-->

BBPMSOH SELENGGARAKAN FORUM KONSULTASI PELAYANAN PUBLIK

Sosialisasi SIHAPSOH

Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) menyelenggarakan Forum Konsultasi Pelayanan Publik secara daring, pada Rabu (5/7/2023). Dari pantauan Redaksi Infovet, kegiatan ini diikuti sekitar 130 peserta yang sebagian besar para pelaku usaha obat hewan anggota Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), serta dinas-dinas peternakan dan kesehatan hewan di setiap provinsi.

Mayoritas peserta adalah pelaku usaha obat hewan

Dr Drh Kresno Suharto MP, Kepala BBPMSOH saat membuka acara menuturkan harapannya setelah kegiatan sosialiasi ini, pihaknya terbuka menerima masukan. “Saran atau masukan bapak-ibu semua nantinya akan kami inventarisasi mana yang bisa segera kami tindaklanjuti. Prinsipnya BBPMSOH akan berupaya maksimal memberikan pelayanan terbaik, cepat, akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan hasilnya,” terangnya.

Kresno menambahkan, pelayanan oleh BBPMSOH melalui aplikasi SIHAPSOH yang difokuskan dalam sosialisasi hari ini, dapat meningkatkan percepatan dan kecepatan pengujian sampel obat hewan. “Kendati demikian kami menyadari masih banyak kendala dalam pengujian yang perlu dieliminasi, sehingga akan lebih optimal,” ujarnya.

Kepala Sub Direktorat Pengawasan Obat Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan, Drh Ni Made Ria Isriyanti PhD menyampaikan bahwa BBPMSOH terakreditasi tingkat regional ASEAN sebagai Reference Laboratory for Animal Vaccine Testing dalam lingkup tujuh pengujian vaksin virus dan dua pengujian vaksin bakteri.

“Tentunya ini suatu informasi yang membanggakan. Selain itu, BBPMSOH juga menjadi laboratorium yang mengepalai atau sebagai lead beberapa project dalam menyusun konsep aturan dalam pengujian yang bisa diharmonisasikan di tingkat ASEAN,” terang Ria.   

Ria mengimbau para pelaku usaha obat hewan untuk terus bekerja sama dengan BBPMSOH yang berkomitmen melakukan pelayanan prima, khususnya dalam menghitung kecepatan dari pelayanan pengujian.

“Karena BBPMSOH sudah terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 sudah pasti punya time table, time frame untuk pengujian per vaksin,” imbuhnya.

Aplikasi SIHAPSOH

Beranjak pada acara inti yaitu pemaparan Drh Syaefurrosad dengan materi ‘Peningkatan Layanan Pengujian Mutu Obat Hewan Melalui Aplikasi SIHAPSOH versi 3.4.0’. SIHAPSOH kepanjangan dari Sistem Informasi Hasil Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan.

Upaya peningkatan layanan melalui beberapa tahapan, yang pertama terkait percepatan waktu. Syaefurrosad menerangkan pengujian di BBPMSOH sudah melakukan Simplifikasi SOP Pengujian dalam ISO dengan strategi pra permohonan.

“Bapak dan ibu pemohon bisa melakukan submit dokumen dalam bentuk draft terutama obat-obat hewan baru atau produk biologik yang memang membutuhkan lab dengan standar pengujian dan memerlukan hewan percobaan,” lanjut dia.

Selanjutnya dokumen pra permohonan di aplikasi SIHAPSOH akan dipelajari oleh bagian lab. Apabila diperlukan bahan-bahan standar yang dibutuhkan untuk pengujian, akan diinformasikan kembali melaui aplikasi. Layanan kedua adalah melakukan pembayaran di awal. “Hal ini sebagai bagian komitmen layanan customer,” kata Syaefurrosad.

Berikutnya adalah penyiapan hewan uji. Sebelum sampel di-approve oleh bagian layanan pengujian, harus ada permohonan pra pengujian terlebih dahulu, jadi tim BBPMSOH akan menyiapkan hewan yang digunakan untuk pengujian produk vaksin.

Pengembangan aplikasi SIHAPSOH-BBPMSOH juga terus dilakukan demi kelancaran proses permohonan pengujian agar sederhana dan transparan, dari awal  permohonan sampai terbit sertifikat hasil uji.

BBPMSOH juga secara berkala mengadakan layanan konsultasi dan bimbingan teknis pengujian obat hewan, sebagai pembinaan terhadap customer.

Pemateri lainnya dalam kegiatan ini adalah Dr Drh Ketut Karuni N N MSi dan Drh Lilis Sri Astuti. “Kami mencoba strategi bagaimana memperpendek waktu pengujian. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bina Produksi Peternakan Nomor 13/TN.240/Kpts/DJBPP/Deptan/Tahun 2023, kami menerapkan standar pelayanan lama proses pengujian sampel obat hewan,” papar Ketut Karuni.

Disebutkan salah satunya untuk sediaan farmasetik dan premix, baik tunggal ataupun kombinasi maksimum zat aktif adalah maksimal 35 hari kerja. (NDV)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer