-->

Featured Posts

KOLABORASI PT GANEETA FORMULA NUSANTARA DAN BIOCHEM

Gangguan saluran pernapasan kerap menjadi tantangan utama dalam pemeliharaan ayam broiler maupun layer. Gangguan ini tidak hanya terkait patogen penyakit, tetapi juga bergantung pada faktor manajemen dan lingkungan yang berdampak pada kesejahteraan dan performa hewan.

Melalui latar belakang tersebut, PT Ganeeta Formula Nusantara selaku distributor dan Biochem selaku produsen, menggelar launching perdana produk BronchoVest di Hotel Santika BSD, Tangerang Selatan, Selasa (18/3), dan Hotel Santika Blitar, Jawa Timur, Kamis (20/3).

BronchoVest merupakan produk essential oil dengan formulasi water-based tanpa residu minyak dan bebas alkohol dengan kombinasi natural eucalyptus oil, natural mint oil, dan menthol crystals yang efektif mengatasi gangguan pada saluran pernapasan dan stres.



DIRJEN PKH PANTAU SERAPAN AYAM OLEH PERUSAHAAN

Dirjen PKH saat memantau ayam milik peternak di Bogor. (Foto: Istimewa)

Pemerintah memantau langsung serapan ayam hidup ukuran besar dari peternak mandiri oleh sejumlah perusahaan integrator dan produsen pakan. Pemantauan dilakukan di dua lokasi di Kabupaten Bogor pada Kamis (24/4/2025), oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya stabilisasi harga di tingkat peternak sekaligus bentuk tanggung jawab sosial perusahaan,” kata Agung di lokasi.

Dalam kunjungannya, ia menyaksikan transaksi pembelian ayam hidup oleh PT Malindo Feedmill dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). PT Malindo membeli 5.448 ekor ayam dari Kandang Jati, peternak mandiri di Kecamatan Tajurhalang, dengan bobot rata-rata 2,7-2,8 kg/ekor dengan harga yang disepakati sebesar Rp 17.000/kg. Sementara CPI melakukan pembelian 1.700 ekor ayam hidup dari peternak mandiri lainnya dengan bobot rata-rata 1,9 kg/ekor dengan harga yang sama.

Agung juga menambahkan bahwa perusahaan integrator lain yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia melakukan hal yang sama menyerap ayam hidup dari peternak mandiri. Japfa telah melakukan pembelian 5.000 ekor ayam hidup dengan rataan bobot badan 2,2-2,6 kg/ekor di dua lokasi, yaitu Cigudeg dan Serang.

“Kami ingin memastikan tidak ada ayam besar yang tidak terserap pasar, terutama saat pasokan sedang tinggi,” ucapnya. Pihaknya pun akan terus mendorong sinergi antara perusahaan besar dan peternak rakyat agar harga ayam hidup tetap stabil dan peternak tidak lagi merugi, serta tercipta rantai pasok yang sehat dan berkeadilan.

Pemilik Kandang Jati, Agus, menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah dalam menstabilkan harga ayam tingkat peternak. “Terima kasih dan apresiasi kepada Ditjen PKH atas respon cepat dalam mengatasi situasi. Terima kasih telah menyerap ayam-ayam jumbo kami dengan harga layak,” katanya. (INF)

MIKOTOKSIN, BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Mikotoksikosis unggas merupakan faktor pembatas tersembunyi dalam industri unggas. Penyakit ini menyebabkan kerugian tidak hanya dalam hal hilangnya performa, tetapi juga sebagai agen imunosupresif yang meningkatkan kerentanan unggas terhadap penyakit dan kematian.

Saluran pencernaan merupakan penghalang pertama terhadap bahan kimia yang tertelan, kontaminan pakan, dan racun alami. Setelah menelan pakan yang terkontaminasi mikotoksin, sel epitel usus dapat terpapar racun yang menyebabkan kerusakan usus secara langsung.



MENCEGAH INFEKSI DINI SAAT INKUBASI TELUR TETAS

Ilustrasi anak ayam menetas. (Foto: Pixabay)

Tindakan mencegah adalah lebih baik daripada menyembuhkan infeksi. Pencegahan merupakan salah satu langkah dalam melakukan mitigasi risiko jangan sampai ada kerugian besar yang terjadi di belakang hari.

Antisipasi sebelum terjadi infeksi yang menyebabkan kerugian adalah tindakan yang jauh lebih baik, menghilangkan kontaminasi yang kemungkinan terjadi saat melakukan inkubasi telur tetas. Agen penyebab penyakit bisa terbawa masuk ke dalam mesin tetas melalui telur tetas terkontaminasi dari sumber vertikal maupun horizontal, saat telur keluar dari induk maupun pada proses handling dari kandang ke mesin tetas.

Breeding farm maupun perusahaan pembibitan unggas dalam proses produksinya tidak terlepas dalam satu rangkaian siklus produksi yang disebut penetasan, melakukan inkubasi telur tetas terpilih dengan mesin tetas atau inkubator. Peternak kecil yang sekarang berkembang sudah banyak yang menggunakan mesin inkubator untuk menyediakan atau menjual bibit unggas. Sering kali  terlupakan bahwa pada proses produksi bibit yaitu saat inkubasi, ternyata tidak hanya bakal embrio dalam telur tetas yang berkembang menjadi DOC/DOD, namun kuman, virus, dan fungi juga terinkubasi.

Saat DOC/DOD muncul dalam mesin tetas, jutaan mikroorganisme juga ada dalam mesin tetas. Mikroorganisme ada yang bersifat patogen ikut terbawa DOC/DOD ke dalam kandang pembesaran yang bisa mengancam perkembangan DOC/DOD saat dalam brooder atau kandang pembesaran.

Dalam siklus produksi bibit, DOC/DOD keluar dari kerabang telur, telur tetas baru masuk dalam mesin tetas. Proses penetasan berlanjut dan berulang. Jeda waktu sebenarnya diperlukan untuk membersihkan dan mendisinfeksi mesin tetas sebelum dipakai kembali untuk menetaskan telur tetas. Sebab daya tetas bisa turun karena banyak tumpukan koloni mikroorganisme di berbagai bagian mesin tetas. Mikroorganis ini bisa masuk melalui pori kerabang telur dan menginfeksi calon embrio. Embrio bisa mati sejak dini sebelum berubah dan berkembang menjadi DOC/DOD. Daya tetas yang diharapkan tinggi bisa... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2025.

Ditulis oleh: 
Ratna Loventa Sulaxono
Medik Veteriner Ahli Pertama
Balai Veteriner Jayapura

PENYESUAIAN NUTRISI UNTUK MENANGANI KECACINGAN PADA UNGGAS

Kecacingan atau yang disebut juga helminthiasis adalah kondisi dimana terjadi investasi cacing parasit di dalam tubuh. Umumnya kejadian kecacingan pada unggas ditemukan dalam saluran pencernaan, namun beberapa kasus bisa menyerang organ lain.

Cacing parasit telah diketahui sebagai penyebab utama pada masalah kesehatan dan penurunan produktivitas seperti memburuknya FCR, penurunan produksi telur, dan kematian. Selain itu, helminthiasis juga dikaitkan dengan diare, kerusakan usus, penurunan nafsu makan, lemas, lumpuh (paralisis), dan pertumbuhan bulu yang buruk (Jegede et al., 2015; Ngongeh et al., 2014; Uhuo et al., 2013; Baboolal et al., 2012; Afolabi et al., 2016).







MONIMAX®, KOKSIDIOSTAT TERKINI DI INDONESIA

Koksidiosis adalah penyakit yang cukup lama dikenal dalam sektor perunggasan dan merupakan penyakit terpenting yang disebabkan oleh parasit (genus Eimeria) namun sulit untuk dikendalikan. Hal ini mengakibatkan kerugian besar di industri ayam pedaging secara global, dengan perkiraan lebih dari $15 miliar. Di Indonesia sendiri, kerugiannya melebihi $500 juta/tahun.

Efektivitas pengendalian koksidiosis merupakan hal mutlak dalam meningkatkan profitabilitas. Dimana pengendalian yang tidak optimal bisa berefek buruk pada pencapaian berat badan dan tingginya rasio konversi pakan di sektor perunggasan. Penyakit ini juga memicu naiknya penggunaan antibiotik untuk pengobatan kasus pencernaan seperti Dysbacteriosis dan Necrotic enteritis.

Monimax® adalah pilihan koksidostat yang tepat, yang merupakan kombinasi dari monensin dan nicarbazin, serta telah teregistrasi di Indonesia. Monimax® dapat digunakan pada pakan ayam pedaging dan pullet (ayam dara petelur). Tentu saja kehadiran Monimax® menjadi angin segar bagi industri perunggasan saat ini.




HAMPIR SEPERTIGA ANAK SAPI DI INGGRIS MENGALAMI BOVINE RESPIRATORY DISEASE

Investigasi klinis dan USG toraks telah mengungkapkan bahwa hampir sepertiga anak sapi di Inggris mengalami bovine respiratory disease dan pneumonia subklinis.

Sekitar 1,4 juta anak sapi perah lahir di peternakan Inggris setiap tahun. Bovine respiratory disease  merupakan salah satu penyebab utama penyakit pada anak sapi pra-sapih dan merupakan alasan utama penggunaan antibiotik pada populasi ini. Mendiagnosis penyakit ini dapat menjadi tantangan, terutama saat menggunakan metode penilaian seperti Wisconsin Respiratory Score, yang mengandalkan tanda-tanda yang terlihat seperti batuk, keluarnya cairan dari hidung atau mata, posisi telinga, dan suhu.

Penelitian yang dilakukan oleh Royal Veterinary College mengukur kejadian penyakit pernapasan sapi pada 476 anak sapi yang lahir dari 16 peternak sapi perah yang berlokasi di Inggris Barat Daya. Para peneliti melakukan total 3.344 pemeriksaan mingguan sejak lahir hingga disapih pada usia 8 minggu, mengukur kesehatan pernapasan anak sapi menggunakan USG – pertama kalinya hal ini dilakukan pada sebagian besar kawanan sapi perah di Inggris – dan teknik penilaian.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa puncak prevalensi konsolidasi paru-paru, di mana udara di paru-paru digantikan oleh benda padat, cair, atau material lain, terjadi pada usia 8 minggu, mencapai 29%. Ditemukan juga bahwa pneumonia subklinis, adanya konsolidasi paru-paru tanpa tanda-tanda klinis luar, adalah hal yang umum. Pada usia berapa pun, hingga 28,7% anak sapi didiagnosis dengan pneumonia subklinis.

AYAM MENJADI DAGING PALING POPULER DI PRANCIS

Pada tahun 2024, untuk pertama kalinya, daging unggas – terutama ayam – menjadi daging paling populer di Prancis. Warga Prancis mengonsumsi 31,6 kg ayam, bebek, atau kalkun, dibandingkan dengan 31 kg daging babi dan charcuterie. Konsumsi daging unggas tumbuh sebesar 10% dari tahun ke tahun dan sekitar 15% sejak 2019.

Berita yang menggembirakan bagi industri unggas nasional, kata Anvol, organisasi interprofesional Prancis untuk industri unggas. “Kami telah mampu merebut kembali sebagian wilayah, tetapi produksi nasional masih jauh dari cukup untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.”

Prancis masih perlu mengimpor ayam dalam jumlah yang semakin besar, yang menurut Anvol, sering kali berasal dari negara-negara yang tidak menghormati standar tinggi yang harus dipatuhi oleh produsen Prancis.

“Ayam masih terjangkau, mudah dimasak atau disiapkan dengan cara lain, dan tidak stabil,” kata wakil presiden Anvol Patrick Pageard. “Namun, keberhasilan ini merupakan kisah dengan 2 sisi. Berkat kampanye vaksinasi yang telah kami lakukan di Prancis, sektor ini telah mampu mendapatkan kembali posisinya setelah beberapa tahun yang buruk karena wabah flu burung. Akan tetapi, pertumbuhan produksi yang sederhana tidak cukup untuk menawarkan ayam atau bebek Prancis kepada semua orang.”

Meskipun impor unggas tahun lalu lebih rendah daripada tahun 2023, angka tersebut masih berada pada level yang sangat tinggi, menurut Anvol. Untuk ayam, jumlahnya hampir setengah. Selama 5 tahun terakhir, jumlah ayam impor telah tumbuh sebesar 37% menjadi 222.000 ton.

Dewan Negara Prancis baru-baru ini mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pasar nasional semakin bergantung pada impor. Di antara pemasok asing, Polandia melipatgandakan jumlah yang dijualnya ke Prancis sebanyak 5 kali lipat sejak 2010, sementara Jerman, Belgia, dan Belanda juga memasok lebih banyak ayam ke Prancis. Akibatnya, neraca perdagangan unggas dan olahan daging unggas menunjukkan defisit besar sebesar €1,251 miliar.

"Semua upaya kita untuk memperbaiki situasi tidak membuahkan hasil sama sekali," Anvol memperingatkan.

Untuk melawan impor besar-besaran tersebut dan meningkatkan pasokan nasional, Anvol dan pelaku lain di sektor unggas Prancis meminta semua pelaku, otoritas, serta masyarakat umum untuk bersatu dalam mobilisasi guna meningkatkan produksi nasional. Organisasi tersebut sebelumnya menghitung bahwa 400 kandang unggas baru diperlukan untuk mencapai tujuannya.

MONIMAX (MONENSIN + NICARBAZINE)

Monimax (Monensin + Nicarbazine)
Reveal your hidden potential



KAZAKHSTAN AKAN MELARANG IMPOR TELUR

Kazakhstan telah meluncurkan rencana untuk memberlakukan larangan impor telur selama 6 bulan guna melindungi industri dalam negeri dalam konteks turbulensi di pasar telur AS dan Uni Eropa. Langkah tersebut dilakukan untuk melindungi peternakan dari Rusia, yang diyakini memiliki beberapa telur termurah di dunia.

Dalam catatan penjelasan RUU yang dipublikasikan di situs web Kazakhstan tentang tindakan hukum, pihak berwenang mengklaim bahwa pembatasan tersebut diberlakukan untuk mendukung 34 peternakan telur yang beroperasi di negara tersebut. Pada tahun 2024, Kazakhstan memproduksi 4,46 miliar telur, yang naik 1,2% dibandingkan dengan tahun 2023. Larangan tersebut menunjukkan bahwa Kazakhstan semakin khawatir tentang dumping dari peternakan telur Rusia.

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertanian Kazakhstan mengungkapkan bahwa petani lokal secara konsisten menyuarakan kekhawatiran mereka tentang masuknya telur dari Rusia dengan harga dumping, khususnya selama periode musim semi-musim panas. Hal ini telah menempatkan mereka pada posisi yang sangat tidak menguntungkan, sehingga sulit bagi mereka untuk bersaing di pasar.

Menanggapi keluhan ini, Kazakhstan memberlakukan larangan impor telur tahun lalu melalui transportasi otomotif yang berlaku mulai April hingga September. Pembatasan tersebut berlaku untuk negara-negara Uni Ekonomi Eurasia, blok perdagangan yang terdiri dari 5 negara pasca-Soviet, termasuk Rusia, yang anggotanya berbagi zona perdagangan bebas.

Pihak berwenang Kazakhstan mengeluh bahwa peternak Rusia secara artifisial menurunkan harga untuk menyingkirkan pesaing mereka di Kazakhstan dari bisnis. Pada kenyataannya, di tengah bantuan negara yang besar yang dialokasikan tahun lalu dan epidemi flu burung global di beberapa wilayah di dunia, telur di Rusia baru-baru ini menjadi yang termurah di antara semua negara G20.

PASAR UNGGAS YANG KUAT DENGAN RISIKO GEOPOLITIK

Perdagangan unggas global diperkirakan akan tetap kuat di tengah pasokan protein global yang relatif ketat dan peningkatan konsumsi, demikian kesimpulan RaboResearch dalam laporan protein hewani terbarunya.

Lembaga keuangan tersebut memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk tarif AS atas impor dan tarif balasan atas unggas AS dari wilayah yang terkena dampak, dapat menyebabkan perang dagang dan pergeseran arus perdagangan global.

Kondisi ekonomi yang membaik di banyak wilayah, bersama dengan harga protein lain yang terus tinggi, menjadikan unggas sebagai pilihan yang menarik bagi konsumen di seluruh dunia. Pertumbuhan konsumsi global diperkirakan mencapai antara 2,5% dan 3% tahun ini. Ini menandai tahun kedua berturut-turut pertumbuhan pasar di atas rata-rata, yang telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam kinerja margin di banyak wilayah.

“Hampir semua wilayah saat ini menikmati kondisi pasar yang menguntungkan, dengan pengecualian Tiongkok, yang menghadapi kondisi ekonomi yang lebih lemah, memudarnya kepercayaan konsumen, dan pasar daging domestik yang kelebihan pasokan setelah bertahun-tahun mengalami ekspansi yang cepat,” kata Nan-Dirk Mulder, analis senior RaboResearch.

Penanganan flu burung tetap menjadi tantangan besar bagi industri unggas global dan salah satu masalah operasional terbesarnya. Selain itu, pasokan induk ayam tetap ketat, dan harga telur tetas masih tinggi, sehingga membatasi pertumbuhan.

“Kenaikan harga telur kini mendorong minat baru pada vaksinasi sebagai alat untuk memerangi ancaman flu burung,” kata Mulder. “Industri unggas telah memperdebatkan penggunaan vaksin dalam beberapa tahun terakhir, dan lebih banyak negara mengadopsi vaksinasi sebagai alat untuk mengurangi risiko penyebaran flu burung. Secara umum, ada lebih banyak dukungan di antara produsen telur daripada produsen ayam pedaging. Kekhawatiran tentang dampak perdagangan dan hasil yang beragam dalam mengendalikan penyebaran penyakit telah menjadi faktor utama bagi beberapa negara yang tidak mengadopsi vaksinasi sebagai alat.”

Selain risiko flu burung yang sedang berlangsung, meningkatnya ketegangan geopolitik dan persaingan menimbulkan tantangan terbesar bagi perdagangan global. Secara umum, perdagangan global diperkirakan akan tetap kuat di tengah pasokan protein global yang relatif ketat dan meningkatnya konsumsi. Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk tarif AS atas impor dan tarif pembalasan atas unggas AS dari wilayah yang terkena dampak, dapat menyebabkan perang dagang dan pergeseran arus perdagangan global.

Brasil dan Thailand diperkirakan akan diuntungkan oleh ketegangan geopolitik ini. “Mereka telah meraih pangsa pasar di pasar seperti Tiongkok dan Meksiko, dan tren ini kemungkinan akan terus berlanjut, terutama jika ketegangan perdagangan meningkat,” imbuh Mulder.

Secara tidak langsung, ketegangan geopolitik juga dapat menyebabkan perubahan dalam operasi karena pembatasan atau pergeseran arus perdagangan input seperti komoditas pertanian dan aditif pakan. “Pedagang global harus siap untuk merespons perkembangan dengan cepat,” Mulder memperingatkan.

DUKUNGAN FINANSIAL UNTUK MEMERANGI FLU BURUNG PADA TERNAK DI AS

Peneliti di University of Minnesota baru-baru ini menerima hibah sebesar US$1,5 juta untuk proyek-proyek yang akan berupaya memahami penularan flu burung dan mengurangi dampak penyakit tersebut pada kawanan sapi perah dan sektor peternakan secara keseluruhan.

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas menyatakan bahwa mereka menerima pendanaan dalam bentuk hibah perjanjian kerja sama dari Departemen Pertanian AS (USDA). Kesembilan proyek yang telah diberi dukungan finansial tersebut akan memberikan kontribusi pemahaman penting bagi upaya nasional untuk menjaga kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan, serta untuk menjaga ketahanan pangan sektor peternakan AS.

Yang memimpin tim peneliti tersebut adalah Scott Wells, seorang profesor di College of Veterinary Medicine. Anggota tim peneliti tersebut meliputi para ahli dalam bidang virologi, epidemiologi, mikrobiologi, kedokteran hewan, dan biosekuriti pertanian.

PERTUMBUHAN YANG KUAT DIPROYEKSIKAN UNTUK INDUSTRI UNGGAS DAN TELUR UKRAINA

Ukraina akan meningkatkan produksi unggas sebesar 28% menjadi 1,7 juta ton hingga 2033 dibandingkan dengan 2023, menurut perkiraan yang diterbitkan oleh Sekolah Ekonomi Kyiv (KSE).

Margin kotor yang positif dan perubahan pola konsumsi merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan ini.

Produsen daging unggas skala besar di Ukraina, yang sering kali juga memproduksi pakan unggas, merupakan kekuatan pendorong yang signifikan di balik pertumbuhan industri ini. Kemampuan mereka untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi dan biaya produksi yang lebih rendah, seperti yang ditunjukkan oleh KSE, sebagian besar berkontribusi pada pertumbuhan kapasitas.

Sementara itu, konsumsi daging unggas per kapita diperkirakan akan terus tumbuh dan diproyeksikan mencapai 32,3 kg per tahun pada 2033 – naik 15,9% dibandingkan dengan 2023. Dalam beberapa tahun mendatang, unggas akan menggantikan daging sapi sebagai sumber protein utama dalam makanan orang Ukraina.

Konsumsi daging sapi di Ukraina diproyeksikan akan anjlok dalam beberapa tahun mendatang. Namun, total konsumsi unggas akan stagnan setelah tahun 2026 pada level sekitar 1,3 juta ton per tahun, karena tren populasi yang diperkirakan negatif.

Baik produksi maupun konsumsi telur diperkirakan tidak akan kembali ke level sebelum perang. Pengembangan perusahaan skala besar di sektor unggas juga telah mendorong pertumbuhan produksi telur ayam, kata KSE.

Para analis memperkirakan pertumbuhan produksi telur hingga 855.000 ton pada tahun 2033, yang merupakan peningkatan sebesar 31% dibandingkan dengan tahun 2023. “Namun, baik produksi telur ayam maupun konsumsi dalam negeri tidak akan pulih ke level sebelum perang pada tahun 2033, terutama karena tren populasi yang negatif dan kerusakan fasilitas produksi telur besar di selatan Ukraina selama invasi Rusia,” kata KSE.

Pertanian Ukraina, termasuk industri unggas, terus menderita kerusakan dan kehancuran akibat pertempuran yang sedang berlangsung. KSE menghitung nilai gabungan dari aset yang hancur mencapai US$10,3 miliar, yang menandai peningkatan sebesar 18% dari estimasi sebelumnya yang dibuat untuk tahun pertama invasi skala penuh.

“Peningkatan kerusakan yang relatif moderat disebabkan oleh sebagian besar aset yang terletak di area permusuhan aktif yang telah rusak dalam versi estimasi sebelumnya,” kata KSE.

Total kebutuhan rekonstruksi dan pemulihan selama 10 tahun ke depan berjumlah US$56 miliar, dengan kebutuhan prioritas tahun 2024 sebesar US$435 juta, yang sebagian besarnya telah ditanggung oleh pendanaan donor, KSE menambahkan.

BIOBON, YEAST-BASED MYCOTOXIN BINDER

• Quadruple protections for animal by detoxification, bio-degradation and immuno stimulan
• Selectively adsorbing mycotoxins, except for nutrients



TARIF BARU AS MEMICU KEKHAWATIRAN DI ANTARA KELOMPOK TANI UE DAN AS

Organisasi petani Eropa dan Amerika khawatir tentang tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat untuk produk dari Uni Eropa. Hal ini membuat harga 20% lebih mahal.

Meskipun sudah ada sejak lama, tarif tersebut telah mengejutkan. Komisi Eropa mempersiapkan paket tindakan balasan.

Ketua Ursula Von der Leyen menyebut tarif yang diumumkan sebagai 'pukulan telak bagi ekonomi global'. Semua skenario untuk reaksi balasan Eropa sudah ada di atas meja. Untuk kemungkinan tarif balasan, Komisi Eropa akan melihat industri yang merugikan AS dan industri yang memiliki alternatif bagi UE. Kedelai dari Brasil disebutkan secara khusus.

Sementara itu, petani Eropa tidak ingin UE membalas bea masuk impor Trump. Organisasi induk Eropa Copa-Cogeeca berharap bahwa UE akan bernegosiasi dengan AS untuk mencegah perang dagang.

Presiden Copa Massimiliano Giansanti mengatakan dalam siaran pers, “Langkah-langkah perdagangan balasan tidak akan menguntungkan petani di UE atau AS. Sebaliknya, tindakan itu akan membatasi peluang kita, menaikkan harga, dan melemahkan ketahanan bisnis pertanian. Kami meminta kedua pemerintahan untuk memprioritaskan negosiasi dan menjajaki semua jalur diplomatik sebelum menggunakan langkah-langkah yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang.”

Ada juga kekhawatiran dari para petani di Amerika. Federasi Biro Pertanian Amerika (AFBF) menekankan bahwa perdagangan sangat penting bagi para petani Amerika. Kenaikan tarif mengancam keberlanjutan ekonomi para petani, yang telah kehilangan uang dari hasil panen pokok mereka selama 3 tahun terakhir. Lebih dari 20% pendapatan pertanian berasal dari ekspor dan para petani sangat bergantung pada impor untuk persediaan utama seperti pupuk dan peralatan khusus. AFBF memperkirakan kerugian jangka panjang dari hilangnya pangsa pasar bagi para petani Amerika.

MESIR AKAN MENGUBAH JUTAAN TON LIMBAH PERTANIAN DAN MAKANAN MENJADI PAKAN TERNAK

Diskusi sedang berlangsung di Mesir tentang cara mendaur ulang jutaan ton limbah pertanian dan makanan menjadi pakan ternak.

Mesir mengimpor sekitar 90% bahan pakan, terutama jagung dan kedelai, untuk memenuhi permintaan di pasar pakan domestik. Namun, Dr Mohsen Shukry, Pelapor Dewan Riset Sumber Daya Hewan di Akademi Riset dan Teknologi Ilmiah, baru-baru ini berbicara di sebuah acara industri di mana ia mengatakan bahwa negara tersebut mungkin dapat memanfaatkan 65 juta ton limbah yang berpotensi bermanfaat per tahun untuk mengisi kesenjangan tersebut.

Limbah ini mencakup 50 juta ton berbagai limbah pertanian dan sekitar 15 juta ton limbah pabrik makanan. Sebagian dari jumlah ini, katanya, dapat diolah untuk digunakan lebih lanjut dalam memberi makan ternak, unggas, dan ikan.

Di antara hal-hal lain, pengolah Mesir mempertimbangkan berbagai opsi untuk memaksimalkan potensi daur ulang buah dan sayuran, Dr Mohamed El Shafei, anggota Dewan Direksi Kamar Industri Makanan, menyatakan selama acara tersebut. Langkah tersebut juga dapat menurunkan kebutuhan akan pakan ternak impor, asumsinya.

Rencana untuk mengumpulkan buah-buahan dan sayuran dari pengecer untuk diproses lebih lanjut menjadi pakan ternak dimasukkan dalam rencana pembangunan ekonomi nasional Visi Mesir 2030. Akan tetapi, belum ada upaya nyata yang dilakukan untuk mengatur kapasitas pemrosesan.

Pada akhir tahun 2024, pemerintah Mesir menyampaikan rencana untuk menyederhanakan proses pendaftaran produk pakan baru, yang berpotensi membuka jalan bagi pakan baru bagi pabrik pakan.

Sejak awal tahun 2025, pejabat industri pakan lokal telah menyatakan kekhawatiran atas kenaikan harga pakan tahun ini akibat kekeringan di Brasil, salah satu pemasok terbesar bagi negara tersebut.

Selain mendaur ulang limbah makanan, pemerintah setempat menaruh harapan pada pemulihan produksi kedelai untuk mengatasi krisis. Di Mesir, penanaman kedelai terus menurun selama 4 dekade terakhir, dari 62.000 hektar pada tahun 1983 menjadi hanya 14.000 hektar pada tahun 2021.

Namun, menurut perkiraan Kementerian Pertanian, area produksi kedelai akan terus bertambah, mencapai 500.000 hektar dalam beberapa tahun ke depan. Pihak berwenang juga mengharapkan beberapa peningkatan dalam hasil rata-rata kedelai di negara tersebut.

PROFITABILITAS INDUSTRI UNGGAS RUSIA MEROSOT TAJAM

Peternak unggas Rusia telah menderita kerugian dalam beberapa minggu terakhir karena menjual daging dan telur ayam pedaging ke pengecer dan pedagang grosir karena kelebihan pasokan semakin menguasai pasar.

Pada minggu terakhir bulan Maret, harga grosir rata-rata karkas ayam pedaging di Rusia turun sedikit, turun menjadi 142 Rub per kg (US$1,68), kata Sergey Lakhtuykhov, direktur umum Persatuan Peternak Unggas Nasional Rusia.

Rata-rata, peternak unggas menderita kerugian 20 Rub per kg (US$0,24) saat menjual daging ayam pedaging langsung ke pengecer dan 40 Rub per kg (US$0,48) berdasarkan kontrak dengan pedagang grosir.

Di segmen daging unggas cincang, situasinya dramatis. Rata-rata, harga anjlok menjadi 25 Rub per kg (US$0,30), mencapai 20 Rub per kg (US$0,24) di beberapa wilayah. Tahun lalu, harganya sekitar 80 Rub per kg (US$0,95), menurut Lakhtuykhov.

“Beberapa peternak mengatakan lebih mudah mengubur daging cincang daripada menyimpan dan menjualnya,” Lakhtuykhov mengakui.

Keuntungan industri telur rata-rata juga berada di zona merah. Saat ini, harga grosir telur di pasaran diperkirakan mendekati 25 Rub per kg (US$0,30), sementara biaya produksi mencapai 55 hingga 65 Rub per kg (US$0,65 – US$0,77), tergantung pada lokasi peternak.

Peternak unggas menaruh harapan mereka pada musim barbekyu yang akan dimulai pada bulan Mei ketika permintaan daging dan telur unggas biasanya meningkat. Dengan latar belakang ini, Boris Chernyshov, wakil juru bicara Duma Negara, majelis rendah Parlemen Rusia, mengajukan permintaan kepada Kementerian Pertanian yang mengusulkan untuk sementara melarang ekspor daging, kemungkinan termasuk unggas. Chernyshov berasumsi bahwa tindakan tersebut akan menjaga harga tetap rendah selama permintaan puncak.

Pimpinan industri menentang gagasan pelarangan ekspor pada saat industri sedang berjuang melawan kerugian. “Sebaliknya, komunitas industri sedang memikirkan cara untuk merangsang ekspor guna menstabilkan harga dan mengurangi kerugian peternak,” kata Sergey Yushin, direktur eksekutif Russian National Meat Union.

Jika diterapkan, pembatasan ekspor dapat memperburuk krisis di industri tersebut, menurut para pelaku pasar.

KEKURANGAN TELUR DAN HARGA TELUR DI EROPA DAN AS

Di Eropa barat laut, peternak unggas dapat memanfaatkan sepenuhnya harga yang sangat tinggi. Sementara Belanda, Belgia, dan Jerman masih cukup terhindar dari kekurangan, pasokan di pasar dunia terbatas karena wabah flu burung (H5N1) dan penyakit Newcastle Disease (ND) di Eropa Timur, Rusia, Asia, dan Amerika.

Dampak wabah flu burung khususnya terlihat di Amerika Serikat. Sejak Januari 2022, lebih dari 1.600 wabah flu burung telah dilaporkan di peternakan Amerika dan di antara peternak hobi di negara bagian California, Colorado, Iowa, Louisiana, Michigan, Missouri, Nevada, Oregon, Texas, Washington, Wisconsin, dan Wyoming. Lebih dari 166 juta ayam telah terjangkit. Selain unggas, ada juga banyak kasus sapi perah yang terinfeksi virus di AS.

Pemusnahan massal telah berdampak pada pasar telur. Harga telur di AS umumnya jauh lebih fluktuatif daripada di Eropa. Selain itu, harga di Amerika lebih rendah daripada di Eropa pada sebagian tahun 2023. Namun pada tahun 2024, peternak unggas di AS yang masih memiliki hewan produktif menerima rata-rata 70% lebih banyak untuk satu telur (€367,29 per 100 kg) daripada produsen di Eropa (€216,52 per 100 kg).

Perbedaan harga meroket ke titik yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. Dengan rata-rata €248,51 per 100 kg, telur di Eropa menghasilkan 15% lebih banyak dalam 12 minggu pertama tahun ini dibandingkan pada tahun 2024. Namun, telur Amerika menghasilkan tidak kurang dari 155% lebih banyak daripada tahun lalu.

Harga telur rata-rata pada kuartal pertama tahun ini adalah €935,43 per 100 kg, dengan puncaknya hampir €1.200 per 100 kg. Itu lebih dari 4,5 kali lipat dari telur Eropa pada saat itu. Harga telur di Amerika Serikat kini kembali turun menyusul intervensi pemerintah. Agar telur tetap terjangkau bagi konsumen, negara tersebut berupaya meningkatkan impor. Beberapa pengolah telur Belanda juga telah didekati untuk memasok ke Amerika Serikat. Dampaknya belum jelas, tetapi jika itu terjadi, permintaan tambahan akan meningkat di Eropa.

LIVESTOCK PROTECT UNTUK MEMPREDIKSI, MELINDUNGI, DAN MENANGGAPI ANCAMAN PENYAKIT UNGGAS

Sebuah platform dan aplikasi digital telah diluncurkan untuk mengubah ketahanan unggas di Inggris dalam menghadapi ancaman flu burung yang terus berlanjut.

Didesain oleh Livetec, Livestock Protect memberi para produsen alat untuk mengelola risiko secara real-time, membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih tepat, serta meningkatkan efisiensi operasional untuk membantu melindungi ternak dan bisnis mereka dari ancaman penyakit.

Platform ini dirancang untuk memecahkan masalah yang tepat dari awal. Perusahaan merasa bahwa setelah bertahun-tahun berada di garis depan selama wabah AI, tantangan utama muncul tetapi tidak teratasi.

Tantangan ini termasuk ketergantungan berkelanjutan pada pencatatan berbasis kertas, keterlambatan dalam mengakses informasi wabah, praktik biosekuriti yang tidak konsisten, dan kurangnya alat terpusat secara real-time. Dengan sektor yang perlu mengubah wawasan menjadi inovasi untuk manajemen penyakit proaktif, Livetec membangun sistem untuk memberikan peringatan real time menggunakan data resmi, mengganti catatan kertas dengan alat digital, mengotomatiskan bukti kepatuhan untuk Red Tractor, APHA, RSPCA, dan lainnya, menawarkan akses 24/7 melalui ponsel dan web, serta menyesuaikan operasi dengan semua ukuran – dari kawanan ternak skala kecil hingga peternakan tingkat perusahaan.

Julian Sparrey, direktur teknis grup Livetec Technical Systems, mengatakan platform Livestock protect memberikan saran biosekuriti untuk peternakan dan bisnis unggas. Alat tersebut, katanya, telah dirancang untuk memperlancar biosekuriti dan perencanaan kontinjensi, membantu pelanggan tetap proaktif dan mengantisipasi risiko penyakit.

Platform Livestock Protect menyatukan berbagai alat berbasis data yang dirancang untuk mempermudah, mempercepat, dan mengefektifkan manajemen biosekuriti bagi produsen unggas.

Fitur inti meliputi:

  • Pemetaan wabah AI – menyediakan notifikasi zona real time, pengawasan burung liar, dan data wabah historis
  • Sistem penilaian biosekuriti eBAS – memberikan skor risiko tertimbang dan rekomendasi khusus berdasarkan pengalaman Livetec yang luas
  • AccessProtect – Pencatatan pengunjung berbasis kode QR untuk keterlacakan penuh
  • Chatbot biosekuriti ‘Paula’ – didukung oleh Google Gemini, menawarkan saran biosekuriti instan dengan basis pengetahuan yang dikurasi oleh para ahli internal Livetec
  • Kalkulator depopulasi dan dasbor operasi langsung – mendukung perencanaan tanggap darurat
  • Rencana wabah nasional dan berbagai alat tanggap darurat – memastikan pengguna siap bertindak cepat dan efektif

SCI MENGADAKAN SEMINAR DAN HALAL BI HALAL UNTUK CUSTOMER

Masih dalam suasana lebaran, PT Sehat Cerah Indonesia (SCI) bersama dengan Subur Group mengadakan halal bi halal sekaligus seminar in house training untuk para customer.

Diadakan di Surabaya, Rabu 16 April 2025, seminar dihadiri para customer, Direktur Subur Group, tim PPL dan tim Veterinarian Malindo.

Bertajuk “Gut Health pada Pemeliharaan Ayam Broiler Modern dan Sanitasi Farm”, seminar menghadirkan Drh Margaretha P Novantiana, Produk Manager SCI, sebagai pembicara.

“ Kita membahas produk Liptosafe Pro sebagai penunjang kesehatan saluran cerna dan performance ayam broiler, serta program biosecurity untuk mencegah infeksi penyakit viral,” kata Nova. “Diharapkan seminar ini bisa memberikan informasi dan panduan mengenai bagaimana langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan saluran cerna ayam broiler, serta pentingnya penerapan biosecurity untuk menghindari terjadinya outbreak di farm.”

WKU BIDANG PETERNAKAN KADIN INDONESIA BAHAS 4 PROGRAM DENGAN MENTERI KOPERASI

Audiensi WKU Bidang Peternakan Kadin Indonesia dengan Menteri Koperasi (Foto: Istimewa)

Pada Kamis 17 April 2025 Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan Kadin Indonesia, Cecep Muhammad Wahyudin, kembali beraudiensi dengan Menteri Koperasi (Menkop), Budi Arie Setiadi. Audiensi dilakukan di kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, dipimpin langsung oleh Budi.

Hadir juga dalam audiensi stafsus Menkop, Ambar Pertiwiningrum, Deputi Kemenkop, dan salah satu organisasi persatuan Kepala Desa.

Audiensi tersebut merupakan lanjutan dari audiensi sebelumnya dengan agenda besar korporatisasi koperasi peternakan Indonesia.

“Hari ini memang betul melanjutkan audiensi sebelumnya, tetapi kita hari ini lebih kepada teknisnya,” kata Cecep. “Selain dengan Menkop juga sebelumnya kita sudah melakukan audiensi dengan beberapa kementerian. Sehingga ada empat program utama yang akan dikerjakan oleh WKU peternakan di tahun ini.”

Menkop dan Kadin berencana mengembangkan 8.000 desa untuk peternakan ayam petelur dengan masing-masing desa sebanyak 1.000 ekor. Tujuannya adalah penyebaran ayam petelur menjadi merata di seluruh Indonesia.

Pengembangan sapi perah juga akan dilakukan, yaitu dengan inclusive closed loop system. Dimana tiga pihak akan bersama-sama membangun sistem ini yaitu swasta, pemerintah dan masyarakat melalui koperasi.

Sistem rantai pasok yang juga menjadi program utama dalam pengembangan Koperasi Merah Putih, juga akan dikembangkan.

Untuk pemenuhan kebutuhan program ayam petelur dan sapi perah juga akan dilakukan pengembangan pabrik pakan. Rencananya akan melibatkan pihak swasta, baik pelaku industri pakan yang sudah ada maupun yang baru.

“Di audiensi sebelumnya belum digagas Koperasi Merah Putih. Dengan adanya Koperasi Merah Putih ini nanti yang akan menjalankan program adalah koperasi desa,” Cecep menjelaskan. “Tentu disini masih relevan dan masih inline dengan korporatisasi koperasi dimana kita akan membuat sebuah rangkaian bisnis menjadi sebuah integrasi secara horizontal. Dan Kadin akan hadir sebagai agregator yang akan menyambungkan rantai bisnis satu dengan yang lainnya.”

Audiensi juga membahas rantai pasok peternakan ayam petelur. Hasilnya akan dilakukan pemetaan wilayah mana saja yang belum tersentuh distribusi ayam petelur. Sehingga kemungkinan wilayah Indonesia bagian tengah dan timur akan lebih banyak diperhatikan. Rantai bisnis utama, terutama pabrik pakan, juga akan dibangun. Pihak swasta yang memiliki kapasitas tertentu akan dilibatkan. (NDV)

PELATIHAN PJTOH ANGKATAN XXVII, DIGELAR SECARA HYBRID

Simbolis pemukulan gong membuka kegiatan pelatihan PJTOH angkatan XXVII oleh Arief Wicaksono. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali melaksanakan kegiatan rutin tahunan yakni Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PJTOH) Angkatan XXVII yang berlangsung mulai 15-17 April 2025 secara hybrid, di Bogor, Jawa Barat.

“Pelatihan ini sudah yang ke-27 kalinya kita laksanakan. Pada pelatihan PJTOH kali ini sangat padat acaranya dengan kita menghadirkan 15 narasumber,” ujar Ketua Panitia Pelatihan PJTOH, Drh Forlin Tinora dalam sambutannya, Selasa (15/4/2025).

Mengingat pentingnya peran PJTOH, lanjut Forlin, pada pelatihan kali ini dibagi menjadi tiga kategori, di antaranya materi tentang peraturan dan perundang-undangan obat hewan, pembahasan teknis mengenai sediaan biologic, feed additive, dan feed supplement, serta pembahasan mengenai pentingnya pemahaman organisasi. “Kami harapkan para calon PJTOH benar-benar mengikuti pelatihan dengan baik,” ucapnya.

Peserta pelatihan PJTOH yang hadir secara luring.

Tugas dan peran dokter hewan maupun apoteker sebagai PJTOH di perusahaan obat hewan ataupun pakan ternak menjadi kunci penting. Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, menguraikan beberapa tugas dan tanggung jawab PJTOH di antaranya memberikan informasi tentang peraturan perundangan di bidang obat hewan kepada pimpinan perusahaan, juga memberikan saran dan pertimbangan teknis mengenai jenis sediaan obat hewan yang akan diproduksi/diimpor.

“PJTOH juga menjadi posisi kunci dalam peranannya menolak produksi, penyediaan, bahkan peredaran obat hewan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Kemudian menolak produksi obat hewan yang belum memperoleh nomor registrasi atau registrasinya sudah mencapai masa kadaluarsa. Ini PJTOH harus memastikan di perusahaan tempatnya bekerja,” jelas Ira.

Lebih lanjut disampaikan, begitu juga ketika PJTOH di pabrik pakan memiliki tugas yang tidak jauh berbeda, yakni menolak penggunaan bahan baku atau obat hewan jadi yang dilarang dicampur dalam pakan ternak, kemudian menyetujui penggunaan bahan baku atau obat hewan jadi yang dicampur dalam pakan ternak yang memenuhi syarat mutu atau menolaknya apabila tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang obat hewan.

“Mengingat tugas dan tanggung jawab PJTOH sehingga pelatihan ini menjadi sangat penting dan diharapkan para calon PJTOH mendapatkan pemahaman dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Sambutan oleh Ketua ASOHI, Irawati Fari, secara luring.

Harapan senada juga disampaikan oleh Koordinator Substansi Pengawasan Obat Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan, Drh Arief Wicaksono, yang mewakili Direktur Kesehatan Hewan, bahwa pentingnya peranan PJTOH sehingga diharapkan para calon PJTOH memiliki kompetensi yang baik di bidangnya.

“Di sini kita bisa saling sharing informasi dan menjadi wahana yang baik untuk menyampaikan banyak hal. Diharapkan ke depannya PJTOH benar-benar memiliki kompetensi dan mampu mengawasi produksi obat hewan sehingga terjaga keamanannya,” tukasnya.

Pada hari pertama pelatihan menghadirkan pembicara di antaranya Prof Budi Tangendjaja (bahasan teknis sediaan feed additive, feed supplement, dan alternatif feed additive pengganti AGP), Drh Arief Wicaksono (sistem kesehatan hewan dan peraturan obat hewan), dan Ketua Komisi Obat Hewan Prof Widya Asmara (bahasan teknis farmasetik, biologik, obat alami, dan herbal).

Foto bersama panitia dan peserta PJTOH.

Pada hari kedua pelatihan PJTOH, peserta kembali mendapat materi dari DIrektur Pakan Ternak Drh Nur Saptahidhayat (peraturan/kebijakan terkait pakan), Tim CPOHB Drh Ketut Karuni N. Natih (bahasan cara pembuatan obat hewan yang baik/CPOHB dan pembuangan limbah obat hewan), Tim BBPMSOH Apt M. Zahid (rantai dingin/cold chain), kemudian terkait badan karantina hewan, peran PPNS dalam penanganan obat hewn ilegal, serta peranan organisasi dalam pembinaan anggota dari ASOHI dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Pada hari terakhir, peserta pelatihan yang ikut secara luring diajak berkunjung ke Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) untuk melihat bagaimana tata cara pengiriman obat hewan yang baik dan pengiriman sampel, hingga visit lab milik BBPMSOH. (INF)

IR LILI MAWARTI MSI KEPALA DINAS DENGAN SEGUDANG PRESTASI

Lili Mawarti

Kepala dinas dengan segudang prestasi. Ungkapan ini tidak berlebihan jika disematkan kepada Ir Lili Mawarti MSi, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Lampung.

Deretan penghargaan banyak diraih Dinas PKH Lampung Lampung di bawah kepemimpinan Lili. Baik di tingkat provinsi maupun nasional.

Atas dedikasinya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang secara terus-menerus menunjukkan kecakapan, kedisiplinan, dan pengabdian, pada 2023 Lili mendapat penghargaan Satyalencana Karya Satya yang ke-30 Tahun.

Lili dilantik pada 16 Oktober 2020 oleh Gubernur Lampung Ir H Arinal Djunaidi yang sebelumnya menjadi Plt Kadis merangkap Sekdin. “Saya selalu berupaya menjaga amanah dari Bapak Gubernur Lampung yang diberikan kepada saya,” tutur Lili.

Lahir di Jakarta pada 26 April 1967, Lili menamatkan pendidikan di SMA Negeri 31 Jakarta, kemudian memantapkan hatinya untuk kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Ibu dari dua anak ini berkesempatan melanjutkan pendidikan S2 Manajemen Ilmu Administrasi di Universitas Bandar Lampung pada 2017.

Sebelum berkarir di PNS/ASN, penyuka warna ungu ini tercatat pernah menjadi pegawai di bursa komoditi Jakarta. Selain itu, Lili juga pernah berkarir di Lippo Insurance, Asuransi Sopo Indah Asih Jakarta, dan sebagai Tenaga Honor Proyek IFAD di Lampung.

“Saya menjadi CPNS tertanggal 1 April 1992, posisi di UPT BPTU Sembawa Sumatra Selatan. Selanjutnya tahun 1994 hingga 1996 pindah ke Dinas Peternakan Provinsi Sumatra Selatan,” kenangnya.

Perjalanan Lili selanjutnya pada 1996-1998, bertugas di Dinas Peternakan DKI Jakarta dan mutasi ke Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Lampung pada 1998, karena ikut sang suami sampai dengan saat ini.

Ucapan dan Tindakan Harus Sejalan

“Prinsip yang saya pegang teguh dalam menjalani kehidupan adalah harus jujur, antara ucapan dan tindakan harus sejalan,” tegas Lili.

Imbuhnya, ia juga berusaha memberikan yang terbaik dalam bekerja sekaligus harus menentukan target. “Jadilah versi terbaik dari diri sendiri, tetap optimis di tengah kesulitan dan berani untuk bermimpi besar. Prinsip-prinsip ini juga yang pernah dipesankan oleh almarhum ayah tercinta,” ucap Lili.

Dalam hidup ketika manusia dihadapkan pada cobaan, Lili menambahkan bahwasanya Allah ingin hamba-Nya lebih mendekat dan memohon jalan keluar yang terbaik. Bagi Lili yang tidak kalah penting adalah selalu meminta doa dan restu dari ibu. la yakin doa seorang ibu itu makbul.

Tidak Saling Menjatuhkan

Manajemen yang diterapkan Lili bersama rekan-rekan kerja adalah untuk saling mengingatkan bahwa mereka satu keluarga besar. “Kita adalah tim kerja yang apabila ada salah satu anggota tim yang mengalami kesusahan, maka kita harus ikut merasakan dan justru jangan saling menjatuhkan,” terang Lili.

Lebih lanjut ia menegaskan, di dalam lingkungan kerja penting untuk menghindari sikap merasa paling penting dan paling pandai, karena sejatinya di sini bekerja bersama-sama sebagai teamwork.

“Ruangan saya selalu terbuka untuk para staf dan teman-teman yang ingin curhat. Saya tidak hanya menempatkan diri sebagai kepala dinas, tetapi juga bisa menjadi orang tua dan teman untuk keluarga Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Lampung,” ujar Lili.

Wanita yang gemar berwisata kuliner ini juga terbuka dalam menerima saran dan masukan. La pun tidak segan untuk meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

Memperhatikan Keresahan Peternak

Dalam setiap kunjungan ke lapangan, Lili akan selalu turun dan berkunjung ke kandang peternak untuk memperhatikan keresahan dan kebutuhan yang dirasakan peternak. Dalam mengambil kebijakan, ia membutuhkan landasan kebutuhan faktual di lapangan.

Tak lupa, Lili juga bercengkrama bersama para peternak untuk berdiskusi dan menyamakan persepsi demi kemajuan peternakan di Lampung.

“Saya membutuhkan para peternak dalam menerima informasi dan permasalahan aktual di lapangan, serta para peternak menitipkan pesan dan amanah yang harus saya ikat sebagai pengawal dalam membangun atmosfer peternakan yang lebih baik melalui sebuah terobosan kebijakan,” jelasnya.

Dinas Peternakan dan Keswan Lampung di 2025 memiliki target peningkatan produksi ternak dan hilirisasi peternakan. Dimana peningkatan produksi ternak diwujudkan melalui kebijakan peningkatan populasi ternak, pengembangan/revitalisasi infrastruktur peternakan, dan pengendalian kesehatan hewan.

Hilirisasi peternakan diwujudkan melalui kebijakan peningkatan unit usaha peternakan yang memiliki izin edar, peningkatan kelembagaan kelompok, dan peningkatan unit usaha peternakan yang tersertifikasi.

Guna menunjang program Makan Bergizi Gratis (MBG), Dinas Peternakan dan Keswan Lampung terus meningkatkan produksi telur, daging, dan susu. Selain itu membuka peluang seluas-luasnya kepada para investor di bidang peternakan melakukan investasi di provinsi Lampung.

“Satu lagi, kami inginkan ada rumah sakit hewan di Provinsi Lampung agar penanganan terhadap hewan-hewan peliharaan semakin maksimal dilakukan,” pungkasnya. (NDV)

Prestasi Dinas Peternakan dan Keswan Lampung di bawah Kepemimpinan Lili Mawarti

Tahun 2019: Rekor MURI untuk provinsi yang memperoleh sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) unggas petelur terbanyak dalam satu tahun.


Tahun 2020: Penghargaan Terbaik I dari BPS sebagai Instansi yang Komunikatif, Responsif, dan Konsisten dalam Penyediaan Data Publikasi.


Tahun 2021: Piagam Adi Bakti Tani; Penghargaan Klaster Ketahanan Pangan Terbaik I; Kelahiran Pedet Tertinggi pada Acara Panen Pedet; Penghargaan Instansi yang Komunikatif, Responsif, dan Konsisten dalam Penyediaan Data Publikasi; Penghargaan Pelaporan Metadata Kegiatan Statistik; Realisasi Satker Terbaik Kementan Tahun 2021.


Tahun 2022: UPTD Balai Inseminasi Buatan Provinsi Lampung tersertifikasi SNI, Penghargaan Kinerja Transfer Embrio (TE Award) diraih Provinsi Lampung, Penghargaan Pelaporan Metadata Kegiatan Statistik, Realisasi Satker OPD Terbaik I, Nilai SAKIP BB.


Tahun 2023: Satyalencana Karya Satya yang ke-30 Tahun, Penghargaan Abdi Bakti Tani yang diwakili oleh UPTD BPK2LP dan UPTD PTKS, Juara II OPD dengan Realisasi Capaian Kinerja Terbaik Kegiatan Optimalisasi Reproduksi dan Penandaan Ternak, Harapan I dengan Provinsi Maju Transfer Embrio.


Tahun 2024: Juara I Lomba Poster Rabies, Sertifikat Unit Pengelola Zakat oleh BAZNAS, Keterbukaan Informasi Publik Kategori OPD Cukup Informatif.

KANDANG AYAM MODERN: MASA DEPAN INDUSTRI PETERNAKAN AYAM

kandang ayam closed house modern
Teknologi kandang ayam modern terus berkembang pesat. (Foto: Canva)

Menurut Sofin Faiz, representatif Fancom BV di Indonesia, kriteria kandang ayam modern adalah kandang yang bisa memaksimalkan potensi genetik dari strain ayam. Dimana saat potensi genetik tercapai optimal, produksi pasti baik bahkan outstanding.

Kriteria lain adalah memiliki sistem otomatisasi yang dipandu oleh computer controller yang baik, sehingga bisa mengorganisir kebutuhan ayam yang dipelihara. Mekanisasinya sudah dikendalikan oleh controller dan sensor-sensor, manusia bertugas untuk mengamati jalannya sistem, tidak terus menerus mengintervensi setting. Parameter yang bisa diukur adalah keseragaman udara, air dan pakan.

Dengan demikian bentuk kandang modern saat ini untuk ayam adalah kandang closed house. Dimana kandang ayam closed house modern biasanya memiliki kriteria-kriteria di atas.

Manfaat dan Keunggulan Kandang Ayam Modern

“Potensi genetik ayam jelas lebih mudah dioptimalkan dan lebih stabil, dibandingkan dengan kandang tradisional,” kata Sofin. “Banyaknya kuantitas ayam juga bukan lagi menjadi hal yang menyusahkan, karena di kandang modern lingkungan memang lebih mudah dikondisikan.”

Selain itu kandang ayam closed house modern minim komplain dari masyarakat, karena iklim dalam kandang terkondisi, sehingga amonia jelas diminimalisir dan tidak mengundang banyaknya lalat yang berdatangan.

Juga mampu memelihara ayam dengan kepadatan yang lebih tinggi namun dengan mortalitas rendah, sehingga akan menguntungkan bagi peternak.

Sofin menambahkan, dengan menggunakan sistem yang tepat, contohnya sistem ventilasi dari Fancom bisa memberikan efisiensi listrik 60% dari kandang closed house pada umumnya.

Secara genetik ayam-ayam modern sebenarnya sudah menuntut penerapan kandang modern. Data terakhir yang didapatkan Sofin dari salah satu produsen genetik terkemuka di dunia, ayam broiler mereka sudah butuh kecepatan angin di atas 3m/s.

Kekurangan Kandang Ayam Modern

Tentu kandang modern membutuhkan cost investasi yang lebih tinggi daripada untuk membangun farm tradisional. Ini menjadi kendala tersendiri bagi peternak yang modalnya tipis.

Selain itu orang yang mengoperasikan sistem di kandang modern juga harus berkompeten. Kenyataannya, menurut Sofin, banyak terjadi di lapangan SDM kandang mengaplikasikan pemahaman lama (kandang tradisional) ke mesin modern. Akibatnya yang seharusnya semua bisa serba otomatis malah menjadi manual kembali.

“Perlu proses edukasi yang bertahap dan proper, karena tanpa proses edukasi yang baik, setingan sistem di kandang modern akan kembali diset ke tradisional,” jelas Sofin. “Selain itu perlu maintenance yang baik dan tepat, karena saat mode otomatis sistem bekerja berdasarkan indikator sensor dan mekanisasi otomatis, yang semuanya perlu dijaga keakuratannya.”

Minimum Populasi Agar ROI Bagus

Meski tergantung dari cara peternak memahami tentang investasi secara holistik, namun secara umum semakin banyak populasi akan semakin mempercepat ROI kandang modern. Tapi memang ada batasan-batasan terkait dimensi perkandangan yang sudah umum di Indonesia. 

Contoh kandang broiler dengan ukuran  120 m x 12 m x 2,2 m bisa menampung 20.000 ekor dengan asumsi kepadatan 1:15 dengan bobot maksimal per ekor adalah 2,2 kg. Jika kandang tersebut ditingkat maka populasi bisa menjadi 40.000 ekor, tentu kuantitas yang bertambah akan mempercepat ROI.

Namun jika kandang modern digunakan pada farm dengan populasi rendah justru bisa mendatangkan kerugian.

“Imbangan cost investasinya terlalu timpang dengan hasilnya, tentunya kita lihat dari jenis ayam yang dipelihara dulu ya,” kata Sofin. “Pada ayam breeding rata-rata dengan ukuran 120 m x 12 m hanya diisi 10.000 ekor saja. Asumsinya 10% jantan sudah termasuk di dalamnya. Namun dari 10.000 ekor tersebut, ada berapa ribu final stock (FS) yang dihasilkan? Tentunya dengan cost efiesiensi yang lebih tinggi hasilnya juga menyesuaikan.”

Perkembangan Teknologi Kandang Ayam

Di Eropa dan Amerika kebanyakan sudah menggunakan AI dan robotik. Sedangkan di Indonesia masih pada tahap beralih dari open-tradisional ke mekanisasi dan dari tahap mekanisasi ke otomatisasi.

Ke depannya manusia akan semakin bertambah banyak, maka semakin banyak protein hewani yang dibutuhkan. Sofin memperkirakan otomatisasi di farm akan menjadi hal yang umum pada 5 tahun kedepan. Bahkan teknologi AI dan robotik kemungkinan akan masuk ke Indonesia lebih cepat. Hal itu juga dipengaruhi dari cara berpikir peternak-peternak milenial dan Gen-Z yang sudah mulai melek tentang investasi, berorientasi pada efektif efisien, dan berpikir lebih jauh ke depan.

Sofin Faiz
Sofin Faiz

“Dunia livestocks industry ini terus berkembang risetnya dan sangat dinamis. Saat kita berkunjung ke Eurotier tahun lalu misalnya, ada ratusan booth dari segala penjuru dunia yang menyediakan pengembangan teknologi dan inovasi di dunia peternakan,” Sofin menceritakan. “Sebagai contoh dari sudut pandang kamera, sudah ada kamera yang tentunya di-support oleh AI yang bertungas menghitung jumlah ternak, memantau bobotnya, bahkan mengetahui apakah ternak kita sedang sakit.”

Semakin hari teknologi peternakan akan semakin berkembang dan berinovasi. Akan tiba saatnya transparansi data adalah keniscayaan, dimana owner atau manager akan benar-benar disuguhi data real yang ada di farm mereka.

Seberapa Penting Peran Ventilasi

Sistem kandang ayam modern sangat berkaitan erat dengan sistem ventilasi yang tepat. Maka ventilasi sangat penting, karena berperan untuk melakukan microclimate-engineering, agar ayam merasa nyaman dan memaksimalkan potensi genetiknya.

“Saat ini ventilasi MTT Fancom masih yang ter-up to date dibanding sistem lainnya di Indonesia,” menurut Sofin. “Sistem combi tunnel standard sudah hadir lebih lama di Indonesia, namun pada pelaksanaannya masih banyak yang belum proper sehingga mendatangkan banyak persoalan pada masa produksi. Sistem MTT ventilasi menyempurnakannya, karena memberikan fase transisi yang mana ini tidak ada di sistem combi tunnel. Konsep MTT Ventilasi ini diujikan di Indonesia tahun 2023 lalu, dan mendapatkan feedback yang baik, produksi yang sangat optimal.” (NDV)

PENYAKIT AVIAN INFLUENZA PADA UNGGAS DI INDONESIA

Potensi virus mudah mengalami mutasi. (Foto: Damian Dovarganes-Associated Press)

Avian influenza (AI) disebabkan oleh virus ssRNA yang tergolong famili Orthomyxoviridae. Virus ini dikenal mudah mengalami mutasi karena tidak memiliki mekanisme proof reading (kemampuan untuk memperbaiki kesalahan cetak materi genetik saat perbanyakan di dalam sel tubuh unggas) sehingga kesalahan cetak dapat terjadi.

Kesalahan cetak dapat berupa substitusi, delesi, dan insersi asam amino dalam materi genetik. Secara kompleks proses ini sering dikenal dengan antigenic shifting atau antigenic drifting. Perubahan materi genetik dapat berbahaya jika terjadi pada protein yang berperan penting dalam proses infeksi (protein Hemagglutinin dan Neuraminidase).

Selain potensi virus yang mudah mengalami mutasi, kontrol lalu lintas yang kurang ketat antar daerah juga sering kali berperan dalam introduksi masuknya virus baru di Indonesia. Kedua hal inilah yang berpengaruh besar dalam variasi virus AI yang beredar di Indonesia.

Secara umum AI dibagi menjadi subtipe berdasarkan protein Hemagglutinin (H) dan Neuraminidase (N). Walaupun demikian karena begitu banyaknya variasi yang terjadi, kini pengklasifikasian diperkecil lagi menjadi clade dan subclade. Pada 2003, AI yang merebak di Indonesia termasuk dalam subtipe H5N1 clade 2.1. Virus ini menyebabkan mortalitas yang sangat tinggi pada ayam dan kerugian yang besar bagi peternak. Namun, virus ini belum terdeteksi lagi sejak 2019 hingga sekarang.

Pada 2012, terjadi kasus AI yang ditandai dengan infeksi pada bebek. Dimana bebek merupakan unggas yang dianggap lebih kuat daripada unggas komersil justru menjadi hospes pertama yang terinfeksi sebelum kemudian menyebar pada unggas komersil. Virus yang teridentifikasi pada tahun tersebut adalah AI subtipe H5N1 clade 2.3.2. Virus ini diduga masuk melalui introduksi dari luar Indonesia dan termasuk dalam patotipe high pathogenic avian influenza (HPAI). Sejak saat itu hingga kini, variasi dalam tingkat subclade terus terjadi.

Selanjutnya pada 2016, dunia peternakan Indonesia kembali dihebohkan dengan penyakit yang menyebabkan turunnya produksi telur dari 90% menjadi 30% hingga sering disebut sebagai penyakit 90-30. Kasus ini kemudian teridentifikasi disebabkan oleh virus AI subtipe H9N2 lineage Y280 yang merupakan virus AI low pathogenic (LPAI) dan tidak menyebabkan kematian tinggi pada ayam. Virus AI H9N2 ini menginfeksi ke dalam sel telur sehingga sel telur akan dihancurkan oleh sel kebal yang ada dalam tubuh ayam itu sendiri, hal inilah yang menyebabkan pembentukan telur terganggu yang pada akhirnya menyebabkan penurunan produksi.

Tidak berhenti sampai di situ, pada 2022 ditemukan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2025. (SANBIO)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer