-->

Featured Posts

TAK PERLU SUSU FORMULA, CUKUP RAJIN KONSUMSI TELUR

Konsumsi telur rebus sangat dianjurkan bagi ibu hamil atau menyusui. (Foto: Pixabay)

Nutrisi dalam telur ayam, menurut para ahli gizi, mampu memacu produksi air susu ibu (ASI). Lupakan banyaknya mitos soal konsumsi telur ayam yang justru menyesatkan.

Di era serba digital sekarang ini, ternyata masih banyak mitos menakutkan di tengah masyarakat. Terutama di masyarakat pedesaan yang cenderung masih memegang “tradisi kebiasaan” orang tua mereka di zaman dulu. Salah satu mitosnya, mengonsumsi telur setiap hari dianggap membahayakan kesehatan ibu hamil dan setelah anak lahir.

“Kata orang tua sih, kalau lagi hamil jangan kebanyakan makan telur, nanti bayinya banyak bisulan. Air susu ibunya juga jadi amis,” tutur Siti Ruminah, warga Kampung Pegiringan, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, kepada Infovet.

Ibu muda ini baru saja melahirkan anak kedua. Umur bayinya masih sekitar tiga bulan. Oleh orang tuanya, Ruminah dilarang makan telur setiap hari. Dia hanya diizinkan makan telur seminggu sekali, sekadar untuk lauk, dan itupun hanya sebutir. Selebihnya, ibu dari Ruminah hanya menyarankan makan sayur dan tempe-tahu. Makan ikan pun jarang, karena dianggap lebih amis dibandingkan telur.

Arahan orang tua semacam ini rupanya sudah menjadi “tradisi” di kampung tersebut. Padahal, lokasi kampung ini tidak berada di pelosok atau pegunungan. Masih dalam jarak sekitar 15 km dari pusat Kota Pemalang. Tapi sebagian masyarakatnya masih memegang teguh mitos dalam urusan makan telur.

Berbeda dengan yang dialami Ruminah, wanita lainnya yakni Rina Nurkhikmah justru sebaliknya. Ia rajin konsumsi telur rebus selama masa kehamilan dan setelah melahirkan. Warga Desa Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang ini juga melahirkan anak kedua. Bahkan, setiap hari ia mengaku makan telur dua butir.

“Tiap pagi saya makan dua telur rebus. Kadang buat sarapan, kadang juga buat nyemil sambil minum teh,” katanya kepada Infovet.

Alasan ibu muda ini rutin mengonsumsi telur ayam setiap pagi menginspirasi banyak wanita sebaya di kampungnya yang juga ikut mengonsumsi telur. Terutama teman-teman dekatnya. “Kata dokter kandungan protein dan omega 3-nya tinggi, bagus buat ibu-ibu yang sedang menyusui bayi. Termasuk yang lagi hamil,” sebutnya.

Tak Perlu Sufor
Saat ini, Rina memang masih memiliki anak yang baru berumur sekitar enam bulan lebih beberapa hari. Awalnya, ia enggan mengonsumsi telur rebus tiap hari. Selain bosan, kadang berasa mual setelah konsumsi telur.

Namun setelah mendengar penjelasan dari dokter kandungan dan dokter anak, setiap kali kunjungan pemeriksaan, ia pun menjadi rutin mengonsumsi telur. Menurut dokter anak, kandungan telur sangat bagus untuk produksi air susu ibu (ASI).

Dan ternyata benar, produksi ASI ibu muda ini cukup berlimpah sejak mengonsumsi telur rebus tiap pagi. “Alhamdulillah anak saya sehat. Saya tidak perlu nambahin pakai sufor (susu formula),” ungkapnya.

Tentu saja bukan hanya telur yang ia konsumsi, Rina juga rajin mengonsumi sayur dan buah. Susu berbahan kacang-kacangan juga menjadi pelengkap minumannya setiap pagi. Namun, konsumsi telur sangatlah dianjurkan agar ASI yang dihasilkan berkualitas.

Menirukan pesan dokter, menurut Rina, telur ayam sumber protein yang harganya murah. Untuk mendapatkannya pun tak sulit, tak perlu jauh-jauh ke pasar. “Saya biasanya beli di warung dekat rumah,” tambahnya.

ASI Semakin Berkualitas
Menurut praktisi kesehatan anak, dr Triza Arif Santosa SpA, makan telur saat hamil dan menyusui aman, asalkan benar-benar dimasak dengan baik. Tak disarankan mengonsumsi telur mentah atau setengah matang, karena kemungkinan tercemar bakteri berbahaya seperti salmonela.

Bakteri tersebut bisa menyebabkan keracunan. Memasak telur sampai matang sempurna akan membunuh bakteri, sehingga akan mengurangi risiko keracunan bakteri salmonela saat hamil atau menyusui.

Journal of Health, Population, and Nutrition, menuliskan bahwa manfaat telur rebus untuk ibu hamil dan menyusui dapat meningkatkan kualitas ASI. Wanita hamil membutuhkan minimal 450 mg kolin. Sementara wanita yang sedang menyusui membutuhkan sekitar 550 mg kolin.

Selain untuk ASI, telur juga meningkatkan kecerdasan otak bayi sejak kandungan. Mengonsumsi telur dalam jumlah yang cukup dapat membantu pertumbuhan janin dan bayi yang menyusu ASI. Karena mengandung asam amino esensial yang tidak dapat disintetis oleh tubuh.

Menurut jurnal tersebut, kandungan vitamin D pada telur terkonsentrasi di kuning telur, jadi makan telur utuh sangat dianjurkan, bukan hanya bagian putih telurnya. Wanita hamil dan menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin D dibandingkan wanita tidak hamil. Nutrisi ini penting untuk kesehatan, termasuk menjaga kesehatan tulang, mendukung fungsi kekebalan tubuh, dan menstimulasi perkembangan janin. Hanya dalam satu kapsul “ajaib” kebutuhan nutrisi ibu dan janin sudah terpenuhi.

ASI menjadi satu-satunya makanan bernutrisi lengkap untuk bayi. Kualitas ASI yang baik juga dapat berpengaruh pada perkembangan otak si kecil. Untuk itu, para ibu perlu mengonsumsi makanan yang tinggi protein, kalsium, hingga omega 3 agar bayi tetap sehat. Telur ayam adalah sumber omega 3 yang paling murah dari sisi harga dan mudah didapatkan.

Lupakan Mitos Soal Telur
Cukup banyak mitos seputar makan telur bagi ibu hamil yang masih beredar di masyarakat hingga sekarang, di antaranya ibu hamil yang makan telur khawatir kulit anaknya saat lahir akan belang seperti panu dan bisulan.

Ada juga mitos bahwa ibu hamil yang makan telur mentah atau setengah matang dapat mempermudah proses persalinan. Menurut banyak ahli nutrisi, menyebutkan mitos ini yang paling berisiko secara medis. Telur mentah atau setengah matang justru dapat membahayakan ibu hamil karena berisiko terkontaminasi bakteri salmonela yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan komplikasi lainnya.

Gejala yang akan muncul akibat infeksi bakteri ini adalah demam tinggi, muntah, sakit perut, sakit kepala, diare, dan dehidrasi. Pada beberapa kasus, tingkat keparahan gejala bisa sangat berat hingga menyebabkan persalinan prematur bahkan keguguran.

Jika seorang ibu hamil sedang mengidam atau ingin makan telur, sebaiknya hindari menyajikan telur setengah matang atau telur mentah. Jangan pernah ambil risiko di saat hamil dengan makanan yang masih belum sempurna kematangannya.

Selain memperhatikan tingkat kematangan telur, sebaiknya ibu hamil juga segera mengonsumsi telur setelah dimasak untuk menghindari kontaminasi bakteri. Terlalu lama membiarkan makanan, terlebih yang tidak diolah dengan baik, dapat memicu tumbuhnya bakteri penyebab penyakit listeriosis. Jika terjadi pada ibu hamil, infeksi ini berisiko tinggi menyebabkan keguguran bahkan bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth.

Berikut beberapa panduan dalam memilih dan menyajikan telur yang perlu ibu hamil pahami, di antaranya hindari membeli telur yang cangkangnya retak dan kotor, cuci telur sampai bersih dan keringkan cangkangnya, simpan telur dalam lemari es pada tempat yang terpisah dengan makanan lain, hindari konsumsi telur mentah atau setengah matang, sajikan telur dengan cara digoreng dan direbus sampai benar-benar matang, cuci tangan sebelum dan setelah memasak telur, serta pastikan telur sudah benar-benar matang, biarkan telur di dalam air mendidih hingga kira-kira 10-12 menit sewaktu merebus telur.

Telur sangat bermanfaat bagi perkembangan janin jika disajikan dengan cara yang baik dan benar. Bagi para ibu hamil, khususnya yang tinggal di pedesaan, sangat penting untuk sadar nutrisi. Lupakan mitos-mitos yang menyeramkan dan tidak benar terkait konsumsi telur. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet Daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

KUPAS TUNTAS PENYAKIT PERNAPASAN DI CHICK DAY 2025

Penyakit merupakan salah satu hambatan dalam budi daya perunggasan. Terlebih lagi penyakit infeksius yang menyerang saluran pernapasan, jika tidak diatasi secara tepat efeknya akan sangat merugikan.




BIOBON: YEAST-BASED MYCOTOXIN BINDER

4-in-1 protection: Detox, degrade toxin, strengthen immunity, and keep birds triving. Targets mycotoxins without touching essential nutrients.



MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BABI INDUKAN MELALUI SINKRONISASI BERAHI

Suasana Webinar Ceva 
(Sumber : CR)

Wabah African Swine Fever (ASF) yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu dampaknya masih terasa hingga kini. Salah satu dampak yang paling kentara adalah sulitnya mendapatkan stok bibit babi untuk penggemukan.

Dalam rangka meningkatkan produktivitas indukan dalam menghasilkan bibit yang berkualitas, tentunya dibutuhkan manajemen pemeliharaan dan trik tertentu agar indukan dapat menghasilkan bibit yang berkualitas secara berkelanjutan.

Ceva Animal Health Indonesia selaku pelaku industri obat hewan mencermati isu ini dengan baik. Mereka mengadakan webinar mengenai produktivitas babi indukan yang berjudul Reproductive Management Through Synchronization of Gilts melalui Zoom Meeting pada Selasa (22/7) yang lalu. Dalam acara tersebut yang bertindak sebagai pembicara adalah Dr Irawin Nimmansamai, Swine APAC Vet Service Manager Ceva Animal Health dan  dimoderatori oleh Drh Bintang Mas Kamdoro.

Dalam presentasinya, Dr Irawin menyampaikan bahwa produktivitas indukan dipengaruhi oleh berbagai hal mulai dari pakan, manajemen pemeliharaan, hingga status kesehatan. Selain itu ia juga menekankan bahwa potensi genetik babi saat ini sangat luar biasa, di Eropa bahkan dalam setahun indukan babi dapat melahirkan 35-40 ekor anakan. Sementara di beberapa negara Asia yang maju seperti Cina, 30-35 ekor anakan adalah hal yang lumrah. 

"Untuk mencapai itu, selain manajemen pemeliharaan yang baik juga tentunya harus dilakukan trik agar siklus kehamilan dan melahirkan dari indukan berjalan dengan baik. Karena jika terlalu lama dibiarkan non produktif, peternak juga akan rugi dari segi pakan dan tempat," tutur dia. 

Dr Irawin mengatakan bahwa salah satu trik yang dapat digunakan dalam mengakali hal ini adalah sinkronisasi berahi. Sinkronisasi berahi adalah upaya manipulasi atau pengaturan siklus reproduksi hewan betina agar berahi (estrus) terjadi secara serempak dalam suatu kelompok. Pada ternak babi, yang memiliki sistem reproduksi poliestrus (birahi sepanjang tahun), sinkronisasi berahi sangat berguna terutama pada peternakan skala menengah hingga besar yang menerapkan sistem batch mating atau kawin kelompok.

Siklus estrus babi betina (gilt dan sow) umumnya berlangsung selama 18–24 hari, dengan rata-rata 21 hari. Namun dalam kondisi normal, waktu berahi antar-individu tidak selalu bersamaan. Hal ini menyulitkan manajemen reproduksi, terutama penjadwalan inseminasi buatan (IB) dan pemanenan hasil ternak secara serempak. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi sinkronisasi berahi.

Dr Irawin mengatakan bahwa sinkronisasi berahi dapat dilakukan dengan penggunaan sediaan hormonal yang berupa progrsteron sintetis misalnya alternogest. Sediaan tersebut telah banyak digunakan di berbagai negara untuk melakukan sinkronisasi berahi pada babi indukan. 

Tujuan dari sinkronisasi berahi selain menyamakan waktu birahi antar-individu dalam satu kelompok, tentunya juga dapat meningkatkan efisiensi reproduksi dengan menurunkan waktu dan tenaga dalam deteksi birahi harian.

"Ini tentunya akan memudahkan pengaturan logistik dan sumber daya (seperti penyediaan semen beku, jadwal tenaga kerja, vaksinasi, dan pakan laktasi). Meningkatkan produktivitas dan profitabilitas secara keseluruhan dalam sistem peternakan babi komersial," tutur Dr Irawin. 

Dari webinar tersebut dapat disimplkan bahwa sinkronisasi berahi merupakan teknologi penting dalam sistem reproduksi babi modern. Meskipun metode hormonal membutuhkan biaya tambahan, manfaat jangka panjang berupa efisiensi, konsistensi produksi, dan keuntungan ekonomi membuatnya layak dipertimbangkan terutama pada skala usaha menengah hingga besar. Kombinasi antara teknologi dan manajemen yang baik akan mendukung keberhasilan program reproduksi dan meningkatkan daya saing industri peternakan babi. (CR)

ARGININE DAN TRYPTOPHAN UNTUK PRODUKSI TELUR YANG STABIL DAN OPTIMAL

Produksi telur yang optimal merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam industri peternakan unggas, namun berbagai faktor dapat memengaruhi kemampuan produksi telur. Faktor-faktor tersebut sangatlah kompleks, mulai dari nutrisi, manajemen, hingga kesehatan hewan, semuanya berperan penting dalam menentukan tingkat produksi telur.




FESTIVAL AYAM TELUR DAN SUSU 2025, RELEVAN DENGAN PROGRAM MBG

Talkshow hari pertama gelaran Festival Ayam Telur dan Susu, Sabtu 19 Juli 2025. (Foto: NDV)

Festival Ayam Telur dan Susu (FATS) relevan dan sejalan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu langkah strategis Indonesia dalam mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mempersiapkan sumber daya manusia dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Hal ini dikemukakan Rudi Sarasono selaku Direktur Utama PT Permata Kreasi Media, penyelenggara ILDEX Indonesia dan FATS 2025.

“Dalam pelaksanaannya, MBG bertujuan untuk mengatasi permasalahan gizi buruk dan stunting Indonesia, sekaligus mendukung tumbuh kembang anak-anak, kesehatan ibu hamil serta ibu menyusui sebagai penerima manfaat,” kata Rudi saat membuka gelaran FATS di Lapangan Hijau Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025).

Berkolaborasi dengan Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), kegiatan FATS tahun ini diselenggarakan di kawasan Lapangan Hijau Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan pada Sabtu dan Minggu 19 - 20 Juli 2025. 

Berbagai agenda acara memeriahkan FATS 2025 antara lain talkshow, seminar, kreasi mahasiswa untuk menu makanan MBG, bazaar, hiburan, dan senam jantung sehat. Lomba Poster yang bertema Gizi & Kecerdasan untuk siswa SLTA digelar hari sebelumnya.  

Talkshow pada hari pertama bertema “Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Rantai Pasok Bahan Pangan” menghadirkan narasumber I  Made Dewa Agung K.N  (Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional), I Ketut Wirata (Direktur Kesmavet, Kemenetrian Pertanian) dan Cecep Muhammad Wahyudin Wakil (Ketua Umum  Bidang Peternakan, KADIN).  

Hari kedua digelar lalkshow mengangkat topik “Protein Hewani sebagai Sumber Gizi Anak Bangsa” mengundang nara sumber Rizal M Damanik (Guru Besar IPB University), Audy Joinaldy (Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia), serta Hasudungan A. Sidabalok (Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian DKI).

Dalam kesempatan yang sama Rektor UAI, Prof Dr Ir Asep Saefudin MSc mengatakan Universitas Al Azhar Indonesia merasa terhormat menjadi mitra kegiatan FATS 2025.

Menurut Asep, kegiatan ini sejalan dengan komitmen UAI dalam meningkatkan literasi gizi di Masyarakat sekaligus memperkuat peran pendidikan tinggi dalam membangun generasi sehat dan cerdas. 

“Tema yang diusung ini sangat relevan dengan upaya kita bersama dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. Kami mendorong keterlibatan mahasiswa dalam merespons isu strategis bangsa, termasuk melalui pengembangan menu dan edukasi gizi dalam mendukung program MBG. Kami berharap kolaborasi ini mempu meningkatkan kesadaran pentingnya konsumsi  protein hewani, serta memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi perbaikan gizi dan kualitas SDM Indonesia,” paparnya.

Dirjen PKH Agung Suganda membuka EXSACT-A 2025 International Seminar

FATS 2025 juga dihadiri oleh Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Dirjen Peternakan & Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda yang turut membuka Exsact-A International Seminar “Nourishing Minds: Innovations From Poultry, Eggs, and Milk”.

Selain itu hadir pula Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pangan KADIN, Walikota Jakarta  Selatan, Staf Ahli Badan Pangan Nasional, Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia, Ketua & Pengurus Asosiasi Terkait, pelaku usaha peternakan, mahasiswa,  penggerak PKK DKI dan masyarakat umum. (NDV

NUTRISI YANG PRESISI SEPANJANG MUSIM

Penyediaan bahan baku yang berkualitas mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan tidak dirusak oleh keberadaan jamur yang mudah tumbuh di iklim tropis. (Foto: allaboutfeed.net)

Menyajikan pakan presisi sebagai inovasi yang signifikan dalam industri pakan akan mengubah cara dalam menyediakan pakan yang presisi dan bagaimana hal itu dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Sebab, hewan memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda setiap musim, misalnya hewan membutuhkan lebih banyak energi dan protein selama musim dingin.

Dengan mengoptimalkan asupan nutrisi, pakan presisi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, mengurangi biaya produksi, dan mengurangi dampak lingkungan. Sistem pemberian pakan yang menggunakan teknologi informasi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi hewan, termasuk penggunaan teknologi seperti sensor, monitor, serta sistem pemberian pakan otomatis dapat mengukur dan menyesuaikan pakan berdasarkan kebutuhan hewan.

Berbagai tantangan dalam menyajikan pakan yang presisi merupakan hal yang perlu diperhitungkan matang-matang agar tidak menjadi bumerang dalam pelaksanaannya. Tantangan iklim/cuaca, dimana Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, maka tingkat kelembapan umumnya relatif mencapai 70-90% dan suhu yang relatif konstan. Standar suhu ruangan yang nyaman umumnya berkisar antara 20-24°C dan kelembapan ruangan yang ideal biasanya berada di antara 40-60%. Kelembapan udara jika melebihi 60%, dapat menyebabkan beberapa dampak negatif, seperti pertumbuhan jamur.

Penyediaan bahan baku yang berkualitas mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan tidak dirusak oleh keberadaan jamur yang mudah tumbuh di iklim tropis menjadi tantangan tersendiri. Ketersediaan bahan baku pakan yang masih tergantung impor juga memengaruhi komposisi formulasi pakan. Bahkan jika ada gejolak kurs Dollar dan Euro seperti saat ini, akan memengaruhi harga bahan baku yang berakibat harga pakan melambung. Sedangkan harga pronak tidak serta-merta naik secara signifikan, yang berujung komposisi dalam formulasi pakan akan berubah menyesuaikan harga yang kompetitif.

Ayam modern yang mempunyai potensi genetik tinggi, seperti pada broiler mempunyai karakteristik tumbuh lebih cepat dan nafsu makan tinggi, sedangkan pada layer mempunyai karakteristik bobot tubuh lebih ringan, dewasa kelamin lebih awal, konsumsi pakan lebih sedikit, dan produktivitas lebih tinggi.

Ayam modern mempunyai aktivitas metabolisme lebih tinggi, kebutuhan nutrien tinggi, dan lebih rentan stres. Dengan kondisi ayam modern yang mempunyai potensi genetik tinggi, perlu diupayakan dengan penyediaan pakan yang presisi.

Faktor-faktor penting untuk penyediaan pakan yang presisi antara lain adanya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2025.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departement Manager
PT Romindo Primavetcom
Telp: 0812-8644-9471

MUSIM BERGANTI, NUTRISI HARUS TETAP PRESISI

Ilustrasi kandang ayam layer. (Foto: Dok. Mensana)

Efisiensi saat ini hampir menjadi bahasan di sebagian kalangan masyarakat, termasuk di budi daya perunggasan. Efisiensi menjadi sesuatu yang harus dicapai untuk memastikan profitabilitas usaha unggas yang dijalankan tercapai secara optimal.

Dalam budi daya unggas, efisiensi mengandung arti sebagai upaya untuk mencapai tingkat produktivitas tertinggi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal, baik dari sisi input seperti pakan, tenaga kerja, dan lain-lain, maupun dari output seperti produksi daging ayam dan telur.

Saat ini aspek pakan menjadi titik fokus untuk dilakukan efisiensi, mengingat pakan merupakan komponen biaya tertinggi dalam budi daya unggas dan nutrisi pakan memegang peranan penting dalam produktivitas ternak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan nutrisi ternak dan nutrisi yang disediakan dalam pakan untuk dapat memaksimalkan keuntungan.

Pemberian pakan dengan nutrisi yang presisi merupakan praktik penyesuaian dan pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, tidak berlebihan, dan tidak kekurangan. Untuk mengurangi kesenjangan antara kandungan nutrisi dalam pakan dengan nutrisi yang dibutuhkan ternak, maka perlu dilakukan formulasi pakan yang tepat dan sesuai.

Jika nutrisi yang diberikan berlebihan, nantinya akan terbuang dan tentu dapat membebani biaya pakan karena nutrisi yang dibuang tidak menjadi output produksi yang memiliki nilai jual. Selain itu, nutrisi yang berlebih juga dapat membebani metabolisme tubuh ternak, seperti ketika kandungan protein di pakan yang berlebih akan memicu proses deaminasi yang memerlukan energi dan memicu stres metabolisme, khususnya di wilayah panas karena dapat meningkatkan beban panas tubuh.

Nutrisi yang presisi merupakan dasar kesehatan, produktivitas, dan profitabilitas. Menurut Moss et al. (2021), dalam mengimplementasikan konsep nutrisi yang presisi, diperlukan pemenuhan tiga persyaratan utama yang meliputi karakteristik bahan baku pakan yang digunakan, ketepatan dalam menentukan kebutuhan nutrisi harian ternak dan manajemen yang ketat, serta cermat dalam pemenuhan dua persyaratan tersebut. Genetik, jenis kelamin, usia, dan kondisi lingkungan harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan persyaratan-persyaratan di atas.

Lingkungan terutama cuaca atau musim dapat memengaruhi kedua persyaratan dalam implementasi nutrisi yang presisi. Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Suhu harian di Indonesia dapat melebihi 35° C dengan fluktuasi antara 29-36° C dengan kelembapan 70-80% (Hery, 2010).

Pergantian musim ini menjadi tantangan dalam mempertahankan nutrisi agar tetap presisi. Musim yang berbeda dapat menghasilkan karakteristik bahan baku pakan yang berbeda, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Pemantauan kualitas bahan baku pakan pada musim yang berbeda sangat penting dilakukan untuk memastikan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2025.

Ditulis oleh:
Wardiman SPt
Feed Formulator PT Mensana Aneka Satwa

PT MALINDO FOOD DELIGHT EKSPOR 40 TON PRODUK OLAHAN AYAM KE EMPAT NEGARA

Seremoni pengguntingan pita dalam acara pelepasan ekspor produk olahan ayam

Produk olahan ayam PT Malindo Food Delight diekspor ke empat negara sekaligus  yakni Uni Emirat Arab (UEA), Oman, Singapura, dan Jepang. Pelepasan ekspor ini dilakukan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Dr Drh Agung Suganda MSi di kawasan pabrik PT Malindo Food Delight, Cikarang, Senin (14/7/2025).

Direktur PT Malindo Food Delight, Ir Rewin Hanrahan mengemukakan ekspor ke negara UEA merupakan yang perdana. Total volume ekspor mencapai 40 ton dengan nilai transaksi US$ 149.000 atau setara Rp2,4 miliar. 

Rewin Hanrahan

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda mengapresiasi keberhasilan PT Malindo Food Delight dalam mengembangkan pasar ekspor. 

Sebanyak 40 ton produk yang diekspor, 11 ton di antaranya dikirim ke Uni Emirat Arab. Selain itu, 11 ton dikirim ke Oman, 12 ton ke Singapura, dan 6 ton ke Jepang. Agung berharap ekspor ke kawasan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi dapat segera terwujud. 

“Kita punya jemaah haji setiap tahun tidak kurang dari 221 ribu orang dan jemaah umrah nyaris setiap hari ada yang umrah ke sana. Tentu di kateringnya jika ada olahan yang diproduksi Malindo akan semakin mantap. Karena rasanya sama dengan yang di sini,” lanjut Agung.

Menurut Agung, dukungan ekspor produk olahan unggas merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendorong hilirisasi dan memperluas pasar. Hilirisasi dinilai penting untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurai tekanan di pasar domestik.

“Keberhasilan ini bukan sekadar pencapaian komersial, namun juga bukti nyata bahwa produk peternakan Indonesia siap bersaing di pasar global serta berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” tandasnya. 

Rewin menambahkan bahwa semua produk olahan yang diekspor telah memenuhi standar internasional dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.

“Ini berkat dukungan Kementan yang terus mendorong dan memfasilitasi pelaku industri untuk menembus pasar ekspor. Karena hal ini tidak dapat berhasil tanpa G to G,” ujar Rewin.

Dia menyebut ekspor perdana ke Uni Emirat Arab sebagai momentum penting bagi perluasan pasar. Sementara permintaan dari Jepang dan Singapura tetap stabil, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok pangan global.

“Ke depan kami berkomitmen terus meningkatkan kapasitas produksi, memperluas pasar ekspor, dan memperkuat sistem mutu serta penelusuran produk demi membawa nama baik Indonesia di panggung internasional,” ujar Rewin.

Produk yang diekspor mencakup berbagai merek seperti Sunny Gold, Ciki Wiki, Sohib, dan Lulu. Rewin mengatakan beberapa negara tujuan meminta formula yang disesuaikan dengan kesukaan pasar mereka. (NDV)

CJ INDONESIA GELAR SEMINAR NUTRISI YANG PRESISI PADA UNGGAS

Pembicara seminar (dari kiri): Henri E. Prasetyo, Ruben Kriseldi, Jae Cheol Kim, dan Roxanne Barrion, dipandu oleh Sally Cho. (Foto-foto: Dok. Infovet)

CJ Indonesia bekerja sama dengan Majalah Infovet menggelar seminar hybrid CJ Indonesia Seminar 2025 “Precision Poultry Nutrition: Optimizing Amino Acid Profiles for Enhanced Efficiency” yang berlangsung di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Kegiatan diawali pembukaan oleh Marketing Director CJ Indonesia Ryan Ji dan dipandu oleh CJ Bio APAC Marketing Sally Cho, dengan menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya.

Suasana seminar.

Mengawali sesi pertama seminar, Ruben Kriseldi PhD dari Aviagen, memaparkan mengenai Optimizing Amino Acid Profile to Enhance Growth Performance and Efficiency in Poultry Production. Ia menjelaskan mengenai perbandingan penggunaan branched-chain amino acid (BCAA) di antaranya leucine, isoleucine, dan valine pada unggas terhadap respons dari body weight dan FCR.

Sementara itu, Nutrisionist DMC, Henri E. Prasetyo DVM MVsc, turut menambahkan pemaparan soal Optimizing Broiler Performance with Low Protein Diet Towards Sustainable Poultry Nutrition. Ia menjabarkan bagaimana meningkatnya biaya protein, tekanan lingkungan akibat emisi nitrogen, serta tantangan efisiensi dan keberlanjutan bagi industri unggas.

Sesi tanya jawab.

“Tujuan dari low protein diet (LDP) adalah untuk mengurangi level dari crude protein, kemudian diharapkan bisa mempertahankan performa dan efisiensi pakan, serta dapat mengurangi ekskresi nitrogen,” jelasnya.

Disimpulkan juga bahwa LDP dapat menjadi solusi nutrisi yang presisi dan ramah lingkungan, sekaligus dibarengi dengan pembenahan secara holistik dari sisi formulasi pakan, manajemen, dan evaluasi terhadap performa unggas.

Foto bersama usai pemberian cinderamata.

Pada sesi kedua, Global Head of Technical CJ BIO, Dr Jae Cheol Kim, turut menyampaikan materi mengenai Precision Nitrogen Nutrition for Efficient Poultry Production dan ATSC Poultry Manager CJ BIO, Dr Roxanne Barrion mengenai Functional Benefits from Amino Acids to Boost Poultry Production Efficiency.

Roxanne menjelaskan beberapa asam amino esensial yang berperan penting dalam menggertak respons imunitas pada unggas broiler, juga berkontribusi terhadap penurunan kondisi stres yang berdampak pada performa produksi dan kualitas telur, serta tingkat mortalitas pada unggas layer. Sedangkan pada breeder, pemberian asam amino esensial mampu meningkatkan daya tetas/kesuburan telur dan memperpanjang masa simpannya. (RBS)

VAKSINASI PMK TERUS DIGENCARKAN UNTUK MENJAGA DAN TINGKATKAN KEKEBALAN TERNAK

Pemeriksaan PMK pada hewan ternak. (Foto: Istimewa)

Penguatan upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui vaksinasi nasional secara bertahap terus digaungkan. Setelah vaksinasi Tahap I (Februari-April 2025) selesai, kini vaksinasi Tahap II digencarkan pada Juli-September 2025, sebagai bagian dari strategi pemberian vaksin booster untuk menjaga dan meningkatkan kekebalan ternak secara berkelanjutan.

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), kembali mencanangkan Bulan Vaksinasi PMK sebagai ajakan nasional bagi pemerintah daerah, asosiasi, perguruan tinggi, peternak, serta pelaku usaha untuk bersama-sama mendukung percepatan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia.

“Bulan Vaksinasi PMK menjadi momentum untuk mempercepat cakupan vaksinasi demi melindungi ternak dan menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Dirjen PKH, Agung Suganda, di Jakarta, Jumat (11/7/2025).

Ia menekankan, vaksin booster pada tahap kedua ini sangat penting dilakukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan hewan terhadap virus PMK, terutama di wilayah-wilayah dengan lalu lintas ternak yang tinggi atau berisiko tinggi penularan.

“Perlindungan terhadap ternak sama artinya dengan perlindungan terhadap sumber penghidupan peternak dan ekonomi pangan kita. Mari kita sukseskan bersama Bulan Vaksinasi PMK,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan, Hendra Wibawa, menjelaskan bahwa vaksinasi bukan hanya soal jumlah, tetapi juga kualitas dan ketepatan waktu. “Pemberian vaksin booster pada periode ini bertujuan memperkuat antibodi yang sebelumnya telah terbentuk. Tanpa booster, kekebalan akan menurun dan bisa membuka peluang virus kembali menyerang,” kata Hendra.

Ia juga mengimbau vaksinasi harus didukung dengan praktik biosekuriti di tingkat peternak. “Vaksin saja tidak cukup. Peternak juga harus disiplin menjaga kebersihan kandang, membatasi lalu lintas hewan, dan melapor jika ada gejala klinis pada ternak,” imbuh dia.

Pemerintah menegaskan bahwa vaksinasi PMK merupakan bagian dari strategi jangka panjang menuju Indonesia bebas PMK. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha peternakan, hingga kesadaran para peternak. (INF)

MUSIM BERUBAH, NUTRISI TETAP PRESISI: KUNCI SUKSES DALAM MANAJEMEN PAKAN AYAM

Dengan pendekatan formulasi pakan yang lebih presisi dan disesuaikan dengan perubahan musim, peforma ayam bisa dipastikan optimal sepanjang tahun. (Foto: Istimewa)

Menjaga nutrisi yang presisi dalam pakan ayam komersial sepanjang musim membutuhkan pendekatan yang holistik, mengingat perubahan suhu, kelembapan, dan faktor lingkungan lainnya dapat memengaruhi konsumsi pakan, metabolisme, dan peforma ayam.

Dengan pendekatan formulasi pakan yang lebih presisi dan disesuaikan dengan perubahan musim, peforma ayam bisa dipastikan optimal sepanjang tahun. Menghindari stres panas (heat stress) yang mengakibatkan stres oksidatif sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan produktivitas ayam komersial.

K. C. Mountzouris (*) • V. V. Paraskeuas • E. Griela, dari Laboratory of Nutritional Physiology and Feeding, Department of Animal Science, Agricultural University of Athens, Athens, Greece, pada penelitiannya tentang “Adaptive Poultry Gut Capacity to Resist Oxidative Stress” bahwa stres oksidatif mengakibatkan inflamasi pada mukosa usus dan berpengaruh pada tingkat penyerapan nutrisi pada pakan.

J. M. Díaz Carrasco (*) • L. M. Redondo • N. A. Casanova • M. E. Fernández Miyakawa dari Instituto de Patobiología Veterinaria (IPVET), Instituto Nacional de Tecnología Agropecuaria (INTA) - Consejo Nacional de Investigaciones Científicas y Técnicas (CONICET), Castelar, Buenos Aires, Argentina, pada penelitiannya tentang “The Role of Farm Environment and Management in Shaping the Gut Microbiota of Poultry” salah satunya membahas tentang strategi intervensi manajemen pemeliharaan dan nutrisi terhadap kondisi lingkungan kandang. Pada penelitian ini banyak membahas pengaruh manajemen dan nutrisi dalam mengendalikan mikrobiota yang ada di saluran pencernaan.

Reformulasi Berdasarkan Musim
Pada saat puncak musim kemarau sering sekali kondisi suhu rata-rata saat siang hari lebih dari 33-35° C, hal ini mengakibatkan ayam cenderung banyak minum dibandingkan makan. Pada strategi formulasi pakan, nutrisionis sering menggunakan beberapa bahan baku dengan tingkat kecernaan lebih tinggi untuk mengurangi produksi panas metabolik.

Penggunaan bahan baku yang memiliki “heat increament” atau panas metabolik tinggi seperti jagung, sering... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2025.

Ditulis oleh:
Drh Henri E. Prasetyo MVet
Praktisi perunggasan, Nutritionis PT DMC  

SADITA SAMBUT DELEGASI PERUSAHAAN UKRAINA, BAHAS KERJA SAMA TEKNOLOGI KESEHATAN HEWAN

Kunjungan bisnis perusahaan farmasi mineral ke Sadita diharapkan bermanfaat besar bagi peternakan Indonesia (Foto: Istimewa)

PT Satwa Medika Utama (Sadita) menerima kunjungan dua perwakilan perusahaan farmasi mineral asal Ukraina, Dr Dinesh dari Malaysia dan Mr Ravshan dari Uzbekistan, Rabu (9/7/2025). 

Pertemuan berlangsung di kantor cabang Sadita, Makassar. Dalam kunjungan tersebut, dibahas rencana kerja sama strategis dalam menghadirkan produk kesehatan hewan berbasis teknologi tinggi yang efisien dan ramah lingkungan, sebuah teknologi yang bahkan belum pernah hadir sebelumnya di pasar Indonesia.

Direktur PT Satwa Medika Utama, Drh Ilsan Arvan Nurgas MSi menyambut langsung para tamu internasional tersebut. Ilsan mengungkapkan rasa syukur dan antusiasmenya terhadap peluang kolaborasi yang terbuka lebar ini.

“Sekarang kita harus membuka peluang baru untuk masa depan. Kami juga tidak tahu kenapa Mr Ravshan dan Dr Dinesh memilih Sadita untuk kunjungan pertama, tapi semoga dari kedua belah pihak dapat menjadi partner di masa depan,” ujar Ilsan dalam keterangan resmi yang diterima Infovet. 

Menurut penjelasan dari Dr Dinesh, produk yang dibawa oleh perusahaan asal Ukraina ini memiliki efisiensi yang luar biasa, hanya dengan 1 liter produk dapat digunakan untuk 15 ribu liter air. Ini tentu menjadi terobosan baru yang sangat relevan dengan tantangan di dunia peternakan, di mana efektivitas dan efisiensi menjadi kebutuhan utama.

“Kami percaya Sadita telah memiliki customer di mana-mana. Kami melihat Sadita sebagai mitra yang mempunyai jaringan kuat dan pemahaman lapangan yang baik,” ungkap Dr Dinesh.

Lebih dari sekadar kunjungan bisnis, pertemuan ini membuka peluang besar untuk masa depan dunia peternakan di Indonesia. Dengan jaringan distribusi Sadita yang sudah tersebar luas, kehadiran teknologi dari Ukraina ini diyakini bisa memberi manfaat besar bagi peternak, terutama dalam meningkatkan performa dan kesehatan hewan ternak secara menyeluruh.

Sadita berharap bahwa kerja sama ini bukan hanya sebatas proyek, tetapi bisa berkembang menjadi kemitraan jangka panjang yang membawa dampak positif dalam 5 hingga 10 tahun mendatang bagi industri peternakan nasional. (INF)

KANADA MENINGKATKAN UPAYA MELAWAN FLU BURUNG

Kanada secara aktif menangani wabah flu burung yang sangat patogen (HPAI), subtipe H5, yang menyerang populasi burung domestik dan liar. Hingga saat ini, jenis HPAI yang terdeteksi pada sapi perah di Amerika Serikat belum ditemukan pada kawanan unggas domestik di Kanada.

Pada bulan Februari, Kanada melaporkan wabah flu burung H5N5 di peternakan unggas petelur nonkomersial di Newfoundland dan Labrador.

Pada bulan Juni, beberapa provinsi melaporkan kasus baru, dengan British Columbia menjadi yang paling terdampak. Badan Pengawasan Pangan Kanada (CFIA) menekankan pentingnya peningkatan langkah-langkah biosekuriti untuk membantu mencegah penyebaran lebih lanjut.

Kanada menerapkan beberapa strategi untuk mengendalikan penyebaran flu burung:

  • Peningkatan pengawasan dan pemantauan untuk memungkinkan respons cepat terhadap wabah.
  • Penguatan protokol biosekuriti termasuk sanitasi dan disinfeksi yang lebih baik di peternakan.
  • Pembatasan pergerakan dan perdagangan untuk membatasi penyebaran melalui pergerakan dan perdagangan unggas yang terkendali.
  • Peningkatan pengujian dan pelaporan wajib untuk mendeteksi dan melacak infeksi secara lebih efektif.

Saat ini di Kanada tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa memakan produk unggas yang dimasak dapat menularkan virus ke manusia. Secara keseluruhan, situasi ini dipantau secara ketat, dan masyarakat umum dianggap berisiko rendah.

LANGKAH NYATA MENUJU KOLABORASI INDUSTRI HEWAN KESAYANGAN YANG LEBIH KUAT

Seminar & Business Gathering Pet Industry yang berlangsung di Oakwood Hotel TMII, Jakarta Timur. (Foto-foto: Istimewa)

Jakarta (8/7/2025), Seminar & Business Gathering Pet Industry yang berlangsung di Oakwood Hotel TMII, Jakarta Timur, sukses menjadi forum strategis yang mempertemukan pelaku utama industri hewan kesayangan dari dalam dan luar negeri.

Acara ini didukung penuh oleh Jakarta Pet Expo 2025 sebagai sponsor utama dan menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan kolaborasi industri. Untuk pertama kalinya, Asosiasi Petshop Indonesia (ASPIN) dan Perhimpunan Pengusaha Makanan Hewan Kesayangan Indonesia (PPMHKI) bertemu langsung dalam forum resmi dan menjalin kerja sama konkret dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama dengan Delegasi Investor Industri Hewan Kesayangan dari China, yaitu Jiuzhou Pet Industry Union of China.

Pada kesempatan seminar tersebut, hadir sebagai narasumber utama Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Dirkesmavet) Kementerian Pertanian Dr Drh Nuryani Zainuddin MSi, yang menyampaikan pentingnya sinergi industri dalam menciptakan ekosistem bisnis hewan kesayangan yang sehat, berdaya saing, dan berkelanjutan. Kehadiran beliau memberikan pandangan komprehensif terkait dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri ini, baik dari aspek kesehatan hewan, regulasi, hingga peluang bisnis.

Nuryani Zainuddin saat memaparkan presentasinya.

Pertemuan bisnis ini menjadi titik awal penting bagi terciptanya kerja sama nyata antar pelaku industri hewan kesayangan di Indonesia. ASPIN dan PPMHKI sepakat untuk menyatukan visi dan menyusun langkah bersama demi kemajuan sektor ini.

Langkah tersebut mencerminkan perubahan cara pandang, dari pola kerja yang cenderung individual, kini mulai membangun kemitraan yang saling mendukung. Kedua asosiasi menyadari bahwa perbedaan dalam pendekatan, model usaha, dan kekuatan masing-masing justru bisa menjadi nilai tambah jika digabungkan. Bersama, mereka bisa membentuk ekosistem industri yang lebih kuat, terhubung, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

ASPIN dan PPMHKI usai penandatanganan MoU bersama Jiuzhou Pet Industry Union of China.

Dengan terjalinnya kerja sama ini membuka banyak peluang baru, mulai dari memperluas jaringan distribusi, meningkatkan daya saing produk lokal, hingga masuknya investasi dan teknologi dari mitra luar negeri. Kerja sama lintas negara ini diharapkan bisa mempercepat perkembangan industri hewan kesayangan Indonesia agar semakin maju dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari komitmen untuk terus mendorong sinergi dan pertumbuhan industri, Jakarta Pet Expo 2025 mengundang seluruh pelaku usaha untuk bergabung sebagai exhibitor dalam pameran B2B terbesar industri hewan kesayangan di Indonesia, yang akan berlangsung di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, 26-29 November 2025. (INF)

Informasi lebih lanjut hubungi:
Iwan
Phone: +62 816-1959-183
Email: iwan.abimanjoe@19-event.com
Visit: www.jakartapetexpo.com
Maryam
Phone: +62 877-7829-6375

SPLIT FEEDING: ASUPAN NUTRISI LEBIH PRESISI

Walaupun spesifikasi pakan dan poin feed sudah ditata dengan baik, namun salah satu problem yang dihadapi kebanyakan para peternak ayam layer modern adalah pertumbuhan bobot badan menjelang puncak produksi yang selalu kebablasan. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan jika ditinjau dari sudut penggunaan pakan pada pasca puncak, keterbatasan daya topang kandang dan tingginya kasus oxidative stress yang ujung-ujungnya pasti mereduksi performa total.

Ditulis oleh:
Tony Unandar
Anggota Dewan Pakar ASOHI - Jakarta

Dalam dua dekade terakhir, perbaikan genetika ayam petelur modern (modern layer) memang sangat mencengangkan. Bayangkan, sampai umur 100 minggu mampu menghasilkan sekitar 500 butir telur/ekor ayam. Performa produksi yang luar biasa ini, selain sangat tergantung pada kualitas pullet yang masa pertumbuhannya semakin singkat, juga menuntut kondisi lingkungan kandang, program feeding, dan tataran fisiologi ayam yang tetap prima sepanjang masa produksi telur.

Walaupun pengamatan detail lapangan penulis belum tuntas, namun penulis mencoba memperkenalkan konsep split feeding agar pemeliharaan ayam petelur modern dengan asupan nutrisi yang lebih presisi serta semakin efisien di tengah tekanan harga pakan yang terus bergejolak.

Realita Lapangan
Observasi kritis penulis terhadap performa ayam petelur modern pasca pandemi COVID-19 menimbulkan beberapa tanda tanya. Walaupun performa akhir berdasarkan potensi genetik menurut supplier strain ayam petelur modern bisa tercapai dalam kondisi di Indonesia pada beberapa peternakan ayam petelur, namun beberapa fenomena lapangan tampaknya masih perlu dicari solusinya.

Beberapa fenomena konsisten yang sudah dicermati terjadi di lapangan berupa:

• Saat mulai bertelur (first egg) cenderung mundur 1-2 minggu, atau bahkan lebih dari itu. Padahal, sejatinya ayam petelur modern meletakkan telur pertama berkisar umur 15-16 minggu. Demikian juga persentase HD secara mingguan (weekly % HD) > 90% yang seharusnya sudah tercapai pada umur 24-25 minggu, kebanyakan mundur 1-2 minggu.

• Pada paruh pertama masa produksi telur, ayam layer modern cenderung mengalami overweight (kelebihan bobot badan), umumnya berkisar 10-20%. Pada peternakan tertentu bahkan bisa lebih dari 20% dibandingkan dengan bobot badan standar. Dalam kondisi seperti ini tentu terjadi pemborosan pakan dan tereduksinya daya topang kinerja sistem kandang tertutup. Ujung-ujungnya adalah ayam dengan mudah mengalami oxidative stress dan terjungkalnya performa akhir produksi telur.

• Adanya gangguan kualitas kerabang yang signifikan, baik menjelang puncak produksi telur (di beberapa peternakan) dan/atau pasca puncak produksi telur, khususnya ketika ayam berumur di atas 35 minggu (pada peternakan ayam petelur modern umumnya).

• Walaupun sudah dipelihara dalam kandang sistem tertutup, pada beberapa peternakan berat telur rata-rata tidak dapat mencapai berat standar sesuai potensi genetik.

• Adanya kerontokan bulu lebih dini, bahkan pada beberapa peternakan ayam petelur hal itu secara masif sudah mulai terlihat ketika ayam masih berumur 30-an minggu.

• Adanya total deplesi ayam yang relatif tinggi yang umumnya terkait dengan kasus prolaps yang diikuti dengan kanibalisme pada area kloaka.

• Penurunan produksi telur (% HD) yang relatif lebih cepat dibanding standar strain dan/atau adanya drop produksi telur yang tiba-tiba tanpa sebab, terutama ketika ayam sudah berumur di atas 45 minggu.

Tampaknya, beberapa fenomena tersebut di atas ada kaitannya dengan... (toe) Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2025.

SEKTOR UNGGAS INDIA MENDESAK IMPOR PAKAN GM DI TENGAH BIAYA YANG MENINGKAT

Sektor unggas India berada di persimpangan jalan karena melonjaknya biaya pakan mengancam profitabilitas dan keberlanjutan. Dengan negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS, para pemimpin industri mendorong akses ke biji-bijian pakan yang dimodifikasi secara genetika (GM) untuk meringankan beban. Namun, proposal tersebut telah memicu perdebatan tajam tentang tarif, keamanan pangan, dan dampak jangka panjang pada pertanian dalam negeri.

Seiring India semakin dekat untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan AS, perdebatan semakin intensif tentang tarif pada produk pertanian utama. Peternak unggas di India mendesak pihak berwenang untuk mempertimbangkan membuka pasar untuk impor AS atas produk yang dimodifikasi secara genetika (GM) dalam upaya untuk meningkatkan profitabilitas industri yang sedang terpuruk, Ricky Thaper, Sekretaris Bersama Federasi Unggas India, mengatakan kepada outlet berita lokal Asian Agribiz.

Biaya pakan yang melonjak tetap menjadi perhatian utama bagi para peternak unggas India. Pada tahun pemasaran 2025/2026, industri ini diproyeksikan akan mengalami penurunan profitabilitas rata-rata 50% karena kenaikan tajam harga jagung dan kedelai, kata Crisil Rating, sebuah lembaga konsultan lokal, dalam sebuah laporan berdasarkan survei terhadap 30 peternakan unggas pada Februari 2025.

India memiliki tarif impor yang tinggi untuk kedelai, yang menjadi penghalang ekspor AS. Tarif untuk kedelai AS berkisar antara 45-56,5%, termasuk pajak. Biaya tinggi ini membuat ekspor kedelai AS ke India menjadi tidak layak secara ekonomi.

Menurut Thaper, industri unggas India secara teratur menghadapi kekurangan biji-bijian pakan dan mengizinkan kedelai dan jagung GM masuk ke pasar dapat secara signifikan mengurangi beban produsen. Beberapa badan industri, termasuk Konfederasi Industri India (CII), juga telah menganjurkan agar impor kedelai dan jagung GM diizinkan, dengan alasan "kenaikan harga pakan yang belum pernah terjadi sebelumnya" yang mengancam profitabilitas sektor unggas.

Para analis memperingatkan bahwa beralih ke impor akan membahayakan ketahanan pangan India dan merusak kepercayaan publik, karena peraturan veteriner yang ada akan mempersulit penerapan kontrol ketat atas perputaran biji-bijian GM di pasar.

SEMINAR INFOVET: SOROTI PERKEMBANGAN OBAT HEWAN PASCA PANDEMI & SOFT LAUNCH IOHI 2025

Foto bersama usai seminar Infovet bertajuk “Perkembangan Obat Hewan Pasca Pandemi COVID-19”. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Dalam rangka memeriahkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum di Grand City Convex, Surabaya, Majalah Infovet menggelar seminar bertajuk “Perkembangan Obat Hewan Pasca Pandemi COVID-19”. Acara berlangsung pada Rabu (2/7/2025), pukul 15:00, di Ruang Teater 2, dan dihadiri oleh para pelaku usaha di bidang obat hewan, pakan, dan peternakan.

Seminar ini juga menjadi momentum soft launching buku Indeks Obat Hewan Indonesia (IOHI) edisi 2025, sebuah publikasi eksklusif yang mendata produk obat hewan terdaftar di Indonesia.

Hadir sebagai narasumber yakni Ketua Umum ASOHI periode 2010-2015, sekaligus Ketua Tim Penyusun IOHI, Drh M. Rakhmat Nuriyanto MM, didampingi oleh pemandu acara selaku Pemimpin Umum/Redaksi Majalah Infovet, Bambang Suharno.

Rakhmat Nuriyanto (kiri) dan Bambang Suharno 

Dalam pengantarnya, Bambang menjelaskan bahwa PT Gallus Indonesia Utama adalah penerbit Majalah Infovet, Info Akuakultur, dan Cat&Dog. Selain itu, Gallus juga memiliki beberapa unit usaha lainnya seperti GITAPustaka, GITA EO, GITA Consultant, dan GITA Studio. GITAPustaka telah menerbitkan berbagai buku, termasuk IOHI yang merupakan satu-satunya buku rujukan tentang obat hewan di Indonesia. Buku ini menyajikan data lengkap obat hewan impor maupun lokal yang telah memiliki nomor registrasi dari Kementerian Pertanian.

Bambang Suharno saat memandu acara seminar

Sementara itu, Rakhmat dalam paparannya mengungkapkan bahwa pasar obat hewan sempat mengalami penurunan selama pandemi, namun kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. “Menariknya, data menunjukkan jumlah obat hewan yang didaftarkan terus meningkat. Ini menandakan persaingan antar perusahaan obat hewan semakin ketat,” ujarnya.

Rakhmat Nuriyanto ketika memaparkan presentasinya

Dalam kesempatan tersebut, juga diperkenalkan format terbaru IOHI yang hadir dalam dua versi, yaitu cetak dan online melalui situs indeksobathewanindonesia.com. Versi online memudahkan pengguna mencari data dengan cepat melalui kotak pencarian. Misalnya, cukup mengetik “vaksin unggas” dan berbagai merek vaksin unggas akan langsung ditampilkan.

GITAPustaka juga memberikan promo khusus selama pameran berlangsung, berupa bonus akses gratis IOHI online bagi pembeli IOHI cetak edisi 2025 hingga buku tersebut resmi terbit.

Seminar ini tidak hanya menjadi ajang berbagi informasi tentang dinamika industri obat hewan di era pasca pandemi, tetapi juga mempertegas peran Infovet sebagai sumber informasi utama bagi masyarakat peternakan dan kesehatan hewan. (BS)

LAUNCHING B-VET FOUNDATION SKHB IPB UNIVERSITY

B-Vet Foundation diluncurkan dalam rangkaian acara reuni akbar FKH IPB. 

Reuni akbar lima tahunan yang digagas oleh Ikatan Alumni FKH IPB (IKA FKH IPB), Vet Vaganza pada Sabtu 5 Juli 2025 menjadi momentum peluncuran B-Vet Foundation.

Drh Aris Ahmad Jaya, Ketua B-Vet Foundation menuturkan kehadiran yayasan Yayasan Kesejahteraan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University ini sebagai perwujudan bantuan bagi adik-adik mahasiswa dari keluarga kurang mampu. 

Program dalam B-Vet Foundation akan memberikan dukungan finansial, pelatihan akademik, maupun pengembangan keterampilan untuk membantu mahasiswa meneruskan impiannya. 

Dalam kesempatan tersebut juga berlangsung seremoni penyerahan donasi dari PT Zoetis Animal Health Indonesia dan PT Rismawan Putra Bersinar.

Sesi fundraising semakin semarak saat tim panitia melakukan lelang kaos jersey bertanda tangan Irfan Hakim. Presenter ternama tersebut juga hadir turut memandu berlangsungnya kegiatan penggalangan dana untuk B-Vet Foundation. (NDV)

1.500 ALUMNI FKH IPB RAMAIKAN REUNI AKBAR VET VAGANZA 2025

Vet Vaganza 2025 menghadirkan momen kehangatan dan nostalgia. (Foto: NDV)

Sabtu (5/7/2025) pagi, lebih dari 1.500 alumni Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) dari berbagai angkatan pendidikan memadati Gedung Graha Widya Wisuda (GWW) dalam rangkaian acara Vet Vaganza 2025. Reuni akbar lima tahunan yang digagas oleh Ikatan Alumni FKH IPB (IKA FKH IPB) ini menghadirkan momen penuh kehangatan dan nostalgia, temu kangen lintas angkatan, hingga penghargaan bagi para dosen yang telah berjasa. 

 Ketua IKA FKH IPB, Drh Gunadi Setiadarma dalam sambutannya mengemukakan momentum ini sebagai pemersatu seluruh alumni lintas angkatan. “Vet Vaganza adalah program penting yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19. Kini, beberapa tahun pascapandemi, saatnya kita bersatu dan berkolaborasi untuk mendorong peningkatan kualitas kampus, kapasitas alumni, profesionalisme dokter hewan, serta berkontribusi nyata bagi bangsa,” tandasnya.

Ketua Panitia Vet Vaganza 2025, Drh Rohi menyampaikan kegiatan ini merupakan reuni akbar bagi seluruh alumni FKH IPB dari angkatan 1 hingga angkatan 57 meliputi lulusan program Sarjana, Diploma, Pascasarjana, Program Profesi Dokter Hewan (PPDH), serta seluruh civitas akademika Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB). 

“Acara ini kami hadirkan sebagai wadah untuk membangun kembali kebersamaan di antara alumni dan almamater. Acara ini dikemas dengan format inklusif dan santai untuk dapat menciptakan suasana akrab dan penuh kehangatan agar para alumni dapat mengenang kembali suka duka perjuangan semasa kuliah di FKH IPB,” ujarnya. (NDV)

DIRJEN PKH AGUNG SUGANDA DAN IRFAN HAKIM TERIMA PENGHARGAAN DI VET VAGANZA 2025

Dirjen PKH mengajak seluruh alumni SKHB IPB memperkuat profesi kedokteran hewan. (Foto: NDV)

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan RI, Dr Drh Agung Suganda MSi dan presenter Irfan Hakim menerima penghargaan kehormatan dari Ikatan Alumni FKH IPB (IKA FKH IPB). Momen penyerahan award berlangsung di Gedung Graha Widya Wisuda, IPB University, Sabtu (5/7/2025). 

Pemberian penghargaan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Vet Vaganza 2025, reuni akbar lima tahunan yang digagas oleh IKA FKH IPB.

“IKA FKH Award adalah penghargaan tertinggi yang diberikan para alumbi FKH IPB.  Tahun ini kami menetapkan dua kategori yakni untuk diberikan kepada dokter hewan dan non-dokter hewan,” ucap Drh Deddy Fachrudin Kurniawan, selaku Ketua Steering Committee sekaligus Sekretaris Jenderal IKA FKH IPB. 

Kategori dokter hewan yang paling inspiratif sepanjang 5 tahun terakhir diberikan untuk Dirjen PKH, Agung Suganda atas kontribusinya pada keprofesian, sosial dan kemasyarakatan. 

“Pencapaian ini tidak terlepas dari bimbingan bapak dan ibu dosen saya. Kami di pemerintahan dalam hal ini Ditjen PKH memiliki tantangan besar untuk mencapai swasembada pangan, sejalan dengan misi Asta Cita Presiden. Salah satu program utama adalah penyediaan protein hewani untuk mendukung program Makan Bergizi dan Minum Susu Gratis,” jelas Agung.

Agung mengajak seluruh alumni Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB (SKHB IPB) meningkatkan kolaborasi dan sinergi, khususnya untuk memperkuat profesi kedokteran hewan.

Presenter Irfan Hakim mengungkapan rasa harunya saat menerima penghargaan kehormatan dari IKA FKH IPB.
Sementara itu, Irfan Hakim yang juga dikenal sebagai pecinta hewan menerima penghargaan atas kontribusinya dalam meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya kesejahteraan hewan. Juga melalui berbagai program edukatif yang dia bawakan di televisi dan media sosial.

Irfan mengungkapkan rasa harunya menerima penghargaan dari civitas akademika yang sangat dia hormati.

“FKH IPB punya tempat khusus di hati saya. Terima kasih atas kehormatan ini, semoga semangat menjaga dan mencintai hewan makin meluas,” katanya.

“Irfan Hakim seorang public figure yang tidak hanya menghibur, namun juga konsisten mengangkat isu-isu seputar hewan dan dunia veteriner. Hal ini selaras dengan semangat kami di FKH IPB,” ujar Ketua IKA FKH IPB, Drh Gunadi Setiadarma. (NDV)


ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer