-->

APAKAH PASAR TELUR RUSIA SEDANG MENGHADAPI KRISIS BARU?

Hampir 2 tahun setelah pasar telur Rusia menghadapi kekurangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, para peternak kini bergulat dengan kelebihan pasokan. Jika situasi ini tidak segera diatasi, hal itu dapat menyebabkan gelombang tantangan baru.

Pada akhir Mei, harga grosir rata-rata selusin telur turun menjadi Rub 30 (US$0,38), termasuk biaya logistik, yang berada pada ambang batas terendah biaya produksi yang berkisar antara Rub 30 dan 40 ($0,38 hingga $0,41). Akibatnya, para peternak Rusia memusnahkan ayam-ayam mereka dalam skala besar, mengurangi jumlah ternak mereka hingga 25-30%.

“Kami menghadapi kelebihan pasokan, benar-benar tidak ada tempat untuk menjual telur,” kata Galina Bobyleva, direktur umum Persatuan Peternak Unggas Rusia, seraya menambahkan bahwa sebagai tanggapan terhadap krisis telur tahun 2023, para peternak memperluas operasi, menambahkan 700 juta telur per tahun ke pasokan yang ada. Sekarang, jumlah tersebut tidak lagi dibutuhkan.

Para peternak yang bermasalah percaya bahwa regulator negara harus turun tangan ke pasar untuk mengembalikannya ke keseimbangan.

“Pasar telur ayam di Rusia membutuhkan tindakan yang mendesak dan tegas untuk stabilisasi,” kata Vladimir Petrovich Belkov, wakil direktur Peternakan Unggas Tchaikovskaya.

Selain tindakan dukungan negara, Belkov menyarankan bahwa pemerintah harus memberlakukan kontrol ketat terhadap harga dan bahkan mungkin mempertimbangkan untuk memperkenalkan kembali unsur-unsur ekonomi perencanaan komando gaya Soviet.

“Kita perlu bergerak menuju ekonomi terencana, untuk mengetahui berapa banyak yang dibutuhkan untuk konsumsi, berapa banyak untuk industri produksi, membangun ekspor produk olahan, dan menutup sebagian perbatasan untuk impor produk,” Belkov menambahkan.

Peternak unggas Rusia menyalahkan pengecer terbesar, yang menggunakan posisi pasar dominan mereka untuk memaksa produsen telur menjual telur di bawah biaya produksi. Sekitar 60% telur dalam jumlah besar dijual di Rusia secara langsung melalui prosedur penawaran kompetitif, situasi yang membuat bisnis kurang dapat diprediksi dan menimbulkan kerugian bagi peternak.

Cukup banyak peternak yang meminta pemerintah untuk membatasi impor telur. Selama puncak krisis telur, pemerintah Rusia mengizinkan impor dari Turki, Iran, Azerbaijan, dan Belarus. Impor terus berlanjut, meskipun situasi pasar telah berubah drastis.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer