-->

DIRJEN PKH PANTAU SERAPAN AYAM OLEH PERUSAHAAN

Dirjen PKH saat memantau ayam milik peternak di Bogor. (Foto: Istimewa)

Pemerintah memantau langsung serapan ayam hidup ukuran besar dari peternak mandiri oleh sejumlah perusahaan integrator dan produsen pakan. Pemantauan dilakukan di dua lokasi di Kabupaten Bogor pada Kamis (24/4/2025), oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya stabilisasi harga di tingkat peternak sekaligus bentuk tanggung jawab sosial perusahaan,” kata Agung di lokasi.

Dalam kunjungannya, ia menyaksikan transaksi pembelian ayam hidup oleh PT Malindo Feedmill dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). PT Malindo membeli 5.448 ekor ayam dari Kandang Jati, peternak mandiri di Kecamatan Tajurhalang, dengan bobot rata-rata 2,7-2,8 kg/ekor dengan harga yang disepakati sebesar Rp 17.000/kg. Sementara CPI melakukan pembelian 1.700 ekor ayam hidup dari peternak mandiri lainnya dengan bobot rata-rata 1,9 kg/ekor dengan harga yang sama.

Agung juga menambahkan bahwa perusahaan integrator lain yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia melakukan hal yang sama menyerap ayam hidup dari peternak mandiri. Japfa telah melakukan pembelian 5.000 ekor ayam hidup dengan rataan bobot badan 2,2-2,6 kg/ekor di dua lokasi, yaitu Cigudeg dan Serang.

“Kami ingin memastikan tidak ada ayam besar yang tidak terserap pasar, terutama saat pasokan sedang tinggi,” ucapnya. Pihaknya pun akan terus mendorong sinergi antara perusahaan besar dan peternak rakyat agar harga ayam hidup tetap stabil dan peternak tidak lagi merugi, serta tercipta rantai pasok yang sehat dan berkeadilan.

Pemilik Kandang Jati, Agus, menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah dalam menstabilkan harga ayam tingkat peternak. “Terima kasih dan apresiasi kepada Ditjen PKH atas respon cepat dalam mengatasi situasi. Terima kasih telah menyerap ayam-ayam jumbo kami dengan harga layak,” katanya. (INF)

SCI MENGADAKAN SEMINAR DAN HALAL BI HALAL UNTUK CUSTOMER

Masih dalam suasana lebaran, PT Sehat Cerah Indonesia (SCI) bersama dengan Subur Group mengadakan halal bi halal sekaligus seminar in house training untuk para customer.

Diadakan di Surabaya, Rabu 16 April 2025, seminar dihadiri para customer, Direktur Subur Group, tim PPL dan tim Veterinarian Malindo.

Bertajuk “Gut Health pada Pemeliharaan Ayam Broiler Modern dan Sanitasi Farm”, seminar menghadirkan Drh Margaretha P Novantiana, Produk Manager SCI, sebagai pembicara.

“ Kita membahas produk Liptosafe Pro sebagai penunjang kesehatan saluran cerna dan performance ayam broiler, serta program biosecurity untuk mencegah infeksi penyakit viral,” kata Nova. “Diharapkan seminar ini bisa memberikan informasi dan panduan mengenai bagaimana langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan saluran cerna ayam broiler, serta pentingnya penerapan biosecurity untuk menghindari terjadinya outbreak di farm.”

WKU BIDANG PETERNAKAN KADIN INDONESIA BAHAS 4 PROGRAM DENGAN MENTERI KOPERASI

Audiensi WKU Bidang Peternakan Kadin Indonesia dengan Menteri Koperasi (Foto: Istimewa)

Pada Kamis 17 April 2025 Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan Kadin Indonesia, Cecep Muhammad Wahyudin, kembali beraudiensi dengan Menteri Koperasi (Menkop), Budi Arie Setiadi. Audiensi dilakukan di kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, dipimpin langsung oleh Budi.

Hadir juga dalam audiensi stafsus Menkop, Ambar Pertiwiningrum, Deputi Kemenkop, dan salah satu organisasi persatuan Kepala Desa.

Audiensi tersebut merupakan lanjutan dari audiensi sebelumnya dengan agenda besar korporatisasi koperasi peternakan Indonesia.

“Hari ini memang betul melanjutkan audiensi sebelumnya, tetapi kita hari ini lebih kepada teknisnya,” kata Cecep. “Selain dengan Menkop juga sebelumnya kita sudah melakukan audiensi dengan beberapa kementerian. Sehingga ada empat program utama yang akan dikerjakan oleh WKU peternakan di tahun ini.”

Menkop dan Kadin berencana mengembangkan 8.000 desa untuk peternakan ayam petelur dengan masing-masing desa sebanyak 1.000 ekor. Tujuannya adalah penyebaran ayam petelur menjadi merata di seluruh Indonesia.

Pengembangan sapi perah juga akan dilakukan, yaitu dengan inclusive closed loop system. Dimana tiga pihak akan bersama-sama membangun sistem ini yaitu swasta, pemerintah dan masyarakat melalui koperasi.

Sistem rantai pasok yang juga menjadi program utama dalam pengembangan Koperasi Merah Putih, juga akan dikembangkan.

Untuk pemenuhan kebutuhan program ayam petelur dan sapi perah juga akan dilakukan pengembangan pabrik pakan. Rencananya akan melibatkan pihak swasta, baik pelaku industri pakan yang sudah ada maupun yang baru.

“Di audiensi sebelumnya belum digagas Koperasi Merah Putih. Dengan adanya Koperasi Merah Putih ini nanti yang akan menjalankan program adalah koperasi desa,” Cecep menjelaskan. “Tentu disini masih relevan dan masih inline dengan korporatisasi koperasi dimana kita akan membuat sebuah rangkaian bisnis menjadi sebuah integrasi secara horizontal. Dan Kadin akan hadir sebagai agregator yang akan menyambungkan rantai bisnis satu dengan yang lainnya.”

Audiensi juga membahas rantai pasok peternakan ayam petelur. Hasilnya akan dilakukan pemetaan wilayah mana saja yang belum tersentuh distribusi ayam petelur. Sehingga kemungkinan wilayah Indonesia bagian tengah dan timur akan lebih banyak diperhatikan. Rantai bisnis utama, terutama pabrik pakan, juga akan dibangun. Pihak swasta yang memiliki kapasitas tertentu akan dilibatkan. (NDV)

PELATIHAN PJTOH ANGKATAN XXVII, DIGELAR SECARA HYBRID

Simbolis pemukulan gong membuka kegiatan pelatihan PJTOH angkatan XXVII oleh Arief Wicaksono. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali melaksanakan kegiatan rutin tahunan yakni Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PJTOH) Angkatan XXVII yang berlangsung mulai 15-17 April 2025 secara hybrid, di Bogor, Jawa Barat.

“Pelatihan ini sudah yang ke-27 kalinya kita laksanakan. Pada pelatihan PJTOH kali ini sangat padat acaranya dengan kita menghadirkan 15 narasumber,” ujar Ketua Panitia Pelatihan PJTOH, Drh Forlin Tinora dalam sambutannya, Selasa (15/4/2025).

Mengingat pentingnya peran PJTOH, lanjut Forlin, pada pelatihan kali ini dibagi menjadi tiga kategori, di antaranya materi tentang peraturan dan perundang-undangan obat hewan, pembahasan teknis mengenai sediaan biologic, feed additive, dan feed supplement, serta pembahasan mengenai pentingnya pemahaman organisasi. “Kami harapkan para calon PJTOH benar-benar mengikuti pelatihan dengan baik,” ucapnya.

Peserta pelatihan PJTOH yang hadir secara luring.

Tugas dan peran dokter hewan maupun apoteker sebagai PJTOH di perusahaan obat hewan ataupun pakan ternak menjadi kunci penting. Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, menguraikan beberapa tugas dan tanggung jawab PJTOH di antaranya memberikan informasi tentang peraturan perundangan di bidang obat hewan kepada pimpinan perusahaan, juga memberikan saran dan pertimbangan teknis mengenai jenis sediaan obat hewan yang akan diproduksi/diimpor.

“PJTOH juga menjadi posisi kunci dalam peranannya menolak produksi, penyediaan, bahkan peredaran obat hewan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Kemudian menolak produksi obat hewan yang belum memperoleh nomor registrasi atau registrasinya sudah mencapai masa kadaluarsa. Ini PJTOH harus memastikan di perusahaan tempatnya bekerja,” jelas Ira.

Lebih lanjut disampaikan, begitu juga ketika PJTOH di pabrik pakan memiliki tugas yang tidak jauh berbeda, yakni menolak penggunaan bahan baku atau obat hewan jadi yang dilarang dicampur dalam pakan ternak, kemudian menyetujui penggunaan bahan baku atau obat hewan jadi yang dicampur dalam pakan ternak yang memenuhi syarat mutu atau menolaknya apabila tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang obat hewan.

“Mengingat tugas dan tanggung jawab PJTOH sehingga pelatihan ini menjadi sangat penting dan diharapkan para calon PJTOH mendapatkan pemahaman dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Sambutan oleh Ketua ASOHI, Irawati Fari, secara luring.

Harapan senada juga disampaikan oleh Koordinator Substansi Pengawasan Obat Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan, Drh Arief Wicaksono, yang mewakili Direktur Kesehatan Hewan, bahwa pentingnya peranan PJTOH sehingga diharapkan para calon PJTOH memiliki kompetensi yang baik di bidangnya.

“Di sini kita bisa saling sharing informasi dan menjadi wahana yang baik untuk menyampaikan banyak hal. Diharapkan ke depannya PJTOH benar-benar memiliki kompetensi dan mampu mengawasi produksi obat hewan sehingga terjaga keamanannya,” tukasnya.

Pada hari pertama pelatihan menghadirkan pembicara di antaranya Prof Budi Tangendjaja (bahasan teknis sediaan feed additive, feed supplement, dan alternatif feed additive pengganti AGP), Drh Arief Wicaksono (sistem kesehatan hewan dan peraturan obat hewan), dan Ketua Komisi Obat Hewan Prof Widya Asmara (bahasan teknis farmasetik, biologik, obat alami, dan herbal).

Foto bersama panitia dan peserta PJTOH.

Pada hari kedua pelatihan PJTOH, peserta kembali mendapat materi dari DIrektur Pakan Ternak Drh Nur Saptahidhayat (peraturan/kebijakan terkait pakan), Tim CPOHB Drh Ketut Karuni N. Natih (bahasan cara pembuatan obat hewan yang baik/CPOHB dan pembuangan limbah obat hewan), Tim BBPMSOH Apt M. Zahid (rantai dingin/cold chain), kemudian terkait badan karantina hewan, peran PPNS dalam penanganan obat hewn ilegal, serta peranan organisasi dalam pembinaan anggota dari ASOHI dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Pada hari terakhir, peserta pelatihan yang ikut secara luring diajak berkunjung ke Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) untuk melihat bagaimana tata cara pengiriman obat hewan yang baik dan pengiriman sampel, hingga visit lab milik BBPMSOH. (INF)

HALALBIHALAL PB PDHI, SILATURAHMI SAMBIL BERKOLABORASI PERKUAT PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN

Foto bersama halalbihalal PB PDHI. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Minggu (13/4/2025), bertempat di Arion Suites Hotel Kemang, Jakarta Selatan, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), menggelar halalbihalal sekaligus silaturahmi antar pengurus, pemerintah, swasta, organisasi, dan para akademisi yang terkait di industri peternakan dan kesehatan hewan.

"Hari ini menjadi hari yang paling bahagia karena kita bisa bersilaturahmi, saling memberikan maaf antar kita semuanya," ujar Ketua Umum PB PDHI, Drh M. Munawaroh.

Di tengah tingginya tantangan di bidang peternakan dan kesehatan hewan, ia mengajak pemangku kepentingan dan para stakeholder terkait untuk terus bergandengan tangan menciptakan peternakan yang aman dari ancaman penyakit guna mewujudkan ketahanan pangan asal produk peternakan.

"Permasalahan penyakit makin hari makin bertambah, kita masih terus berjuang bersama Kementerian Pertanian dalam mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK), kemudian penyakit lumpy skin disease (LSD) juga belom selesai. Negara kita luas, ini menjadi potensi besar bagi peran dokter hewan kita," katanya.

Namun demikian, lanjut Munawaroh, terbatasnya tenaga dokter hewan yang menyebar di seluruh wilayah Tanah Air turut menjadi kendala dalam penanganan sektor kesehatan hewan.

"Jumlah dokter hewan masih terbatas, di PDHI hanya terdaftar 15 ribu orang, harus ditambah lagi dan diperkuat kualitasnya. Ke depan akan ada tambahan delapan program studi fakultas kedokteran hewan di beberapa universitas, semoga kualitas dokter hewan yang dihasilkan bisa lebih baik. Kita dorong, karena yang akan menangani kesehatan hewan di Indonesia itu dokter hewan," ucapnya.

"Selain itu, kita juga terus upayakan undang undang yang akan menjadikan payung hukum dalam penyelenggaraan dan pelayanan dokter hewan, kita terus lakukan audiensi bersama pemerintah dan DPR. PDHI terus berjuang, bahkan nanti melalui kepemimpinan baru semakin hari harus semakin maju. Kami ingin dokter hewan memiliki kompetensi yang terus meningkat, kita lakukan pembinaan supaya tidak tertinggal dengan negara negara lain."

Momen bersalam-salaman acara halalbihalal PB PDHI.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Kesehatan Hewan, Drh Imron Suandy, yang mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, bahwa momentum silaturahmi ini bisa menjadi ajang untuk memperkuat organisasi profesi dan pemerintah.

"Kami sangat apresiasi ke PDHI yang terus ikut berkontribusi dalam membangun sektor peternakan dan kesehatan hewan. Peran kolaboratif antara pemerintah, organisasi profesi, akademisi, dan masyarakat harus terus kita pertahankan. Kita memiliki budaya gotong royong atau guyub, itu terus kita perkuat untuk mengatasi dan mengendalikan penyakit hewan menular strategis," kata Imron.

Lebih lanjut disampaikan, pemerintah membuka diri dan menerima setiap masukkan untuk membantu menjaga keamanan ternak dan mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045.

"Harapannya itu bisa terwujud, karena kita memiliki status kesehatan yang sama dengan negara negara lain. Oleh karena itu, seluruh sumber daya yang kita miliki kita upayakan untuk menggairahkan sektor peternakan dan kesehatan hewan supaya investasi di dalamnya makin berkembang," tukasnya.

Sementara itu, ditambahkan oleh Dewan Pembina PB PDHI, Prof Wiku, yang menyampaikan, "Intinya, panggung untuk dokter hewan sudah tersedia, kita harus akur dan bekerja sama dalam manangani dan mengendalikan kesehatan hewan agar ketahanan pangan dapat terwujud. Mari kita cegah tantangan penyakit bersama-sama, saya yakin PDHI mampu mengatasi dengan kompetensinya, makin kompak dan kolaboratif untuk meraih prestasi bersama." (RBS)

KEMENTAN DAN AL-AIN FARMS TEKEN KERJA SAMA DORONG INVESTASI SUSU

Investasi produksi susu menjadi bagian dari kerja sama bilateral antara Indonesia dan PEA. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Al-Ain Farms for Livestock Production dari Persatuan Emirat Arab (PEA) terkait investasi produksi susu di Indonesia.

Penandatanganan MoU ini menjadi bagian dari rangkaian kerja sama bilateral antara Indonesia dan PEA yang ditandatangani pada 9 April 2025 di Abu Dhabi, sebagai tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke PEA.

Kesepakatan investasi produksi susu di Indonesia tertuang dalam Memorandum Saling Pengertian antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, dengan Al-Ain Farms for Livestock Production PEA.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyambut positif setiap komitmen investasi dan menegaskan bahwa Kementan akan mengawal penuh prosesnya agar dapat segera direalisasikan.

“Jika ingin menarik investor, maka yang utama adalah kenyamanan. Pemerintah hadir untuk mengawal agar proses investasi tidak berbelit,” ujar Mentan Amran beberapa waktu lalu saat menerima kunjungan investor di Jakarta.

Lebih lanjut, ia menegaskan pihaknya akan berkoordinasi erat dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempercepat proses implementasi investasi di lapangan. 

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyampaikan bahwa kerja sama dengan Al-Ain Farms ini difokuskan pada pengembangan sektor susu nasional, termasuk peningkatan produksi dan kualitas susu, serta penguatan ekosistem industri peternakan yang berkelanjutan.

“Kami menyambut baik minat investasi dari Al-Ain Farms yang akan menjadi bagian dari upaya mempercepat swasembada susu. Kerja sama ini juga diharapkan membuka lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan peternak lokal melalui kemitraan,” ujar Agung di kantornya, Kamis (10/4/2025).

Ia menambahkan, selain peningkatan terhadap kuantitas dan kualitas susu, kerja sama ini juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang.

Dalam nota kesepahaman tersebut, Kementan menyatakan dukungannya terhadap rencana investasi Al Ain Farms, salah satunya melalui program pengembangan sapi perah di lokasi-lokasi yang telah ditetapkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Selain itu, pemerintah juga menawarkan kemudahan akses lahan dan juga insentif diberikan, termasuk pembebasan bea masuk impor ternak dan peralatan industri, skema pembiayaan berbunga rendah, program asuransi peternakan, serta koordinasi lintas sektor demi memastikan keberhasilan implementasi di lapangan.

“Kami percaya bahwa kerja sama ini akan menjadi contoh model investasi strategis yang dapat direplikasi di wilayah lain dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” pungkasnya. (INF)

PENGURUS AINI PERIODE 2025-2029 RESMI DILANTIK

Acara pelantikan Pengurus Pusat AINI secara daring. (Foto: Istimewa)

Selasa (8/4/2025), telah dilaksanakan pelantikan Pengurus Pusat Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) masa bakti 2025-2029 berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum AINI No. 001/SK/KU/I/2025. Pelantikan dilaksanakan secara daring.

Pembacaan surat keputusan AINI tentang Pengangkatan Pengurus Pusat AINI periode 2025-2029, dibacakan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) AINI, Prof Nahrowi.

Acara yang sekaligus menjadi ajang halalbihalal tersebut, mengukuhkan Prof Bambang Suwignyo dari Fapet UGM sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) AINI periode 2025-2029, kemudian menunjuk Prof Anuraga Jayanegara dari Fapet IPB sebagai Wakil Ketua Umum, dan Dr Rusmana Wijaya Setia Ningrat dari Fapet UNAND sebagai Sekretaris Jenderal.

Bambang Suwignyo dalam sambutannya menyampaikan harapannya kepada para pengurus AINI yang baru saja dilantik untuk mematuhi dan melaksanankan AD/ART AINI serta keputusan hasil Kongres AINI VI pada 23 Oktober 2024.

“Selamat bekerja, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan, kekuatan dan petunjuk-NYA kepada kita semua dalam membina kehidupan organisasi AINI dengan sebaik-baiknya,” katanya. (INF)

JELANG LEBARAN, KEMENTAN PASTIKAN PENGENDALIAN PMK TETAP BERJALAN

Pemeriksaan sapi oleh petugas di lapangan. (Foto: Istimewa)

Menjelang perayaan Idul Fitri, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap optimal di seluruh Indonesia. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, meminta jajarannya tetap siaga.

Menurut Amran, timnya bergerak cepat dalam menangani penyebaran PMK. Pada saat tren kasus meningkat di awal tahun, Kementan mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar untuk alokasi 4 juta dosis vaksin mengatasi wabah PMK.

“Begitu ada PMK, Rp 100 miliar langsung kami geser dan jutaan vaksin itu telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Alhamdulillah tren kasus PMK saat ini sudah melandai,” ungkap Mentan Amran, dalam keterangan persnya Rabu (26/3/2025).

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, menyatakan untuk memastikan pengendalian tetap optimal, timnya melakukan pemantauan harian rutin melalui portal Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (iSIKHNAS) untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas ternak di berbagai daerah menjelang Idul Fitri 1446 H.

Ia menambahkan, ternak yang baru tiba di lokasi tujuan biasanya mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat kelelahan selama perjalanan. Kondisi ini membuat ternak rentan terserang penyakit, termasuk PMK.

“Ternak sakit yang tidak segera ditangani dapat menulari ternak lain dan merugikan peternak. Kami mengimbau peternak dan pelaku usaha untuk segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat jika menemukan ternak sakit, agar bisa segera ditangani,” kata Agung.

Untuk memastikan kasus PMK terus melandai, Kementan meningkatkan kapasitas epidemiologi petugas kesehatan hewan agar mampu melakukan deteksi dini, respons cepat, dan pengendalian PMK berbasis risiko. “Dengan sumber daya yang terbatas, strategi ini memungkinkan daerah untuk menerapkan kebijakan yang tepat guna mengantisipasi penyebaran PMK,” ucapnya.

Sebagai langkah pencegahan, Kementan telah melaksanakan Bulan Vaksinasi PMK pada Januari-Maret dan akan melanjutkan vaksinasi ulangan pada Juli-September. Hingga saat ini, capaian vaksinasi nasional yang bersumber dari APBN telah mencapai 1.078.189 dosis atau 68,10% dari distribusi 1.583.200 dosis. Sementara itu, vaksinasi yang bersumber dari APBD, hibah, CSR, feedlot, dan mandiri telah mencapai 607.462 dosis, sehingga total vaksinasi secara nasional mencapai 1.688.651 dosis.

“Angka ini masih terus bergerak karena petugas terus melakukan vaksinasi dan pelaporan melalui iSIKHNAS. Kami berharap bisa mencapai minimal 70%,” tambah Agung.

Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Imron Suandy, menyatakan bahwa pihaknya telah mendistribusikan obat-obatan dan logistik pendukung ke berbagai daerah dalam mempercepat pengendalian PMK. Bantuan mencakup antibiotik, vitamin, analgesik, disinfektan, dan peralatan medis lainnya.

Berdasarkan evaluasi nasional per 24 Maret 2025, pelaksanaan vaksinasi PMK terus menunjukkan progres positif. Sebagian besar provinsi telah mencapai target vaksinasi di atas 60%, dengan beberapa daerah mencatatkan capaian di atas 80%.

“Kami pastikan ternak yang sakit tertangani dengan baik dan vaksinasi berjalan optimal guna mencegah penyebaran lebih luas,” ujar Imron.

Selain vaksinasi, pengendalian PMK juga dilakukan melalui pengawasan ketat lalu lintas hewan dan produk hewan, penerapan biosekuriti, penyediaan pakan berkualitas, serta pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin. “Semua aspek harus diperhatikan secara berkelanjutan,” tegasnya.

Upaya strategis pemerintah dalam pengendalian PMK bertujuan untuk menjamin ketersediaan ternak yang aman dan sehat menjelang Idul Fitri 2025. Sistem pengawasan lalu lintas ternak yang ketat serta penggunaan aplikasi pemantauan yang diawasi Pejabat Otoritas Veteriner (POV) menjadi langkah utama mencegah penyebaran PMK antar wilayah.

“Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak, termasuk peternak, pelaku usaha peternakan, dan masyarakat, agar upaya ini berhasil. Pastikan ternak sudah divaksin PMK dan memiliki sertifikat veteriner sebelum dilalulintaskan,” pungkasnya. (INF)

BERKAH RAMADAN, ASOHI SALURKAN BANTUAN

Momen foto bersama ASOHI bersama anak-anak Asrama Yatim dan Dhuafa Mizan Amanah. (Foto: Dok. Infovet)

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali melaksanakan kegiatan berbagi berkah pada bulan Ramadan dengan mengunjungi sekaligus memberikan bantuan dan santunan kepada anak-anak yatim piatu, pada Jumat (21/3/2025).

Bantuan dan santunan berupa pemberian telur sebagai sumber protein hewani, makanan ringan, alat tulis, serta uang tunai diberikan kepada sebanyak 33 orang anak-anak panti yang berada di Asrama Yatim dan Dhuafa Mizan Amanah, Jagakarsa, yang lokasinya tidak jauh dari kantor ASOHI.

Pada kesempatan tersebut, bantuan diberikan dari pengurus ASOHI Pusat yang diwakili oleh Wakil Ketua II ASOHI, Drh Harris Priyadi, didampingi oleh Sekretariat ASOHI di antaranya Eka Safitri, Nia, dan Achmad Febriyanto, yang diterima langsung oleh pengurus asrama.

Momen tersebut menjadi penting bagi ASOHI karena bisa berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim dan dhuafa di Mizan Amanah. Kegiatan ini juga menjadi agenda rutin setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur yang dapat terus berlangsung di masa mendatang dan menjadi keberkahan bagi ASOHI. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer