-->

MANAJEMEN PAKAN UNGGAS LOKAL

Bisnis unggas lokal kian diminati masyarakat. (Sumber: Istimewa)

Unggas lokal makin diminati masyarakat, terlebih setelah adanya gerakan pelestarian ternak lokal oleh organisasi pertanian dunia (WHO) sejak 2017 lalu, yang ditandai dengan adanya deklarasi Interlaken, Swiss.

Unggas lokal sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, terlebih di pedesaan, ia menjadi sumber protein hewani keluarga yang relatif murah dan mudah didapat. Preferensi konsumen modern pun kini cenderung mengarah ke konsumsi daging ayam lokal.

Unggas lokal kini menjadi ceruk pasar khsusus dalam bisnis komoditi unggas. Harga jual satuannya pun menempati harga yang lebih tinggi dari unggas lain, seperti ayam broiler atau layer. Hal inilah yang menyebabkan kini makin banyak masyarakat yang berminat berbisnis unggas lokal. 

Namun masalah utama bisnis unggas lokal adalah produktivitasnya yang rendah bilsa dibanding ayam modern. Terlebih dalam suatu usaha intensif unggas lokal, komponen pakan menempati porsi biaya 70% lebih dari total biaya produksi. Itulah sebabnya komponen pakan menjadi sangat penting untuk diperhatikan demi keberlangsungan bisnis unggas lokal.  Apalagi saat ini harga pakan senantiasa meningkat dari waktu-ke-waktu. Para ahli nutrisi dan pakan pun mencari solusi atas hal ini, dan beberapa diantaranya yakni upaya peningkatan mutu genetika produktivitas unggas lokal, baik petelur maupun pedaging unggul, tanpa harus meninggalkan ciri khas ke-daerahannya.

Menurut pakar unggas lolal dari Balai Penelitian Ternak, Sofjan Iskandar, ada tiga factor utama yang memengaruhi tingkat konsumsi pakan unggas, yakni tingkat produktivitas, lingkungan dan kualitas pakan. Suhu kandang yang netral adalah pada 24-26°C, dimana suhu ayam berkisar pada 41°C. Jika suhu kandang kurang dari 24°C, maka ayam akan mengonsumsi pakan lebih banyak, dan jika suhu lingkungan lebih dari 26° C, ayam akan mengurangi konsumsi makannya.

Perilaku ayam yang seperti ini disebabkan pakan yang dikonsumsi akan menimbulkan panas di tubuhnya, sehingga dalam mengonsumsi pakan, ayam akan menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan pada saat itu. Selain itu, saluran pencernaan ayam relatif pendek, hanya 100-150 cm, tidak memiliki gigi, namun ada tembolok dan rempela sebagai tempat penyimpanan pakan.

Faktor lain penghambat konsumsi pakan yakni dalam hal gangguan kenyamanan, seperti adanya kelembaban terlalu tinggi, aliran udara yang terlalu keras, suara bising atau binatang asing yang lalu lalang di sekitar kandang. Status kesehatan ayam juga sangat berpengaruh dalam hal ini, ayam yang sakit akan berkurang nafsu makannya.

Kebutuhan Nutrisi Ayam Lokal

Nutrisi
Umur ayam (minggu)
0-4
(starter)
5-12 (grower 1)
13-18 (developer)
18 ke atas (layer)
Bibit
Konsumsi (g/e/h)
5-40
45-60
65-90
100
100
Energi (kkal/kg)
2900
2800
2800
2750
2750
Protein kasar (%)
17
17
15
17
17
Lemak kasar (%)
4-5
4-7
4-7
5-7
5-7
Serat kasar (%)
4-5
4-5
7-9
7-9
7-9
Kalsium (%)
0,9
1-1,2
1-1,2
3,5
3,5
Fosfor (%)
0,4
0,4
0,3
0,4
0,4
Lisin (%)
0,9
0,6
0,5
0,7
0,7
Metionin (%)
0,4
0,4
0,3
0,3
0,3
Sumber: Balitbangtan (2019).

Mutu pakan menjadi faktor penting dalam budidaya ayam lokal. Jika pada manusia terdapat lebih dari 9.000 ujung syaraf perasa, maka pada ayam, memiliki 40 ujung syaraf perasa. Hal ini menyebabkan ayam tidak terlalu memilih pakan dalam hal cita rasanya. Namun ukuran partikel pakan harus diperhatikan, ayam kecil enggan mengonsumsi partikel pakan berukuran besar, dan sebaliknya ayam besar enggan mengonsumsi partikel pakan berukuran kecil.

Untuk mekanisme pengaturan pola makan, pada prinsipnya adalah ayam akan merasa kenyang pada waktu pemberian pakan yang pendek. Kadar glukosa darah pada ayam yang meningkat, merupakan tanda bagi otak untuk berhenti makan. Pada kadar energi ransum yang tinggi, ayam akan makan sedikit saja. Ayam akan mengatur konsumsi ransum 1% setiap terjadi perubahan 1° C suhu kandang. Adapun yang berkaitan dengan serat kasar, untuk peningkatan 10% serat kasar, ayam lokal petelur akan meningkatkan konsumsinya sebanyak 9,5% dan waktu makan meningkat 22% (Iskandar, 2019).

Saran Penanganan Penyimpanan Pakan
Dalam pembuatan ransum untuk pakan ayam lokal, kualitas pakan harus terjaga agar performa ayam mencapai optimal sesuai dengan kemampuan genetikanya. Ransum dengan kualitas yang baik bisa dilihat dari kondisi ayamnya. Jika performa ayam baik, yakni tidak kurus (bisa diperiksa dari ada-tidaknya tonjolan tulang dada yang meruncing), kemudian ayam juga tidak terlalu gemuk (bobot badannya atau bisa dilihat kondisi bagian perut). Jika kualitas ransum sudah sesuai, maka performa dan produktivitas ayam pun akan seperti yang diharapkan.

Untuk mempertahankan kualitas pakan yang disimpan, kadar air sebelum disimpan maksimal adalah 13% dengan kemasan penyimpanan dalam karung plastik yang kedap udara. Ruang penyimpanan juga sebaiknya memiliki cukup ventilasi, penerangan, dengan suhu maksimal 25°C dan kelembaban maksimal 75%.

Sebelum dilakukan penyimpanan, semprot terlebih dahulu bagian luar kemasan dengan isektisida dan lakukan fumigasi ruang penyimpan pakan dengan bahan kimia fumigan, seperti methyl bromide, carbon disulphide, atau hydrocianic acid. Langkah fumigasi ini sebaiknya dilakukan berulang dan rutin, disertai pemeriksaan adanya kerusakan atau patogen, jamur, maupun serangga pengganggu.

Ketika dilakukan penyimpanan pakan yang sudah dimasukkan dalam karung, sediakan gudang kering berventilasi, sediakan palet dengan jarak palet dan dinding setidaknya 30 cm, mudah dibongkar muat dan terapkan prinsip pakan yang pertama datang harus digunakan terlebih dahulu (FIFO/First In First Out). ***

Kerusakan Pakan Saat Penyimpanan
Kadar air bahan
Perubahan dalam ukuran hari
Di atas 45%
Biji cepat berkecambah, dedak cepat busuk, rumput busuk
18-20%
Terjadi fermentasi disebabkan tumbunya jamur dan bakteri
12-18%
Jamur, bakteri dan serangga tumbuh
8-9%
Kehidupan serangga dan patogen gudang terhambat
4-8%
Kondisi aman untuk penyimpanan baha pakan
Sumber: Balitbangtan (2019)

Andang S. Indartono,
Pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi
dan Pakan Indonesia (AINI)

WARGA BOYOLALI MERIAHKAN HARI SUSU NUSANTARA 2019


Peringatan Hari Susu Nusantara 2019 di Boyolali dibuka dengan minum susu bersama (Foto: Istimewa) 

Menyemarakkan Hari Susu Sedunia/Susu Nusantara atau World Milk Day yang jatuh setiap tanggal 1 Juni, digelar even Pameran Produk Peternakan dan berbagai rangkaian acara meriah lainnya. Acara dibuka oleh Wakil Bupati Boyolali, M Said Hidayat.

Pembukaan acara oleh Wakil Bupati Boyolali ditandai dengan pemotongan pita 

Bertempat di Balai Sidang Mahesa Boyolali, even memperingati Hari Susu Nusantara ini berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (21-22/6/2019).

Selain pameran produk peternakan, agenda acara lainnya antara lain kegiatan sosial donor darah bersama PMI, lomba olahan susu, M.I.L.K Photography Contest, grand final pemilihan PPIB Boyolali 2019 “Susu Emas Putih”, GERIMIS (Gerakan Minum Susu) 1000 Anak, festival jajanan, lomba mewarnai (TK/SD), serta talkshow.

“Talkshow menghadirkan narasumber dari Ditjen PKH,” tutur Drh Dhian Mujiwiyati, Kepala Bidang Usaha Peternakan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, dihubungi Infovet, Jumat (21/6/2109). 

Antusiasme warga Boyolali maupun dari luar daerah sangat tinggi, terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke acara peringatan Hari Susu Nusantara 2019.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Boyolali, CV Nuar Jaya selaku event organizer, serta dukungan sponsor seperti JAPFA, Medion, Bank BRI, dan lainnya. (NDV) 

TATA RUANG RUMAH PEMOTONGAN AYAM

Proses pencucian ayam hingga disiapkan menjadi karkas. (Foto: Dok. JAPFA)

Infovet beberapa waktu lalu berkesempatan melihat-lihat Laboratorium Pasca Panen milik PT Ciomas Adisatwa, anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA). Berlokasi di Yogyakarta, area laboratorium kerjasama JAPFA dan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, di dalamnya terdapat bangunan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) yang mampu menampung 28 ribu ekor ayam per hari, serta memiliki storage dengan kapasitas 200 ton daging.

Kebutuhan daging ayam yang terus meningkat mendesak industri perunggasan, khususnya industry RPA untuk siap menyediakan karkas berkualitas secara kontinyu. RPA yang memenuhi persyaratan higiene-sanitasi dan manajemen pemotongan ayam yang benar akan menghasilkan karkas berkualitas baik.

Penanggung Jawab RPA PT Ciomas Adisatwa, Dody Agung Prasetiyo, memandu awak media saat berada di lokasi. Dijelaskannya, RPA adalah sebuah bangunan dengan desain khusus dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong unggas untuk konsumsi masyarakat. Selain itu, RPA merupakan unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Pembagian ruang bangunan utama RPA terdiri dari daerah kotor dan bersih. Daerah kotor meliputi penurunan ayam hidup, pemeriksaan ante-mortem dan penggantungan ayam hidup, pemingsanan (stunning), penyembelihan (killing), pencelupan ke air panas (scalding tank), pencabutan bulu (defeathering), pencucian karkas, pengeluaran jeroan (evisceration) dan pemeriksaan post-mortem, serta penanganan jeroan.

Sedangkan daerah bersih meliputi pencucian karkas, pendinginan karkas (chilling), seleksi (grading), penimbangan karkas, pemotongan karkas (cutting), pemisahan daging dari tulang (deboning), pengemasan dan penyimpanan segar (chilling room) (SNI, 1999).

Bangunan utama RPA harus memenuhi persyaratan, yaitu tata ruang harus didesain searah dengan alur proses dan memiliki ruang yang cukup, sehingga seluruh kegiatan pemotongan unggas dapat berjalan baik dan higiene. Tempat pemotongan harus didesain sedemikian rupa, sehingga pemotongan unggas memenuhi persyaratan halal, besar ruangan disesuaikan dengan kapasitas pemotongan, adanya pemisahan ruangan yang jelas secara fisik antara daerah bersih dan daerah kotor (SNI, 1999).

Proses Pemotongan
Pemingsanan (stunning) merupakan tahap awal dalam teknik pemotongan ayam. Petugas yang melayani proses stunning ayam harus paham tugasnya, termasuk cara penyembelihan yang benar dan baik sesuai syariat Islam.

Proses kepedulian tentang sisi kehewanan atau animal welfare suatu proses pemingsanan dengan daya listrik tertentu, agar ayam pingsan sementara sebelum dilakukan penyembelihan.

Penggunaan automatic slaughtering machine dioperasikan oleh petugas berkompeten, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kepastian bahwa arteri carotid telah ikut terpotong.

Pemotongan ayam yang dilakukan secara halal dan baik (halalan-thayyiban) serta memenuhi persyaratan higiene-sanitasi akan menghasilkan karkas utuh atau karkas potongan yang ASUH.

Proses pemotongan ayam meliputi penerapan kesejahteraan hewan sebelum pemotongan, pemeriksaan ante-mortem, penyembelihan ayam, pemeriksaan post-mortem, penyelesaian penyembelihan dan karkas/daging ayam (Ditjennak, 2010).

Pasca Pemotongan
1. Pencelupan air panas (scalding)
Ayam dicelupkan ke dalam air panas setelah ayam disembelih bertujuan untuk mempermudah pencabutan bulu. Lama pencelupan dan suhu air pencelup tergantung pada kondisi ayam. Menurut Hadiwiyoto (1992), bahwa proses pencelupan dalam air hangat, tergantung pada umur dan kondisi unggas.
2. Pencabutan bulu (defeathering)
Menurut Ditjennak (2010), pencabutan bulu dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam, yaitu menggunakan mesin (plucker) dan secara manual menggunakan tangan.
3. Penyiapan karkas
Menurut Ensminger (1998), persentase bagian yang dipisahkan sebelum menjadi karkas adalah hati/jantung (1,50%), rempela (1,50%), paru-paru (0,90%), usus (8%), leher/kepala (5,60%), darah (3,50%), kaki (3,90%), bulu (6%), karkas (60,10%), serta air (9%). Bobot karkas yang telah dipisahkan dari bulu, kaki, leher/kepala, organ dalam, ekor (kelenjar minyak) yaitu sekitar 75% dari bobot hidup ayam.
4. Pemotongan karkas (castling)
Tahap terakhir adalah pemotongan karkas, pencucian dan pencemaran karkas.  Pencucian karkas menggunakan air suhu 5-10°C dengan kadar klorin 0,5-1 ppm, hal ini untuk menghindari dan menekan pertumbuhan bakteri, sehingga mutu dan keamanan karkas ayam tetap terjaga (Abubakar, 2003).  
5. Pengemasan dan pelabelan produk (packaging and labeling).
Pengemasan bertujuan untuk melindungi karkas terhadap kerusakan yang terlalu cepat, baik kerusakan fisik, perubahan kimiawi, maupun kontaminasi mikroorganisme, serta untuk menampilkan produk dengan cara yang menarik (Abubakar, 2009).  
6. Pendinginan dan penyimpanan produk
Teknik pendinginan karkas ayam yang baik menggunakan ruang dengan temperatur 4-5°C dengan waktu pendinginan yang dibutuhkan 15-20 menit dan dalam waktu tidak lebih dari 8 jam setelah penyembelihan, sehingga kondisi fisik, kimia dan mikrobiologi karkas ayam tetap baik (Abubakar dan Triyantini, 2005).

Penyimpanan beku bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi karkas dari berbagai kontaminan berbahaya, mutu fisik dapat dipertahankan, mutu gizinya tetap baik dan dapat menekan pertumbuhan bakteri, sehingga dapat memperpanjang daya simpan 1-3 bulan (Abubakar et at, 1995). Suhu maksimum di dalam ruang penyimpanan beku adalah -20°C (SNI, 1999). (NDV)

MALINDO FEEDMILL BAGIKAN DIVIDEN TOTAL RP 85 MILIAR

Direktur Keuangan PT Malindo Feedmil Tbk. Rudy Hartono (kiri), Direktur Rewin Hanrahan, Corporate Secretary Andreas Hendjan saat Public Expose (Foto: Infovet/NDV)


PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (20/6/2019) bertempat di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel. Dalam sesi Public Expose yang dihadiri awak media, Direktur Keuangan MAIN, Rudy Hartono Husin mengemukakan perseroan akan membagikan dividen dengan total Rp 85 miliar atau setara Rp 38 per saham untuk tahun buku 2018.

Tahun 2018, MAIN membukukan peningkatan laba bersih 561,9% atau menjadi Rp284,247 miliar. Sementara itu, pada 2017 perseroan hanya mampu mencatatkan laba Rp 42,94 miliar.

 “Perusahaan telah membagikan dividen interim pada 9 November 2018 senilai Rp 16 per lembar saham. Jadi sisanya akan ada pembagian dividen tunai Rp 22 per lembar atau sekitar Rp 49,2 miliar,” 
katanya dihadapan para wartawan.

MAIN mencatatkan penjualan bersih pada kuartal I tahun 2019 sebesar Rp 470,9 miliar atau meningkat sebesar 32%. Peningkatan penjualan ditopang oleh segmen pakan ternak sebesar 36,9% atau Rp 341,7 miliar dan penjualan DOC yang meningkat sebesar 49,7% atau Rp 126,9 miliar.

Sisi volume penjualan pakan, dikatakan oleh Corporate Secretary MAIN Andreas Hendjan,  mengalami kenaikan sebesar 26,8% dan volume penjualan DOC sebesar 15,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perseroan yakin tren positif ini berlanjut terus untuk masa yang akan datang dengan melihat potensi perkembangan di industri ini sangat terbuka lebar. “Kami terus mengembangkan pangsa pasarnya, terlebih pemerintah sedang giat membangun infrastruktur yang diyakini mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga meningkatkan daya beli masyarakat khususnya produk unggas,” pungkasnya. (NDV)




SEMINAR NASIONAL ISPI: MIMPI BESAR MEMBANGUN KEMANDIRIAN INDUSTRI PERSUSUAN INDONESIA




Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) menggelar  Seminar Nasional dengan mengusung tema:

MIMPI BESAR MEMBANGUN KEMANDIRIAN INDUSTRI PERSUSUAN INDONESIA

Pokok-Pokok Bahasan:
- Kebijakan dan Program Pemerintah: Implementasi Rencana Induk Pengembangan Sapi Perah (Blueprint)
- Strategi dan Upaya Dalam Meningkatkan Produksi Susu Nasional
- Peran GKSI untuk Meningkatkan Usaha Sapi Perah
- Upaya Peningkatan Produktivitas dan Bisnis Sapi Perah Melalui Pakan Tambahan
- Aksesibilitas Permodalan untuk Usaha Sapi Perah
- Tantangan Dalam Usaha Sapi Perah di Indonesia (sponsorship)
- Peternakan Sapi Perah Orientasi Ekspor

Narasumber:
- Kemenko Perekonomian RI
- Ditjen PKH, Kementerian Pertanian RI
- Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI)
- Nutricell Indonesia
- Perbankan

Waktu dan tempat:
Rabu, 3 Juli 2019 di Grand City Convex, Surabaya.

Investasi:
Rp 500.000/peserta
(Free pengurus ISPI Cabang, Maksimal 2 orang/cabang)

Pendaftaran ditutup:
28 Juni 2019 jam 15.00

PETERNAK PEMBIBITAN SIAP JALANKAN KEBIJAKAN PEMBATASAN SUPLAI ANAK AYAM

Kebijakan pembatasan produk anak ayam diharapkan mendongkrak harga ayam hidup. 


Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Achmad Dawami, mengungkapkan pemerintah akan melakukan pembatasan produk anak ayam sebesar 22-30%. Hal ini terungkap setelah GPPPU mengikuti rapat perunggasan bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan).

GPPU memantau, harga ayam hidup di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur saat ini sekitar Rp9.000/kg. Padahal, harga pokok produksi (HPP) ayam hidup sebesar Rp18.000/kg. Kebijakan pembatasan tersebut diharapkan akan mendongkrak harga ayam hidup.

“Kalau dari hasil pembicaraan dengan beberapa peternak, breeding farm, dan beberapa pimpinan peternakan dari dinas peternakan maupun Ditjen Peternakan, bahwa terjadi oversupply [kelebihan pasokan] ayam hidup. Diperkirakan dari anak ayam,” katanya Rabu (19/6).

Pembatasan tersebut mulai diberlakukan tanggal 24 Juni mendatang. Pengurangan suplai akan dilakukan terhadap telur tetas berumur 18 hari. “Sebagai peternak pembibitan mau tidak mau kita harus turuti,” ujarnya. Dirinya mengaku belum mendapat undangan resmi dari pemerintah terkait hal tersebut.

Dampak pembatasan tersebut, kata Dawami, baru terasa 30-35 hari setelah ditetapkan. Pada saat itu, ayam sudah cukup besar untuk dimanfaatkan. Menurutnya, pemerintah membentuk tim untuk melakukan pengawasan untuk pelaksanaan kebijakan tersebut.

“Peternak pembibitan sebagai warga negara mau tidak mau harus mengikuti. Kami menunggu surat resmi dari pemerintah,” ujarnya. (Sumber: gatra.com)


SAHAM JAPFA COMFEED MAMPU TEMBUS RP 2.600?

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.



Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JAPFA) dibuka pada harga Rp 1.510 dan menanjak hingga Rp1.585 pada penutupan sesi I. Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Michael W Setjoadi dan Ja'far Saifuddin memilih saham JAPFA sebagai rekomendasi utama dalam sektor perunggasan. Menurut mereka harga saham itu akan terus menanjak sampai Rp 2.600.

Seperti dikutip dari laman https://market.bisnis.com/, pada perdagangan Rabu (12/6/2019) lalu PT RHB Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli untuk saham JAPFA pada harga Rp 1.510 dengan target pengembalian harga sampai 72%.

Adapun rekomendasi tersebut, berdasarkan pada kebijakan pemerintah yang menginisiasi pengurangan produksi akibat kecenderungan menurunnya harga ayam pasca-Lebaran. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga ayam broiler pun cenderung stabil di Rp 36.450/kg.

Selain itu, menurut RHB Sekuritas harga DOC masih pada tingkat yang menguntungkan yakni Rp 5.500/ekor sekalipun turun 15% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sejak tahun 2016, pemerintah telah secara proaktif mengelola keseimbangan suplai dan demand.

"Kami percaya risiko situasi kelebihan pasokan yang berkepanjangan rendah. Selain itu, harga broiler [di farmgate] minggu ini cenderung naik pada Rp 20.000/kg jauh lebih tinggi daripada awal 2019, sekitar Rp 13.000/kg," kata mereka melalui riset, Rabu (12/6/2019).

Alasan lain adalah penyertaan terbaru dalam Jakarta Islamic Indeks (JII), JII70 dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dengan perkiraan aliran dana Rp 2,7 triliun.

"Perhatikan bahwa harga saham CPIN menguat 60% setelah termasuk dalam JII tahun lalu. Kita mungkin melihat tren serupa untuk JAPFA, karena hanya ada 30 saham di JII," kata Michael.

Risiko kerugian mungkin terjadi apabila pasokan DOC jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan dan harga jagung sebagai pakan terus tinggi.

Michael juga menyebutkan bahwa setiap pengurangan produksi ayam yang dilakukan di seluruh industri selalu meningkatkan keuntungan perseroan. Tetapi juga ikut mengurangi volume pertumbuhan penjualan JAPFA.

Sebaliknya bila regulator bisa lebih proaktif menstabilkan keseluruhan penawaran dan permintaan dalam jangka menengah, serta menaikkan produksi jagung nasional dapat berimbas positif pada kinerja perseroan. (Sumber: bisnis.com)


RAPAT KOORDINASI PERUNGGASAN DI SOLO HASILKAN TUJUH KEPUTUSAN

Solo, 14 Juni 2019 bertempat di Hotel Syariah Solo Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan drh I Ketut Diarmita memimpin rapat koordinasi perunggasan. Hadir dalam acara tersebut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Wakil Ketua Satgas Pangan Mabes Polri, perwakilan perusahaan integrator, perwakilan organisasi peternak unggas (PINSAR, GOPAN, Presidium PRPM), Ketua Umum GPPU dan Perwakilan Dinas terkait di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. 

Setelah mencermati data perunggasan terkini yang disampaikan oleh Dirjen PKH dan banyaknya masukan selama sesi diskusi, maka dihasilkan keputusan sebagai berikut : 

  1. Pelaksanaan pengurangan DOC FS broiler sebanyak 30% dari populasi telur tetas fertil di seluruh Indonesia dan akan diawasi dengan pola cross monitoring oleh tim yang melibatkan unsur Dirjen PKH, Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan tingkat provinsi/kabupaten/kota, GPPU, PINSAR, PPUN dan GOPAN. Bukti pengurangan dari masing - masing perusahaan harus dibuat dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh perwakilan perusahaan dan tim yang melakukan monitoring.
  2. Integarator harus membuat pakta integritas bahwa tidak semua ayam yang diternakkan di wilayah Jateng dan Jatim dijual ke pasar tradisional di wilayah yang dimaksud dan sebagainya harus diolah dalam bentuk daging beku atau olahan. Bagi yang tidak merealisasikan pakta integritas ini maka izin impor ditunda sampai pakta dipenuhi.
  3. Integrator dan peternakn mandiri harus melaporkan broker unggas komersial yang dimiliki atau yang menjadi langganannya kepada Direktur Jendral PKH dan Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri Kemendag. Jika tidak, maka izin impor tidak akan diproses sampai laporan disampaikan. Satgas Pangan Mabes Polri pun akan ikut mengawasi perilaku broker dan integrator. 
  4. Kepala dinas yang membidangi fungsi PKH di tingkat provinsi dan kabupaten/kota harus segera mendata nama, nomor ponsel, alamat lengkap perusahaan, peternak mandiri, peternak UMKM, jumlah kandang serta kapasitas kandang terpasang. Dinas juga harus mendata secara lengkap jumlah RPHU secara lengkap berikut kapasitas cold storage yang dimiliki swasta dan pemerintah di wilayahnya. Selain itu Dinas juga diwajibkan memberikan pembinaan kepada perusahaan, peternak mandiri dan peternak UMKM di wilayahnya.
  5. Akan dilakukan review Permentan No. 32 tahun 2017 terutama pasal 12 mengenai kepemilikan RPHU dan rantai dingin dalam rangka penyempurnaan regulasi di bidang perunggasan dan definisi peternak mandiri, dan definisi integrator.
  6. Mengusulkan review Permendag No. 96 tahun 2018 terkait harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen serta mengkaji harga acuan DOC FS dan pakan. 
  7. Dalam rangka menyelesaikan persoalan harga live bird yang rendag, Kemendag mengeluarkan himbauan (setelah berkoordinasi dengan KPPU) kepada para peternak (integrator, peternak mandiri, peternak UMKM) untuk melakukan pembagian live bird/karkas secara gratis kepada masyarakat khususnya masyarakat miskin menggunakan dana CSR. Dalam pelaksanaannya akan dikoordinasikan oleh dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan serta dinas yang membidangi fungsi perdagangan di tingkat provinsi/kabupaten/kota dengan GPPU dan PINSAR. (CR)


INFOVET TEKEN MOU BERSAMA PB PDHI



Majalah Infovet sebagai majalah kesehatan hewan dan peternakan di Indonesia menandatangani MOU kerjasama dengan PB PDHI. Acara tersebut dilangsungkan di Hotel Santika TMII , Jakarta Minggu 16 Juni 2019 bersamaan dengan acara halal bihalal PB PDHI.

Ketua Umum PB PDHI drh Muhammad Munawaroh berharap bahwa dengan ditandatanganinya MOU ini, PB PDHI dan INFOVET dapat berkontribusi lebih dan menjadi partner dalam membangun profesi dokter hewan, khususnya di bidang peternakan. "Namanya saja Infovet, ada kata vet nya, yang saya yakini itu adalah kepanjangan dari veteriner, oleh karena itu saya harapkan kita bersama bisa berkolaborasi dan saling mengisi satu sama lain, terutama di sektor peternakan," imbuh Munawaroh. Ia juga berharap kepada Infovet agar tetap menjaga netralitas serta independensinya sebagai media.

Sementara itu, drh Rakhmat Nuryanto yang mewakili Infovet pada hari itu mengatakan bahwa dirinya merasa senang dengan ditandatanganinya MoU tersebut. "Dengan ditandatanganinya MOU ini artinya secara resmi kita diakui oleh PB PDHI dan menjadi partner mereka, khususnya dalam pemberitaan mengenai dunia peternakan dan kesehatan hewan. Mudah - mudahan kita semua dapat memenuhi ekspektasi dari PB PDHI, dapat mewakili serta menjadi wadah berbagi untuk dokter hewan Indonesia yang berkecimpung di dunia peternakan," tutur Rakhmat.
Penyerahan plakat penghargaan dari PB PDHI kepada Majalah Infovet (Foto : CR)

Selain Infovet, ada 19 stake holder lain yang juga menandatangani MOU dengan PB PDHI. ke-19 stake holder tersebut berkecimpung dalam berbagai bidang seperti perusahaan distributor obat hewan, yayasan sosial, bahkan perusahaan event organizer di bidang peternakan dan kesehatan hewan. 

Dengan adanya penandatanganan MOU kerjasama tersebut, PB PDHI berharap agar kedepannya sebagai organisasi PB PDHI bisa semakin maju dan memberikan kontribusi bagi masyarakat, sesuai dengan semboyan yang sering didengungkan di dunia kedokteran hewan manusya mriga satwa sewaka. (CR)

PELAKU PERUNGGASAN DIAJAK STABILKAN HARGA UNGGAS HIDUP

Pertemuan Dirjen PKH bersama pelaku perunggasan di Solo. (Foto: Dok. Dirjen PKH)

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian, kembali mengundang para pelaku perunggasan, asosiasi unggas, pakar dan unsur pemerintah terkait untuk membahas situasi perunggasan Nasional, khususnya terkait rendahnya harga unggas hidup/live bird (LB) di tingkat produsen di beberapa daerah, yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor. 96/2018 mengenai harga acuan pembelian ditingkat petani dan harga acuan pembelian di tingkat konsumen, harga acuan pembelian daging ayam ras untuk batas bawah di tingkat peternak sebesar Rp 18.000 dan harga batas atas sebesar Rp 20.000, sedangkan harga acuan penjualan di konsumen sebesar Rp 34.000. Namun, di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, harga LB masih berada di bawah harga batas bawah. 

“Kami mengharapkan masukkan dari para pelaku perunggasan, pakar dan pemerintah daerah agar hasil pertemuan koordinasi stabilisasi produksi, distribusi dan harga LB ini dapat menjadi solusi terbaik untuk perunggasan Nasional ke depan,” kata Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, saat pertemuan di Solo, Jumat (14/6/2019). Pertemuan ini sendiri merupakan lanjutan pertemuan koordinasi perunggasan yang telah dilaksanakan secara maraton dari 10 dan 13 Juni 2019 di Jakarta.

Ia menambahkan, langkah awal dalam stabilisasi harga LB adalah dengan pengurangan DOC FS broiler sebesar 30% dari populasi telur tetas fertil di seluruh Indonesia yang diawasi oleh tim yang melibatkan unsur Ditjen PKH, dinas terkait provinsi/kabupaten/kota, asosiasi diantaranya GPPU, GOPAN, PPUN dan PINSAR. Kemudian memastikan bahwa pengusaha unggas integrator tidak menjual semua ayam yang diternakkan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dijual ke pasar tradisional di wilayah tersebut. 

Ketut juga meminta Integrator dan peternak mandiri melaporkan broker unggas komersial (nama, alamat dan nomor HP) yang dimiliki atau yang menjadi langganannya kepada pihaknya maupun Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar terdata, sehingga bisnis unggas dapat berjalan baik dan dapat terkontrol jika terjadi gejolak, serta mengajak Satgas Pangan Mabes Polri untuk ikut mengawasi perilaku broker dan integrator.

Hal penting lain yang menjadi keputusan bersama adalah pentingnya review Permentan No. 32/2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi, terutama Pasal 12 mengenai kepemilikan RPHU dan rantai dingin dalam rangka penyempurnaan regulasi di bidang perunggasan dan definisi integrator dan peternak mandiri, serta review Permendag No. 96/2018 terkait harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen dan mengkaji harga acuan DOC FS serta pakan.

“Pemerintah juga meminta kepada para pelaku usaha perunggasan agar berupaya menaikan harga LB secara berkala menuju harga acuan sesuai dengan Permendag 96/2018" tegas Ketut. 

Sementara dalam rangka menyelesaikan harga LB yang anjlok di beberapa daerah, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Tjahya Widayanti, mengeluarkan himbauan (setelah berkoordinasi dengan KPPU) kepada para peternak (integrator, peternak mandiri, peternak UMKM) untuk melakukan pembagian LB/karkas secara gratis kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin menggunakan dana CSR yang pelaksanaannya akan dikoordinasikan oleh dinas terkait di provinsi/kab/kota dengan GPPU dan PINSAR. 

“Kami juga mengimbau agar ARPHUIN bekerjasama dengan pasar retail modern dalam membantu menyerap stok LB dan daging ayam terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Tjahya.

Pertemuan juga memutuskan bahwa Kemendag akan mengkaji pengaturan segmentasi pasar unggas dan Satgas Pangan Mabes Polri akan mendalami temuan dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan usaha ayam ras. Adapun dinas terkait provinsi/kabupaten/kota, untuk segera mendata unit usaha peternakan serta jumlah kandang dan kapasitas terpasang; mendata jumlah RPHU beserta kapasitas cold storage yang dimiliki swasta maupun pemerintah; dan memberikan pembinaan kepada perusahaan, peternak mandiri, peternak UMKM di wilayahnya. (INF)

HALAL BIHALAL PB PDHI



Suasana khas Idul Fitri masih kental terasa pada acara halal bihalal PB PDHI di Hotel Santika TMII, Minggu 16 Juni 2019. Animo para dokter hewan yang hadir pun terbilang tinggi. Para dokter hewan yang berkecimpung di dunia peternakan, hewan kecil, satwa liar, dosen, PNS bahkan pensiunan hadir dalam acara tersebut. 

Mewakili ketua panitia pelaksana acara tersebut, drh Jack Ruben Simatupang dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua dokter hewan yang telah hadir, serta pihak sponsor yang telah membantu menyukseskan acara tersebut. Tidak lupa ia juga meminat maaf kepada semua yang hadir apabila ada tutur kata dan tindakannya yang salah, utamanya pada pengurus PB PDHI cabang Jabar V.

Sementara itu, Ketua Umum PB PDHI drh Muhammad Munawaroh dalam sambutannya mengatakan bahwa acara halal bihalal ini bertujuan sebagai ajang menjalin silaturahmi antar dokter hewan lintas daerah khususnya PB PDHI di Jabodetabek.

Selain itu dirinya juga menjabarkan program - program PB PDHI yang telah dan sedang dipersiapkan dalam mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0. "Dokter hewan juga harus open minded, kita adalah profesi yang selalu terbuka akan perubahan, oleh karenanya kami dari PB PDHI akan terus berusaha semampu kami agar selalu mengikuti perkembangan zaman," tukasnya.

Wacana mengenai memiliki kantor sendiri juga menyeruak dalam sambutan drh Munawaroh. Menurutnya dengan biaya sekitar 5-6 Miliar rupiah PB PDHI bisa memiliki kantor sendiri. "Kita akan galang dana dari anggota, sponsor, bahkan stakeholder lainnya, Insya Allah nanti kita punya gedung sendiri," kata Munawaroh. Namun ketika ditanya mengenai kapan realisasinya oleh Infovet ia sendiri belum dapat memastikannya, namun akan berusaha mewujudkannya dalam kepengurusan yang ia pimpin. 

Acara berlangsung meriah dan antusias, selain dihibur dengan musik, tidak lupa juga tausyiah agama yang menyegarkan namun mencerahkan. Selain itu acara berlangsung semakin meriah dengan dibagikannya beberapa doorprize bagi peserta yang hadir. (CR) 

HARGA AYAM ANJLOK, PETERNAK, PENGUSAHA DAN PEMERINTAH KEMBALI REMBUG

Rembug antara pemerintah, peternak dan pengusaha unggas di Kementerian Pertanian, Kamis (13/6/2019). (Foto: Infovet/Ridwan)

Akibat harga jual unggas yang merosot tajam, para peternak rakyat yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Penyelamatan Peternak Rakyat dan Perunggasan Nasional (PRPM) kembali menyuarakan aspirasinya ke Kementerian Pertanian (Kementan).

Pertemuan terbatas dilakukan bersama Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita, bersama Tim Pakar Analisis Supply-Demand Ayam Ras dan Telur, serta asosiasi bidang perunggasan, pada Kamis (13/6/2019) di Kementan.

Adapun aspirasi yang disampaikan yakni, menaikkan harga jual ayam hidup di atas HPP peternak rakyat, memisahkan pasar peternak rakyat dan integrator, terbitkan Permentan yang membela peternak rakyat dan revisi UU peternakan dan kesehatan hewan.

Pasalnya, diakui peternak, harga jual live bird terpuruk hingga menyentuh angka Rp 9.000-12.000/kg untuk  wilayah Jawa Tengah, sementara di daerah Jawa Barat mencapai Rp 16.000-17.000/kg. Harga tersebut sangat jauh dari harga pokok produksi (HPP) yakni Rp 19.000-20.000/kg (HPP). Hancurnya harga ditingkat peternak tersebut disinyalir akibat berlebihnya pasokan produksi final stock (FS).

“Industri perunggasan tahun ini sangat parah kondisinya, karena HPP semakin tinggi kemudian produksinya juga semakin tinggi, sehingga harganya jeblok,” kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Achmad Dawami.

Sempat sedikit memanas akibat perdebatan mengenai perhitungan jumlah supply-demand, potensi produksi GPS serta jumlah DOC yang dihasilkan antara GPPU dan tim analisis pemerintah, namun begitu perdebatan dapat diakhiri.

“Asumsi-asumsi yang digunakan kan berbeda, sehingga hasil hitungannya juga jadi sedikit berbeda. Untungnya rujukan data yang sama masih digunakan, memang begini kalau mau menyatukan banyak kepala menjadi satu tujuan, tapi yowis gak popo, yang penting demi kepentingan bersama,” ucap Dawami sembari berkelakar.

Untuk memperbaiki harga, pemerintah bersama tim pakar analisis supply-demand ayam ras dan telur memutuskan beberapa hal, diantaranya: 
1. Pengurangan DOC FS broiler di wilayah Pulau Jawa, dengan cara menarik telur tetas setelah candling sebesar 30% dari total telur fertil.
2. Pelaksanaan pengurangan pada 24 Juni-23 Juli 2019, yang pengawasannya melibatkan unsur dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi/kabupaten/kota, GPPU, GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional), PPUN (Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara) dan Pinsar (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia).
3. Melakukan revisi Permentan No. 32/2017 tentang Penyediaan Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi dalam rangka penyempurnaan regulasi di bidang perunggasan.
4. Setiap pelaku usaha di bidang perunggasan komersial (peternak, peternak mandiri, integrator, koperasi, dll) harus menyampaikan nama, alamat lengkap, nomor Hp broker kepada Ditjen PKH paling lambat tanggal 20 Juni 2019, yang selanjutnya akan dikoordinasikan dengan kementerian lembaga terkait.

“Keputusan bersama pelaksanaan cutting telur tetas dari total telur fertil oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan guna memangkas over produksi,” kata Ketua Tim Analisis Supply-Demand, Trioso Purnawarman. (RBS/CR)

CHICK DAY CEVA SUGUHKAN TEKNOLOGI SMART POULTRY FARMING

Kebersaman seluruh peserta Ceva Chick Day (Foto: Istimewa)

Mengusung tema “Smart Poultry Farming”, PT Ceva Animal Health Indonesia menggelar even tahunan Chick Day yang ke-9, bertempat di Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangerang, Selasa (9/4/2019). Mengundang narasumber tamu, Prof Dr E (Lenny) van Erp-van der Kooij, dikupas secara menarik bagaimana kemajuan teknologi mampu meningkatkan profitabilitas.

Profesor dari HAS University, Netherlands ini menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan kandang yang nyaman bagi ayam dengan data management dan on-farm data.

“Lingkungan yang baik, berkorelasi pada kesehatan. Ayam sehat, performanya pun akan bagus. Secara langsung, kita telah turut berperan dalam meningkatkan awareness terhadap animal welfare,” terang Lenny.

Lebih lanjut, diuraikan management data ini merupakan mekanisme pengumpulan data dari kandang kemudian dianalisa. Pada studi di lapangan, peralatan sensor juga sebagai peringatan dini dan evaluasi dengan parameter kondisi cahaya di kandang, masa pemberian vaksinasi, tanda tidak adanya pakan, serta kekurangan air. Jadi, pendeteksian gejala ayam sakit atau tidak, dapat diketahui 1 atau 2 hari lebih awal.

Data manajemen disupport oleh teknologi sensor dan robotics. Dukungan teknologi di lingkungan peternakan, secara dini lebih awal membaca kejadian baik itu deteksi terhadap performa maupun kesehatan ayam.

“Kelengkapan data manajemen membantu peternak mengetahui aspek performa ayamnya ada improve atau tidak dan secara berkelanjutan berkaitan dengan aspek lainnya,” ujar Lenny.

Dijelaskan Lenny, tanpa harus masuk ke kandang, fungsi peralatan sensor membantu mengawasi farm selama 24 jam dengan mengaplikasikan eYeNamic camera. Sensor kamera ini terpasang di tempat pakan dan minum.

Selain kamera, sensor suara, terdapat juga sensor untuk mengukur suhu ayam. “Jika sensor memperlihatkan warna gelap, ayam sedang kedinginan. Apabila warna dari sensor terang, ayam suhunya normal,” jelas Lenny.

Pada presentasinya, dihadapan kurang lebih lebih dari 150 peserta Chick Day, Lenny menayangkan video teknologi robotics yang dimasukkan ke dalam peternakan. Salah satu contoh ditampikan Robot Octopus yang berfungsi mengurangi bau amonia di sekitar kandang ayam.

Penerapan data manajemen berhasil meningkatkan keuntungan berbisnis serta kesehatan ayam pun terjaga. David Speller, peternak broiler asal UK secara keseluruhan menerapkan smart poultry farming telah membuktikannya.

Menangkal ND dan IB

Beranjak pada sesi presentasi Technical and Marketing Manager Ceva Animal Health Indonesia, Drh Ayatullah M Natsir mempresentasikan informasi terkini perkembangan penyakit Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB).

Ayat menerangkan penyakit ND dihubungkan dengan kondisi saat ini masih menjadi penyebab kerugian ekonomis di peternakan broiler, breeder hingga layer.

Tahun 2018, survei yang dilakukan tim Ceva Indonesia, terdapat kejadian 721 penyakit di farm. “Dua puluh dua persen kasus ditemukan dominasi penyakit ND,” terang Ayat, sembari memperlihatkan info grafis di layar.

Berdasarkan buku Indeks Obat Hewan Indonesia 2017, kata Ayat, terdapat 220 vaksin live dan kill yang sudah melewati uji standar.

“Mengapa masih banyaknya kasus ND terjadi di Indonesia?, penyebabnya banyak. Salah 1 pertanyaan kita sampaikan adalah apakah mungkin vaksin yang beredar tidak cocok dengan challenge lapangan,” ujar Ayat.

Penelitian yang banyak terpublikasi di tahun 2009, kemudian berlanjut di tahun 2018 disimpulkan bahwa vaksin tidak cocok dengan challenge bukanlah isunya.

Pada kesempatan yang sama, Pascal Paulet selaku Poultry Corporate Franchise Director Ceva Sante Animale France mengatakan di beberapa belahan dunia, virus IB bersinergi dengan penyakit lain seperti AI dan ND yang ditemukan di Mesir. “Sekitar 33 persen, IB berdiri sendiri. Sedangkan 70 persen kolaborasi dengan penyakit lain,” katanya.

Disebutkan Pascal, dari 9 inovasi Ceva, data manajemen merupakan salah satu unggulan selain inovasi hatchery yang meliputi pengaplikasian vaksin yang baik, hingga menghasilkan hasil DOC yang optimal. Ceva juga selalu mengevaluasi dinamika penyakit di lapangan, melahirkan inovasi vaksin yang efektif sesuai dinamika virus di lapangan.

Pascal juga memperkenalkan vaksin vector milik Ceva yaitu Vectormune ND yang akan segera hadir di Indonesia. Dimana vaksin ini bisa diaplikasikan di telur melalui teknologi in-ovo vaccination.

Referensi Global di Hatchery Vaccination

Ceva menjadi referensi global di hatchery vaccination. Hal ini dibuktikan dari cakupan luas penjualan produkproduk vaksin di hatchery yang Ceva miliki. Secara global pada tahun 2017, 22 milyar dosis new vaccine technology digunakan di berbagai negara.

Dalam presentasinya, Jessica Lee DVM, Asia Veterinary Services Manager menyampaikan tentang update penyakit gumboro dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pelanggan menggunakan Transmune. Sudah 10 tahun lamanya, vaksin gumboro unggulan Ceva ini digunakan di 324 hatchery di Asia. Transmune memberikan ketenangan pikiran untuk pelanggan dalam menghentikan gumboro cycle, konsistensi dalam keseragaman titer dibanding vaksin IBD drinking water dan rHVT-VP2 dan juga mendapatkan kepercayaan dalam memberikan performa yang tinggi.

Jessica juga menyampaikan bahwa Ceva juga mengembangkan metode quality control untuk produk Transmune secara spesifik, yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Metode spesifik ini untuk menghitung potensi vaksin yang diproduksi disebut sebagai CID50 (Chicken Infective Dose 50).

Disusul dengan pemaparan “Hatchery Modernization” oleh Dr Chalermchai Skulphuek (Tose), Regional Vaccination Services and Equipment Manager Ceva Animal Health Thailand. Dalam presentasi nya Tose memberikan informasi mengenai update di Hatchery Modernization. Dimana Ceva juga siap berikan tidak hanya produk yang terbaik namun juga equipment technology yang mendukung dan inovatif, seperti LasefLife dan Egginject.

Embrace Chicken and Eggs

Penyelenggaraan Chick Day tahun ini, menurut Marketing Executive Ceva Animal Health Adhysta Prahaswari menjadi bagian awal dari komitmen Ceva untuk turut berperan dalam meningkatkan konsumsi daging ayam dan telur. “Tim milenials Ceva mengkreasikan tema ‘Embrace Chicken and Eggs To break cycle of child stunting’ dan program ini telah kami mulai dengan kampanye video dan menyebarkan informasi melalui sosial media,” ungkap Adhysta. Program ini, merupakan komitmen Ceva dalam mendukung para peternak Tanah Air untuk menyediakan daging ayam dan telur yang bagus kepada masyarakat. (Adv)

LOWONGAN PEKERJAAN STAF MARKETING MAJALAH INFOVET





PT Gallus Indonesia Utama adalah perusahaan yang didirikan oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI). Bergerak di bidang penerbitan majalah dan buku-buku peternakan, event organizer, konsultan bidang peternakan dan kesehatan hewan. 

Memiliki divisi-divisi antara lain Divisi Majalah Infovet (www.majalahinfovet.com), Divisi Penerbit buku Gita Pustaka, Divisi Gita Organizer, Divisi Gita Consultant, Majalah Akuakultur, Majalah Cat&Dog.

Saat ini Majalah Infovet sedang membuka lowongan untuk Staf Marketing dan Pemasaran

Kriteria:
-         - Sarjana Peternakan/SKH
       
       - Usia maksimal 25 tahun
-          
       - Diutamakan berpengalaman dalam bidang marketing
-          
       - Bersedia bekerja dengan target deadline
-          
       - Bisa bekerja dan berkoordinasi dengan baik dalam tim
-         
           - (Diutamakan) tinggal di Jabodetabek
       
        
        Kirim lamaran beserta pas foto ke: gallusindonesiautama@gmail.com

        Selambatnya, 30 Juni 2019

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer