-->

GOTONG-ROYONG MENJAGA SALURAN CERNA AYAM YANG SEHAT

Performa produksi unggas sangat ditentukan kesehatan organ pencernaannya. (Foto: Istimewa)

Saluran cerna merupakan sistem tubuh yang berperan penting dalam performa unggas komersil. Saluran cerna terdiri dari paruh, esofagus, tembolok, proventrikulus, ampela, usus kecil, usus buntu, usus besar, dan kloaka. Makanan yang masuk ke dalam saluran cerna akan diserap dan menjadi nutrisi bagi peningkatan bobot tubuh dan perkembangan saluran reproduksi yang nantinya merupakan penghasil telur.

Performa produksi ke depan akan sangat ditentukan kesehatan oleh organ pencernaan tersebut. Oleh karena itu, gotong-royong untuk mengupayakan kesehatan saluran cerna penting untuk dilakukan.

Secara umum faktor yang dapat mengganggu kesehatan saluran cerna dapat dibedakan menjadi faktor infeksius dan non-infeksius.

Non-Infeksius
Faktor non-infeksius adalah faktor di luar agen penyakit yang dapat mengganggu kesehatan saluran cerna unggas. Umumnya faktor ini terkait erat dengan manajemen pemeliharaan, seperti:

• Kualitas pakan dan air: Kecukupan nutrisi akan membantu saluran pencernaan ayam mengalami perkembangan bobot dan ukuran yang baik. Bertambahnya jumlah vili usus dapat meningkatkan luas permukaan usus yang berfungsi untuk penyerapan zat-zat makanan dan ini baik untuk kesehatan ayam. Selain itu, kualitas air yang dikonsumsi juga berperan dalam menjaga kesehatan unggas. Air minum yang baik tidak berwarna dan tidak berbau, tidak mengandung logam berat berbahaya (Pb, Hg, As, dan lainnya), pH berkisar 6,0-8,0 dan tidak mengandung bakteri patogen.

• Stres: Dapat memengaruhi kesehatan pencernaan unggas sehingga menyebabkan penurunan nafsu makan dan feses berair. Banyak hal dapat menimbulkan stres pada unggas, seperti kandang terlalu padat, kadar amonia tinggi, cuaca ekstrem, pergantian pakan, transportasi, dan adanya infeksi penyakit. Selain itu, stres pada ayam dapat menyebabkan pelemahan sistem imun. Sistem imun berperan dalam mengenal, menghancurkan, dan menetralkan benda-benda asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.

Pencegahan utama untuk melindungi saluran cerna dari berbagai penyakit infeksius adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2025. (SANBIO-MENSANA/ADV)

MEMBUAT PENCERNAAN BEKERJA OPTIMAL

Hindari ayam dari kondisi stres. (Sumber: Poultryworld.net)

Agar nutrisi yang terkandung di dalam pakan dapat diserap sempurna, dibutuhkan sistem pencernaan yang bekerja optimal. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampu memaksimalkan nilaip pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Dalam aspek pemeliharaan ayam banyak sekali tantangan yang dihadapi peternak di masa kini. Masalah pada saluran pencernaan kerap terjadi, baik yang bersifat infeksius maupun non-infeksius, atau bahkan kombinasi keduanya.

Seperti yang pernah dialami oleh Supendi Agustiyanto, peternak broiler kemitraan asal Rumpin Kabupaten Bogor. Ketika kebijakan pakan non-AGP mulai diberlakukan dirinya merasa performa ayam di kandangnya menurun cukup drastis. Hal ini semakin rumit karena juga diperparah dengan cuaca ekstrem, sangat panas di siang hari dan dingin di malam hari.

“Awalnya ayam cuma diare, terus saya kasih obat antidiare, namun bukannya sembuh malah diare berdarah gitu. Kemudian saya langsung telepon TS obat untuk konsultasi dan ternyata ayam saya kena koksi,” tutur Supendi.

Saat itu ayamnya sudah berusia 25-an hari, walaupun bobot badan masih di bawah standar, Supendi langsung melakukan panen dini ketimbang merugi lebih dalam dan melakukan pembenahan, utamanya dalam manajemen pemeliharaan.

Membenahi Manajemen
Disampaikan oleh Nutrisionis CV Kawa Jaya Sakti, William Widjaya, bahwa pemikiran peternak harus diubah di zaman sekarang, utamanya soal pakan. Dengan kondisi seperti saat ini, banyak perusahaan pakan mencari alternatif pengganti AGP untuk membantu peternak dalam menjaga performa ayam di kandang.

“Mereka masih menganggap pakan merek A, B, dan lain sebagainya sudah enggak sebagus dulu. Padahal tiap formula berbeda, tinggal bagaimana peternaknya,” kata dia.

Lebih lanjut disampaikan, saat ini AGP sudah dilarang penggunannya, berarti peternak harus mengupayakan peningkatan dari segi pemeliharaan, misal dengan menggunakan kandang sistem semi tertutup atau full tertutup (closed house).

Hal senada juga disampailan oleh Drh Agustin Polana, seorang praktisi perunggasan. “Pemerintah sudah mengesahkan bahwa AGP tidak boleh, sekarang ayo kita benahi yang lain. Pakan bukan satu-satunya yang memengaruhi performa saluran pencernaan, masih ada yang lainnya. Intinya, kita percayakan nutrisi pada yang ahli.”

Banyak Penyebabnya
Selain pakan, ada beberapa faktor lain yang wajib diperhatikan agar saluran pencernaan sehat dan bekerja secara optimal. Pertama, akibat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2025. (CR)

GANGGUAN EKUILIBRIUM GASTROINTESTINAL: DYSBIOSIS DAN GUT HEALTH

Gambaran patologi-anatomis problem dysbiosis lapangan sangatlah bervariasi, tergantung faktor penyebab yang umumnya lebih dari satu. Mulai dari perubahan dinding dan permukaan jaringan usus, kondisi lendir alias mukus yang ada, serta kondisi isi lumen usus. Oleh sebab itu, dalam menegakkan diagnosis lapangan terkait dengan dysbiosis haruslah dengan sistematika yang tepat dan secara holistik.

Oleh: Tony Unandar
Private Poultry Farm Consultant - Jakarta

Terminologi dysbiosis (dysbacteriosis) secara praktis mulai dikenal dan popular di tengah hingar-bingarnya kebijakan pelarangan penggunaan AGP (antibiotic growth promotor) dalam pakan ternak di banyak negara, termasuk Indonesia. Adalah Ducatelle et al., 2015; yang pertama kali mengemukakan pandangannya bahwa dysbiosis akan menjadi tantangan terselubung yang dahsyat dan tidak bisa dianggap enteng bagi aspek efisiensi industri perunggasan modern. Tulisan singkat ini selain berisi observasi dan diskresi penulis dalam mengulik kasus yang disebabkan multifaktor ini di lapangan, juga disertai pemahaman lebih lanjut melalui publikasi ilmiah yang tergolong paling gres.

Kesehatan Usus
Hippocrates (460-370 sebelum Masehi), bapak kedokteran purba pernah mengemukakan suatu dalil bahwa semua penyakit dimulai atau berasal dari saluran cerna, khususnya usus.  Pasca pakan non-AGP, dalil ini seolah memberikan inspirasi segar bagi beberapa peneliti perunggasan universal, dimana kondisi saluran cerna yang sehat (gut health) adalah dasar atau pondasi utama bagi kesehatan ayam modern, krusial untuk reaksi imunitas tubuh dan performa yang optimal, serta ekuilibrium fungsi-fungsi fisio-endokrin yang ujung-ujungnya adalah profit yang maksimal secara ekonomis (Shehata et al., 2022).

Untuk pertama kalinya pada 2016, kesehatan usus alias kesehatan saluran cerna didefinisikan sebagai suatu kondisi absennya pelbagai bentuk gangguan ataupun penyakit pada saluran cerna, sehingga kompetensi induk semang/hospes dalam mengekspresikan fungsi-fungsi fisiologisnya dapat terjadi secara optimal yang selanjutnya mampu meredam dengan baik dampak stresor yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Kogut, 2016).

Pada tahap lanjut, kesehatan usus didefinisikan sebagai suatu keadaan ideal yang stabil (steady state), dimana interaksi antara mikrobiom (mikrobiota usus) dan saluran usus berada dalam keadaan ekuilibrium yang simbiotik, dalam arti antara kesejahteraan hospes dan performa tidak lagi dibatasi oleh hal-hal terkait dengan disfungsi saluran usus itu sendiri (Celi et al., 2016).

Dari beberapa deskripsi di atas jelas bahwa secara holistik kesehatan usus terjadi akibat interaksi yang kompleks dan ekuilibrium dari pelbagai komponen, yaitu mikrobiota usus yang homeostatik (eubiosis), status umum hospes (dalam hal ini ayam) yang prima, dan kondisi lingkungan (environmental factors) yang ideal untuk menjaga kelangsungan kondisi homeostatik yang berkesinambungan (Wickramasuriya et al., 2022; Salahi et al., 2025).

Eubiosis dan Dysbiosis (Dysbacteriosis)
Dalam kondisi normal, tiap individu (ayam) yang sehat terdapat komunikasi dan regulasi dua arah yang intens antara... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2025. (TOE)

JANGAN REMEHKAN KESEHATAN SALURAN PENCERNAAN

Menjaga kesehatan saluran cerna merupakan hal penting dalam rangka menjaga performa ayam, dari pertumbuhan maupun produktivitasnya. (Foto: Istimewa)

Menjaga kesehatan saluran pencernaan merupakan hal penting untuk dilakukan. Dalam rangka menjaga performa ayam, dari pertumbuhan maupun produktivitasnya. Pasalnya, pencernaan yang sehat membuat daya tahan penyakit meningkat. Saluran cerna sehat adalah cerminan daya tahan tubuh yang baik. Mengapa demikian? Karena hampir 70% komponen sistem kekebalan terdapat pada jaringan usus. Kondisi saluran pencernaan yang sehat dapat mencerna nutrisi yang ada dalam ransum. Apabila kesehatan pencernaan terganggu, pencernaan dan absorpsi nutrisi akan terpengaruh, sehingga kesehatan unggas, performa dan kesejahteraannya juga terganggu.

Adapun dampak ekonomis yang dirasakan sangat merugikan dari gangguan pencernaan pada ayam, seperti gangguan pertumbuhan, gangguan produksi telur, penurunan kuantitas dan kualitas bibit ayam yang dihasilkan dari satu breeding farm, adanya kematian, peningkatan jumlah ayam afkir, hingga penurunan efesiensi pakan. Namun demikian, yang juga tidak kalah pentingnya adalah terjadinya peningkatan biaya vaksinasi, pengobatan, sanitasi dan disinfeksi, serta biaya tenaga kerja.

Faktor yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan pencernaan pada ayam sangat banyak dan dapat bersifat kompleks, mulai dari infeksi berbagai agen penyakit, rendahnya kualitas pakan, faktor budi daya (manajemen pemeliharaan), serta pengaruh iklim dan lingkungan.

Beberapa penyakit secara langsung dapat merusak dan mengganggu fungsi sistem pencernaan seperti Newcastle Disease (ND), Koksidiosis, Kolibasilosis, Kolera, Salmonelosis, Nekrotik Enteritis (NE), Infectious Stunting Syndrome, Helminthiasis. Beberapa penyakit atau faktor yang secara tidak langsung merusak fungsi organ pencernaan, akan tetapi memengaruhi perkembangan organ pencernaan diantaranya Chronic Respiratory Disease (CRD) atau penyakit pernapasan lain yang bersifat kronis, defesiensi nutrisi pakan, serta faktor praktik manajemen yang berpengaruh langsung pada kesehatan ayam.

Sistem Pencernaan Unggas
Saluran pencernaan adalah saluran yang terdiri dari beberapa organ yang masing-masing memiliki fungsi… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Februari 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

WASPADA PENYAKIT PADA SALURAN CERNA

Faktor yang memengaruhi kesehatan saluran pencernaan. (Foto: Istimewa)

Sistem pencernaan merupakan sistem organ tubuh yang penting dalam menunjang performa ayam, baik dari pertumbuhan dan produktivitas. Kondisi saluran pencernaan yang sehat dibutuhkan untuk dapat mencerna nutrisi yang ada dalam ransum. Jika saluran pencernaan ayam mengalami gangguan, maka hal ini akan berisiko pada kesehatan dan performa tubuh ayam. Oleh karena itu, perlu mengetahui manajemen yang tepat dan solusi untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan demi mencapai performa optimal.

Jangan Sampai Saluran Pencernaan Bermasalah
Menurut Technical Education & Consultation PT Medion, Drh Christina Lilis, berdasarkan data yang diambil oleh timnya dalam tiga tahun terakhir, diketahui bahwa kasus penyakit pencernaan seperti Kolibasilosis, Koksidiosis dan Nektotik Enteritis (NE) masih menempati ranking 10 besar dan sering ditemukan pada ayam pedaging, sedangkan pada ayam petelur ditemukan juga kasus penyakit cacingan yang menyerang saluran pencernaan.

Penyakit Colibacillosis disebabkan oleh bakteri E. coli, merupakan penyakit yang bisa menular secara vertikal dari induk ke anak ayam melalui ovarium atau oviduk atau secara horizontal melalui kontak dengan bahan atau peralatan kandang yang tercemar. Hal ini berkaitan dengan rendahnya sanitasi dan kebersihan kandang, sehingga bakteri tersebut mudah mencemari lingkungan kandang.

Sedangkan Koksidiosis yang disebabkan parasit protozoa Eimeria sp. juga menjadi kasus yang sering muncul karena siklus hidupnya yang pendek dan perkembangbiakannya yang tinggi di dalam suatu lingkungan kandang dan menimbulkan penyakit. Koksidiosis kerap berkolaborasi dengan NE yang disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens.

“Hal ini dikarenakan bakteri tersebut merupakan flora normal yang hidup di dalam saluran pencernaan ayam, ketika kondisi ayam buruk dan didukung dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman, maka bakteri tersebut akan ikut menginfeksi,” tutur Lilis.

Ia melanjutkan, karena ketika kondisi tubuh ayam menurun dan konsentrasi bakteri terus bertambah, sehingga terjadi... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2022. (CR)

Deteksi Goncangan Kualitas Pakan dan Kesehatan Saluran Cerna Broiler Modern

Pakan dan faktor penting yang berhubungan dengannya.
Seiring dengan perkembangan terkini seputar kebijakan pemerintah dalam penggunaan antibiotik dan antikoksi yang dicampur sebagai imbuhan pakan sejatinya mempunyai tujuan yang sangat mulia. Selain untuk meminimalisir terjadinya resistensi antibiotik pada manusia oleh kandungan residu antibiotik yang tinggi pada produk peternakan (daging, telur dan susu), juga mendidik masyarakat peternakan secara umum untuk lebih cerdas dan visioner dalam menatap masa depan yang lebih sehat, kuat dan lebih kritis terhadap segala macam perubahan yang ada. Tentunya apa yang dicita-citakan bersama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyediakan protein hewani yang aman, sehat utuh dan halal, serta harga yang terjangkau, harus seiring dengan terjaganya kesehatan dan pertumbuhan hewan yang optimal, sehingga efisiensinya tetap terjaga dengan baik dan mendukung tercapainya iklim usaha peternakan yang lebih kondusif.

Nutrigenomic dan Broiler Modern
Perkembangan broiler modern terkait dengan kebutuhan asupan nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya menjadi faktor dominan yang akhir-akhir ini banyak diteliti oleh pakar genetika dan pakar nutrisi di seluruh dunia. Tidak hanya penelitian mutakhir seputar kebutuhan zat gizi (nutrisi) agar bisa menunjang ekspresi fenotip dari potensi genetik yang dimilikinya, namun juga semakin banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari produk pengganti antibiotik agar keterserapan zat gizi tersebut semakin optimal. Hal ini dirasakan penting seiring dengan tuntutan konsumen dan perkembangan zaman untuk memproduksi produk-produk peternakan yang sehat, minim residu antibiotiknya, bahkan produk organik yang dihasilkan tanpa menggunakan zat-zat kimia selama hewan dipelihara di kandang. Produk pengganti antibiotik yang banyak dilakukan penelitian diantaranya, penggunaan prebiotik, probiotik, asam organik, herbal (esensial oil/ekstrak tumbuh-tumbuhan), enzim, immunoglobulin Y dan antimikrobial golongan peptide (Gadde, 2017). (lihat gambar di atas).

Dalam industri peternakan ayam broiler, pakan menempati porsi yang dominan (65-70%) yang merupakan komponan terbesar yang berpengaruh pada harga pokok produksi. Sehingga monitoring terhadap kualitas pakan menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalisir tingkat resiko baik terhadap kesehatannya ataupun pertumbuhannya.

Pakan mempunyai peranan yang vital dalam menunjang fungsi metabolisme tubuh untuk tumbuh dan bertahan melawan agen kuman penyakit. Tidak hanya itu, peranan pakan dalam menjaga suhu tubuh dan memperbarui sel-sel tubuh dan jaringan juga sangat penting. Secara fisiologi pakan vital dalam menjalankan aktivitas biologis lainnya, seperti bergerak, mata berkedip, jantung berdenyut, bahkan menggerakkan otot-otot pernafasan.
Secara rinci dijelaskan sebagai berikut: ***

Drh Eko Prasetio
Commercial Broiler Farm Consultant

Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi Juni 2018.

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer