-->

ADM ANIMAL NUTRITION INDONESIA RESMIKAN PENGIRIMAN PERDANA TXB 99 TOXIN BINDER KE THAILAND

Pengguntingan pita melepas keberangkatan ekspor ADM TXB 99 ke Thailand. (Foto-foto: Dok. ADM dan Infovet)

PT ADM Animal Nutrition Indonesia menembus pasar global dengan mengekspor ADM TXB 99, produk dengan kemampuan daya ikat terhadap mikotoksin mencapai 99% ke Thailand. Total sebanyak 100 ton produk toxin binder ini dikemas dalam dua container diberangkatkan dari ADM Animal Nutrition Indonesia, Pasuruan Plant, Selasa (25/11/2025).

Seremoni pelepasan ekspor perdana ini dihadiri perwakilan dari Badan Karantina Indonesia, Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Jawa Timur, Kementerian Pertanian (Kementan), Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, serta para customer/relasi.

Wully Wahyuni

Country General Manager ADM Animal Nutrition Indonesia, Wully Wahyuni, menyampaikan, “Acara ini lebih dari sekadar seremonial, namun juga deklarasi bahwa Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Tim ADM Animal Nutrition Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kehadiran kami di kawasan Asia-Pasifik.”

Wully menambahkan bahwa ekspor perdana ini merupakan momentum besar, karena Thailand merupakan pasar yang sangat selektif dengan standar kualitas dan kepatuhan yang ketat. “Memasuki pasar ini menunjukkan kekuatan produk serta tim kami,” ujarnya.

Produk ADM TXB 99 sebelumnya telah melewati uji di Trilogy (laboratorium eksternal di US) untuk quality assessment serta safety and performance test, diproduksi di fasilitas ADM yang telah tersertifikasi CPOHB, FSSC 22000, dan FAMI-QS, serta telah terdaftar di Kementerian Pertanian.

Balai Karantina Indonesia menempelkan stiker quarantine checked di kontainer.

“Pada awal November, ADM mengirimkan 50 ton ke Thailand, disusul pesanan kedua sebanyak 50 ton, sehingga total mencapai 100 ton hanya dalam satu bulan. Kami juga telah menerima permintaan untuk mengekspor hingga 450 ton pada Maret 2026,” jelas Wully. Saat ini tim ADM juga tengah menjajaki peluang di berbagai pasar tambahan, termasuk India, Australia, dan Filipina.

Sriyanto

Deputi Bidang Karantina Hewan, Badan Karantina Indonesia, Drh Sriyanto MSi PhD, menyampaikan apresiasi atas tercapainya ekspor perdana produk ADM. “Ekspor ini membuktikan bahwa obat hewan khususnya premix mampu menembus pasar internasional. Karantina akan terus mendukung melalui akselerasi layanan sertifikasi, pengawasan, serta jaminan produk yang diekspor untuk memenuhi persyaratan negara tujuan,” ujar Sriyanto.

Arief Wicaksono

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Pengawasan Obat Hewan, Kementan, Drh Arif Wicaksono MSi, mengatakan, “Dalam meningkatkan devisa ekspor, peran pemerintah banyak merubah regulasi-regulasi salah satunya adalah mempermudah proses registrasi obat hewan yang di dalamnya terdapat premix, khususnya untuk ekspor.”

Selain itu, Kementan melakukan pendampingan bagi para pelaku usaha obat hewan untuk mempromosikan produk unggulan yang dapat diusung di dalam pertemuan dengan para duta besar kenegaraan.

“Kami sebanyak mungkin mendorong produk lokal khususnya obat hewan untuk ekspor baik dengan mempercepat proses registrasi dan pemenuhan dokumen persyaratan. Dalam kegiatan perdagangan, setiap negara membutuhkan Surat Keterangan Asal (SKA) atau biasa disebut Certificate of Origin (COO) dari pemerintah setempat. Pasti kita buatkan sepanjang produk itu bisa dijual ke negara lain,” terang Arief.

Terkait regulasi teknis negara tujuan ekspor terutama keamanan dari kontaminasi, lanjut Arief, sifatnya living document atau berubah mengikuti perkembangan global. “Dalam hal ini Thailand mengadopsi dari Uni Eropa. Kita pun tentunya mempersiapkan diri juga membuat standar tinggi untuk kemudian mengharmonisasi persyaratan negara pengimpor,” imbuhnya.

Acara pelepasan ekspor perdana ADM ini dimeriahkan penampilan tarian Nusantara, marching band orchestra, serta kegiatan plant tour yang dipandu oleh Plant Manager ADM Animal Nutrition Indonesia-Pasuruan, Sidik Priyono.

Daya Ikat yang Unggul

Salah satu varian toxin binder ADM ini memiliki keunggulan di antaranya diproduksi dengan raw material yakni clay mineral dengan kualitas premium.

Yan Andria

“Kami menyeleksi ketat raw material dari beberapa sourcing, bahan dasar kami adalah bahan tambang clay mineral kemudian kami lakukan serangkaian tes dan dihasilkan bentonite dengan kemampuan mengikat toksin jauh lebih premium,” ungkap Technical Operation Manager-APAC, Yan Andria.

Yan menambahkan, berdasarkan hasil tes laboratorium rekanan ADM di US, daya ikat produk ADM TXB 99 terhadap mikotoksin mencapai hampir 100%.

Pengetesan pun secara rutin dilakukan untuk mendapatkan hasil yang konsisten baik. “Kami juga mengirim sampel ke beberapa negara potensi tujuan ekspor untuk mereka selanjutnya test on-farm. Setelah dilakukan research dan uji in vitro, pihak kami juga menuliskan rekomendasi dosis yang optimum tanpa merusak nutrisi dari premix dan pakan yang digunakan. Kesimpulannya, secara struktur clay mineral kami mengikat senyawa toksin saja,” tambahnya.

Jika dibandingkan dengan produk sejenis, toxin binder ADM juga mempunyai keistimewaan adsorption dan desorption atau daya ikat dan daya lepas setelah mengikat atau binding efficiency merujuk pada angka 99%. (NDV)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer