“Kata orang tua sih, kalau lagi hamil jangan kebanyakan makan telur, nanti bayinya banyak bisulan. Air susu ibunya juga jadi amis,” tutur Siti Ruminah, warga Kampung Pegiringan, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, kepada Infovet.
Ibu muda ini baru saja melahirkan anak kedua. Umur bayinya masih sekitar tiga bulan. Oleh orang tuanya, Ruminah dilarang makan telur setiap hari. Dia hanya diizinkan makan telur seminggu sekali, sekadar untuk lauk, dan itupun hanya sebutir. Selebihnya, ibu dari Ruminah hanya menyarankan makan sayur dan tempe-tahu. Makan ikan pun jarang, karena dianggap lebih amis dibandingkan telur.
Arahan orang tua semacam ini rupanya sudah menjadi “tradisi” di kampung tersebut. Padahal, lokasi kampung ini tidak berada di pelosok atau pegunungan. Masih dalam jarak sekitar 15 km dari pusat Kota Pemalang. Tapi sebagian masyarakatnya masih memegang teguh mitos dalam urusan makan telur.
Berbeda dengan yang dialami Ruminah, wanita lainnya yakni Rina Nurkhikmah justru sebaliknya. Ia rajin konsumsi telur rebus selama masa kehamilan dan setelah melahirkan. Warga Desa Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang ini juga melahirkan anak kedua. Bahkan, setiap hari ia mengaku makan telur dua butir.
“Tiap pagi saya makan dua telur rebus. Kadang buat sarapan, kadang juga buat nyemil sambil minum teh,” katanya kepada Infovet.
Alasan ibu muda ini rutin mengonsumsi telur ayam setiap pagi menginspirasi banyak wanita sebaya di kampungnya yang juga ikut mengonsumsi telur. Terutama teman-teman dekatnya. “Kata dokter kandungan protein dan omega 3-nya tinggi, bagus buat ibu-ibu yang sedang menyusui bayi. Termasuk yang lagi hamil,” sebutnya.
Tak Perlu Sufor
Saat ini, Rina memang masih memiliki anak yang baru berumur sekitar enam bulan lebih beberapa hari. Awalnya, ia enggan mengonsumsi telur rebus tiap hari. Selain bosan, kadang berasa mual setelah konsumsi telur.
Namun setelah mendengar penjelasan dari dokter kandungan dan dokter anak, setiap kali kunjungan pemeriksaan, ia pun menjadi rutin mengonsumsi telur. Menurut dokter anak, kandungan telur sangat bagus untuk produksi air susu ibu (ASI).
Dan ternyata benar, produksi ASI ibu muda ini cukup berlimpah sejak mengonsumsi telur rebus tiap pagi. “Alhamdulillah anak saya sehat. Saya tidak perlu nambahin pakai sufor (susu formula),” ungkapnya.
Tentu saja bukan hanya telur yang ia konsumsi, Rina juga rajin mengonsumi sayur dan buah. Susu berbahan kacang-kacangan juga menjadi pelengkap minumannya setiap pagi. Namun, konsumsi telur sangatlah dianjurkan agar ASI yang dihasilkan berkualitas.
Menirukan pesan dokter, menurut Rina, telur ayam sumber protein yang harganya murah. Untuk mendapatkannya pun tak sulit, tak perlu jauh-jauh ke pasar. “Saya biasanya beli di warung dekat rumah,” tambahnya.
ASI Semakin Berkualitas
Menurut praktisi kesehatan anak, dr Triza Arif Santosa SpA, makan telur saat hamil dan menyusui aman, asalkan benar-benar dimasak dengan baik. Tak disarankan mengonsumsi telur mentah atau setengah matang, karena kemungkinan tercemar bakteri berbahaya seperti salmonela.
Bakteri tersebut bisa menyebabkan keracunan. Memasak telur sampai matang sempurna akan membunuh bakteri, sehingga akan mengurangi risiko keracunan bakteri salmonela saat hamil atau menyusui.
Journal of Health, Population, and Nutrition, menuliskan bahwa manfaat telur rebus untuk ibu hamil dan menyusui dapat meningkatkan kualitas ASI. Wanita hamil membutuhkan minimal 450 mg kolin. Sementara wanita yang sedang menyusui membutuhkan sekitar 550 mg kolin.
Selain untuk ASI, telur juga meningkatkan kecerdasan otak bayi sejak kandungan. Mengonsumsi telur dalam jumlah yang cukup dapat membantu pertumbuhan janin dan bayi yang menyusu ASI. Karena mengandung asam amino esensial yang tidak dapat disintetis oleh tubuh.
Menurut jurnal tersebut, kandungan vitamin D pada telur terkonsentrasi di kuning telur, jadi makan telur utuh sangat dianjurkan, bukan hanya bagian putih telurnya. Wanita hamil dan menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin D dibandingkan wanita tidak hamil. Nutrisi ini penting untuk kesehatan, termasuk menjaga kesehatan tulang, mendukung fungsi kekebalan tubuh, dan menstimulasi perkembangan janin. Hanya dalam satu kapsul “ajaib” kebutuhan nutrisi ibu dan janin sudah terpenuhi.
ASI menjadi satu-satunya makanan bernutrisi lengkap untuk bayi. Kualitas ASI yang baik juga dapat berpengaruh pada perkembangan otak si kecil. Untuk itu, para ibu perlu mengonsumsi makanan yang tinggi protein, kalsium, hingga omega 3 agar bayi tetap sehat. Telur ayam adalah sumber omega 3 yang paling murah dari sisi harga dan mudah didapatkan.
Lupakan Mitos Soal Telur
Cukup banyak mitos seputar makan telur bagi ibu hamil yang masih beredar di masyarakat hingga sekarang, di antaranya ibu hamil yang makan telur khawatir kulit anaknya saat lahir akan belang seperti panu dan bisulan.
Ada juga mitos bahwa ibu hamil yang makan telur mentah atau setengah matang dapat mempermudah proses persalinan. Menurut banyak ahli nutrisi, menyebutkan mitos ini yang paling berisiko secara medis. Telur mentah atau setengah matang justru dapat membahayakan ibu hamil karena berisiko terkontaminasi bakteri salmonela yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan komplikasi lainnya.
Gejala yang akan muncul akibat infeksi bakteri ini adalah demam tinggi, muntah, sakit perut, sakit kepala, diare, dan dehidrasi. Pada beberapa kasus, tingkat keparahan gejala bisa sangat berat hingga menyebabkan persalinan prematur bahkan keguguran.
Jika seorang ibu hamil sedang mengidam atau ingin makan telur, sebaiknya hindari menyajikan telur setengah matang atau telur mentah. Jangan pernah ambil risiko di saat hamil dengan makanan yang masih belum sempurna kematangannya.
Selain memperhatikan tingkat kematangan telur, sebaiknya ibu hamil juga segera mengonsumsi telur setelah dimasak untuk menghindari kontaminasi bakteri. Terlalu lama membiarkan makanan, terlebih yang tidak diolah dengan baik, dapat memicu tumbuhnya bakteri penyebab penyakit listeriosis. Jika terjadi pada ibu hamil, infeksi ini berisiko tinggi menyebabkan keguguran bahkan bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth.
Berikut beberapa panduan dalam memilih dan menyajikan telur yang perlu ibu hamil pahami, di antaranya hindari membeli telur yang cangkangnya retak dan kotor, cuci telur sampai bersih dan keringkan cangkangnya, simpan telur dalam lemari es pada tempat yang terpisah dengan makanan lain, hindari konsumsi telur mentah atau setengah matang, sajikan telur dengan cara digoreng dan direbus sampai benar-benar matang, cuci tangan sebelum dan setelah memasak telur, serta pastikan telur sudah benar-benar matang, biarkan telur di dalam air mendidih hingga kira-kira 10-12 menit sewaktu merebus telur.
Telur sangat bermanfaat bagi perkembangan janin jika disajikan dengan cara yang baik dan benar. Bagi para ibu hamil, khususnya yang tinggal di pedesaan, sangat penting untuk sadar nutrisi. Lupakan mitos-mitos yang menyeramkan dan tidak benar terkait konsumsi telur. ***