-->

MEMPERINGATI HARI SUSU NUSANTARA, DPN SAMPAIKAN BEBERAPA USULAN

Hari Susu Nusantara diperingati setiap 1 Juni. (Foto: Istimewa)

Memperingati Hari Susu Nusantara pada 1 Juni 2025, Dewan Persusuan Nasional (DPN) melihat bahwa tujuan peringatan tersebut adalah untuk memacu perkembangan dan pertumbuan persusuan nasional berbasis peternakan sapi perah rakyat tampaknya masih sangat jauh dari yang diharapkan.

Ketua Umum DPN, Teguh Boediyana, dalam keterangan resminya pada peringatan tersebut, menyatakan bahwa ada beberapa indikator yang menyebabkan minimnya perkembangan dan pertumbuhan industri susu lokal.

Pertama, usaha peternakan sapi perah rakyat masih ditopang oleh usaha peternakan yang  tipologi usahanya sebagai sambilan. “Dalam arti, usahanya belum menjadi sebagai sumber pendapatan utama dari peternak,” sebutnya.

Kedua, usaha peternakan sapi perah rakyat sampai saat ini hanya mampu memenuhi kurang dari 20% dari kebutuhan susu nasional.

Ketiga, saat ini industri pengolahan susu dan juga usaha peternakan skala besar makin tumbuh dan berkembang sangat pesat. “Bahkan dapat dikatakan bahwa industri pengolahan susu mendominasi dan menguasai sektor persusuan nasional dan ketergantungan peternakan sapi perah rakyat pada industri pengolahan susu semakin besar,” imbuhnya.

Melihat kenyataan tersebut, pihaknya pun menyampaikan beberapa usulan kepada pemerintah, yakni meneguhkan komitmen untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah rakyat, sehingga dapat menjadi cabang utama dari para peternak dan menjadi basis kehidupan ekonomi mereka.

“Kemudian segera merealisasikan terbitnya Peraturan Presiden tentang persusuan nasional untuk menciptakan keseimbangan antara industri pengolahan susu dengan peternakan sapi perah rakyat yang berazaskan keadilan dan pemerataan kesempatan berusaha,” harapnya.

Adapun usulan lain yaitu meminta Presiden Prabowo Subianto segera merealisasikan janji politiknya untuk pembagian susu gratis bagi anak-anak sekolah yang nantinya dapat menjadi basis usaha peternakan sapi perah rakyat dan mengurangi ketergantungan pemasaran susu segar ke industri pengolahan susu. Program ini dapat menjadi pelengkap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini sudah berjalan.

Serta segera merealisasikan rencana impor 1,5 juta sapi perah untuk penambahan populasi dan peningkatan skala pemilikan sapi perah oleh peternak rakyat yang saat ini hanya memiliki sapi rata rata 2-4 ekor. (INF)

PUBLIC EXPOSE TAHUN BUKU 2024 PT MALINDO FEEDMILL TBK

Pada Kamis, 22 Mei 2025, PT Malindo Feedmill Tbk mengadakan public expose tahun buku 2024.

Malindo adalah suatu perusahaan terbatas yang didirikan dengan nama PT Gymtech Feedmill Indonesia pada tahun 1997. Bergerak dalam bidang produksi dan penjualan pakan ternak, pembibitan dan distribusi anak ayam usia sehari ras pedaging, pembibitan dan penjualan anak ayam usia sehari ras parent stock serta peternakan ayam ras pedaging.

Malindo telah memulai bisnis downstream-nya yaitu Pengolahan Makanan di tahun 2013. Bisnis baru yang merupakan sinergi dari bisnis yang telah ada akan membuat Malindo menjadi Perusahaan Terintegrasi.

Pada 2021 Malindo kembali menambah bisnis baru yaitu bisnis restoran cepat saji dengan nama Sunny’Chick, dilanjutkan dengan rumah potong hewan unggas pada tahun 2022. Beberapa tahun terakhir Malindo juga melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Singapura dan Oman.

Kinerja Keuangan di Tahun 2024 dan Kuartal I 2025

Berikut adalah kinerja keuangan Malindo di tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023. Berdasarkan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Rintis, Jumadi, Rianto dan Rekan:

Jumlah penjualan bersih pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 12,5 triliun, meningkat 3,7% atau Rp 444,8 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp12,1 triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan ayam pedaging sebesar 13,4% atau Rp 271,5 miliar, peningkatan penjualan anak ayam/itik usia sehari sebesar 21,9% atau Rp 365,5 miliar, penjualan makanan olahan sebesar 10,7% atau Rp 12,5 miliar, dan peningkatan penjualan lain-lain sebesar 28,9% atau Rp 114,9 miliar.

Perolehan laba kotor tahun 2024 meningkat dari 63,9% menjadi Rp1,6 triliun dari Rp 947,9 miliar di tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan tahun 2024 sebesar Rp 488,0 miliar, meningkat 672,5% dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 63,1 miliar ditahun 2023.

Jumlah aset pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 5,4 triliun, yaitu turun 2,5% atau turun Rp 137,2 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 5,5 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan aset tidak lancar sebesar 6,1% atau Rp 164,0 miliar.

Jumlah liabilitas pada tahun 2024 adalah sebesar Rp 2,2 triliun, yaitu lebih rendah 28,6% atau Rp 862,1 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 3,0 triliun. Hal ini terutama oleh adanya penurunan pada liabilitas jangka pendek sebesar 27,6% atau Rp 657,9 miliar dan penurunan liabilitas jangka panjang sebesar 32,0% atau Rp 204,2 miliar.

Penjualan bersih Malindo sebesar Rp 3,171 triliun pada kuartal I 2025 turun sebesar Rp 76,3 miliar atau menurun sebesar 2,3%. Penjualan pakan ternak turun sebesar 9,9% atau sebesar Rp 207,7 miliar, peningkatan penjualan anak ayam/ itik usia sehari sebesar 2,9% atau sebesar Rp 13,6 miliar dari Rp 464,2 miliar menjadi Rp 477,8 miliar di periode Maret 2025. Penjualan ayam pedaging naik sebesar Rp 96,5 miliar atau naik sebesar 17,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan makanan olahan naik 8,3% atau naik sebesar Rp 2,6 miliar, penjualan lain-lain naik 18,6% atau sebesar Rp 12,9 miliar. Secara keseluruhan, penjualan produk mengalami penurunan 2,3%.

Laba kotor pada kuartal I 2025 turun sebesar Rp 50,9 miliar atau turun 35,5% dari Rp 385,6 miliar menjadi Rp 328,0 miliar di Maret 2025

Penurunan laba kotor di atas ikut mendorong penurunan laba bersih dari Rp 87,6 miliar di kuartal I 2025 menjadi turun sebesar Rp 62,9 miliar di akhir Maret 2024 atau turun sebesar Rp 24,8 miliar atau turun 28,3%. Faktor utama penurunan ini adalah harga harga DOC dan broiler yang tidak stabil.

Kendala-kendala yang Dihadapi dan Upaya untuk Mengatasinya

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Malindo dalam menjalankan operasinya:

  • Krisis ekonomi global yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.
  • Stabilitas harga jual DOC dan ayam broiler sepanjang tahun.
  • Ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku pakan.

Kebijakan strategis yang dilakukan oleh untuk mengatasi kendala-kendala tersebut:

  • Meningkatkan efisiensi produksi dan melakukan penghematan di setiap lini produksi dan operasional.
  • Melakukan manajemen pembelian bahan baku dan penyesuaian harga jual yang tepat.
  • Mendukung program pemerintah untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran khususnya di industri peternakan.
  • Meningkatkan penjualan ekspor.
(INF)

LEP EXPO 2025 RESMI DIGELAR

Pembukaan LEP Expo 2025. (Foto: Dok. Infovet)

Gelaran Livestock Export Program (LEP) Expo ke-5 kembali digelar pada 14-15 Mei 2025 di The Springs Club Summarecon Serpong, Kabupaten Tangerang. Acara serupa terakhir kali dihelat pada 9-10 Juni 2022 lalu.

LEP merupakan program yang didanai bersama oleh Meat and Livestock Australia (MLA) dan LiveCorp. LEP telah memberikan layanan kepada industri peternakan sapi Australia dan Indonesia sejak 2009. Terutama yang bergerak dalam praktik kesejahteraan hewan, peningkatan produktivitas, dan efisiensi rantai pasokan. 

Dalam pidato pembukanya di LEP EXPO 2025, Group Manager Productivity and Animal Wellbeing Meat and Livestock Australia (MLA), David Beatty, berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung berlangsungnya acara tersebut.

David juga mengatakan bahwa acara ini digelar untuk membantu industri peternakan sapi di Indonesia dapat lebih meningkatkan kualitas produk dan layanan yang tersedia. Selain itu, LEP EXPO juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan kesejahteraan hewan dan efisiensi rantai pasokan dalam sistem produksi.

Event ini merupakan sebuah perayaan dari kolaborasi antara Indonesia dengan Australia. Walau kadang industri ini menghadapi tantangan seperti penyakit dan gejolak market, kerja sama antar negara tetap kuat,” ujar David.

Ia melanjutkan bahwa sangat penting bagi industri untuk dapat meningkatkan kualitas di berbagai sektor, seperti sertifikasi halal, perbaikan infrastruktur, dan manajemen rantai pasok yang stabil. “Semoga LEP 2025 juga dapat menghadirkan peluang fantastis bagi peternakan untuk menjaga pasar agar lebih baik dan berkelanjutan,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Minister Consellor Agriculture Australian Embassy For Indonesia yang diwakili oleh Andrew O' Sullivan mengatakan dalam pidatonya bahwa Indonesia adalah mitra penting bagi mereka.

“Kami telah berkomitmen mendukung program presiden Prabowo Subianto, salah satunya melalui funding berupa kursus singkat. Nantinya masyarakat Indonesia akan diajarkan tentang pengelolaan padang rumput, susu, dan pakan untuk memaksimalkan produktivitas sapi perah. Kami juga bekerja sama dalam penanggulangan wabah penyakit sapi yang menimpa Indonesia beberapa tahun belakangan,” tutur Andrew.

Sementara itu, Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Makmun, yang juga hadir mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, turut menyampaikan kegembiraan atas terselengaranya LEP Expo 2025. Menurutnya, acara ini dapat menjadi bagian dari pilihan informasi yang lebih baik untuk meningkatkan produksi ternak dan efisiensi rantai pasok sebagai komitmen untuk mengembangkan studi komprehensif tentang peluang investasi ternak di Indonesia.

“Indonesia dan Australia telah lama bermitra dan saling mendukung di sektor peternakan. Oleh karena itu, hal baik ini harus tetap dilanjutkan dan dijaga. Forum ini penting sebagai wadah komunikasi dan hubungan antara pelaku peternakan di Indonesia serta memberikan informasi tentang produk dan layanan peternakan dalam upaya membangun industri peternakan Indonesia yang lebih baik,” tukasnya. (CR)

INDO LIVESTOCK SIAP HADIRKAN INOVASI PETERNAKAN DI SURABAYA

Technical meeting Indo Livestock 2025 Expo & Forum. (Foto: Istimewa)

Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang merupakan pameran internasional terkemuka di industri peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak ke-18, akan kembali digelar pada 2-4 Juli 2025 di Grand City Convex (GCC), Surabaya.

Sebagai pionir dalam pameran internasional di industri peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak, Indo Livestock telah menunjukkan konsistensi dan keunggulannya sejak pertama kali diselenggarakan pada 2002.

Mendekati pelaksanaan pameran, PT Napindo Media Ashatama (Napindo) selaku penyelenggara menggelar Technical Meeting Indo Livestock, Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheries 2025 Expo & Forum pada Kamis (15/5/2025) di Jakarta.

Assistant Project Director Napindo, Lisa Rusli, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. “Kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan kehadiran seluruh peserta pameran yang telah datang menghadiri Technical Meeting Indo Livestock pada siang hari ini,” ujarnya.

Lisa sekaligus memaparkan secara rinci aspek teknis pameran, serta menegaskan komitmen Napindo untuk memberikan pelayanan terbaik guna mendukung kesuksesan pameran Indo Livestock 2025 Expo & Forum.

Acara ini juga turut dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Karsan SSos MM dan perwakilan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Pameran juga didukung oleh Kementerian dan Asosiasi, di antaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, AINI, ASMD, ASOHI, ARPI, FMPI, FP2TPKI, GAPENSISKA, GKSI, GOPAN, GPMT, HNSI, ISPIKANI, MAI, MAKINDO, MIPI-WPSA Indonesia, SCI, Minapoli, dan ASPERAPI.

Lebih dari 300 peserta dari 30 negara akan berpartisipasi selama tiga hari. Begitu pula 15.000 pengunjung yang diharapkan dapat meramaikan pameran dan forum internasional kali ini yang telah dipercaya sebagai platform unggulan untuk menjalin kerja sama dan memperkenalkan inovasi di industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Dengan mengikuti pameran ini, pengunjung juga akan mendapatkan informasi dari pakar industri mengenai isu-isu terkini dalam pengembangan bisnis. Tidak hanya itu, selama tiga hari pameran, Indo Livestock 2054 Expo & Forum menghadirkan Forkompedia yang terdiri dari empat sektor seperti Dairypedia (dairy), Fisheriespedia (perikanan), Livestockpedia (peternakan), dan Vetpedia (kesehatan hewan), serta program menarik lainnya seperti Sosialisasi SDTI 2025 berupa bazaar UMKM, talkshow, dan kegiatan anak dalam rangkaian SDTI Fun. (INF)

JELANG IDULADHA, KEMENTAN AMANKAN KESEHATAN HEWAN

Kebutuhan hewan kurban yang meningkat signifikan turut memicu tingginya mobilisasi ternak antar wilayah. (Foto: Istimewa)

Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah penyebaran penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan zoonosis. Upaya ini dilakukan melalui koordinasi intensif dengan dinas peternakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, menekankan pentingnya pengawasan lalu lintas ternak dan mitigasi risiko di seluruh rantai distribusi hewan kurban. Pengawasan tersebut mencakup peternakan, pasar hewan, tempat penjualan, rumah potong hewan (RPH), hingga lokasi pemotongan non-RPH.

“Kebutuhan hewan kurban yang meningkat signifikan turut memicu tingginya mobilisasi ternak antar wilayah. Jika tidak diantisipasi serius, hal ini dapat membuka celah masuknya penyakit seperti PMK, LSD, hingga antraks,” ujar Agung dalam keterangan resminya, Rabu (7/5/2025).

Salah satu langkah konkret yang diwajibkan adalah vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan kurban di sekitar titik penjualan dalam radius minimal tiga kilometer. Vaksinasi ini harus dilakukan paling lambat enam bulan sebelum penyembelihan.

Kementan juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor kepada petugas kesehatan hewan jika menemukan gejala sakit pada hewan kurban. Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem) melalui aplikasi iSIKHNAS. Selain itu, sistem pelaporan darurat juga wajib diaktifkan, didukung dengan penguatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada publik.

“Dengan sinergi semua pihak, kita berharap Iduladha tahun ini bukan hanya khidmat secara spiritual, tetapi juga aman dari sisi kesehatan,” ucapnya.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Nuryani Zainuddin, menyoroti pentingnya pelaksanaan pemotongan hewan kurban yang higienis dan memperhatikan kesejahteraan hewan. “Setiap tahapan pemotongan mulai dari pemeriksaan sebelum hingga sesudah penyembelihan harus dilakukan dengan baik dan benar,” jelas Nuryani.

Ia juga mengimbau agar masyarakat memilih hewan kurban yang sehat, cukup umur, dan bebas gejala penyakit. Menurutnya, pelaksanaan kurban yang baik bukan hanya terkait dengan syariat agama, tetapi juga melindungi kesehatan masyarakat.

“Penanganan daging dan jeroan yang tidak higienis bisa menjadi jalur masuk penyakit zoonosis ke manusia. Di sinilah peran edukasi dan kesadaran kolektif sangat penting,” imbuhnya.

Kementan turut mengingatkan bahwa hewan kurban yang tidak terjual tidak boleh dikembalikan ke daerah asal. Hewan tersebut harus dipelihara, dipotong di RPH setempat, atau dijual di wilayah sekitar untuk mencegah penyebaran penyakit lintas wilayah.

Tahun ini, kebutuhan hewan kurban sapi dan kambing/domba diperkirakan mencapai 2.074.269 ekor, naik 1,98% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, ketersediaan nasional mencapai 3.217.397 ekor, sehingga terdapat surplus sekitar 1,14 juta ekor. Kementan memastikan kecukupan hewan kurban secara nasional dan telah menyiapkan mekanisme distribusi dari daerah surplus ke daerah yang kekurangan. (INF)

ASOHI SUKSES GELAR WORKSHOP CPOHB, PERKUAT STANDAR INDUSTRI OBAT HEWAN NASIONAL

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) telah menyelenggarakan Workshop Pelatihan Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB) versi terkini pada 29-30 Mei 2025 di Harris Hotel & Convention Festival Citylink, Bandung. Acara yang dihadiri 90 peserta dari berbagai produsen obat hewan, praktisi, dan instansi pemerintah ini berhasil menciptakan ruang diskusi produktif tentang peningkatan standar industri.

Drh Sugiyono, MVet bertindak sebagai moderator utama yang dengan cakap memandu seluruh rangkaian acara selama dua hari. Dalam sambutan pembukaan, Drh Fendy Fadillah Akbar, MSc selaku Ketua Panitia menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan regulasi, sementara Drh Nurvidia Machdum sebagai perwakilan ASOHI menyoroti komitmen asosiasi dalam peningkatan kompetensi anggota. Hadirnya Ibu Linda Al-Amin, ST, MT dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat semakin memperkuat komitmen kolaborasi antara regulator dan pelaku industri.

Hari pertama workshop diisi dengan materi komprehensif dari tiga narasumber kompeten. Drh Liys Desmayanti, MSi dari Kementerian Pertanian memaparkan pedoman CPOHB terkini secara detail, dilanjutkan dengan pembahasan sistem audit internal oleh Dr Drh Andriyanto, MSi yang memberikan insight berharga.

"Diskusi menjadi sangat hidup dan tepat sasaran," ujar salah satu peserta. Sesi semakin aplikatif ketika Apt Bambang Irawan, MSi berbagi pengalaman implementasi CPOHB dari perspektif produsen, memicu diskusi intens tentang tantangan di lapangan.

Pada hari kedua, fokus workshop beralih ke aspek krusial Quality Assurance dan Quality Control (QA/QC) dengan pembahasan mendalam oleh Apt Muhammad Zahid, SSi, MSc. Materi ini menyentuh titik-titik kritis dalam proses produksi yang sering menjadi kendala di lapangan, dengan penekanan pada integrasi sistem QA/QC yang robust dengan prinsip-prinsip CPOHB. Peserta sangat antusias menyimak pemaparan yang disertai contoh kasus nyata dari industri.

Keberhasilan workshop ini tidak hanya terlihat dari antusiasme peserta, tetapi juga dari outcome konkret berupa peningkatan pemahaman tentang standar produksi terkini. ASOHI berkomitmen untuk terus menjadi garda depan dalam pengembangan industri obat hewan nasional melalui berbagai program peningkatan kapasitas. (Rilis)

EXHIBITION LAUNCHING NLP EXPO DAN INDOGRITECH

Berpose bersama dalam kegiatan exhibition launching NLP Expo dan Indogritech. (Foto: Dok. Infovet)

Berlokasi di The Westin Jakarta, Kamis (8/5/2025), Debindo Global Expo resmi melaksanakan exhibition launching untuk penyelenggaraan pameran pertanian dan peternakan, Nusantara Livestock & Poultry Expo (NLP) dan Indogritech (Indonesia Agriculture Technology Expo) yang akan digelar pada 6-9 November 2025, di ICE BSD City.

Direktur Debindo, Rafidi Iqra Muhamad, mengatakan bahwa pameran ini akan menjadi tonggak penting dalam memajukan inovasi dan teknologi di sektor agribisnis dan peternakan di Indonesia.

“Dengan mengangkat tema Shaping a Resiliant Food Estate for Indonesia, pameran ini dirancang sebagai sebuah platform unggulan untuk memamerkan solusi terkini, memperkuat kolaborasi, dan mendorong percepatan transformasi menuju pertanian dan peternakan yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, dengan dukungan stakeholder pertanian dan peternakan, Indogritech dan NLP Expo hadir untuk ikut mendorong akselerasi program prioritas pemerintah dalam mewujudkan swasembada berkelanjutan, karena pertanian dan peternakan menjadi komoditas utama penghasil sumber daya pangan.

Event ini juga sekaligus menjawab tantangan global di sektor pertanian dan peternakan seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kebutuhan akan produktivitas yang akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Melalui pameran ini kami akan mempertemukan para inovator, pelaku industri, akademisi, serta pemerintah untuk bersama-sama menciptakan sektor agribisnis dan peternakan yang tangguh serta berdaya saing pada skala internasional,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, yang hadir mewakili Menteri Pertanian, turut mengapresiasi penyelenggaraan pameran tersebut. Pihaknya berharap kegiatan nantinya bisa menjadi ajang promosi dan edukasi.

“Juga menjadi momentum penting yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dari sektor pertanian dan sub sektor peternakan dari hulu hingga hilir dalam membangun kolaborasi menuju pertanian modern,” kata Agung.

Sebab, sub peternakan memiliki peran strategis dalam penyediaan protein hewani, penciptaan lapangan kerja, serta penggerak ekonomi rakyat di perdesaan, namun banyaknya tantangan seperti perubahan iklim, penyakit hewan menular, hingga fluktuasi pasar, menuntut dilakukannya inovasi dan transformasi.

“Semoga pameran ini bisa menjadi wadah yang produktif bagi pertukaran pengetahuan, inovasi, teknologi, dan penguatan jaringan bisnis untuk sektor pertanian dan sub sektor peternakan. Kegiatan ini juga mendukung pemerintah dalam mempromosikan potensi produk peternakan dalam membangun bisnis dan kesuksesan yang lebih besar,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo, yang menyambut baik NLP Expo dan Indogritech untuk menjadi panggung kolaborasi dalam bertukar wawasan hingga membangun relasi baru. “Kami bangga menjadi bagian dari pameran ini, semoga menjadi ajang penting untuk promosi dan membangun industri yang berdaya saing,” tukasnya.

Launching juga turut dihadiri para perwakilan dari perusahaan, instansi pemerintah, asosiasi, maupun akademisi, di antaranya Bapanas, FMPI, GOPAN, Pinsar Indonesia, GPPU, Gapensiska, Alsintani, perwakilan IPB University, dan lain sebagainya.

Mengambil tempat di Hall 10 ICE BSD City, 6-9 November 2025, NLP Expo dan Indogritech akan menghadirkan lebih dari 100 perusahaan nasional dan multinasional, serta diperkirakan akan ada lebih dari 30.000 pengunjung. (RBS) 

USSEC GELAR WORKSHOP NUTRISI DAN PAKAN TERNAK BERSAMA FAPET UNSRAT

Foto bersama workshop nutrisi dan formulasi pakan di Fapet Unsrat. (Foto-foto: Dok. Panitia)

U.S. Soybean Export Council (USSEC) bersama Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi (Fapet Unsrat), serta bekerja sama dengan GITA EO dan Majalah Infovet, menyelenggarakan workshop Fundamentals of Animal Nutrition & Feed Formulation”, pada 5-6 Mei 2025.

Workshop yang dilaksanakan di Fapet Unsrat diikuti sebanyak 60 mahasiswa, juga diikuti dosen Fapet Unsrat, dan beberapa tamu undangan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai nutrisi hewan dan teknik formulasi pakan berbasis ilmu pengetahuan dan praktik industri terkini.

Florencia N. Sompie (kiri) dan Ibnu Edy Wiyono (kanan) saat memberikan sambutannya.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Peternakan Unsrat, Dr Ir Florencia N. Sompie MP IPU, mengatakan bahwa kesgiatan ini penting dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan terkait nutrisi dan pakan ternak.

“Dengan adanya workshop ini kami berharap dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa di bidang nutrisi dan pakan ternak. Kuota yang terbatas menjadi kesempatan eksklusif bagi peserta terpilih untuk benar-benar menyerap ilmu yang diberikan,” tutur Florencia.

Hal senada juga disampaikan oleh Country Director USSEC Indonesia, Ibnu Edy Wiyono SE MSE, bahwa kegiatan ini memiliki nilai lebih karena mempertemukan dunia akademik dan industri.

“Yang membedakan acara ini adalah kehadiran para akademisi dan pengusaha. Kami berharap mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan dan membangun koneksi dengan dunia kerja,” ujar Ibnu.

Alfred Kompudu (kiri) dan Budi Tangendjaja (kanan) saat memaparkan materi workshop.

Diharapkan kolaborasi antara universitas dan industri ini dapat terus berlanjut demi pengembangan pendidikan peternakan yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan lapangan.

Selama dua hari, workshop hari pertama menghadirkan pembicara di antaranya Alfred Kompudu (USSEC) membawakan materi “Modern Poultry Production”, Prof Budi Tangendjaja (USSEC) “Nutrient Requirement Modern Poultry dan AMR and Feed Additives”, Achmad Ragil (Charoen Pokphand Indonesia/CPI) “Raw Material Quality Control”.

Suasana Q&A yang berjalan interaktif.

Sementara pada hari kedua menampilkan pembicara Khuzaemah Thamrin (CPI) “Good Manufacturing Practice in Feed Production”, Budi Tangendjaja “The Principles of Feed Formulation”, Achmad Ragil “Poultry Ration Evaluation and Performance Analysis”, dan Ibnu Edy Wiyono “Sustainability in Livestock & Animal Feed Industry”. (INF)

PELATIHAN UPDATE VENTILASI TERKINI DAN STANDARISASI KELISTRIKAN KANDANG CLOSED HOUSE

Pada Selasa, 29 April 2025 Mustika Company mengadakan pelatihan Update Ventilasi Terkini dan Standarisasi Kelistrikan Kandang Closed House. Diadakan di Green Garden Cafe N Resto, Slawi, seminar tersebut menghadirkan Sofin Faiz, representatif Fancom BV di Indonesia, sebagai narasumber.

Sofin membawakan materi Ventilasi Kandang Closed House serta Perawatan dan Tanggap Darurat Kelistrikan Closed House. Dimana mendapat sambutan antusias dari para peserta yang terdiri dari tim Mustika Group Tegal, tim APM (TMC Group) Jateng Utara.

Pelatihan ini diadakan dengan tujuan standarisasi konsep ventilasi yang sudah perlu berubah kepada standarisasi kebutuhan genetik ayam. Juga standarisasi kelistrikan farm meliputi maintenance, langkah prefentif untuk keamanan kandang agar terhindar dari bencana kebakaran.

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer