-->

DEMONSTRASI PETERNAK DI KEMENTAN HASILKAN BEBERAPA KESEPAKATAN


Aksi demonstrasi kembali terjadi di Ibukota, kali ini bukan di Gedung DPR/MPR melainkan di Kementerian Pertanian, Jl. Harsono RM, Ragunan. Rabu (26/9), sekitar 700-an peternak yang mengatasnamakan Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) menyambangi kantor Menteri Pertanian.

Seruan yang digaungkan masih seputar kondisi harga ayam yang anjlok di bawah HPP beberapa bulan belakangan ini. “Kami peternak rakyat mandiri menyampaikan tuntutan dan aspirasi kami kepada pemerintah dan pihak terkait dalam menstabilkan harga ayam hidup dan penegakan regulasi," ujar Pardjuni, orator  aksi.

Ia juga mengatakan bahwa sebelumnya GOPAN juga sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan pihak terkait yang membidangi urusan ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementan, hingga Perum Bulog. Namun, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil yang nyata, alias nihil. "Sudah berapa kali kami rapat, hasilnya nol besar," pungkasnya.

700-an orang peternak datangi Kementan menuntut stabilisasi harga ayam. (Foto: Infovet/CR)

Diajak Berdialog
Menanggapi aksi tersebut, Kementerian Pertanian dengan cepat mengajak peternak untuk masuk dan melakukan dialog. Dalam dialog tersebut, peternak, Kementan dan perwakilan perusahaan berdiskusi satu meja. Ada beberapa poin penting tuntutan peternak kepada pemerintah dan integrator selain menstabilkan harga jual ayam hidup, diantaranya :

1. Perusahaan integrasi dan afiliasinya tidak menjual ayam hidup ke pasar becek.
2. Perusahaan integrasi diharapkan memotong seluruh ayam produksinya di Rumah Potong Ayam (RPA) dan menjual ke pasar modern.
3. Perusahaan dan peternak yang memiliki populasi ayam masuk atau chick in 300 ribu per minggu, wajib memiliki RPA dengan kapasitas potong minimal 50% dari produksi.
4. Perusahaan integrasi harus mengembangkan pasar ekspor.
5. Perusahaan terintegrasi menurunkan harga DOC dan pakan, serta menjual minimal 60% DOC pada peternak mandiri dan menghentikan sistem kawin pakan-DOC bagi peternak mandiri.
6. Meminta pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden untuk penataan iklim usaha perunggasan nasional yang berkeadilan dan melindungi peternak unggas rakyat mandiri. (Sesuai UU 18 tahun 2009 jo UU 41 tahun 2014 pasal 33).

Diskusi sempat berlangsung alot antara peternak, perusahaan integrator dan pemerintah. Sampai-sampai menteri pertanian, Amran Sulaiman, mengambil alih diskusi sebagai moderator. Amran pun geram dengan suasana diskusi tersebut, ia mengancam para integrator yang tidak mau menyetujui tuntutan peternak agar dicabut izin impor GPS-nya.

“Para direktur, tolong catat ini perusahaan-perusahaan yang tidak mau sepakat, kalau perlu dicabut izin impornya, biar sekalian kalau mau dibikin ribut yang besar, jangan tanggung-tanggung,” kata Amran.

Tensi mulai mereda ketika kesepakatan yang dicapai dalam diskusi tersebut. Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, menyatakan permintaan maafnya kepada semua unsur yang hadir.

“Saya minta maaf kepada semua, utamanya peternak dan Bapak menteri, karena ketidakmampuan saya dalam mengurus ini, sehingga semua jadi ricuh begini. Saya juga sebenarnya tidak ingin ada yang dirugikan baik integrator maupun peternak, kita harus hidup berdampingan dan seirama, sekali lagi saya mohon maaf bila ada yang merasa dirugikan,” tuturnya.

Sementara itu, sikap dingin perwakilan integrator terlihat ketika Infovet hendak meminta tanggapannya terkait kesepakatan yang dibuat.

Kendati demikian, para integrator yang hadir, diantaranya Japfa, Charoen Pokphand, Panca Patriot, Sumber Unggas Jaya dan beberapa perusahaan lainnya, sepakat mengikuti aturan dan tuntutan peternak, dengan penerapan secara bertahap. (CR)

UJI LAOBRATORIUM MAKIN KOMPLIT, KARANTINA PERTANIAN GORONTALO MAKIN GESIT

Laboratorium Karantina Gorontalo, Semakin Solid
istem Manajemen Mutu (SMM) Laboratorium Karantina Pertanian Gorontalo makin ditingkatkan. Jika sebelumnya telah terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008, maka saat ini laboratorium Karantina Pertanian Gorontalo telah melalui surveilans pertamanya agar sesuai dengan standar terbaru yaitu SNI ISO/IEC 17025:2017.

Selain perubahan versi SMM, laboratorium juga menambah ruang lingkup pengujian terakreditasi. Metode Rose Bengal Test (RBT) untuk mendeteksi bruselosis yang telah terlebih dulu terakreditasi akan disusul uji hemaglutinasi inhibisi (HI) untuk virus flu burung.
Standar terbaru SNI ISO/IEC 17025:2017 ini menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terkini, seperti digitalisasi laboratorium. Penambahan klausul manajemen risiko untuk mengidentifikasi risiko juga terdapat dalam layanan laboratorium, baik karantina hewan maupun tumbuhan.
Mewakili kepala balai, Kepala Subbagian Tata Usaha Sawal menyatakan, “Surveilans dan penyesuaian standar terbaru SNI/ISO IEC 17025:2017 merupakan bukti menguatnya layanan perkarantinaan dalam lingkup laboratorium di Gorontalo. Ini menjadi bagian tidak terpisahkan dalam layanan sertifikasi karantina,” ujarnya.
Peningkatan ini menjadi sebuah lompatan besar dalam upaya mendukung program akselerasi ekspor Kementerian Pertanian yang tentunya membutuhkan layanan laboratorium yang cepat, akurat, dan efisien. (BKP)

MERIAHNYA ILDEX 2019

Untuk keempat kalinya ILDEX (International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition) digelar di Indonesia. Pameran sektor peternakan level internasional ini digelar selama tiga hari (18 s/d 20 September 2019) di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD) Tangerang, Banten. Pameran ini terselenggara oleh kerja sama PT Permata Kreasi Media (PKM) bersama VNU Exhibitions Asia Pacific yang juga mengikutertakan Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI).

Meskipun diadakan tiap dua tahun sekali, kemeriahan tetap mewarnai ILDEX, tahun ini tema pameran manajemen limbah dan produksi untuk industri peternakan yang berkelanjutan. Widianto Dwi Surya, Dirut PT PKM mengatakan bahwa ILDEX tahun ini bisa dibilang semakin baik ketimbang sebelumnya, pasalnya dari segi teknis pengelola semakin memahami pekerjaannya dan secara non teknis penyelenggara terus mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholders yang berkecimpung di dunia peternakan.

Widianto melanjutkan bahwa pada tahun ini 250 exhibitor dari 25 negara mejeng di ILDEX 2019. Secara persentase, jumlah exhibitor menigkat 15% dari ILDEX 2 tahun yang lalu. Dirinya berharap 10.000 pengunjung datang pada perhelatan kali ini. Peningkatan juga terlihat dari venue yang digunakan, karena secara lokasi dan segi luasan ICE BSD lebih strategis, mudah dijangkau dan hall yang digunakan juga lebih besar.

Pada kesempatan yang sama Heiko M. Stutzinger, Managing Director VNU Exhibitions Asia Pacific mengatakan bahwa dalam ILDEX kali ini terasa special karena selain dapat melihat inovasi terbaru dalam bidang peternakan, tersedia pula booth yang berisikan hewan hidup sehingga pengunjung dapat melihat langsung beberapa jenis ternak unggulan Indonesia.

Opening Ceremony ILDEX 2019

Referensi Pertumbuhan Industri Peternakan Nasional
Presiden Komisaris PT PKM Tri Hardiyanto memaparkan seperti pada ILDEX sebelumnya, di tahun ini ILDEX menjadi referensi pertumbuhan bisnis peternakan nasional. Sebagai tempat bertemunya stakeholder ILDEX diharapkan mampu menjadi fasilitator bagi pelaku industri peternakan global dalam memperkuat jejaring bisnisnya. Selain pertumbuhan bisnis, ILDEX 2019 juga menjadi referensi pertumbuhan dan kemajuan teknologi sektor peternakan yang bermuara pada kemajuan teknologi industri peternakan Indonesia. Sinergisme antara bisnis dan kemajuan teknologi peternakan diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri peternakan Indoensia agar dapat berbicara banyak dalam industri peternakan global.

Hadirnya ILDEX juga diharapkan Tri agar dapat mendorong peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak masyarakat Indonesia. Peningkatan ini akan berdampak langsung kepada kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam menyongsong masyarakat industrial 4.0 yang terus berkembang.

“Mengusung semboyan ‘For The Locals, by The Locals’ menjadi pembeda ILDEX 2019 dengan pameran peternakan lainnya. Dari sisi tempat penyelenggaran, ICE BSD menjadi salah satu indikator bahwa ILDEX Indonesia 2019 menjadi pameran peternakan yang terus tumbuh dan menjadi magnet bagi industri peternakan nasional. Tak hanya dari sisi bisnis semata, keterlibatan asosiasi peternakan nasional sebagai penyelenggara dalam hal ini direpresentasikan oleh Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) dan asosiasi lainnya sebagai pendukung pameran menjadikan ILDEX Indonesia menjadi ‘rumah’ bagi pelaku industri peternakan nasional,” pungkas Tri lebih lanjut.

Manajemen Limbah Peternakan

Walaupun ILDEX Indonesia 2019 tetap mempertahankan fokusnya pada sektor industri rantai produksi protein hewani dengan peningkatan produksi daging, baik perunggasan (telur dan daging) , persapian, susu, pakan, kesehatan hewan, peralatan peternakan dan akuakultur, namun perlu suatu komitmen untuk memaksimalkan usaha dalam mengatasi masalah limbah di Indonesia.

Oleh itu, pada ILDEX Indonesia 2019 mengangkat tema pentingnya manajemen limbah dan produksi yang ramah lingkungan untuk keberhasilan industri peternakan yang berkelanjutan. “Keinginan pemerintah Indonesia untuk menurunkan produksi limbah sebanyak 70 % di 2025 perlu didukung oleh pengembangan teknologi dalam manajemen limbah. Hal ini merupakan alasan bahwa ILDEX Indonesia diharapkan mampu menghadirkan teknologi terkait manajemen limbah,” terangnya.

Melalui pameran ILDEX 2019 ini, lanjut Widi, diyakini akan memberikan manfaat yang luas kepada para peternak untuk berusaha dengan lebih efektif dan efisien. Berbagai inovasi dan teknologi bisa dijumpai di ILDEX Indonesia 2019, serta penerapan transformasi teknologi 4.0 di sektor peternakan yang menjadi salah satu fokus, sehingga bisnis peternakan akan mendapatkan akurasi lebih tinggi, cepat dan efisien mulai hulu sampai hilir.

Dia meyakini ILDEX Indonesia 2019 bisa menjadi ajang bertukar informasi, teknologi dan kerja sama perdagangan antar negara, menjadi ajang promosi bagi pelaku peternakan serta terjadinya kontrak penjualan yang diharapkan, mengingat pameran ini adalah pameran B to B.

INPOVA 2019
Selain Expo, pada ILDEX 2019 terdapat seminar baik yang diselenggarakan oleh asosiasi peternakan maupun perusahaan. Ada pula Penganugerahan Indonesia Poultry Veterinarian Award (INPOVA) yang digagas oleh Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI).

“Harapan kami, PT Permata Kreasi Media, selaku penyelenggara pameran bahwa melalui ILDEX Indonesia dapat melahirkan inovasi-inovasi baru di bidang pameran serta yang paling penting terjadinya kontrak penjualan yang peserta pameran harapkan,” harap Widianto.

Upacara pembukaan ILDEX Indonesia 2019 juga diisi dengan penganugerahan Indonesian Poultry Veterinary Award (Inpova 2019). Penghargaan kategori Indonesian Veterinary Poultry Scientist diraih oleh Dr drh NLP Indi Dharmayanti Msi, kategori Veterinary Poultry Business Management Award oleh drh Edy Purwoko, dan Veterinary Poultry Technical Consultant Award diraih oleh drh Baskoro Tri Caroko. (CR)

Kementan Bersama FAO dan USAID Tingkatkan Kerjasama Penanggulangan Zoonosis dan PIB


Kerjasama ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2016 melalui Program EPT-2 (Emerging Pandemic Threat fase 2) dan fokus pada kegiatan untuk mengurangi dan mengendalikan ancaman terhadap keamanan kesehatan Indonesia, baik kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, maupun kesehatan lingkungan/satwa liar.
Dalam pelaksanaan kerjasama ini melibatkan beberapa kementerian dan badan terkait, yakni Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), organisasi profesional kesehatan hewan dan kesehatan manusia, Universitas, dan badan-badan internasional seperti FAO dan Badan Kesehatan PBB, WHO. Sedangkan koordinasi program EPT-2 secara umum ditangani oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Dirjen PKH Ketut Diarmita dan FAO Representative Indonesia Stephen Rudgard bertukar Cinderamata

“Kami mengapresiasi dukungan dari USAID dan FAO ini, dan berharap kerjasama yang sudah baik ini akan terus berlanjut. Kementan bersama kementerian dan lembaga terkait akan terus berupaya untuk bersinergi dalam memperkuat kapasitas One Health Indonesia sesuai dengan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2019,” tambahnya.
Menyambung ucapan Ketut, Wakil Direktur USAID Indonesia, Ryan Washburn, mengakui peran Pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Pertanian, atas langkah- langkah penting dalam pelaksanaan pendekatan One Health secara konsisten.
"Pemerintah AS melalui USAID telah bermitra selama lebih dari 13 tahun untuk meningkatkan kemandirian Indonesia dalam pencegahan dan pengendalian penyakit. Meskipun masih menjadi hotspot penyakit di kawasan ini, tapi komitmen Indonesia dalam penerapan pendekatan One Health telah meningkatkan kemampuan Indonesia dalam melakukan pencegahan, deteksi, dan respons. Kami gembira bisa merayakan keberhasilan ini sebagai bagian dari peringatan 70 tahun hubungan AS- Indonesia," demikian ujar Wakil Direktur USAID Indonesia Ryan Washburn.
Mengingat ancaman kesehatan yang masih ada tersebut, Stephen memastikan bahwa kerjasama dengan Kementan melalui dukungan USAID akan terus dilanjutkan melalui program Global Health Security (GHS) yang akan dimulai pada tahun 2020. “Proyek GHS Indonesia ini akan berfokus pada peningkatan kapasitas di empat bidang yaitu: a) Surveilans penyakit dan identifikasi risiko; b) Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan PIB; c) Sistem Diagnostik Laboratorium; dan d) Mitigasi Resistensi Antibiotik (AMR) dan Penggunaan Antibiotik (AMU),” pungkas Stephen. (CR)

MA'RUF AMIN BUKA SEMINAR PINSAR, DUKUNG TERBENTUKNYA KOPERASI PETERNAK YANG KUAT

Wakil Presiden terpilih Prof. Dr. KH Ma'ruf Amin berpendapat para peternak unggas Indonesia sudah memahami teknik peternakan secara baik. Selain itu secara kultural mereka pekerja keras, ulet dan disiplin. Artinya etos kerjanya baik. Yang perlu diperkuat adalah pola kerjasama antar para peternak. Kerjasama yang diharapkan dalam bentuk koperasi yang dikelola dengan baik.

Pandangan tersebut disampaikan pada saat memberikan sambutan pada seminar Nasional Pinsar Indonesia (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia), Sabtu 21 September 2019 di Gand Zuri hotel, BSD, Tangerang. Seminar diikuti oleh pengurus Pinsar pusat dan daerah,  sejumlah pimpinan asosiasi perunggasan, pejabat di Ditjen PKH dan tamu undangan.

Ma'ruf mengatakan di negara maju seperti Eropa, koperasi mampu menjadi bisnis kelas dunia. Hal ini harus diupayakan oleh peternak di Indonesia.

"Untuk itu perlu campur tangan pemerintah agar peternak dapat hidup dan terus berkembang melalui lembaga koperasi," tegas  Ma'ruf.

Terhadap tantangan di masa depan antara lain kekalahan Indonesia di WTO, Ma'ruf berpendapat ini adalah PR pemerintah dan semua stakeholder. Kita semua perlu  berkontribusi untuk mengatasi tantangan ini. Beberapa langkah misalkan menggalang   sentimen masyarakat agar mengonsumsi daging ayam lokal yang lebih fresh dan jaminan halal.

Di akhir sambutan, Ma'ruf berpesan agar kita semua optimis dalam menghadapi berbagai tantangan. "Tetaplah optimis dalam menghadapi berbagai macam tantangan. carilah solusinya melalui seminar ini," ujarnya. Ia juga mengingatkan agar hasil seminar ini tidak hanya bagus dalam pemikiran, tapi dapat ditindaklanjuti sehingga memberi nilai tambah bagi perunggasan nasional.

Munas, Pelantikan Pengurus dan Seminar 

Jajaran pengurus pusat Pinsar Indonesia 
Seminar yang dibuka Wapres terpilih ini merupakan rangkaian acara Munas V Pinsar Indonesia yang berlangsung mulai kemarin (20/9/2019). Sebagaimana diberitakan Infovet tadi malam, Munas telah menghasilkan keputusan berupa penetapan Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko dan Ketua Dewan Pembina Hartono untuk periode 201902024. Pagi tadi acara dilanjutkan dengan pelantikan seluruh jajaran pengurus Pinsar periode 2019-2024, yang dilakukan oleh Ketua Umum terpilih Singgih didampingi Ketua Dewan Pembina Hartono, dan disaksikan oleh seluruh peserta Munas dan peserta seminar.

Dari susunan pengurus, tampak ada jabatan baru yaitu Ketua Umum Ketua Harian yang dijabat oleh Eddy Wahyudin, yang sebelumnya sebagai Wakil Ketua Umum. Tampak ada tokoh senior masuk dalam jajaran dewan pembina antara lain Dr. Ir. Rachmat Pambudy dan Prof Muladno. Sementara itu ada bidang baru yaitu bidang unggas Lokal yang dipimpin oleh Naryanto, seorang pembibit ayam kampung yang cukup dikenal. Ada juga Bidang Kesmavet yang dikomandani oleh Drh Rakhmat Nuriyanto, mantan Ketua Umum ASOHI,

Setelah pelantikan dilanjutkan dengan peluncuran Koperasi Pinsar Unggas Sejahtera yang bekerjasama dengan Koperasi Akurat (Akar Usaha Rakyat Terpadu Indonesia)  untuk memasarkan hasil anggota Pinsar.

KH Akhmad Syauqi, Dr Sofyan Syaf dan Prof Muladno
Adapun seminar nasional yang dipandu oleh pakar sosiologi pedesaan IPB Dr Sofyan Syaf menghadirkan narasumber Prof Muladno dan KH Akhmad Syauqi yang merupakan pengasuh sebuah Pondok Pesantren. Syauqi adalah putra dari KH Ma'ruf Amin.

Seminar mengangkat tema Membangkitkan Kembali Sejuta Peternak UMKM di Era Milenial.***







SINGGIH JANURATMOKO KEMBALI PIMPIN PINSAR INDONESIA

Eddy Wahyudin melantik Singgih dan Hartono sebagai ketua umum dan ketua dewan pembina Pinsar Indonesia 2019-2024
Secara aklamasi Munas Pinsar Indonesia kembali menetapkan Singgih Januratmoko SKH sebagai Ketua Umum Pinsar Indonesia  dan Drh Hartono sebagai Ketua Dewan Pembina untuk periode kepengurusan 2019-2024. Penetapan dilakukan dalam sidang pleno Munas V Pinsar yang dipimpin oleh Eddy Wahyudin didampingi Vinca Lestari dan Perdana Agusta selaku presidium sidang.

Munas Pinsar Indonesia berlangsung di hotel Grand Zuri BSD, Tangerang Banten, Jumat 20 september 2019. Penetapan ketua umum berlangsung pukul 22.17 setelah pimpinan sidang menanyakan apakah peserta setuju jika Singgih dan Hartono melanjutkan jabatannya. Semua peserta serentak menyatakan setuju.

Setelah dibacakan keputusan Munas, pimpinan sidang melantik Singgih dan Hartono,  dilanjutkan ucapan selamat dari semua peserta Munas yang terdiri dari utusan dari  21 daerah/wilayah dan utusan pengurus pusat serta para peninjau Munas.

Sebagaimana munas IV tahun 2014, Munas V tahun ini membahas AD ART , program kerja,  menetapkan ketua umum, serta membahas masalah yang dihadapi para anggota di berbagai daerah.

Singgih Januratmoko dikenal sebagai peternak sukses dengan badan usaha bernama Januputro Group.  Ia dipercaya sebagai Ketua Umum Pinsar Indonesia pada Munas IV Pinsar tahun 2014 menggantikan  Hartono. Kesuksesan nya memimpin Pinsar Indonesia aelama 5 tahun membuat dia dipercaya secara aklamasi untuk melanjutkan kepemimpinan.

Pada pemilu 2019 ini Singgih juga masuk ke kontestasi legislatif dan berhasil lolos sebagai anggota DPR pusat dari Partai Golkar.
Keberhasilan di partai politik tampaknya makin memperkuat pengurus Pinsar Wilayah dan Daerah untuk mendukung Singgih kembali menahkodai Pinsar. Beberapa pengurus Pinsar berharap dengan menjadi angota DPR Singgih bisa kebih efektif memperjuangkan aspirasi peternak unggas. ***





WORKSHOP MEAT & POULTRY PHOTOGRAPHY SUKSES DIGELAR

Workshop Meat & Poultry Photography

Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI) menyelenggarakan workshop khusus tentang seni fotografi produk daging dan produk hasil unggas. Acara yang diselenggarakan di sela-sela pameran akbar Ildex Indonesia yang berlangsung selama 3 hari tersebut, tersebut dilangsungkan di Ruang Cendana, ICE BSD Tangerang Selatan pada 18 September 2019 lalu, dan diikuti oleh tidak kurang dari 25 peserta dari berbagai latar belakang, baik dari kalangan perusahaan peternakan, praktisi maupun akademisi dan mahasiswa.

Workshop difasilitasi oleh fotografer senior Wigiantoro Eko yang telah berpengalaman lebih dari 10 tahun di dunia fotografi komersial. Wigiantoro memberikan saran praktis dalam menghasilkan produk fotografi dengan kualitas prima. Menurutnya, fotografi adalah kerja seni, dimana untuk memotret produk daging dan hasil unggas harus ada kombinasi dengan produk asesorisnya. Ia mencontohkan, untuk memotret produk daging mentah, sebaiknya disertai dengan tata letak yang baik, dengan dikombinasi dengan produk aseseori seperti cabai, mrica, lada atau garam yang ditaburkan secara menarik.

Wigiantoro mengingatkan, untuk menghasilkan produk fotografi yang menarik, maka harus sering-sering melakukan pemotretan dari berbagai sisi dan berbagai variasi produk serta berbagai sudut pemotretan. Karya fotografi yang baik adalah yang bisa memberi gambaran yang jelas bagi masyarakat, cukup dengan melihat hasil fotografi tersebut.

SILATURAHMI DUTA AYAM DAN TELUR KE D'COLONEL RESTO

Duta ayam dan telur periode 2018-2021 Muhammad Andi Ricki Rosali dan Offie Dwi Natalia berkunjung ke D'Colonel Resto Rabu (11/9) yang lalu di Jalan Pandu, Kota Bogor dan Cipanas, Kabupaten Bogor. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan perdana bagi kedua duta ayam dan telur tersebut. Sesampainya disana, duta ayam dan telur disambut oleh pemilik D'Colonel Resto, Drh Cecep Muhammad Wahyudin.

Muhammad Andi Ricki Rosali menyatakan kekagumannya terhadap restoran D'Colonel resto, menurutnya konsep yang diusung oleh D'Colonel Resto sangat unik, menarik dan berbeda dari restoran cepat saji sejenis. "Restoran ayam goreng mana yang temanya kandang closed house seperti gini?, saya rasa cuma ini saja. Orang kan jarang yang tahu kandang closed house, jadi penasaran kan," tuturnya.

Namun begitu ia menyarankan agar interior restoran agar dilengkapi keterangan - keterangan tentang pemeliharaan ayam dari awal hingga panen agar mengedukasi masyarakat elbih detail tentang budidaya. "Lebih bagus kalau dibuat ada skema, bagan atau display alur pemeliharaan ayam begitu, biar masyarakat juga tahu kalau memelihara ayam enggak pakai hormon - horomonan begitu," tukasnya. 

Senada dengan Andi, Offie juga menyatakan kekagumannya terhadap D'Colonel Resto. "Yang satu temanya closed house, di Cipanas temanya sawah, udah gitu Bali banget. Menunya juga enggak pasaran kayak di restoran lain, disini ada campuran antara modern dan tradisional, dan enggak kalah enak rasanya," tukas Offie.

Duta Ayam & Telur berfoto bersama pemilik D'Colonel Resto dan awak media


Kemudian duta ayam dan telur menyempatkan berdiskusi sambil sharing bersama pemilik restoran, Drh Cecep. Menurut Cecep, bisnis makanan terutama yang berbahan dasar produk unggas masih sangat diminati oleh masyarakat. "Semakin lama orang kan mau yang praktis, jadi bisnis ini masih cukup menjanjikan-lah, tinggal kitanya aja kreatif supaya menunya variatif dan rasanya tetep enak dan yang penting berkualitas," tutur Cecep.Kualitas produk yang baik, kata Cecep juga ditentukan dari bahan baku yang berkualitas baik. Oleh karenanya D'Colonel resto selalu mementingkan hal tersebut.

Cecep juga bercerita mengenai jatuh-bangunnya dalam merintis bisnis makanan siap saji tersebut. "Mulai dari mini, bisa dibilang hingga kini D'Colonel resto telah memiliki 4 gerai dan sekitar 100 gerobak makanan (food cart) di Jabodetabek. Nah, maksud saya begini, peternak juga sudah harus memikirkan nanti produk unggasnya mau dijual kemana?, masa di pasar terus?, mari sisi hilirnya juga kita pikirkan bersama," tukas Cecep.

Selain silaturahmi dan mengetahui seluk-beluk bisnis restoran lebih dalam, tentunya kunjungan duta ayam dan telur juga diharapkan dapat meningkatkan masyarakat agar lebih banyak mengonsumsi protein hewani, utamanya daging dan telur unggas. Agar masyarakat lebih sehat, cerdas dan tetap produktif jangan lupa selalu konsumsi telur dan daging ayam setiap hari!. (CR)


PENERAPAN META ANALISIS DI INDUSTRI PAKAN

Efisiensi pakan ternak bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan metode meta analisis. (Sumber: Istimewa)

Pakan memberikan kontribusi yang dominan dalam sistem produksi ternak. Setiap langkah efisiensi yang bisa dilakukan dalam pemberian pakan, akan berdampak nyata bagi tingkat keuntungan produksi ternak yang dihasilkan. Meta Analisis yang dilakukan para ahli nutrisi bisa menjadi jawaban untuk mengawali upaya efisiensi pakan.

Meta analisis adalah suatu sintesis ilmu pengetahuan muncul dari bidang psikologi dan banyak digunakan di bidang kedokteran. Makin banyaknya data yang tersedia terkadang tidak mampu digunakan secara optimal untuk proses pengambilan keputusan. Jika mengambil kesimpulan dari eksperimen tunggal dengan data statistika yang lemah membuat rekomendasinya tidak maksimal dan tidak kuat. Oleh karena itu, perlu adanya solusi. Metode meta analisis menjadi solusi untuk memanfaatkan data yang tersedia, sehingga kesimpulan yang diperoleh lebih kuat secara teoritis dan perhitungan statistik.

Meta analisis banyak digunakan di bidang kedokteran, terutama untuk pengujian obat-obat baru. Eksperimen bisa menghasilkan data yang beragam jika berbeda tempat, waktu dan metode eksperimen, sehingga untuk menghasilkan kesimpulan yang akurat perlu adanya analisis big data tersebut. Meta analisis dapat digunakan dalam eksperimen saintis dan sosial. Meta analisis mampu mengintegrasikan data yang telah dilakukan eksperimen sebelumnya dan digabungkan dengan teori yang ada untuk memberikan referensi kepada masyarakat secara umum. Adanya revolusi industri 4.0 dan adanya big data dengan kecepatan data digunakan untuk prediksi masa depan. Melalui simulasi perlu adanya sistem pengambilan keputusan. 

Konsep meta analisis dibangun dari berbagai eksperimen kemudian menghasilkan banyak data dan ditarik kesimpulan. Ada beberapa metode pengolah data untuk menghasilkan kesimpulan. Eksperimen tunggal dengan data yang sedikit akan menghasilkan kesimpulan yang lemah, oleh karena itu diperlukan berbagai eksperimen untuk menghasilkan kesimpilan dan referensi yang kuat. 

Hal yang harus dilakukan pada saat melakukan meta analisis antara lain harus mengetahui tujuan secara spesifik. Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan (DPP AINI) Dr Anuraga Jayanegara, dalam sebuah seminar teknis tentang meta analisis di Surabaya, Juli 2019, mengemukakan contoh suatu industri mengembangkan feed additive maka hasilnya harus spesifik untuk ternak apa, dosis yang dianjurkan, cara pemberian dan tentu saja hasil yang spesifik ini tidak dapat dihasilkan melalui eksperimen tunggal. Langkah selanjutnya yaitu koleksi data dari berbagai eksperimen dan teori yang ada. Data dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti percobaan (trial), jurnal, sejarah produk suatu industri yang selanjutnya dievaluasi. Kualitas data semakin baikjika data semakin lengkap.

Data harus memiliki range, misalnya penggunaan metionin harus ada batas maksimum dan minimumnya, serta memiliki ambang normal. Langkah terakhir yaitu melakukan public presentation, dapat berupa penulisan pada jurnal maupun sebagai pembicara dalam sebuah konferensi mengenai pakan.

Gabungan Beberapa Data
Pada prinsipnya, meta analisis yang menggabungkan beberapa data eksperimen memiliki tiga macam metode, yaitu Hedges’d, respon rasio dan anova (original data). Metode Hedges’d biasanya digunakan secara umum, sedangkan metode respon rasio banyak digunakan di bidang kedokteran terutama untuk penemuan obat baru. Adapun metode anova, adalah metode yang paling sering digunakan di bidang peternakan. Metode anova yang digunakan yaitu mix model methology, random effect dan fixed effect. Contohnya, penelitian kandungan serat pakan dan kaitannya dengan aktivitas mengunyah pada sapi perah. Ada banyak data dari berbagai eksperimen yang bisa dijadikan bahan untuk analisis hal tersebut. Hasilnya beragam, ada yang naik, ada yang turun, adapula yang datar. Langkah selanjutnya adalah dimasukkan ke mix model, sehingga akan menghasilkan adjudgment. Tentu akan ada eror hasil dan yang berbeda-beda. Mix model membuat eror hasil yang berbeda-beda itu menjadi sama, sehingga menghasilkan hubungan antara kandungan serat pakan dan aktivitas mengunyah pada sapi perah, yang kemudian dari situ bisa ditarik kesimpulan dan rekomendasi.

Aplikasi meta analisis yang telah diterapkan di Indonesia misalnya adalah penggunaan bahan pakan berupa protein kasar pada kambing dan domba, sehingga masyarakat dapat mengetahui perbedaan penggunaan nutrient pakan pada domba ekor gemuk dan domba garut. Hal tersebut dapat membantu mengefisiensikan pemberian pakan.

Meta analisis juga bisa dimanfaatkan untuk menetapkan suatu standar pakan untuk komoditas ternak tertentu, dengan berbasis data berbagai hasil penelitian yang telah banyak dilakukan. Misalnya meta analisis diarahkan untuk menentukan dosis optimum suatu feed additive atau feed supplement. Perbandingan efektivitas pada feed additive dan feed supplement sejenis juga bisa dilakukan, sehingga acuan standar penerapan penggunaan feed additive/feed supplement benar-benar sesuai kebutuhan jenis ternak, umur dan habitatnya. Dengan demikian, meta analisis dapat dimanfaatkan untuk menentukan feeding standard atau kebutuhan nutrisi pakan suatu spesies atau bahkan strain ternak tertentu pada kondisi iklim tropis di Indonesia.

Kelebihan dari penerapan meta analisis ini adalah biayanya relatif kecil, karena hanya perlu memasukkan data berbagai eksperimen yang tersedia, kemudian data dianalisis oleh aplikasi yang digunakan, misalnya dengan metode anova. Hasil yang di keluarkan dapat menjadi referensi masyarakat secara umum dalam pemberian pakan bagi ternaknya. Namun ada juga kelemahan dari meta analisis ini, yakni memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan analisis data yang sangat banyak dalam bentuk big data. Untuk mewujudkan itu, perlu adanya langkah kolaboratif para peneliti di bidang pakan, sehingga manfaat meta analisis ini dapat terwujud secara nyata, antara lain dengan pembuatan standar baku pakan nasional untuk setiap jenis ternak tertentu yang berbeda dengan standar untuk jenis ternak bahkan spesies ternak lain. ***

Andang S. Indartono
Pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI)

SIAPAKAH MENTERI PERTANIAN 2019-2024 PILIHAN ANDA? IKUTI POLLING INI

Majalah Infovet, Trobos, Poultry Indonesia, Sinar Tani dan Swadaya yang tergabung dalam Forum Media Peternakan (FORMAT) mengadakan polling untuk melihat tokoh yang layak menjadi Menteri Pertanian RI periode 2019-2024 menurut para pembaca dari masing masing media.

Nama-nama yang tercantum dalam polling ini merupakan nama-nama populer yang telah diseleksi oleh Tim FORMAT. Polling ini dimaksudkan untuk melihat siapakah nama calon Menteri yang populer di masyarakat.

Ayo berpartisipasi dalam polling ini dengan memilih calon Menteri yang layak menurut Anda, dengan klik di form polling di bawah ini.


YUK, IKUT SEMINAR KEHUMASAN PETERNAKAN INI


JAPFA COMFEED TARGETKAN EKSPOR PAKAN TERNAK 1.000 TON KE TIMOR LESTE



PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (Foto: Istimewa) 

Emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JAPFA) melakukan ekspor perdana produk pakan ternak ke Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) sebanyak 40 ton.

Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs Japfa Comfeed Indonesia, mengatakan perseroan menargetkan volume ekspor pakan ternak ke Timor Leste bisa mencapai 1.000 ton sampai akhir tahun ini. Produk pakan ternak Japfa dipesan oleh perusahaan peternakan Happy Farm.

 “Pelepasan ekspor pakan ternak perdana ini merupakan bentuk perluasan pasar Japfa ke pasar internasional, sesuai dengan komitmen Japfa untuk mendukung pemerintah dalam upaya mendongkrak pendapatan devisa negara melalui akselerasi volume komoditi ekspor," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (13/9/2019).

Rachmat menambahkan ekspor pakan ternak ini menjadi bentuk pecapaian dan pengakuan standar kualitas dan mutu pakan ternak Japfa. Pasalnya, untuk dapat menjadi pengekspor pakan ternak harus melewati serangkaian uji teknis dan klinis bersertifikasi internasional.

Selain pakan ternak, JAPFA pun akan mengekspor day old chicken (DOC) broiler dan layer, karkas ayam broiler, dan produk olahan.

Rachmat menegaskan emiten berkode saham JAPFA itu akan terus menjaga kualitas semua produknya guna dapat terus bersaing dalam pasar internasional.

Pada semester I/2019, JAPFA mencatatkan pendapatan sebesar Rp18,24 triliun tumbuh 9,22% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp16,70 triliun. Segmen peternakan tercatat sebagai kontributor utama dengan raihan Rp7,16 triliun naik tipis yakni 0,56% dari posisi sebelumnya Rp7,12 triliun.

Posisi kedua ditempati segmen pakan ternak Rp6,93 triliun tumbuh 19,11% dari periode yang sama tahun lalu Rp5,86 triliun. Ada segmen DOC sebesar Rp1,65 triliun yang naik 14,5% dari posisi tahun lalu Rp1,44 triliun. (Sumber: market.bisnis.com) 

FAKULTAS PETERNAKAN UGM KEMBALI ADAKAN KULIAH GRATIS

Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, ketika membuka kegiatan kuliah gratis 2017 silam. (Dok. UGM)

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali memberikan kuliah gratis “Bagimu Petani Kami Mengabdi” pada Jumat (13/9) di Auditorium Drh R. Soepardjo Fapet UGM.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Infovet, Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, mengatakan bahwa kuliah gratis bertujuan untuk membantu menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat di bidang peternakan secara masif. Kehadiran Fapet UGM dalam rangka ulang tahun ke-50 dan Lustrum X, harus mampu membantu mencerdaskan banyak pihak.

Ketua Pusat Kajian Pembangunan Peternakan (PKPP) Fapet UGM, sekaligus penanggung jawab kegiatan kuliah gratis, Dr Ir  Sigit Bintara, mengatakan, jumlah peserta yang melakukan konfirmasi untuk mengikuti kuliah perdana pada Jumat (13/9), mencapai 353 orang dari berbagai daerah, diantaranya Yogyakarta, Klaten, Magelang, Demak, Purworejo, Wonogiri, Madiun, Situbondo, Ponorogo, Jakarta, Tangerang, Lampung hingga Sulawesi Selatan. 

Adapun tema kuliah gratis yang ditawarkan meliputi aneka ternak potong, ternak perah, ternak unggas, pakan ternak dan sistem peternakan terpadu. Kuliah gratis ini dilaksanakan setiap Jumat siang mulai 13 September hingga 11 Oktober 2019. (INF)

DISERBU AYAM IMPOR BRASIL, BAGAIMANA NASIB SEKTOR PERUNGGASAN?




Kendati memenangkan gugatan di WTO, ayam Brasil belum tentu mudah masuk ke Indonesia (Foto: Google Image)


Oleh : Rivan Kurniawan - Indonesia Value Investor



Rivan Kurniawan
Belakangan ini muncul berita ke permukaan bahwa Indonesia akan kembali diserbu oleh ayam ras impor dari Brasil, pasca World Trade Organization (WTO) memenangkan gugatan Brasil terkait masalah impor daging ayam atas Indonesia. Tak pelak kondisi tersebut membuat sejumlah emiten di sektor poultry diprediksikan terimbas sentimen negatif, dan dikhawatirkan akan menjadi kendala bagi pertumbuhan sektor ini. Kira-kira dengan serbuan ayam impor Brasil tersebut, akan seperti apa pengaruhnya terhadap emiten di sektor perunggasan?

Tantangan yang dihadapi Brazil Untuk Mengekspor Daging Ayam ke Indonesia
Kendati Brasil dinyatakan memenangkan gugatan di WTO, nampaknya hal tersebut tak serta merta membuat produk ayam ras impor Brasil masuk dengan mudah ke Indonesia, karena Brasil masih harus berjuang menghadapi beberapa situasi yang berlaku di Indonesia, seperti:

Pertama, masalah distribusi yang terlalu jauh. Ayam ras impor mana pun termasuk dari Brasil biasanya akan masuk ke Indonesia dalam bentuk daging beku atau olahan turunan. Seperti halnya nugget ataupun sejenis frozen food lainnya. Hal itu terjadi karena permasalahan jarak yang terlalu jauh, sehingga tentu menyulitkan produsen ayam di luar negeri untuk menyediakan ayam yang masih segar. Tentu kondisi itu tidak sejalan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang lebih dominan senang membeli ayam segar yang baru dipotong. Secara market share, sekitar 85% pasar ayam di Indonesia menyediakan produk ayam dalam bentuk fresh yang baru dipotong. Sedangkan sekitar 15% nya adalah daging ayam beku dan produk olahan turunannya.

Kedua, sertifikasi halal. Setiap emiten yang bergerak di sektor perunggasan di Indonesia sejatinya sudah memiliki senjata untuk mengatasi serbuan ayam-ayam impor dari negara lain. Di mana setiap produk yang dihasilkan oleh emiten sektor perunggasan di Indonesia sudah dilengkapi dengan sertifikasi halal, dan itu berlaku untuk menjamin lisensi kehalalan produk ayam yang dihasilkan. Apalagi jika melihat mayoritas penduduk Indonesia yang Muslim, tentu lisensi halal menjadi hal yang sangat sensitif. Demikian pula, proses pemotongan daging ayam juga harus sesuai dengan syariat Islam. Misalkan salah satu syarat pemotongan halal adalah menyayat 3 saluran, yaitu saluran nafas, saluran makan, dan pembuluh darah. Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah tersendiri bagi Brasil, yang notabene mayoritas penduduknya bukan beragama Muslim.

Ayam Brasil Lebih Murah, Ancaman Bagi Indonesia ?

Meskipun menghadapi beberapa tantangan di atas, Brasil sendiri memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan emiten poultry di Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa sektor poultry di Indonesia masih sangat banyak menemui hambatan, seperti perlambatan pertumbuhan di tahun 2017 lalu yang diakibatkan oleh kebijakan pemerintah, di mana Kementerian Pertanian (Kementan) sudah tidak lagi mengeluarkan rekomendasi impor jagung untuk pakan ternak.

Hal tersebut membuat supply menjadi terbatas, dan membuat harga jagung merangkak naik. Permasalahan harga jagung cukup mempengaruhi pertumbuhan sektor poultry, mengingat bahan baku pakan ternak yang mahal adalah salah satu faktor utama yang mengakibatkan biaya produksi ayam ras lokal juga menjadi lebih tinggi sehingga tidak seunggul ayam ras impor. Apalagi hal tersebut diiringi dengan harga bibit ayam alias day old chick yang juga mahal. Dengan kondisi yang demikian, besar kemungkinan Indonesia ayam ras lokal akan menghadapi persaingan ketat dengan ayam ras Brasil. Lantaran industri unggas di Brasil sudah sangat efisien, sehingga harga ayamnya akan lebih murah.

Persaingan ini akan berdampak negatif pada harga jual ayam. Rata-rata jumlah produksi ayam ras lokal adalah sebesar 60 juta ton – 65 juta ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap ayam hanya sekitar 55 juta ton per/tahun. Artinya, jumlah produksi ayam ras lokal melebihi kebutuhan konsumsi ayam. Ditambah lagi dengan masuknya ayam ras impor secara berlebih, akan memicu oversupply di pasar. Supply meningkat, permintaan tetap. Akibatnya akan menurunkan harga ayam.

Antisipasi Emiten Sektor Poultry Di tengah Tantangan Serbuan Ayam Impor Brazil

Dengan mengetahui sejumlah kondisi yang akan mempengaruhi pasar ayam lokal di Indonesia, penting bagi kita untuk mengetahui juga seperti apa antisipasi yang dilakukan emiten sektor poultry menghadapi serbuan ayam impor ras Brasil untuk beberapa waktu ke depan. Secara umum, sejumlah emiten poultry tidak gentar dan tetap optimis menghadapi serbuan ayam dari Brasil.

Sebut saja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA). Meskipun berada ditengah ketidakpastian pertumbuhan sektor poultry, langkah JAPFA dalam berekspansi sangat optimis. Terhitung sejak Juni 2019 saja, JAPFA sudah melakukan akuisisi terhadap perusahaan pengeringan jagung yakni PT Celebes Agro Semesta. Adapun akuisisi tersebut dilancarkan melalui dua anak usahanya PT Ciomas Adisatwa dan PT Santosa Utama Lestari. Akuisisi yang dilakukan JAPFA di bidang industri pengeringan jagung adalah untuk mengantisipasi kenaikan harga jagung akibat musim kering.

Pada Juli 2019 ini JAPFA juga melakukan ekspansi bisnis melalui peresmian anak usahanya PT Indojaya Agrinusa (Indojaya) di Kawasan Industri Modern 4 Deli Serdang – Sumatera Utara. Pabrik Indojaya tersebut adalah perluasan dari pabrik sebelumnya yang berada di wilayah Tanjung Morawa – Deli Serdang. Pabrik ini sebagai solusi kebutuhan pasokan pakan ternak di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Pekanbaru, dan Riau dengan kualitas produk berstandar internasional. Melalui pabrik ini JAPFA memperoleh peningkatan kapasitas produksi dari 20 ribu ton/bulan menjadi 40 ribu ton/bulan. Bahkan di area yang sama juga sedang dilakukan proses pembangunan pabrik pakan ikan dan udang dengan kapasitas produksi pakan ikan apung sebesar 9.500 ton/bulan, pakan ikan tenggelam sebesar 2 ribu ton/bulan, dan pakan udang sebesar 700 ton/bulan. Tentu langkah yang dilakukan JAPFA melalui anak usahanya ini adalah untuk menyiasati serbuan produk-produk impor, sehingga kualitas produknya akan lebih unggul.

Demikian halnya dengan PT Charoen PokPhand Indonesia Tbk, yang berencana memperbesar divisi pakan ternaknya melalui pembangunan dua pabrik anyar di tahun ini. Adapun pembangunan pabrik tersebut sudah dilakukan sejak tahun kemarin dan ditargetkan rampung pada kuartal III-2019 nanti, dengan lokasi berada di Semarang dan Padang. Melalui pabrik ini kapasitas produksi pakan ternak akan meningkat dari 5.5 juta ton/tahun menjadi 6.5 juta – 7 juta ton/tahun.

Sementara langkah berbeda lain, ditempuh oleh PT Sierad Produce Tbk yang lebih memilih untuk memaksimalkan kapasitas dan kemampuannya saat ini. Salah satunya dengan lebih banyak menjalin kemitraan dengan para peternak tradisional. Di mana hal itu akan lebih menguatkan brand produk olahan Bellfoods dan juga akan menguatkan supply chain.

Penanganan yang Perlu Dilakukan Pemerintah

Setelah kita mengetahui apa saja dampak dari adanya serbuan ayam impor ras Brasil ke depannya dan bagaimana emiten poultry mengantisipasi serbuan ayam impor ras Brasil ini, kita juga perlu meninjau kembali langkah pemerintah dalam mengatasi tantangan ayam impor ini. Apalagi jika serbuan ayam ras impor ini sudah tidak mungkin dapat dihindari, itu berarti pemerintah perlu membatasi jumlah ayam ras impor yang masuk ke pasar-pasar modern. Dalam waktu yang bersamaan, pemerintah juga harus menjaga pasar tradisional agar secara mayoritas produk yang dijual lebih didominasi oleh ayam ras lokal ketimbang impor. Bahkan pemerintah perlu mengupayakan peningkatan efisiensi produksi ayam nasional, salah satunya yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan pakan ayam yang stabil murah.

Berkaitan dengan kebutuhan pakan ayam yang sekitar 50% komposisinya masih berasal dari jagung, maka itu artinya pemerintah harus mampu menstabilkan harga komoditas jagung. Apalagi untuk bisa menjaga stok ketersediaan jagung yang habis, tidak ada salahnya pemerintah melakukan impor jagung, asal dilakukan secara terbatas. Jika tujuan pemerintah tidak lagi melakukan impor jagung untuk menjaga petani lokal, maka sebenarnya pemerintah bisa memberlakukan bea masuk bagi impor jagung yang nantinya bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas petani jagung lokal. **


Artikel ini telah terbit di Majalah Infovet edisi 302 - September 2019




ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer