Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

HARGA AYAM NAIK 22,5% DI PASAR DOMESTIK BRASIL

Konsumen Brasil menghadapi kenaikan harga produk unggas hingga 22,5% di bulan Maret. Pergerakan menguat di paruh kedua bulan ini dan terutama terkait dengan permintaan eksternal yang lebih besar.

Perang antara Rusia dan Ukraina membuat pembeli global mengalihkan perhatian mereka ke Brasil. Ukraina adalah pemasok daging ayam global yang penting, terutama untuk Eropa dan Timur Tengah.

Buktinya, Uni Emirat Arab telah menjadi tujuan terbesar unggas Brasil pada Maret, melampaui China. Negara Islam itu mengimpor 42.800 ton, volume 89,9% lebih tinggi dari yang diimpor pada bulan ketiga tahun 2021.

“Negara-negara Islam adalah tujuan pertama ekspor daging ayam Brasil pada tahun 1975,” kata presiden ABPA Ricardo Santin. “Sektor unggas Brasil mematuhi halal. Ini telah menempatkan kami pada posisi strategis untuk mendukung ketahanan pangan di negara-negara Arab.” (via poultryworld.net)

SIASAT MENGATASI LALAT

Lalat merupakan vektor mekanis dan biologis yang dapat menularkan berbagai macam penyakit. (Foto: Istimewa)

Pembatasan penggunaan antibiotik menjadi momen pengingat bagi pelaku usaha peternakan untuk lebih memerhatikan penerapan biosekuriti di kandang. Biosekuriti diketahui sebagai serangkaian tahapan dan upaya mencegah masuknya mikroorganisme berbahaya ke wilayah peternakan. Salah satu komponen biosekuriti adalah disinfeksi.

Commercial Excellence & Channel Partner Manager PT Elanco Animal Health Indonesia, Eka Purwayaneka Rhamdani, mengatakan dalam webinar “Controlling Fly Borne Diseases in AGP Free Era”, Selasa (1/3). “Kami fokus pada bioprotection serta berkomitmen dalam mengedukasi para peternak tentang pentingnya biosekuriti, salah satunya melalui integrated pest management.”

Disiplin Kontrol Lalat: Good Biosecurity
Pada kesempatan yang sama, Guru Besar Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Prof Drh R. Wasito MSc PhD, memaparkan mengenai “House Flies: Vector Borne Diseases”.

Ia menjelaskan bahwa lalat merupakan vektor mekanis dan biologis yang dapat menularkan berbagai macam penyakit. Pengendalian lalat sangat penting untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri maupun jamur pada ternak.

Beberapa penyakit penting yang dijabarkan Wasito yaitu... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022. (NDV)

ARAB SAUDI MENCABUT LARANGAN 18 TAHUN PADA AYAM THAILAND

Hanya 2 minggu setelah Arab Saudi mencabut larangan impor ayam dan telur Thailand, yang telah berlaku sejak 2004, Charoen Pokphand Foods (CP Foods) mengekspor pengiriman pertama produk ayam ke kerajaan tersebut.

Lima pabrik ayam CP Foods telah diberi izin oleh Otoritas Makanan & Obat Saudi untuk mengekspor ayam dingin, beku, dan olahan. Dalam upacara peluncuran yang diadakan oleh CP Foods pada 28 Maret di pabrik pengolahan ayam Minburi, Menteri Perdagangan Thailand, Jurin Laksanawisit, mengatakan bahwa industri ayam negara itu telah membuat langkah monumental di Timur Tengah.

“Selamat kepada CP Foods yang menjadi perusahaan pertama yang mengekspor produk ayam ke Arab Saudi,” ujar Laksanawisit. “Ini adalah era baru bagi perdagangan Thailand dan Saudi. Thailand menargetkan ekspor 10.000 ton ayam ke Arab Saudi tahun ini, yang akan membantu meningkatkan nilai ekspor broiler Thailand ke luar negeri.”

Ia menambahkan, Arab Saudi akan menjadi salah satu pasar terpenting dan terbesar di Timur Tengah, khususnya untuk produk halal.

CEO CP Foods, Prasit Boondoungprasert, mencatat bahwa perusahaan akan mengekspor 600 ton produk ayam, senilai 47 juta baht (US$1,4 juta), ke Arab Saudi pada Maret, dan 6.000 ton produk daging ayam dengan total nilai ekspor 473 juta baht (US$14 juta) tahun ini. “CP Foods mengincar ekspor ayam sebesar 60.000 ton dalam 5 tahun ke depan,” terang Boondoungprasert. (via poultryworld.net)

KENALI PENYAKIT SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT

Hamparan perkebunan sawit di Indonesia memiliki potensi juga sebagai lahan pengembangan peternakan sapi

Indonesia memiliki potensi perkebunan kelapa sawit yang besar, tersebar luas di Sumatra dan Kalimantan. Luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 15,08 juta hektare pada 2021, naik 1,5% dari tahun sebelumnya. Perkebunan Swasta Besar (PBS) memegang sebanyak 55,8% luas perkebunan sawit, Perkebunan Rakyat (PR) seluas 6,8 juta hektare (40,34%) dan Perkebunan Besar Negara (PBN) seluas 579,6 ribu hektare (3,84%).

Konsumsi produk kelapa sawit untuk konsumsi naik 6%, oleo chemical naik 25% dan untuk biodisel naik 2% pada 2021. Pada tahun ini, konsumsi produk kelapa sawit diprediksi naik menjadi 800 juta ton/bulan. Produk kelapa sawit berupa CPO dan PKO memiliki potensi besar dalam menyumbang devisa dari ekspor. Dari produksi sebanyak 53,8 juta ton, terserap konsumsi lokal sebesar 20,59 juta ton dan ekspor sebesar 33,21 juta ton (Palm Oil Association, 2021).

Hamparan perkebunan sawit di Indonesia memiliki potensi juga sebagai lahan pengembangan peternakan sapi dan ternak lainnya seperti di Malaysia. Perkebunan sawit mampu menyediakan pasokan pakan dari rumput yang ada di bawah, sekitar pohon, hijauan dari daun sawit, maupun rontokan biji sawit serta produk samping dari pengolahan minyak sawit.

Masyarakat petani sawit di beberapa daerah Indonesia telah memanfaat perkebunan sawit untuk pengembangan sapi. Ras sapi Bali, PO atau silangan mudah di dapati di lokasi transmigrasi sawit. Sapi berkembang baik dan kondisinya relatif didominasi dengan kondisi tubuh yang sedang-gemuk, yang menandakan kecukupan pakan.

Beberapa perusahaan besar kelapa sawit telah mengembangkan sapi di perkebunan sawit di beberapa kabupaten. Sapi Brahman Cross (BX), telah mereka kembangkan untuk breeding dan fattening. Integrasi pemeliharaan sapi dalam perkebunan sawit oleh perusahaan besar sapi bisa dijumpai di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin  Timur di Kalimantan Tengah dan Tanah Bumbu serta Kabupaten Tabalong di Kalimantan Selatan.

Dalam pemeliharaan sapi di perkebunan sawit ada beberapa penyakit yang potensial bisa timbul, membawa kerugian ekonomi dan bahkan mematikan sapi. Kecacingan atau infestasi parasit gastrointestinal merupakan salah satu contoh penyakit pada sapi yang klasik dan mesti dikendalikan tiap tiga bulan sekali agar pertumbuhan dan pertambahan bobot badan sapi bisa optimal sesuai volume dan kualitas pakan yang diberikan dan diharapkan.

Beberapa penyakit penting pada sapi yang ditemukan pada di perkebunan sawit seperti yang terjadi di Kalimantan adalah… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022

Ditulis oleh:
Sulaxono Hadi
Medik Veteriner Ahli Madya
Balai Veteriner Banjarbaru

AUSTRALIA AKAN IMPOR SAPI LSD DARI INDONESIA

Peternakan Sapi, Sumber Pendapatan Utama Australia


Langkah tidak biasa ditempuh oleh Australia, pasalnya mereka hendak mengimpor sapi yang mengidap penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dari Indonesia. Tujuannya agar ilmuwan bisa mengembangkan vaksin untuk mencegah penyebaran infeksi LSD jika akhirnya virus itu masuk ke Australia. Menteri Pertanian Australia David Littleproud mengatakan lembaga penelitian CSIRO di Geelong, Victoria, akan menguji virus yang dapat memusnahkan industri daging merah dan produk susu Australia tersebut. 

"Ini merupakan langkah besar dan tidak bisa saya anggap enteng. Tapi itulah risiko yang harus diambil untuk dapat mencegahnya di negara kami. Langkah ini pun tidak akan memengaruhi status penyakit hewan ternak di Australia maupun peluang perdagangan kita" katanya.

Keputusan Australia  untuk mengimpor sapi terinfeksi LSD dari Indonesia memang berisiko, pasalnya penyakit tersebut dapat menular melalui perantara vektor berupa serangga. Oleh karena itu mereka sangat khawatir akan keselamatan sektor peternakan sapinya, karena faktanya Australia memang dapat banyak devisa dari sektor tersebut.

"Virus LSD ini saya khawatir akan datang dan akhirnya masuk ke Australia, entah dalam waktu cepat atau lambat. Saat ini jarak penyakit ternak itu ke wilayah daratan Australia sekitar 3.000 kilometer. Cukup dengan badai angin topan dan sejumlah pengusir hama sudah cukup untuk menyebar ke Australia. Saya tidak bisa memasang penangkal lalat besar di seluruh wilayah Australia utara. Saya tidak akan bisa menghentikannya," tambahnya. (INF)
". 

BOHLAM MERAH UNTUK AYAM LAYER

“Saya mendapat banyak pertanyaan tentang mengecat bohlam merah,” kata Dr Sieche Genger, Technical Services Manager South East Asia Hy-Line International, pada Polutry Week Webinar Informa Markets. “Ada penelitian di masa lalu yang mengatakan bahwa lampu merah mengurangi perilaku agresif pada ayam, tetapi itu sebenarnya dalam spektrum lampu merah, bukan lampu merah itu sendiri dengan mengecat bohlamnya.”

Meredupkan cahaya dengan mengecatnya menjadi merah membantu mengurangi pecking dan memang cahaya yang lebih redup akan mengurangi agresi.

Penelitian di Hyline menemukan cat merah menciptakan peredupan yang signifikan tetapi tidak memberikan peredupan yang seragam. Cat merah juga akan memblokir hampir semua spektrum cahaya biru, hijau dan kuning.

Dampak negatif lainnya adalah bahwa cat merah tidak menciptakan spektrum cahaya merah. Hanya memasang lampu yang dapat diredupkan dapat menghasilkan jenis efek yang sama, tidak perlu mengecat bohlam.

UEA UNGGULI CHINA DALAM IMPOR AYAM DARI BRASIL

Pada Februari lalu, Uni Emirat Arab mengungguli China sebagai negara tujuan utama produk ayam Brasil. Menurut  ABPA, bulan ramadhan, yang berlangsung pada bulan April, adalah pendorong penjualan utama.

Brasil adalah pemasok global terkemuka ayam halal. UEA adalah salah satu dari 58 negara yang membeli ayam halal Brasil. Pada Februari 2022, UEA meningkatkan pembelian ayam hampir 90%, mencapai 42.800 ton. Impor China selisih 500 ton, yaitu 42.300 ton.

“Negara-negara Islam adalah tujuan pertama ekspor daging ayam Brasil, pada tahun 1975,” kata kepala ABPA, Ricardo Santin, seraya menambahkan bahwa ada prospek pertumbuhan jangka panjang. (via poultryworld.net)

KALKUN HIAS, BISA JADI USAHA SAMPINGAN

Budi daya kalkun hias sebagai sumber penghasilan, selain peminatnya banyak juga tak terlalu repot dalam pengelolaan usahanya. (Foto: Istimewa)

Usaha ternak kalkun hias masih tergolong langka. Peternaknya terbatas, namun potensi pasarnya terbuka luas. Cukup memanfaatkan pekarangan rumah, usaha ternak ini bisa dimulai.

Perkampungan Gondosuli, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, sedikit berbeda dengan perkampungan daerah lainnya. Di kampung ini cukup banyak peternak ayam kalkun. Ayam yang memiliki badan besar, memiliki jengger glambir di bawah paruhnya dan ekor yang kerap mengembang. Hampir serupa dengan burung merak.

Suasana pagi hari di perkampungan Gondosuli benar-benar terasa asri. Selain banyak pepohonan rindang, suara kokok kalkun saling bersautan makin membuat sahdu suasana pedesaan. Suara kukuruyuk ayam kate yang melengking dan ayam jago menjadi kekhasan suasana Desa Gondosuli.

Sejak 10 tahun lebih, desa ini dikenal sebagai salah satu sentra peternakan ayam hias, termasuk peternakan ayam kalkun. Di sini terdapat dua jenis ayam kalkun yang diternakkan, yakni kalkun pedaging dan kalkun hias berbagai ras.

“Sebagian besar peternakan kalkun di sini bukan untuk pedaging, tapi lebih kepada ayam hias,” ujar Mugiyanto, salah satu peternak ayam kalkun hias di Desa Gondosuli kepada Infovet.

Menurut Mugiyanto, warga Gondosuli lebih memilih kalkun hias sebagai sumber penghasilan. Selain peminatnya lebih banyak, juga tak terlalu repot dalam pengelolaan usahanya. Dari sisi pakan juga tidak harus dipacu agar cepat gemuk. Yang penting pola perawatan yang baik, bisa menghasilkan bulu yang indah, sudah dianggap cukup.

Sebelumnya, Mugiyanto pernah mencoba usaha kalkun pedaging. Namun karena ribet, ia kembali fokus pada kalkun hias. Konsumen kalkun pedaging umumnya hanya mau menerima sudah dalam bentuk daging bersih atau karkas siap olah.

“Artinya saya harus memiliki rumah potong ayam dan mesin pendingin yang memadai, butuh pekerja juga yang khusus mengurus itu. Butuh modal besar,” kilahnya.

Usaha Sampingan
Setiap peternak memiliki pilihan sendiri dalam mementukan jenis ternaknya. Mugiyanto meyakini pasar daging ayam kalkun saat ini terbuka lebar. Makin banyaknya restoran penyedia olahan daging kalkun di kota-kota besar bisa menjadi pertanda. Harganya pun cukup mahal, sehingga jika ditekuni dengan baik bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup.

“Tapi karena ribet saya dan para peternak di sini kebanyakan memilih beternak kalkun hias. Ada beberapa peternak juga yang pilih fokus pada kalkun pedaging,” kata pria yang mulai mengenal bisnis kalkun sejak SD ini.

Selain Desa Gondosuli, para peternak kalkun hias juga ada desa-desa lain di Kecamatan Muntilan. Menurut Mugiyanto, meski jumlah peternak cukup banyak, namun hasil penjualan ayam hias di sini cukup lumayan karena peminatnya kian bertambah. Model usahanya bervariasi, ada yang khusus sebagai usaha ada pula yang hanya sebagai usaha sampingan.

Terbukanya peluang pasar kalkun membuat warga Muntilan banyak yang menjadikan ternak unggas ini sebagai sumber penghasilan tambahan. Mereka yang menjadikan ladang uang sampingan, umumnya adalah para pekerja yang masih aktif.

Bagi Mugiyanto, makin banyaknya peternak kalkun di daerahnya bukan berarti menambah ketat persaingan usaha. Justru saling membantu diantara peternak. “Kalau pas di kandang saya lagi kosong dan ada konsumen yang mau beli, saya bisa ambil dari teman-teman peternak lain. Jadi, kami saling membantu,” ungkapnya.

Usaha Turun Temurun
Usaha yang ditekuni Mugiyanto merupakan usaha turun temurun. Ia melanjutkan usaha dari ayahnya yang sudah dirintis sejak 20 tahun lebih. Di lahan seluas 600 meter persegi, peternak ini membuat beberapa kandang berderet, termasuk kandang khusus untuk anakan.

Di peternaknnya, 40 ekor lebih indukan kalkun dimiliknya. Indukan tersebut menghasilkan ratusan butir telur per periode bertelur. Dalam setahun kalkun memiliki 5-6 masa bertelur. Satu masa bertelur per indukan menghasilkan hingga 15 butir. Satu jantan kalkun mampu mengawini 5-6 kalkun betina. Pejantan tangguh, begitu istilahnya.

Telur-telur tersebut dierami langsung induknya, dengan tingkat mortalitas (kegagalan menetas) sekitar 5%. Dalam sebulan, rata-rata tingkat produksinya mencapai 50 ekor anakan. Mugiyanto menjual semua kelompok umur kalkun, tergatung permintaan konsumen. “Minta anakan umur sehari bisa, yang umur sebulan bisa, ada juga yang beli indukan,” katanya.

Per ekor anakan kalkun umur sehari ia banderol sekitar Rp 30 ribu, sedangkan untuk kalkun umur satu bulan dihargai Rp 60-75 ribu/ekor. Sementara untuk kalkun dewasa harga bervariasi tergantung jenis dan keindahan bulunya. Harga bisa mencapai Rp 1 juta lebih/ekor.

Pembeli kalkun hias Mugiyanto tak hanya dari sekitar Magelang, namun juga dari luar kota dan kota-kota di luar Jawa. Para pembeli ada yang datang langsung ke peternakan, ada juga yang pesan melalui online dan dikirim melalui jasa pengiriman.

Tahapan Usaha
Dari tahun ke tahun, permintaan ayam kalkun mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya restoran-restoran yang menyajikan menu utama daging kalkun. Menurut sebuah penelitian, protein ayam kalkun lebih tinggi dibanding ayam pedaging biasa.

Untuk itulah prospek usaha ayam kalkun masih terbuka lebar mengingat masih kurangnya pasokan untuk restoran, hotel ataupun supermarket. Demikian dengan ayam kalkun hias, peluang pasarnya juga terbuka. Pehobi ayam hias setiap tahun dipastikan bertambah.

Namun sebelum terjun ke usaha peternakan ayam kalkun, ada baiknya memikirkan jenis ayam kalkun apa yang akan dipelihara, mengingat ayam kalkun memiliki berbagai macam jenis, diantaranya kalkun Black Spanish, Bourbon Red, Bronze, Golden Palm, Pencil Red, Putih Albino, Royal Palm dan Self Buff.

Jenis-jenis tersebut merupakan kalkun yang sudah populer di Indonesia. Setelah mengetahui jenis ayam kalkun, berikutnya dapat fokus kepada salah satu jenis atau beberapa jenis sekaligus tergantung pada target pasar, apakah akan dijual konsumsi atau untuk hias.
Bagaimana tahapan budi daya kalkun? Berikut sekelumit informasinya:

• Pemilihan bibit. Pilih bibit atau indukan yang bagus dan berkualitas. Hal ini penting agar ayam kalkun dapat berproduksi secara maksimal. Ciri indukan ayam kalkun yang baik diantaranya nafsu makan baik, gerak-geriknya gesit, warna kotorannya normal (tidak encer putih atau kehijauan), untuk indukan yang produktif biasanya memiliki kaki dan badan yang besar. Sedangkan ciri-ciri ayam kalkun yang kurang baik atau afkiran adalah sebaliknya.

• Pemilihan lokasi berternak. Lokasi yang baik akan memberikan keuntungan tersendiri, karena pertumbuhan dan kelangsungan dalam usaha budi daya ayam kalkun. Sebelum menentukan lokasi peternakan yang ideal, sebaiknya lakukan survei tentang keamanan di sekitar kandang, kenyamanan (suhu dan cuaca) dan distribusi ketika akan menjual ataupun ketika memberi pakan. Pastikan peternakan aman dari gangguan manusia, binatang, maupun kemungkinan ancaman bencana alam dan ancaman lainnya.

• Sistem kandang. Kandang berfungsi sebagai rumah atau tempat berteduh dan melindungi kalkun dari berbagai ancaman. Agar nyaman, sesuaikan ukuran kandang dengan jumlah kalkun yang dipelihara. Baik untuk anakan ataupun indukan. Pastikan kandang memiliki umbaran, atau kalkun dapat berjalan-jalan. Layout sistem perkandangan harus nyaman mulai dari pintu ke pintu, ventilasi dan jalan antara satu kandang ke kandang lainnya. Pisahkan kalkun sesuai umur agar tidak terjadi perkelahian, kemudian tentukan apakah akan di erami alami atau ditetaskan dengan mesin.

• Pakan. Peternak bisa memberikan pakan disesuaikan usianya. Atur jadwal makan dan sediakan pakan sesuai kebutuhan agar pakan tidak tersisa, karena dapat menjadi bibit penyakit. Perlu juga mengatur letak air dan pakan berjauhan sehingga kandang akan tampak selalu bersih.

Prinsip yang lebih penting dalam membuka usaha peternakan kalkun adalah kesiapan mental. Karena membuka usaha peternakan tidak semudah yang dibayangkan, harus siap berkotor-kotor selama berada di kandang. (AK)

MHP LANJUTKAN EKSPOR UNGGAS UKRAINA

Ilustrasi

Produsen unggas terbesar Ukraina, MHP, telah memulai kembali ekspor, yang terhenti karena invasi Rusia, kata CFO MHP, Viktoria Kapelyushnaya.

Sebelum perang, MHP menghasilkan sekitar 60% dari US$1,9 miliar pendapatan tahunannya dari ekspor. Bagian itu turun menjadi hampir nol karena konflik memutuskan perusahaan dari rute pengiriman laut yang biasa.

“Kami sedang mempertimbangkan untuk mengekspor dengan kereta api, tetapi sulit karena perbedaan infrastruktur antara kereta api Ukraina dan kereta api Eropa,” kata Kapelyushnaya, menambahkan bahwa perusahaan memulai ekspor unggas menggunakan truk dan dalam waktu terdekat diharapkan dapat meningkatkan volume ekspor. (via poultryworld.net)

ARMENIA DILANDA KEKURANGAN DAGING DAN PAKAN BROILER

Invasi Rusia ke Ukraina telah membuat pasar Armenia kekurangan pasokan daging broiler, sementara peternak unggas lokal berjuang untuk menemukan pengganti bahan pakan yang biasa didapat dari Ukraina.

Sergey Stepanyan, Ketua Persatuan Peternak Unggas Armenia, memperkirakan sebelum perang, 25-30% bahan pakan didatangkan dari Ukraina, termasuk kedelai, jagung, dan bungkil bunga matahari. Sisanya dibeli dari Rusia dan beberapa negara lain.

Sekarang pengiriman dari Ukraina sepenuhnya ditangguhkan, kata Stepanyan, menambahkan bahwa ini terutama terkait dengan gangguan pasokan karena pelabuhan Ukraina di Laut Hitam menutup operasi.

“Dua kapal besar, yang seharusnya memuat pakan pesanan, mendekati Kherson, tetapi dari sana, karena force majeure, tidak mungkin untuk melanjutkan transportasi. Pada saat ini, pakan seharusnya sudah dalam perjalanan, ”kata Stepanyan. (via poultryworld.net)

CHR HANSEN, PEMIMPIN GLOBAL DALAM APLIKASI MIKROBA

Chr Hansen adalah perusahaan yang hampir seluruhnya didasarkan pada sains, dengan fokus pada bakteri yaitu aplikasi mikroba probiotik.

“Ada satu fakta yang sangat menarik pada bakteri, yaitu terdapat lebih banyak bakteri dibandingkan jumlah butiran pasir yang ada di bumi ini, jadi ini menunjukkan seberapa besar area dari bisnis ini,” kata Edward Manchester, Head of Sales APAC Animal Health & Nutrition, Chr Hansen pada webinar Launching BioPlus® YC 29 Maret 2022 yang diselenggarakan oleh Chr Hansen dan PT Emvi Indonesia selaku distributor BioPlus® YC solusi probiotik untuk ternak.

Edward Manchester

Berkantor pusat di Denmark, Chr Hansen telah beroperasi selama hampir 150 tahun dengan spesialisasi pada mikroba. Hal itu memberikan Chr Hansen posisi sebagai pemimpin dan spesialis global dalam hal aplikasi mikroba.

Chr Hansen mempunya dua area spesifik. Pertama adalah aplikasi makanan manusia, kultur makanan, dan enzim. Kedua adalah bisnis kesehatan dan nutrisi baik untuk hewan maupun manusia, juga beberapa oligosakarida susu atau pengganti ASI untuk bayi.

Untuk kultur makanan dan enzim Chr Hansen terlibat secara intensif dalam kultur untuk produksi yogurt, produksi keju, pengawetan sosis daging salami, dan fermentasi minuman. Juga perlindungan sayuran dan buah ketika didistribusikan ke supermarket, dengan menyemprotkan aplikasi mikroba ke permukaan sehingga bisa mendapatkan umur simpan yang lebih lama.

Chr Hansen adalah supplier dari produsen yogurt dan keju. 50% dari keju dan yogurt di dunia memiliki kultur Chr Hansen di dalam produk tersebut.

Untuk kesehatan tanaman, Chr Hansen mengaplikasikan mikroba ke dalam tanah atau menyemprotkannya ke tanaman. Misalnya pada tebu, jagung, dan kedelai. Penggunaan mikroba mengurangi atau meghilangkan kebutuhan pestisida secara signifikan dalam produksi.

Untuk kesehatan manusia Chr Hansen menyediakan probiotik yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan, dibungkus dalam bentuk tablet ataupun permen. Untuk kesehatan hewan contohnya adalah aplikasi BioPlus® YC pada industri ternak.

Chr Hansen hanya berfokus di bagian produksi bakteri dan aplikasi bakteri.

“Kami memiliki semuanya dimulai dari kultur starter terkecil dari bakteri, hingga bioreaktor skala penuh untuk memproduksi bakteri,” kata Edward Manchester. “Kami tidak hanya memperdagangkan strain bakteri, kami memiliki semua prosedur QA QC untuk semua siklus produksi dan untuk menyuplai bakteri ke pelanggan kami.”

Saat ini Chr Hansen memiliki sekitar 1.300 karyawan yang bekerja di bagian produksi bakteri pada 14 lokasi manufaktur.

Edward mengatakan, “Menjadi mitra dari Chr Hansen, Anda bisa percaya dan yakin bahwa kami memiliki jaminan penuh dalam hal kredibilitas kualitas dalam menyuplai strain bakteri kami ke produsen. Memiliki manufaktur di 4 benua memberikan kami keamanan yang jelas dalam hal mampu memproduksi dan menyuplai secara global.”

Chr Hansen memiliki lebih dari 40.000 strain mikroba di dalam bank data internalnya. Lebih dari 100-nya adalah strain bacillus subtilis yang bermanfaat diaplikasikan untuk ternak, untuk mendapatkan performa maksimum dalam produksi ternak baik dari sisi kinerja, parameter kesehatan, atau patogen penghambat.

Selama beberapa tahun terakhir dan bahkan di tahun terakhir di akhir tahun 2021 Chr Hansen terpilih oleh Corporate Knight sebagai perusahaan bahan makanan paling berkelanjutan di dunia. “Ini adalah sesuatu yang sangat membanggakan bagi kami,” kata Edward. “Kami benar-benar melihat dan memperhatikan generasi masa depan, apa yang bisa produk kami berikan dalam pasar. Baik dari sisi keawetan dan berkelanjutan, dan bahkan dalam industri ternak.”

Sumber gambar: chr-hansen.com

BIOPLUS® YC, MENJADIKAN PERFORMA BABI LEBIH OPTIMAL


Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang apabila diberikan dalam jumlah memadai memberikan manfaat kesehatan pada host. Head of Technical Service APAC, Chr Hansen, Jean Christophe Bodin, pada Launch of BioPlus® YC via daring, Selasa (29/3), yang diselenggarakan oleh Chr Hansen dan PT Emvi Indonesia selaku distributor BioPlus® YC, menjelaskan bahwa ada 3 bakteri yang paling penting dalam keluarga besar probiotik.

Pertama, bakteri asam laktat yang cukup dikenal pada industri makanan, adalah bakteri gram positif yang merupakan microbiota pada usus normal. Tidak tahan terhadap panas, kelembaban, antibiotik dan kadang terhadap oksigen.

Kedua, adalah ragi (yeast), jamur uniseluler yang hampir 20-300 kali ukuran bakteri, dikenal dalam dunia peternakan. Mempunyai beta-glukan yang mampu merangsang status kekebalan hewan namun kebanyakan tidak tahan terhadap panas.

Ketiga, adalah Bacillus spp terutama ditemukan di tanah atau sedimen laut. Adalah bakteri pembentuk spora yang mampu bertahan melewati berbagai proses dalam pembuatan pakan. Mempunyai kemampuan bertunas untuk berkembang biak di usus dan menempel, serta membuat koloni mikro pada epitel usus. Tahan terhadap panas dan perlakuan mekanis atau kimia, dan dapat bersinergi dengan koksidiostat atau antibiotik.

BioPlus® YC adalah probiotik yang dikembangkan khusus untuk peternakan babi. Probiotik dengan dua strain yaitu Bacillus Licheniformis yang diisolasi dari tanah dan Bacillus Subtilis yang diisolasi dari tumbukan kacang kedelai,” kata Jean Christophe Bodin.

Jean Christophe Bodin

Bacillus spp terbukti mampu membentuk biofilm pelindung pada permukaan usus, yang memungkinkan untuk memproduksi dan melepaskan beberapa enzim di saluran pencernaan. Dan juga beberapa senyawa tambahan yang akan membantu meningkatkan kecernaan bagian pakan yang tidak dapat dicerna.

Selain itu juga memiliki kemampuan memproduksi lipopeptida atau bakteriosin, yang memiliki kemampuan secara langsung menghasilkan lingkungan mikro untuk menghambat beberapa bakteri patogen.

Semua Bacillus dapat berkolonisasi secara mikro pada saluran usus, dan mampu menghasilkan enzim untuk membantu penyerapan nutrisi.

Jenis enzim yang dihasilkan Bacillus bergantung pada jenis substrat dan jenis bahan pakan. Bacillus juga akan melepaskan nutrisi tambahan dan meningkatkan kecernaan pakan.

Kesehatan hewan akan lebih baik karena residu nutrisi di saluran pencernaan lebih sedikit. Residu nutrisi tersebut digunakan bakteri patogen untuk tumbuh dan menginfeksi saluran pencernaan.

BioPlus® YC, solusi probiotik yang didedikasikan untuk peternakan babi.

“Dalam satu trial yang kami buat ketika kita menambahkan pakan dengan BioPlus® YC pada sekelompok induk, terlihat bahwa selama laktasi induk babi yang menerima BioPlus® YC menunjukkan asupan pakan lebih tinggi per hari, yang mungkin disebabkan oleh proses farrowing yang lebih lancar,” jelas Jean. “Artinya berkat suplementasi BioPlus® YC induk babi mampu mempertahankan berat badan dan status kesehatannya dengan lebih baik.”

Uji coba menunjukkan hasil induk babi memiliki hari non-produktif lebih sedikit, penurunan angka kematian saat prasapih dan penambahan 1 anak babi yang disapih per induk per tahun. Pada fase nursery juga terbukti adanya peningkatan pertumbuhan dengan perolehan rata-rata harian yang meningkat dan efisiensi pakan lebih baik.

Pada fase grower dan finisher, BioPlus® YC dapat diterapkan dengan dua cara. Cara pertama adalah on top. Yaitu menambahkan BioPlus® YC pada pakan tanpa perubahan formulasi untuk meningkatkan pertumbuhan. Cara kedua adalah reformulasi pakan yang fleksibel. Baik on top maupun reformulasi pakan, mampu meningkatkan performa babi.

Uji coba juga menunjukkan berkurangnya angka kematian sehingga didapatkan lebih banyak anak babi yang disapih, juga menurunnya prevalensi diare. Penggunaan pakan menjadi lebih baik dengan penurunan 3% dalam penggunaan pakan per kilo kenaikan berat badan. Pada akhir produksi mampu meningkatkan berat badan sebesar 3%.

Dalam kondisi tertentu pada peternakan babi seringkali menerapkan pengobatan dengan menambahkan antibiotik pada pakan. BioPlus® YC tidak ada masalah ketika diberikan bersamaan dengan obat, tetap memberikan nilai tambah pada pertumbuhan dan FCR (feed conversion ratio). Artinya ada semacam sinergi yang dicapai ketika pengobatan dan BioPlus® YC diberikan bersama-sama. (ADV)

PEMANFAATAN ENZIM PADA PAKAN

Usaha meningkatkan pemanfaatan zat gizi yang ada dalam bahan pakan dilakukan dengan memanfaatkan enzim dari luar tubuh ternak. (Foto: Istimewa)

Biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi ternak, baik itu daging, susu maupun telur. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan oleh ternak sehingga dapat menekan biaya produksi, apalagi di saat harga bahan baku pakan makin meningkat.

Usaha meningkatkan efisiensi penggunaan pakan biasanya dilakukan dengan formulasi pakan yang optimal dan seimbang sesuai kebutuhan gizi ternak, tetapi juga dilakukan dengan proses produksi dan sistem pemberian pakan yang benar dan efisien.

Dalam kurun waktu beberapa dekade, usaha meningkatkan pemanfaatan zat gizi yang ada dalam bahan pakan dilakukan dengan memanfaatkan enzim dari luar tubuh ternak, sehingga zat gizi dalam bahan pakan lebih banyak lagi dimanfaatkan ternak dan pada akhirnya mampu mengurangi biaya produksi ternak.

Berkembangnya teknologi untuk menghasilkan enzim secara ekonomis membuka kemungkinan penggunaan berbagai enzim yang dapat dimasukkan ke dalam ransum.

Sejarah
Penggunaan enzim untuk pakan sudah 100 tahun berjalan ketika pertama kali enzim pakan dilaporkan dengan nama Protozyme pada tahun 1920. Akan tetapi penggunaan enzim belum berkembang secara komersial sampai penemuan enzim untuk meningkatkan nilai gizi barley pada 1950-1960. Pada waktu itu dilaporkan bahwa pemberian barley pada ayam menimbulkan hambatan pertumbuhan, hal itu dapat ditanggulangi dengan proses pemeletan atau diberikan enzim glukanase yang memecah beta glukan yang terdapat dalam barley.

Penemuan dan pengembangan enzim fitase diawali dengan penelitian fitat dalam serealia yang menunjukkan bahwa fosfor dalam serealia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal akibat tidak adanya enzim yang mampu melepaskan fosfor dari fitat. Pada 1970-an berkembanglah enzim fitase yang dapat digunakan untuk pakan monogastrik, meskipun masih dalam skala kecil.

Pengembangan enzim lebih lanjut terjadi… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2022.

Ditulis oleh:
Prof Budi Tangendjaja
Konsultan Nutrisi Ternak Unggas

START UP PERUNGGASAN MASUK DAFTAR FORBES UNDER 30

Tim Dari Chickin Indonesia

Pertamina berhasil mengantarkan jawara Start Up Pertamuda Seed and Scale yang diselenggarakan tahun lalu, yaitu Chickin Indonesia, masuk dalam daftar Entrepreneur 30 & Under 30 kategori Tech Enterprise versi Majalah Forbes.

Chickin merupakan startup yang mengembangkan aplikasi Smart Farm Micro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien. Chickin Indonesia dinilai Forbes sebagai start up teknologi unggas pertama di Asia Tenggara, dan telah berdampak pada peningkatan pendapatan bagi ratusan peternak unggas. Chickin diketahui telah bermitra di beberapa perusahaan di Jawa Tengah seperti Japfa, Charun Pokphand, CJ group, dan 14 rumah potong hewan lainnya.

Adalah Ashab Alkahfi dan Tubagus Syailendra alumnus Universitas Brawijaya sebagai Founder Chickin Indonesia. Kedua anak muda ini berhasil mengungguli 50 tim dari 23 universitas dengan mengusung ide bisnis aplikasi Smart Farm Micro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien.

"Keunggulan aplikasi yang kami ciptakan adalah membantu peternak unggas agar dapat meningkatkan pendapatan mereka hingga 25 persen. Aplikasi yang kami gagas  ini juga memungkinkan peternak menjual ayam dengan harga lebih tinggi," ungkap Ashab. 

Selain itu, Chickin juga menghadirkan teknologi manajemen kandang, Chickin Smart Farm. Peternak diberi kemudahan dalam memonitor kebutuhan pakan, pertumbuhan ayam, mengatur suhu dan kelembaban kandang, serta mencatat seluruh kegiatan administrasi perkandangan secara digital.    Meski banyak yang meragukan ide mereka, Chickin pantang menyerah. Mereka menganut prinsip growth hacker, menerobos sana-sini untuk mendapatkan investor. Upaya yang dilakukan Chickin tak sia-sia ketika mereka mendapatkan suntikan modal sebesar US$2,5 juta dari investor. 

"Ini sama artinya start up kami bisa tumbuh hingga 2.000 persen dalam setahun," ujar Ashab sembari menyebutkan modal awal membangun start up tersebut sekitar Rp7 juta.

Bukan tanpa alasan Chickin membuat aplikasi tersebut. Menurut Ashab, saat ini ayam potong menjadi salah satu komoditas yang tak pernah absen di pasaran. Peluang dari bisnis ini cukup besar bahkan produk panennya pun sering kali membanjiri pasar.

Ashab menuturkan, ketidakseimbangan antara supply-demand selama ini diakibatkan dari panjangnya rantai pasok dari peternak hingga ke end user. Karena itu, Chickin membuat teknologi manajemen kandang untuk menjawab kebutuhan yang ada di sektor peternakan ayam.

"Kami berupaya untuk meningkatkan produktivitas peternak ayam dan mendorong kebutuhan konsumsi ayam pedaging masyarakat. Jadi kami juga membantu peternak menjual hasil panennya," ujarnya.   

Ashab bersyukur atas prestasi yang diraih Chickin. Menurutnya, keberhasilan Chickin tak terlepas dari bantuan Pertamina yang pada tahun lalu melalui Pertamuda Seed and Scale. 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami, termasuk Pertamina. Dukungan Pertamina sangat impactful. Dari situ kami bisa berkembang lagi dan mendapat investor, dan itu sangat membantu Chickin dalam perjalanannya," jelasnya.

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda dapat menjadi generasi digital economy yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi berdasarkan ilmu yang sudah didapat dari jenjang pendidikan.

"Pertamina, dalam upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDG’s) khususnya di poin 4, yakni Pendidikan yang berkualitas bagi seluruh warga negara Indonesia; serta poin 8, Mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi dari aspek kewirausahaan, menggerakan generasi muda Indonesia untuk mendorong tumbuhnya startup dari berbagai kampus, yang selanjutnya dapat meningkat menjadi unicorn. Sebagaimana yang digaungkan oleh Kementerian BUMN yang mendorong seluruh BUMN turut andil melahirkan unicorn-unicorn muda Indonesia," pungkas  Fajriyah. (INF)


PETERNAK MANDIRI KHAWATIRKAN KENAIKAN HARGA SAPRONAK


Harga Daging Ayam Disinyalir Bakal Melonjak Seiring Kenaikan Harga Sapronak


Peternak ayam mandiri tengah was-was akibat pergerakan harga pakan. Pasalnya, pakan merupakan komponen terbesar biaya produksi ayam baik petelur maupun broiler. Hal tersebut disampaikan Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah Pardjuni. Ia mengatakan harga pakan sejak Januari 2022 hingga akhir Maret 2022 sudah naik 8-10%. Selain itu harga DOC yang sudah mencapai Rp7.700-7.800 per ekor untuk yang sudah vaksin, menyebabkan biaya produksi peternak naik menjadi Rp20-21 ribu per ekor.

"Harga pakan ini mengalami kenaikan luar biasa. Dan akan susah turunnya. Karena sistemnya kan begitu ada order, pabrik akan memproduksi. Jadi, harga cocok, deal, pakan diproduksi, beli, Kalau harga nggak cocok yang nggak diproduksi," kata Pardjuni.

Padahal, lanjut dia, 70% biaya produksi ayam adalah untuk pakan.

"Yang naik itu semua jenis pakan dan konsentrat. Biaya produksi di peternak sekitar 70% untuk pakan," kata Pardjuni.

Di sisi lain, dia menjelaskan, saat ini adalah low season untuk peternak. Dimana, pembelian bibit atau anakan ayam untuk panen saat Lebaran 2022 sudah dilakukan pekan lalu. Selanjutnya, ujar dia, pembelian DOC akan turun sehingga harga anakan akan turun ke kisaran Rp5.500 - 6.000 per ekor.

"Karena nggak ada momen. Pembelian DOC saat ini adalah untuk panen setelah Lebaran. Jadi slow, puncak permintaan itu pekan lalu buat kejar panen Lebaran. Tapi pasokan aman, untuk Lebaran akan naik 20-30% seiring permintaan," kata Pardjuni.

Dengan turunnya harga DOC, biaya produksi diharapkan bisa terkoreksi.

"Kita prediksi Mei harga bagus dan biaya pokok produksi bisa turun karena DOC turun. Itu kalau harga pakan nggak naik. Ini harga pakan sudah alami kenaikan luar biasa, sudah 8-10% dari Januari ke akhir Maret 2022," kata Pardjuni.

Karena itu, dia menambahkan, peternak akan meminta perusahaan pembibitan ayam menurunkan harga DOC.

"Karena komponen yang paling bisa diturunkan itu biaya DOC-nya. Kalau pakan nggak bisa. Ibaratnya, suka harga, deal, produksi. Kalau nggak ya nggak ada pakan. Karena itu harga pakan juga nggak akan gampang turun," kata dia.

Dia memprediksi, harga pokok produksi bisa turun ke bawah Rp20.000 per kg jika harga DOC turun disertai harga pakan stabil tanpa lonjakan berarti.

"Sekarang saja kami beli pakan sudah Rp8.400 - 9.050 harga kandang. Biaya pokok produksi bisa Rp20-21 ribu per kg. Dengan harga jual saat ini, kami masih menikmati keuntungan. Tapi, nanti kalau pakan naik lagi, DOC turun, berarti jual impas. Kecuali kalau pakannya melonjak," kata Pardjuni.

Sementara itu, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) nasional mencatat, harga rata-rata daging ayam ras pada 5 April 2022 bertengger di Rp37.800 per kg. Harga termahal di Nusa Tenggara Timur yang mencapai Rp47.650 per kg. Padahal sebelum puasa, harga daging ayam masih berkisar Rp 32.000 per kg. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer