-->

PRODUSEN TELUR PUYUH TERKEMUKA DI SPANYOL BERINOVASI DENGAN TELUR RASA TRUFFLE

Di timur laut Spanyol, sekitar 150 kilometer dari Barcelona, Félix Villagrasa mengelola salah satu peternakan telur puyuh terbesar di negara itu. Ia selalu mencari cara baru untuk meningkatkan nilai jual telur puyuh.

Villagrasa sejauh ini merupakan produsen puyuh terbesar di Spanyol. Ia terjun ke bisnis ini secara tidak sengaja. Semuanya berawal pada awal 1980-an dengan menggemukkan burung puyuh di peternakan campuran milik orang tuanya; beberapa burung, jika terlalu lama berada di sana, akhirnya mulai bertelur. Karena keluarga Villagrasa juga memiliki kafe, ia memiliki ide untuk menjual telur puyuh rebus kepada pelanggan. Kini, operasinya mencakup lebih dari 140.000 ekor puyuh, fasilitas pemrosesan, dan jaringan penjualan yang dikelola dengan ketat.

Telur puyuh didistribusikan ke seluruh pelosok Spanyol. Sekitar setengah dari produksi ditujukan untuk pasar domestik, sementara sisanya sebagian besar didistribusikan di Prancis.

Villagrasa juga merambah pasar mewah. Beberapa tahun lalu, ia mulai bereksperimen dengan menambahkan aroma truffle ke dalam telur puyuh rebus. Menggunakan lemari khusus yang dirancang khusus untuk proses ini, telur rebus disimpan di dalamnya selama 6 hari pada suhu 17°C. Ia berfokus pada telur puyuh yang lebih besar dan kini menanganinya dalam jumlah besar.

Untuk menawarkan pilihan yang lebih beragam, ia juga membeli telur ayam dari peternak unggas yang juga diberi aroma truffle. Biaya tambahan memang diperlukan, ujarnya, "Tahun lalu, saya membayar sekitar €1.200 untuk satu kg truffle."

Harganya kini sedikit lebih rendah, tetapi tetap merupakan investasi yang cukup besar. Agar sesuai dengan tampilan mewahnya, ia ingin beralih dari plastik ke kemasan kardus, sejalan dengan meningkatnya permintaan konsumen akan keberlanjutan.

Di tahun-tahun mendatang, pengusaha ini ingin lebih membedakan dan memperkuat penjualannya. Fasilitas penetasan dan pembesaran telurnya sendiri saat ini sedang dioptimalkan lebih lanjut. Tantangan utama masih ada di kandang: saat ini, burung puyuh dipelihara di kandang baterai, yang menurut Villagrasa, masih diizinkan. Meskipun kandang baterai konvensional telah dilarang di Uni Eropa sejak 2012, burung puyuh masih berada di area abu-abu tanpa larangan yang eksplisit.

TIONGKOK BERALIH KE IMPOR UNGGAS DARI RUSIA

Selama 7 bulan pertama tahun 2025, Rusia meningkatkan pangsa impor unggas Tiongkoknya ke rekor 18%, naik dari 14% pada tahun sebelumnya.

Rusia kini menduduki peringkat kedua sebagai eksportir unggas terbesar ke Tiongkok, meskipun prospek pertumbuhan yang berkelanjutan masih dipertanyakan karena Tiongkok melihat peningkatan produksi unggas yang stabil. Pada Januari-Agustus, Rusia mengekspor 80.000 ton unggas ke Tiongkok, meningkat 15% dibandingkan tahun sebelumnya, demikian pernyataan Persatuan Unggas Rusia di media sosialnya. Pasar Tiongkok menyumbang hampir separuh pertumbuhan ekspor unggas Rusia tahun ini.

“Vektor ekspor ke wilayah timur tetap menjadi pendorong ekspor utama bagi industri unggas Rusia dan sangat menentukan dinamika positif industri unggas Rusia secara keseluruhan,” tambah Persatuan Unggas Rusia.

Pertumbuhan pangsa impor unggas Rusia dari Tiongkok merupakan pencapaian yang signifikan, mengingat Tiongkok mengalami penurunan impor unggas secara keseluruhan sebesar 0,8% tahun ini. Selain itu, Persatuan Unggas Rusia mengindikasikan bahwa Tiongkok baru-baru ini membuka kembali pasar unggasnya untuk pemasok dari Argentina dan terus membeli unggas dari Brasil.

Selain itu, Tiongkok mengalami pertumbuhan yang stabil dalam produksi daging unggas domestik, yang bahkan mendorong penjualan ekspor. Selama paruh pertama tahun 2025, ekspor unggas Tiongkok melonjak 42% menjadi 308.000 ton.

Sekitar 76% ekspor unggas Rusia ke Tiongkok adalah kaki ayam, produk yang dianggap limbah di Rusia.

COBB EUROPE MERAIH STATUS KOMPARTEMEN UNGGAS YANG BERSEJARAH

Cobb Europe telah mengumumkan bahwa mereka menjadi organisasi unggas pertama di Inggris yang mencapai kompartementalisasi Britania Raya untuk seluruh rantai produksinya, sebuah tonggak penting dalam regulasi yang memastikan keberlanjutan ekspor internasional stok indukan ayam pedaging bahkan di tengah wabah penyakit yang parah.

Menurut siaran pers terbaru, status tersebut, yang disetujui oleh Departemen Lingkungan Hidup, Pangan & Urusan Pedesaan (DEFRA) dan Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan Inggris (APHA), menegaskan bahwa peternakan Great Grandparent/Grandparent dan peternakan Grandparent/Parent Cobb, yang semuanya berbasis di Norfolk, memenuhi standar tertinggi untuk biosekuriti dan pengawasan penyakit. Cobb Europe memasok stok indukan ke seluruh Timur Tengah, Afrika, dan kepada pelanggan di seluruh dunia.

“Dengan wabah flu burung yang kini terjadi di luar musim migrasi tradisional, skema kompartemen memberikan jaminan penting bagi mitra dagang bahwa lokasi Cobb yang disetujui beroperasi di bawah standar biosekuriti tertinggi dan tetap bebas penyakit, bahkan selama wabah lokal,” kata Lyndsey Cassidy, spesialis senior dalam jaminan kualitas di Cobb Europe.

Skema kompartemen GB, yang direvisi pada tahun 2024, mewajibkan rencana HACCP yang ketat dan spesifik lokasi, pengujian serologis yang ditingkatkan, dan perencanaan kontingensi yang komprehensif.

Tonggak sejarah ini memperkuat posisi Cobb Europe sebagai pemasok global tepercaya dan memberikan keamanan yang lebih besar bagi perdagangan internasionalnya, dengan inspeksi rutin yang dijadwalkan dalam siklus 2 tahun untuk mempertahankan standar Kompartemen GB.

SISTEM PENDANAAN PRANCIS UNTUK PENENTUAN JENIS KELAMIN IN-OVO KOLAPS

Setelah berbulan-bulan diskusi dan konflik mengenai pendanaan penentuan jenis kelamin in-ovo wajib untuk telur, organisasi Prancis untuk industri telur, CNPO, akhirnya merasa cukup. Dewan direksi dengan suara bulat memutuskan untuk mengakhiri perjanjian interprofesional tersebut, hampir setahun sebelum tanggal berakhirnya perjanjian resmi pada September 2026.

Prancis adalah 1 dari hanya 3 negara Uni Eropa yang mewajibkan penentuan jenis kelamin in-ovo untuk telur pada tahun 2022 untuk menghindari pemusnahan besar-besaran anak ayam jantan. Untuk menutupi biaya yang diperkirakan lebih dari €40 juta per tahun, sebuah kesepakatan dicapai dengan supermarket besar untuk memberikan suplemen sukarela pada semua telur yang mereka jual. Mulai Maret tahun ini, suplemen tersebut berjumlah €0,39 per 1.000 telur. Kesepakatan tersebut akan diperpanjang pada bulan September untuk semua pedagang grosir dan pihak lain dalam rantai pasokan telur, dikombinasikan dengan rencana pengurangan suplemen menjadi €0,31 per 1.000 telur.

Namun, para pengecer selalu enggan untuk berperan, terutama karena perang harga yang intensif untuk semua produk pangan yang mereka geluti. Beberapa bulan yang lalu, organisasi mereka menuduh CNPO tidak mendengarkan argumen mereka dan meninggalkan dewan telur. Kini, CNPO membalas dengan membatalkan perjanjian pembiayaan secara keseluruhan.

Organisasi ini secara sepihak mengganti sistem yang didasarkan pada kontribusi dari penjualan telur di semua saluran distribusi dengan sistem di mana biaya penentuan jenis kelamin in-ovo terintegrasi langsung ke dalam biaya produksi bagi produsen unggas. Untuk melakukannya, biaya tersebut akan dimasukkan ke dalam indeks biaya produksi lembaga penelitian industri unggas Itavi.

PRESIDEN PRABOWO LANTIK REKTOR IPB UNIVERSITY SEBAGAI KEPALA BRIN

Prof Dr Arif Satria SP, MSi (Foto: Dok. Infovet)

Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria SP, MSi dilantik sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pelantikan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Senin (10/11/2025). 

Melansir dari laman resmi IPB, pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah pada 17 September 1971 menempuh pendidikan dasar hingga menengah di kota kelahirannya. Lulus dari SD Islam 2 Pekalongan (1984), SMP Islam Pekalongan (1987), dan SMA Muhammadiyah Pekalongan (1990).

Perjalanan akademiknya dimulai di IPB University melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) tahun 1990. Ia menyelesaikan studi sarjana di Program Studi Penyuluhan Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB pada 1995. Gelar magister diraihnya dari Program Sosiologi Pedesaan IPB pada 1999, dan gelar Doktor diperoleh dari Kagoshima University, Jepang, dalam bidang Marine Policy pada 2006. 

Ayah dari dua anak ini juga pernah menjalani program visiting student di Fisheries Center, University of British Columbia, Kanada.

Tahun 1997 mengawali karir akademik sebagai dosen di Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan IPB. Pada 2019, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap di Fakultas Ekologi Manusia IPB dalam bidang Ekologi Politik. Pengabdiannya sebagai pemimpin lembaga dimulai pada 2017 saat ia dipercaya menjadi Rektor IPB University untuk periode 2017–2022, serta kembali diberi amanah untuk melanjutkan kepemimpinan pada periode 2023–2028.

Kepemimpinan

Selama dua periode kepemimpinan Arif (2018–2022 dan 2023–2028), IPB University mengalami transformasi signifikan melalui inisiatif Global South Leadership in Innopreneurship. Strategi ini membawa IPB menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi terkemuka di dunia dalam bidang pertanian dan biosains tropika.

Reputasi IPB di tingkat global tercermin dalam QS World University Rankings by Subject untuk bidang Agriculture and Forestry, di mana IPB menempati peringkat 45 dunia, peringkat 8 Asia, dan peringkat 1 Asia Tenggara. Dalam THE Impact Rankings, IPB juga berhasil masuk dalam 100 besar dunia, menunjukkan komitmen dan kontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Tahun 2023 menjadi momentum penting bagi IPB, dengan raihan peringkat 1 dunia untuk SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), peringkat 9 dunia untuk SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), serta peringkat 10 dunia untuk SDG 2 (Tanpa Kelaparan). Secara konsisten, IPB juga dianugerahi The Best SDGs University Award oleh Bappenas selama tiga tahun berturut-turut, yakni pada 2022, 2023, dan 2024.

Selain itu, dalam QS World University Rankings: Sustainability 2025, IPB masuk dalam Top 426 dunia, menempati peringkat ke-2 di Indonesia dan peringkat ke-3 di Asia Tenggara. Prestasi ini diperkuat oleh posisi IPB sebagai peringkat 1 di Indonesia dalam ASEAN University AppliedHE Ranking 2024.

Organisasi

  • Ketua, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), 2021-2026
  • Wakil Ketua, Panitia Seleksi KPK, 2024
  • Ketua, Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia, 2021-2023
  • Komisaris Utama, PTPN Holding 2018-2022
  • Ketua Umum, Forum Rektor Indonesia 2020-2021
  • Ketua, Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia 2011-2016
  • Presidium, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)

Sumber: arifsatria-staff.ipb.ac.id

IPB UNIVERSITY MENYABET JUARA UMUM DI TIMPI NASIONAL DIES NATALIS ISMAPETI KE-42

Fakultas Peternakan IPB University kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional dengan meraih gelar Juara Umum dalam ajang Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia (TIMPI) yang diselenggarakan pada rangkaian acara Dies Natalis ISMAPETI ke-42. Prestasi ini menjadi bukti nyata keunggulan akademik, kreativitas, dan semangat inovatif mahasiswa IPB University di bidang peternakan.

TIMPI merupakan forum ilmiah sekaligus ajang kompetisi nasional yang mempertemukan mahasiswa peternakan dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan, mempererat jejaring antar mahasiswa, serta mendorong lahirnya gagasan dan inovasi di bidang peternakan yang berkelanjutan. Tahun ini, IPB University tampil luar biasa dengan menjuarai berbagai kategori lomba, sehingga berhasil mengukuhkan diri sebagai juara umum.

Dalam kompetisi tersebut, Mahasiswa peternakan IPB mengerahkan kemampuan terbaiknya sehingga berhasil meraih juara pada berbagai lomba, diantaranya yaitu bussines plan, karya tulis ilmiah, infografis, serta olimpiade peternakan. Dengan peraihan juara 2 pada lomba Business Plan, yang mana bidang ini sangat menonjolkan kemampuan mahasiswa dalam merancang strategi bisnis inovatif di sektor peternakan. Kompetisi ini melatih mahasiswa agar mampu mengembangkan ide menjadi bentuk wirausaha yang aplikatif dan berorientasi pada keberlanjutan. Selain itu, IPB juga memperoleh Juara 2 dalam lomba Karya Tulis Ilmiah, yang mencerminkan keunggulan mahasiswa IPB dalam riset dan kemampuan menyusun karya ilmiah berkualitas.

Keberhasilan IPB University tidak berhenti di sana. Pada cabang lomba Esai, mahasiswa IPB berhasil menyabet Juara 2 dan Juara 3, kemampuan dalam membuat essai ini merupakan hal yang penting, karena menunjukkan ketajaman analisis dan kemampuan berpikir kritis terhadap isu-isu aktual dalam dunia peternakan dan pembangunan berkelanjutan. Sementara itu, di kategori Infografis, IPB University dinobatkan sebagai Juara Favorit, berkat kreativitas dalam menyajikan informasi ilmiah secara visual yang menarik, informatif, dan mudah dipahami.

Dalam sesi sambutan, Dekan Fakultas Peternakan IPB University menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta dan panitia. Beliau menyatakan, “Acara ini merupakan suatu kesempatan untuk bisa berkolaborasi, bertukar ide, dan sharing, tidak hanya kegiatan kemahasiswaan namun juga kegiatan yang lain.”

Beliau menekankan bahwa kegiatan seperti TIMPI memiliki peran penting dalam memperkuat jejaring antar mahasiswa peternakan di Indonesia, sekaligus menumbuhkan semangat kebersamaan dalam membangun sektor peternakan yang inovatif dan berdaya saing. Jadi sudah sepatutnya bagi sesama mahasiswa peternakan untuk saling bekerjasama dalam kemajuan sektor peternakan, baik dalam skala nasional maupun internasional, mka dari itu diharapkan solidaritas dan silaturahmi antar mahasiswa peternakan dapat selalu terjaga.

Prestasi ini menjadi bukti keberhasilan Fakultas Peternakan IPB University dalam membina mahasiswanya untuk berprestasi secara akademik maupun non-akademik. Dukungan dari dosen pembimbing, fasilitas pembelajaran yang lengkap, serta lingkungan akademik yang kondusif turut berperan dalam keberhasilan tersebut.

Dengan capaian ini, IPB University mempertegas komitmennya untuk terus mencetak generasi muda peternakan yang unggul, adaptif, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Fakultas Peternakan IPB University berharap keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya, berinovasi, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan dunia peternakan Indonesia. (Rilis)

PULANG KANDANG 2025: PERKUAT SINERGI ALUMNI, KAMPUS, DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Pulang Kandang 2025 mengusung tema "Nyukcruk Galur, Na Rundayan". (Foto: Istimewa)

Ikatan Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (IKA Fapet Unpad) sukses menyelenggarakan acara Puncak Pulang Kandang 2025 di lingkungan Fakultas Peternakan, Kampus Unpad Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2025). Reuni akbar dua tahunan ini mengusung tema “Nyukcruk Galur, Na Rundayan” yang bermakna menelusuri kembali jejak dan memperkuat persaudaraan, sebagai simbol hubungan emosional yang terus terjaga antara alumni dan almamater.

Acara dihadiri oleh alumni dari berbagai generasi, termasuk para alumni muda dari Kampus Jatinangor dan Kampus Pangandaran. Kehadiran lintas angkatan ini menegaskan bahwa Fakultas Peternakan Unpad tetap menjadi rumah besar yang menyatukan perjalanan dan peran alumni di berbagai bidang, baik di sektor pemerintahan, akademik, industri, maupun kewirausahaan.

Ketua IKA Fapet Unpad, Reka Gayantika SPt MBus, menyampaikan bahwa Pulang Kandang 2025 bukan sekadar reuni. Kegiatan ini juga menjadi ruang bertemunya pengalaman, pengetahuan, serta jejaring para alumni untuk menghasilkan gagasan baru yang bermanfaat bagi pengembangan kampus dan peternakan Indonesia.

“Pulang Kandang merupakan jembatan berkumpulnya para alumni dengan almamater tercinta. Selain menjadi ajang nostalgia, kegiatan ini memperkuat silaturahmi antar alumni lintas angkatan serta menjadi momentum untuk memunculkan ide-ide baru demi kemajuan kampus dan para alumninya,” ujar Reka.

Ia juga memberikan sambutan khusus kepada para alumni muda. “Selamat datang kepada para alumni muda dari kampus Jatinangor dan Kampus Pangandaran. Selamat bergabung di komunitas besar IKA Fapet Unpad. Semoga kehadiran kalian menjadi energi baru dalam membangun sinergi berkelanjutan,” tambahnya.

Pulang Kandang 2025 diawali dengan rangkaian Pra Event pada 25-26 Oktober 2025, meliputi Career Fest yang mempertemukan alumni dan mahasiswa dengan peluang karier serta jaringan industri; Farmstastic Festival yang menampilkan perkembangan inovasi dan produk berbasis peternakan; Fapet Fair yang menyoroti kreativitas mahasiswa; serta Fun Run yang diikuti alumni, sivitas akademika, dan masyarakat umum.

Pada acara puncak, kegiatan dimulai dengan kuliah umum bersama alumni, dilanjutkan dengan launching program studi baru, penyaluran donasi bagi mahasiswa dan tenaga kependidikan, serta parade angkatan yang menjadi simbol kekuatan persaudaraan antar alumni. Tak hanya itu, juga ada sesi tausiah sebagai upaya memperkuat nilai-nilai kebersamaan, spiritualitas, dan kepekaan sosial dalam kehidupan para alumni.

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan kontribusi, IKA Fapet Unpad memberikan Fapet Award & Fapet Appreciation kepada mahasiswa, dosen, alumni, serta karyawan berprestasi, termasuk ucapan terima kasih kepada mitra industri, sponsor, dan pemberi hibah yang mendukung pengembangan fakultas.

Dekan Fakultas Peternakan UNPAD, Prof Rahmat Hidayat, menyampaikan bahwa kampus akan selalu menjadi tempat kembali bagi keluarga besar alumni. “Jadikan fakultas peternakan sebagai rumah besar yang selalu dirindukan. Dimanapun para alumni berkiprah, baik di tingkat nasional maupun internasional, kampus ini akan selalu membuka pintu untuk kembali membangun bersama,” ungkapnya.

Selain itu, acara juga semakin semarak dengan penampilan Java Jive, Ridwan FT Farmoni, Meteor Rock, Wachdach, Endo X TGIF, Rocket Rockers, serta dipandu oleh MC Edi Brokoli dan Raisa. Suasana hangat, penuh tawa, cerita, serta nostalgia, menjadi penutup yang mempererat ikatan alumni.

IKA Fapet Unpad berharap Pulang Kandang 2025 dapat memberikan dampak nyata bagi pengembangan alumni dalam dunia profesional, penguatan kapasitas akademik fakultas, dan kontribusi industri peternakan Indonesia yang berkelanjutan.

“Semoga sinergi antar alumni seangkatan, lintas angkatan, dan kolaborasi dengan kampus dapat terus berjalan secara konsisten dan memberi dampak positif bagi kemajuan peternakan nasional,” pungkas Reka. (INF)

SEPERTI INI PROYEKSI PERTUMBUHAN INDUSTRI PAKAN DI 2026

Seminar Perunggasan: Overview 2025 dan Outlook 2026 diselenggarakan GPMT (Foto: Infovet)

Pertumbuhan produksi pakan Tanah Air diperkirakan tetap tumbuh positif pada 2026, sejalan dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan tren harga jagung domestik.

"Meredanya perang dagang antara AS dan Tiongkok turut membawa dampak  positif terhadap harga jagung global," tutur Direktur Pakan Ditjen PKH Kementerian Pertanian (Kementan), Ir Tri Melasari SPt MSi di Seminar Perunggasan: Overview 2025 dan Outlook 2026 yang digelar oleh Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Jumat (7/11) di ICE BSD.  

Lebih lanjut Tri Melasari memaparkan arah kebijakan dan dukungan regulasi terkait industri pakan yang pertama adalah mengoptimalisasi pemanfaatan bahan pakan lokal dengan pengajuan usulan Domestic Market Obligation (DMO) untuk bungkil inti sawit.

Kementan juga menekankan penambahan jenis bahan pakan bebas PPN, pemberlakuan SNI Wajib Pakan, serta Sertifikasi Pakan oleh LSPro Pakan Ternak.

Manfaat sertifikasi ini meliputi pakan ternak yang beredar memenuhi SNI, adanya perlindungan konsumen terhadap pakan ternak dan perlindungan menuju pasar global. 

Ketua Umum GPMT, Desianto Budi Utomo PhD dalam presentasinya menyebutkan bahwa industri pakan tahun 2025 diprediksi mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yakni mencapai 6,7%. Hal ini disebabkan mulai berefeknya Program MBG), terutama di sektor penyerapan produksi telur disusul peningkatan masa pemeliharaan broiler dan juga dengan asumsi peningkatan populasi layer hingga 7%.

Desianto Budi Utomo

Industri pakan menargetkan pertumbuhan produksi pakan tahun 2026 sebesar 6%, dengan pertimbangan kondisi DOC tidak jauh berbeda dengan tahun 2025, serta tetap mempertimbangkan harga jagung sebagai bahan pakan utama juga pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat.

“Harga jagung dan harga bahan pakan lainnya sangat mempengaruhi HPP pakan. GPMT berharap pemerintah dapat menjaga kestabilan produksi jagung serta bahan pakan lokal lainnya agar industri pakan dan industri perunggasan tetap tumbuh,” terang Desi. 

Dukungan pemerintah juga diperlukan terutama terkait risiko masuknya importasi CLQ dari US karena dinilai dapat melumpuhkan industri perunggasan Tanah Air yang telah swasembada bahkan menyerap sekitar 10% dari tenaga kerja nasional. 

DDGS Jagung

Ibnu Edy Wiyono selaku Indonesia Country Director, US Soybean Export Council dalam acara yang sama menyampaikan materi “Produksi Bahan Pakan Impor Tahun 2025 dan Proyeksi Tahun 2026”.

Ibnu Edy Wiyono

Edy menjelaskan terkait pasokan Distillers Dried Grains with Solubles (DDGS) Amerika Serikat yang diproyeksikan tetap kuat, didorong peningkatan produksi etanol dan permintaan global untuk pakan ternak.

Selain itu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti harga jagung, kebijakan pemerintah (misalnya, Bagian 45Z) serta fluktuasi pasar ekspor.

“Selama produksi etanol terus meningkat, pasokan DDGS akan meningkat sebagai produk sampingan,” ujar Edy. 

Dia menambahkan, harga jagung yang tinggi dapat menurunkan produksi DDGS karena biaya produksi etanol menjadi lebih mahal. Kekeringan juga dapat memengaruhi pasokan jagung, yang pada akhirnya memengaruhi produksi DDGS. 

Kita ketahui DDGS merupakan hasil samping industri penyulingan etanol yang berbahan dasar jagung. Terdapat peluang besar untuk menggunakan DDGS sebagai sumber energi, protein, dan fosfor yang dapat dicerna guna mengurangi biaya pakan. (NDV) 

KOPERASI PUNGGAWA TANI INDONESIA DORONG INOVASI PETERNAK LOKAL DI NLP 2025

Wamentan Sudaryono (batik biru) saat mengunjungi booth Ayam Kampung Andalas didampingi Sekretaris Koperasi Punggawa Tani Indonesia Febroni Purba (baju putih). (Foto: Infovet/Ridwan)

Tangerang Selatan, (6/11/2025). Koperasi Punggawa Tani Indonesia menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kapasitas dan inovasi peternak lokal dengan berpartisipasi pada Nusantara Livestock and Poultry (NLP) Expo 2025, yang berlangsung 6-9 November 2025 di ICE BSD City, Tangerang Selatan.

Keikutsertaan ini menjadi bagian dari upaya koperasi dalam memperluas jaringan pasar, memperkenalkan praktik peternakan berkelanjutan, dan memperkuat hilirisasi produk unggulan anggotanya.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) sekaligus Pembina Koperasi Punggawa Tani Indonesia, Sudaryono, turut hadir mengunjungi booth Koperasi Punggawa Tani Indonesia. Kehadirannya menjadi bentuk dukungan nyata pemerintah dalam mendorong kemandirian dan peningkatan daya saing peternak rakyat.

Dalam kunjungannya, Sudaryono menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai inovasi yang dihasilkan oleh anggota koperasi, khususnya dalam pengembangan sektor peternakan.

“Saya mengapresiasi inovasi yang berkembang dari anggota Koperasi Punggawa Tani Indonesia. Ini menunjukkan bahwa peternak lokal mampu beradaptasi, berinovasi, dan menghasilkan produk berkualitas yang dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Sudaryono.

Salah satu anggota yang tampil menonjol dalam pameran ini adalah Ayam Kampung Andalas, sebuah usaha peternakan yang berhasil melakukan hilirisasi pada pemeliharaan ayam lokal. Melalui pembibitan sehat, pengelolaan peternakan yang terstandarisasi, hingga sistem distribusi yang efisien, Ayam Kampung Andalas mampu menyediakan produk unggas lokal yang sehat, berkualitas, dan terjangkau.

Pada gelaran ini, Ayam Kampung Andalas juga memperkenalkan gerobak penjualan ayam lokal yang menjual karkas, filet, kaldu, telur, dan siap saji, yang dirancang untuk hadir di lingkungan pemukiman masyarakat Jakarta dan Bandung. Konsep ini diharapkan dapat semakin mendekatkan produk unggulan peternak lokal kepada konsumen, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi mitra usaha.

Sekretaris Koperasi Punggawa Tani Indonesia, Febroni Purba, menjelaskan bahwa keikutsertaan dalam pameran NLP Expo 2025 bukan hanya memperkenalkan produk, tetapi juga memperkuat ekosistem yang mendukung keberlanjutan usaha peternak lokal.

“Koperasi hadir untuk menjadi ruang kolaborasi yang mendorong peternak dapat berkembang bersama. Hilirisasi bukan sekadar tentang produksi, tetapi bagaimana produk itu memberi nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat luas,” ujarnya.

Melalui partisipasi ini, Koperasi Punggawa Tani Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus membangun model pemberdayaan peternak yang mandiri, berkelanjutan, dan mampu bersaing dalam pasar nasional dan regional. (INF)

TAMPIL PERDANA, PAMERAN NLP & INDOGRITECH JADI AJANG KOLABORASI PERKUAT KETAHANAN PANGAN

Momen pembukaan Nusantara Livestock and Poultry Expo dan Indogritech Expo 2025 oleh Wamentan Sudaryono didampingi Direktur Debindo Rafidi Iqra Muhamad, bersama para ketua asosiasi terkait. (Foto: Ridwan/Infovet)

Pada penyelenggaraan perdananya, Nusantara Livestock and Poultry Expo (NLP) dan Indogritech Expo 2025, resmi dibuka pada Kamis (6/11/2025), di Nusantara Hall ICE BSD City, Tangerang. Mengambil tempat di Hall 10, pameran ini menjadi ajang kolaborasi dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.

“Debindo selaku penyelenggara yang menginisiasi pameran ini memiliki visi yakni mendukung program pemerintah dalam menaikkan produktivitas di sektor pertanian dan juga peternakan dalam peningkatan ketahanan pangan, yang diharapkan berujung pada pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh,” ujar Direktur Debindo Global Expo, Rafidi Iqra Muhamad, dalam sambutannya pada acara opening ceremony.

Oleh karena itu, pihaknya turut serta menggandeng pemerintah bersama para ahli dari asosiasi terkait, dalam menyelenggarakan expo ini sebagai bentuk kontribusi nyata dalam memajukan dan menguatkan sektor pertanian dan peternakan Tanah Air.

“Tentunya kita tidak bisa berjalan sendiri, butuh dukungan dari pemerintah dan para ekspert dari asosiasi. Mari bersama-sama kita manfaatkan pameran ini karena ada banyak program di dalamnya, business networking, dan kemitraan kolaboratif yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, turut hadir dan membuka secara resmi pameran yang berlangsung mulai 6-9 November 2025 ini. Dalam pertemuannya dengan awak media, ia turut memberikan apresiasi terselenggaranya pameran perdana tersebut. “Kegiatan pameran seperti ini sangat bagus. Tidak hanya pertanian saja, tetapi juga ada peternakan dan yang lainnya,” katanya.

Sementara itu, Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) yang menjadi Co-Hosted, melalui Ketua Umumnya, Desianto Budi Utomo, menyebut pameran ini menjadi wadah kolaborasi untuk membangun ekosistem yang kuat dalam menyediakan protein hewani dan pangan berkualitas, serta terjangkau bagi masyarakat. “Sektor pertanian, termasuk peternakan unggas di dalamnya merupakan urat nadi dari ketahanan pangan kita,” ucapnya.

Ia memandang hadirnya pameran NLP sebagai momentum untuk meningkatkan nilai industri dan kesejahteraan peternak. “Semoga melalui pameran ini kita dapat memberikan kontribusi nyata dan berkolaborasi dalam membangun subsektor peternakan yang lebih baik lagi,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perbibitan Unggas (GPPU), Achmad Dawami. “Nusantara Livestock and Poultry Expo menjadi momentum yang sangat penting bagi perunggasan dalam menjawab berbagai tantangan yang ada.”

Selama empat hari, Nusantara Livestock and Poultry Expo dan Indogritech Expo 2025 digelar bersamaan dengan pameran lintas sektor lainnya, yakni Glasstech Asia & Fenestration Asia (GAFA), Indonesia Sport Facility Expo (ISFEX), dan IndoBuildTech Part 2 2025. (RBS)

NAPINDO HADIR DI IBEF EXPO 2025: DORONG KOLABORASI DAN POTENSI BISNIS MICE

Kehadiran Napindo di IBEF Expo 2025. (Foto: Dok. Napindo)

PT Napindo Media Ashatama (Napindo) mengumumkan partisipasinya dalam Indonesia Business Event Forum (IBEF) Expo 2025, sebuah acara bergengsi yang diselenggarakan Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI), pada 5-6 November 2025, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

Sebagai salah satu professional exhibition organizer (PEO) terkemuka di Indonesia, Napindo telah sukses menyelenggarakan berbagai pameran dan forum internasional. Pada ajang IBEF Expo 2025, Napindo mempromosikan portofolio pameran unggulannya yang mencakup berbagai sektor strategis, antara lain peternakan, pertanian, pakan ternak, pengolahan susu, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, akuakultur (Indo Livestock, Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, Indo Fisheries).

Serta sektor teknologi air, pengelolaan limbah dan daur ulang, energi baru terbarukan dan kelistrikan, keamanan, kebakaran, SAR, penanggulangan bencana dan K3, solusi kota cerdas, pertahanan, penerbangan, pesawat terbang, teknologi bandar udara, serta keamanan maritim.

Melalui partisipasinya, Napindo menegaskan komitmen untuk menciptakan peluang bisnis baru serta memperluas jejaring dan kolaborasi lintas industri. Pihaknya terus berperan sebagai penghubung antara pelaku usaha, peneliti, produsen, kementerian/lembaga, asosiasi, akademisi, dan media, guna memperkuat pertumbuhan industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), maupun perekonomian nasional serta menghadirkan solusi yang berdampak bagi bangsa.

“Kami senang dapat menjadi bagian dari IBEF Expo 2025 yang diselenggarakan ASPERAPI. Ini merupakan kesempatan luar biasa untuk berkolaborasi dengan seluruh industri di ekosistem MICE, sekaligus mengintegrasikan konsep Business to Business (B2B) dengan Business to Consumer (B2C) yang dirancang secara cermat untuk memberikan dampak nyata di sektor ekonomi, sosial, perdagangan, dan ketenagakerjaan,” ujar Senior Operational Manager Napindo, Adhika Arthapaty.

Selama dua hari pelaksanaan di JIExpo, Napindo hadir di stan A13 dengan konsep interaktif yang menampilkan berbagai layanan unggulan dan teknologi pendukung acara terkini, memberikan pengalaman menyeluruh bagi para pengunjung.

Dengan rekam jejak yang solid dan visi ke depan yang kuat, Napindo menegaskan perannya sebagai mitra strategis yang tak hanya menyelenggarakan acara berdampak, tetapi juga secara konsisten memberikan nilai tambah serta membuka peluang baru bagi seluruh ekosistem MICE. (INF)

UPAYA MENCEGAH PENYAKIT PERNAPASAN

Terlalu padat dapat meningkatkan kemungkinan infeksi penyakit pernapasan. (Foto: Istimewa)

Mengingat pentingnya sistem dan pencegahan penyakit pernapasan, tentunya tidak boleh dianggap remeh. Apalagi di tengah ketidakpastian harga produk perunggasan saat ini, penting menjaga pernapasan ayam agar peternak bisa “bernapas” lega.

Dalam dunia medis ada tiga organ vital yang dapat menjadi penyebab kematian pada makhluk hidup, yakni otak, jantung, dan paru-paru. Otak berkaitan dengan sistem syaraf, bisa dibilang adalah “server induk” suatu organisme. Jantung, berkaitan dengan sistem sirkulasi dan peredaran darah. Sedangkan paru-paru berkaitan dengan sistem respirasi atau pernapasan.

Jika salah satu di antara ketiga sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, maka konsekuensinya adalah kematian. Pada unggas, terutama unggas komersil, sistem pernapasan merupakan sistem yang kerap menjadi masalah dan rentan.

Alasan Penyakit Kerasan
Mengapa penyakit pernapasan sering terjadi dan cenderung berulang? Ayam modern saat ini yang sudah melalui perkembangan genetik, rentan dan membutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik, biosekuriti yang terjaga, dan lain sebagainya.

Perkembangan genetik ayam ras yang sangat cepat ini kadang tidak diiringi dengan penerapan cara beternak yang baik. Dapat terlihat dari indeks performa dan hasil panen yang kurang memuaskan, serta mudahnya ayam terserang penyakit yang mengakibatkan mortalitas tinggi dan kerugian besar.

Menurut Prof Thaweesak Songserm, dari Kaetsart University, yang juga seorang konsultan perunggasan, mengemukakan bahwa peternak tradisional di Indonesia, Thailand, dan kawasan Asia Tenggara lainnya hampir memiliki kesamaan, yakni memeliharan ayam dengan ala kadarnya. Padahal biasanya pabrik pakan, technical service perusahaan obat, atau penyuluh lapangan sudah melakukan berbagai upaya dalam mendukung manajemen peternak.

Walaupun ada beberapa peternak yang menjalankan apa yang diberikan, walau tidak sepenuhnya, ia tetap semangat menjalankannya. Bahkan beberapa komplain ia telaah, dan rata-rata manajemen pemeliharaan ternak yang memang kurang baik. Jika sudah begitu hasilnya tidak akan baik dan keuntungan yang didapat tidak maksimal.

Harus Dicegah, Jangan Melulu Diobati
Pada 2003, Indonesia pernah dilanda wabah avian influenza (AI), banyak peternak yang kehilangan ternak ayamnya akibat mortalitas tinggi. Tidak butuh waktu lama, AI pun terus berkembang dengan berbagai macam strain dan clade, begitu juga dengan beberapa penyakit lain. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan dan pencegahan semakin bertambah.

Walau riset dan pengembangan sediaan farmasetik maupun vaksin terus ditingkatkan, dengan kemajuan dunia medis yang semakin canggih, bukan berarti membuat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025. (CR)

TENTANG GANGGUAN PERNAPASAN PADA AYAM

Ilustrasi kondisi kandang ayam yang nyaman. (Foto: Istimewa)

Memahami risiko penyakit pernapasan pada pemeliharaan ayam sangat penting. Karena dengan begitu peternak menjadi mengetahui bahwa bukan hanya berpengaruh kepada kesehatan ayam, tetapi juga pada produktivitasnya.

Penyakit pernapasan adalah salah satu masalah kesehatan paling signifikan bagi populasi ayam di seluruh dunia. Ini bukan hanya masalah kesejahteraan, kesehatan pernapasan yang buruk dapat memiliki konsekuensi yang jauh ke depan yang memengaruhi populasi maupun profitabilitas farm.

Statistik penyakit tersebut pun terbilang cukup mengkhawatirkan. Setiap tahun penyakit pernapasan bertanggung jawab terhadap 20% tingkat kematian di beberapa daerah. Kerugian ekonomi akibat penyakit pernapasan juga cukup besar. Menurut studi dari Inisiatif Kesehatan Unggas, setiap kasus penyakit pernapasan menghabiskan biaya sekitar $3 per ekor ayam. Untuk populasi 10.000 ekor, berarti $30.000 per tahun. Tapi ini bukan hanya tentang angka, kesehatan pernapasan yang buruk dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan dan penurunan produksi telur (The Poultry Pro, 17 Juni 2025).

Memahami dampak penyakit pernapasan pada peternakan ayam menjadi sangat penting untuk menerapkan strategi manajemen yang efektif. Untuk melakukan ini, peternak perlu memantau ayam-ayamnya secara teratur, mencatat angka kematian, produksi telur, dan kesehatan ayam secara keseluruhan. Deteksi awal dan keterlibatan aktif adalah kunci, sebab dengan menangkap masalah pernapasan lebih awal dapat menyelamatkan nyawa, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas.

Penyakit pernapasan menjadi salah satu masalah kesehatan paling umum yang memengaruhi ayam di seluruh dunia. Infeksi virus seperti infectious bronchitis (IB) dan avian influenza (AI) adalah penyakit yang utama yang sering menyebar melalui kontak dengan ayam terinfeksi atau peralatan yang terkontaminasi. Sementara infeksi bakteri seperti Mycoplasma gallisepticum (MG) dan E. coli juga berkontribusi pada penyakit pernapasan. Penyakit ini berkembang biak di lingkungan dengan ventilasi yang buruk, kelembapan tinggi, dan kebersihan yang tidak memadai.

Faktor lingkungan memainkan peran penting dalam memicu masalah pernapasan pada ayam. Kualitas udara yang buruk akibat debu, amonia, atau polutan lainnya dapat memperburuk kondisi kesehatan. Misalnya, paparan suhu ekstrem (panas atau dingin) dapat membuat ayam stres yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Praktik manajemen seperti kepadatan populasi berlebihan, nutrisi tidak memadai, dan ketidakcukupan akses air bersih juga ikut berkontribusi terhadap penyakit pernapasan.

Untuk mengurangi risiko-risiko tersebut, sangat penting menjaga kepadatan jumlah ayam yang optimal, memberikan pakan seimbang, dan memastikan akses mudah ke air segar setiap saat. Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan keterlibatan tenaga medis/dokter hewan yang cepat dapat membantu mengidentifikasi dan menangani masalah potensial sebelum berkembang menjadi penyakit pernapasan yang serius.

Identifikasi Tanda Peringatan Awal
Sebagai peternak ayam, kemampuan untuk mengidentifikasi tanda peringatan awal penyakit pernapasan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi dan mempertahankan kesehatan ayam. Jadi, apa yang harus diperhatikan?... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025.

Ditulis oleh:
Drh Arief Hidayat  
Praktisi Perunggasan

REALITA PETERNAKAN AYAM MODERN: METAMORFOSA GANGGUAN PERNAPASAN

Kondisi dalam kandang yang kotor, pengap, dan berdebu akan menjadi faktor pencetus gangguan pernapasan pada ayam modern.

Oleh: Tony Unandar
Private Poultry Farm Consultant - Jakarta

Mencermati sejarah kosmopolitan gangguan pernapasan pada ayam modern dan diperkuat refleksi hasil observasi lapangan selama lebih dari empat dekade di lapangan, penulis memberanikan diri membuat tulisan ilmiah popular terkait pergeseran wajah (metamorfosa) gangguan pernapasan pada ayam modern.

Tulisan ini bertujuan agar para peternak dan sejawat praktisi perunggasan tidak lagi terjebak dengan pola-pola lama yang hanya mengandalkan program vaksinasi dan/atau medikasi semata dalam merancang strategi kesehatan ayam selama pemeliharaan, khususnya terkait gangguan pernapasan.

Gangguan Pernapasan Ayam Modern
Efektivitas penanganan gangguan pernapasan pada peternakan ayam modern bisa dipahami dari tiga lapis sudut pandang, yaitu dimensi biologi (agen penyebab), dimensi manajemen (sistem dan lingkungan pemeliharaan ayam), dan dimensi filosofis gangguan pernapasan (beserta makna strategi yang diterapkan).

1. Dimensi Biologi
Problem pernapasan pada ayam modern biasanya mencakup infeksi patogen berupa virus (misalnya ND, IB, AI) atau bakteri (misalnya E. coli, mycoplasma), serta faktor-faktor non-infeksius seperti debu, amonia, atau kondisi akibat ventilasi buruk.

Dengan demikian, pemahaman filosofis dari dimensi biologi ini adalah:
• Sistem pernapasan ayam juga merupakan gerbang kehidupan alias barier mekanik (termasuk komponen innate immunity) bagi ayam modern, maka setiap gangguan yang ada langsung memengaruhi oksigenasi sampai di tingkat jaringan tubuh, laju metabolisme pada tataran sel-sel tubuh, feed intake, hingga performa akhir.

• Suatu gangguan pernapasan pada ayam modern umumnya jarang berdiri sendiri dan biasanya merupakan kombinasi atau interaksi antara sesama agen infeksius atau antara faktor non-infeksius dengan agen infeksius, misalnya interaksi virus (ND, IB, AI) membuka jalan bagi infeksi bakteri E. coli, atau kondisi kandang dengan amonia tinggi (> 25 ppm) akan mempermudah infeksi mikoplasma atau bakteri E. coli.

2. Dimensi Manajemen
Dalam konteks peternakan ayam modern, beberapa kondisi manajemen pemeliharaan mempunyai dasar filosofis yang adekuat untuk mencegah dan/atau mereduksi prevalensi gangguan pernapasan di lapangan, misalnya:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025. (toe)

MUNAS IX ASOHI, HARRIS PRIYADI RESMI JABAT KETUA UMUM PERIODE 2025-2029, GOWINDA SIBIT KETUA BADAN PENGAWAS

Foto bersama Munas IX ASOHI. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) resmi menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) IX pada Kamis (23/10/2025), di IPB Convention Center (IICC) Bogor, Jawa Barat, dengan mengusung tema “Bersama ASOHI, Sinergi Kuat, Industri Meningkat.”

Munas kali ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat fondasi industri obat hewan yang sehat, mandiri, dan berdaya saing global, sekaligus bersama-sama menyatukan visi dan meneguhkan profesionalisme industri obat hewan nasional.

Sejak berdiri pada 25 Oktober 1979, ASOHI telah menjadi mitra penting pemerintah dalam memajukan kesehatan hewan dan peternakan Indonesia. Kini, memasuki usia ke-46, organisasi ini kian menegaskan perannya sebagai pilar utama pengembangan industri veteriner di Tanah Air melalui tata kelola organisasi yang profesional, etika bisnis yang kuat, dan jejaring nasional yang solid.

“ASOHI telah menempuh perjalanan panjang dalam memperkuat industri obat hewan Indonesia. Melalui Munas IX ini kami ingin memastikan sinergi yang lebih kuat antara pelaku usaha, regulator, akademisi, dan masyarakat profesi,” ujar Ketua Panitia Pelaksana MUNAS IX ASOHI, Drh Almasdi Rahman.

Sementara itu, Ketua Umum ASOHI periode 2015-2021 dan 2021-2025, Drh Irawati Fari, menambahkan bahwa konsistensi menjadi kunci dalam memperkuat sinergi. “Konsistensi adalah kunci keberlanjutan. Selama dua periode kepemimpinan kami terus menjaga agar ASOHI menjadi organisasi yang bukan hanya solid secara internal, tetapi juga relevan terhadap dinamika nasional dan global,” tuturnya.

Menurutnya, industri obat hewan kini tidak lagi berorientasi pada produksi, tetapi juga pada kualitas, keamanan, dan tanggung jawab sosial. “Kita sedang memasuki era baru industri veteriner, dimana keberhasilan tidak diukur hanya dari volume, tetapi dari nilai keberlanjutan, inovasi, dan kontribusi nyata terhadap kesehatan masyarakat dan kesejahteraan hewan,” tambahnya.

Ia juga menegaskan, keberadaan ASOHI selama 46 tahun adalah bukti nyata kolaborasi lintas sektor yang kuat antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan profesi veteriner.

“ASOHI akan terus menjadi jembatan antara regulasi, inovasi, dan implementasi di lapangan. Sinergi dengan Kementerian Pertanian, akademisi, dan para pelaku usaha akan memastikan Indonesia mampu berdiri sejajar dengan negara lain dalam tata kelola industri obat hewan yang bermutu dan berdaya saing tinggi,” ucapnya.

Oleh karena itu, dengan terlaksananya Munas IX ASOHI, bukan hanya sekadar momentum pergantian kepengurusan, tetapi wujud komitmen bersama untuk memastikan industri obat hewan Indonesia tumbuh secara berkelanjutan.

"Melalui kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung ASOHI. Ini saatnya kita membuka lembaran baru, semoga ke depan ASOHI menjadi asosiasi yang lebih adaptif, inklusif, dan terus memberikan kontribusi secara nyata. Diharapkan kepengurusan yang baru nanti, kita juga menjadi lebih solid dan dapat menjalankan amanah serta program ASOHI lebih baik lagi," harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian yang diwakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Drh Agung Suganda, mengatakan bahwa ASOHI merupakan mitra strategis pemerintah dalam membantu menjaga kesehatan hewan dan ketahanan pangan Indonesia.

"Termasuk dalam melindungi masyarakat dari ancaman penyakit zoonosis dan resistansi antimikroba (AMR). Saya juga berharap ASOHI menjadi mitra yang dapat membantu menyediakan obat hewan yang terjangkau bagi masyarakat," ujar Agung.

Agung Suganda meresmikan pembukaan Munas IX ASOHI.

Dengan terlaksananya Munas ASOHI, melalui kepengurusan dan program kerja yang baru, diharapkan dapat terus bersinergi untuk saling bertukar informasi dan menyelesaikan berbagai kendala yang ada di industri obat hewan.

"Saya minta minimal sebulan sekali kita ada forum dengan ASOHI untuk saling bertukar informasi. Karena ASOHI merupakan jembatan penghubung antara pemerintah dan industri obat hewan supaya ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi. Dengan sinergi yang kuat tentu harus dibarengi dengan kolaborasi yang lebih kuat lagi agar industri tumbuh dan meningkat," tukasnya.

Harris Priyadi Ketua Umum ASOHI Baru, Gowinda Sibit Ketua Badan Pengawas 
Sebagai forum tertinggi organisasi, Munas IX dihadiri oleh pengurus pusat, pengurus daerah dari 16 provinsi, perwakilan anggota, instansi pemerintah, asosiasi lintas sektor, hingga mitra strategis.

Adapun agenda utama meliputi pengesahan laporan pertanggung jawaban pengurus ASOHI 2021-2025; penyempurnaan AD/ART dan kode etik organisasi; penyusunan program kerja 2025-2029, pemilihan ketua umum ASOHI periode 2025-2029, serta pembahasan rekomendasi dan arah kebijakan strategis organisasi.

Dari hasil vote secara luring dan daring, Harris Priyadi resmi terpilih menjadi Ketua Umum ASOHI yang baru periode 2025-2029.

Harris Priyadi (ketiga kiri) resmi terpilih sebagai Ketum ASOHI periode 2025-2029 dan Gowinda Sibit (kedua dari kiri) sebagai Ketua Badan Pengawas.

Adapun Visi yang diusung adalah mewujudkan ASOHI yang lebih inovatif, fasilitatif, dan lebih kuat dengan seluruh pemangku kepentingan untuk kemajuan industri peternakan dan kesehatan hewan Indonesia.

Harris juga mengusung Misi (Catur Krida). Pertama, Bersama ASOHI: Mendorong interaksi dan komunikasi transparan, pelaporan terjadwal kepada anggota, pemanfaatan teknologi informasi, serta database untuk pemutakhiran data industri, lama ASOHI (sosmed).

Kedua, ASOHI Sinergi: Meningkatkan kolaborasi efektif dengan pemerintah dan mitra strategis lokal dan regional, fokus solusi pengembangan industri obat hewan, peternakan, dan kesehatan hewan.

Ketiga, ASOHI Kuat: Menguatkan peran, profesionalitas, dan kemandirian ASOHI Daerah, pembentukan ASOHI Jakarta-Banten, atensi dan kunjungan interaksi pusat dan daerah, serta kaderisasi anggota.

Keempat, Industri Meningkat: Melanjutkan peran aktif ASOHI pada kemajuan industri obat hewan serta peternakan dan kesehatan hewan Indonesia, mendukung kearifan lokal obat hewan, peternakan dan kesehatan hewan, AMR, TKDN, ASUH, serta mengacu pada roadmap pengembangan obat hewan Indonesia.

"Insyaallah saya siap menjalankan amanah dengan baik dan profesional, khususnya terhadap program-program kerja yang sudah kita buat untuk kebaikan bersama. Saya terbuka terhadap saran dan masukan. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya," ujar Harris dalam sambutannya usai pemilihan Ketua Umum ASOHI.

Munas kali ini juga menetapkan Drh Gowinda Sibit sebagai Ketua Badan Pengawas ASOHI (BPA) 2025-2029 menggantikan Gani Harijanto Ketua BPA 2021-2025. Pemilihan dan Penetapan BPA dilakukan oleh Presidium Sidang yang dipimpin oleh Tedy Candinegara. Berdasarkan AD/ART hasil Munas,  BPA merupakan badan yg bersifat kolektif kolegial dalam pengambilan keputusan. Pada Munas kali ini, ditetapkan juga 6 anggota BPA 2025-2029 yaitu Gani Harijanto,  Irawati Fari, Rakhmat Nuriyanto,  Fadjar Sumping Tjaturrasa, Peter Yan dan Bambang Suharno. 

Peluncuran Buku Roadmap Pengembangan Obat Hewan Indonesia.

Selain pemilihan ketua, Munas IX ASOHI juga dilengkapi dengan peluncuran Buku “Roadmap Pengembangan Obat Hewan Indonesia” yang memuat peta jalan pengembangan industri hingga 2035 mendatang, serta menghadirkan ceramah ekonomi dari pakar ekonomi nasional, Sondang Anggraini, yang memaparkan materi mengenai prospek ekonomi makro dan arah kebijakan industri peternakan ke depan. (RBS)

DIRJEN PKH BUKA MUNAS ASOHI KE IX, DORONG SINERGI INDUSTRI OBAT HEWAN LEBIH KUAT

Dirjen PKH DR Drh Agung Suganda, MSi membuka Munas IX ASOHI 2025 dengan pemukulan gong didampingi Ketum, Sekjen ASOHI dan Ketua Panitia. (Foto: Dok. Infovet)

Infovet, Bogor – Musyawarah Nasional (Munas) ke-9 Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) resmi dibuka pada Kamis (23/10/2025) di International Convention Center (IICC) Bogor. Mengusung tema "Bersama ASOHI Sinergi Kuat Industri Meningkat", acara ini dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Agung Suganda, M.Si., yang mewakili Menteri Pertanian RI. Dalam sambutannya, Dirjen PKH Agung Suganda menekankan pentingnya sinergi industri obat hewan yang lebih kuat, mengingat tingginya kontribusi sektor ini terhadap proses produksi peternakan dan Kesehatan hewan dan sebagai penyumbang devisa negara dengan catatan ekspor ke lebih dari 95 negara.

Apresiasi dan Harapan Pemerintah

Dirjen PKH Agung Suganda menyampaikan harapannya agar Munas ke-9 ASOHI ini dapat memilih Ketua Umum baru yang memiliki kemampuan untuk meneruskan dan memperkuat sinergi industri obat hewan. Agung menegaskan bahwa capaian ekspor obat hewan sebesar Rp 5,5 Triliun adalah bukti nyata bahwa industri dalam negeri mampu bersaing di kancah global.

Setelah secara simbolis membuka Munas, Agung Suganda juga berkesempatan melakukan launching buku berjudul “Roadmap Pengembangan Obat Hewan Indonesia”. Buku ini merupakan sumbang pikir strategis dari ASOHI yang didedikasikan untuk Pemerintah dalam rangka memajukan sektor kesehatan hewan nasional.

Agenda Strategis dan Partisipasi Munas

Sementara itu Ketua Umum ASOHI saat ini, Drh. Irawati Fari, dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada para tamu undangan dan peserta Munas. Ira menjelaskan bahwa Munas ke-9 ini adalah momentum strategis untuk melakukan refleksi, konsolidasi, serta penanda akhir dari kepengurusan sebelumnya sebelum memilih Ketua Umum dan pengurus ASOHI yang baru untuk masa bakti berikutnya.

"Munas ini juga menandai kepengurusan sebelumnya dan memilih ketua umum dan pengurus ASOHI untuk kejayaan asosiasi selanjutnya," tandas Ira, sembari menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada seluruh pengurus pusat dan daerah serta anggota ASOHI atas dukungan selama ini.

Acara Munas diselenggarakan secara hybrid, menggabungkan kehadiran luring dan daring, dengan tak kurang dari 120 peserta yang hadir di Ballroom IICC dan melalui kanal Zoom. Peserta luring dan daring ini berasal dari 17 ASOHI Daerah dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia.

Ketua Panitia Munas, Drh. Almasdi Rachman, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kehadirannya. Almasdi melaporkan bahwa persiapan dan penyelenggaraan Munas berjalan lancar berkat dukungan penuh dari para sponsor dari dunia usaha peternakan dan kesehatan hewan, anggota ASOHI, serta kerja keras tim panitia.

Pembukaan Munas juga turut dihadiri oleh utusan dari asosiasi-asosiasi pilar utama peternakan dan kesehatan hewan, serta perwakilan dari lembaga-lembaga pemerintahan terkait, hal ini menunjukkan kuatnya dukungan ekosistem terhadap ASOHI.

Sesi Khusus Pra-Munas

Sebelum agenda inti Munas dimulai, Irawati Fari juga menginformasikan bahwa akan diselenggarakan sesi ceramah ekonomi oleh Ir. Sondang Anggraini, MA (Tenaga Ahli Utama Dewan Ekonomi Nasional, Mantan Dubes RI di WTO). Ceramah tersebut akan mengulas topik penting: “Dampak Kebijakan Tarif Presiden AS Donald Trump Terhadap Ekonomi Indonesia, Khususnya Bidang Peternakan/Pertanian”.

Acara yang diawali dengan doa bersama ini diharapkan menjadi titik tolak bagi penguatan industri obat hewan Indonesia dalam menghadapi tantangan global dan domestik, serta meneruskan tradisi kontribusi positif terhadap pembangunan sektor peternakan dan kesehatan hewan nasional. Munas ke-9 ASOHI akan menjadi penentu arah strategis asosiasi untuk periode kepengurusan selanjutnya.*(DS)

MENTERI SAJA SARAPAN TELUR REBUS, KENAPA KITA TIDAK?

Sarapan dengan telur setiap hari meningkatkan kesehatan. (Foto: Istimewa)

Dalam sebulan terakhir, telur ayam makin popular. Penyebabnya, konsumsi telur rebus dikampanyekan oleh orang nomor satu di Kementerian Kesehatan, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin atau yang akrab disapa “Pak BGS” di kalangan pelaku bisnis industri farmasi.

Viral di lini media sosial, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengajak masyarakat Indonesia untuk memulai kebiasaan sarapan sehat dengan dua butir telur rebus setiap pagi. Menu sederhana ini lebih bermanfaat dibandingkan pilihan sarapan populer yang tinggi gula dan kalori.

Tentu saja ini anjuran yang sangat bagus. Bisa menjawab semua isu negatif seputar telur ayam yang dilakukan oleh sebagian orang yang sejatinya tidak paham dengan kelebihan konsumsi telur. Yang memprihatinkan, justru informasi menyesatkan ini disampaikan oleh oknum dokter.

“Kalau pertama kali makan atau sarapan jangan yang manis-manis seperti sereal, nasi uduk, atau lontong. Itu bikin gula kita langsung akan naik. Kita butuh makanan sehat, contohnya protein seperti telur,” kata BGS dalam unggahan di akun Instagram resminya @bgsadikin, Rabu (17/9/2025).

Video singkat ini “berselancar” ke beranda semua lini media sosial, sehingga cukup efektif untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya konsumsi telur. Dalam video tersebut, BGS bukan hanya bicara tetapi juga memakan dua butir telur rebus. Gaya eduksi BGS memang cukup unik dan beda dengan menteri lainnya.

Menurut BGS, satu butir telur rebus mengandung sekitar 6 gram protein dan 60 kalori. Dua telur bisa memberikan 12 gram protein dan energi sekitar 120 kalori. Selain sehat, harganya juga terjangkau. “Satu telur ini cuma Rp 2.500, jadi kalau dua telur hanya Rp5.000," ujarnya dalam video tersebut.

Ia menekankan pentingnya mencukupi kebutuhan protein harian, yang idealnya sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan. Dengan berat badan 72 kilogram, ia menyebut dirinya membutuhkan 57,6 gram protein per hari. Konsumsi dua telur di pagi hari bisa menutup sebagian kebutuhan tersebut.

Setelah berpuasa 8-10 jam saat tidur malam, tubuh sebaiknya diberi asupan yang tidak memicu lonjakan gula darah (glucose spike). Itulah sebabnya ia menyarankan untuk memulai hari dengan protein atau sayuran, bukan makanan manis. “Sudah praktis buatnya, tinggal celup 5-7 menit, murah lagi. Cukup awali sarapan dengan dua butir telur rebus tanpa tambahan saus tinggi kalori,” kata dia.

Menkes berharap masyarakat bisa lebih sadar terhadap pilihan makanan sehari-hari. “Yuk, mulai hidup sehat dari sekarang. Dimulai dari kesadaran akan makanan yang kamu santap,” tutupnya pada keterangan Instagram ketika ia menyantap dua butir telur.

Anjuran Menteri Kesehatan ini sekaligus menjawab banyaknya keraguan para pra lansia dan lansia untuk mengonsumsi telur. Hingga sekarang, masih banyak orang usia di atas 50 tahun merasa khawatir makan telur, terutama bagian kuningnya. Ada yang beranggapan makan kuning telur berbahaya bagi kesehatan karena kandungan kolesterolnya yang tinggi. Orang yang setuju dengan anggapan ini, biasanya hanya konsumsi putih telurnya saja. Bagian kuningnya disisihkan.

Kebiasaan menyisihkan kuning telur dan hanya memakan bagian putihnya saja saat makan juga dilakukan oleh Subono. Sejak dulu, pensiunan TNI AL ini juga gemar mengonsumsi telur ayam. Namun setelah pensiun dari dinas kemiliteran, pria berumur mendekati 70 tahun ini hanya konsumsi bagian putih telurnya saja.

“Telur itu sumber protein yang bagus. Dari dulu saya suka makan, terutama telur rebus, paling suka. Tapi sekarang cuma makan putihnya saja, biar aman. Takut kolesterol,” ucapnya kepada Infovet.

Kekhawatiran tersebut memang bisa dimaklumi. Di usianya yang makin tua, kadang rasa takut konsumsi telur muncul. Meskipun sebelumnya sudah bertahun-tahun makan telur dan tak ada masalah dengan penyakit yang dikhawatirkan. Namun sejatinya, tak perlu ada rasa khawatir yang berlebihan. Bagimanapun banyak lansia yang konsumsi telur tetap aman-aman saja, yang penting tidak berlebihan.

Anjuran Presiden Prabowo
Konsumsi telur rebus ternyata bukan hanya “dipromosikan” oleh Menkes BGS, tetapi juga oleh Presiden Prabowo Subianto melalui Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. Dalam keterangan resminya, Dadan menyebut Presiden menginginkan telur untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya boleh dimasak dengan dua cara, yakni digoreng ceplok (telur mata sapi) atau direbus (telur bulat).

“Jadi telur itu, beliau hanya boleh dua (cara) dimasak telur itu. Satu diceplok, satu lagi telur bulat,” tutur Dadan.

Ia juga menyebutkan, Prabowo tidak ingin telur dalam program MBG dimasak dengan cara diorek-orek atau didadar. “Jadi beliau sangat tidak ingin telur itu diorek-orek atau didadar. Karena kalau didadar kan untuk tujuh orang bisa dengan lima telur, untuk 10 orang bisa lima telur. Nah, kalau diceplok dengan dibulat, itu sudah pasti kelihatan telurnya,” ujarnya.

Sebagian orang tua murid mengapresiasi permintaan Presiden Prabowo. Pemberian telur ceplok atau rebus bisa mencegah terjadinya kecurangan di pemilik catering Program MBG. Satu anak harus dapat satu butir telur, bukan dibagi jadi beberapa bagian.

Winarti, orang tua murid di Depok berpendapat, setuju dengan yang sampaikan Presiden. “Saya perhatikan Pak Presiden jeli untuk urusan telur. Kalau didadar kan misalnya 7 butir, bisa dibagi buat 10 porsi. Tapi kalau direbus atau ceplok bisa cateringnya tidak bisa bohong,” ujarnya kepada Infovet.

Pendapat serupa juga dikatakan oleh Ruslan Sumadi, orang tua murid yang juga tinggal di Depok. Bahkan menurutnya, kalau lauk telur rebus atau ceplok, tidak mungkin anak keracunan. “Mungkin lauk lainnya yang jadi penyebab banyaknya kasus keracunan MBG,” katanya.

Ruslan dan Winarti sama-sama memiliki anak yang sekolah SMP di Depok. Mendengar berita banyaknya kasus keracunan MBG, mereka merasa khawatir. Padahal, saat makan di rumah, keduanya mengaku sering memberikan lauk telur.

“Kalau pagi kan paling praktis bikin telur ceplok atau dadar buat sarapan anak sebelum sekolah. Buat makan malam, kadang anak juga minta dibuatkan telur ceplok,” kata Winarti.

Harga di Bawah Kerupuk
Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof Dr Ir Ali Khomsan, menyebut konsumsi telur ayam sangat dianjurkan untuk semua kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sebab, telur merupakan sumber protein dan kandungan gizi lainnya yang tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat.

Dalam perbicangan dengan Infovet sebelumnya, Ali Khomsan berpendapat mengonsumsi satu jenis menu secara terus-menerus memang bisa membosankan. Karena itu, variasi dalam mengolah telur sangatlah penting. Salah satunya diolah dadar atau olahan lain berbahan telur.

Bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan ibu menyusui, asupan gizi protein hewani dari daging ayam dan telur sangat dibutuhkan. “Kandungan asam amino yang ada di dalam telur dan daging ayam juga cukup bagus untuk kesehatan tubuh. Asam amino berperan penting karena membantu pembentukan protein sebagai bahan dasar pembentuk sel, otot, serta sistem kekebalan tubuh,” ujar pakar gizi ini.

Menurutnya, konsumsi telur dan daging ayam bagi anak-anak sangat baik dan bisa dimulai sejak awal ibu-ibu menyusui bayinya. Daging ayam mengandung protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan fosfor.

Bisa jadi, untuk sebagian kalangan masyarakat masih menganggap harga telur mahal. Selain itu, membeli telur tidak bisa satuan lazimnya membeli lauk lain, semisal gorengan. Namun demikian, jika dihitung, harga telur ayam masih di bawah harga kerupuk yang kandungan gizinya sangat minim. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet Daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.