-->

EDUKASI BUDI DAYA DOMBA MAHASISWA KKN-T IPB UNIVERSITY

Foto bersama dalam sosialisasi SANAK CITAN yang dilaksanakan di Aula Desa Cibitung Wetan, Kabupaten Bogor. (Foto: Istimewa)

Budi daya domba merupakan komoditas utama para peternak di Desa Cibitung Wetan, minimnya literasi peternak menjadi salah satu kendala dalam pengelolaan ternak.  Mahasiswa KKN-Tematik IPB University yang berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) dan Fakultas Peternakan (Fapet) menggelar sosialisasi “SANAK CITAN: Sapa Peternak Cibitung Wetan” di Aula Desa Cibitung Wetan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025).

Sosialisasi menghadirkan dosen Fapet IPB University, Dr Iyep Komala SPt MSi. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak Desa Cibitung Wetan dalam mengelola usaha budi daya domba secara efektif dan berkelanjutan.

Mahasiswa KKN-Tematik IPB University terdiri dari Dimas Fikri Kamandanu, Andanya Chaerunisa Sarasono, Dania Putri Primar Tri Shakila, Nadine Debora Gultom, Anissa Nabila Tsani, Destian Yogi Kustanto, Mutiara Abdiyah, dan Napitupulu Yosefino Rivaldo.

“Dengan program ini para peternak desa mendapatkan ilmu manajemen ternak yang sesuai dan dapat menerapkan ilmu yang didapatkan. Semoga ke depannya melalui kolaborasi dan kerja sama, kita dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan di sektor peternakan ini,” ucap Dimas Fikri Kamandanu.

Manajemen budi daya domba, penggemukan domba, dan kesehatan domba menjadi pembahasan utama. Dr Iyep Komala menyampaikan pentingnya mencatat dan memberikan kode induk kepada ternak dan mengingatkan para peternak untuk mengenali ciri-ciri serta sifat yang dimiliki ternak indukan.

“Merawat domba bukan sekadar bisnis, tetapi seni memahami alam dan menciptakan keseimbangan antara manusia dan hewan. Dari bulu hingga daging, setiap domba adalah berkah yang harus kita jaga dengan bijak,” kata Iyep. 

Lebih lanjut dijelaskan budi daya domba tidak hanya berfokus pada pemilihan pakan, tetapi juga pada pemilihan domba yang tepat, pengaturan kandang, pemberian pakan yang seimbang, dan pengendalian kesehatan yang optimal. Menurutnya pemilihan pakan ternak penting untuk mencegah terjadinya cacingan.

“Rumput hijau segar yang masih basah sebaiknya didiamkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak,” jelasnya.

Ia juga menerangkan perihal jenis penyakit yang kerap diderita domba, yaitu penyakit reproduksi (majir dan tetanus), pernapasan (batuk, pilek, dan pneumonia), metabolisme (keracunan), kembung (bloat), cacingan, kulit (scabies, caplak, dan orf), mata (pink eye), hingga penyakit mulut dan kuku. Penanganan setiap jenis penyakit juga dijelaskan sampai standar pengobatan dan kegunaan jenis obat yang digunakan.

Kegiatan sosialisasi ini juga didukung oleh ILDEX Indonesia, salah satu pameran peternakan internasional lebih dari 40 mancanegara. ILDEX sendiri akan dilaksanakan di International Convention Exhibition (ICE) BSD mulai 17-19 September 2025. Pada sosialisasi ini diadakan doorprize undangan resmi untuk hadir pada ILDEX Indonesia 2025 kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari narasumber.

Para peternak antusias mengikuti sosialisasi dan berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin dengan para ahli dan peternak di Desa Cibitung Wetan. “Sangat senang ada kegiatan yang menyentuh para peternak dan memberi edukasi terkait budi daya domba,” ujar Ketua Transfarmers peternak lokal di Desa Cibitung Wetan, Teddy. (INF)

IMPOR DISETOP, ASOSIASI MINTA DAGING LOKAL DISERAP

Pertemuan antara pemerintah dengan importir dan asosiasi untuk menjaga keberlanjutan usaha peternakan domba dan kambing rakyat. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan sementara impor karkas dan daging domba dewasa atau mutton guna melindungi peternak lokal dari persaingan harga yang tidak sehat. Kebijakan ini bertujuan menjaga keberlanjutan usaha peternakan rakyat sekaligus memperkuat daya saing subsektor peternakan nasional.

“Kami stop sementara pengeluaran rekomendasi impornya agar harga daging domba impor tidak menekan peternak. Ini upaya kami melindungi peternak agar usahanya terus berjalan,” ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Jumat (29/11/2024), di Jakarta.

Pihaknya telah mengambil serangkaian langkah untuk mendukung peternak. Pada 18 November 2024, audiensi digelar bersama Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) guna menyerap aspirasi peternak. Selanjutnya, Rembuk Nasional di Boyolali pada 21 November 2024, sebagai forum penyusunan solusi bersama.

Pada 24 November 2024, inspeksi mendadak dilakukan ke-13 gudang importir untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan distribusi dan stok daging impor. Kemudian pada 26 November 2024, Kementan mewajibkan importir menandatangani surat pernyataan bermaterai yang berisi tiga poin penting, yaitu pelaporan stok secara berkala, larangan distribusi daging impor ke pelaku UMKM, dan komitmen menjaga pasar lokal.

Pada pertemuan dengan importir di Malang, Jawa Timur, 10 Desember 2024, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, menegaskan pentingnya kolaborasi antara peternak dan importir. Ia meminta importir melaporkan stok secara transparan dan menyerap daging kambing serta domba lokal sesuai kebutuhan pasar.

Pertemuan lanjutan di Kantor Kementan pada 20 Desember 2024, HPDKI meminta proses penyesuaian harga dilakukan secara business-to-business (B2B) antara peternak dan importir. Asosiasi ini juga mendesak pemerintah tak memberikan izin impor baru untuk memastikan pasar lokal tetap terlindungi.

Ketua HPDKI, Yudi Guntara, mengusulkan agar importir menyerap 3.000 ekor kambing dan domba lokal dengan spesifikasi tertentu, yaitu karkas beku dari rumah pemotongan hewan (RPH) bersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan halal.

“Kami ingin memperkuat posisi peternak lokal dan mendorong pertumbuhan industri domba serta kambing nasional,” ujar Yudi.

Asosiasi importir (APPHI, APPDI, dan ADDI) mengharapkan Kementan mendorong kepada para importir agar mendukung penyerapan daging lokal mulai Januari 2025. Harga jual akan disesuaikan secara B2B antara peternak dan importir.

Kementan juga mempercepat harmonisasi regulasi mulai 7 Januari 2025, guna membuka kembali ekspor domba dan kambing ke Malaysia dan Brunei. Langkah ini diharapkan menyerap surplus produksi lokal sekaligus memperluas pasar internasional.

“Jika produk dalam negeri mencukupi, tidak ada alasan untuk mengimpor. Pemerintah mendukung penuh upaya meningkatkan serapan lokal dan mendorong ekspor untuk mewujudkan kemandirian pangan,” ujar Agung.

Sementara Inspektur IV Kementan, Pujo Harmadi, menyatakan bahwa semua kebijakan akan dievaluasi secara berkala. Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah optimistis memperkuat ketahanan pangan berbasis domba dan kambing lokal. Sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan importir diyakini mampu mengurangi impor serta meningkatkan daya saing subsektor peternakan nasional. (INF)

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOJONEGORO SERAHKAN BANTUAN DOMBA

Serah Terima Bantuan Domba Kepada Peternak
(Foto : Istimewa)



Pembinaan dan Serah terima ternak domba,dalam program Domba Kesejahteraan tahun 2024 oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro berlangsung di pendopo Desa Kesongo kecamatan Kedungadem Bojonegoro Jawa Timur Senin (16/12/2024).

Acara tersebut di hadiri Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro Wiwik Sulistyo, camat Kedungadem Bayudono Margajelita,kades desa Kesongo Kusnadi dan 97 orang penerima bantuan domba dari 6 desa di wilayah kecamatan Kedungadem dan kecamatan Sumberejo.

Sekdin Peternakan dan Perikanan Kab Bojonegoro Wiwik Sulistyo mengatakan, pada kesempatan dilakukan pembinaan dan serah terima ternak domba kesejahteraan tahun 2024.Masing masing penerima mendapatkan bantuan sepasang domba, pakan dan obat – obatan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam melaksanakan program ini, penerima agar dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan ternak domba.

Sementara Camat Kedungadem Bayudono Margajelita dalam sambutannya mengatakan, Pada prinsipnya ia yakin masyarakat sudah mempunyai pengetahuan dasar tehnik beternak yang baik dan benar.

" peternak bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga sepanjang ada upaya, niat dan kemauan, pembelajaran peternak yang baik dan benar ” Ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut kepala Desa Kesongo Kusnadi mengungkapkan, Kami mewakili wargai Desa Kesongo dan 6 desa lainnya mengucapkan terimakasih kepada Dinas Peternakan dan Perikanan yang telah memberikan bantuan kepada masyarakat.

"Insya Allah warga kami alhamdulillah sudah terbiasa dengan beternak. Harapan kami semoga tahun depan ada bantuan domba kesejahteraan kepada warga yang lain.” jelasnya.

Parsilan warga Dusun Gagan RT.009 RW. 004 Ds. Kesongo salah satu penerima mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro yang telah memberikan bantuan domba beserta pakan dan obat-obatan obatan.

"Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah kabupaten Bojonegoro melalui dinas peternakan dan perikanan, semoga bantuan yang diberikan ini dapat membawa kesejahteraan ” tandasnya. (INF)



BONTANG SIAP JADI PUSAT PETERNAKAN DOMBA DI KALTIM

Domba, Ternak Ruminansia yang Digemari Masyarakat Indonesia
(Foto : Istimewa)


Kota Bontang, Kalimantan Timur, kini memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pengembangan peternakan  domba di wilayah tersebut. Dengan akses lokasi yang mudah, infrastruktur yang mendukung, serta potensi lahan di kawasan Kelurahan Telihan dan Bontang Lestari, Bontang memiliki keunggulan strategis yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Namun, pengembangan sektor ini juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan teknologi, kualitas tanah yang kurang mendukung, dan persaingan dengan daging impor.

Hal ini terungkap di kegiatan Ekspos Dokumen Laporan Akhir Final Kajian Analisis Risiko dan Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan  Domba yang digelar di Kantor Bapperida Bontang, Selasa (19/11/2024).

Kepala Bapperida Bontang, Amirudin menyampaikan pentingnya pengembangan peternakan domba sebagai langkah strategis untuk mendukung diversifikasi ekonomi Kota Bontang.

“Sebagai kota dengan lahan yang terbatas dan sebagian besar digunakan oleh industri besar seperti PT Pupuk Kaltim dan PT Badak, kita perlu pendekatan inovatif. Peternakan domba menjadi salah satu alternatif yang kami kaji serius melalui analisis risiko ini,” beber Amirudin dalam rilisnya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk memastikan pengembangan sektor ini dapat berjalan secara berkelanjutan.

Soal, pentingnya inovasi dan pengelolaan yang baik dalam mendukung pengembangan sektor peternakan domba juga jadi sorotan. Sektor ini tidak hanya menjanjikan secara ekonomi tetapi juga menjadi bagian dari upaya swasembada pangan, khususnya daging domba.

“Pengelolaan yang baik dan strategi untuk menarik minat generasi muda adalah kunci agar sektor ini berkembang pesat,” tambah dia.

Serupa, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Bontang, Lukman menambahkan pengembangan sektor peternakan domba tidak hanya menjadi peluang ekonomi tetapi juga bagian dari transformasi ekonomi daerah.

Dia menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta integrasi teknologi digital untuk mempercepat promosi dan distribusi hasil peternakan.

“Teknologi digital memungkinkan pelaku usaha memasarkan produk lebih luas dan cepat. Dengan perpindahan ibu kota negara ke Kaltim, Bontang harus memanfaatkan peluang ini untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan memenuhi kebutuhan lokal secara mandiri,” jelas Lukman.

Sementara, Ari Wibowo, Ph.D., ahli pengolahan produk peternakan dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda memaparkan hasil kajian yang menunjukkan bahwa usaha peternakan domba di Bontang dapat menghasilkan penerimaan hingga Rp507 juta per tahun, dengan keuntungan bersih Rp79 juta per tahun. Meski memiliki payback period selama 11,18 tahun, strategi jangka panjang yang matang dapat membuat usaha ini sangat menjanjikan.

Dia menekankan pentingnya pengelolaan risiko, seperti biosekuriti, pengendalian penyakit, dan optimalisasi sumber daya. Ia merekomendasikan konsep clustering farming untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Penggunaan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan persilangan domba Dorper dengan betina lokal juga menjadi langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas,” tambahnya.

Rekomendasi lainnya mencakup pembentukan pusat pembibitan, rumah potong hewan khusus domba, serta pelatihan manajemen biosekuriti untuk peternak. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendukung kemandirian pangan lokal dan meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.

Dengan potensi besar yang dimiliki, Kota Bontang dapat menjadi pionir dalam pengembangan peternakan domba di Kaltim. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan serta menjadikan sektor ini sebagai motor penggerak ekonomi baru di kota ini.

Pengembangan peternakan domba tidak hanya membuka peluang bisnis yang menguntungkan tetapi juga menjadi langkah strategis dalam mendukung transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, Bontang berpeluang besar menjadi pusat swasembada daging  domba sekaligus memperkuat ekonomi lokal. (INF)

DOMPET DHUAFA GALI POTENSI PETERNAKAN GUNUNG KIDUL MELALUI KEMITRAAN INTI - PLASMA

Simbolis penyerahan domba program Inti-Plasma Breeding di Desa Plumbon Kidul, Logandeng, Playen Gunungkidul
(Foto : Dompet Dhuafa)


Dompet Dhuafa Yogyakarta bersama BMT UMMAT membangun kerjasama program Inti-Plasma Breeding untuk masyarakat, dengan menggali potensi peternakan di daerah pelosok, dimana hasil breeding domba nantinya akan diberikan kepada masyarakat. 

Acara serah terima domba program Inti-Plasma Breeding disahkan di desa Plumbon Kidul, Logandeng, Playen Gunungkidul pada Hari Jumat  (1/11/2024), dengan dihadiri oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Wibawanti Wulandari, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Rismiyadi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan M. Johan Wijayanto, serta beberapa  warga setempat.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta Muhammad Zahron mengatakan, Dompet Dhuafa terus berupaya menghadapi tantangan zaman dalam melayani mustahik, dengan menyesuaikan programnya pada kondisi dan situasi masyarakat yang terus berkembang. 

Zahron mengharapkan, melalui program ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan peternak lokal sekaligus memperkuat Yogyakarta sebagai destinasi wisata kuliner yang khas dengan berbagai olahan daging domba. Selain itu, kesadaran masyarakat Muslim terhadap ibadah kurban semakin meningkat setiap tahunnya. 

"Melalui program ini, diharapkan kebutuhan hewan kurban menjelang Idul Adha dapat terpenuhi," kata Zahron, dalam keterangan persnya, Rabu (6/11/2024).

Program pemberdayaan ternak domba ini diadakan untuk memenuhi permintaan pasar daging domba yang terus meningkat serta untuk memenuhi permintaan hewan kurban disetiap tahunnya. Program ini merupakan hasil kolaborasi  Dompet Dhuafa Yogyakarta dan BMT UMMAT sebagai Mitra Pengelola Zakat. 

Tujuan dari program ini adalah untuk memfasilitasi dan meningkatkan produktivitas peternak lokal serta memanfaatkan peluang ekonomi yang ada di sektor wisata kuliner Yogyakarta.

Seiring berkembangnya Yogyakarta sebagai tujuan wisata kuliner, permintaan akan daging domba berkualitas semakin meningkat. Program peternakan domba ini hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan memberikan dukungan berupa pelatihan teknis, bantuan modal, dan akses ke pasar yang lebih luas. Para peternak lokal akan dibina dalam pemilihan bibit domba unggul, penerapan metode pemberian pakan yang sesuai, serta pengelolaan kesehatan ternak yang optimal.

Perwakilan dari BMT UMMAT Dewi menjelaskan, program Inti-Plasma Breeding merupakan program inisiasi Dompet Dhuafa Yogyakarta melalui DD Farm Yogyakarta untuk memberdayakan peternakan domba dengan skema inti-plasma terpadu.

Dalam program ini, lanjut Dewi, BMT UMMAT dipercaya oleh Dompet Dhuafa Yogyakarta Kembali untuk ikut menjadi mitra kerjasama. Dengan total domba 21 ekor, 1 ekor pejantan dan 20 ekor betina. 

"Tentunya program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penerima manfaat/peternak, dan untuk menjaga keberlangsungan populasi domba, serta  menjadi kemitraan strategis bagi masing-masing pihak.” kata Dewi.

Sementara Wibawanti Wulandari selaku Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul dalam sambutannya menyampaikan, adanya program ternak domba di Gunungkidul ini, diharapkan menjadi salah satu langkah awal bagi kabupaten untuk semakin berkembang.  Apalagi dijelaskan Wibawanti, berbagai keunikan dan potensi yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul. 

"Disini saya mewakili Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sangat berterimakasih dan mendukung program ini yang nantinya kami akan ikut serta dalam memberikan penyuluhan serta pemeriksaan kesehatan hewan ternak domba ini, karena kita ketahui bahwa kasus PMK pada hewan masih sering terjadi dan di Kabupaten Gunungkidul kasus wabah antraks masih sering terjadi," ujar Wibawanti. (INF)

KEMENTAN LAKUKAN PERCEPATAN VAKSINASI PMK JELANG RAMADAN

Tim vaksinator memberikan vaksinasi PMK pada sapi. (Foto: Istimewa)

Sebagai upaya mencegah munculnya kembali penyakit mulut dan kuku (PMK) jelang Ramadan, Kementerian Pertanian (Kementan) didukung FAO ECTAD Indonesia melakukan percepatan vaksinasi PMK.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di delapan kabupaten pada lima provinsi, yaitu Kabupaten Indragiri Hulu di Riau, Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat, Kabupaten Barru di Sulawesi Selatan, Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Pati, Rembang, dan Wonogiri di Jawa Tengah.

“Akselerasi vaksinasi ini kita lakukan di daerah padat ternak, daerah yang merupakan produsen ternak, dan juga tinggi lalu lintas ternaknya” ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah, dalam siaran resminya di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Lebih lanjut dijelaskan, vaksinasi tidak hanya dilakukan di daerah-daerah tersebut, namun dilaksanakan juga di wilayah lainnya di daerah tertular PMK.

Dalam program percepatan vaksinasi ini, pihaknya meminta dinas kabupaten menyiapkan tim vaksinator di setiap lokasi target untuk memetakan target wilayah vaksinasi, hewan, dan jumlah ternak yang akan divaksin, hingga merencanakan kegiatan edukasi ke peternak.

“Saya berharap bahwa dari kegiatan ini dinas dan tim vaksinator, serta semua pihak yang dilibatkan untuk berkomitmen bersama dalam memacu vaksinasi PMK di Lapangan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pusat Darurat FAO ECTAD di Indonesia, Luuk Schoonman, mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung program pemerintah dalam pengendalian PMK. Dengan dukungan pemerintah Australia yang telah mengalokasikan anggaran khusus untuk hal tersebut termasuk dukungan percepatan vaksinasi.

Menurut Luuk, vaksinasi merupakan salah satu kunci pengendalian PMK dan diperlukan kolaborasi untuk mempercepat vaksinasi di berbagai wilayah di Indonesia.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Nuryani Zainuddin, menyampaikan bahwa hingga saat ini kasus PMK masih terus dilaporkan dari beberapa provinsi. Munculnya PMK menandakan bahwa virus masih terus bersirkulasi sehingga potensi penularannya tetap mungkin terjadi.

“PMK disebabkan oleh virus yang sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif, sehingga langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah pencegahan dengan vaksinasi secara periodik, yaitu setiap enam bulan” kata Nuryani.

Ia menambahkan bahwa hasil pemetaan untuk kegiatan percepatan yang dilakukan dalam lima hari tersebut dengan total target vaksinasi diperkirakan akan mencapai 73.247 ekor dengan target jenis hewan sapi, kambing, dan domba.

Kegiatan percepatan vaksinasi direncanakan akan terus dilakukan secara bertahap di wilayah potensial hingga menjelang Idul Adha. Hal tersebut penting menurutnya, mengingat 1-3 bulan menjelang Idul Fitri dan Idul Adha, lalu lintas ternak sapi, kambing, dan domba akan tinggi untuk persiapan kebutuhan daging di hari raya tersebut.

“Kami tidak ingin ada lonjakan kasus PMK yang dapat menyebabkan kerugian bagi peternak akibat ternak sakit menjelang masa panen di hari raya, sehingga penting bagi kami untuk terus mengampanyekan vaksinasi dan mendorong dinas bersama tim vaksinator untuk terus meningkatkan capaian vaksinasi,” pungkasnya. (INF)

TIPS PEMELIHARAAN DAN PENGGEMUKAN DOMBA AGAR PETERNAK UNTUNG

Agar cepat gemuk maka harus memberi pakan yang terbaik, berikan domba asupan karbo yang cukup. (Foto: Istimewa)

“Teknik pemeliharaan agar domba cepat gemuk akan berkorelasi pada cara memberi dan meracik pakan yang bergizi untuk hewan,” jelas Husain Fata Mizani, peternak domba dan Manajer BUMMas Jetis Berdaya, pada webinar Desaku BerQurban: Pemeliharaan dan Penggemukan Domba, yang diselenggarakan oleh Desa Berdaya.

“Ada dua pilihan sebenarnya gemuk lemak atau gemuk daging. Yang harus dipahami adalah karbohidrat ketika masuk dalam tubuh itu akan menjadi lemak, sedangkan protein kalau masuk dalam tubuh akan diolah menjadi protein, artinya menjadi daging.”

Pakan Terbaik
Agar cepat gemuk maka harus memberi pakan yang terbaik. Berikan domba asupan karbo yang cukup tinggi. Cukup tinggi bukan berarti tinggi, karena kalau terlalu tinggi ternak akan oksidosis dan itu tidak bagus. Sedangkan kalau asupan proteinnya tinggi bisa terjadi terlalu mahal di pakan.

Jadi disarankan domba diberikan karbohidrat yang cukup banyak dan diimbangi dengan serat yang cukup. Sumber serat bisa berasal dari kangkung kering, rumput dan sumber serat lainnya.

Patokan serat diberikan sebanyak 30%, karbohidrat 40% dan protein 30%. Sebenarnya hitungan protein cukup 12-13% untuk standar domba. Husain mengatakan, dibuat 30% karena tidak menghitung secara laboratorium, maka menggunakan estimasi sederhana.

Domba yang hanya diberi rumput akan susah gemuk. Dalam tiga bulan paling bagus penambahan bobotnya berkisar 1,5-2 kg. Karena kekurangan hijauan menyebabkan nutrisinya tidak seimbang, maka jika hanya mengandalkan hijauan akan sulit mencapai target.

Salah satu sumber karbohidrat yang bisa diberikan adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Februari 2023. (NDV)

RAPAT KERJA DAN GATHERING PENGURUS DPP HPDKI

Rapat Kerja dan Gathering pengurus DPP HPDKI. (Foto: Istimewa)

Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (DPP HPDKI) menggelar Rapat Kerja dan Gathering di Cabinite Pangalengan Jawa Barat, pada 1-3 Februari 2023. Kegiatan diisi dengan pleno perumusan agenda strategis dan pleno program kerja DPP HPDKI, serta rafting & tracking.

Menurut Ketua Umum DPP HPDKI, Yudi Guntara Noor, program strategis yang akan dilaksanakan di 2023 yaitu korporasi peternakan berbasis klaster melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pertanian dan Red Meat and Cattle Partnership (RMCP), serta peningkatan sumber daya peternak melalui Silaturahmi Nasional (Silatnas).

Disamping itu juga penguatan kelembagaan organisasi melalui kartu digital dan koperasi, serta sistem perbibitan ternak berbasis budaya melalui Piala Presiden 2023. “Piala Presiden merupakan amanah Munas HPDKI yang akan digelar September tahun ini di Bandung bersamaan dengan digelarnya Silatnas (Farmers National Conference) dan Rakernas HPDKI,” ujar Yudi, Kamis (2/2/2023).

Dalam kesempatan ini dilakukan pemaparan kerja sama antara HPDKI dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Juga kerja sama HPDKI dengan RMCP.

Koordinator Ruminansia Potong Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Kementerian Pertanian, Muhammad Imron, mengatakan kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang memukul industri sapi tanah air mendorong pemerintah membuat kebijakan pengembangan populasi sumber protein lain. “Pemerintah tahun ini membuat program pengembangan komoditas domba, kambing dan unggas sebanyak 10 juta ekor,” ungkap Imron.

Sementara, Team Leader ASG-IARMCP, Irfani Darma, menyampaikan bahwa kerja sama dengan HPDKI sebagai upaya memajukan peternakan nasional sekaligus mendukung agenda pemerintah dalam peningkatan populasi ternak. “Domba dan kambing diharapkan bisa memberikan kontribusi keamanan pangan,” kata Irfani.

Adapun Presiden Asosiasi Pengusaha Aqiqah Indonesia (Aspaqin), Fahmi Thalib, menjelaskan kebutuhan pasar saat ini cenderung menyukai domba dan kambing dengan berat di kisaran 7-8 kg.

“Menyikapi perkembangan ini, peternak didorong mulai membuat usaha pembibitan domba dan kambing untuk mengantisipasi kebutuhan pasar. Kami pun mendorong kolaborasi antara Aspaqin dan HPDKI guna membuat roadmap pengembangan pembibitan domba dan kambing menyikapi kebutuhan pasar ini,” katanya. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer