Afrika Selatan sedang berjuang melawan flu burung yang sangat patogen, yang mengakibatkan pengecer di seluruh negeri membatasi besar-besaran jumlah telur yang dapat dibeli pembeli. Sementara itu, produsen memperingatkan akan terjadinya kekurangan daging ayam dalam beberapa minggu mendatang.
“Karena kekurangan telur yang disebabkan oleh flu burung, kami perlu memprioritaskan penggunaan telur utuh yang tersedia dan memenuhi standar keamanan pangan dan kualitas untuk produk Woolies yang terbuat dari telur,” kata Woolworths, pengecer kelas atas yang saat ini menjual setengah lusin telur ayam seharga R29,99 (US$1,54). “Sebagai tindakan sementara, kami harus membatasi pembelian telur utuh menjadi 1 pak berisi 6 butir telur per pelanggan. Kami bekerja sama dengan peternak kami untuk memastikan pasokan kembali secara teratur sesegera mungkin.”
Sementara itu, pengecer Pick n Pay mengatakan akan membatasi pembelian menjadi 1 atau 2 pak telur per pelanggan, tergantung wilayahnya, sementara Spar Group mengatakan pihaknya sedang menjajaki kemungkinan mengimpor telur dari negara-negara tetangga di Afrika bagian selatan.
Dilaporkan bahwa pemusnahan ayam secara luas di sektor unggas komersial dan sektor ayam pedaging mencapai 20-30% dari total stok ayam di negara ini.
Bulan lalu, produsen unggas Quantum Foods mengatakan hampir 2 juta ayam senilai R106 juta (US$5,63 juta) telah terbunuh akibat wabah flu burung.. Sementara itu, RCL Foods mengatakan unit unggasnya Rainbow, yang merupakan salah satu produsen ayam terbesar di Afrika Selatan, telah memusnahkan 410.000 ayam akibat merebaknya flu burung. (Via Poultryworld)
0 Comments:
Posting Komentar