|
Drama via daring zoom, ramai diminati anak - anak |
Direktorat Kesehatan Masyarakat
Veteriner, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, FAO
ECTAD, dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID)
berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengadakan kampanye rabies
kepada 481 Sekolah Dasar siswa/i di Kalimantan Barat serta provinsi lainnya
yang mendaftar melalui saluran Youtube Ditkesmavet.
Kampanye rabies ini dikemas dalam
bentuk pentas drama virtual anak "Aku dan Hewan Kesayanganku Bebas
Rabies" yang menyuguhkan informasi tentang apa itu rabies, bahaya rabies,
tindakan yang dilakukan jika digigit hewan penular rabies, cara menghindari
gigitan anjing serta memelihara hewan kesayangan yang baik melalui konsultasi
ke dokter hewan dan pentingnya vaksinasi rabies secara rutin pada hewan.
Dalam pengantarnya, Direktur
Kesehatan Masyarakat Veteriner, drh. Syamsul Ma’arif M.Si mengatakan bahwa
rabies adalah salah satu zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan
ke manusia atau sebaliknya. Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner
bertanggungjawab terhadap pengendalian dan penanggulangan zoonosis, utamanya
agar penyakit ini tidak menular kepada manusia.
Salah satu upaya yang dilakukan
adalah peningkatan partisipasi masyarakat dengan memperhatikan kesehatan lingkungan
dan kesejahteraan hewan. Syamsul menambahkan bahwa sebagai wujud tanggungjawab
kepada hewan peliharaan, maka setiap orang yang memiliki atau memelihara hewan
wajib menjaga dan mengamati kesehatan hewan dan menjaga kebersihan serta
kesehatan lingkungannya. Jika mengetahui terjadinya kasus zoonosis misalnya
rabies pada manusia dan/atau hewan, wajib melaporkan kepada petugas yang
berwenang baik itu petugas kesehatan maupun petugas kesehatan hewan.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur
Kalimantan Barat Drs. H. Ria Norsan, MM, MH, sangat mengapresiasi bahwa
kegiatan edukasi rabies kepada anak-anak sekolah dasar dalam rangka Peringatan
hari rabies Sedunia tahun 2020 ini dilaksanakan di wilayahnya, mengingat
Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah endemis rabies di Indonesia.
Norsan menyatakan bahwa pada
Bulan Agustus 2014 Kalimantan Barat pernah dinyatakan sebagai daerah bebas
rabies. Namun pada akhir tahun 2014 provinsi ini kembali dinyatakan sebagai
daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies setelah ditemukannya kasus gigitan
anjing positif rabies di Kabupaten Ketapang, Melawi, dan terus menyebar ke
seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Barat kecuali Kota Pontianak.
“Kasus tertinggi terjadi tahun
2018 dengan jumlah korban meninggal sebanyak 25 orang dari 3.873 kasus gigitan.
Pada tahun 2019, ada 14 orang korban meninggal dari 4.398 kasus gigitan. Di
tahun 2020 tertanda sampai 21 September ini korban meninggal sebanyak 2 orang
dari 1.398 kasus gigitan,” tuturnya.
Norsan mengharapkan agar edukasi
tentang rabies ini dapat terus diingat oleh anak-anak, sehingga tidak ada lagi
anak-anak di Kalimantan Barat yang tertular rabies, sesuai dengan visi misi
Kalimantan Barat, zero infeksi rabies tahun 2023.
Team Leader a.i FAO ECTAD Luuk
Schoonman menambahkan bahwa kegiatan KIE yang menargetkan anak-anak di sekolah
dasar ini dapat menjadi pengingat kepada sekitarnya untuk saling menjaga
kesehatan hewan agar terhindar dari penyakit rabies.
“Anak-anak dapat menjadi agent of change dalam mengingatkan
ancaman penyakit rabies kepada orang tua, saudara, maupun teman bermain di
lingkungan disekitarnya. Dengan metode penyampaian pesan yang dekat dengan
dunia anak, seperti menyanyi dan pentas drama, diharapkan anak-anak dapat lebih
mengerti tentang bahaya rabies dan pencegahan jika terjadi gigitan rabies,”
ujar Luuk.
Pelaksana Tugas Direktur Kantor
Kesehatan USAID Indonesia Pamela Foster mengatakan bahwa tahun ini lebih baik
dari sebelumnya karena kita dapat melihat bukti bahwa penyakit menular seperti
rabies tidak mengenal batas wilayah dan menimbulkan ancaman serius bagi
individu, negara, dan dunia.
“Pemerintah Amerika Serikat,
melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), telah bermitra
dengan Indonesia selama lebih dari sepuluh tahun sebagai bagian dari komitmen
bersama kami terhadap Agenda Ketahanan Kesehatan Global, untuk mengendalikan
dan mencegah penyakit menular. Peringatan Hari Rabies Sedunia tahun ini
menggarisbawahi peran penting yang dapat dilakukan generasi muda untuk membantu
mengatasi tantangan ini dan menjaga diri mereka tetap aman,” tutur Pamela.
Dalam sambutan pembukaanya
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Dr. Ir.
Nasrullah, M.Sc mengatakan dan edukasi tentang rabies khususnya kepada
anak-anak usia sekolah dasar di daerah endemis ini sangat penting, mengingat
mayoritas korban gigitan adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Nasrullah menambahkah bahwa
rabies merupakan salah satu zoonosis yang mematikan di dunia. Mengutip
informasi dari Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) bahwa setiap sembilan menit
satu orang meninggal dunia karena rabies. dan setiap tahun, rabies membunuh
hampir 59.000 orang di seluruh dunia.
Lebih dari 95 % kasus rabies pada
manusia akibat gigitan anjing yang terifeksi rabies. Walaupun mematikan, rabies
pada manusia 100 % dapat dicegah. Vaksinasi anjing terhadap rabies merupakan
cara yang terbaik dalam mencegah penularan rabies dari hewan ke manusia. Dengan
melakukan vaksinasi setidaknya 70 % dari populasi anjing, kita dapat mencegah
penularan rabies dari hewan ke manusia.
Tentang Hari Rabies Sedunia 2020
Hari Rabies Sedunia diperingati
setiap tanggal 28 September. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian – FAO ECTAD – USAID mengadakan serangkaian kegiatan
kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, WHO, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat, Dinas Pendidikan Kalimantan Barat, dan Dinas Pangan, Peternakan, dan
Kesehatan Hewan Kalimantan Barat.
Serangkaian kegiatan Hari Rabies
Sedunia yang dilakukan secara virtual, terdiri dari lomba foto dan video rabies,
pentas drama untuk anak-anak, konferensi pers kepada media, dan webinar acara
puncak Hari Rabies Sedunia 2020. Seluruh rangkaian kegiatan ini difokuskan
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya pemberantasan
rabies di Indonesia. (CR)