-->

AUSTRIA MENUTUP PERBATASAN UNTUK BABI DAN SAPI

Austria telah menutup 24 penyeberangan perbatasan kecil dengan Hungaria dan Slovakia dalam upaya menghentikan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke negara tersebut. Austria terakhir kali terkena PMK pada tahun 1981.

Penutupan perbatasan Austria pada tanggal 5 April diumumkan setelah munculnya penyakit tersebut pada sapi dalam beberapa minggu terakhir (Maret) di Hungaria dan Slovakia, kedua negara tersebut telah bebas dari PMK selama 50 tahun.

Pemerintah Slovakia telah mengumumkan "situasi darurat" setelah 6 wabah terjadi di negara tersebut dalam beberapa minggu terakhir, yang terakhir pada tanggal 4 April. Hungaria sejauh ini melaporkan 4 wabah, di timur laut negara tersebut. Di kedua negara tersebut, jumlah korban melebihi 3.000 sapi.

Polisi Austria dengan tekun melakukan tindakan pencegahan di pos pemeriksaan perbatasan yang lebih besar, memastikan pemeriksaan dan inspeksi yang ketat untuk menghentikan masuknya penyakit tersebut. Pemeriksaan juga dilakukan di penyeberangan perbatasan yang tetap dibuka. Mobil dan pejalan kaki menyeberangi karpet epidemi, yang juga dikenal sebagai keset disinfektan, untuk mencegah penyebaran virus. Inspeksi meliputi pemeriksaan kendaraan untuk produk daging yang dilarang dibawa ke Austria.

EXHIBITION LAUNCHING NLP EXPO DAN INDOGRITECH

Berpose bersama dalam kegiatan exhibition launching NLP Expo dan Indogritech. (Foto: Dok. Infovet)

Berlokasi di The Westin Jakarta, Kamis (8/5/2025), Debindo Global Expo resmi melaksanakan exhibition launching untuk penyelenggaraan pameran pertanian dan peternakan, Nusantara Livestock & Poultry Expo (NLP) dan Indogritech (Indonesia Agriculture Technology Expo) yang akan digelar pada 6-9 November 2025, di ICE BSD City.

Direktur Debindo, Rafidi Iqra Muhamad, mengatakan bahwa pameran ini akan menjadi tonggak penting dalam memajukan inovasi dan teknologi di sektor agribisnis dan peternakan di Indonesia.

“Dengan mengangkat tema Shaping a Resiliant Food Estate for Indonesia, pameran ini dirancang sebagai sebuah platform unggulan untuk memamerkan solusi terkini, memperkuat kolaborasi, dan mendorong percepatan transformasi menuju pertanian dan peternakan yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, dengan dukungan stakeholder pertanian dan peternakan, Indogritech dan NLP Expo hadir untuk ikut mendorong akselerasi program prioritas pemerintah dalam mewujudkan swasembada berkelanjutan, karena pertanian dan peternakan menjadi komoditas utama penghasil sumber daya pangan.

Event ini juga sekaligus menjawab tantangan global di sektor pertanian dan peternakan seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kebutuhan akan produktivitas yang akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Melalui pameran ini kami akan mempertemukan para inovator, pelaku industri, akademisi, serta pemerintah untuk bersama-sama menciptakan sektor agribisnis dan peternakan yang tangguh serta berdaya saing pada skala internasional,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, yang hadir mewakili Menteri Pertanian, turut mengapresiasi penyelenggaraan pameran tersebut. Pihaknya berharap kegiatan nantinya bisa menjadi ajang promosi dan edukasi.

“Juga menjadi momentum penting yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dari sektor pertanian dan sub sektor peternakan dari hulu hingga hilir dalam membangun kolaborasi menuju pertanian modern,” kata Agung.

Sebab, sub peternakan memiliki peran strategis dalam penyediaan protein hewani, penciptaan lapangan kerja, serta penggerak ekonomi rakyat di perdesaan, namun banyaknya tantangan seperti perubahan iklim, penyakit hewan menular, hingga fluktuasi pasar, menuntut dilakukannya inovasi dan transformasi.

“Semoga pameran ini bisa menjadi wadah yang produktif bagi pertukaran pengetahuan, inovasi, teknologi, dan penguatan jaringan bisnis untuk sektor pertanian dan sub sektor peternakan. Kegiatan ini juga mendukung pemerintah dalam mempromosikan potensi produk peternakan dalam membangun bisnis dan kesuksesan yang lebih besar,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo, yang menyambut baik NLP Expo dan Indogritech untuk menjadi panggung kolaborasi dalam bertukar wawasan hingga membangun relasi baru. “Kami bangga menjadi bagian dari pameran ini, semoga menjadi ajang penting untuk promosi dan membangun industri yang berdaya saing,” tukasnya.

Launching juga turut dihadiri para perwakilan dari perusahaan, instansi pemerintah, asosiasi, maupun akademisi, di antaranya Bapanas, FMPI, GOPAN, Pinsar Indonesia, GPPU, Gapensiska, Alsintani, perwakilan IPB University, dan lain sebagainya.

Mengambil tempat di Hall 10 ICE BSD City, 6-9 November 2025, NLP Expo dan Indogritech akan menghadirkan lebih dari 100 perusahaan nasional dan multinasional, serta diperkirakan akan ada lebih dari 30.000 pengunjung. (RBS) 

USSEC GELAR WORKSHOP NUTRISI DAN PAKAN TERNAK BERSAMA FAPET UNSRAT

Foto bersama workshop nutrisi dan formulasi pakan di Fapet Unsrat. (Foto-foto: Dok. Panitia)

U.S. Soybean Export Council (USSEC) bersama Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi (Fapet Unsrat), serta bekerja sama dengan GITA EO dan Majalah Infovet, menyelenggarakan workshop Fundamentals of Animal Nutrition & Feed Formulation”, pada 5-6 Mei 2025.

Workshop yang dilaksanakan di Fapet Unsrat diikuti sebanyak 60 mahasiswa, juga diikuti dosen Fapet Unsrat, dan beberapa tamu undangan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai nutrisi hewan dan teknik formulasi pakan berbasis ilmu pengetahuan dan praktik industri terkini.

Florencia N. Sompie (kiri) dan Ibnu Edy Wiyono (kanan) saat memberikan sambutannya.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Peternakan Unsrat, Dr Ir Florencia N. Sompie MP IPU, mengatakan bahwa kesgiatan ini penting dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan terkait nutrisi dan pakan ternak.

“Dengan adanya workshop ini kami berharap dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa di bidang nutrisi dan pakan ternak. Kuota yang terbatas menjadi kesempatan eksklusif bagi peserta terpilih untuk benar-benar menyerap ilmu yang diberikan,” tutur Florencia.

Hal senada juga disampaikan oleh Country Director USSEC Indonesia, Ibnu Edy Wiyono SE MSE, bahwa kegiatan ini memiliki nilai lebih karena mempertemukan dunia akademik dan industri.

“Yang membedakan acara ini adalah kehadiran para akademisi dan pengusaha. Kami berharap mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan dan membangun koneksi dengan dunia kerja,” ujar Ibnu.

Alfred Kompudu (kiri) dan Budi Tangendjaja (kanan) saat memaparkan materi workshop.

Diharapkan kolaborasi antara universitas dan industri ini dapat terus berlanjut demi pengembangan pendidikan peternakan yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan lapangan.

Selama dua hari, workshop hari pertama menghadirkan pembicara di antaranya Alfred Kompudu (USSEC) membawakan materi “Modern Poultry Production”, Prof Budi Tangendjaja (USSEC) “Nutrient Requirement Modern Poultry dan AMR and Feed Additives”, Achmad Ragil (Charoen Pokphand Indonesia/CPI) “Raw Material Quality Control”.

Suasana Q&A yang berjalan interaktif.

Sementara pada hari kedua menampilkan pembicara Khuzaemah Thamrin (CPI) “Good Manufacturing Practice in Feed Production”, Budi Tangendjaja “The Principles of Feed Formulation”, Achmad Ragil “Poultry Ration Evaluation and Performance Analysis”, dan Ibnu Edy Wiyono “Sustainability in Livestock & Animal Feed Industry”. (INF)

KECACINGAN PADA AYAM: INFEKSI, DIAGNOSIS, DAN PENANGANANNYA

Gambar beserta ukuran nematoda dan cacing pita yang menginfeksi ayam. (Sumber: Lilian Mahrous, dkk Egypt)

Sekitar 100 spesies cacing telah diakui pada ayam liar dan domestik di Amerika Serikat. Nematoda (cacing gelang) adalah yang paling signifikan dalam jumlah spesies dan dampak ekonominya. Banyak studi lapangan menunjukkan bahwa unggas yang dipelihara dalam kondisi liar/bebas mungkin sangat mudah terinfeksi parasit ini.

Oleh karena itu, langkah-langkah pengendalian seperti mencegah infeksi atau pengobatan dengan kemoterapi dapat mengembalikan dampak negatif sehingga terjadi penambahan berat badan dan peningkatan produksi telur yang awalnya terganggu. Dalam survei, ayam-ayam yang dipelihara secara liar di negara lain insiden infeksi >80% tidak jarang terjadi.

Adapun ukuran dan bentuk spesies nematoda sangat bervariasi. Nematoda merupakan kelompok parasit cacing unggas yang paling penting. Baik dalam jumlah spesies maupun jumlah kerusakan yang terjadi, mereka jauh melebihi trematoda dan cestoda.

Nematoda atau cacing gelang biasanya berbentuk gelendong dengan ujung anterior dan posterior dilemahkan,  penutup tubuh atau kutikula, sering ditandai dengan alur melintang. Nematoda unggas memiliki jenis perkembangan langsung atau tidak langsung, sekitar setengahnya tidak memerlukan inang perantara invertebrata, sedangkan yang lain bergantung pada inang perantara seperti serangga dan siput untuk perkembangan tahap awal. 

Nematoda biasanya melewati empat tahap perkembangan sebelum mencapai tahap kelima atau terakhir. Tahap berturut-turut didahului dengan pengelupasan kulit (molting). Pada beberapa nematoda, kulit atau kutikula yang longgar dipertahankan untuk waktu singkat sebagai penutup/pelindung, di sisi lain terkelupas sekaligus.

Infeksi cacing/kecacingan dari golongan nematoda seperti Ascaridia galli (cacing gelang), Heterakis gallinarum (cacing rambut), Capillaria sp. maupun dari golongan cestoda seperti Raillietina sp. (cacing pita) kadang banyak dilupakan para peternak ayam dalam hal control atau monitoring gangguan pada ayam.

Padahal terdapat lebih dari 100 spesies cacing gelang dikenal di negara lain seperti di Amerika yang pada umumnya menginfeksi ayam liar maupun ayam peliharaan, yang mana hal tersebut berdampak sangat nyata pada kerugian ekonomis seperti adanya pengurangan berat badan dan gangguan pada produksi telur. (MSD Veterinary Manual, Sept 2024).

Ada suatu kejadian yang perlu penulis bagikan kepada para peternak yang menjadi pengalaman berharga, dimana ada seorang peternak mengeluhkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2025.

Ditulis oleh:
Drh Arief Hidayat  
Praktisi peternakan

MUSUH DALAM SELIMUT: MENGAPA CACINGAN BISA MENJADI ANCAMAN SERIUS?

Problem infeksi cacing berdampak terhadap penurunan pertumbuhan dan produksi telur. (Foto: Unsplash)

Problem cacing pada ayam bisa berdampak besar pada kesehatan dan produktivitas, terutama dalam sistem pemeliharaan cage free atau free range, dimana paparan terhadap telur dan larva cacing lebih tinggi.

Menurut S. Steenfeldt, S. Knorr and M. Hammershoj dari Aarhus University, Denmark, pada jurnal berjudul "Nutrition and Feeding Strategies in Extended Egg Production in Different Production System" mengatakan bahwa ayam petelur yang memiliki akses keluar ruangan dengan sistem pemeliharaan cage free atau free range memiliki kebutuhan energi yang lebih tinggi karena adanya tantangan penyakit di lapangan, peningkatan aktivitas fisik, dan variasi suhu. Studi ini menyoroti potensi untuk mengoptimalkan strategi pemberian pakan guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan hewan dalam produksi telur.

Beberapa jenis cacing yang sering menginfeksi ayam di antaranya Ascaridia galli atau cacing gilig yang menginfeksi melalui pakan atau lingkungan yang terkontaminasi telur cacing, kemudian Heterakis gallinarum atau cacing gilig di sekum dan Capillaria spp. atau cacing rambut yang menginfeksi melalui telur dan inang perantara seperti cacing tanah yang termakan oleh ayam, serta Raillitetina spp. atau cacing pita yang menginfeksi melalui inang perantara seperti semut dan serangga kecil.

Dampak Kesehatan dan Ekonomi
Problem infeksi cacing pada ayam kerap menyerang pada ayam petelur komersial dan ayam breeder. Problem infeksi cacing jarang dijumpai pada ayam broiler, hal ini dikarenakan siklus hidup broiler yang singkat antara 35-40 hari, sementara proses pendewasaan beberapa strain cacing seperti Ascaridia galli memerlukan waktu 28-30 hari hingga dapat menimbulkan efek pendarahan pada usus ayam.

Problem infeksi cacing berdampak terhadap... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2025.

Ditulis oleh:
Drh Henri E. Prasetyo MVet
Praktisi perunggasan, Nutritionist PT DMC

PELATIHAN UPDATE VENTILASI TERKINI DAN STANDARISASI KELISTRIKAN KANDANG CLOSED HOUSE

Pada Selasa, 29 April 2025 Mustika Company mengadakan pelatihan Update Ventilasi Terkini dan Standarisasi Kelistrikan Kandang Closed House. Diadakan di Green Garden Cafe N Resto, Slawi, seminar tersebut menghadirkan Sofin Faiz, representatif Fancom BV di Indonesia, sebagai narasumber.

Sofin membawakan materi Ventilasi Kandang Closed House serta Perawatan dan Tanggap Darurat Kelistrikan Closed House. Dimana mendapat sambutan antusias dari para peserta yang terdiri dari tim Mustika Group Tegal, tim APM (TMC Group) Jateng Utara.

Pelatihan ini diadakan dengan tujuan standarisasi konsep ventilasi yang sudah perlu berubah kepada standarisasi kebutuhan genetik ayam. Juga standarisasi kelistrikan farm meliputi maintenance, langkah prefentif untuk keamanan kandang agar terhindar dari bencana kebakaran.

HARY SUHADA RESMI DILANTIK MENJADI DIRBITPRO

Dr Hary Suhada SPt MSc resmi dilantik sebagai Dirbitpro, Ditjen PKH. (Foto: Ditjen PKH, Kementan)

Dr Hary Suhada SPt MSc resmi dilantik menjadi Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak (Dirbitpro), Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), menggantikan Drh Sintong HMT Hutasoit MSi. Pelantikan dilaksanakan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jumat (2/5/2025).

Amanah baru ini diharapkan dapat membawa kemajuan bagi sektor peternakan di Indonesia dan memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.

Sekilas info mengenai Hary Suhada, yang merupakan pria kelahiran 5 Oktober 1974 di Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Jambi. Adapun riwayat pendidikan tinggi yang ia tempuh yakni S1 Universitas Jambi Fakultas Peternakan, Produksi Ternak; S2 Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan, Pemuliaan ternak; dan S3 Universitas Andalas Fakultas Peternakan, Pemuliaan Ternak (Genetika Molokuler).

Hary mengawali masa kerjanya pada Desember 2001 di BPTU-HPT Padang Mangatas. Kemudian dilanjutkan pada Agustus 2009 hingga Januari 2012, ia menjabat Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan pada Januari 2012 sampai Agustus 2012 diangkat menjadi Kepala Seksi Pelayanan Teknis Produksi di BPTU-HPT Padang Mangatas.

Sebulan kemudian pada September 2012 sampai Mei 2017, Hary mengemban jabatan sebagai Pengevaluasi Rencana dan pada Januari 2018 dipercaya sebagai Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran di BPTU-HPT Padang Mangatas. Kemudian, ia dipercaya menjabat sebagai Pengawas Bibit Ternak Madya di BPTU-HPT Padang Mangatas sejak Desember 2020 hingga akhirnya dilantik menjadi Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Denpasar pada 2 Agustus 2022. Dan saat ini beliau resmi dilantik menjadi Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak. (INF)

MENELISIK PROBLEM GASTROINTESTINAL: INFEKSI CACING RAILLIETINA SPP. (RAILLIETINOSIS)

Secara umum, kasus raillietinosis pada ayam modern dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan keseragaman bobot badan ayam, anemia, dan pemborosan pakan (FCR aktual lebih tinggi dari FCR standar). (Foto: Dok. Tony)

Oleh: Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant - Jakarta)

Problem parasit cacing pada peternakan ayam modern ibarat musuh dalam selimut, terutama pada peternakan yang tidak menerapkan kontrol insekta dengan baik. Berlangsung secara senyap dan tidak mengakibatkan mortalitas ayam yang tinggi, namun dampak ekonominya tidak bisa dianggap enteng. Selain itu, infeksi cacing pita dari jenis Raillietina spp. (raillietinosis) ternyata dapat membawa efek domino yang sangat kompleks di lapangan. Tulisan singkat ini selain mengisahkan pengalaman penulis dalam menangani kasus infeksi Raillietina spp. di lapangan, juga disertai latar belakang pemahaman lebih lanjut via publikasi ilmiah yang adekuat.

Tentang Cacing Pita
Infeksi cacing pita pada ayam modern merupakan suatu penyakit endoparasit dengan salah satu agen penyebabnya dari genus raillietina, kelas cestoda, dan filum platyhelminthes. Cacing ini umumnya bersifat hermaprodit dengan bentuk tubuh pipih, memanjang seperti pita dan bersegmen, tidak memiliki rongga tubuh dan tidak punya saluran cerna (Lund et al., 2017).

Cacing pita jenis ini pada ayam biasanya mempunyai panjang berkisar 30-50 cm. Mempunyai sebuah kepala yang disebut skoleks (scolex) dan diikuti sebuah leher (neck). Bagian selanjutnya dari tubuhnya adalah strobila yang mengandung sejumlah segmen (proglotit) yang berkembang memanjang dari leher. Setiap segmen mengandung satu set organ reproduksi, yaitu jantan dan betina. Antar spesies dari genus raillietina mempunyai jumlah segmen yang tidak sama alias berbeda pada strobilanya (Kenneth, 2013; Zirintunda et al., 2022).

Ketika segmen yang terjauh dari leher sudah matang, maka akan terlepas dari tubuhnya (strobila). Segmen yang matang dan sudah relatif berat ini mengandung banyak telur yang sudah dibuahi (embryophore) dan siap dikeluarkan ke lingkungan kandang via feses ayam yang merupakan hospes definitifnya (Reid et al., 1938).

Dalam beberapa dekade terakhir tercatat ada tiga spesies dari genus raillietina yang menyebabkan problem kerugian ekonomi yang signifikan pada industri perunggasan secara kosmopolitan, termasuk di Indonesia. Ketiga spesies tersebut adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2025. (toe)

WORKSHOP FUNDAMENTAL ANIMAL NUTRITION AND FEED FORMULATION

USSEC Indonesia dan Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi mengadakan workshop "Fundamental Animal Nutrition & Feed Formulation" 

Acara ini akan diselenggarakan di kota Manado. 

📍 Universitas Sam Ratulangi, Manado

📆 Senin-Selasa, 5-6 Mei 2025

⏰ 08.30-16.00 WITA

Link Pendaftaran: https://bit.ly/FANFF2025_01

Peserta untuk Mahasiswa/i semester akhir. Kuota terbatas. 

Pendaftaran hingga tanggal 28 April 2025 dan sampai jumpa dalam workshop tersebut.

OLAHAN DAGING UNGGAS HYBRID, KULINER LEGENDARIS

Nikmatnya sate blengong dengan ketupat kuah rempah. (Foto: tfamanasek.com)

Harga satu tusuk sate unggas hybrid di setiap warung tak sama. Biasanya sangat tergantung dari olahannya yang menghasilkan rasa berbeda. Tetapi satu porsi ketupat plus dua tusuk satenya sudah cukup mengenyangkan.

Kreativitas masyarakat peternak unggas kadang bisa melahirkan “karya” kuliner yang unik. Tak sedikit yang pada akhirnya olahan makanan tersebut menjadi kuliner khas daerah tertentu. Di Kota Tegal, Jawa Tengah, misalnya, selain dikenal sebagai Kota Warteg, di daerah ini juga terdapat olahan unggas hybrid. Masyarakat menyebutnya daging blengong.

Blengong merupakan unggas dengan ras yang unik. Disebut unggas hybrid lantaran unggas ini merupakan hasil perkawinan silang antara itik dan entok. Turunan dari persilangan ini menghasilkan perawakan unggas yang berbeda dari kedua indukannya, meski kadang mirip salah satunya.

Bagi masyarakat Kota Tegal, daging unggas hybrid umumnya diolah menjadi olahan opor. Namun di warung-warung penyedia daging ini umumnya dijadikan olahan sate. Bukan sate bakar lazimnya sate kambing atau ayam, tetapi sate rebus dengan bumbu rempah dan berkuah.

Umumnya, sate ini dipadukan dengan ketupat atau lontong dan remukan kerupuk. Tusuk satenya biasanya terbuat dari lidi janur kelapa. Penggemarnya cukup banyak, meski tak sepadan dengan penggemar sate kambing.

“Cuma orang-orang lokal Tegal saja yang sering menikmati kuliner sate blengong. Kalau orang dari daerah lain paling kalau mereka pas mampir saja,” tutur Waridin, salah satu penjual kuliner unggas hybrid di Tegal.

Menurutya, kuliner sate blengong sudah ada sejak puluhan tahun silam. Penjual sate blengong di Kota Tegal biasanya sudah turun-temurun atau dari generasi ke generasi. Namun Waridin mengaku tak tahu sejak kapan masyarakat peternak melakukan persilangan dua jenis unggas yang masih serumpun tersebut.

Daging Blengong Memberi Sensasi Berbeda
Seperti apa bentuk unggas hybrid ini? Tak perlu repot memikirkan rupa hewannya, yang pasti saat dimasak daging blengong sungguh nikmat. Teksturnya mirip daging bebek yang memiliki serat, tapi lebih lembut saat dikunyah. Memakan daging blengong memberi sensasi baru dari segi tekstur rasa, begitu kata para penikmatnya.

Salah satu gerai sate blengong yang legendaris di Brebes adalah Pondok Kupat Sate Blengong Bapak Kasturi Rajak. Terletak di perempatan Islamic Center menuju Pasar Batang, Brebes. Lima tahun lalu, Infovet pernah mengulasnya. Akhmad Kurniawan adalah generasi ketiga penerus Pondok Kupat Sate Blengong milik kakeknya itu, Kasturi Rajak. “Warung ini sudah 45 tahun, dari kakek saya,” ungkap pria ini di sela-sela sibuk melayani pembeli.

Menurut Kurniawan, daging blengong sebenarnya sama sepeti daging bebek yang agak alot dan kurang enak aromanya jika tak diolah dengan tepat. Untuk mendapatkan tekstur yang enak saat dikunyah, ada cara tersendiri dalam mengolahnya. Dia memasak daging unggas hybrid melalui dua kali tahapan. Satu kali memasak menghabiskan waktu 2,5 jam, sehingga butuh 5 jam untuk menghasilkan menu daging blengong yang nikmat.

Di kedai milik Kurniawan ada dua menu yang ditawarkan, yakni sate bakar, sate masak, dan kupat. Sate bakar adalah sate daging blengong yang dimasak dengan cara dibakar dengan arang seperti sate pada umumnya. Sedangkan sate masak, daging blengong direbus dengan bumbu santan dan ditusuk dengan lidi berukuran panjang. Kupat menjadi sajian pendamping dengan kuahnya yang kaya akan bumbu dan terasa pedas.

Harga sate blengong di setiap warung tidak sama. Ada selisih harga meskipun sedikit. Ada warung yang menjual sate blengong bakar dibanderol Rp 60.000/satu kodi (20 tusuk). Sedangkan sate blengong masak dibanderol Rp 6.000/tusuk dan seporsi kupat dihargai Rp 12.000. Ada juga yang menjual di atas atau di bawah harga tersebut. Tetapi rasa umumnya berbeda harga. Menikmati satu tusuk saja sate blengong sudah terasa kenyang disantap dengan kupat siram santan rempah.

Pondok sate kupat blengong miliki Kurniawan mulai buka dari jam 12 siang sampai habis. Umumnya, selepas waktu sholat isya dagangannya sudah habis. Di sekitar kedai ini juga ada beberapa penjual menu serupa. “Kalau dulu yang jual cuma dua orang, sekarang sudah banyak yang jual,” kata Kurniawan.

Dikunjungi Pejabat
Selain di Tegal, di Kota Brebes pun kuliner sate unggas hybrid ini banyak dijual. Salah satunya adalah Warung Sate Blengong Bu Mulyana yang berlokasi di dekat alun-alun kota berjuluk Kota Bawang ini. Seperti halnya Kurniawan, olahan sate blengong di warung ini sudah menjadi resep turun temurun bagi Bu Mulyana. Sudah 41 tahun warung sederhana menyajikan sate blengong tiap hari.

Bu Mulyana bertutur, sate unggas hybrid olahannya tak hanya menarik pembeli dari Kota Brebes saja, tapi juga orang-orang dari luar Brebes yang kebetulan singgah di kota ini. Bahkan, dulu mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mantan Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono, dan mantan Pangdam Diponegoro Mayjen Wuryanto pernah mampir di kedai milik Bu Mulyana.

Beda warung, beda pula harga yang dibanderol. Di warung Bu Mulyana untuk satu porsi nasi/lontong, kuah, dan satu tusuk sate dihargai Rp 14.000. Jika ditambah dua sate harganya menjadi Rp 21.000. Jadi, satu tusuk sate blengong di sini harganya Rp 7.000.

Bagi pecinta kuliner jika singgah di Brebes, bisa menyempatkan diri mencoba mencicipi kuliner khas itu. Selain sate, di kota ini juga dapat memborong oleh-oleh berupa bawang merah dan telur asin dengan berbagai olahan. Para pedagangnya berderet di sepanjang jalan protokol Kota Brebes.

Daging bebek sebagai sumber protein memiliki jumlah kalori dan kandungan lemak yang tinggi. Kandungan gizi dalam daging blengong tentu tak jauh beda dengan daging bebek. Dokter Damar Upahita, dalam ulasan tentang gizi di HelloSehat.com menyebutkan, dalam 45 gram daging bebek terdapat sebanyak 7 gram protein, 150 kalori, dan 13 gram lemak. Jumlah ini setara dengan 45 gram daging ayam dengan kulit.

Meski banyak yang mengatakan bahwa daging ini kurang baik dalam hal kadar kolesterol, tapi daging bebek tetap memiliki manfaat bagi kesehatan. Bila dilihat dari kandungan gizinya, manfaat daging bebek adalah untuk mencegah anemia, membantu meningkatkan sistem imun, serta sebagai sumber protein yang baik.

Apabila memiliki kadar kolesterol tinggi, sangat disarankan untuk memilih daging bebek yang dimasak tanpa banyak menambah lemak atau tanpa kulit. Batasi konsumsinya, tidak lebih dari satu porsi bebek tanpa kulit per hari. Hindari mengonsumsi bebek yang renyah, karena biasanya bebek ini digoreng dengan kulitnya. Bebek panggang atau rebus adalah pilihan yang lebih baik daripada digoreng. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet Daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

KOLABORASI PT GANEETA FORMULA NUSANTARA DAN BIOCHEM

Gangguan saluran pernapasan kerap menjadi tantangan utama dalam pemeliharaan ayam broiler maupun layer. Gangguan ini tidak hanya terkait patogen penyakit, tetapi juga bergantung pada faktor manajemen dan lingkungan yang berdampak pada kesejahteraan dan performa hewan.

Melalui latar belakang tersebut, PT Ganeeta Formula Nusantara selaku distributor dan Biochem selaku produsen, menggelar launching perdana produk BronchoVest di Hotel Santika BSD, Tangerang Selatan, Selasa (18/3), dan Hotel Santika Blitar, Jawa Timur, Kamis (20/3).

BronchoVest merupakan produk essential oil dengan formulasi water-based tanpa residu minyak dan bebas alkohol dengan kombinasi natural eucalyptus oil, natural mint oil, dan menthol crystals yang efektif mengatasi gangguan pada saluran pernapasan dan stres.



DIRJEN PKH PANTAU SERAPAN AYAM OLEH PERUSAHAAN

Dirjen PKH saat memantau ayam milik peternak di Bogor. (Foto: Istimewa)

Pemerintah memantau langsung serapan ayam hidup ukuran besar dari peternak mandiri oleh sejumlah perusahaan integrator dan produsen pakan. Pemantauan dilakukan di dua lokasi di Kabupaten Bogor pada Kamis (24/4/2025), oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya stabilisasi harga di tingkat peternak sekaligus bentuk tanggung jawab sosial perusahaan,” kata Agung di lokasi.

Dalam kunjungannya, ia menyaksikan transaksi pembelian ayam hidup oleh PT Malindo Feedmill dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). PT Malindo membeli 5.448 ekor ayam dari Kandang Jati, peternak mandiri di Kecamatan Tajurhalang, dengan bobot rata-rata 2,7-2,8 kg/ekor dengan harga yang disepakati sebesar Rp 17.000/kg. Sementara CPI melakukan pembelian 1.700 ekor ayam hidup dari peternak mandiri lainnya dengan bobot rata-rata 1,9 kg/ekor dengan harga yang sama.

Agung juga menambahkan bahwa perusahaan integrator lain yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia melakukan hal yang sama menyerap ayam hidup dari peternak mandiri. Japfa telah melakukan pembelian 5.000 ekor ayam hidup dengan rataan bobot badan 2,2-2,6 kg/ekor di dua lokasi, yaitu Cigudeg dan Serang.

“Kami ingin memastikan tidak ada ayam besar yang tidak terserap pasar, terutama saat pasokan sedang tinggi,” ucapnya. Pihaknya pun akan terus mendorong sinergi antara perusahaan besar dan peternak rakyat agar harga ayam hidup tetap stabil dan peternak tidak lagi merugi, serta tercipta rantai pasok yang sehat dan berkeadilan.

Pemilik Kandang Jati, Agus, menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah dalam menstabilkan harga ayam tingkat peternak. “Terima kasih dan apresiasi kepada Ditjen PKH atas respon cepat dalam mengatasi situasi. Terima kasih telah menyerap ayam-ayam jumbo kami dengan harga layak,” katanya. (INF)

MIKOTOKSIN, BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Mikotoksikosis unggas merupakan faktor pembatas tersembunyi dalam industri unggas. Penyakit ini menyebabkan kerugian tidak hanya dalam hal hilangnya performa, tetapi juga sebagai agen imunosupresif yang meningkatkan kerentanan unggas terhadap penyakit dan kematian.

Saluran pencernaan merupakan penghalang pertama terhadap bahan kimia yang tertelan, kontaminan pakan, dan racun alami. Setelah menelan pakan yang terkontaminasi mikotoksin, sel epitel usus dapat terpapar racun yang menyebabkan kerusakan usus secara langsung.



MENCEGAH INFEKSI DINI SAAT INKUBASI TELUR TETAS

Ilustrasi anak ayam menetas. (Foto: Pixabay)

Tindakan mencegah adalah lebih baik daripada menyembuhkan infeksi. Pencegahan merupakan salah satu langkah dalam melakukan mitigasi risiko jangan sampai ada kerugian besar yang terjadi di belakang hari.

Antisipasi sebelum terjadi infeksi yang menyebabkan kerugian adalah tindakan yang jauh lebih baik, menghilangkan kontaminasi yang kemungkinan terjadi saat melakukan inkubasi telur tetas. Agen penyebab penyakit bisa terbawa masuk ke dalam mesin tetas melalui telur tetas terkontaminasi dari sumber vertikal maupun horizontal, saat telur keluar dari induk maupun pada proses handling dari kandang ke mesin tetas.

Breeding farm maupun perusahaan pembibitan unggas dalam proses produksinya tidak terlepas dalam satu rangkaian siklus produksi yang disebut penetasan, melakukan inkubasi telur tetas terpilih dengan mesin tetas atau inkubator. Peternak kecil yang sekarang berkembang sudah banyak yang menggunakan mesin inkubator untuk menyediakan atau menjual bibit unggas. Sering kali  terlupakan bahwa pada proses produksi bibit yaitu saat inkubasi, ternyata tidak hanya bakal embrio dalam telur tetas yang berkembang menjadi DOC/DOD, namun kuman, virus, dan fungi juga terinkubasi.

Saat DOC/DOD muncul dalam mesin tetas, jutaan mikroorganisme juga ada dalam mesin tetas. Mikroorganisme ada yang bersifat patogen ikut terbawa DOC/DOD ke dalam kandang pembesaran yang bisa mengancam perkembangan DOC/DOD saat dalam brooder atau kandang pembesaran.

Dalam siklus produksi bibit, DOC/DOD keluar dari kerabang telur, telur tetas baru masuk dalam mesin tetas. Proses penetasan berlanjut dan berulang. Jeda waktu sebenarnya diperlukan untuk membersihkan dan mendisinfeksi mesin tetas sebelum dipakai kembali untuk menetaskan telur tetas. Sebab daya tetas bisa turun karena banyak tumpukan koloni mikroorganisme di berbagai bagian mesin tetas. Mikroorganis ini bisa masuk melalui pori kerabang telur dan menginfeksi calon embrio. Embrio bisa mati sejak dini sebelum berubah dan berkembang menjadi DOC/DOD. Daya tetas yang diharapkan tinggi bisa... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2025.

Ditulis oleh: 
Ratna Loventa Sulaxono
Medik Veteriner Ahli Pertama
Balai Veteriner Jayapura

PENYESUAIAN NUTRISI UNTUK MENANGANI KECACINGAN PADA UNGGAS

Kecacingan atau yang disebut juga helminthiasis adalah kondisi dimana terjadi investasi cacing parasit di dalam tubuh. Umumnya kejadian kecacingan pada unggas ditemukan dalam saluran pencernaan, namun beberapa kasus bisa menyerang organ lain.

Cacing parasit telah diketahui sebagai penyebab utama pada masalah kesehatan dan penurunan produktivitas seperti memburuknya FCR, penurunan produksi telur, dan kematian. Selain itu, helminthiasis juga dikaitkan dengan diare, kerusakan usus, penurunan nafsu makan, lemas, lumpuh (paralisis), dan pertumbuhan bulu yang buruk (Jegede et al., 2015; Ngongeh et al., 2014; Uhuo et al., 2013; Baboolal et al., 2012; Afolabi et al., 2016).







MONIMAX®, KOKSIDIOSTAT TERKINI DI INDONESIA

Koksidiosis adalah penyakit yang cukup lama dikenal dalam sektor perunggasan dan merupakan penyakit terpenting yang disebabkan oleh parasit (genus Eimeria) namun sulit untuk dikendalikan. Hal ini mengakibatkan kerugian besar di industri ayam pedaging secara global, dengan perkiraan lebih dari $15 miliar. Di Indonesia sendiri, kerugiannya melebihi $500 juta/tahun.

Efektivitas pengendalian koksidiosis merupakan hal mutlak dalam meningkatkan profitabilitas. Dimana pengendalian yang tidak optimal bisa berefek buruk pada pencapaian berat badan dan tingginya rasio konversi pakan di sektor perunggasan. Penyakit ini juga memicu naiknya penggunaan antibiotik untuk pengobatan kasus pencernaan seperti Dysbacteriosis dan Necrotic enteritis.

Monimax® adalah pilihan koksidostat yang tepat, yang merupakan kombinasi dari monensin dan nicarbazin, serta telah teregistrasi di Indonesia. Monimax® dapat digunakan pada pakan ayam pedaging dan pullet (ayam dara petelur). Tentu saja kehadiran Monimax® menjadi angin segar bagi industri perunggasan saat ini.




HAMPIR SEPERTIGA ANAK SAPI DI INGGRIS MENGALAMI BOVINE RESPIRATORY DISEASE

Investigasi klinis dan USG toraks telah mengungkapkan bahwa hampir sepertiga anak sapi di Inggris mengalami bovine respiratory disease dan pneumonia subklinis.

Sekitar 1,4 juta anak sapi perah lahir di peternakan Inggris setiap tahun. Bovine respiratory disease  merupakan salah satu penyebab utama penyakit pada anak sapi pra-sapih dan merupakan alasan utama penggunaan antibiotik pada populasi ini. Mendiagnosis penyakit ini dapat menjadi tantangan, terutama saat menggunakan metode penilaian seperti Wisconsin Respiratory Score, yang mengandalkan tanda-tanda yang terlihat seperti batuk, keluarnya cairan dari hidung atau mata, posisi telinga, dan suhu.

Penelitian yang dilakukan oleh Royal Veterinary College mengukur kejadian penyakit pernapasan sapi pada 476 anak sapi yang lahir dari 16 peternak sapi perah yang berlokasi di Inggris Barat Daya. Para peneliti melakukan total 3.344 pemeriksaan mingguan sejak lahir hingga disapih pada usia 8 minggu, mengukur kesehatan pernapasan anak sapi menggunakan USG – pertama kalinya hal ini dilakukan pada sebagian besar kawanan sapi perah di Inggris – dan teknik penilaian.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa puncak prevalensi konsolidasi paru-paru, di mana udara di paru-paru digantikan oleh benda padat, cair, atau material lain, terjadi pada usia 8 minggu, mencapai 29%. Ditemukan juga bahwa pneumonia subklinis, adanya konsolidasi paru-paru tanpa tanda-tanda klinis luar, adalah hal yang umum. Pada usia berapa pun, hingga 28,7% anak sapi didiagnosis dengan pneumonia subklinis.

AYAM MENJADI DAGING PALING POPULER DI PRANCIS

Pada tahun 2024, untuk pertama kalinya, daging unggas – terutama ayam – menjadi daging paling populer di Prancis. Warga Prancis mengonsumsi 31,6 kg ayam, bebek, atau kalkun, dibandingkan dengan 31 kg daging babi dan charcuterie. Konsumsi daging unggas tumbuh sebesar 10% dari tahun ke tahun dan sekitar 15% sejak 2019.

Berita yang menggembirakan bagi industri unggas nasional, kata Anvol, organisasi interprofesional Prancis untuk industri unggas. “Kami telah mampu merebut kembali sebagian wilayah, tetapi produksi nasional masih jauh dari cukup untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.”

Prancis masih perlu mengimpor ayam dalam jumlah yang semakin besar, yang menurut Anvol, sering kali berasal dari negara-negara yang tidak menghormati standar tinggi yang harus dipatuhi oleh produsen Prancis.

“Ayam masih terjangkau, mudah dimasak atau disiapkan dengan cara lain, dan tidak stabil,” kata wakil presiden Anvol Patrick Pageard. “Namun, keberhasilan ini merupakan kisah dengan 2 sisi. Berkat kampanye vaksinasi yang telah kami lakukan di Prancis, sektor ini telah mampu mendapatkan kembali posisinya setelah beberapa tahun yang buruk karena wabah flu burung. Akan tetapi, pertumbuhan produksi yang sederhana tidak cukup untuk menawarkan ayam atau bebek Prancis kepada semua orang.”

Meskipun impor unggas tahun lalu lebih rendah daripada tahun 2023, angka tersebut masih berada pada level yang sangat tinggi, menurut Anvol. Untuk ayam, jumlahnya hampir setengah. Selama 5 tahun terakhir, jumlah ayam impor telah tumbuh sebesar 37% menjadi 222.000 ton.

Dewan Negara Prancis baru-baru ini mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pasar nasional semakin bergantung pada impor. Di antara pemasok asing, Polandia melipatgandakan jumlah yang dijualnya ke Prancis sebanyak 5 kali lipat sejak 2010, sementara Jerman, Belgia, dan Belanda juga memasok lebih banyak ayam ke Prancis. Akibatnya, neraca perdagangan unggas dan olahan daging unggas menunjukkan defisit besar sebesar €1,251 miliar.

"Semua upaya kita untuk memperbaiki situasi tidak membuahkan hasil sama sekali," Anvol memperingatkan.

Untuk melawan impor besar-besaran tersebut dan meningkatkan pasokan nasional, Anvol dan pelaku lain di sektor unggas Prancis meminta semua pelaku, otoritas, serta masyarakat umum untuk bersatu dalam mobilisasi guna meningkatkan produksi nasional. Organisasi tersebut sebelumnya menghitung bahwa 400 kandang unggas baru diperlukan untuk mencapai tujuannya.

MONIMAX (MONENSIN + NICARBAZINE)

Monimax (Monensin + Nicarbazine)
Reveal your hidden potential



KAZAKHSTAN AKAN MELARANG IMPOR TELUR

Kazakhstan telah meluncurkan rencana untuk memberlakukan larangan impor telur selama 6 bulan guna melindungi industri dalam negeri dalam konteks turbulensi di pasar telur AS dan Uni Eropa. Langkah tersebut dilakukan untuk melindungi peternakan dari Rusia, yang diyakini memiliki beberapa telur termurah di dunia.

Dalam catatan penjelasan RUU yang dipublikasikan di situs web Kazakhstan tentang tindakan hukum, pihak berwenang mengklaim bahwa pembatasan tersebut diberlakukan untuk mendukung 34 peternakan telur yang beroperasi di negara tersebut. Pada tahun 2024, Kazakhstan memproduksi 4,46 miliar telur, yang naik 1,2% dibandingkan dengan tahun 2023. Larangan tersebut menunjukkan bahwa Kazakhstan semakin khawatir tentang dumping dari peternakan telur Rusia.

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertanian Kazakhstan mengungkapkan bahwa petani lokal secara konsisten menyuarakan kekhawatiran mereka tentang masuknya telur dari Rusia dengan harga dumping, khususnya selama periode musim semi-musim panas. Hal ini telah menempatkan mereka pada posisi yang sangat tidak menguntungkan, sehingga sulit bagi mereka untuk bersaing di pasar.

Menanggapi keluhan ini, Kazakhstan memberlakukan larangan impor telur tahun lalu melalui transportasi otomotif yang berlaku mulai April hingga September. Pembatasan tersebut berlaku untuk negara-negara Uni Ekonomi Eurasia, blok perdagangan yang terdiri dari 5 negara pasca-Soviet, termasuk Rusia, yang anggotanya berbagi zona perdagangan bebas.

Pihak berwenang Kazakhstan mengeluh bahwa peternak Rusia secara artifisial menurunkan harga untuk menyingkirkan pesaing mereka di Kazakhstan dari bisnis. Pada kenyataannya, di tengah bantuan negara yang besar yang dialokasikan tahun lalu dan epidemi flu burung global di beberapa wilayah di dunia, telur di Rusia baru-baru ini menjadi yang termurah di antara semua negara G20.

PASAR UNGGAS YANG KUAT DENGAN RISIKO GEOPOLITIK

Perdagangan unggas global diperkirakan akan tetap kuat di tengah pasokan protein global yang relatif ketat dan peningkatan konsumsi, demikian kesimpulan RaboResearch dalam laporan protein hewani terbarunya.

Lembaga keuangan tersebut memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk tarif AS atas impor dan tarif balasan atas unggas AS dari wilayah yang terkena dampak, dapat menyebabkan perang dagang dan pergeseran arus perdagangan global.

Kondisi ekonomi yang membaik di banyak wilayah, bersama dengan harga protein lain yang terus tinggi, menjadikan unggas sebagai pilihan yang menarik bagi konsumen di seluruh dunia. Pertumbuhan konsumsi global diperkirakan mencapai antara 2,5% dan 3% tahun ini. Ini menandai tahun kedua berturut-turut pertumbuhan pasar di atas rata-rata, yang telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam kinerja margin di banyak wilayah.

“Hampir semua wilayah saat ini menikmati kondisi pasar yang menguntungkan, dengan pengecualian Tiongkok, yang menghadapi kondisi ekonomi yang lebih lemah, memudarnya kepercayaan konsumen, dan pasar daging domestik yang kelebihan pasokan setelah bertahun-tahun mengalami ekspansi yang cepat,” kata Nan-Dirk Mulder, analis senior RaboResearch.

Penanganan flu burung tetap menjadi tantangan besar bagi industri unggas global dan salah satu masalah operasional terbesarnya. Selain itu, pasokan induk ayam tetap ketat, dan harga telur tetas masih tinggi, sehingga membatasi pertumbuhan.

“Kenaikan harga telur kini mendorong minat baru pada vaksinasi sebagai alat untuk memerangi ancaman flu burung,” kata Mulder. “Industri unggas telah memperdebatkan penggunaan vaksin dalam beberapa tahun terakhir, dan lebih banyak negara mengadopsi vaksinasi sebagai alat untuk mengurangi risiko penyebaran flu burung. Secara umum, ada lebih banyak dukungan di antara produsen telur daripada produsen ayam pedaging. Kekhawatiran tentang dampak perdagangan dan hasil yang beragam dalam mengendalikan penyebaran penyakit telah menjadi faktor utama bagi beberapa negara yang tidak mengadopsi vaksinasi sebagai alat.”

Selain risiko flu burung yang sedang berlangsung, meningkatnya ketegangan geopolitik dan persaingan menimbulkan tantangan terbesar bagi perdagangan global. Secara umum, perdagangan global diperkirakan akan tetap kuat di tengah pasokan protein global yang relatif ketat dan meningkatnya konsumsi. Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk tarif AS atas impor dan tarif pembalasan atas unggas AS dari wilayah yang terkena dampak, dapat menyebabkan perang dagang dan pergeseran arus perdagangan global.

Brasil dan Thailand diperkirakan akan diuntungkan oleh ketegangan geopolitik ini. “Mereka telah meraih pangsa pasar di pasar seperti Tiongkok dan Meksiko, dan tren ini kemungkinan akan terus berlanjut, terutama jika ketegangan perdagangan meningkat,” imbuh Mulder.

Secara tidak langsung, ketegangan geopolitik juga dapat menyebabkan perubahan dalam operasi karena pembatasan atau pergeseran arus perdagangan input seperti komoditas pertanian dan aditif pakan. “Pedagang global harus siap untuk merespons perkembangan dengan cepat,” Mulder memperingatkan.

DUKUNGAN FINANSIAL UNTUK MEMERANGI FLU BURUNG PADA TERNAK DI AS

Peneliti di University of Minnesota baru-baru ini menerima hibah sebesar US$1,5 juta untuk proyek-proyek yang akan berupaya memahami penularan flu burung dan mengurangi dampak penyakit tersebut pada kawanan sapi perah dan sektor peternakan secara keseluruhan.

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas menyatakan bahwa mereka menerima pendanaan dalam bentuk hibah perjanjian kerja sama dari Departemen Pertanian AS (USDA). Kesembilan proyek yang telah diberi dukungan finansial tersebut akan memberikan kontribusi pemahaman penting bagi upaya nasional untuk menjaga kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan, serta untuk menjaga ketahanan pangan sektor peternakan AS.

Yang memimpin tim peneliti tersebut adalah Scott Wells, seorang profesor di College of Veterinary Medicine. Anggota tim peneliti tersebut meliputi para ahli dalam bidang virologi, epidemiologi, mikrobiologi, kedokteran hewan, dan biosekuriti pertanian.

PERTUMBUHAN YANG KUAT DIPROYEKSIKAN UNTUK INDUSTRI UNGGAS DAN TELUR UKRAINA

Ukraina akan meningkatkan produksi unggas sebesar 28% menjadi 1,7 juta ton hingga 2033 dibandingkan dengan 2023, menurut perkiraan yang diterbitkan oleh Sekolah Ekonomi Kyiv (KSE).

Margin kotor yang positif dan perubahan pola konsumsi merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan ini.

Produsen daging unggas skala besar di Ukraina, yang sering kali juga memproduksi pakan unggas, merupakan kekuatan pendorong yang signifikan di balik pertumbuhan industri ini. Kemampuan mereka untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi dan biaya produksi yang lebih rendah, seperti yang ditunjukkan oleh KSE, sebagian besar berkontribusi pada pertumbuhan kapasitas.

Sementara itu, konsumsi daging unggas per kapita diperkirakan akan terus tumbuh dan diproyeksikan mencapai 32,3 kg per tahun pada 2033 – naik 15,9% dibandingkan dengan 2023. Dalam beberapa tahun mendatang, unggas akan menggantikan daging sapi sebagai sumber protein utama dalam makanan orang Ukraina.

Konsumsi daging sapi di Ukraina diproyeksikan akan anjlok dalam beberapa tahun mendatang. Namun, total konsumsi unggas akan stagnan setelah tahun 2026 pada level sekitar 1,3 juta ton per tahun, karena tren populasi yang diperkirakan negatif.

Baik produksi maupun konsumsi telur diperkirakan tidak akan kembali ke level sebelum perang. Pengembangan perusahaan skala besar di sektor unggas juga telah mendorong pertumbuhan produksi telur ayam, kata KSE.

Para analis memperkirakan pertumbuhan produksi telur hingga 855.000 ton pada tahun 2033, yang merupakan peningkatan sebesar 31% dibandingkan dengan tahun 2023. “Namun, baik produksi telur ayam maupun konsumsi dalam negeri tidak akan pulih ke level sebelum perang pada tahun 2033, terutama karena tren populasi yang negatif dan kerusakan fasilitas produksi telur besar di selatan Ukraina selama invasi Rusia,” kata KSE.

Pertanian Ukraina, termasuk industri unggas, terus menderita kerusakan dan kehancuran akibat pertempuran yang sedang berlangsung. KSE menghitung nilai gabungan dari aset yang hancur mencapai US$10,3 miliar, yang menandai peningkatan sebesar 18% dari estimasi sebelumnya yang dibuat untuk tahun pertama invasi skala penuh.

“Peningkatan kerusakan yang relatif moderat disebabkan oleh sebagian besar aset yang terletak di area permusuhan aktif yang telah rusak dalam versi estimasi sebelumnya,” kata KSE.

Total kebutuhan rekonstruksi dan pemulihan selama 10 tahun ke depan berjumlah US$56 miliar, dengan kebutuhan prioritas tahun 2024 sebesar US$435 juta, yang sebagian besarnya telah ditanggung oleh pendanaan donor, KSE menambahkan.

BIOBON, YEAST-BASED MYCOTOXIN BINDER

• Quadruple protections for animal by detoxification, bio-degradation and immuno stimulan
• Selectively adsorbing mycotoxins, except for nutrients



TARIF BARU AS MEMICU KEKHAWATIRAN DI ANTARA KELOMPOK TANI UE DAN AS

Organisasi petani Eropa dan Amerika khawatir tentang tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat untuk produk dari Uni Eropa. Hal ini membuat harga 20% lebih mahal.

Meskipun sudah ada sejak lama, tarif tersebut telah mengejutkan. Komisi Eropa mempersiapkan paket tindakan balasan.

Ketua Ursula Von der Leyen menyebut tarif yang diumumkan sebagai 'pukulan telak bagi ekonomi global'. Semua skenario untuk reaksi balasan Eropa sudah ada di atas meja. Untuk kemungkinan tarif balasan, Komisi Eropa akan melihat industri yang merugikan AS dan industri yang memiliki alternatif bagi UE. Kedelai dari Brasil disebutkan secara khusus.

Sementara itu, petani Eropa tidak ingin UE membalas bea masuk impor Trump. Organisasi induk Eropa Copa-Cogeeca berharap bahwa UE akan bernegosiasi dengan AS untuk mencegah perang dagang.

Presiden Copa Massimiliano Giansanti mengatakan dalam siaran pers, “Langkah-langkah perdagangan balasan tidak akan menguntungkan petani di UE atau AS. Sebaliknya, tindakan itu akan membatasi peluang kita, menaikkan harga, dan melemahkan ketahanan bisnis pertanian. Kami meminta kedua pemerintahan untuk memprioritaskan negosiasi dan menjajaki semua jalur diplomatik sebelum menggunakan langkah-langkah yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang.”

Ada juga kekhawatiran dari para petani di Amerika. Federasi Biro Pertanian Amerika (AFBF) menekankan bahwa perdagangan sangat penting bagi para petani Amerika. Kenaikan tarif mengancam keberlanjutan ekonomi para petani, yang telah kehilangan uang dari hasil panen pokok mereka selama 3 tahun terakhir. Lebih dari 20% pendapatan pertanian berasal dari ekspor dan para petani sangat bergantung pada impor untuk persediaan utama seperti pupuk dan peralatan khusus. AFBF memperkirakan kerugian jangka panjang dari hilangnya pangsa pasar bagi para petani Amerika.

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer