Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Featured Posts

KEWASPADAAN PENYAKIT MENULAR AGAR BERKURBAN AMAN

Pemeriksaan klinis di pasar hewan pada beberapa ruminansia dan pengembilan sampel perlu dilakukan pada ruminansia yang diduga terinfeksi. (Foto: Dok. Sulaxono)

Idul Adha 2024 akan jatuh pada pertengahan Juni. Peternak dan pedagang ruminansia  dalam masa tiga bulan mulai mempersiapkan diri dengan membeli, menumpuk stok ternak untuk mengisi kandangnya, menambah kandang, dan mengisi dengan ternak baru. Ternak digemukkan dalam waktu tiga bulan untuk bisa dijual saat harga ternak memuncak saat 1-2 minggu menjelang kurban. Keuntungan akan diperoleh dengan margin tinggi, panen tahunan bagi peternak dan juga para pedagang.

Fenomena umum terjadi saat persiapan peternak dan pedagang mulai mengumpulkan ternak adalah pergerakan, pengangkutan ternak dari daerah, pulau kantong ternak ke berbagai daerah yang memerlukan. Pergerakan akan terjadi antar pulau, antar provinsi, juga antar kabupaten. Ternak antar kabupaten akan saling bertemu di pasar hewan. Ternak yang sehat dan yang carrier penyakit dari berbagai kabupaten maupun provinsi akan bertemu di pasar hewan. Kondisi lalu lintas yang meningkat, pertemuan ternak sehat dengan ternak subklinis sakit atau karier penyakit tidak menutup kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari satu pulau ke pulau lain, dari satu provinsi atau kabupaten ke tempat lain.

Apalagi ditambah dengan kondisi cuaca dan kelelahan transportasi bisa memicu dan menimbulkan stres pada ternak. Stres yang terjadi akan memicu menurunkan daya tahan tubuh dan bisa memicu timbulnya beberapa penyakit menular strategis.

Ada beberapa penyakit menular strategis yang perlu diwaspadai menjelang persiapan ibadah kurban, yang bisa terjadi secara akut hingga per akut. Beberapa daerah asal ternak masih endemis terhadap beberapa penyakit strategis di antaranya penyakit mulut dan kuku (PMK), lumpy skin disease (LSD), antraks, penyakit Jembrana, septicaemia epizootica (SE), dan surra.

Peran dokter hewan dan organisasi profesi diperlukan dalam pemeriksaan ante mortem dan post mortem untuk menjamin ternak sehat dan pencegahan penularan, serta penyebaran penyakit menular antar ternak apalagi yang yang bersifat zoonosis adalah penting. Masyarakat memerlukan jaminan bahwa ternak yang akan digunakan untuk kurban adalah ternak yang sehat dan tidak terjadi penyebaran penyakit strategis.

• Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Pemerintah telah berhasil mengendalikan penyebaran cepat PMK melalui vaksinasi massal di berbagai daerah tertular penyakit, surveilans pasca vaksinasi massal, serta kerja sama antar pihak dalam negeri dan mitra kerja luar negeri. Namun demikian, vaksinasi PMK memerlukan kontinuitas, selain kewaspadaan dini, laporan dini, dan respon cepat. Surveilans virologis melalui sampling di lokasi bekas kasus perlu dilakukan untuk mendeteksi keberadaan ternak carrier aktif yang sembuh dari sakit dan ternak yang subklinis sakit tetapi tidak terdeteksi secara klinis kecuali melalui pemeriksaan serologis maupun virologis.

Ternak di lokasi yang sembuh atau proses sembuh dari PMK masih bisa dikenali dengan luka yang menutup dengan warna kuning kecokelatan pada celah kaki depan-belakang atau pada gusinya. Pada sapi-sapi keturunan impor, luka-luka bekas PMK termasuk kepincangan sangat mudah dikenali, tetapi pada sapi Bali kondisi demikian sulit dideteksi kecuali oleh petugas medis yang berpengalaman.

Jejas luka bekas infeksi PMK pada area mulut biasanya sudah menutup dalam jangka waktu seminggu. Pada gusi hanya ditemukan bekas luka yang sudah ditutup oleh jaringan ikat berwarna kuning kecokelatan, demikian pada bagian lidah dan bagian lainnya dari area mulut. Pada sapi demikian dalam darahnya masih bisa terdeteksi matriks virus PMK melalui pemeriksaan dengan PCR.

Pemeriksaan sapi yang dipasarkan di pasar hewan juga diperlukan, disamping tindakan disinfeksi. Pasar hewan merupakan tempat… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2024. 

Ditulis oleh:
Ratna Loventa
Medik Veteriner Ahli Pertama, Loka Veteriner Jayapura
&
Sulaxono Hadi
Purna Tugas Medik Vetriner Ahli Madya di Kota Banjarbaru

PROVINSI KALSEL BERSIAP MENYANGGA KEBUTUHAN PANGAN ASAL HEWAN UNTUK IKN

Rombongan Komisi II DPRD Provinsi Kalsel bertandang ke Dinas Peternakan Provinsi Jatim untuk menimba ilmu meningkatkan sektor peternakan (Sumber : Istimewa)

Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang dianggap sebagai lumbung peternakan nasional memiliki daya tarik tersendiri bagi Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang ingin kedepannya nanti Kalsel juga mampu meningkatkan sektor peternakan.

Karena itu, komisi membidangi ekonomi dan keuangan ini kemudian bertandang ke Dinas Peternakan Provinsi Jatim di Surabaya pada Selasa (23/4/2024).

Tujuan Komisi II DPRD Provinsi Kalsel ini selain berdiskusi juga menimba ilmu serta pengalaman di Provinsi Jatim, sehingga sektor peternakan ini nantinya mampu menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Banua.

Selain itu ada harapan dari Komisi II DPRD Provinsi Kalsel agar Kalsel mampu mempersiapkan diri untuk mengambil peranan sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara Nusantara dalam hal ketersediaan pasokan dan produksi produk peternakan.

Harapan itu disampaikan oleh Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Kalsel, HM Iqbal Yudiannoor, SE yang saat itu bertindak sebagai pimpinan rapat.

“Kita harus belajar banyak terkait bagaimana Jawa Timur mengembangkan sektor peternakan ini sehingga mampu menjadi lumbung nasional. Terlebih nantinya kita memerlukan ini untuk IKN yang akan bergulir di bulan Juni atau Juli nantinya, nah itulah yang kita butuhkan, selain juga memenuhi kebutuhan pangan di daerah kita sendiri,” ucap Iqbal Yudiannoor.

Kedatangan rombongan Komisi II DPRD Provinsi Kalsel ini disambut oleh Sekretaris Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Ir Kusdiyarto, MM yang merasa sangat tersanjung menjadi tujuan Kalsel untuk belajar perihal peternakan.

Menurutnya, ini merupakan wujud nyata kepedulian wakil rakyat terhadap masyarakat melalui ketersediaan pangan. (INF)

DINAS PETERNAKAN JOMBANG FOKUS TINGKATKAN PRODUKTIVITAS PETERNAK

Salah Satu Kelompok Ternak Yang Diberdayakan Oleh Dinas Peternakan Kabupaten Jombang
(Sumber : Rada Jombang, 2024)

Dinas Peternakan Kabupaten Jombang kini tengah fokus untuk melakukan pemberdayaan peternak.Tahun 2024, terdapat 51 kelompok ternak yang mendapat bantuan hibah melalui kegiatan penjaminan peredaran benih/bibit ternak dan kegiatan pengawasan peredaran bahan pakan.

”Kelompok penerima bantuan bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan atau penggunaan dana bantuan belanja hibah,” tegas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang Agus Susilo Sugioto.

Dipaparkan Agus, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pengajuan proposal di tahun 2023. Guna kelancaran kegiatan, dinas peternakan melalui bidang budi daya dan bidang agribisnis serta P4H (petugas peternakan wilayah kecamatan) telah melaksanakan identifikasi dan pembinaan kelompok. Dinas Peternakan Jombang juga melakukan sosialisasi kegiatan pada kelompok calon penerima manfaat.

”Tupoksi kita melakukan identifikasi dan pembinaan kelompok,” bebernya.

Kelompok penerima manfaat kegiatan berjumlah 51 kelompok. Mereka terdiri dari  5  kelompok ternak unggas, 2 kelompok ternak sapi perah, 11 kelompok ternak sapi potong, 24 kelompok ternak kambing, 9 kelompok ternak domba.

”Belanja barang sesuai dengan jumlah dan spesifikasi yang tercantum di surat kesanggupan kelompok dan menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban kepada bupati melalui Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang,” katanya.

Penerimaan hibah  terbagi menjadi III termin. Termin I sejumlah 18 kelompok terealisasi di bulan Februari 2024. Termin II sejumlah 17 kelompok dan termin III sejumlah 9 kelompok terealisasi di bulan Maret 2024.

”Sedangkan 7 kelompok masih dalam proses pemenuhan kelengkapan administrasi pencairan bantuan,” bebernya.

Tidak berhenti di situ saja, selama pelaksanaan kegiatan, dinas peternakan memberikan pendampingan teknis dan administrasi. Pendampingan itu diberikan pada kelompok serta membantu menyelesaikan kendala yang ada.

”Semisal pemeriksaan kesehatan ternak, pelaksanaan vaksinasi,  manajemen pemeliharaan ternak  serta kelembagaan kelompok,” ungkapnya.

Dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan populasi dan produktivitas ternak. Kegiatan itu, diharapkan juga bisa meningkatkan pendapatan anggota kelompok, menciptakan dan mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat. Selain itu juga untuk meningkatkan kualitas SDM peternak. Untuk mencapai tujuan tersebut memang tidaklah mudah karena minat generasi muda untuk berwiraswasta di sektor peternakan menurun dan beralih ke sektor industri.

"Ini yang terus kita upayakan karena kebutuhan produk hasil peternakan meningkat,” katanya. (INF)

STARTUP PITIK DIKABARKAN MULAI OLENG

Pitik, Salah Satu Startup Indonesia Yang Bergerak di Bidang Peternakan


Kabar kurang sedap datang dari startup agritech atau peternakan asal Indonesia, Pitik. Mereka dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 50 persen karyawan. Perusahaan mengalami kesulitan bisnis sehingga mengurangi jumlah karyawan.

“Pitik dari Indonesia dilaporkan telah memberhentikan sebagian besar stafnya dalam beberapa bulan terakhir karena perusahaan rintisan teknologi perunggasan ini bergulat dengan tantangan penggalangan dana dan penurunan pasar,” demikian dikutip dari DealStreetAsia, Senin (22/4).

Dilansir dari Katadata.co.id, terkait hal ini, pihak Pitik belum ada tanggapan. Tidak diketahui berapa banyak karyawan yang terdampak, dan pesangon yang akan diterima oleh karyawan yang di PHK. Dikutip dari laman resmi LinkedIn perusahaan, Pitik memiliki tujuan untuk memodernisasi rantai pasokan unggas secara menyeluruh di Indonesia.

“Misi kami adalah menjadi mitra terbaik bagi peternak ayam di Indonesia, memungkinkan mereka untuk mengelola peternakan mereka dengan efisiensi yang lebih tinggi melalui teknologi kami,” demikian dikutip, Senin (22/4).

Teknologi perusahaan yang dimaksud yakni perangkat IoT pintar dan algoritma peternakan bertenaga kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Selain itu, perusahaan juga memiliki misi untuk membantu peternak menjual ayam dengan harga yang lebih tinggi atau pencocokan penawaran-permintaan dengan pembeli akhir.

“Kami mencari kandidat yang bersemangat dan bersedia bekerja keras untuk mengembangkan dan membangun bisnis kami bersama,” kata Pitik. Sebelumnya, Pitik meraih pendanaan Seri A senilai US$ 14 juta atau Rp 206 miliar yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dengan partisipasi dari MDI Ventures dan Wavemaker Partners. (INF)

PEMKAB AGAM BERIKAN BANTUAN PADA PETERNAK

Itik Bantuan Pemerintah Yang Diberikan Kepada Peternak
(Sumber : Istimewa)

Keseriusan dalam mengembangkan sektor peternakan ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Agam. Dalam rangka meningkatkan populasi ternak di Kabupaten Agam, Dinas Pertanian Kabupaten Agam menyalurkan bantuan berupa ternak dan alat mesin sarana prasarana pendukung peternakan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam menekankan bahwa pada tahun 2024 ini sebanyak 33 kelompok akan mendapatkan bantuan berupa ternak dan alat mesin pendukung peternakan.

Bantuan tersebut terdiri dari berbagai macam komoditi yaitu, ternak sapi, kambing, itik, ayam, puyuh, mesin tetas dan alat pengolah pupuk organik dengan rincian ternak sapi 1 kelompok, ternak kambing 2 kelompok, ternak itik 11 kelompok, ternak ayam 13 kelompok, puyuh 1 kelompok, mesin tetas 3 kelompok, dan alat pengolah pupuk organik 2 kelompok.

Arief Restu selaku Kadis Pertanian Kabupaten Agam menegaskan bahwa bantuan ini diberikan ke kelompok untuk menunjang ekonomi masyarakat dan meningkatkan populasi di Kabupaten Agam.

“Kelompok yang dibantu oleh pemerintah di bidang peternakan bisa menjadi motor penggerak peningkatan ekonomi di tengah-tengah masyarakat di bidang peternakan,” katanya, Selasa, (23/4/2024).

Bantuan ini akan terus kita monitor dengan melibatkan UPT Puskeswan dan BPP se-Kabupaten Agam agar kelompok yang dibantu berkembang dan ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi keluarga dan daerah. (INF)


DINAS PETERNAKAN TIMOR TENGAH UTARA KEMBALI LAKUKAN VAKSINASI RABIES

Vaksinasi, Salah Satu Upaya Pengendalian Rabies
(Sumber : Istimewa)

Dinas Peternakan Kabupaten Timor Tengah Utara telah melakukan vaksinasi terhadap 4.596 ekor HPR di Kabupaten TTU. Cakupan vaksinasi tersebut terdata sejak bulan Januari hingga Bulan April 2024. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten TTU, Trimeldus Tonbesi saat diwawancarai oleh wartawan, Senin, 22 April 2024.

Ia menjelaskan, jumlah HPR yang telah divaksinasi ini tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten TTU. Kecamatan yang telah menjadi sasaran vaksinasi yakni Kecamatan Mutis, Bikomi Tengah, Bikomi Selatan, Noemuti, Noemuti Timur, Insana, Miomaffo Timur, Miomaffo Tengah, Miomaffo Barat, Kecamatan Kota Kefamenanu dan Kecamatan Musi.

Trimeldus menambahkan, pada tahun 2023 lalu, pihaknya melakukan vaksinasi HPR pada 6 kecamatan di Kabupaten TTU. Lima kecamatan ini yakni; Kecamatan Insana, Noemuti Timur, Noemuti, Miomaffo Tengah dan Miomaffo Barat. Dengan demikian, sebanyak 12 kecamatan telah menjadi sasaran vaksinasi HPR.

Saat ini, tim Dinas Peternakan Kabupaten TTU sedang melakukan vaksinasi secara masif terhadap HPR .Sebanyak 8 tim dikerahkan untuk melakukan vaksinasi di wilayah tersebut. Menurutnya, satu tim akan menangani vaksinasi di satu desa hingga tuntas. Dengan demikian, setiap hari akan dilakukan vaksinasi HPR di 8 desa di Kabupaten TTU.

"Jadi satu kecamatan itu, semua tim masuk vaksinasi di situ sampai selesai baru pindah ke kecamatan lain,"ujarnya.

Ia mengimbau kepada para pemilik hewan peliharaan anjing agar tidak takut memvaksinasi hewan mereka. Pasalnya, di lapangan ada sejumlah masyarakat yang takut memvaksinasi hewan peliharaan mereka.

Mereka takut jika hewan peliharaan akan mati jika divaksinasi. Hal ini merupakan sebuah kekhawatiran yang keliru. Justru, kata Trimeldus, Hewan Anjing ini divaksin agar tahan terhadap penyakit.

Para pemilik hewan peliharaan Anjing, lanjutnya, agar membantu menangkap atau mengandangkan anjingnya agar petugas bisa memvaksinasi HPR tersebut.

"Termasuk kepada aparat desa/kelurahan di Kabupaten TTU agar mohon kerja samanya mempersiapkan masyarakat sehingga kami dari Dinas Peternakan bisa menjangkau lebih banyak hewan peliharaan Anjing bisa divaksin lebih banyak,"ungkapnya.

Ia menuturkan, pasca kasus kematian akibat tertular rabies beberapa hari yang lalu, pihaknya semakin meningkatkan jumlah vaksinasi HPR. Selain melakukan vaksinasi terhadap HPR, ucap Trimeldus, pihaknya juga memberikan sosialisasi langsung kepada setiap masyarakat yang dikunjungi saat melakukan vaksinasi. (INF)



SULAWESI SELATAN INTENSIFKAN PROGRAM IB DAN PENINGKATAN KUALITAS PAKAN

PLT Gubernur Sulsel Melakukan IB Mendukung Program Dinas Terkait
(Sumber : Suleslprov.go.id,  2024)

Pejabat Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, telah mengambil langkah progresif dengan melaksanakan program Inseminasi Buatan (IB) di Kecamatan Cina, Kabupaten Bone. Program ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan populasi ternak, khususnya sapi Bali dan Simental, yang merupakan dua jenis sapi utama di desa tersebut.

Pada Jumat, 19 April 2024 ia berkunjung dan melakukan inseminasi buatan di Desa Kanco. Inseminasi buatan yang dilakukan antara indukan simental dan bibit limosine ini diharapkan dapat menghasilkan keturunan dengan kualitas genetik yang lebih baik.

Pelaksana IB di desa ini, Syamsir menyatakan optimisme bahwa bantuan provinsi dalam penyediaan straw (bibit) akan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas ternak di Desa Kanco.

"Ini straw (benih) dari provinsi. Mudah-mudahan di provinsi bisa memenuhi kebutuhan masyarakat," sebutnya.

Adapun Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulawesi Selatan, Nurlina Saking, menambahkan bahwa Desa Kanco memiliki populasi sapi betina sebanyak 1.200 dari total 17.000 di Kecamatan Cina. 

"Program pelayanan kesehatan hewan, termasuk vaksinasi penyakit mulut dan kuku, serta pelaksanaan inseminasi buatan di sini berjalan dengan cukup baik," ujar Nurlina.

Selain itu, Bahtiar Baharuddin menekankan pentingnya dukungan pengetahuan dan pelatihan dalam menyediakan pakan yang berkualitas untuk ternak. Dia meminta Dinas Peternakan Sulsel untuk segera menyelenggarakan pelatihan pembuatan pakan ternak, mengingat bahan-bahan pakan yang melimpah namun belum termanfaatkan secara maksimal.

"Bu Kadis berikan pelatihan secepatnya untuk memanfaatkan potensi pakan yang ada, agar program ketahanan pangan ini dapat berjalan dengan sukses," kata Bahtiar Baharuddin, menanggapi masukan dari peternak dan penyuluh peternakan.

Program inseminasi buatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan populasi ternak, tetapi juga menjadi pilar penting dalam upaya peningkatan ketahanan pangan di Sulawesi Selatan. (INF)

RISIKO MASA KEEMASAN PADA USAHA PEMBESARAN AYAM

Saat ini marak usaha peternakan ayam buras skala rumahan. (Foto: Istimewa)

Meski memelihara ayam kampung dianggap mudah, namun beternak untuk pembesaran yang dimulai dari DOC tetap memiliki risiko. Salah memilih bibit dan manajemen pemeliharaan anak ayam bisa berakibat fatal. Bagaimana agar berhasil?

Supriyadi terkejut begitu melihat kondisi kandang anak ayam di samping rumahnya. Puluhan ekor DOC miliknya mati dalam semalam. Beberapa ekor ayam lainnya tampak lemas dan bergerombol di sudut-sudut kandang. Lampu-lampu pijar di enam skat kandang DOC yang semuanya dihuni 300 ekor anak ayam ternyata mati semua.

Sementara bagian dalam kandang terlihat basah akibat hujan semalam. Rupanya asbes atap bocor dan air hujan masuk ke dalam kandang. “Nyesek rasanya, saya kurang perhatikan kondisi atap kandangnya, ternyata bocor sampai air hujan masuk,” cerita Supriyadi kepada Infovet.

Ia memang bukan peternak yang berpengalaman. Karyawan perusahaan swasta di Bogor, Jawa Barat, ini baru memulai beternak ayam kampung. Sekitar 300 DOC yang ia beli dari seorang peternak di Bogor, niatnya untuk usaha sampingan. “Tapi apes, baru mulai hampir separuh ayam saya sudah mati dalam seminggu. Semalam puluhan ekor mati karena kehujanan,” ucap dia.

Meski mengalami kerugian, Supriyadi mengaku tidak kapok untuk terus menekuni usaha sampinganya itu. Ia mengaku masih kurang mempelajari teknik beternak pembesaran mulai dari DOC dan ternyata tidak mudah. Selama ini hanya bertanya-tanya sekilas ke peternak tempat ia membeli DOC dan menyimak tayangan dari YouTube.

Bisa jadi, Supriyadi bukan satu-satunya peternak pemula yang mengalami kegagalan dalam usaha pembesaran ayam kampung. Banyak kisah di luar sana yang mengalami hal serupa. Apalagi memelihara anak ayam umur sehari, bukan hal yang mudah bagi pemula.

Tulisan yang mengulas seputar masa brooding sudah cukup banyak ditampilkan di berbagai media. Brooding merupakan masa sejak menetas hingga anak ayam berumur tiga atau empat minggu. Ini adalah fase paling kritis bagi para peternak ayam. Di kalangan peternak, fase ini dianggap sebagai fase penuh risiko dan butuh kehati-hatian ekstra.

“Masa brooding biasa disebut masa keemasan. Dan ini menjadi titik awal seorang peternak pembesaran berhasil atau tidak. Kalau gagal di masa brooding, ditahap selanjutnya jadi berat,” ujar Krisna Verawati dari Hobiternak.com, penyedia beragam jenis DOC.

Hobiternak.com merupakan platform edukasi teknik beternak unggas, melalui informasi seputar usaha peterternakan. Di platform ini juga menawarkan beragam DOC, mulai dari DOC ayam petelur, ayam kampung unggulan, hingga merpati. Pelanggannya tak hanya di sekitar Pulau Jawa, tapi juga hingga luar Jawa.

Menurut Verawati, salah satu kunci pemeliharaan ayam pada masa brooding adalah soal pencahayaan di dalam kandang. Dalam satu kandang, idealnya untuk anak ayam yang baru menetas hingga berumur tiga minggu, dibutuhkan pencahayaan lampu 60 watt yang dibagi menjadi tiga titik, masing-masing 20 watt dalam satu boks berukuran sekitar 200 cm x 70 cm x 70 cm.

Pemanas cukup penting untuk kelangsungan anak ayam, karena dengan adanya pemanas buatan maka anak ayam akan merasa hangat dan nyaman. Ayam yang kurang pemanas akan mengakibatkan proses perkembangan saluran pencernaannya tidak bagus dan berakibat serapan pakan nantinya tidak sempurna dan ayam tumbuh kerdil.

Jika anak ayam merasa kedinginan maka bisa mengakibatkan kematian karena stamina anak ayam masih cukup rendah dibandingkan ayam yang sudah indukan.

Nyaman atau tidaknya anak ayam di dalam kandang bisa dilihat dari lampu yang ada. Saat malam hari jika anak ayam lebih banyak bergerombol di sekitar lampu, pertanda ayam merasa kedinginan.

“Nah, sebaliknya kalau anak ayam menjauhi lampu, itu pertanda anak ayam kepanasan. Makanya pemasangan titik lampu harus dibuat tepat, agar pesebaran anak ayam di kandang merata,” jelas Verawati.

Menurutnya, selain lampu, alas kandang untuk DOC juga harus diperhatikan. Bisa menggunakan kertas koran bekas atau menggunakan sekam, keduanya sama-sama dianjurkan. Sementara untuk menjaga kebersihan bisa dilakukan penggantian alas seminggu sekali.

Untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pelepasan brooding (lampu pemanas) tergantung dari suhu sekitar kandang dan kondisi ayam yang berada di dalam boks khusus.

Jadi yang utama bukan dari umur ayam, namun sejauh mana ayam bisa menyesuaikan diri dengan suhu sekitarnya. Pada ayam yang mempunyai kondisi sehat dan staminanya yang kuat maka brooder dapat dilepaskan pada umur 14-21 hari.

Sebelum melakukan pelepasan brooding, ayam dapat dilatih secara bertahap agar ayam dapat menyesuaikan diri dengan udara sekitar. Jika pelepasan dilakukan secara langsung, maka dikhawatirkan anakan ayam tidak bisa menyesuaikan diri dengan suhu sekitarnya. “Ini menjadi tantangan bagi para peternak pemula yang memulai usahanya dari DOC,” ujarnya.

Keunggulan Bibit
Setiap peternak pemula yang akan ternak ayam pembesaran sudah tentu dihadapkan pada risiko. Ayam sakit atau bahkan mati karena sebab tertentu bisa terjadi. Risiko macam ini lumrah saja, namun jika semangat untuk menjadi peternak yang sukses tetap ada, apapun risikonya akan tetap dihadapi.

Salah satu tips yang sering disampaikan para peternak berpengalaman kepada para peternak pemula adalah soal pemilihan bibit ayam. Jika ayam kampung menjadi pilihan usahanya, kini sudah cukup banyak varian bibit ayam dengan keunggulan masing-masing. Ada ayam Joper, ayam Ulu, dan ayam KUB, di kalangan peternak disebut jenis ayam unggulan.

Salah satu peternak di Blitar, Jawa Timur, Riko Saputro, menyebutkan kualitas DOC menentukan pertumbuhan secara keseluruhan. Jika DOC dan manajemen pemeliharaan awal bagus, maka hasil akhirnya akan bagus. Krusial pemeliharaan DOC hanya sampai 14 hari, pemeliharaan ayam itu meskipun ini klise tapi harus kerja dengan hati. Kalau peternak tidak senang di kandang, pasti susah untuk berhasil.

Yang harus dilakukan ketika pertama kali DOC datang ke kandang adalah memastikan semua sarana produksi mulai dari kandang, pakan, minum, pemanas dalam keadaan baik. Kenyamanan ayam di dalam kandang menjadi yang paling utama. Jika dalam dua atau tiga hari sejak masuk kandang, ayam sibuk makan dan minum berarti sudah aman.

Untuk bibit ayam kampung, ada sejumlah kelebihan dari ayam kampung jenis unggulan. Dari sisi pemeliharaan pada umur  60 hari ayam bisa dipanen, asalkan pemberian pakannya tepat. Masing-masing jenis ayam ini memiliki kelebihan dan kekurangan. “Namun dari pengalaman saya, dibanding dengan ayam broiler, pemeliharaan ayam hasil silangan ini relatif lebih mudah,” kata Riko kepada Infovet.

Salah satu kelebihannya dari sisi daging, ayam Ulu juga termasuk gurih saat dimasak, sehingga banyak disukai orang. Kelebihan ayam Ulu lainnya adalah dagingnya memiliki rasa seperti ayam kampung. Namun daging ayam Ulu lebih banyak dibandingkan ayam kampung biasa. Walaupun harganya lebih mahal, minat terhadap ayam jenis ini terus meningkat.

Ayam jenis ini dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan daging ayam kampung. Tapi karena masih tergolong baru, jenis ayam ini mulai banyak diternakkan. Riko menyebut permintaan pasarnya cukup besar.

Menurut dia, maraknya usaha peternakan ayam kampung unggulan skala rumahan, berdampak positif pada penyediaan bibit (DOC). Selain ayam Joper dan ayam Ulu, membuka usaha ayam Arab saat ini mulai menjadi tren di kalangan peternak ayam skala kecil.

Tetapi rupanya masih belum banyak informasi yang tersedia mengenai budi daya ayam Arab. Karena itu, tak heran jika banyak pengusaha pemula merasa bingung akan seluk-beluk usaha perternakan ayam jenis ini. “Perusahaan kami merupakan salah satu tempat yang mampu membantu suplai DOC ayam Arab hingga kuantitas besar ke seluruh Indonesia,” ujarnya.

Pengusaha muda ini memastikan tak hanya membantu menyediakan suplai DOC, tetapi juga sanggup membantu untuk memberi penjelasan tentang perkiraan modal usaha, keuntungan, serta tips-tips dalam membudidayakan ayam Arab petelur hingga menghasilkan nilai jual yang bermanfaat. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

TIGA PRODI DI FAPET UNPAD RAIH AKREDITASI LEMBAGA INTERNASIONAL

Dekan Fapet Unpad Berfoto Bersama Setelah 3 Prodinya Raih Akreditasi ASIIN
(Sumber : Unpad, 2024)

Sebanyak tiga program studi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran meraih akreditasi internasional dari lembaga akreditasi ASIIN yang berbasis di Jerman. Tiga prodi tersebut, yaitu Sarjana Peternakan, Sarjana Peternakan Kampus Pangandaran, dan Program Doktor Peternakan.

Dekan Fapet Unpad Dr. Ir. Rahmat Hidayat, M.Si., menjelaskan, persiapan akreditasi internasional telah dilakukan sejak Maret 2023 lalu. Mulai dari mempelajari pedoman akreditasi ASIIN, melakukan studi banding, menyusun dokumen Self Assessment Report (SER), serta menjalani asesmen luring oleh tim asesor pada 13-14 Desember 2023.

“Sebelumnya kita diberikan standar-standar, dan kita harus sanggup memenuhi standar dari mereka,” kata Rahmat saat diwawancarai Kanal Media Unpad. Setelah dokumen SER selesai dan dikirim, pihak ASIIN kemudian mengevaluasi secara detail dokumen tersebut," tuturnya. 

Diakui Rahmat, berdasarkan hasil korespondensi yang dilakukan, pihaknya melakukan beberapa kali revisi dokumen berdasarkan saran dari tim asesor. Setelah itu, pihak ASIIN kemudian melakukan asesmen lapangan. Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, proses asesmen dilakukan langsung oleh pihak asesor ASIIN untuk menggali kesesuaian informasi yang sudah atau belum tercantum pada dokumen SER. Ada lima standar yang dipersyaratkan dalam SER, mulai dari informasi seputar program studi, evaluasi/penilaian, sumber daya, dokumentasi dan transparansi, serta quality management.

Proses asesmen tersebut mengikutsertakan seluruh elemen Unpad, mulai dari pimpinan universitas, pimpinan Fapet, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga mitra/pemangku kepentingan dari prodi. Dari asesmen tersebut, ada beberapa masukan dari pihak asesor berupa perbaikan dan penyesuaian untuk menstandarkan prodi yang diajukan sehingga mampu berstandar internasional. Rahmat mengatakan, perbaikan tersebut di antaranya dari sisi kebijakan, implementasi kurikulum, penguatan SDM, hingga perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.

“Yang paling penting adalah tahapan pascaakreditasi. Kita review temuan dan masukan dari pihak ASIIN dan kita respons dengan proses perbaikan.  Ini harus sesuai jadwal,” imbuh Rahmat.

ASIIN sendiri merupakan lembaga akreditasi non-profit untuk bidang ilmu keteknikan, informatika, ilmu alam, dan matematika. Lembaga ini telah teregistrasi The European Quality Assurance Register for Higher Education (EQAR) dan juga diakui oleh Kemendikbud. Hal ini yang mendorong Fapet Unpad untuk mengajukan perolehan akreditasi dari ASIIN.

Dengan meraih akreditasi internasional, Rahmat mengatakan, tiga prodi Fapet Unpad telah terekognisi secara global. Hal ini penting untuk menjamin kualitas proses pendidikan Fapet Unpad dapat menghasilkan lulusan yang diakui internasional.

“Melalui akreditasi internasional ini dipastikan mutu kampus akan meningkat yang berimplikasi pada pengakuan kampus di kancah internasional. Selain itu, akreditasi internasional memungkinkan dan mempermudah program staff exchange/mobility dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam riset maupun dalam proses perkuliahan,” kata Rahmat.

Ke depan, lanjut Rahmat, Fapet akan terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kapasitas kurikulum, kapasitas dan kompetensi staf, serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana, salah satunya adalah laboratorium. Sebelumnya, Fapet Unpad sendiri telah meraih pengakuan mutu internasional melalui perolehan ISO 9001: 2015 tentang Sistem Manajemen Mutu.

“Ke depan, fakultas akan mencoba meningkatkan layanan kualitas laboratorium melalui ISO 17025,” pungkasnya. (INF)

LAMPUNG SIAP JADI PROVINSI LUMBUNG TERNAK

Salah Satu Feedlot Yang Beroperasi di Lampung
(Sumber : Istimewa)

Provinsi Lampung siap menjelma menjadi lumbung ternak nasional. Potensi besar ini kian diperkuat dengan strategi matang yang disusun oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Diskeswan) Provinsi Lampung.

“Lampung memiliki luas lahan dan sumber daya alam yang melimpah, terutama sumber pakan baik hijauan maupun hasil ikutan dari produk pertanian,” kata Kepala Diskeswan Provinsi Lampung, Lili Mawarti, melalui pernyataan persnya, Minggu (21/3).

Keunggulan Lampung tak berhenti di situ. Populasi ternak di wilayah ini, seperti sapi, kambing, dan unggas, telah melampaui kebutuhan masyarakat Lampung. Menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan produksi dan memasok kebutuhan protein nasional.

Peningkatan populasi dan produksi peternakan di Lampung, sambung dia, merupakan bagian dari program yang dilaksanakan subsektor peternakan. Program tersebut antara lain. Optimalisasi reproduksi melalui inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan populasi ternak sapi dan kerbau.

Kemudian, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melalui aplikasi ISIKHNAS dan IDENTIKPKH untuk mendapatkan data yang akurat dan terkini tentang populasi dan kesehatan ternak Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan dan sertifikasi kompetensi bagi petugas teknis reproduksi di lapangan. Koordinasi yang terintegrasi secara holistik dari tingkat pusat hingga daerah dalam penetapan rencana strategis. Jika semua terlaksana dengan baik, bukan mustahil bahwa Lampung akan menjadi provinsi lumbung ternak.

“Dengan strategi yang matang dan terintegrasi, kami yakin Lampung dapat menjadi lumbung pangan nasional di sektor peternakan,” ujar Lili optimis.

Upaya Diskeswan Provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai dalam mewujudkan Lampung sebagai lumbung ternak nasional turut mendapat dukungan dari berbagai pihak. Balai Veteriner Lampung, Balai Karantina dan BSiP, BPP, dan dinas terkait lainnya siap bersinergi untuk mencapai tujuan tersebut.

“Dengan sinergi dan kerja sama dari semua pihak, kami yakin Lampung dapat menjadi lumbung ternak nasional dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” pungkasnya. (INF)

PUNYA KANDANG TERNAK DEKAT PEMUKIMAN, MEMANG BOLEH?

Salah Satu Peternakan Sapi di Kawasan Padat Penduduk di Mampang, Jakarta
(Sumber : Istimewa)

Di beberapa daerah di Indonesia, banyak warganya banyak yang masih mengandalkan beternak sebagai mata pencahariannya.

Tak jarang, masih banyak juga ditemukan orang yang membangun kandang ternaknya di lingkungan sekitar rumah warga. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa penting untuk memperhatikan lokasi kandang ternak agar tidak mengganggu kesejahteraan dan kenyamanan pemukiman warga sekitarnya.

Jika kita adalah salah satu orang yang berniat untuk membangun kandang ternak di sekitar pemukiman warga, ada beberapa syarat dan aturan yang harus kamu patuhi.

Pengacara Rizal Siregar menjelaskan beberapa syarat yang harus dipenuhi setiap orang yang ingin membangun kandang ternak di sekitar pemukiman warga. Berikut syarat-syaratnya:

1. Lokasi Kandang Minimal Berjarak 25 Meter dari Pemukiman Warga

Ketika ingin membangun peternakan pribadi, lokasi kandang ternaknya harus minimal berjarak 25 meter dari kawasan pemukiman warga. Jika terlalu dekat dengan rumah warga, kandang ternak bisa mengganggu kenyamanan para warga sekitar. Mulai dari bau tak sedap dari kotoran hewan, suara hewan yang berisik, dan juga soal kebersihan di sekitar kandang

"Untuk mendirikan sebuah peternakan seharusnya memilih tempat yang lokasinya jauh dengan pemukiman masyarakat, hal ini untuk menjaga agar dampak yang ditimbulkan oleh kandang ternak tidak sampai ke pemukiman masyarakat yang memiliki Jarak peternakan minimal 25 meter dari pemukiman warga," kata Rizal Siregar.

2. Diberikan Tanda Daftar Usaha Peternakan Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Peternakan yang didirikan di sekitar pemukiman warga dikategorikan sebagai peternakan yang tidak memerlukan Izin Usaha Peternakan dari pemerintah kabupaten/kota. Hal ini dikarenakan peternakan warga ini tidak memiliki jumlah ternak diatas skala yang ditetapkan dalam UU No. 18 Tahun 2009.

"Kami asumsikan bahwa peternakan yang dimiliki warga yang itu bukan berupa perusahaan dengan jenis dan jumlah ternak di atas skala usaha tertentu. Untuk itu, tidak diperlukan Izin Usaha Peternakan sebagaimana yang diwajibkan dalam UU 18/2009," ungkap Rizal.

Akan tetapi Rizal juga menjelaskan bahwa berdasarkan Pasal 29 ayat (2) UU No. 18 Tahun 2009, peternak yang melakukan budi daya ternak dengan jenis dan jumlah ternak di bawah skala usaha tertentu diberikan tanda daftar usaha peternakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

Artinya, pemerintah setempat akan memberikan pengakuan resmi kepada peternak yang menjalankan usaha peternakan dalam skala kecil atau tertentu dengan memberikan tanda daftar usaha peternakan. Hal ini bertujuan untuk mengatur dan mengontrol kegiatan peternakan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta untuk memantau kegiatan peternakan demi menjaga kesehatan hewan dan masyarakat sekitar.

3. Wajib Memperoleh Nomor Kontrol Veteriner (NKV)

Yang terakhir adalah mengenai Nomor Kontrol Veteriner (NKV). NKV adalah nomor registrasi unit usaha produk hewan sebagai bukti telah dipenuhinya persyaratan higienis dan sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan produk hewan.

Syarat Bikin Kandang Ternak Dekat Pemukiman Warga

Rizal menjelaskan bahwa para warga yang mempunyai budi daya ternak pribadi di kawasan pemukiman warga, wajib mengajukan permohonan untuk memperoleh Nomor Kontrol Veteriner (NKV) kepada pemerintah daerah provinsi. Hal ini sebagaimana yang telah diatur pada Pasal 60 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2009.

Oleh karena itu, apabila peternak tersebut belum memiliki NKV, penduduk dapat melakukan pengaduan kepada pihak Penyidik Pegawai Negeri Sipil terkait pelanggaran izin gangguan serta dapat pula mengadukan kepada Dinas Peternakan, Perikanan dan kelautan kabupaten/kota setempat. (INF)

KOLABORASI BPJPH DAN DITJEN PKH DALAM PERCEPATAN SERTIFIKASI PRODUK HALAL OLAHAN PETERNAKAN

Pangan Asal Hewan Harus Terjamin Kehalalannya
(Sumber : Istimewa)

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama dan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian berkoordinasi mempercepat sertifikasi halal Produk Olahan Peternakan.

Koordinasi itu dilaksanakan dalam audiensi Ditjen PKH di kantor BPJPH, Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2024). Hadir dalam pertemuan Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Tri Melasari, serta sejumlah pejabat di lingkungan BPJPH dan Ditjen PKH.

“BPJPH menyambut baik pertemuan dengan Ditjen PKH untuk mengakomodir upaya-upaya kolaboratif bersama dalam mengakselerasi sertifikasi halal produk olahan hasil pertanian yang merupakan sektor penting ekosistem halal," ujar Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham.

Dia melihat koordinasi sangat penting karena mendorong terlaksananya sosialisasi, edukasi, literasi, hingga fasilitasi sertifikasi halal khususnya di sektor tersebut. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Tri Melasari mengatakan, sertifikasi halal dilakukan tidak hanya sebagai pemenuhan atas amanat regulasi, tapi juga sebagai upaya meningkatkan daya saing produk di pasaran.

"Sejumlah 2.457 UPH siap meningkatkan kualitas usahanya dengan melakukan sertifikasi halal dan meningkatkan daya saing produk di pasaran guna meningkatkan nilai realisasi ekspor produk halal,” kata Tri.

Sebagai tindak lanjut, BPJPH dan Ditjen PKH saat ini tengah menyiapkan webinar bagi 2.457 UPH. Tujuannya membantu seluruh UPH supaya siap melaksanakan sertifikasi halal produknya. Sebagai informasi, upaya kolaboratif akselerasi sertifikasi halal dalam rangka menyambut implementasi Wajib Halal Oktober 2024 juga terus dilakukan BPJPH Kemenag bersama sejumlah Kementerian/Lembaga yakni Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Saat ini, BPJPH bersama 6 stakeholder tengah melakukan revisi draf Perjanjian Kerja Sama. Salah satunya PKS antara BPJPH dan Ditjen PKH Kementan tentang Percepatan Sertifikasi Halal dan Pengawasan Produk Halal di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. (INF)


MENGATUR PRODUKSI TELUR TETAP SUBUR

Ternak ayam petelur. (Foto: Dok. Infovet)

Pemerintah menargetkan penurunan angka kasus stunting pada 2024 menjadi 14%, sebuah angka yang sangat optimis untuk bisa tercapai. Langkah-langkah untuk menurunkannya sudah disiapkan dengan memberikan makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Jenis protein hewani yang sangat murah berasal dari unggas, salah satunya adalah telur, dimana mengonsumsi sebutir telur dalam sehari pada anak umur 6-24 bulan mampu menurunkan resiko stunting.

Program penurunan stunting akan sukses apabila kerja sama pemerintah dalam hal ini BKKBN dengan organisasi-organisasi yang berkecimpung di bidang perunggasan sering mengadakan acara sosialisasi program konsumsi telur minimal satu butir per hari. Sehingga kebutuhan secara nasional telur yang saat ini 5,9 juta ton per tahun akan semakin meningkat dan harga telur akan terjaga di atas BEP.

Melihat semangat pemerintah dalam mengatasi permasalahan stunting dengan sosialisasinya, maka peternak ayam pertelur bersemangat pula dalam mengatur agar produksi telurnya tetap subur. Subur di sini dalam artian tetap optimal sesuai standar guiden masing-masing strain yang saat ini dikisaran 470 butir jumlah produksi telur dari umur 18-100 minggu.

Di sini para peternak pasti sudah membuat strategi-strategi untuk menjaga dan meningkatkan produksi telur tetap subur, ditunjang dengan perkembangan genetik yang semakin baik. Penulis mencoba menyampaikan pengalaman di lapangan akan strategi-strategi yang dijalankan peternak dalam menjaga produksinya.

Strategi pertama dan utama bagi peternak adalah keseimbangan nutrisi yang tepat. Di tengah gejolak harga bahan baku pakan yang sulit di dapat dan harga yang mahal, maka perlu strategi dalam memformulasikan pakan agar efisien tetapi ada keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan.

Keseimbangan nutrisi sangat penting apalagi menghadapi tantangan potensi genetik yang semakin berkembang, dimana potensi genetik saat ini menggambarkan tingkat konsumsi semakin sedikit, berat organ cerna semakin turun, tetapi kapasitas produksi telur semakin meningkat. Intervensi nutrisi atau strategi nutrisi harus dilakukan menyesuaikan parameter kebutuhan sesuai standar masing-masing strain.

Keseimbang nutrisi di awali pada fase starter pada umur 0-8 minggu karena nutrisi pada fase ini sangat berperan dalam perkembangan sistem pencernaan, sistem kekebalan, dan sistem perototan. Sistem pencernaan pada awal ayam menetas merupakan transisi enterosit dari yolk sac ke pakan dan perkembangannya lebih cepat dari organ lain karena konsumsi pakan memacu perkembangan struktur dan beratnya. Pakan yang dikonsumsi juga sebagai “antigen” awal mengaktifkan kekebalan dan memacu respon terhadap patogen, serta untuk replikasi dan diferensiasi sel kekebalan, maka dibutuhkan keseimbangan nutrisi di awal pemeliharaan.

Target keseimbangan nutrisi di awal pemeliharaan ayam adalah memaksimalkan pertumbuhan, standar bobot badan tercapai, keseragaman (CV <5%), dan mortalitas minimal sebagai rangka dasar untuk membentuk ayam mencapai produksi telur optimal nantinya saat fase produksi.

Potensi permasalahan pada fase awal pemeliharaan antara lain... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2024.

Ditulis oleh:
Drh Damar Kristijanto
Business Manager Feed Additive
PT Romindo Primavetcom
agus.damar@romindo.net
Jl. Dr Sahardjo, No. 264 Jakarta
HP: 081286449471

DICARI KORESPONDEN INFOVET DAERAH


Majalah Infovet, majalah ternama di bidang Kesehatan Hewan dan Peternakan, membuka kesempatan bagi individu yang berbakat dan bersemangat untuk bergabung sebagai koresponden daerah di beberapa wilayah strategis di Indonesia. Kami mencari koresponden untuk wilayah-wilayah berikut:

1. Jawa Timur (Surabaya-Malang-Blitar)

2. Jawa Tengah-DIY (Semarang-DIY-Purwokwerto)

3. Sumatera Utara (Medan)

4. Sulawesi Utara (Manado)

5. Sulawesi Selatan (Makassar)

6. Kalimantan (Banjarmasin)

Tanggung Jawab:
 Meliput berita dan informasi terkini seputar kesehatan hewan, peternakan, dan topik terkait lainnya di wilayah yang ditugaskan.

 Menulis artikel berkualitas lepas sesuai dengan standar rubrik Majalah Infovet.

 Mengumpulkan informasi dari sumber terpercaya dan melakukan wawancara dengan para ahli dan pemangku kepentingan terkait.

Persyaratan:
• Pengalaman menulis artikel ilmiah popular dan berita akan diutamakan.

• Keterampilan dalam peliputan dan penelusuran berita.

• Pendidikan minimal D3 Peternakan dan Kesehatan Hewan atau Mahasiswa semester akhir yang sedang menjalani program studi terkait, S1 sederajat, atau memiliki pengalaman kerja yang relevan.

• Dosen dan atau peneliti yang memiliki minat dalam bidang kesehatan hewan dan peternakan sangat kami harapkan.

• Bersedia untuk melakukan perjalanan dinas dan tugas peliputan sesuai kebutuhan.

Cara Melamar:
Kirimkan CV, portofolio penulisan (jika ada), dan surat lamaran Anda ke alamat email:
gallus@gallus.co.id; infovet02@gmail.com dengan subjek "Lamaran Koresponden Daerah - [Wilayah yang Dilamar]".

Lamaran diterima hingga 30 Mei 2024

Kami menantikan Anda untuk bergabung dalam tim kami dan berkontribusi dalam menyediakan informasi berkualitas kepada pembaca kami di seluruh Indonesia.


Drh Rakhmat Nuriyanto, MM
Dir. HRD Majalah Infovet

MEMPERSIAPKAN AYAM PETELUR TETAP PRIMA

Vaksinasi untuk mencegah penyakit. (Foto: Dok. Infovet)

Persiapan menjelang produksi dalam pemeliharaan ayam petelur harus dipersiapkan dengan tepat sehingga produksi telur yang dihasilkan akan optimal. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum masuk masa produksi tersebut.

Selain genetik, nutrisi, dan faktor manajemen, lingkungan juga turut andil dalam memengaruhi performa dan produksi ternak. Performa dan produksi ternak, serta keuntungan finansial adalah aspek yang menjadi parameter kesuksesan dalam beternak. Untuk mencapai parameter keberhasilan tersebut, maka produksi telur yang dilihat dari kuantitas dan kualitasnya harus mampu dicapai dengan maksimal.

Penyakit Bikin Tambah Rumit
Selain faktor non-infeksius seperti yang disebutkan dalam artikel sebelumnya, faktor infeksius serta lingkungan juga akan sangat krusial untuk diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan.

Penyakit-penyakit infeksius tentu menjadi tantangan bagi peternak dalam membudidayakan ayam petelur, terlebih karena masa pemeliharannya yang panjang. Otomatis rintangan ini harus dapat dihadapi dengan kesiapsiagaan.

Menyoal penyakti infeksius pada ayam petelur, fokus utamanya adalah penyakit yang mampu merusak atau menganggu kinerja sistem reproduksi. Infeksi agen infeksius tersebut menyebabkan penurunan produksi dan kualitas telur.

Beberapa penyakit penyebab penurunan tersebut yakni newcastle disease (ND), avian influenza (AI), infectious bronchitis (IB), dan egg drop syndrome (EDS). Veterinary Service Manager Ceva Animal Health Indonesia, Drh Fauzi Iskandar, menuturkan bahwa penurunan produksi telur akibat serangan virus IB bisa mencapai 70%. Hal tersebut berdasarkan data yang timnya kumpulkan selama beberapa tahun di seluruh Indonesia.

Selain IB, penyakit seperti EDS dapat menurunkan produksi telur sekitar 20-40% dan AI bisa mencapai 80%, sedangkan pada kasus ND produksi telur mengalami penurunan bervariasi mulai dari 7-60% (Medion, 2021).

Untuk serangan AI masih didominasi low pathogenic avian influenza (LPAI) yakni subtipe H9N2 yang cenderung menyerang sistem reproduksi dan pada serangan tunggal, hal tersebut disampaikan oleh Technical Education & Consultation Manager PT Medion, Drh Christina Lilis selaku.

“AI H9N2 ini tidak menimbulkan angka kematian yang tinggi. Pada perkembangannya, virus AI memiliki dua mekanisme dalam mengganggu organ reproduksi ayam, yaitu pembendungan pembuluh darah di ovarium dan rusaknya permukaan ovarium pada saat budding exit atau keluarnya virus dari sel. Kedua mekanisme ini akan mengakibatkan penurunan bahkan menghentikan produksi telur,” tutur Lilis.

Ia melanjutkan, infeksi AI juga memengaruhi kualitas telur. Serangannya menyebabkan telur kehilangan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2024. (CR)

PT CAHAYA SAKTI KIMIA GELAR SEMINAR EDUKASI MIKOTOKSIN

Yuana Saputra, Teritory Manager Olmix Indonesia memaparkan materi seminar (Foto: Istimewa)


Mini seminar mengangkat topik “How to Eliminate Mycotoxin Challenge in Various Raw Materials" yang diselenggarakan PT Cahaya Sakti Kimia dan PT Olmix Indonesia Nutrition (Olmix), Maret lalu berlangsung sukses. Kegiatan digelar selama dua hari pada 18 Maret 2024 di Kayu Arum Resort, Salatiga dan 19 Maret 2024 di Hotel POP, Solo.

Ronald Paulus selaku Direktur PT Cahaya Sakti Kimia saat dihubungi Infovet melalui WhatsApp mengatakan latar belakang diadakannya seminar tersebut sebagai pengingat bahwa kondisi bahan baku pakan ternak utama yaitu jagung masih rentan terhadap kontaminasi, mikotoksin baik field mycotoxin maupun storage mycotoxin.

“Kegiatan ini juga sebagai salah satu wujud peran serta kami dalam mendukung kesehatan hewan di Indonesia dengan memberikan edukasi dan informasi kepada peternak dan feedmiller. Khususnya tentang mikotoksin, global tren mikotoksin, mycotoxin management and strategy, metode sampling yang benar untuk mendukung analisa mikotoksin, efikasi beberapa bahan toxin binder, serta teknologi dari Olmix Perancis di dalam MTX+ untuk mengikat semua jenis mikotoksin,” terang Ronald.

Acara dibuka dengan opening speech dari Endri Yoga Laksana selaku Technical Manager Olmix dan Yuana Saputra selaku Teritory Manager Olmix Indonesia.

Paparan materi berjudul “How to Eliminate Mycotoxin Challenge in Various Raw MaterialProduct Specialist Olmix untuk Asia, Mike Lin. Disusul dengan presentasi produk MTX+ , Solusi dari Olmix oleh Endri Yoga Laksana dan Yuana Saputra.

Toxin binder wide spectrum dari Olmix yaitu MTX+ dengan nanoteknologi interspaced montmorillonite yang telah dipatenkan dengan kemampuan mengikat segala jenis mikotoksin. Selain itu terdapat kandungan Yeast Cell walls, Diatomaceous earth, dan ekstrak alga untuk memaksimalkan kinerja dari toxin binder ini. Produk ini telah melewati uji invitro dynamics trial dengan efikasi tinggi terhadap FUM dan DON.

Foto betsama customer yang hadir dalam seminar (Foto: Istimewa)

Usai sesi tanya jawab, tim Olmix dan Aziz selaku Sales PT Cahaya Sakti Kimia area Jawa Tengah menyampaikan promo program dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan lucky draw. Seminar ini dihadiri customer yang diantaranya para peternak layer, babi, serta local feedmill. (NDV)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI TELUR

Keseragaman bobot pullet harus terjaga sampai fase puncak produksi. (Foto: Dok. Infovet)

Budi daya ayam petelur di Indonesia masih menjanjikan. Karena telur dinilai sebagai salah satu sumber protein hewani yang harganya terjangkau bagi masyarakat. Meskipun begitu, peternak kian dihadapkan tantangan dalam beternak ayam petelur, bagaimana agar tetap profit dan efisien?

Kenyataannya di lapangan masih banyak peternak ayam petelur yang mengeluhkan sulitnya mencapai standar performa ayam sesuai dengan guideline tiap strain-nya. Berbagai permasalahan yang biasa dikemukakan seperti produksi tidak mencapai puncak, produksi kurang persisten (cepat turun), kualitas dan berat telur di bawah standar sehingga mengakibatkan konversi ransum membengkak yang pada akhirnya mengganggu laju pendapatan.

Infovet mencoba menjabarkan beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan dalam beternak ayam petelur. Setidaknya ada beberapa faktor seperti genetik, nutrisi, manajemen pemeliharaan, serta lingkungan.

Memanfaatkan Potensi Genetik Secara Maksimal
Ayam petelur modern merupakan ayam dengan genetik yang terseleksi dengan berbagai teknik pemuliaan. Dimana tiap ras saling mengklaim memiliki potensi yang mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak (hen day tinggi) dengan intensitas waktu yang lama (persistensi produksi telur baik), serta memiliki tingkat konversi pakan yang baik. Hal tersebut disampaikan oleh Director PT ISA Indonesia, Henry Hendrix.

“Kini layer modern bisa berproduksi dengan baik hingga mencapai umur 100 minggu, dimana yang sebelumnya siklus produksi hanya sekitar 80 minggu,” tutur dia dalam sebuah seminar di BSD.

Meskipun telah didesain sedemikian rupa, ayam petelur modern memiliki beberapa sisi kekurangan. Salah satunya yaitu relatif sulit mencapai berat badan standar terutama ketika fase starter dan memasuki awal produksi hingga puncak.

Selain itu, ketertinggalan berat badan tersebut sulit dikompensasi saat fase pemeliharaan berikutnya. Ayam petelur modern saat ini juga lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dan ransum.

Hal ini disampaikan oleh Senior Specialist Poultry De Heus Indonesia, Jan Van De Brink, dalam suatu webinar. Menurutnya saat ini di lapangan yang sering terjadi adalah over maupun under weight pada pullet yang hendak memasuki fase produksi.

“Keseimbangan dan keseragaman bobot badan menjelang fase produksi ini sangatlah penting. Ini yang kerap banyak gagal terjadi di peternak, kalau tidak kelebihan, ya bobotnya kurang, dan ketika masuk fase produksi jadi kurang optimal,” kata Jan.

Ketika ayam sudah memiliki potensi unggul tetapi tidak didukung lingkungan yang memadai, maka hasilnya tidak akan maksimal. Manajemen yang baik tentu akan menghasilkan produksi telur yang baik atau meningkat. Begitupun sebaliknya, manajemen buruk maka hasilnya tidak akan bagus.

Lebih lanjut Jan mengatakan, pertumbuhan dan fase rearing pada ayam petelur seharusnya tidak selesai di umur 16 minggu, melainkan sampai umur 30 minggu. “Kita harus mempersiapkannya karena ini sangat krusial, kita ingin produk optimal pada saat ayam memulai bertelur hingga fase puncak,” tambahnya.

Sebab apabila ayam sudah mencapai umur 18 minggu, yang bisa diperbaiki… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2024. (CR)

AYAM SEHAT PRODUKSI TIDAK GOYANG

Ayam memerlukan kandungan nutrisi seimbang yang menjadi salah satu faktor untuk mempertahankan produksi stabil dan tidak goyang. (Foto: Dok. Infovet)

Ayam sehat merupakan salah satu kunci keberhasilan peternak dalam menjaga produksi tetap stabil dan tidak goyang.

Menjaga ayam tetap sehat seperti halnya menjaga bayi yang sedang tumbuh membutuhkan tenaga dan energi yang ekstra. Untuk mencapai keberhasilan sesuai target yang diinginkan, yaitu ayam selalu dalam kondisi sehat dan menghasilkan untung bagi peternak tentu butuh effort yang lebih besar.

Ayam yang dibudidayakan saat ini merupakan ayam yang berasal dari proses domestikasi dalam waktu yang lama hingga menghasilkan ayam ras dengan potensi produksi telur tinggi seperti sekarang.

Generasi ayam ras ini dikenal dengan istilah final stock atau commercial stock atau modern commercial strain. Meski banyak keuntungan yang didapatkan dari ayam yang memiliki produksi telur tinggi, namun di sisi lain ada konsekuensi yang harus dihadapi oleh peternak ayam modern ini. Di antaranya ayam modern lebih peka terhadap kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca atau musim dan mudah mengalami stres. Hal ini tentunya dapat menyebabkan penurunan performa ataupun produktivitas.

Oleh sebab itu, beberapa faktor yang menjadi penyebab kesehatan ayam petelur yang terganggu akibat penurunan performa produktivitas dapat dipengaruhi oleh multifaktor yang sering kali terkait satu sama lain dan bersifat kompleks. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap kuantitas, ukuran, dan kualitas telur.

Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan ayam yaitu paparan penyakit infeksius yang kebanyakan disebabkan oleh virus, seperti egg drop syndrome (EDS), infectious bronchitis (IB), avian influenza (AI), dan newcastle disease (ND). Penyakit ini dapat menyebabkan drop produksi yang tajam.

Pada kasus penyakit infeksius di lapangan sering kali ditemukan kombinasi dari beberapa penyakit. Contohnya ditemukan kasus dengan gejala klinis dan patologi anatomi mengarah AI, namun setelah dilakukan uji laboratorium ditemukan positif AI dan ND. Hal ini dapat disebabkan karena masuknya penyakit ke dalam tubuh ayam, maka ayam dalam kondisi imun yang turun sehingga penyakit ikutan lainnya mudah untuk masuk.

Langkah yang efektif untuk menjaga kesehatan ayam agar mampu memberikan produktivitas optimal adalah dengan pencegahan menggunakan vaksin yang homolog sebagai berikut:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2024.

Ditulis oleh:
Syamsidar
Marketing Support, PT Sanbio Laboratories

KEMENTAN MINTA BULOG FOKUS SERAP DUA KOMODITI STRATEGIS

Jagung sebagai komoditi strategis nasional. (Foto: Dok. Infovet)

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, meminta Bulog memperkuat penyerapan dan distribusi hasil panen raya petani. Bulog diharapkan mampu membeli hasil panen dengan harga yang menguntungkan petani. Saat ini pihaknya tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas yang ditargetkan adalah padi dan jagung sebagai komoditi strategis nasional.

“Jangan sampai kita terlalu bersemangat pada impor daging kerbau tapi serap gabah dan jagung hasil panen raya petani malah tidak berdaya,” kata Mentan.

Hal tersebut menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan izin impor daging kerbau 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Dirkesmavet), Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Syamsul Ma’arif, mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada 28 Maret 2024, telah diputuskan bahwa izin impor hanya diberikan pada PT Berdikari dan PT PPI.

“Rakortas pertama pada 13 Desember 2023 memutuskan impor daging kerbau hanya menyebutkan pelaksanaan oleh BUMN. Kemudian Rakortas kedua pada 28 Maret 2024 memutuskan penugasan impor daging kerbau kepada PT Berdikari dan PT PPI. Jadi begitu keputusan pemerintah selaku regulator,” tegas Syamsul melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Syamsul juga mengatakan bahwa sebenarnya saat ini beban Bulog cukup berat. Untuk menyerap hasil panen jagung dan gabah petani saja tidak sanggup, sehingga sebaiknya tidak menambah beban perusahaan.

“Importasi jutaan ton beras saat ini sepertinya belum maksimal. Begitu pula serap jagung masih macet. Sebaiknya fokus bisnisnya membantu petani dalam negeri. Toh impor daging kerbau dilakukan juga oleh BUMN,” tukasnya. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer