingkat nasional dalam monitoring virus influenza atau Influenza Virus Monitoring in Animal (IVM) dan telah dilengkapi dengan platform data elektronik berbasis web yaitu IVM Online. Hasil IVM telah digunakan oleh Pemerintah untuk menetapkan kebijakan vaksin dan vaksinasi Avian Influenza.

"Ini merupakan modal utama kita menjadikan BBVet Wates sebagai pusat bionformatika regional dan laboratorium referensi flu burung ASEAN," pungkasnya. (INF)

APA ITU PROBIOTIK, PREBIOTIK DAN SINBIOTIK

Penggunaan probiotik yang dikombinasikan dengan prebiotik pada pakan unggas merupakan salah satu pilihan tepat untuk mengendalikan kemungkinan kejadian AMR. (Sumber: alibaba.com)

Pemenrintah melalui Kementerian Pertanian menerbitkan peraturan pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP)/Antibiotik Pemacu Pertumbuhan, para ahli nutrisi dan kesehatan hewan serentak berusaha mencari penggantinya yang sepadan dengan AGP tersebut.

Berbagai sediaan alternatif disiapkan sebagai penggantinya dan beberapa produk seperti minyak sesnsial, ekstrak rempah tumbuhan, asam organik, probiotik dan prebiotik yang dipersiapkan sebagai alternatif pengganti antibiotik untuk kesehatan saluran cerna pada hewan peliharaan khususnya ayam.

Dari beberapa alternatif tersebut di atas, ternyata para ahli lebih cenderung menggunakan kombinasi probiotik dan prebiotik sebagai alternatif pengganti AGP untuk kesehatan saluran pencernaan ternak ayam.

Apa itu Probiotik?
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah cukup, dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Mikroorganisme yang dimaksud sebagian besar merupakan bakteri dari spesies Lactobacillus, Lactococcus, Bacillus, Bifidobacterium, Streptococcus, Yeast (Saccharomyces) atau kombinasi beberapa mikroorganisme tersebut (Bhupinder and Saloni, 2010). 

Cara kerja probiotik adalah bekerja secara antagonis terhadap bakteria patogen di dalam saluran cerna dengan cara memodifikasi pH, mengeluarkan sekresi yang berefek langsung untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen tersebut, seperti menghasilkan bakteriosin, asam organik, hidrogen peroksida, rantai pendek asam lemak, mengatur sistem imun induk semang, menormalkan mikrobiota dalam saluran cerna, mengurangi reaksi peradangan mukosa usus, menurunkan ekskresi amonia dan urea, meningkatkan penyerapan mineral dan secara umum dapat meningkatkan parameter performa dan keuntungan produksi (Vamanu and Vamanu, 2010; Ferreira et al., 2011).

Sedangkan Patterson dan Burkholder (2003), mengatakan bahwa penggunaan probiotik dalam pakan memperlihatkan peningkatan performa pertumbuhan, menurunkan tingkat kematian dan kesakitan, dimana itu semua secara umum akan berpengaruh kepada pertambahan keuntungan secara finansial.

Forlan (2005), berpendapat bahwa cara kerja probiotik bersifat competitive exclusion, dimana bakteri yang difungsikan sebagai probiotik (bakteri baik) bersaing menempati mukosa di saluran cerna dengan bakteri patogen (bakteri jahat), dimana jika bakteri baik terlebih dahulu menempati tempat/menempel di mukosa usus secara tidak langsung akan langsung memblokir proses menempelnya bakteri jahat pada mukosa usus.

Apa itu Prebiotik?
Tidak seperti probiotik, prebiotik bukanlah… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2021. (AHD-MAS)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer