-->

PETERNAKAN TELUR MODEL BEBAS KANDANG DAN PUSAT PELATIHAN AKAN DIBANGUN DI CHINA

Shanxi Agricultural University, bersama dengan Global Food Partners, telah mengumumkan bahwa mereka akan membangun pusat pelatihan dan peternakan model tanpa kandang pertama di China.

Sementara permintaan telur tanpa kandang meningkat di China, banyak produsen telur telah menyatakan kebutuhan akan lebih banyak pelatihan dan dukungan teknis untuk beralih ke atau mengoptimalkan sistem produksi tanpa kandang mereka. Yang pertama dari jenisnya di China, Shanxi Agricultural University dan Global Food Partners mengatakan, bahwa pusat baru ini akan memberikan pelatihan yang dibutuhkan produsen untuk memastikan keberlanjutan, termasuk praktik kesejahteraan yang baik dan keunggulan bisnis yang kompetitif.

Pusat pelatihan dan peternakan bertujuan untuk memberikan pelatihan praktis dalam praktik terbaik dalam manajemen bebas kandang, menawarkan pusat penelitian dan pengembangan dan melayani petani, auditor, dokter hewan, dan pemangku kepentingan industri lainnya di seluruh wilayah. (via Poultryworld)

PETERNAK POLANDIA MEMINTA PENGETATAN IMPOR UNGGAS UKRAINA

Sekelompok organisasi peternakan Polandia membunyikan alarm atas impor daging dan telur broiler murah yang luar biasa dari Ukraina.

Kamar Pertanian Wielkopolska, misalnya, memperkirakan bahwa pasar unggas Polandia dibanjiri oleh ayam Ukraina dengan cara yang sama seperti dibanjiri biji-bijian, memperkirakan bahwa petani Ukraina menikmati biaya produksi 25% lebih rendah daripada produsen unggas Polandia. Para analis menilai bahwa petani Polandia saat ini membayar PLN 5,2 (US$1,24) untuk menghasilkan 1 kg daging broiler. Sementara itu, harga grosir baru-baru ini merosot dari PLN 6,2 (US$1,48) menjadi PLN 5,6 ($1,34) per kg.

Wielkopolska menghitung bahwa tingkat harga grosir saat ini hampir tidak memungkinkan peternak untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa peternak mencoba menurunkan biaya produksi dengan membeli biji-bijian dan input lain untuk campuran pakan sendiri. Namun, para analis memperingatkan pendekatan seperti itu berisiko menurunkan kinerja produksi.

Pada 10 Mei, Wielkopolska mengirim surat ke Kementerian Pertanian meminta untuk mengangkat masalah ini ke Komisi Eropa untuk melindungi pasar unggas Polandia. (via Poultryworld)

72ND IVSA SYMPOSIUM 2024: IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA SIAP MENJADI TUAN RUMAH KEGIATAN INTERNASIONAL

Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) sedang mempersiapkan penyelenggaraan acara tahunan organisasi mahasiswa kedokteran hewan dunia atau yang dikenal dengan International Veterinary Students Association (IVSA) di Bali pada 18-26 Januari 2024 mendatang di Jimbaran (Bali), dengan mengangkat tema utama “Vets for Global One Health Security”. Acara diselenggarakan setiap tahun di negara yang berbeda, IVSA Indonesia (IMAKAHI) mendapatkan kesempatan beserta amanah untuk menjadi tuan rumah untuk acara IVSA Symposium tahun depan yang akan dihadiri oleh 150 delegasi mahasiswa kedokteran hewan dari seluruh penjuru dunia.

IVSA Symposium memiliki agenda utama berupa General Assembly sebagai wadah mahasiswa kedokteran hewan internasional untuk membahas rencana strategis ke depan serta musyawrah terkait pemilihan president IVSA Global untuk periode berikutnya. Selain itu, IVSA Symposium akan dimeriahkan dengan acara keilmuan berupa kuliah, workshop berkaitan dengan seputar keilmuan kedokteran hewan, serta acara kultural berupa kunjungan tempat-tempat wisata di Bali. Rangkaian acara 72nd IVSA Symposium yang bertemakan “Vets for Global One Health Security” dilatarbelakangi oleh ancaman kesehatan global yang dewasa ini kembali meningkat, emerging dan re-emerging disease perlu ditangani dengan kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi dari sektor - sektor yang berbeda termasuk sektor kesehatan hewan yang mana mahasiswa kedokteran hewan perlu memiliki keterlibatan aktif di dalamnya.

Dalam melaksanakan peran sebagai penyelenggara 72nd IVSA Symposium di tahun 2024, IMAKAHI telah mempersiapkan acara dengan matang dan melakukan koordinasi kepada pihak-pihak terkait. “Dalam kegiatan ini yang akan diikuti oleh para mahasiswa kedokteran hewan sedunia, merupakan ajang silaturahmi dan ajang sharing informasi berkaitan dengan ilmu ilmu kedokteran hewan, saya yakin kegiatan ini akan mendapatkan sambutan yang sangat baik dari FKH - FKH di dunia untuk mengirimkan delegasinya, Semoga pertemuan ini dapat menghasilkan kesepakatan kesepakatan untuk menunjang pendidikan kedokteran hewan dan berjalan lancar,” ujar Dr drh Muhammad Munawaroh, MM selaku Ketua PB PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) yang mendukung penuh pelaksanaan 72nd IVSA Symposium: Indonesia mendatang.

Kepanitiaan 72nd IVSA Symposium: Indonesia membuka kerjasama sponsorhip dengan segala keuntungan yang akan diperoleh kepada instansi maupun lembaga di Indonesia untuk turut berpartisipasi mensukseskan acara tahun mahasiwa kedokteran hewan internasional.Panitia membuka enam kategori kerjasama sponsorship, seluruh kategori akan menerima paparan promosional baik secara nasional maupun internasional yang ditawarkan melalui media fisik dan digital.

Saluran komunikasi penyelenggara:

  • Email: 72ndivsasymposium@gmail.com
  • Instagram: @72ndivsasymposium.indonesia
  • Contact person:
    • Elis (Ketua Panitia) +62 85777624469
    • Arfin (Sponsor) +62 8787709055


PENJUAL UNGGAS VIETNAM MENGHADAPI PERSAINGAN KETAT DARI IMPOR

Konsumsi ayam lokal di Vietnam telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi penandatanganan perjanjian perdagangan bebas dan penyelundupan unggas yang terus berlanjut telah menyebabkan persaingan sengit di pasar lokal.

Peternak unggas lokal menghadapi kenaikan biaya. Secara lokal, harga dedak meningkat 6 kali lipat hanya dalam waktu 6 bulan. Faktor lain yang berdampak pada produsen lokal adalah berkurangnya dana lahan untuk peternakan di dalam negeri. UU Peternakan 2018 mengatur bahwa produksi ternak tidak lagi diizinkan di dalam kota. Dan, karena kenaikan harga rumah baru-baru ini, banyak rumah tangga memilih untuk menjual tanah mereka atau berhenti beternak untuk mendapatkan keuntungan.

Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam telah mengeluarkan pesan yang bertujuan untuk mencegah perdagangan ilegal dan penyelundupan unggas ke negara itu untuk mencegah risiko infeksi penyakit. Kementerian mendesak provinsi dan kota untuk memperkuat inspeksi, pengawasan, dan kontrol, terutama di titik-titik perbatasan, dengan menyebutkan secara khusus provinsi perbatasan selatan. (via Poultryworld)

AKTIVITAS MANUSIA DISOROT DALAM PENYEBARAN FLU BURUNG DI SELURUH EROPA

Penelitian telah menunjukkan bahwa kasus baru flu burung seringkali disebabkan oleh aktivitas manusia dan bukan infeksi langsung dari unggas liar.

Orang membawa virus ke tempat dengan sepatu, pakaian, mesin, pakan ternak, dan tempat tidur yang terkontaminasi, menurut hasil penelitian pan-Eropa selama 5 tahun.

Profesor Thomas Mettenleiter, kepala Friedrich Loeffler Institute for Animal Research, Jerman, baru saja menyelesaikan koordinasi proyek DELTA-FLU yang didanai Uni Eropa, yang ditetapkan untuk menentukan faktor virus utama, terkait inang, dan lingkungan flu burung. Prakarsa tersebut, yang berakhir akhir tahun lalu, mempertemukan para ahli dari Belgia, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, Inggris, AS, dan Hong Kong.

Mettenleiter berkata, “Influenza unggas yang sangat patogen telah menjadi penyakit hewan utama selama beberapa waktu, tetapi ini terutama terjadi selama 5 tahun terakhir.”

Sebelumnya, burung migran dari Asia menyebarkan virus ke unggas peliharaan dalam pola musiman, dengan periode risiko rendah di musim panas. Infeksi kini telah berubah dari wabah sporadis yang langka menjadi situasi risiko berkelanjutan. Seringkali ini menyebabkan unggas domestik dimusnahkan. Dan ketika flu burung terdeteksi di suatu daerah, baik pada burung liar atau di tempat komersial, unggas yang biasanya berkeliaran dengan bebas sekarang secara rutin diperintahkan untuk dikarantina di kandang.

“Tetapi penelitian kami telah menunjukkan bahwa seringkali aktivitas manusia dan bukan infeksi langsung dari burung liar yang menyebabkan serangan baru virus tersebut,” kata Mettenleiter.

Proyek penelitian DELTA-FLU juga mengungkap susunan galur flu burung yang ada di benua itu. Dengan menggunakan teknik pengurutan seluruh genom, para peneliti membuat penemuan mengejutkan bahwa flu burung di Eropa adalah “swarm incursion” – dengan kata lain, ada banyak varian yang beredar (lebih dari 15 di Eropa). (via Poultryworld)

THAILAND MENGIRIMKAN BATCH PERTAMA TELUR CAIR BEKU YANG DIPASTEURISASI KE JEPANG

Charoen Pokphand Foods (CP Foods) telah menjadi perusahaan Thailand pertama yang mengekspor telur utuh cair pasteurisasi beku ke Jepang.

Sebuah upacara diadakan untuk meluncurkan pengiriman pertama dari pabrik pengolahan telur Ban Na di provinsi Nakhon Nayok. Pabrik pengolahan telur bersertifikat standar internasional ini memproduksi telur cair dan telur rebus dengan kapasitas produksi 2 juta telur per hari. Telur dikirim ke pabrik pengolahan makanan untuk produksi makanan siap saji dengan merek CP.

CP Foods mengatakan bahwa telur utuh cair yang dipasteurisasi dibuat dari telur yang bersumber dari ayam yang dipelihara dengan standar kesejahteraan hewan dan keamanan hayati. Telur cair dipasteurisasi dan dikemas dalam fasilitas yang dikontrol suhu untuk mempertahankan status nutrisinya dan memperpanjang umur simpannya melebihi telur segar.

Menurut Wanthanee Chamnarnshettakarn, CP Foods, dedikasi perusahaan terhadap kualitas dan keberlanjutan produk telah mendapatkan kepercayaan dari konsumen Thailand dan Jepang. Dia menambahkan bahwa pencapaian ini menandai tonggak penting bagi industri peternakan Thailand, karena telur pasteurisasi cair CP Foods kini telah diakui oleh Jepang, salah satu pasar paling cerdas di dunia. (via Poultryworld)

SOSIALISASI GIZI KEPADA PENGIDAP PENYAKIT AUTOIMUN

Foto Bersama KABR 

Pada Sabtu 3 Juni 2023 yang lalu di Restoran BTS Bogor, PT Inovasi Pangan Global dengan Komunitas Autoimun Bogor Raya (KABR) mengadakan kegiatan sosialisasi pentingnya asupan gizi untuk penderita penyakit autoimun. 

Ketua KABR Retno Deasy Titisari dalam sambutannya mengatakan bahwa acara tersebut rutin dilaksanakan oleh komunitasnya minimal sekali dalam sebulan. Tema yang disajikan pun berbeda tiap pertemuan namun masih berkaitan dengan autoimun. Selain menjadi ajang silaturahmi, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk berbagi informasi, tips, cerita, dan berbagai unek - unek kepada sesama penderita autoimun. Kali ini tema yang dibahas adalah gizi.

Dalam kesempatan itu, turut mengundang PT Inovasi Pangan Global (IPG) yang bergerak di sektor hilirisasi produk pangan asal hewan. Dalam acara itu, manajemen PT IPG memberikan edukasi dan kampanye gizi kepada pasien autoimun.

Febroni Purba selaku CEO & Co Founder PT Inovasi Pangan Global menyatakan bahwa daging ayam kampung merupakan sumber protein yang baik untuk penderita autoimun. Hal tersebut karena mengandung cukup banyak protein, daging ayam kampung juga tidak menyebabkan alergi yang memicu kinerja sistem imun pada penderita autoimun. Selain itu, harganya juga lebih murah ketimbang sumber protein hewani lainnya. Fakta tersebut diperkuat oleh Dr Hermanto selaku dokter sub spesialis penyakit autoimun RSIA Hermina Bogor.

Lebih lanjut pria alumnus Fakultas Peternakan Universitas Andalas tersebut juga menyinggung bahwa sepatutnya masyarakat tidak perlu takut untuk mengonsumsi daging dan telur ayam terutama akan banyaknya berita bohong (hoax) yang beredar mengenai daging dan telur ayam. Terutama mengenai daging ayam yang mengandung hormon. 

Selain itu, acara juga dimeriahkan dengan lomba karaoke, demo masak daging ayam kampung, serta pembagian door prize. PT IPG juga membagikan produknya kepada peserta yang hadir sebagai bentuk kepedulian mereka kepada penderita autoimun. 

PT IPG memiliki produk andalan dengan brand Ayam Kampung Andalas yang sudah berdiri sejak awal tahun 2020. Saat ini, fokus bisnis PT IPG adalah pemrosesan ayam kampung untuk menyasar konsumen yang mengingingkan pola hidup sehat. (CR).

VAKSINASI MASSAL TEKAN RABIES DI TIMOR TENGAH SELATAN

Vaksinasi massal terhadap anjing-anjing di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan. (Foto: Istimewa)

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), melakukan vaksinasi masal terhadap hewan anjing di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, pasca penetapan kejadian luar biasa wabah rabies.

Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Kementan, Nuryani Zainuddin, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (4/6/2023), mengatakan Kementan telah bergerak cepat memantau langsung pendataan di wilayah penyebaran virus rabies.

“Kami telah mengalokasikan 15 ribu dosis vaksin rabies untuk Provinsi NTT dan saat ini juga memberikan bantuan tambahan sebanyak 5 ribu dosis vaksin untuk Kabupaten Timor Tengah Selatan,” kata Nuryani.

“Kamis hingga Sabtu kemarin berturut-turut kita laksanakan vaksinasi massal terhadap anjing-anjing di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dan ini akan terus berlanjut hingga target vaksinasi tercapai.”

Nuryani membeberkan, Kementan telah menjalankan program pengendalian dan pemberantasan rabies di Indonesia, antara lain melalui vaksinasi di wilayah tertular atau wilayah bebas yang terancam, surveilans, pengawasan lalu lintas hewan penular rabies (HPR), manajemen populasi HPR, dan bekerja sama dengan pihak kesehatan dalam rangka penanganan kasus gigitan yang terjadi.

Ia menyebutkan terdapat delapan provinsi bebas rabies, meliputi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua, dan Papua Barat. Sedangkan 25 provinsi lainnya di Indonesia menjadi endemik rabies.

Ia juga katakan Kementan telah mengirim tim pusat untuk pelaksanaan vaksinasi dan melakukan diseminasi informasi dan edukasi yang benar tentang rabies, sehingga upaya pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan semua pihak.

Sementara Bupati Timor Tengah Selatan, Egusem Pieter Tahun, mengatakan adanya bantuan vaksin dan kehadiran tim vaksinator secara langsung ke lokasi sangat membantu mempercepat pengendalian wabah rabies.

“Kondisi saat ini sudah 128 orang dengan lokasi penyebarannya  di 11 kecamatan, 37 desa, dan kami sudah ke sana sudah tertata dengan kesiapan tenaga medis dan petugas dari peternakan” ujar Egusem.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten TTS, Dianar Ati, mengatakan vaksinasi massal rabies ini merupakan tonggak awal untuk terus dilakukannya vaksinasi terhadap seluruh hewan anjing yang ada di daerah ini.

“Mulai hari ini dan seterusnya vaksinasi harus selalu dilakukan, tadi bapak Bupati berpesan agar setiap hari harus melaporkan ke beliau seberapa banyak capaian pada hari tersebut,” kata Dianar.

“Saat ini sebanyak 2.500 dosis akan kami fokuskan di Kecamatan Kota Soe, kemudian kami juga mengarah ke kecamatan yang saat ini dikategorikan zona merah.” (INF)

E. COLI YANG SENANTIASA MENGINFEKSI AYAM

Bakteri E. coli (Sumber: schippers.ca)

Eschericia coli (E. coli) menjadi salah satu agen penyakit paling sering menginfeksi ayam, yang keberadaannya senantiasa ada di dalam kandang. Bakteri ini bisa dengan mudah ditemukan di litter, feses, debu kandang, air minum maupun pakan.

Di dalam saluran pencernaan ayam pun juga ditemukan E. coli dan keberadaannya juga memberikan manfaat bagi kesehatan saluran pencernaan (usus). Hanya saja saat kondisi ayam tidak nyaman, mengalami stres, gangguan nutrisi maupun ada infeksi lainnya, maka bakteri ini bisa bersifat patogen.

Kenali Karakteristik E. coli
E. coli merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora. Bakteri ini akan mati pada saat dipanaskan dengan suhu 60° C selama 30 menit, sensitif terhadap disinfektan dan akan terhambat pada saat pH < 4,5. Berdasarkan karakteristiknya maka pembersihan dan disinfeksi kandang yang optimal (terutama pembersihan feses) sudah mampu untuk menurunkan populasi bakteri E. coli.

Tidak semua E. coli bersifat patogen (menyebabkan ayam sakit), hanya Avian Pathogenic Eschericia Coli (APEC) yang bisa merugikan kesehatan ayam. Ada empat APEC yang paling sering menyebabkan ayam sakit, yaitu serotipe dengan antigen somatic (O) 1, 2, 35 dan 78 (https://extension.psu.edu).

Rupa-rupa Bentuk Serangan E. coli
Serangan E. coli bisa berbentuk… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2023.

Ditulis oleh:
Hindro Setyawan SPt
Technical Support-Research and Development
PT Mensana Aneka Satwa

SEKTOR UNGGAS GHANA MENERIMA INVESTASI BESAR-BESARAN

Ditujukan untuk mengubah industri dan memposisikannya untuk mengekang impor baru-baru ini, pemerintah Ghana akan menginvestasikan sekitar US$541 juta untuk meningkatkan industri perunggasan.

Direktur utama di Kementerian Pangan dan Pertanian negara itu, Robert Ankobia, mengatakan kepada bahwa investasi tersebut selangkah lebih dekat untuk mencapai swasembada produk daging unggas.

Investasi tersebut bertujuan untuk memperluas produksi dalam negeri dari 50.000 mt per tahun saat ini menjadi 450.000 ton yang diperkirakan, dan untuk meningkatkan nilai sektor unggas domestik dari US$62 juta menjadi US$562 juta.

Rincian investasi adalah sebagai berikut:

  • US$20 juta untuk program bantuan teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan.
  • US$69 juta untuk perluasan dan peningkatan pabrik pakan.
  • US$438 juta untuk meningkatkan akses pembiayaan dan dukungan pembagian biaya untuk investasi swasta di tempat penetasan dan perluasan produksi.
  • US$14,8 juta bertujuan untuk mendorong perluasan pengolahan UKM di bidang pemotongan dan pengemasan.

Dengan fokus pada ketahanan pangan, Ankobia mencatat bahwa rencana yang telah ditetapkan untuk meningkatkan sektor perunggasan lokal merupakan bagian dari salah satu tujuan negara untuk mencapai swasembada dan transformasi pangan pertanian. (via Poultryworld)

FLU BURUNG DI AMERIKA SELATAN

Negara-negara di Amerika Selatan melaporkan keberadaan virus flu burung, kecuali Brasil, Paraguay, Guyana, dan Suriname. Dengan demikian, Peru, Kolombia, Ekuador, Chili, Bolivia, Argentina, Venezuela, dan Uruguay telah mengonfirmasi kasus.

Di Argentina, penyakit tersebut membunuh 200.000 unggas di sebuah peternakan di wilayah Rio Negro dan baru-baru ini membunuh 20.000 unggas di unit komersial di Mar del Plata. Sejak kasus pertama terdeteksi pada burung liar pada akhir Februari, lebih dari 30 wabah telah dilaporkan. Di Río Negro, ada 10 kandang dengan masing-masing 20.000 unggas, dan tidak ada hewan yang selamat. Informasi tersebut juga dikonfirmasi oleh National Service of Health and Agrofood Quality (Senasa).

Di Uruguay, Kementerian Peternakan, Pertanian dan Perikanan (MGAP) mendaftarkan lebih dari 70 kasus baru flu burung di seluruh negeri setelah kasus pertama penyakit di Tacuarembó pada bulan Februari.

Brasil menyelidiki 17 kasus yang dicurigai, tetapi tidak ada yang dikonfirmasi sebagai virus flu burung H5N5 yang sangat patogen atau varian lain dari penyakit tersebut. (via Poultryworld)

DIKELILINGI WABAH FLU BURUNG, BRASIL MENINGKATKAN EKSPOR UNGGAS

Brasil meningkatkan ekspor unggas sebesar 10,6% dalam volume dan 24,5% dalam pendapatan selama 2 bulan pertama tahun 2023, meskipun negara tetangganya melaporkan ratusan wabah flu burung.

Menurut Asosiasi Protein Hewan Brasil (ABPA), negara tersebut mengekspor total 800.100 ton antara Januari dan Februari, menghasilkan US$1,593 miliar. Selama waktu yang sama tahun lalu, Brasil mengirimkan 723.700 ton dengan nilai pembayaran US$1,280 miliar.

Tujuan utama ekspor Brasil adalah China, yang mengimpor 111.700 ton dalam 2 bulan pertama tahun ini, volume 23,2% lebih tinggi dari yang tercatat pada periode yang sama tahun 2022 (90.600 ton).

Kembali ke posisi kedua, Arab Saudi mengimpor 62.400 ton tahun ini (+71,9%), diikuti oleh Afrika Selatan dengan 61.700 ton (+9,6%), Uni Emirat Arab dengan 61.200 ton (-28,5%), Jepang dengan 60.700 ton (+ 10%) dan Uni Eropa dengan 40.100 ton (+15,8%).

“Permintaan internasional untuk produk Brasil terus meningkat, dengan perubahan sesekali diimbangi dengan peningkatan pembelian dari negara pengimpor lainnya,” kata presiden ABPA, Ricardo Santin.

Menurutnya, China dan Uni Eropa melanjutkan peran utama mereka dalam pengapalan daging ayam dari Brasil, menunjukkan tren perilaku pembelian yang akan berlanjut sepanjang tahun 2023. (via Poultryworld)

MENEPIS SERANGAN KOLIBASILOSIS

Pericarditis dan Perihepatitis (kiri). Ovarium normal dan ovarium “membubur” (kanan).

Tingkat kejadian penyakit Kolibasilosis pada peternakan ayam menunjukkan angka kejadian paling tinggi selain penyakit bakterial lain seperti CRD dan Kolera, atau dibanding penyakit viral lainnya seperti ND dan IBD. Dominannya kejadian kolibasilosis pada peternakan ayam komersial, baik layer maupun broiler banyak dikaitkan dengan managemen operasional peternakan yang kurang memadai.

E. coli ditemukan pada saluran pencernaan unggas dan mamalia, disebarkan secara luas lewat fesesnya. Unggas secara terus-menerus mengeluarkan lewat fesesnya mengontaminasi air, debu di dalam dan sekitar kandang, serta lingkungan peternakan. Unggas yang resisten dari infeksi dapat menekan keganasan yang ditimbulkannya. Organ target E. coli pada seperti saluran intestinal, nasal passage (saluran nasal), airsacc dan organ reproduksi merupakan sumber laten dari infeksi kuman E. coli.

Kuman E. coli juga dapat diisolasi dari telur ayam yang sehat. Dimana keberadaannya pada telur atau kerabang berhubungan dengan organ reproduksi yang mengalami infeksi seperti;  infeksi pada ovarium, infeksi pada oviduct sekalipun infeksi yang ada sifatnya sangat ringan. Anak ayam yang menetas dapat mengalami infeksi laten dan hanya karena faktor stres dan beberapa lesi yang ada dapat menjadi faktor pemicu terjadinya infeksi.

Di lapangan, kejadian penyakit ini walaupun pada ayam dewasa, baik breeder maupun layer jarang menimbulkan angka kematian tinggi, tetapi kerugian ekonomis yang ditimbulkan cukup parah. Disamping peternak dituntut mengalokasikan biaya untuk pencegahan dan pengobatan, peternak juga banyak mengalami kerugian dari menurunnya kuantitas dan kualitas produksi telur yang dihasilkan. Pada ayam petelur muda, baik ayam remaja breeder, layer dan broiler, seperti yang telah disampaikan di atas, bahwa kelompok ayam ini punya kepekaan lebih tinggi terhadap E. coli dan potensi merusak organ vital hingga menyebabkan kematian.

Pada ayam breeder dewasa karena kuman E. coli menyerang organ reproduksi, disamping menyebabkan penurunan kuantitas produksi telur, dampak paling merugikan adalah rendahnya daya tetas telur. Banyak telur yang tidak berhasil menetas karena embrio mengalami infeksi dan mati. Bila berhasil menetas, karena ada infeksi bersifat laten pada anak ayam tersebut, kepekaan akan infeksi penyakit lain menjadi sangat tinggi, sehingga berdampak pada kematian awal yang tinggi pula.

Sumber penularan terbesar sebagai penyebab terjadinya re-infeksi dari kasus kolibasilosis pada ayam yang sudah mengalami kesembuhan, selain dari litter, peralatan dan lingkungan sekitar kandang, disinyalir yang paling potensial adalah air minum. Hampir 60-70% kejadian kolibasilosis di peternakan dilaporkan karena kualitas air minum pada ayam mengandung konsentrasi kuman E. coli cukup tinggi. Hal ini menyebabkan upaya pengobatan tidak pernah tuntas, apalagi jika air yang diberikan tidak dilakukan klorinasi sebelumnya, sehingga kejadian infeksi  selalu berulang. Dampak dari infeksi berulang menyebabkan produksi telur tidak pernah stabil, pertumbuhan terhambat dan tidak merata, ayam lebih peka terhadap infeksi penyakit lain dan biaya pengobatan melonjak.

Tanda Klinis dan Lesi yang Ditimbulkan
Ada banyak bentuk sindrom yang disebabkan infeksi E. coli, dimana pembagian ini dikaitkan dengan organ yang mengalami infeksi dan kuman tersebut berhasil diisolasi dari organ yang terinfeksi tersebut. Tanda klinis yang dikaitkan dengan organ terinfeksi di antaranya:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

PERGERAKAN LSD, KEWASPADAAN JELANG IDUL KURBAN

Klinis pedet limosin yang terinfeksi LSD. (Foto: Istimewa)

Virus Lumpy Skin Disease (LSD) atau yang merupakan genus Capripoxvirus, satu keluarga dari Poxviridae. Pertama kali muncul di Afrika pada 1928. Merebak di Zambia pada 1929, mejalar ke berbagai negara di Afrika hingga menyeberang ke utara ke area Mediterania. Lalu lintas penggembalaan, perdagangan ternak ruminansia untuk mencukupi keperluan ternak potong menyebabkan penyakit ini menyeberang lintas perbatasan negara, antar benua.

Penyakit bergerak ke timur memasuki Asia Selatan. India, Nepal, Bhutan Sri Langka kemasukan dan kedatangan virus LSD, termasuk China. Penyakit pada akhirnya masuk ke Asia Tenggara. Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam dan semenanjung Malaysia kemasukan juga turut diserangnya. Manifestasi klinis muncul pada ternak sapi di negara-negara tetangga dekat Indonesia ini. Pergerakan lalu lintas antar negara di Asia Selatan ke Asia Tenggara dan antar negara di negara-negara utara Indonesia sulit dikontrol, melintas batas negara dengan mudahnya. Ancaman di utara Indonesia pada akhirnya masuk juga ke Indonesia, LSD ditemukan telah menginfeksi sapi di Sumatra, kemudian menyeberang ke Pulau Jawa, masuk ke Kalimantan Tengah dengan izin sapi potong.

Potensi Penyebaran Dalam Pulau
Sapi potong lintas pulau diizinkan masuk dengan kondisi sehat dan memang untuk dipotong. Pada kenyataannnya sapi datang dengan kapal akan dibagi dan disetok ke beberapa kandang penampungan milik pedagang yang patungan modal mendatangkan ternak dari pulau produsen ternak sapi ke pulau lain konsumen sapi. Menjelang Idul Kurban, sapi bisa distok 2-3 bulan, untuk dipelihara dan digemukkan, sebagian dipotong di rumah potong pribadi yang dekat dengan kandang penampungan, sebagian juga dikirimkan lintas kabupaten bahkan lintas provinsi.

Tidak dipungkiri, klinis LSD akan tampak diantara sapi jantan yang datang di kandang. Subklinis dari daerah asal atau klinis tersisip diantara sapi pejantan yang sehat. Akibatnya klinis LSD akan ada diantara sapi yang berada di tempat penampungan. Potong segera sapi demikian dengan pengawasan adalah langkah yang tepat memotong siklus penularan dan penyebaran virus. Melakukan disinfeksi tempat pemotongan dan membakar kulit terinfeksi termasuk kelenjar pertahanan sapi.

Klinis Penyakit
Penyakit LSD ada yang menyebut “penyakit lato-lato”, sesuai saat kemunculan dan penyebaranya bersamaan dengan musimnya anak-anak bermain lato-lato. Muncul benjolan bulat-bulat pada kulit sapi hingga sebesar bulatan plastik mainan lato-lato. Masyarakat juga menamai “penyakit benjol-benjol kulit”.

Sapi terinfeksi virus LSD akan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2023.

Ditulis oleh:
Drh Sulaxono Hadi
Medik Veteriner Ahli Madya

TELUR REBUS, PILIHAN TEPAT UNTUK MPASI

Konsumsi telur ayam maupun telur puyuh sama baiknya. (Foto: Shutterstock)

Mitos konsumsi telur ayam tak baik bagi ibu pasca melahirkan masih “berlaku” di sebagian masyarakat pedesaan. Padahal, sumber protein hewani ini kaya manfaat bagi pertumbuhan janin hingga sang bayi lahir.

Usai menjalani masa pesalinan di rumah sakit, setiap pagi Laila Sukma mendapat kunjungan dokter anak di ruang perawatan. Kunjungan dokter dilakukan rutin setiap pagi untuk mengecek kondisi ibu muda yang baru melahirkan anak pertamanya itu.

Dalam setiap kunjungan, dokter selalu mengingatkan agar pasiennya tak melupakan makan telur rebus yang disiapkan dalam menu sarapan. “Telur rebus penting untuk mempercepat penyembuhan luka Ibu, soalnya kan lahirannya sesar. Makan telur bisa membantu luka lebih cepat sembuh,” pesan dokter, seperti ditirukan Laila.

Menurutnya, sang dokter juga berpesan agar konsumsi telur tetap dilanjutkan setelah pulang dari rumah sakit. “Dokter bilang selama masa menyusui, telur ayam yang direbus bagus banget untuk memacu ketersediaan air usu ibu (ASI),” ujarnya kepada Infovet.

Sebagai wanita yang sedang menikmati masa bahagia atas kelahiran anak pertamanya, Laila merasa perlu banyak mencari informasi seputar gizi untuk ibu pasca melahirkan. Wanita ini rajin berburu informasi tentang Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk buah hatinya, jika sudah umurnya sudah cukup untuk makan.

“Saya suka baca-baca info tentang makanan yang bagus buat bayi. Telur ayam rebus banyak direkomendasikan sebagai makanan pendamping ASI. Kalau sekarang kan banyak makanan produk pabrikan, saya nanti maunya bikin sendiri saja. Lebih murah, tapi gizinya terpenuhi,” tuturnya.

Laila memang termasuk ibu yang cerdas dalam memilih makanan. Apa yang dipikirkan olehnya tentang telur adalah benar adanya. Dalam banyak literatur kesehatan, pasca persalinan seorang ibu sedang dalam masa menyusui anaknya, sudah pasti sedang membutuhkan asupan gizi ekstra agar ASI yang dihasilkan memenuhi kebutuhan sang bayi.

Ibu yang masih dalam masa menyusui membutuhkan protein hewani, protein nabati, kalsium, vitamin dan jenis gizi lainnya. Jika asupan gizi komplit tak dipenuhi, maka yang terjadi adalah anak akan menderita gizi buruk dan lambat dalam pertumbuhan atau yang dikenal dengan istilah stunting. Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Dalam laman jurnal American Heart Asociation menyebutkan, hal itu dibuktikan oleh penelitian di Afrika yang pernah membandingkan anak yang memiliki pola makan vegan atau sama sekali tidak mengonsumsi produk hewani dengan anak yang rutin makan protein hewani.

Dari penelitian tersebut, hasilnya anak yang mengonsumsi protein hewani memiliki tubuh lebih tinggi dibanding yang hanya mengonsumsi protein nabati. Meski demikian, bukan berarti protein nabati tidak boleh diberikan sebagai MPASI pada anak.

Inilah satu salah alasan pentingnya edukasi kepada masyarakat soal mengonsumsi makanan yang menjadi sumber protein hewani, seperti telur dan daging ayam. Edukasi tentang pentingnya konsumsi telur dan daging ayam perlu dilakukan. Kampanye makan telur dan daging ayam juga harus terus digaungkan.

Jurnal American Heart Asociation juga menyebutkan manfaat telur rebus untuk ibu hamil adalah dapat meningkatkan kualitas ASI. Wanita hamil membutuhkan minimal 450 mg kolin. Sementara wanita yang sedang menyusui membutuhkan sekitar 550 mg kolin. Selain untuk ASI, telur juga meningkatkan kecerdasan otak bayi sejak kandungan.

Beda Gengsi 
Telur ayam merupakan sumber protein dan nutrisi lainnya yang tergolong murah. Dibandingkan daging sapi, dengan takaran yang sama, harga telur jauh lebih murah namun memiliki kandungan gizi yang luar biasa. Perbedaan konsumsi daging dan telur hanya pada “gengsi” saja.

Menurut ahli gizi dari Univeritas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Taufik Maryusman SGz MGizi MPd, kandungan asam amino yang ada di dalam telur juga cukup bagus untuk kesehatan tubuh. Asam amino berperan penting karena membantu pembentukan protein sebagai bahan dasar pembentuk sel, otot, serta sistem kekebalan tubuh.

Sebab itu, menjadikan telur dan daging ayam sebagai MPASI sangat baik dan bisa dimulai sejak awal ibu-ibu menyusui bayinya hingga anaknya makan makanan padat. Daging ayam mengandung protein, zat besi, magnesium, vitamin dan fosfor. Kandungan ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Tak hanya itu, kandungan kolin dan vitamin C-nya dapat meningkatkan perkembangan otak anak.

Sementara telur ayam, selain mudah didapatkan juga merupakan makanan yang mengandung nutrisi komplet untuk bayi hingga orang dewasa. Dalam satu butir telur, mengandung 75 kalori, 7 gram protein tinggi, zat besi, lemak dan vitamin.

Sebagai catatan, tentunya pemberian MPASI dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan usia bayi. Dimulai dari makanan bertekstur lunak seperti bubur susu, lalu bubur saring, lembek seperti bubur biasa, lalu nasi tim, hingga yang padat seperti nasi biasa atau makanan keluarga.

Masih menurut Taufik, telur ayam bukan satu-satunya sumber protein hewani yang terjangkau dari sisi harga. Ada telur puyuh yang juga dapat menjadi sumber protin yang sama, dengan takaran yang sama pula. Telur puyuh memiliki sejumlah kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh.

Menurutnya, telur puyuh memang tidak sefamiliar telur ayam yang lebih banyak dikonsumsi anak-anak dan orang dewasa. ”Tetapi manfaatnya tidak ada bedanya dan bermanfaat bagi tubuh,” kata Taufik.

Ada beberapa kandungan nutrisi telur puyuh yang cukup baik untuk diketahui oleh orang tua, agar anak-anaknya juga gemar mengonsumsi. Pertama, sama seperti telur ayam, telur puyuh tinggi protein. Satu porsi telur puyuh (isi lima butir) mengandung 6 gram protein yang ternyata sama banyak dengan satu butir telur ayam. Protein diperlukan tubuh untuk dijadikan sumber energi, menjaga stamina, memelihara kesehatan kulit dan rambut, serta membangun dan menguatkan massa otot, baik dikonsumsi untuk anak-anak hingga orang dewasa.

Kedua, telur mini yang dihasilkan burung puyuh juga kaya vitamin A dan kolin. Setiap porsi telur puyuh menawarkan 119 miligram kolin dan 244 IU vitamin A. Artinya, seporsi telur puyuh (setara lima butir) mampu menyajikan sekitar 22-28% kebutuhan kolin harian dan 8-10% asupan vitamin A dalam sehari. Dua nutrisi ini bersamaan menjaga kerja sistem imun tubuh untuk mencegah risiko penyakit dan infeksi, khususnya mencegah perkembangan penyakit jantung. Vitamin A dan kolin juga berperan memelihara fungsi sistem saraf dan indra penglihatan.

Ketiga, telur burung puyuh mengandung lebih banyak selenium (26%) dan zat besi (9%) daripada telur ayam. Selenium bermanfaat untuk memelihara fungsi kognitif otak, meningkatkan metabolisme hormon tiroid dan memperbaiki kerusakan DNA. Sementara, zat besi berfungsi memproduksi sel darah merah sehat untuk mencegah anemia. Zat besi juga mungkin berpotensi memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung. Kombinasi zat besi dan selenium dibutuhkan tubuh untuk memetabolisme otot serta memelihara kesehatan pembuluh darah. Jadi, mulailah konsumsi telur puyuh karena cukup baik untuk anak-anak maupun orang dewasa dan bisa diolah menjadi aneka ragam makanan yang lezat.

Dengan kepadatan nutrisi yang terkandung di dalamnya, menurut Taufik, telur puyuh bisa menjadi salah satu pilihan untuk makanan pendamping ASI bagi anak bawah tiga tahun.

Telur Ayam vs Telur Puyuh
Menurut data dari jurnal American Heart Asociation yang dirilis pada 2002, telur puyuh terdiri atas putih telur (albumen) 47,4%, kuning telur (yolk) 31,9% dan kerabang serta membran kerabang 20,7%. Kandungan protein telur puyuh sekitar 13,1%, sedangkan kandungan lemaknya 11,1%. Untuk kuning telur puyuh mengandung 15,7-16,6% protein, 31,8-35,5% lemak, 0,2-1,0% karbohidrat dan 1,1% abu. Telur puyuh juga mengandung vitamin A sebesar 543 ug (per 100g).

Lalu, bagaimana perbandingan kandungan nutrisi telur puyuh dengan telur ayam? Setiap 50 gram atau sekitar satu butir telur ayam berukuran besar mengandung 6 gram protein dan 78 kalori. Sedangkan, satu porsi telur puyuh (lima butir) mengandung 6 gram protein dan 71 kalori.

Bila konsumsi satu porsi telur puyuh, ini artinya akan mendapatkan asupan protein yang sama dengan sebutir telur ayam. Kandungan kalorinya pun hanya terpaut tujuh kalori saja, sehingga tak jauh berbeda.

Bukan hanya jumlah kalorinya saja yang mirip, kandungan vitamin dan mineral pada dua jenis telur inipun cenderung sama. Dari sisi kandungan kolesterol, setiap lima butir alias seporsi telur puyuh mengandung 5 gram lemak, yang terdiri dari 1,6 gram lemak jenuh. Sementara, sebutir telur ayam ukuran besar (50 gram) mengandung 5 gram lemak, dengan 1,5 gram lemak jenuh.

Meskipun perbedaannya tampak sedikit, namun kandungan lemak jenuh dalam telur puyuh tetap lebih tinggi dari telur ayam. Oleh karena itu, jangan mengonsumsinya secara berlebihan, makanlah secukupnya. (AK)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer