-->

KEKURANGAN TELUR DI AFRIKA SELATAN

Afrika Selatan sedang berjuang melawan flu burung yang sangat patogen, yang mengakibatkan pengecer di seluruh negeri membatasi besar-besaran jumlah telur yang dapat dibeli pembeli. Sementara itu, produsen memperingatkan akan terjadinya kekurangan daging ayam dalam beberapa minggu mendatang.

“Karena kekurangan telur yang disebabkan oleh flu burung, kami perlu memprioritaskan penggunaan telur utuh yang tersedia dan memenuhi standar keamanan pangan dan kualitas untuk produk Woolies yang terbuat dari telur,” kata Woolworths, pengecer kelas atas yang saat ini menjual setengah lusin telur ayam seharga R29,99 (US$1,54). “Sebagai tindakan sementara, kami harus membatasi pembelian telur utuh menjadi 1 pak berisi 6 butir telur per pelanggan. Kami bekerja sama dengan peternak kami untuk memastikan pasokan kembali secara teratur sesegera mungkin.”

Sementara itu, pengecer Pick n Pay mengatakan akan membatasi pembelian menjadi 1 atau 2 pak telur per pelanggan, tergantung wilayahnya, sementara Spar Group mengatakan pihaknya sedang menjajaki kemungkinan mengimpor telur dari negara-negara tetangga di Afrika bagian selatan.

Dilaporkan bahwa pemusnahan ayam secara luas di sektor unggas komersial dan sektor ayam pedaging mencapai 20-30% dari total stok ayam di negara ini.

Bulan lalu, produsen unggas Quantum Foods mengatakan hampir 2 juta ayam senilai R106 juta (US$5,63 juta) telah terbunuh akibat wabah flu burung.. Sementara itu, RCL Foods mengatakan unit unggasnya Rainbow, yang merupakan salah satu produsen ayam terbesar di Afrika Selatan, telah memusnahkan 410.000 ayam akibat merebaknya flu burung. (Via Poultryworld)

BLITAR SIAP SUKSESKAN HATN 2023, AYO IKUTAN


Sepanjang September hingga Oktober 2023, Kota dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, diramaikan dengan berbagai acara dalam rangka menyambut Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) ke-13 sekaligus perayaan Hari Telur Sedunia (World Egg Day
).

Rangkaian acara dimulai dengan seminar peternak unggas pada 7 September di Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, yang menghadirkan narasumber pakar nutrisi dan pakan ternak, Prof Budi Tangendjaja. Seminar tersebut dilaksanakan secara hybrid, diikuti para peternak unggas Blitar dan sekitarnya, serta kalangan peternak dan akademisi dari berbagai kota.

Adapun kegiatan lainnya difokuskan pada edukasi seputar ayam dan telur dengan seminar gizi dan seminar penyakit zoonosis. Selain itu, ASOHI Jatim juga ikut memeriahkan HATN dengan mengadakan seminar terkait AMR yang diadakan di Kampung Coklat Blitar.

Ragam kegiatan lainnya seperti lomba pembuatan video kreatif oleh mahasiswa FKH Unair Surabaya, lomba essay nasional, lomba chicken dance, lomba mewarnai maskot ayam telur, dan lomba kreasi video masak olahan ayam dan telur juga turut dilakukan untuk memeriahkan HATN.

Rencananya acara puncak HATN akan digelar pada Minggu, 15 Oktober 2023 di Blitar yang akan dihadiri Gubernur Jatim, serta sejumlah pejabat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, bersama Badan Pangan Nasional. Nantinya acara juga akan dimeriahkan dengan jalan sehat, senam bersama, pengumuman pemenang lomba, dan sejumlah hiburan.

Panitia khusus HATN Blitar, Suyanto, mengatakan bahwa diperkirakan sekitar 5.000 orang akan berkumpul di Blitar pada acara puncak HATN. Pihaknya pun mengapresiasi Blitar sebagai tuan rumah HATN 2023 karena merupakan sentra peternakan unggas dan dikenal sebagai produsen telur terbesar di Indonesia.

"Kami mengajak para peternak dan stakeholder peternakan ikut berpartisipasi untuk suksesnya acara ini,” katanya. (INF)

TELUR TETAS INDONESIA TEMBUS KE BRUNEI DARUSSALAM

Ekspor perdana hatching egg (HE) ke Brunei Darussalam. (Foto: Istimewa)

Ekspor perdana hatching egg (HE) ke Brunei Darussalam dilakukan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia sebanyak 45.000 butir dengan nilai sekitar Rp 400 juta rupiah.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah, dalam siaran resminya menyampaikan, “Upaya untuk mengekspor HE ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 2019 silam, namun baru membuahkan hasil pada tahun ini,” ujar Nasrullah pada Jumat (6/10/2023).

Ia menyebutkan bahwa untuk dapat menembus pasar Brunei Darussalam, Kementan telah menerapkan upaya dalam penjaminan kualitas produk peternakan, di antaranya penerapan Good Breeding Practices, sistem kompartemen bebas AI, prinsip-prinsip kesejahteraan hewan, dan jaminan keamanan pangan melalui sertifikasi veteriner.

“Sesuai arahan presiden, ekspor dapat dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, dimana produksi komoditas yang saat ini berlebih harus didorong agar mampu menangkap peluang ekspor,” terangnya.

Saat ini Indonesia telah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan produksi daging ayam mencapai sekitar 3,85 juta ton/tahun, sedangkan berdasarkan data prognosa ketersediaan dan kebutuhan nasional untuk konsumsi daging ayam sekitar 3,5 juta ton/tahun, sehingga mempunyai cadangan neraca atau surplus sebanyak 348 ribu ton.

Lebih lanjut disampaikan Nasrullah, dalam kurun waktu dua tahun terakhir produk unggas Indonesia mampu menembus pasar Singapura, Jepang, serta mendapat persetujuan ekspor produk ke Uni Emirat Arab dan terbukanya pasaran HE di Brunei Darussalam.

Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor komoditas peternakan dan kesehatan hewan pada periode Januari-Juli 2023 (angka tetap) senilai USD 790,7 juta setara Rp 11,4 triliun, dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,26% dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 17,28% dibandingkan periode yang sama di 2022.

“Capaian ini perlu kita syukuri dan yang pasti kita juga perlu memberikan apresiasi terhadap pelaku usaha yang telah memperjuangkan untuk meningkatkan penghasilan devisa buat negara kita,” pungkasnya. (INF)

MENGEKSPLORASI FEED ADDITIVE UNGGAS ALAMI DI AFRIKA

Penggunaan antimikroba yang berlebihan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit telah meningkatkan resistensi antimikroba, sehingga memicu masalah kesehatan masyarakat yang besar.

Untuk membatasi peningkatan resistensi antimikroba, penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman tertentu berpotensi menjadi obat bagi spesies unggas. Bahan-bahan tersebut memiliki efek samping yang minimal, berpotensi tidak berbahaya bagi unggas, manusia dan lingkungan, serta membatasi resistensi obat dan mengurangi residu pada daging dan telur unggas.

Misalnya, minyak biji anggur sebelumnya telah menunjukkan komponen antioksidan dan bekerja sebagai antioksidan alami pada ayam pedaging, sedangkan akar Ashwagandha meningkatkan fungsi sel NK pada tumor ovarium pada ayam petelur. Dandelion mempengaruhi kekebalan bawaan ayam dan mencegah perkembangan sel tumor ayam.

Penggunaan senyawa fitogenik yang diekstrak secara komersial untuk menjaga kesehatan dan produktivitas unggas tanpa adanya antibiotik dalam pakan memerlukan biaya yang mahal di beberapa wilayah global, sehingga tanaman aromatik sebagai bahan tambahan pakan mungkin sangat membantu dalam pola makan unggas di wilayah miskin.

Kini, para peneliti di Nottingham Trent University telah meluncurkan sebuah proyek untuk mengeksplorasi kemampuan spesies tanaman endogen untuk menggantikan antibiotik dalam makanan unggas di Ethiopia.

Peneliti Dr Ashraf Alkthib bergabung dengan Dr Metekia Tamiru dari Departemen Ilmu Hewan, Universitas Jimma, dan Dr Jane Wamatu, ilmuwan ruminansia di ICARDA, sebuah organisasi internasional selama lebih dari 4 dekade yang telah melakukan penelitian untuk pengembangan guna menyediakan pertanian berbasis ilmu pengetahuan yang inovatif sebagai solusi untuk meningkatkan penghidupan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di peternakan unggas Fakultas Kedokteran Hewan dan Pertanian Universitas Addis Ababa mengamati efek antimikroba dan stimulasi kekebalan dari 5 herbal dengan inklusi 1% pada ransum basal ayam pedaging. Kelompok perlakuan diberi diet dasar yang dicampur dengan 1% dari 5 herba thyme, mint, basil, rosemary dan serai.

Ditemukan bahwa jumlah E Coli terendah terlihat pada kelompok ayam pedaging yang diberi makan rosemary diikuti dengan serai. Jumlah lacto basilli tertinggi juga tercatat pada kelompok yang diberi kedua herbal tersebut.

Tujuan dari studi Nottingham Trent adalah untuk mengeksplorasi kemampuan spesies tanaman endogen untuk menggantikan antibiotik dalam makanan unggas di Ethiopia. Proyek ini ingin dapat menggantikan antibiotik dari spesies tanaman lokal dan murah. Hal ini akan mengurangi penggunaan antibiotik pada makanan unggas dan, pada gilirannya, akan berdampak langsung pada penurunan biaya produksi telur dan daging bagi konsumen di Ethiopia. (Via Poultryworld)

PENELITI MEMPELAJARI KESEHATAN UNGGAS MELALUI SINYAL AUDIO

Peringatan dini dan diagnosis penyakit menular pada unggas sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan meminimalkan kerugian. Oleh karena itu para peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan kumpulan data ayam yang sehat dan tidak sehat berdasarkan suara.

Gejala fisiologis, fisik, dan perilaku individu pada unggas, seperti peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh demam, vokalisasi yang tidak normal akibat kondisi pernapasan, dan perilaku tidak normal akibat infeksi patogen, sering kali mewakili status kesehatan hewan. Ketika unggas mengalami gangguan pernafasan, mereka mengeluarkan suara-suara aneh seperti batuk dan mendengkur.

Para peneliti dari College of Computing and Communication Studies di Bowen University, Nigeria, melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan kumpulan data ayam yang sehat dan tidak sehat.

Sebanyak 100 unggas berumur sehari dibagi menjadi 2 kelompok di peternakan penelitian unggas di Universitas Bowen. Kelompok pertama mendapat pengobatan penyakit pernafasan, sedangkan kelompok kedua tidak. Setelah itu dipisahkan dan dikurung dalam lingkungan yang diawasi.

Untuk menghilangkan suara-suara asing dan kebisingan latar belakang yang mungkin mempengaruhi analisis, mikrofon ditempatkan pada jarak yang wajar dari unggas. Data dikumpulkan menggunakan sampel 24-bit pada 96 kHz.

Selama 65 hari, 3 kali sehari (pagi, siang dan malam), data audio dikumpulkan. Makanan dan air disediakan terus-menerus tetapi setelah 30 hari, kelompok yang tidak diobati mulai merasa sakit karena masalah pernafasan. Sinyal audio ayam direkam, disimpan dalam MA4, dan kemudian diubah ke format WAV.

Pembuatan kumpulan data ini dimaksudkan untuk membantu perancangan teknologi pintar yang mampu mendeteksi dan memantau status unggas di peternakan unggas secara dini, non-invasif, dan otomatis. (Via Poultryworld)

JURUS MENANGKAL SERANGAN PENYAKIT UNGGAS IMBAS PERUBAHAN CUACA EKSTREM


Terjadinya pergeseran musim dan perubahan cuaca ektrem menyebabkan lingkungan peternakan menjadi kurang kondusif, akibatnya daya tahan tubuh unggas melemah dan membuka peluang masuknya berbagai macam penyakit, terjadi emerging disease, serta re-emerging disease dengan manifestasi penyakit yang bervariasi dan kompleks.

Budi daya unggas komersial adalah bisnis, berbeda dengan memelihara hewan kesayangan, penelitian, atau kegiatan sosial. Setiap rencana harus diperhitungkan, karena memiliki konsekuensi bisnis, dengan pertimbangan menguntungkan atau merugikan, apakah risiko bisa dikendalikan.

“Jika unggas terlanjur sakit, pertumbuhan pasti terganggu, bobot ayam tidak merata, dan berisiko terjadi kematian sehingga sangat merugikan,” ujar Baskoro.

Pengobatan terhadap unggas yang sakit adalah tindakan logis untuk meminimalisir kerugian, tetapi meskipun sembuh pertambahan bobotnya tidak cukup menutup biaya pengobatan yang dikeluarkan dan kerugian konversi pakan. Fakta di lapangan kasus penyakit unggas sering muncul bersamaan sebagai infeksi kompleks, sehingga hasil pengobatan tidak memuaskan dan berisiko terjadi residu antibiotik.

Hasil investigasi pola holistik membuktikan bahwa… Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:
https://www.youtube.com/watch?v=r4HTdBjVYj8


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
https://www.youtube.com/@majalahinfovet6267/videos
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

SOSIALISASI NKV PADA BUDIDAYA PERUNGGASAN PADA PETERNAK LAYER DI PROVINSI BANTEN

Sosialisasi Sertifikasi NKV Pada Pelaku Usaha Peternakan Unggas Petelur
(Foto : CR)

PINSAR Indonesia bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten dan USSEC Indonesia mengadakan acara sosialisasi sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada unit usaha Budidaya Unggas Petelur (BUP) di Provinsi Banten, Selasa (3/10) yang lalu di Restoran Kemangi, Alam Sutera, Tangerang. 

Kegiatan tersebut bertujuan agar peternak dapat semakin memahami dan termotivasi untuk segera memiliki sertifikat NKV sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Permentan No 11 Tahun 2020, kata Ricky Bangsaratoe selaku Ketua Bidang Promosi Pinsar Indonesia dalam sambutannya.

"Kami mendukung program pemerintah dalam rangka pemenuhan produk asal hewan yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH), semoga kegiatan ini semakin memotivasi kita untuk memiliki sertifkat NKV," tutur dia.

Dalam kesempatan tersebut Alfred Kompudu selaku Animal Protein Technical Consultant USSEC Indonesia memberikan gambaran melalui presentasinya terkait kaitan nutrisi dan pentingnya biosekuriti pada peternakan khususnya unggas.

Ia banyak menginggung mengenai kebutuhan nutrisi yang wajib tercukupi apabila ayam ingin memiliki performa dan produktivitas yang maksimal. Selain nutrisi, dirinya juga banyak menerangkan masalah biosekuriti yang masih dianggap hanya sekedar prosesi "semprot - semprot" oleh peternak. 

"Prinsip utamanya bukan cuma semprot-semprot, tetapi meminimalisir risiko masuknya penyakit melalui orang, benda, dan hewan lain yang dapat menularkan penyakit di farm. Semua upaya harus dilakukan untuk aplikasi biosekuriti ini," tutur Alfred.

Aspek biosekuriti kata Alfred merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh peternak dalam mendapatkan sertifkat NKV. pasalnya aplikasi biosekuriti yang baik merupakan pengejawantahan komitmen peternak bahwa mereka menaplikasikan biosekuriti yang baik di farm

Ia juga menyinggung bahwa program yang dulu ia aplikasikan yakni biosekuriti tiga zona banyak berbuah manis karena dapat meningkatkan nilai tambah bagi peternak. Pasalnya setelah memiliki sertifikat NKV pendapatan peternak cenderung meningkat dan "bisa tidur lebih nyenyak" karena jarang terjadi kasus penyakit di farm.

Dirinya juga mengatakan bahwa pada saat memulai program tersebut di Lampung banyak peternak yang enggan mengaplikasikan biosekuriti tiga zona, namun setelah melihat salah satu peternak yang memperoleh sertifikat NKV, banyak peternak yang mau mengikuti dan menjalankannya.

"Di Lampung tahun 2019 itu 14 BUP mendapatkan sertifikat NKV, pecah rekor MURI. Kemudian di Jawa Tengah tahun 2020, sebanyak 21 BUP mendapatkan sertifikat NKV, rekornya pecah lagi. Saya harap Banten bisa memecahkan rekor lagi nantinya," tutur Alfred.

Provinsi Banten sendiri hingga saat ini baru ada 8 BUP yang mendapatkan sertifikat NKV, hal tersebut disampaikan oleh Drh Ari Mardiana selaku Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian Provinsi Banten. 

Dalam pemaparannya Ari juga menjelaskan kepada peternak tatacara pendaftaran sertifikat NKV serta tahapan - tahapan yang akan dilalui dalam setiap prosesnya. Dimana dalam NKV pada BUP hal yang paling diutamakan adalah penerapan biosekuriti.

"Prinsip dasarnya adalah penerapan higiene dan sanitasi di peternakan, kalau nanti auditor telah menetapkan semuanya sesuai dengan checklist yang dipersyaratkan maka sertifikat akan langsung dikeluarkan," tutur Ari.

Ia juga mengatakan bahwa peternak tidak usah takut akan biaya yang dikeluarkan, karena dalam seluruh proses yang akan dilaksanakan nanti, peternak tidak dikenakan biaya alias gratis. 

"Jadi NKV itu gratis, yang jadi komponen biaya itu adalah misalnya perbaikan - perbaikan atau penerapan biosekuriti di farm masing - masing, kan memang itu butuh cost, misalnya pengadaan tempat sampah, perbaikan toilet, pencelupan kaki, nah disitu yang jadi biaya," tutupnya. (CR)


REKOMENDASI LOKASI KANDANG UNGGAS BAGI PETERNAK PEMULA


Lokasi kandang merupakan salah satu faktor yang wajib diperhatikan terutama bagi peternak unggas pemula agar memiliki pengetahuan yang lengkap sebelum memulai kegiatan budi daya unggas komersial.

Pada musim kemarau, kandang di dataran tinggi kerap kekurangan air dan pada musim penghujan kandang di dataran rendah sering terkena banjir. "Apabila berada di lokasi tanah miring atau tepi tebing, berisiko terjadi tanah longsor," jelas Baskoro.

Lingkungan kandang yang berlokasi di dataran tinggi atau pegunungan memiliki kadar oksigen lebih rendah dengan suhu lebih sejuk, kendati demikian memiliki kelembapan udara lebih tinggi dibandingkan dataran rendah atau pesisir.

Adapun kendala lain jika akses jalan terlalu sempit atau tidak menyambung sampai lokasi peternakan dapat berakibat truk DOC dan pakan tak bisa melakukan bongkar muat. Investigasi pola holistik dengan memperhatikan faktor (manusia, hewan, lingkungan, dan interaksi di antara ketiganya) sebagai berikut:... Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Likedan ShareAnda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

PRESIDEN BELARUSIA MEMERINTAHKAN MEMBUAT PUSAT GENETIK UNGGAS

Belarusia membutuhkan pusat genetik unggas untuk menghilangkan ketergantungan pada impor induk dan telur tetas, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menguraikannya dalam pertemuan pemerintah di Minsk.

Mengurangi ketergantungan pada negara asing merupakan tugas penting bagi industri unggas Belarusia, kata Lukashenko, sambil mengkritik kurangnya kemajuan di bidang ini dalam beberapa tahun terakhir.

“Anda sudah memberi tahu saya tentang [masalah] ayam dan telur tetas ini selama 5 atau 10 tahun,” kata Lukashenko setelah mendengar laporan tentang ketergantungan total industri unggas Belarusia pada genetika asing yang disampaikan oleh Kementerian Pangan dan Pertanian Belarusia. “Tidak bisakah kita memproduksinya sendiri? Penting untuk menyediakan produk breeding bagi diri kita sendiri dan mendirikan pusat seleksi dan breeding yang serupa dengan yang dimiliki oleh para peternak sapi.”

Rancangan desain pusat genetik harus siap dalam 6 bulan, sedangkan waktu pembangunan dibatasi hingga 1 tahun, perintah Lukashenko.

Pada bulan Mei 2023, Kementerian mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi unggas dari 701.000 ton pada tahun sebelumnya menjadi 772.000 ton pada tahun 2025. Sebagaimana dijelaskan oleh Natalia Sonich, Kepala Departemen Intensifikasi Peternakan Kementerian, tingkat produksi ini akan dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi dalam negeri.

Pada tahun-tahun berikutnya, Belarusia berencana membangun serangkaian peternakan unggas modern baru untuk menghentikan operasi sejumlah besar lokasi produksi yang ada, kata Sonich. Belarus mengekspor unggas terutama ke Rusia dan negara-negara lain dalam Uni Ekonomi Eurasia.

Presiden Belarusia juga meminta para pejabat untuk memerangi kekurangan tenaga kerja yang terus berlanjut. Di antara langkah-langkah lainnya, ia menginstruksikan pemerintah untuk mempertimbangkan menarik mahasiswa dari universitas dan sekolah untuk memproduksi pakan ternak.

“Selain tindakan administratif, setiap peternakan harus memiliki sistem retensi personel. Pikirkan tentang cara menarik dan mempertahankan kaum muda, mulai dari perumahan hingga kondisi kerja yang patut dicontoh. Jika kita tidak mengatasi masalah kekurangan personel yang berkualitas, perekonomian pedesaan akan terus merosot,” kata Lukashenko.

Belarus menghadapi kekurangan tenaga kerja selama beberapa tahun terakhir karena berbagai faktor. Pada bulan Juni 2023, Mingorispolkom, komite eksekutif Minsk, melaporkan bahwa kota tersebut mengalami rekor kekurangan pekerja yang pernah ada. (Via Poultryworld)

MADU PREMIUM BERKUALITAS EKSPOR HADIR DI ILDEX 2023

Madu Lokal Berkualitas Premium Merambah Pasar Ekspor
(Foto : Infovet)

Susu, telur, dan daging mungkin merupakan produk asal hewan yang seringkali diingat oleh masayarakat. Namun begitu ada juga produk asal hewan lainnya yang terkadang luput untuk disebutkan, yakni madu. Madu merupakan subtansi makanan manis dan kental yang dibuat oleh lebah madu dan beberapa serangga lain. Lebah menghasilkan madu dari sekresi gula tumbuhan atau dari sekresi serangga lain. Madu terbentuk melalui regurgitasi, aktivitas enzimatik, dan penguapan air. 

Madu juga dikenal khasiatnya sebagai suplemen makanan untuk menjaga daya tahan tubuh, bahkan dalam agama islam madu juga merupakan salah satu obat yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun begitu, kini banyak pihak - pihak yang tidak bertanggung jawab yang memalsukan dan menjual madu abal - abal sehingga akhirnya merugikan masyarakat. 

PT Beema Boga Arta salah satu produsen madu yang bermarkas di Ciputat dengan bangga unjuk gigi di gelaran ILDEX 2023. Fransisca Natalia Widowati selaku Founder & Director PT Beema Boga Arta mengatakan bahwa dirinya berkecimpung di dunia permaduan sejak 2017 secara tidak sengaja. 

"Saya sedang mencari solusi untuk masalah asam lambung, lalu pergi ke satu area di Jawa Tengah yang merupakan sentra madu. Lalu ada madu yang rasanya enak banget yang berasal dari lebah liar (Apis cerana). selain rasa madunya enak, ternyata berkhasiat untuk asam lambung saya," tutur dia.

Dari situ Fransiska mulai merintis bisnis madunya, dari situ pula ia melihat ketimpangan antara madu lokal dengan impor dimana madu lokal ternyata belum menjadi raja di negeri sendiri. Hal tersebut dibuktikan dari range harga madu lokal yang masih kalah jauh dibanding madu impor, padahal menurutnya madu lokal tidak kalah dari segi rasa, kualitas, dan khasiatnya. 

Seiring berjalannya waktu bisnisnya pun berkembang, kini Fransiska telah memiliki peternakan lebah dan pengolahan madu sendiri. Tidak tanggung - tanggung, madu yang dihasilkannya pun telah mengantongi sertifikat Nomor Kontrol Veteriner. 

"Kami peduli dengan kualitas yang kami miliki, saya ingin produk madu lokal bisa bersaing dengan madu impor. Oleh karena itu saya terapkan Good Manufacturing Practices pada setiap aspek produksi kami," tutur Fransiska.

Kini usahanya berbuah hasil, dengan konsistensi menjaga kualitas, marketing yang inovatif, serta bentuk design packaging yang menarik produk yang ia hasilkan mulai merambah pasar luar negeri beberapa waktu yang lalu.

"Kita sudah ekspor, kemarin baru banget kita ekspor ke Malaysia. Enggak banyak sih, cuma 1 ton saja. Tapi ini menjadi penambah semangat bagi kami dan motivasi agar kami bisa terus berkembang memajukan madu lokal nusantara," tutupnya.

GPPU KEMBALI SELENGGARAKAN SEMINAR NASIONAL

Foto Bersama Para Peserta Seminar
(Sumber : CR)

Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) kembali menggelar seminar nasional di Hotel Atria Gading Serpong, Kabupaten Tengerang pada Selasa (26/9) yang lalu. Tema yang diusung dalam seminar kali ini adalah "Perunggasan Indonesia Menuju Mandiri Pangan". 

Dalam sambutannya Ketua Umum GPPU Achmad Dawami mengatakan bahwasanya Indonesia sudah dapat dikatakan negara yang mandiri alias sudah Swasembada dalam produk perunggasan seperti daging dan telur unggas. 

"Kita sudah bisa mandiri dan dapat mencukupi kebutuhan daging dan telur terutama ayam. Tidak tergantung pada impor, namun begitu tetap saja ada beberapa isu yang menjadi tantangan dalam sektor ini kedepannya," tutur Dawami.

Beberapa isu yang dimaksud olehnya diantaranya adalah peningkatan jumlah penduduk yang berimbas pada keseimbangan produksi dan konsumsi, perubahan iklim, krisis pangan, pandemi covid-19 dan penyakit lainnya, serta pembatasan kegiatan ekspor - impor.

Ia memberi contoh misalnya ketika pandemi covid-19 di tahun 2020 lalu yang berimbas pada penurunan ekonomi Indonesia sebanyak 2,07%. Pada keadaan itu pendapatan masyarakat dan konsumsi ayam perkapita masyarakat juga ikut turun. Dampak mirisnya yakni meningkatnya angka stunting pada balita yang mencapai 6,07%. 

Dawami juga menjabarakan review fluktuasi harga ayam hidup di pasaran terkait dengan isu - isu tadi serta kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Selama beberapa tahun belakangan yang dianggap masih butuh kebijakan yang lebih ciamik lagi untuk mengatasi hal tersebut. 

Ia juga mengatakan bahwasanya kondisi di Indonesia memiliki fluktuasi yang sebenarnya dapat diperkirakan berdasarkan musim dan custom alias adat istiadat. Tentunya seharusnya untuk menstabilkan harga komoditas perunggasan semua paramater dapat diprediksi karena uniknya pola - pola tersebut. 

Selain itu Dawami juga menggarisbawahi neraca rugi-laba beberapa perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan dimana rerata pada kwartal satu tahun 2023 mengalami kerugian yang cukup banyak. Tentunya ini juga tidak bisa dibiarkan.

"Sesuai UU No.3 tahun 2014 tentang perindustrian yang tertulis bahwa pemerintah menjaga keberlangsungan usaha industri dalam negeri, oleh karena itu ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Oleh karenanya kita harus melakukan konsolidasi dan kolaborasi agar keberlangsungan usaha dan industri tetap seimbang," tutup Dawami. 

Menanti Komitmen Stakeholder

Mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berhalangan hadir, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Drh Agung Suganda mengapresiasi acara seminar tersebut. Menurutnya yang dikatakan oleh Achmad Dawami sudah betul semuanya.

Berdasarkan data yang ia miliki, produksi komoditas unggas telah berkontribusi sebanyak 80,8% terhadap total produksi peternakan dan menyerap lebih dari 13 juta (10%) tenaga kerja nasional, dengan omzet kurang lebih Rp 700 triliun pertahunnya. Sehingga menjadikan industri perunggasan bukan industri kaleng - kaleng dan sangat strategis sehingga pemerintah di rezim manapun akan sangat memperhatikan industri ini agar tetap stabil. 

Agung juga menyinggung isu over supply di perunggasan Indonesia yang menurutnya saat ini menjadi "berkah" karena keberlimpahan ini dapat menjadi senjata bagi Indonesia di kemudian hari. Dimana saat ini pemerintah mulai mendorong para pelaku industri perunggasan untuk melakukan ekspor ke negara -negara yang memang membutuhkan dan tertarik dengan produk perunggasan Indonesia. 

"Alhamdulillah angka ekspor kita meningkat tiap tahunnya di sektor perunggasan, peluang juga masih terbuka lebar potensi ekspor kita ke negara - negara lain. Saat ini kita sedang menjajaki dengan Arab Saudi dimana kebutuhan protein meningkat ketika musim haji dan jamaah umroh," tutur Agung. 

Namun begitu Agung menyebut bahwa daya saing produk perunggasan Indonesia masih kurang kompetitif dibanding produk dari negara produsen lain. Pemerintah juga tidak bisa sendirian mengatasi ini, oleh karena kembali ia menyarankan agar semua stakeholder yang terkait harus bergandengan tangan dalam mengatasinya. 

Ia juga menyebut bahwa sesungguhnya permasalahan di sektor perunggasan dalam negeri ini masih sangat banyak. Mulai dari masalah supply - demand produksi dan konsumsi, kenaikan harga bahan baku pakan, kesenjangan antara peternak mandiri dan kemitraan integrator, serta rantai tata niaga yang terlalu panjang sehingga mengakibatkan harga di tingkat konsumen akhir cukup melonjak tinggi daripada harga acuan. 

Terkait masalah produksi dan penyediaan indukan (GPS), ia juga mengatakan bahwa pemerintah sangat penuh ketelitian dalam menentukan kuota impornya. Hal tersebut perlu dilakukan secara hati - hati karena nantinya juga akan menyangkut masalah stok dalam negeri. 

"Kami rapat dengan semua stakeholder, ini yang biasa kita lakukan rutin ya, kita kan selalu tahu kalau pemerintah selalu menyediakan buffer sekitar 8-10% untuk berjaga- jaga. Dan pemerintah merasa bahwa akan lebih mudah mengendalikan stok apabila kita dalam keadaan surplus ketimbang kekurangan, ini juga yang harus kita pahami bersama," kata Agung. 

Selanjutnya mengenai harga di tingkat peternak dan konsumen, Agung berujar bahwa Kementan tidak memiliki wewenang untuk mengatur harga, hanya pada keseimbangan produksi dan supply - demand. Ketika fluktuasi harga terjadi, adalah wewenang Kementerian Perdagangan untuk kembali menyeimbangkannya. 

"Kementan hanya mengendalikan pengendalian dengan cara cutting. Namun kita sekarang sudah meninggalkan itu, kita melakukan afkir dini karena kalau cutting dampaknya bisa satu bulan kedepan, tetapi kalau afkir (PS) bisa tiga bulan kedepan. Kita juga terus melakukan evaluasi, apakah afkir dan cutting ini sudah sesuai dengan tujuan kita, dan ini kembali lagi pada komitmen pada integrator yang melakukan kegiatan tersebut, pemerintah tidak punya kemampuan untuk mengawasi satu per satu kegiatan afkir dan cutting ini, jadi kita minta komitmen dan kejujurannya," kata Agung. 

Dirinya juga menyadari kekurangan yang dimiliki pemerintah dalam melakukan pengawasan ini, oleh karenanya pemerintah meminta dilakukan cross monitoring antar pelaku usaha dalam melakukan afkir dan cutting. Itupun menurut Agung masih terdapat banyak kelemahan di berbagai aspek. Oleh karenanya Agung meminta komitmen dari semua pelaku usaha agar kebijakan yang diambil dapat dirasakan secara maksimal. 

Agung juga menyebut bahwa Kementan memiliki data terkait perusahaan - perusahaan mana saja yang tidak patuh dalam melaksanakan kebijakan pemerintah tadi, hal tersebut terasa karena dampak yang dirasakan masih belum cukup efektif. Ia pun tidak ragu bahwa Kementan mengantongi sejumlah nama perusahaan yang dinilai masih "nakal" tidak menjalankan kebijakan afkir - cutting sebagaimana mustinya. 

"Kami mohon komitmennya kepada para perusahaan pembibit agar memgang komitmennya, karena berdasarkan data yang tadi dipaparkan oleh pak Ketua, dampak dari kebijakan ini belum terasa. Semoga ini bisa menjadi komitmen dan tanggung jawab kita bersama," tutup Agung.

Outlook Ekonomi 2024 & Dampak Bagi Perunggasan

Salah satu pembicara dalam seminar tersebut yakni Prof Azam Noer Achsani dari Sekolah Bisnis IPB University. Dalam pemaparannya Prof Azam menjabarkan kondisi global perekonomian dunia dan Indonesia beserta faktor - faktor yang mempengaruhinya serta pengaruhnya bagi sektor perunggasan Indonesia. 

Salah satu faktor pemicu dinamika perekonomian dunia menurut Prof Azam yakni perang antara Rusia dan Ukraina. Ia menyebutkan bahwa akibat peperangan kedua negara tersebut hampir seluruh negara - negara di dunia mengalami pergolakan di sektor ekonominya. Dampak paling terasa yakni bekeniakan harga berbagai macam bahan baku kebutuhan pakan, pangan, dan industri. 

Hal ini ditandai dengan terjadinya inflasi yang tinggi di beberapa negara di penjuru dunia, bahkan Prof Azam tidak segan menyebut bahwa dengan kondisi perang saat ini, Amerika Serikat adalah satu diantara banyak negara yang terancam akan mengalami resesi ekonomi. Bahkan menurut data Prof Azam, salah satu negara kuat di Eropa yakni Jerman, terdampak ekonominya akibat peperangan tersebut sampai disebut dengan "the sickman". Lalu bagaimana dengan negara kita?. Apakah negara kita juga berpotensi mengalami resesi seperti negara - negaral lainnya?.

Berdasarkan data dan hasil analisis Prof Azam setidaknya Indonesia pernah beberapa kali mengalami resesi ekonomi yakni pada tahun 1963, 1998, dan 2020 dengan faktor penyebabnya masing - masing. Pada resesi ekonomi tahun 2020, ekonomi Indonesia tumbuh negatif selama 4 periode berturut-turut (triwulan II-2020 s.d triwulan I - 2021). Sejak triwulan II 2021 ekonomi kembali tumbuh positif di level 7,1% . Tahun 2022 secara keseluruhan ekonomi tumbuh 5,31% sedangkan tahun 2023  dan 2024 diproyeksikan tumbuh sekitar 5,0% dan 5,15%.

Berdasarkan data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) sebuah organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi yang terdiri dari beberapa negara di dunia, Leading Economic Growth Indonesia menunjukkan kondisi yang cenderung melambat sejak Bulan Juni 2022 dan stabil sejak awal tahun 2023. Selain itu berdasarkan data BPS, neraca perdagangan barang Indonesia cenderung stabil, padahal isu pelemahan dan resesi global tengah marak.

Selain itu menurut Prof Azam produk-produk ekspor utama Indonesia didominasi oleh komoditas yang bersifat substitusi terhadap komoditas yang mengalami shortage akibat dinamika Global, sehingga hal tersebut sedikit banyak menolong Indonesia dari jurang resesi.

"Beberapa indikator tadi sesungguhnya menguatkan fakta bahwa negara kita cenderung aman dari resesi, namun begitu apabila kebijakan yang diambil salah, bukan tidak mungkin juga negara kita bisa jatuh ke jurang resesi, ini yang menjadi sangat penting kedepannya," tukas Prof Azam.

Tidak hanya itu, Prof Azam juga menyebut bahwa sektor transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan makanan-minuman, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial diperkirakan akan menjadi sektor-sektor yang akan tumbuh tinggi di 2024. Dimana perunggasan berada pada sektor penyediaan makanan dan minuman.

Dalam pemaparannya Prof Azam juga pernah diminta FAO untuk memproyeksikan konsumsi kebutuhan protein hewani Indonesia beberapa tahun kedepan. Dengan menggunakan berbagai metode,analisis, asumsi, dan berbagai macam permodelan diproyeksikan bahwa konsumsi unggas menunjukkan peningkatan tertinggi dibandingkan produk hewani lainnya, yaitu sebesar 22,1 persen pada tahun 2025 menjadi 9,13 kilogram per kapita per tahun dan 29,3 persen pada tahun 2045 menjadi 9,66 kilogram per kapita per tahun (dengan base data Sensus Ekonomi Nasional (2017) dimana rerata konsumsi daging unggas Indonesia senilai 7,5kg/kapita/tahun.

"Perunggasan seharusnya baik - baik saja, yang terpenting adalah menyadarkan masyarakat juga bahwa konsumsi protein hewani itu penting dan yang paling murah dalah telur dan daging ayam. Kebanyakan alokasi budget rumah tangga di Indonesia yang saya tahu itu paling banyak untuk pulsa dan rokok, artinya masyarakat belum sadar akan pentingnya konsumsi protein hewani," tutup Prof Azam.

Selain Prof Azam, terdapat 3 pemibcara lainnya Dominick Elfick dari Aviagen, Amin Suyono dari Cobb, dan Chai Yew Fai dari Novogen. Ketiganya banyak membahas mengenai dinamika perkembangan genetik pada broiler dan layer modern saat ini serta manajemen pemeliharaan yang harus dilakukan agar dapat mencapai potensi genetik maksimal.

Dari segi teknis kesehatan hewan pembicara yang dihadirkan yakni Drh Ayatullah Natsir dari PT Ceva Animal Health Indonesia yang secara meyeluruh menjabarkan tren vaksinasi unggas kekinian serta perkembangan teknologi di bidang vaksinasi perunggasan.

Di akhir acara para peserta yang hadir juga berkesempatan mendapatkan door prize mulai dari telepon genggam, sepeda lipat, dan bahkan hadiah utama berupa smart television berukuran 100 inchi. (CR)





RAKOR KOPERASI BERKAH TELUR BLITAR GERAKKAN EKONOMI DARI DESA

BLITAR, Ahad 24 Sebtember 2023. Koperasi Berkah Telur Blitar menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) antar pengurus dan anggota bertempat di Balai desa Plumbangan Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.

Ketua Koperasi Berkah Telur, Yesi Yuni Astuti menyampaikan kepada Infovet bahwa tujuan Rakor kali ini antara lain untuk tujuan: 1) mengedukasi dasar tentang koperasi kepada semua anggota, 2) Penguatan internal dalam persamaan visi-misi koperasi, 3). Membangun semua anggota agar memiliki komitmen bersama, kemudian dilanjutkan materi ke 4) Membahas tentang program kerja koperasi sebagaimana AD/ART koperasi “Berkah Telur” ini.

Untuk kegiatan tersebut maka menggerakkan ekonomi kerakyatan di area Blitar Timur yang berbasis peternakan adalah potensi yang perlu terus dicermati untuk berkembang yang kemudian diharapkan punya andil dalam turut mensejahterakan masyarakat sekitar.

Dan cita-cita sebagaimana visi-misi itu tentu banyak tantangan yang harus dihadapi bersama. “Seperti situasi yang sudah lebih dari tiga pekan harga telur on farm yang ada di bawah Harga Pokok Produksi (HPP). Yakni untuk di kandang Blitar harga berkisar Rp 19.000 - 21.500, artinya peternak sejatinya sudah merugi mencapai sekira Rp 6000/kg nya.” Jelas Yesi.

Kemudian Yesi menambahkan terkait harga jagung yang melambung. Harga jagung mencapai kisaran Rp 6.200 - 6.500 tentu membuat peternak makin ‘berdarah-darah’. Dan itu semua kita perlu carikan solusinya bersama-sama. Ibarat luka para peternak akibat dua tahun dilibas Pandemi Covid-19 belum pulih benar, namun situasi usaha seperti saat ini tentu akan memperparah keadaan.

“Kekuatan peternak kecil itu ada di kekompakannya dan kebersamaannya. Semoga Rakor ini menjadikan kinerjanya lebih tangguh.” Tambah Yeni lagi. Maka ia akan terus menyikapi semuanya dengan tetap optimis yakni dengan bersama-sama menghidupkan koperasi yang akan menggerakkan ekonomi kerakyatan dari desa ke desa.

Dan hal ini pula menurut Yeni bahwa kegiatannya menunjukkan peternak-peternak dalam koperasi 'Berkah Telur' adalah anggota koperasi yang tangguh, mempunyai hubungan baik dan diakui oleh pemerintah dari tingkat yang terendah (di desa) serta menyatu dengan masyarakat setempat untuk saling memberikan dukungan.*(DS)

KONTES AYAM KETAWA NASIONAL 2023 SUKSES DIGELAR

Suasana Kontes Ayam Ketawa 
(Foto : HIMPRO Ornithologi dan Unggas SKHB IPB)

Himpunan Minat Profesi Ornithologi dan Unggas SKHB IPB University menyelenggarakan Kontes Ayam Ketawa Nasional (KAKNAS) 2023 pada Minggu 17 September 2023 di Lapangan Rektorat IPB University. 

Ketua Pelaksana KAKNAS 2023 Siti Nursaumawati mengatakan bahwa acara tersebut merupakan acaran tahunan yang sudah dilaksanakan secara rutin sejak tahun 2012, tujuannya untuk mengenalkan ayam ketawa kepada Masyarakat awam karena ayam ketawa merupakan kegiatan kontes ciri khas dari Himpunan Minat Profesi Ornithologi dan Unggas SKHB IPB University.

Ia melanjutkan bahwa KAKNAS 2023 atau Kompetisi Ayam Ketawa Nasional  merupakan ajang bergengsi kompetisi kokok ayam ketawa dengan pendaftar yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Acara KAKNAS 2023 merupakan hasil dengan kolaborasi dari HIMPRO Ornithologi dan Unggas SKHB IPB University dan komunitas ayam ketawa Indonesia (P3AKSI).

Pada kesempatan yang sama dalam sambutannya Dekan SKHB IPB University Drh Amrozi PhD mengatakan bahwa SKHB IPB University menyambut para peserta KAKNAS 2023 yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan sangat terbuka dan gembira.

"Kami sangat senang bahwa ajang ini dapat kembali digelar untuk kesekian kalinya, semoga dengan terselenggaranya acara ini minat masayarakat terhadap ayam ketawa semakin meningkat dan dapat menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap ayam ketawa yang juga plasma nutfah asli Indonesia," kata Amrozi.

Salah satu perwakilan P3AKSI Ratro mengatakan bahwa acara kaknas berlangsung sangat luar biasa, penyambutan dari panitia kepada komunitas juga sangat antusias.

"Lokasi yang dipilih menurut saya sangat luar biasa karena langsung di area kampus IPB Bogor. Kalau bisa kaknas dijadikan sebagai event tahunan, P3AKSI sangat membutuhkan dan menantikan acara ini tiap tahunnya. Kami sangat senang atas terselenggaranya acara ini," kata dia.

Keluar sebagai pemenang dalam kontes tersebut yakni ayam dengan nama Kapten Boy milik H. Dani asal Cijantung, ayamnya menyandang gelar Grand Champion dalam gelaran kaknas 2023.

Menurut dia acara Kaknas ini sudah sangat bagus penyelenggaraannya namun begitu masih ada beberapa aspek yang harus diperbaiki. Misalnya pendampingan senior atau alumni yang pernah terlibat dalam event seharusnya dilakukan, karena pengalaman mereka dibutuhkan dalam mengatasi hal - hal tak terduga di lapangan.

"Saya berharap acara ini perlu ada keberlanjutan setiap tahunnya karena ditunggu-tunggu pecinta Ayam Ketawa. Selain itu harapannya acara ini bisa lebih baik kedepannya dan lebih matang . Salut untuk semua pihak yang telah mendukung keberlangsungan acara ini, " tutur Dani.

Pada tahun ini KAKNAS 2023 juga bergabung dengan acara  Agrisymphony, yaitu rangkaian acara untuk memeriahkan perayaan DIES NATALIS IPB ke-60. Hal ini ikut menambah pamor dan audiens acara KAKNAS 2023  karena juga diramaikan dari civitas dan alumni serta keluarga besar alumni IPB University. Rangkaian acara KAKNAS 2023 termasuk diantaranya: lomba kokok ayam ketawa (untuk masyarakat umum) dan lomba fotografi online/offline (untuk mahasiswa se-Indonesia). (CR)



PENYELENGGARAAN SYMPOSIUM IVSA KE 72 OLEH ISMAKAHI

Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) bersiap untuk acara tahunan IVSA (International Veterinary Students Association) pada 18-26 Januari 2024 mendatang di Jimbaran (Bali) sebagai tuan rumah. Sebanyak 150 delegasi mahasiswa kedokteran hewan dari berbagai negara akan hadir dalam acara ini. Tema utama acara ini adalah “Vets for Global One Health Security”.

IVSA Symposium terdiri dari beberapa agenda utama yaitu General Assembly, Lectures, Workshops, Tourism & Visit, Cultural Evening, juga Formal Dinner. Agenda General Assembly digunakan sebagai wadah mahasiswa kedokteran hewan internasional untuk membahas rencana strategis ke depan serta musyawarah terkait pemilihan Presiden IVSA Global untuk periode berikutnya. Selain itu, IVSA Symposium akan dimeriahkan dengan acara keilmuan berupa kuliah, workshop berkaitan dengan seputar keilmuan kedokteran hewan, serta acara kultural berupa kunjungan tempat-tempat wisata di Bali. Rangkaian acara 72nd IVSA Symposium yang bertemakan “Vets for Global One Health Security” dilatarbelakangi oleh ancaman kesehatan global yang dewasa ini kembali meningkat, emerging dan re-emerging disease perlu ditangani dengan kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi dari sektor-sektor yang berbeda termasuk sektor kesehatan hewan yang mana mahasiswa kedokteran hewan perlu memiliki keterlibatan aktif di dalamnya.

IMAKAHI telah siap dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelenggarakan 72nd IVSA Symposium di tahun 2024. “Kegiatan ini adalah kesempatan bagi mahasiswa kedokteran hewan dunia untuk bersilaturahmi dan berbagi informasi ilmiah. Saya optimis FKH-FKH dunia akan mengirim delegasi mereka. Semoga pertemuan ini dapat menghasilkan kerjasama untuk meningkatkan pendidikan kedokteran hewan dan berjalan sukses,” kata Dr. drh. Muhammad Munawaroh, M.M., Ketua PB PDHI yang mendukung penuh acara ini.

Panitia 72nd IVSA Symposium: Indonesia mengajak instansi dan lembaga di Indonesia untuk menjadi sponsor acara mahasiswa kedokteran hewan internasional ini. Panitia menawarkan enam kategori sponsorship dengan keuntungan promosi nasional dan internasional melalui media fisik dan digital.

Saluran komunikasi penyelenggara: Email: 72ndivsasymposium@gmail.com; Instagram: @72ndivsasymposium.indonesia; Contact person: Elis (Ketua Panitia) +62 85777624469; Arfin (Sponsor) +62 8787709055. (DS)

FLUKTUASI HARGA MENGGILA BIKIN PUSING PETERNAK BABI DI BALI

Ternak Babi di Bali, Fluktuasi Harganya Merugikan Peternak
(Foto : Detik)

Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali mengeluhkan anjloknya harga babi yang tak kunjung mendapatkan atensi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Peternak frustasi karena harga babi sudah anjlok sejak tiga bulan terakhir.

Ketua GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa mengungkapkan harga babi saat ini Rp 28 ribu per kilogram (kg), sementara harga pokok produksi menyentuh Rp 40 ribu. Menurutnya, salah satu faktor anjloknya harga ternak itu akibat isu meningitis di Gianyar yang disebut-sebut sebagai akibat mengonsumsi daging babi.

"Dari harga Rp 42 ribu menjadi Rp 33 ribu per kg, hingga jatuh pada titik terendah (Rp 28 ribu per kg). Isu meningitis bisa kami kendalikan, tapi dikeluarkan lagi isu meningitis di Singaraja dan Klungkung," keluh Hari ketika dikonfimasi wartawan, Sabtu (23/9/2023).

Menurut Hari, para peternak di Bali semakin frustasi karena harga bibit babi juga jatuh ke titik terendah, yakni dari Rp 1,2 juta menjadi Rp 500 ribu. "Mereka menganggap sama sekali tidak ada upaya penyelamatan dari pemerintah," sebut Hari.

Di sisi lain, Hari mengakui terjadi over populasi babi di Bali yang saat ini berjumlah 1.600 ekor. Ia juga menduga telah terjadi kompetisi atau persaingan bisnis yang tidak sehat oleh pengirim babi di wilayah tujuan.

"Tiga bulan lalu sudah kami minta ke Bapak (Wayan) Koster selaku Gubernur Bali pada saat itu untuk melakukan normalisasi harga atau penetepan harga. Sehingga konflik-konflik di luar ini tidak menimbulkan efek kepada peternak," imbuhnya.

GUPBI Bali, kata Hari, sudah menjadwalkan bertemu Koster sebanyak tiga kali saat masih menjabat sebagai Gubernur Bali. Hanya saja, pertemuan tersebut selalu dibatalkan.

"Pemerintah tidak ada tindak lanjut. Tapi kami terus mencoba mengkomunikasikan kepentingan-kepentingan peternak," keluhnya.

Hari sempat menyarankan pemerintah agar melaksanakan mepatung (urunan membeli babi untuk dikonsumsi) massal. Menurutnya, mepatung massal dapat menjadi solusi agar tidak terjadi panic selling di tingkat peternakan rakyat.

Dengan mepatung, Heri melanjutkan, kepentingan peternak yang ingin harga babi mahal dan kepentingan konsumen daging babi murah dapat bertemu. Menurutnya, kegiatan tersebut sempat dilakukan oleh warga Desa Taro, Gianyar, beberapa waktu lalu.

Ia berharap Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dapat melakukan penyelamatan keluhan para peternak babi tersebut. "Itu anjuran kami. Yang kami sayangkan anjuran dari GUPBI ke pemerintah malahan yang melakukan rakyat. Kan lucu pemerintah tidak pernah berkaca," tandas Heri. (INF)


KEKURANGAN BIBIT UNGGUL, PERKEMBANGAN PETERNAKAN KAMBING PERAH TERGANGGU

Prof Tri Eko Susilorini (paling kiri) Pada Acara
Sidang Terbuka Profesor Baru Universitas Brawijaya
(Foto : ANTARA)

Pakar Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan (FAPET) Universitas Brawijaya (UB), Prof Dr Tri Eko Susilorini mengemukakan bahwa pengembangan peternakan kambing perah di Tanah Air saat ini masih kekurangan bibit unggul. Hal tersebut disampaikan dalam orasi ilmiahnya dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas Brawijaya dalam acara Pengukuhan Profesor Sabtu (16/9) lalu.

"Permasalahan pengembangan peternakan kambing perah sampai saat ini adalah belum tersedianya bibit dengan mutu genetik tinggi yang tersedia secara kontinyu, masih kekurangan bibit unggul," kata Prof Tri Eko di Malang, Jawa Timur, Sabtu.  

Untuk itu, katanya, dibutuhkan peran perguruan tinggi untuk melakukan kajian tentang hal tersebut. Namun, menurut Prof Tri Eko, perbaikan manajemen pemeliharaan dan peningkatan mutu genetik serta kemampuan produksi kambing perah, bisa melalui tiga langkah.

Langkah pertama, perbaikan manajemen untuk mencapai standar kualitas. Kedua, peningkatan populasi melalui seleksi berdasar marka gen yang berasosiasi dengan litter size dan ketiga, peningkatan mutu genetik melalui seleksi berdasarkan dendogram dari berbagai bangsa kambing lokal Jawa Timur.

Ia mengatakan morfologi dari seekor ternak dapat menunjukkan sifat karakteristiknya, sehingga dapat meningkatkan standar ternak sebagai bibit. Biomolekuler adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mendeteksi ternak sampai pada tingkat DNA.

“Teknologi morfobiomol dapat memberikan informasi fenotipik dan genotipik ternak secara akurat dan efisien, sehingga morfobiomol ini bisa digunakan untuk menghasilkan populasi yang memiliki karakteristik sesuai dengan tujuan pemeliharaan," katanya.

Menurutnya, berdasarkan teknologi morfobiomol kambing PE, kambing Senduro dan kambing Pote mempunyai potensi untuk menambah produksi susu segar dalam negeri.

“Penemuan penelitian kami, kambing Pote memiliki kesamaan secara molekuler dengan Kambing Senduro, sehingga kambing Pote dapat dikembangkan sebagai kambing tipe perah untuk dataran rendah,” imbuhnya.

Keunggulan dari teknologi morfobiomol, lanjutnya, dapat digunakan sebagai metode seleksi secara cepat sejak dini pada ternak dengan berdasar pada gen pananda dan tidak tergantung pada silsilah atau catatan keluarga.

"Hanya, metode ini membutuhkan laboratorium khusus dan tenaga terampil (tidak dapat dilakukan oleh peternak), dan membutuhkan keahlian dalam menentukan gen penanda yang tepat karena sifat kuantitatif dipengaruhi oleh banyak gen," katanya. (INF)

15 JENIS BEBEK PETELUR UNGGUL DAN TERBAIK

jenis bebek petelur

Salah satu komponen penting beternak bebek petelur adalah memilih jenis bebek petelur yang tepat. Tingginya produktivitas bukan satu-satunya acuan namun perlu dipertimbangkan juga ketahanan bebek terhadap penyakit, kemampuan beradaptasi, harga bibit, dan sebagainya. Sehingga akan didapatkan jenis bebek petelur terbaik yang sesuai dengan budget, target produksi, hingga lingkungan peternakan.

Berikut adalah jenis-jenis bebek petelur yang populer diternakkan di Indonesia maupun dunia.

Bebek Alabio

Merupakan jenis bebek petelur unggul yang berasal dari Kalimantan Selatan. Mampu bertelur 200-250 butir per tahun dengan warna telur putih kehijauan.\

Tubuhnya besar dengan warna bulu hitam pada badan dan kehijauan pada bagian sekitar kepala. Alabio bebek yang cukup tahan penyakit, mudah beradaptasi dengan lingkungan, dan mudah dipelihara. Bebek ini juga bisa diambil dagingnya.

Dari bebek Alabio yang diseleksi dan melalui proses breeding didapatkan galur Alabimaster-1 Agrinak.

Bebek Bali

Bebek yang berasal dari Bali ini juga merupakan jenis bebek petelur unggulan. Penampilannya unik karena memiliki jambul putih seperti kapas di kepalanya.

Sudah mulai berproduksi saat umur 5,5 hingga 6 bulan. Menghasilkan sekitar 150-220 butir telur berwarna putih per tahunnya. Bebek Bali juga bisa dipelihara sebagai bebek pedaging dan bebek hias.

Bebek Buff Duck

Bebek ini berasal dari Inggris, dipelihara sebagai bebek petelur atau pedaging. Kemampuan produksi telurnya sekitar 180-245 butir per tahun.

Bebek Cirebon (Rambon)

Merupakan hasil persilangan antara bebek Alabio dengan bebek Tegal. Bebek Cirebon menghasilkan telur berwarna biru kehijauan. Bisa dipelihara juga sebagai bebek pedaging.

Bebek Hibrida Master

Jenis bebek petelur yang baik ini merupakan persilangan dari Mojomaster-1 Agrinak dengan Alabimaster-1 Agrinak. Bisa memberikan profit hingga 2 siklus produksi.

Bebek Indian Runner

Meski namanya menggunakan bahasa asing bebek ini adalah jenis bebek petelur dari Indonesia. Cara jalannya konon dengan berlari.

Kemampuan bertelurnya sekitar 300-350 butir per tahun. Mulai berproduksi pada umur sekitar 6 bulan, banyak dibiakkan di Lombok, Jawa, dan Bali.

Bebek Jawa

Berasal dari Jawa Timur. Jenis bebek petelur yang bagus ini, mampu menghasilkan 180-200 telur per tahun dengan ukuran telur yang cukup besar dan berwarna biru kehijauan.

Bebek Jawa mulai bertelur pada umur 6 bulan dengan masa produksi 11 bulan. Biasanya warna bulunya putih dengan warna hitam pada bagian kepala dan leher.

Bisa beradaptasi baik dengan iklim dan lingkungan yang berbeda. Dagingnya juga enak sehingga bebek afkir bisa diambil dagingnya.

Bebek Khaki Campbell

Berasal dari Inggris, bebek ini termasuk jenis bebek petelur unggul dengan kemampuan bertelur sekitar 300 butir per tahun. Merupakan persilangan dari bebek Rouen, Indian Runner, dan bebek liar. Mulai bertelur pada umur sekitar 7 bulan.

Bebek Magelang

Berasal dari Secang, Magelang, kemampuan bertelurnya sekitar 170 butir per tahun. Bebek ini juga bisa dipelihara sebagai bebek pedaging.

Bebek Mojosari

Jenis bebek petelur unggulan yang berasal dari Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur. Mampu bertelur sekitar 180-220 butir per tahun.

Pertumbuhannya termasuk cepat, berbulu kombinasi coklat kehitaman dan putih. Bebek Mojosari juga dikenal mempunuai daging yang enak.

Dari bebek Mojosari setelah melalui seleksi dan proses breeding dikembangkan galur Mojomaster-1 Agrinak.

Bebek Muscovy

Bebek Muscovy berasal dari Amerika Selatan. Mampu memproduksi telur sekitar 100-180 butir per tahun. Juga dikenal memiliki daging yang enak dan rendah lemak.

Bebek Peking

Jika menginginkan hasil telur yang besar, maka ini adalah jenis bebek petelur yang bagus karena ukuran telurnya memang besar. Mampu bertelur sekitar 150 butir per tahun. Mudah dipelihara dan tahan cuaca dingin, sering juga dibudidayakan sebagai bebek pedaging karena ukuran tubuhnya yang besar dan dagingnya yang enak.

Bebek Runner

Bebek yang cukup tahan penyakit dan berasal dari Amerika Selatan. Mampu bertelur sebanyak sekitar 200-250 butir per tahun.

Bebek Tegal

Berasal dari daerah Brebes dan Tegal, Jawa Tengah dengan kemampuan bertelur sekitar 170-250 butir per tahun. Termasuk jenis bebek petelur yang baik, umur sekitar 5,5 bulan sudah mulai bertelur dan juga memiliki daging yang enak.

Bebek tegal mudah beradaptasi, cukup tahan terhadap penyakit, dan mudah dipelihara. Penyebarannya di Tegal dan daerah sekitarnya.

Bebek Toulouse

Bebek Toulouse berasal dari Prancis, mampu bertelur sekitar 100-150 butir per tahun. Tubuhnya besar dan bisa juga dipelihara sebagai bebek hias.

BASKORO TAWARKAN POLA HOLISTIK DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT UNGGAS

Jakarta, ICE BSD Hall 3 dalam gelaran ILDEX pada Jumat 22 September 2023. Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan, INFOVET berkolaborasi dengan Drh Baskoro Tri Caroko (BTC), National Poultry Consultant yang menghelat Seminar bertajuk "Strategi Pengendalian Penyakit Unggas Terbaik dengan Pola Holistik".

Dihadiri peserta lebih dari 60 kursi yang tersedia, seminar berjalan komunikatif dengan intensi tanya jawab BTC sebagai narasumber tunggal dengan beberapa audien yang datang dari beragam profesi, seperti praktisi maupun akademisi. Ada breeding farm, peternak komersial, feedmill, perusahaan obat hewan, perguruan tinggi, lembaga pemerintah, mahasiswa dan lain-lain.

Seminar yang didukung oleh PT SADITA itu dimulai tepat pukul 10.00 WIB dibuka oleh Ir Bambang Suharno, Pimpinan Redaksi Infovet dan Direktur PT Gallus Indonesia Utama (Gallus). Dalam kesempatan singkat, Bambang menyempatkan untuk memperkenalkan Gallus, selain ada unit usaha penerbitan majalah (Infovet, InfoAKUAKULTUR, InfoCAT&DOG), Gallus memiliki GITAPustaka, sebagai penerbit buku-buku peternakan dan kesehatan hewan. Ada pula unit usaha Event Organizer (GITA EO), Dan GITAConsultant untuk melayani konsultasi bisnis industri peternakan dan kesehatan hewan, serta didukung untuk aspek produksi tayangan medosos dengan GITA STUDIO.

Kemudian memulai paparannya, BTC menyampaikan dalam konsep “Pola Holistik” hal penting untuk diketahui semua pihak khususnya bagi para praktisi, akademisi, peneliti, pemegang regulasi, otoritas veteriner, peternak mandiri, Technical Service (TS) Pakan, TS Obat, kepala produksi, Supervisor, tim produksi, kepala kandang, operator dan juga perlu dipelajari oleh mahasiswa Kedokteran, Kedokteran Hewan, Biologi, Farmasi, dan Agrobisnis, serta program studi lainnya.

Konsep Pola Holistik ini diharapkan akan diaplikasikan sebagai strategi manajemen pola baru dalam pengendalian penyakit mengatasi emerging disease dan re emerging disease di peternakan unggas komersial. Tentunya konsep ini ditawarkan dalam rangka menghasilkan produk telur dan daging unggas yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Dan Halal) serta bebas dari residu antibiotik untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga dapat berkontribusi dalam membangun generasi sehat, cerdas dan berkualitas, menuju kedaulatan pangan Indonesia dalam konstelasi One Health.

Sebagai info tambahan bagi pembaca, bahwa BTC bersama INFOVET telah berkolaborasi dalam rangka framing positif industri peternakan unggas komersial di Indonesia, serta menangkal isu-isu negatif terhadap produk sehat industri perunggasan berupa tayangan Short Video dengan tema-tema yang merupakan bagian dari keseluruhan Pola Holistik dimaksud. Selengkapnya informasi short video BTC-INFOVET dapat disimak pada kanal medsos sbb:i>https://www.youtube.com/watch?v=QJgLSGzVb50; https://www.instagram.com/majalahinfovet_official/

BTC pada akhir presentasinya juga menyampaikan bagi pihak-pihak pribadi maupun lembaga yang akan berkonsultasi lebih lanjut tentang aplikasi Pola Holistik di Farm, dapat menghubungi langsung ke Tim Infovet/GITA Consultant dengan sdri Mariyam pada no 0813-2497-7287 atau 0877-7829-6375.
Kemudian acara ditutup dengan pemberian hadiah buku Motivasi “Menggali Berlian Di Kebun Sendiri” terbitan GITAPustaka bagi tiga penanya terbaik. Semua peserta juga akan menerima file presentasi narasumber melalui email masing-masing peserta yang telah menuliskannya dalam daftar hadir.*(DS)

KONTRIBUSI FAPET UNPAD MEMAJUKAN PETERNAKAN DI DESA SAYANG

Para Staff Pengajar FAPET UNPAD Memberikan Pelatihan Peternakan
(Foto : UNPAD)

Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas peternakan rakyat serta alih teknologi di bidang peternakan domba, Pemerintah Desa Sayang Kecamatan Jatinangor menggandeng Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran untuk memberikan pelatihan pakan ternak domba dan pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk di Demplot Rumah Pangan Lestari, Jatinangor, Selasa (19/9/2023). 

Dalam sambutannya, Kepala Desa Sayang Dodi Kurnaedi menyampaikan harapannya untuk pelatihan ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas peternak terutama di dalam pembuatan pakan dan pemanfaatan limbah peternakan untuk dijadikan pupuk. Hal ini pun bertujuan untuk lebih mempermudah dan meningkatkan proses produksi, baik peternak breeding, usaha penggemukan ternak, serta pertanian. 

“Dengan (adanya) pelatihan ini bisa merubah pola pikir peternak yang biasanya beternak secara tradisional beralih ke peternak ke arah modern dalam pembuatan pakan ternak dan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk. Mudah-mudahan dengan diadakan pelatihan ini (dapat) mendorong semangat peternak dan petani untuk menembangkan perternakannya,” ujar Dodi.

Pemerintah Desa Sayang dan Fapet Unpad menghadirkan sejumlah narasumber yang terdiri dari Ir. Atun Budiman, M.Si., Dr. Lin Susilawati, S.Pt., MP., Lizah Khaerani, S.Pt., MT., M.Agr., Dr. Ir. Eulis Tanti Marlina, S.Pt., M.P., IPM., dan Deden Zam Zam Badruzaman, S.Pt., M.S. 

Dalam materinya yang bertajuk “Cara Membuat Pakan Hijauan dan Wawan Silase” Atun menjelaskan dengan gambar mengenai macam-macam rumput untuk pakan ternak dan cara membuat pakan ternak ruminansia fermentasi.

“Hijauan pakan adalah produk yang dihasilkan dari tanaman pakan atau tumbuhan lain yang menghasilkan biomasa dan berklorofil yang dapat berfungsi sebagai hijauan pakan, sehingga hijauan pakan dapat diperoleh dari semua tanaman pakan atau tanaman lain seperti jagung, jerami padi, kakao, pelepah kelapa sawit, pelepah pisang, pelepah sagu, dan lain-lain,” ujar Atun.

Lebih lanjut Atun juga menjelaskan bahwa hijauan pakan berperan sangat penting baik secara strategis maupun teknis dalam upaya mengembangkan ternak ruminansia. Sebagai sumber utama serat kasar, pakan hijauan dari jenis rumput dan legume mampu menyuplai kebutuhan protein bagi ternak sapi untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi daging, dan reproduksi.

Berkaitan dengan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk, DedenBadruzaman dalam pemaparannya menyampaikan limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya.

Deden juga menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh limbah ternak (khususnya kotoran sapi) secara sederhana dan cepat serta memberikan manfaat ekonomis bagi para peternak adalah melakukan proses pengolahan dengan menggunakan bantuan EM4 (Effective Microorganism 4).

Dalam hal ini, kotoran ternak sapi dapat dijadikan bahan utama pembuatan kompos karena memiliki kandungan nitrogen, potassium, dan materi serat yang tinggi. Kotoran ternak ini perlu penambahan bahan-bahan seperti serbuk gergaji, abu, kapur dan bahan lain yang mempunyai kandungan serat yang tinggi untuk memberikan suplai nutrisi yang seimbang pada mikroba pengurai. Selain proses dekomposisi dapat berjalan lebih cepat, hal ini juga dapat dihasilkan kompos yang berkualitas tinggi.

“Dengan pelatihan ini diharapkan masyarakat dapat tertarik untuk beternak domba, karena beternak domba sangat menguntungkan bagi peningkatan perekonomian masyarakat, kalau dikelola dan di-manage peternakan dombanya dengan baik. Serta masyarakat dapat memanfaatkan dagingnya maupun limbahnya untuk dapat meningkatkan ekonomi yang produktif, serta dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat,” ucap Deden. (INF/UNPAD)


ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer