![]() |
Domba, Ternak Ruminansia yang Digemari Masyarakat Indonesia (Foto : Istimewa) |
Kota Bontang, Kalimantan Timur, kini memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pengembangan peternakan domba di wilayah tersebut. Dengan akses lokasi yang mudah, infrastruktur yang mendukung, serta potensi lahan di kawasan Kelurahan Telihan dan Bontang Lestari, Bontang memiliki keunggulan strategis yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Namun, pengembangan sektor ini juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan teknologi, kualitas tanah yang kurang mendukung, dan persaingan dengan daging impor.
Hal ini terungkap di kegiatan Ekspos Dokumen Laporan Akhir Final Kajian Analisis Risiko dan Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Domba yang digelar di Kantor Bapperida Bontang, Selasa (19/11/2024).
Kepala Bapperida Bontang, Amirudin menyampaikan pentingnya pengembangan peternakan domba sebagai langkah strategis untuk mendukung diversifikasi ekonomi Kota Bontang.
“Sebagai kota dengan lahan yang terbatas dan sebagian besar digunakan oleh industri besar seperti PT Pupuk Kaltim dan PT Badak, kita perlu pendekatan inovatif. Peternakan domba menjadi salah satu alternatif yang kami kaji serius melalui analisis risiko ini,” beber Amirudin dalam rilisnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk memastikan pengembangan sektor ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
Soal, pentingnya inovasi dan pengelolaan yang baik dalam mendukung pengembangan sektor peternakan domba juga jadi sorotan. Sektor ini tidak hanya menjanjikan secara ekonomi tetapi juga menjadi bagian dari upaya swasembada pangan, khususnya daging domba.
“Pengelolaan yang baik dan strategi untuk menarik minat generasi muda adalah kunci agar sektor ini berkembang pesat,” tambah dia.
Serupa, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Bontang, Lukman menambahkan pengembangan sektor peternakan domba tidak hanya menjadi peluang ekonomi tetapi juga bagian dari transformasi ekonomi daerah.
Dia menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta integrasi teknologi digital untuk mempercepat promosi dan distribusi hasil peternakan.
“Teknologi digital memungkinkan pelaku usaha memasarkan produk lebih luas dan cepat. Dengan perpindahan ibu kota negara ke Kaltim, Bontang harus memanfaatkan peluang ini untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan memenuhi kebutuhan lokal secara mandiri,” jelas Lukman.
Sementara, Ari Wibowo, Ph.D., ahli pengolahan produk peternakan dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda memaparkan hasil kajian yang menunjukkan bahwa usaha peternakan domba di Bontang dapat menghasilkan penerimaan hingga Rp507 juta per tahun, dengan keuntungan bersih Rp79 juta per tahun. Meski memiliki payback period selama 11,18 tahun, strategi jangka panjang yang matang dapat membuat usaha ini sangat menjanjikan.
Dia menekankan pentingnya pengelolaan risiko, seperti biosekuriti, pengendalian penyakit, dan optimalisasi sumber daya. Ia merekomendasikan konsep clustering farming untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Penggunaan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan persilangan domba Dorper dengan betina lokal juga menjadi langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas,” tambahnya.
Rekomendasi lainnya mencakup pembentukan pusat pembibitan, rumah potong hewan khusus domba, serta pelatihan manajemen biosekuriti untuk peternak. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendukung kemandirian pangan lokal dan meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.
Dengan potensi besar yang dimiliki, Kota Bontang dapat menjadi pionir dalam pengembangan peternakan domba di Kaltim. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan serta menjadikan sektor ini sebagai motor penggerak ekonomi baru di kota ini.
Pengembangan peternakan domba tidak hanya membuka peluang bisnis yang menguntungkan tetapi juga menjadi langkah strategis dalam mendukung transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, Bontang berpeluang besar menjadi pusat swasembada daging domba sekaligus memperkuat ekonomi lokal. (INF)