-->

Pentingnya Memilih Insulasi Kandang Ayam

Atap kandang memegang peranan vital dalam menyalurkan panas dari sinar matahari, di samping fungsi utamanya sebagai sarana peneduh dari panas dan hujan. (Sumber: Istimewa)

Suhu lingkungan yang relatif tinggi terutama di dataran rendah dan ketika memasuki musim kemarau rupanya masih menjadi kendala dalam usaha beternak ayam broiler komersil maupun ayam bibit (breeder) di Indonesia. Suhu di daerah tropis berkisar antara 22-39°C dengan rata-rata suhu tahunan 26,5°C.

Permasalahan tersebut jelas merugikan produksi dan perlu diatasi, yaitu dengan menekan suhu panas terutama pada tipe kandang terbuka (open house). Salah satu caranya ialah dengan menambah beberapa peralatan dalam kandang. Peralatan kandang yang perlu dilengkapi antara lain, insulasi atap kandang, kipas angin (blower fan), hujan buatan (roof springklers), hingga kipas kabut (fogger fan).

Insulasi atap (roof insulation) merupakan setiap bahan yang dapat mengurangi kecepatan perpindahan panas dari satu area ke area lain. Semua bahan bangunan memiliki nilai insulasi (insulantion value/R. value/thermal resistance). Saat ini, semua konstruksi bangunan kandang ayam dibuat dari bahan yang memiliki nilai insulasi. Kandang closed house harus memiliki insulasi, setidaknya untuk bagian atap. Hadirnya insulasi di bagian atap memberikan kenyamanan bagi ayam terutama di musim kemarau. Insulator dapat menurunkan suhu panas ekstrim dalam kandang, sebab ayam membutuhkan bantuan dalam menetralisir suhu tubuhnya.

Bahan baku yang memiliki kantong udara di dalamnya memiliki nilai insulasi yang lebih baik, sebagai contoh kayu memiliki nilai insulasi lebih baik dibandingkan dengan bahan dari beton. Standar nilai insulasi untuk iklim panas minimum enam (6), namun nilai ideal untuk atap dan pendingin adalah empat (4), sedangkan nilai insulasi ideal untuk dinding yakni dua (2). Berikut nilai insulasi (R. value) dari berbagai bahan bangunan.

Nilai Insulasi Berbagai Bahan Bangunan Kandang Ayam
Komponen Insulasi
Ketebalan (cm)
Tingkat Ketahanan
(Resistance Rating)
Insulasi tiap ketebalan 2,5 cm
Blangket bat
2,5
3,70
Balsam wool
2,5
4,00
Serat sellulosa
2,5
4,15
Expanded polystyrene, molded (bread board)
2,5
3,50
Expanded polystyrene, extruded (styrofoam)
2,5
5,00
Urethane foam
2,5
6,60
Fiberglass (glass wool)
2,5
3,70
Palco wool (redwood fiber)
2,5
3,84
Rock wool (machine blown)
2,5
3,33
Foam glass
2,5
2,50
Glass fiber blanket
2,5
3,33
Mineral wool
2,5
2,37
Insulation board
2,5
2,37
Vermiculate (expanded)
2,5
2,05
Wood fiber
2,5
3,33
Sawdust or Saving
2,5
2,22
Straw
2,5
1,75
Bahan baku
(ketebalan sebagai indikasinya)

Ruang udara, horizontal
1,8+
2,33
Ruang udara, vertikal
1,8+
0,91
Asbes semen
0,3
0,03
Beton
20,3
0,61
Beton blok
20,3
1,11
Papan keras
0,6
0,18
Polywood
0,6
0,32
Polywood
1,2
0,63
Permukaan, dalam
-
0,61
Permukaan, luar
-
0,17
Siding, drop
1,9
0,94
Sheating
1,9
0,92
Methal siding
-
0,09
Glass, tunggal

0,61
Shingles, asbeton

0,18
Shingles, wool

0,78
Roofing (roll, 5,5 lb)

0,15
Vapor barrier

0,15
Sumber: North & Bell, 1990.

Sementara, untuk cara menentukan nilai insulasi pada dinding dan atap kandang berdasarkan tabel di atas, sebagai berikut.

Menentukan Nilai Insulasi Kandang Ayam

Uraian Insulasi
Nilai Insulasi
Permukaan luar
0,17
Methal siding (atap dari logam)
0,09
Ruang udara, vertikal
0,91
Fiberglass, tebal 5 cm
7,40
Polywood, tebal 0,6 cm
0,32
Permukaan dalam
0,61
Total nilai insulasi dinding
9,50

Adapun beberapa fungsi penting insulasi untuk daerah beriklim panas. Pertama, mengurangi tingkat kehilangan panas (the rate of heat loss). Kedua, mengurangi tingkat pemanasan langsung ke kandang selama musim kemarau. Ketiga, mengurangi tingkat penambahan panas pada musim kemarau. Keempat, mengurangi pengumpulan kelembaban di dinding dan permukaan pendingin, karena dinding dan permukaan pendingin tersebut relatif hangat.

Itulah sekilas mengenai pentingnya memperhitungkan peran insulasi dalam awal pembangunan kandang ayam, agar tidak menjadi masalah berkelanjutan yang merugikan. (SA)

PAKAN ALTERNATIF UNTUK UNGGAS

Bahan baku pakan yang berbentuk bijian untuk Pakan Alternatif dikeringkan terlebih dahulu kemudian digiling menjadi ukuran lebih kecil atau tepung (mash). (Sumber: Google)

Mendefinisikan Pakan Alternatif sebagai pakan unggas yang dibuat bukan dari dominasi bahan baku pakan utama seperti jagung dan bungkil kedelai. Namun Pakan Alternatif diformulasikan menggunakan bahan baku pakan lokal bersumber dari daerah setempat, baik sebagian dan/atau seluruhnya. Namun formula Pakan Alternatif ini tetap bisa memenuhi syarat-syarat, seperti standar spesifikasi pakan yang sesuai jenis dan fase hidup ternak, harga lebih murah, performa bisa setara dibanding pakan konvensional pabrikan.

Pakan Alternatif disini harus bisa dipahami menurut kaidah SNI (Standar Nasional Indonesia) pakan unggas. Untuk itu dilampirkan beberapa tabulasi data pendukung, diantaranya tabel standar spesifikasi pakan ayam KUB yang merupakan hasil riset Balitnak (Balai Penelitian Ternak), tabel SNI pakan layer dan broiler sebagai pembanding yang terdekat, tabel SNI pakan ternak bebek dan tabel SNI pakan ternak puyuh, serta tabel persyaratan mutu SNI pakan layer.

Guna memformulasikan Pakan Alternatif, maka diperlukan 11 Jurus Keseimbangan Formulasi Pakan Unggas yang terdiri dari: 1) Kebutuhan vs Pasokan. 2) Harga vs Kualitas Bahan. 3) Sumber Protein Hewani vs Nabati. 4) Metabolisme Energi vs Protein Kasar (Crude Protein). 5) Makro Mineral (kalsium vs fosfor). 6) Mikro Mineral. 7) Asam Amino Essensial. 8) Asam Lemak. 9) Feed Intake vs Bobot Badan. 10) Feed Intake vs Karkas. 11) Feed Intake vs Feed Conversion Ratio.

Pakan Alternatif yang dimaksudkan di sini untuk digunakan pada peternakan skala kecil dengan populasi berkisar 1.000-2.000 ekor. Tujuan membuat Pakan Alternatif agar biaya operasional peternak kecil lebih efisien dan mandiri, serta memiliki patokan dari kandungan nutrisi maupun hal lainnya, terutama harga setelah menjadi pakan siap saji.

Faktor ekonomi terkait biaya pakan ini menjadi sangat penting mengingat semakin  terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar US yang mengakibatkan harga pakan konvensional dari pabrikan semakin mahal. Dan pembelian pakan pabrikan dalam kuantitas sedikit tentu menyebabkan harganya lebih tinggi dan menjadi tidak efisien daripada pembelian pakan konvensional dalam jumlah besar pada peternak skala jumbo, sehingga peternak berpopulasi besar masih bisa efisien dan bertahan dengan naiknya harga pakan pabrikan.

Situasi sulit naiknya harga pakan jadi ini bisa saja dimanfaatkan pihak-pihak tertentu dengan mengatakan bahwa penggunaan Pakan Alternatif hanya untuk mendapat keuntungan sepihak, bahkan sesaat saja. Untuk itu mari bersama-sama pahami apa yang dimaksud Pakan Alternatif sebagaimana definisi awal tersebut. Yakni bukan asal pakan mandiri yang harganya murah disebut sebagai Pakan Alternatif.

Tujuan dari pembuatan Pakan Alternatif antara lain adalah Pertama, menciptakan kemandirian terhadap sumber bahan baku pakan baik sebagain dan/atau keseluruhan. Kedua, peternak dapat menikmati harga pakan komplitnya yang diharapkan bisa lebih murah 5-20% dibanding pakan konvensional buatan pabrikan. Kalau harga Pakan Alternatif bisa lebih murah 50% dibanding pakan pabrikan, itu sesuatu yang hampir mustahil. Jangan-jangan pakan abal-abal. Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah spesifikasinya dalam kualitas dan performanya bisa setara dengan pakan pabrikan? Maka jawaban pastinya dengan cara menunjukkan Sertifikat Hasil Uji Laboratorium yang kredibel dari Pakan Alternatif tersebut. Untuk itu pembuat dan/atau penjual Pakan Alternatif harus paham apa itu analisa proksimat. Ketiga, pembuat Pakan Alternatif harus bisa membuat pakan spesifik untuk tujuan tertentu, misal pembuatan pakan organik bebas antibiotika, kemudian pakan dengan tujuan untuk warna kulit telur lebih coklat, pucat atau lebih biru, warna ovum bisa lebih oranye, ukuran telur menjadi lebih kecil atau lebih besar, memproduksi telur organik, rendah kolestrol, bebas kuman dan untuk tujuan lainnya.

Langkah Membuat Pakan Alternatif
Pertama, lakukan survei sejauh radius maksimum 15 km dari lokasi peternakan, apakah ada bahan baku lokal yang masih layak pakai dengan jumlah yang cukup dan kontinyu. Bila sumber bahan baku pakan lokal jaraknya terlalu jauh >15 km, maka ongkos transportnya relatif mahal, tidak efisien dan pakan akhirnya tidak menjadi murah.

Berikutnya, tersedia sumber bahan baku pakan lokal. Bisa dari limbah industri, pertanian, perkebunan, peternakan, rumah makan, hotel dan lain-lain. Tentu saja harganya harus lebih murah atau bahkan gratis.

Tahapan lain untuk mendukung tersedianya sumber bahan baku bisa juga diperoleh melalui pembiakkan tanaman dan hewan tertentu (Azolla, cacing Lumbricus rubelus dan lain-lain), di mana nilai gizinya sangat baik dan cepat perkembang-biakannya, serta relatif mudah pengelolaannya.

Bahan baku pakan lokal seperti ini bisa saja keberadaannya musiman, tetapi dengan proses fermentasi tertutup, bisa disimpan relatif lama >1-24 bulan. Artinya semua bahan baku pakan lokal harus diperiksa untuk diketahui isi nutrisinya yang harus lengkap, seperti kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kadar abu dan makro mineralnya (kalsium dan fosfor).

Bila tidak didukung database yang lengkap, maka hasil akhir formula Pakan Alternatif akan menjadi bias dan tidak memenuhi SNI, serta bijaknya usahakan untuk mencari referensi tentang kadar gizi dan isi detail bahan baku lokal (asam amino, asam lemak, vitamin dan mikro mineral) atau melalui hasil penelitian riset.

Proses Persiapan Bahan Baku Pakan Lokal
Bahan baku pakan lokal perlu diproses terlebih dahulu sebelum digunakan dalam pembuatan Pakan Alternatif. Bahan baku pakan yang basah atau kadar airnya tinggi lebih dari 15% perlu dikeringkan dahulu (ampas tahu, onggok singkong, limbah pabrik udang, limbah rumah makan/hotel, limbah pasar) sampai kadar airnya menjadi 10-14%, agar bila diformulasi pakan komplitnya berkadar air tidak lebih dari 14%. Batas maksimum kadar air pakan komplit tersebut itulah yang sesuai rekomendasi SNI.

Bahan baku pakan yang berbentuk bijian (biji nangka, biji durian, biji rambutan dan lain sebagainya), dikeringkan kemudian digiling menjadi ukuran lebih kecil atau tepung, mash 5-20 agar bisa merata saat dicampur. Seyogianya difermentasi dahulu agar zat-zat anti-nutrisinya terurai.

Bahan baku pakan yang berkualitas rendah dan berserat kasar tinggi >10% (dedak, ampas kelapa, ampas tahu, ampas singkong dan lain-lain), mesti difermentasi agar kualitasnya meningkat dengan menurunkan kadar serat sangat kasar (lignin) dan sarat kasar (selulosa, hemiselulosa) dan menaikkan Total Digestible Nutrien (TDN). Untuk fermentasi ini, diperlukan probiotika yang kerjanya lignolitik dan selulolitik, supaya secara nyata kadar serat kasarnya turun dan kadar proteinnya meningkat secara signifikan.

Apabila semua bahan lokal sudah siap digunakan, maka dengan pertimbangan dan berpatokan pada 11 Jurus Keseimbangan Formulasi Pakan Unggas, kemudian formulasikan bahan baku pakan lokal dengan bahan baku pakan nasional dan/atau internasional mengacu pada SNI pakan, sehingga Pakan Alternatif siap saji sesuai dengan jenis dan fase hidup ternaknya.

Apabila tujuan penggunaan Pakan Alternatif ini bisa tercapai, yaitu mandiri dan efisiensi dengan harga jauh lebih murah dibanding pakan pabrikan dan dengan performa ternak setara dengan pakan pabrikan, tentu lebih menguntungkan bagi peternak unggas. Memang seperti menjadi repot sedikit, mengapa tidak? Karena semua tenaga yang dicurahkan pun bisa dihitung dan dikonversikan dalam biaya total pembuatan Pakan Alternatif untuk dibandingkan sebagai pembeda dengan pakan konvensional.

Semua peternak khususnya pelaku bisnis penyedia Pakan Alternatif boleh berharap dan berdoa agar tidak ada pihak-pihak yang dengan mudah mengatakan bahwa pakannya Pakan Alternatif tetapi memiliki kualitas yang jauh dari SNI. Efeknya bisa dipastikan akan merugikan pembelinya.

Bagi peternak, jangan mudah tergiur dengan pakan yang diklaim sebagai Pakan Alternatif hanya karena murah harganya. Namun, tanyakan kepada produsen, apakah pakannya sudah memenuhi SNI Pakan Ternak dan Unggas. Serta agar produsen mampu menunjukkan sertifikat hasil uji analisa proksimat-nya. Apabila semua data tersebut terbukti ada, peternak bisa mencoba menggunakannya dengan jumlah sesuai kebutuhan untuk melihat performanya.

Demikian artikel ini disajikan penulis yang bertujuan memberikan pencerahan kepada peternak skala kecil, sehingga tidak salah dalam membeli atau menggunakan Pakan Alternatif untuk menghindari kerugian yang cukup besar. ***

Ditulis oleh Drh Djarot Winarno
Praktisi dan konsultan peternakan
Tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur






ADHPI Silaturahmi dengan Ketua Umum PB PDHI

Foto bersama kegiatan silaturahmi dan sumbang saran yang digelar ADHPI, Kamis (20/12). (Foto: Infovet/Sadarman)

Selang lima hari pelantikan Pengurus Besar Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) langsung menggelar acara pertemuan silaturahmi dan sumbang saran bersama Ketua Umum PB PDHI baru.

Acara yang diselenggarakan di Science Park, Taman Kencana, Institut Pertanian Bogor, Kamis (20/12), dihadiri pengurus PDHI dan segenap anggota ADHPI.

Ketua ADHPI, Drh Kamaluddin Zarkasie, menyambut baik kedatangan ketua umum PB PDHI. Ia meminta, dikepengurusan periode 2018-2022, PDHI mampu mewujudkan keinginan anggotanya, yakni menjadikan organisasi sebagai wadah berbagi informasi dan pengetahuan seputar kedokteran hewan.

“Hal mendasar yang perlu dibenahi sebenarnya adalah menata kembali anggota yang aktif dan yang tidak, lalu rangkul mereka dan fasilitasi mereka dengan pembuatan KTA (kartu tanda anggota),” tutur Kamaluddin di forum tersebut.

Di samping itu, dia juga menginginkan adanya sinergi antara ADHPI dengan PDHI. “Dunia perunggasan banyak menyerap tenaga kerja berbasis ilmu dokter hewan. Budidaya perunggasan rentan dengan beragam kasus penyakit, sehingga untuk meminimalkan kasus, peran dokter hewan diperlukan,” pintanya.

Sementara tampil sebagai moderator, Drh Dedy Kusmanagandi menyatakan, masih banyak hal yang perlu dikomunikasikan, terutama terkait KTA dan hal lainnya yang menjadikan momen ini tepat sasaran, bersilaturahmi sembari mendengarkan rencana PDHI ke depan dan keberlanjutan ADHPI di bawah kepengurusan PB PDHI yang baru.

Ketua Umum PB PDHI, Drh Muhammad Munawaroh, menyambut baik pertemuan tersebut. Ia menyatakan, dikepengurusannya saat ini membutuhkan dukungan semua pihak yang berada di bawah naungannya. Munawaroh pun telah merancang beberapa program untuk memberi kemudahan dan mengedukasi para anggotanya.

“Kita akan selenggarakan seminar-seminar terkait keilmuan, misal kasus-kasus penyakit viral, yang memerlukan pemikiran dokter hewan,” ucap Munawaroh.

Rancangan lainnya, lanjut Munawaroh, akan memastikan pembuatan dan penertiban mengenai KTA. “Sudah 15.000 anggota terdata, mereka akan dibuatkan KTA,” ucapnya. KTA nantinya berbasis online, dokter hewan yang ingin mendapat KTA harus meng-input sendiri data di web aplikasi, mendaftar dan meng-upload berkas.

Sementara terkait peran ADHPI di dunia perunggasan, dalam forum ini disebutkan, masih terkendala dengan beberapa kebijakan, seperti masih belum jelasnya program pemerintah mengenai sistem kesehatan hewan nasional.

“Diagnosa penyakit itu ranahnya dokter hewan, pemerintah mempunyai satu balai khusus yang menangani penyakit hewan, namun di dua tahun terakhir pemerintah hanya fokus pada program Upsus Siwab, kesehatan hewannya diabaikan, sehingga munculah kasus-kasus penyakit, seperti IBH dan penyakit hewan lainnya,” ucap Kamaluddin Zarkasie.

Ia berharap, pemerintah perlu memandang kepentingan yang sama terhadap sistem kesehatan hewan nasional, apalagi penyakit-penyakit strategis, terutama penyakit unggas. “Jika pemerintah bisa konsen, terutama pada penyakit-penyakit strategis, ADHPI juga dapat ambil bagian, sehingga kasus-kasus penyakit dapat diminamilisir,” pungkasnya. (Sadarman)

Kunjungan Perdana Duta Ayam dan Telur ke Peternakan di Bali

Duta Ayam dan Telur (Offie dan Andi) bersama peternak ayam petelur I Nengah Sarjana (tengah) di kandang miliknya. (Foto: Istimewa)

Sejak terpilih menjadi Duta Ayam dan Telur Periode 2018-2021, Andi Ricki Rosali dan Offie Dwi Natalia, sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan kampanye gizi protein hewani asal daging dan telur ayam kepada masyarakat. Kali ini, tepatnya pada 11-13 Desember 2018, keduanya melaksanakan kunjungan perdana dalam rangka mengenal lebih dalam peternakan ayam yang ada di Pulau Bali.

Selama berada di Pulau Dewata, mereka diajak oleh dua peternak yang merupakan pimpinan Pinsar Indonesia wilayah Bali, yaitu I Nengah Sarjana dan I Ketut Yahya Kurniadi untuk mengunjungi beberapa kandang.

Hari pertama, mereka diajak berkunjung ke kandang ayam petelur sekaligus ke pengolahan pakan self mixing milik I Nengah Sarjana yang berlokasi di Kabupaten Bangli. Menurut Nengah, kunjungan ke kandang akan membuka cakrawala baru bagi para duta, sehingga mereka lebih paham tentang seluk-beluk budidaya ayam.

“Kunjungan tersebut juga menjadi bekal manakala ada masyarakat yang bertanya mengenai ayam dan turunannya, mereka akan mampu menjawabnya,” ujar I Nengah.

Sebagai pengalaman pertama berkunjung ke kandang ayam, Offie mengaku sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan itu. Mendapatkan ilmu seputar budidaya ayam petelur merupakan pengalaman barunya yang notabene ia berasal dari latar belakang keilmuan yang berbeda.

Offie yang merupakan lulusan sarjana psikologi dan kini sedang menempuh studi magister psikologi, awalnya cukup asing dengan dunia peternakan ayam, namun dengan amanah baru sebagai duta ayam dan telur, lambat-laun ia mulai memahaminya.

“Sebab ada tanggung jawab moral kepada masyarakat untuk mengajak mereka gemar mengonsumsi daging dan telur ayam, yang memerlukan peningkatan pengetahuan dengan berdiskusi langsung bersama peternak di kandang,” kata Offie.

Lain halnya dengan Andi Ricki Rosali, yang memang seorang peternak milenial. Pemahamannya soal peternakan ayam tak perlu diragukan lagi. Ia mengaku bersyukur bisa berkunjung ke peternakan ayam petelur milik I Nengah Sarjana. Menurut dia, membangun bisnis yang besar seperti milik I Nengah perlu kerja-keras dan jaringan yang jauh luas, sehingga bisa bertahan hingga generasi selanjutnya. Andi juga mengaku terinspirasi dan bercita-cita dalam beberapa tahun ke depan bisa membangun bisnis seperti milik I Nengah Sarjana.

Pada hari terakhir kunjungan, para duta diajak menengok kandang ayam pedaging closed house milik I Ketut Suantara, yang berlokasi di Kabupaten Badung. Selama mendampingi para duta, I Ketut Yahya Kurniadi yang merupakan Wakil Sekretaris Jenderal Pinsar Indonesia, merasa bersyukur bisa mengenalkan perkembangan peternakan ayam di Bali terutama kepada mereka yang merupakan generasi milenial.

Andi dan Offie saat berkunjung ke peternakan ayam pedaging milik I Ketut Suantara (kedua kiri), didampingi I Ketut Yahya Kurniadi (pojok kanan). (Foto: Istimewa)

I Ketut Yahya Kurniadi sengaja mengajak berkunjung ke kandang closed house agar mereka memahami bahwa dunia peternakan ayam sudah begitu maju. “Peternakan ayam bukanlah bisnis yang dianggap sebelah mata, namun merupakan bisnis yang nilai investasinya tinggi dan memiliki manfaat besar, karena berhubungan dengan pemenuhan pangan hewani masyarakat,” kata dia.

Ia pun berharap, selepas berkunjung ke kandang ayam di Bali, para duta akan lebih bersemangat mengampanyekan pentingnya mengonsumsi daging dan telur ayam, sehingga tujuan mencerdaskan anak bangsa segera terwujud. (INF)

BBLitvet Pertahankan Predikat Pusat Unggulan Iptek

Kepala BBLitvet Dr drh Indi Dharmayanti MSi (berkerudung) saat menerima sertifikat. (Foto: BBLitvet)

Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLitvet) menerima Sertifikat Akreditasi Pranata Litbang tahun 2018 dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Penghargaan tersebut diberikan  dalam acara “Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tahun 2018” yang berlangsung di Gedung Nusantara Convention Hall II, ICE BSD, Tangerang Selatan.

Acara tersebut rutin digelar Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk memberikan apresiasi kepada lembaga litbang terbaik, baik lembaga yang ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI), Balitbangda, Lembaga Litbang Industri inovatif dan sertifikat akreditasi KNAPPP, dan Balitbangtan terpilih menjadi salah satu Lembaga Induk Pembina Lembaga Litbang terbaik bersama enam lembaga induk lainnya.

Melansir dari laman bbalitvet.litbang.pertanian.go.id, tiga lembaga diantaranya Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Balai Besar Pascapanen Pertanian dan BBLitvet memperoleh perpanjangan sertifikat sebagai PUI.

Sementara, empat lembaga ditetapkan sebagai PUI yaitu BB Biogen, Balittas, Balitsa, dan Balithi. Dua Lembaga masuk dalam pembinaan adalah Balitanah dan Balittri.

Pada kesempatan tersebut beberapa unit kerja/UPT Balitbangtan lainnya mendapat sertifikat akreditasi pranata litbang antara lain BB-Biogen, Balitsa Lembang, Balit Jestro, Balai Penelitian Tanah Balittanah, dan Balittro Bogor. (NDV)

Penuhi Kebutuhan Susu Masyarakat Banyumas, UPT Pembibitan Ternak Sapi Didirikan

Foto: Pixabay


Berlokasi di Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Ternak Sapi didirikan. Bupati Banyumas Achmad Husein berharap, keberadaan bibit sapi perah di UPT ini di masa mendatang dapat memenuhi kebutuhan susu bagi anak-anak sekolah di wilayahnya.

''Ketika UPT ini nantinya semakin besar, diharapkan bisa menyumbang kebutuhan protein masyarakat, khususnya anak-anak di Banyumas,'' kata dia, seperti dikutip dari laman republika.co.id.

Lebih lanjut, Achmad menuturkan pengadaan sapi perah di UPT akan dilakukan secara bertahap. Saat ini, sapi perah yang ada 10 ekor. Achmad  berharap, dalam waktu dekat bertambah sebanyak 50 ekor sapi perah, sesuai dengan kapasitas peternakan.

''Jika  sudah mulai memproduksi susu, kita akan atur secara bergantian pendistribusian susunya,'' ujarnya.

UPT yang bernaung dibawah Dinas Perikanan dan Peternakan ini dibangun di atas lahan seluas 18 hektar.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Sugiyatno mengatakan pembangunan peternakan dilakukan secara bertahap sejak 2016 dari mulai membangun kandang, kantor, penanaman rumput gajah, serta pengadaan indukan sapi sebanyak 10 ekor.

''Tahun 2019 dan 2020, kami merencanakan mengadakan pembelian sapi masing-masing 20 ekor dan membangun kandang pedet,'' katanya.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulistiono, mengatakan pihaknya juga akan memaksimalkan potensi yang ada di UPT Pembibitan Ternak Menggala.  “Kita juga akan memperbanyak anakan sapi di UPT dengan cara melakukan inseminasi buatan,” tutupnya. (NDV)

Bulog Datangkan 73 Ribu Ton Jagung Impor

Foto: Antara

Perum Bulog menyatakan realisasi impor jagung yang diidatangkan Bulog dari Brazil dan Argentina  hingga Desember ini baru sampai sekitar 73 ribu ton. Jumlah tersebut baru mencakup 73% dari total alokasi impor yang diberikan pemerintah sebesar 100 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan industri peternakan kecil.

Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar mengatakan jagung impor sudah tiba di Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Teluk Lamong. "Kami langsung serahkan ke peternak segera dengan harga Rp 4 ribu per kilogram di gudang," kata Bachtiar di Jakarta, Rabu (19/12/2018) malam.

Selain itu, Bulog juga menyatakan telah sudah mengembalikan jagung yang dipinjam dari Charoen Pokphand dan Japfa sebanyak 6.500 ton untuk mengantisipasi permintaan bahan baku pakan oleh peternak mandiri agar tak menunggu terlalu lama.

Adapun sisa realisasi impor sebesar 27 ribu ton bakal menyusul pada pertengahan Januari 2019. "Pasti kami realisasikan semua, tidak ada masalah datangnya nanti," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku telah mendapatkan laporan realisasi impor jagung dari Bulog.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menekankan bakal mengalokasikan jagung impor untuk peternak mandiri dan mengupayakan agar jagung impor tidak bertambah lebih banyak lagi. "Mulai bulan Januari kan akan ada panen," kata Amran.

Tahun ini, Kementerian Pertanian mengklaim produksi jagung sebesar 28,48 juta ton dengan kebutuhan hanya 15,5 juta ton. Alhasil, terjadi surplus yang mencapai 12,98 juta ton. Namun, hal tersebut tak sejalan dengan harga jagung yang justru naik mencapai Rp 5 ribu per kilogram, di atas harga acuan sebesar Rp 4 ribu kilogram. (Sumber: katadata.co.id)

Menengok Sapi Belgian Blue di BBPTUHPT Baturraden

Dirjen PKH ketika meninjau perkembangan sapi Belgian Blue di BBPTUHPT Baturraden (Foto: Dok. Kementan)   


Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, Selasa (18/12/2018) melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden untuk menyaksikan perkembangan sapi Belgian Blue yang merupakan hasil dari TE. Terdapat tiga pola warna pada sapi Belgian Blue ini, diantaranya adalah hitam (pie-black/pie-noire), semua putih dan roan (pie-blue).  

“Sebanyak tujuh ekor sapi dengan perototan besar, yaitu Belgian Blue, kini sudah bisa bisa kita jumpai di BBPTUHPT Baturraden,” ungkap Ketut dalam siaran pers yang diterima Infovet, Rabu (19/12/2018).

Pengembangan sapi Belgian Blue merupakan instruksi dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sehingga pada tahun 2019 akan lahir Belgian Blue sebanyak 1.000 ekor dari hasil penerapan teknologi IB (Inseminasi Buatan) dan TE (Transfer Embrio).

Sapi Belgian Bue ini diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak. Ketut mengatakan bahwa selain digunakan sebagai upaya pemenuhan produksi daging, keberadaan Belgian Blue juga digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal.

Menurut I Ketut, beberapa penelitian menyebutkan, perototan yang sangat ekstrim pada sapi Belgian Blue disebabkan oleh mutasi pada gen myostatin, gen yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan otot pada sapi. 

Mutasi inilah yang menyebabkan terjadinya muscular hypertrophy (MH) pada beberapa bangsa sapi.  Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah, perototan yang luar biasa sehingga jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak pada daging yang rendah. 

“Saya sangat mengapresiasi atas capaian kinerja BBPTUHPT Baturraden, terutama dalam mengembangkan sapi Belgian Blue,” ujar Ketut.

Beberapa bulan yang lalu BBPTUHPT Baturraden juga telah mendistribusikan bantuan sapi indukan impor sebanyak 1.225 ekor kepada 80 kelompok peternak dan 2 UPTD yang berada di 35 Kabupaten di 5 Provinsi. Provinsi tersebut meliputi Kalimantan Barat, Jawa Tengah,Jawa Barat, Jawa Timur dan Yogyakarta.

Selain untuk pengembangan ternak ruminansia kecil, BBPTUHPT Baturraden juga telah mendistribusikan pemberian bantuan kambing di beberapa wilayah Jawa dan luar Jawa dalam rangka peningkatan ternak potong lokal.

Ketut juga mengapresiasi pencapaian kinerja BBPTUHPT Baturraden dalam mensukseskan program Kementerian Pertanian, yakni dalam pendistribusian bantuan ayam, pakan, dan paket obat-obatan dalam program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) di Kabupaten Brebes kepada 28.460 RTM yang telah tercapai 100%. (NDV)

KETUA MPR DUKUNG OTORITAS VETERINER

Baris depan, dari kiri: Drh M. Munawaroh, Zulkifli Hasan, Viva Yoga

Ketua MPR Zulkifli Hasan mendukung upaya PDHI untuk merealisasikan terbentuknya Otoritas Veteriner. Hal ini ia ungkapkan saat ia memberikan ceramah kebangsaan dan sosialisasi empat pilar di hadapan ratusan anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Persatuan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI), yang berlangsung di Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (17/12/2018). 

Kepada hadirin ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendapat penjelasan dari Ketua Umum PB PDHI mengenai perlunya otoritas veteriner agar permasalahan kesehatan hewan dapat ditangani oleh orang yang kompeten dalam bidangnya.

"Jika selama ini belum ada otoritas veteriner berarti ada yang harus diperbaiki. Oleh karena itu saya mengharapkan PDHI mengadakan diskusi dan kajian ilmiah mengenai Otoritas Veteriner untuk selanjutnya bisa diusulkan melalui DPR," tegas Zulkifli disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.

Harapkan Pemilu Damai


Dalam kesempatan itu Ketua MPR juga mengajak PDHI dan PIDHI agar peduli pada Pemilu 2019. Ia mengungkapkan , Pemilu merupakan hal yang biasa sebab dilaksanakan secara rutin tiap lima tahun sekali. Untuk itu diharapkan semua saling menghormati dan menghargai dalam soal pilihan.

Dipaparkan, bila pemimpin yang ada sudah bagus, silakan pilih kembali, namun bila ada yang ingin pemimpin baru, juga silakan memilih pemimpin yang diinginkan.

“Semua diselesaikan secara sederhana di bilik TPS pada 17 April 2019,” ujarnya.

Bagi Zulkifli Hasan, elemen bangsa ini tak perlu gaduh dalam soal pilihan Presiden sebab calon yang ada sama-sama orang Indonesia dan merupakan kader terbaik dari partai pengusung. Dalam Pemilu tahun 2019 diinginkan terciptanya suasana yang penuh kegembiraan dan menjauhkan dari rasa permusuhan.

Selain Ketua MPR, sosialisasi 4 Pilar juga diisi dengan ceramah dari Sekjen MPR Maruf Cahyono yang menyampaikan perihal kelembagaan MPR era dulu dan sekarang, kedudukan Tap MPR, serta Visi Indonesia. 

Ia menjelaskan visi Indonesia sudah dijelaskan di TAP MPR yang menyatakan Indonesia sebagai bangsa yang religius, humanis, nasionalis (persatuan) dan demokrasi pancasila. Adapun penjelasan praktek demokrasi Pancasila utamanya adalah mengambil keputusan berdasarkan musyawarah, mufakat (kebulatan pendapat), perwakilan dan hikmat kebijaksanaan.


Pelantikan PB PDHI dan PB PIDHI

Forum sosialisasi  4 Pilar ini merupakan rangkaian dari Pelantikan Pengurus Besar PDHI dan PIDHI masa bakti 2018-2022 yang baru terbentuk beberapa waktu lalu. Pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum disaksikan oleh Ketua Umum MPR Zulkifli Hasan dan Anggota DPR Viva Yoga yang alumni FKH Unud.


Sekjen MPR Maruf Cahyono (tengah) di antara para petinggi PDHI
Pelantikan ditandai dengan pembacaan surat keputusan Ketua Umum PB PDHI, pengambilan sumpah sebagai pengurus serta penyematan Pin PDHI kepada para pengurus. Beberapa tokoh pemerintahan dan swasta tampak hadir baik sebagai pengurus maupun peserta, antara lain Direktur Kesehatan Hewan Fajar Sumping Catur Rasa, Direktur Kesmavet Syamsul Maarif, , Prabowo Respatio Caturroso (mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan), Mangku Sitepu, Tri Satya Putri Napospos (Mantan Dirkeswan) dan sebagainya.

Pelantikan pengurus besar PDHI di Gedung MPR yang disaksikan Ketua MPR menurut catatan Infovet merupakan peristiwa pertama kalinya sepanjang sejarah PDHI.  Acara ini mendapat sambutan meriah dari PDHI Cabang dari seluruh Indonesia, mulai dari Cabang Aceh hingga Merauke. (bams) ***




Cadangan Jagung Habis, Peternak Ayam Beli Pakan Buatan Pabrik

Foto: thinkstock

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) memperkirakan cadangan jagung sudah habis di Januari 2019. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ayam, pihaknya akan membeli pakan buatan pabrik.

"Jadi Januari kita gerilya apa mau beli pakan jadi atau apalah kita lihat Januari nanti," jelas Leopold Halim, Sekretaris Jenderal Pinsar, kepada detikFinance, Senin (17/12/2018).

Menurut pria yang akrab disapa Atung ini harga pakan ayam buatan pabrik hanya selisih Rp 100-200 dengan pakan buatan sendiri. Perbedaannya ada pada kualitas, pakan yang buatan sendiri lebih berkualitas dibanding dengan pakan buatan pabrik.

"Kalau harga pabrik pakannya itu Rp 5.500-5.600 per kg. Kalau buat sendiri itu juga kisaran itu RP 5.400 per kg. Tapi memang kualitasnya lebih terjamin kalau buat sendiri karena telur lebih berat, kalau pabrik lebih ringan," jelasnya.

Sementara itu, harga jagung masih tinggi Rp 6.100 per kg. Naik jauh dibanding awal tahun yang hanya kisaran Rp 3.000 per kg. (Sumber: finance.detik.com)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer