-->

RANGKAIAN SEMINAR MENYAMBUT HATN DAN WED 2024

Foto bersama usai seminar di Balai Joglo, Solo. (Foto-foto: Panitia HATN)

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) menggelar rangkaian seminar dalam rangka menyambut Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2024.

Di antaranya seminar bertajuk “Chicken & Egg For Better Life” yang diselenggarakan di Balai Joglo, Kalurahan Joglo, Solo, pada Sabtu (21/9/2024).

Seminar ini termasuk rangkaian kegitan HATN dan WED 2024, yang sebelumnya diawali dengan seminar peternakan di Hotel Megaland yang diikuti ratusan peternak dari Solo Raya.

“Dilanjutkan hari ini (Sabtu) seminar gizi di Kelurahan Joglo dengan peserta ibu-ibu PKK dan juga seminar start-up yang melibatkan 100 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS),” ujar Ketua PINSAR Surakarta, Agus Eko Sulistyo.

Pembicara dalam semiar gizi.

Ia mengungkapkan bahwa seminar ini bertujuan untuk mensosialisasikan peningkatan gizi masyarakat dan mendukung program pemerintah dalam meredam angka stunting.

“Ini guna mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi protein hewani, dengan harapan agar masyarakat memiliki kesadaran pentingnya makan ayam dan telur,” ungkapnya. Selain juga untuk menghapus isu- isu negatif tentang telur yang mengandung kolesterol dan daging ayam yang katanya disuntik hormon.

Seminar peternakan di Hotel Megaland yang diikuti ratusan peternak.

Ketua Bidang Promosi PINSAR Indonesia, yang juga Ketua Panitia HATN, Ricky Bangsaratoe, turut menyampaikan bahwa seminar tersebut digelar dalam rangka menyambut peringatan HATN dan WED yang rutin tiap tahun dilaksanakan.

“Seminar ini penting meski hanya setahun sekali memberi edukasi kepada masyarakat tentang telur,” kata Ricky.

Rencananya puncak acara HATN dan WED akan dilaksanakan pada Oktober mendatang, di kawasan car free day Jl. Slamet Riyadi Solo. “Diperingati tanggal 13 Oktober di car free day, kalau di kota yang ada car free day-nya,” ucapnya.

Pada kegiatan tersebut, rencananya juga akan diadakan pemecahan rekor MURI yang melibatkan siswa SD dengan membawa makan daging ayam dan telur, menandai kampanye pentingnya gizi dari kedua produk unggas tersebut. (INF)

KEMERIAHAN ACARA PUNCAK FESTIVAL AYAM dan TELUR 2024

Seremoni Makan Daging dan Telur Ayam Dalam FAT 2024
(Foto : CR)


Minggu 28 Juli 2024 kawasan ekowisata Situ Gede Kota Bogor menjadi saksi kemeriahan puncak acara Festival Ayam dan Telur (FAT) 2024. Kegiatan tersebut merupakan event tahunan yang digelar sejak tahun 2011 lalu oleh para stakeholder di industri perunggasan yang diprakarsai oleh Federasi Masayarakat Perunggasan Indonesia (FMPI). 

Selain dilaksanakan dalam bentuk kampanye gizi, FAT 2024 juga melakukan aksi nyata berupa intervensi pemberian telur terhadap balita stunting di Kecamatan Curug, Kota Bogor sejak awal Juni hingga akhir Agustus 2024 nanti. 

Dalam sambutannya drh Widiyanto Dwi Surya selaku penyelenggara yang juga Direktur PT. Permata Kreasi Media menyampaikan bahwa FAT selalu mengangkat isu – isu tentang pentingnya konsumsi daging ayam dan telur terutama bagi kesehatan dan kecerdasan anak bangsa.

"Tema FAT tahun ini adalah Daging dan Telur Ayam, Teman PenTing (Pencegah stunTing). Oleh karenanya kami melakukan aksi nyata sekaligus membuktikan bahwa daging dan telur ayam merupakan sumber protein hewani yang penting dibutuhkan dalam perkembangan manusia," tuturnya.

Widi juga menyinggung terkait masalah alokasi budget rumah tangga masyarakat Indonesia yang lebih banyak menghabiskan uang untuk membeli rokok ketimbang sumber protein seperti telur ayam. Padahal menurutnya, harga sebutir telur sama dengan sebatang rokok, seharusnya masyarakat lebih memprioritaskan telur ketimbang rokok. Oleh karenanya FAT juga diharapkan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat akan hal ini. 

Dalam kesempatan yang sama mewakili PJ Walikota Bogor, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bogor Drs Hanafi mengatakan bahwa angka stunting merupakan salah satu prioritas bagi kepala daerah. 

"Arahan langsung dari presiden sekaligus Kemendagri bahwa tiap kepala daerag harus dapat menekan angka stunting di wilayahnya. Itu juga menjadi aspek penilaian kinerja bagi suatu daerah. Oleh karenanya kami sangat mengapresiasi diadakannya acara ini. Pemerintah kota Bogor berharap apa yang dilakukan FAT dapat membantu ikut menurukan prevalansi stunting di kota bogor pada angka 14%.," tutur Hanafi. 

Hanafi juga memuji pendekatan kolaboratif yang dilakukan oleh penyelenggara, dimana bukan hanya pemerintah saja yang terllibat, namun juga swasta, LSM, bahkan akademisi dalam hal ini IPB University yang juga dilibatkan. 

Pogram intervensi pemberian telur pada balita stunting sendiri dimulai sejak awal Juni dan direncanakan selesai diakhir Agustus 2024 nanti. Tercatat sampai akhir Juli sebanyak 9.640 butir telur atau setara 643 kg telur diberikan pada balita stunting.

Diperkirakan sampai akhir Agustus nanti bantuan telur yang akan diberikan sebanyak 13.800 butir atau setara 920 kg telur. Sebagai apresiasi dalam mendukung program intervensi telur ini, FAT juga memberikan telur pada kader PKK dan Posyandu Kelurahan Curug yang membersamai pihak kelurahan Curug mendampingi program intervensi pemberian telur. Sehingga total telur yang didonasikan sebanyak 15.120 butir telur atau setara 1.008 kg telur.

Beragam acara dalam puncak  kegiatan FAT 2024 sendiri menyelenggarakan beberapa program diantaranya seremoni makan telur bersama tokoh dan masyarakat, kampanye gizi, bazzar pangan dan protein hewani, senam bersama, seremoni bantuan telur bagi balita stunting, hiburan dan door prize.  

Kegiatan FAT 2024 kali merupakan kolaborasi berbagai pihak diantaranya PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesia, PT Nutricell Pacific, PT Kemin Indonesia, PT Zoetis Indonesia, PT Ceva Animal Health Indonesia, PT Bank Syariah Indonesia, PT AS Putra, PT Bright International, Anindys Farm, Jambu Raya, Yayasan Bhakti Bangsa dan Create.

FAT 2024 juga didukung penuh asosiasi perunggasan lainnya diantaran Komtap Peternakan Kadin Indonesia, Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Perhimpunan Insan Peternakan Rayat Indonesia, Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Asosiasi Obat Hewan (ASOHI), dan Forum Media Peternakan (FORMAT). (CR)


KICK OFF FAT 2024, FMPI BERIKAN BANTUAN TELUR KEPADA MASYARAKAT BOGOR UNTUK MENCEGAH STUNTING

Penyerahan Bantuan Telur Ayam dari FMPI Kepada Masyarakat Bogor
(Foto : CR)

Festival Ayam dan Telur (FAT) 2024 resmi dimulai. Acara yang digelar rutin oleh Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) tersebut melangsungkan kick - off di pelataran Masjid Al - Kahfi, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat pada 18 Mei 2024. 

Dalam sambutannya Ruri Sarasono selaku pelaksana sekaligus Direktur PT Global Permata Perkasa menyampaikan bahwa kegiatan tersebut rutin dihelat semenjak 2011 yang lalu. Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi daging dan telur ayam. Selain itu FAT juga dihelat dengan tujuan menekan angka dan mencegah kasus stunting alias kekurangan gizi pada masyarakat Indonesia. 

Yang spesial dalam event FAT di tahun ini adalah stakeholder di perunggasan akan membantu anak - anak penderita stunting di Kelurahan Curug Bogor melalui suplai telur ayam sebanyak 1 ton selama 3 bulan. Kemudian selama itu pula penderita stunting akan dipantau kondisinya, terutama perubahan fisik yang terjadi. 

”Kami ingin kegiatan FAT 2024 ini berdampak dan tepat sasaran yang berdasarkan data, karena itu kami memulai dengan intervensi pemberian telur pada anak penderita stunting di Kelurahan Curug Kota Bogor selama 3 bulan penuh dengan pemberian 2 butir telur per hari atau sekitar 1 ton telur selama 3 bulan” ungkap Ruri," tegas Ruri. 

Ruri melanjutkan, telur ayam dipilih karena merupakan sumber protein hewani yang kaya nutrisi dan memiliki kandungan asam amino yang diperlukan untuk tubuh. Telur juga elatif terjangkau dan mudah didapat dan diolah dalam banyak variasi menu makanan

Bicara mengenai stunting, di Kota Bogor sendiri berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bogor (DPPKB) pada sejak Agustus 2023 kasus stunting terus menurun. Dari 2363 menjadi 1849 kasus, turun sebanyak 514 kasus atau sekitar 21%, hal tersebut disampaikan oleh PJ Walikota Bogor Hery Antasari dalam sambutannya. 

Dirinya juga berterima kasih serta menyampaikan apresiasinya kepada pelaku usaha perunggasan dalam payung Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI).

”Penyelesaian permasalahan serta dampak stunting sangat kompleks. Oleh karenanya pendekatan kolaboratif menjadi kunci dalam upaya menekan prevalansi stunting. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat perunggasan yang langsung menyasar objek stunting kami harap bisa ditiru dan dilakukan oleh pelaku usaha dan masyarakat lainnya” papar Hery.

Ia juga menyebut bahwa pencegahan stunting merupakan salah satu aspek penilaian kinerja oleh pemerintah pusat. Dimana diharapkan tiap daerah dapat mencegah serta menurunkan kasus stunting tiap tahunnya, bila perlu dihapuskan atau tidak terjadi sama sekali kasus stunting

"Berdasarkan data yang ada, laju prevalansi stunting di Kota Bogor yang tahun ini ditargetkan turun diangka 14%. Kami punya target besar agar Kota Bogor terbebas alias zero stunting dalam beberapa tahun kedepan. Oleh karenanya kami mengajak untuk pelaku usaha lain untuk berkolaborasi meniru apa yang dilakukan FMPI, kalau kerjasama kita baik, Insya Allah kasus stunting dapat diminimalisir atau dihapuskan secepat mungkin," tutur Hery. 

Selain kegiatan pemberian  bantuantelur pada anak penderita stunting, rangkaian FAT tahun ini direncanakan akan menggelar beberapa kegiatan dalam bentuk edukasi dan sosialisasi pentingnya konsumsi daging ayam dan telur.  Seperti talkshow daging ayam dan telur PentING (pencegah stunting), promosi daging ayam dan telur serta bazzar pangan dan protein hewani. (CR)


STUNTING VS KONSUMSI TELUR DAN DAGING AYAM

Ilustrasi telur. Foto: Getty Images/iStockphoto/fcafotodigital)

Langit Kota Surakarta, Jawa Tengah, pagi hari pertengahan September lalu tampak cerah. Ribuan ibu-ibu berduyun-duyun mendatangi Gedung Graha Sabha Buana yang berada di Jl. Letjen Suprapto. Mereka terdiri dari ibu-ibu hamil, ibu menyusui, para calon pengantin, bidan, kader, hingga penyuluh KB di lima kecamatan di Surakarta.

Mereka datang ke tempat ini bukan untuk unjuk rasa, kedatangan mereka ingin mendapat pencerahan tentang pencegahan stunting 1.000 hari pertama kehidupan anak. Masalah stunting saat ini memang sedang menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Stunting adalah masalah kesehatan serius yang terjadi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak terhambat karena gizi buruk dan perawatan yang tidak memadai. Stunting memiliki dampak jangka panjang, termasuk gangguan perkembangan mental dan fisik yang dapat berlangsung sepanjang hidup.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan tingkat stunting yang tinggi, telah berkomitmen untuk mengatasi masalah ini dengan serius. Salah satu upaya terpenting dalam hal ini adalah edukasi dan membangun kesadaran masyarakat.

Acara ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Surakarta melalui BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) adalah salah satu langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.

“Stunting kini menjadi masalah serius bagi pemerintah, mengingat bisa mengganggu pertumbuhan anak. Mereka punya masa depan yang panjang, makanya yang perlu diedukasi lebih dulu adalah orang tuanya, terutama ibu-ibunya,” ujar dr RR. Ratih Dewanti Sari, saat menyampaikan materi edukasi di acara ini.

Penyebab terjadinya stunting pada anak, umumnya disebabkan oleh dua persoalan. Pertama, pemahaman orang tua tentang gizi di masa kehamilan. Kedua, pemenuhan gizi pada anak setelah kelahiran. Masih banyak kaum ibu yang kurang memperhatikan pentingnya asupan gizi saat masa kehamilan.

Masih banyak kaum ibu terutama di daerah-daerah, yang menganggap gizi yang baik untuk pertumbuhan janin harus dengan makanan yang mahal. Semisal harus konsumsi daging sapi, ikan seperti salmon, susu kemasan untuk kehamilan, dan lainnya.

Pemahaman ini tentu keliru, karena untuk mendapatkan gizi yang baik tak harus dengan mengonsumsi makanan mahal. “Ini disebabkan karena kurangnya edukasi yang baik kepada mereka, sehingga yang dianggap makanan bergizi adalah makanan yang mahal,” sebut Ratih.

Pilihlah Telur dan Daging Ayam
Dalam acara yang juga diselingi pemberian donasi berupa paket makanan bergizi bagi para ibu-ibu yang hadir, pembicara mengulas tentang pentingnya memahami jenis makanan bergizi namun dengan harga terjangkau.

Telur dan daging ayam, serta ikan menjadi imbauan Ratih untuk bisa dikonsumsi kaum ibu hamil dan menyusui. Selain murah, kandungan gizi dalam sebutir telur sangat bermanfaat bagi pertumbuhan janin di dalam kandungan maupun anak balita demi mencegah stunting.

Inilah salah satu alasan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai konsumsi makanan yang menjadi sumber protein hewani, seperti telur dan daging ayam. Edukasi soal konsumsi kedua protein hewani tersebut sangat perlu dilakukan dan kampanyenya juga harus terus digaungkan.

Terkait dengan kandungan gizi telur, Jurnal American Heart Asociation menyebutkan manfaat telur rebus untuk ibu hamil adalah dapat meningkatkan kualitas ASI. Wanita hamil membutuhkan minimal 450 mg kolin. Sementara wanita yang sedang menyusui membutuhkan sekitar 550 mg kolin. Selain untuk ASI, telur juga meningkatkan kecerdasan otak bayi sejak kandungan.

Telur ayam merupakan sumber protein dan nutrisi lainnya yang tergolong murah. Dibandingkan daging sapi, dengan takaran yang sama, harga telur jauh lebih murah namun memiliki kandungan gizi luar biasa. Perbedaan konsumsi daging dan telur hanya pada “gengsi” saja.

Kandungan asam amino yang ada di dalam telur juga cukup bagus untuk kesehatan tubuh. Asam amino berperan penting karena membantu pembentukan protein sebagai bahan dasar pembentuk sel, otot, serta sistem kekebalan tubuh.

Sebab itu, menjadikan telur dan daging ayam sebagai makanan pendamping air susu ibu sangat baik dan bisa dimulai sejak awal ibu menyusui bayinya hingga anaknya mengonsumsi makanan padat.

Daging ayam mengandung protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan fosfor. Kandungan ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang “si kecil”. Tak hanya itu, kandungan kolin dan vitamin C-nya dapat meningkatkan perkembangan otak anak.

Peran Swasta 
Acara edukasi ini merupakan rangkaian dari kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 7-9 September 2023. Dalam Rakernas ini banyak yang dibahas berkaitan dengan perkembangan industri farmasi Indonesia, termasuk produk-produk kesehatan untuk pencegahan stunting bagi anak Indonesia.

Kerja sama edukasi stunting ini mencakup berbagai kegiatan, salah satunya program edukasi yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya gizi, perawatan, dan stimulasi yang baik selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Selanjutnya, Donasi Gerakan Bersama Bebas Stunting diserahkan secara simbolis oleh GPFI yang diwakili Sekjen GPFI Andreas Bayu Aji, kepada Kaper BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia, yang kemudian diserahkan secara simbolis kepada warga perwakilan lima kecamatan di Surakarta.

Kerja sama antara Pemerintah Kota Surakarta melalui BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan GPFI adalah contoh nyata dari bagaimana sektor swasta dapat berkontribusi pada upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Melalui edukasi dan kesadaran diharapkan dapat mencegah stunting dan membantu anak-anak Indonesia tumbuh menjadi individu yang sehat dan berkembang. Anak-anak Indonesia adalah generasi harapan masa depan Bangsa Indonesia.

Persoalan stunting ini berkait erat dengan kondisi kemiskinan masyarakat. Apalagi saat ini muncul istilah “Kemiskinan Ekstrem” yang berarti mereka tidak memiliki penghasilan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari.

Dalam sebulan terakhir, media-media nasional memberitakan bahwa pemerintah saat ini sedang memprioritaskan dua hal, yakni penurunan angka stunting dan penghapusan kemiskin ekstrem yang ditargetkan tidak ada lagi atau nol persen, serta stunting-nya harus dicapai 14% pada 2024 mendatang.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Provinsi Jawa Tengah masih di angka 20,8%. Angka itu tidak jauh dari rata-rata nasional 2022 sebesar 21,6%. Ini bukan angka yang kecil untuk wilayah Jawa Tengah yang kini berjumlah lebih dari 37 juta jiwa.

Bahaya Stunting 
Pada kegiatan edukasi tersebut, juga dipaparkan tentang bahaya stunting. Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

Stunting dapat memiliki dampak luas yang mencakup berbagai faktor. Bahkan stunting memengaruhi anak-anak dalam efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Dalam jangka pendek, akan terlihat pengaruhnya terhadap tinggi badan dan perkembangan anak.

Pertama, gangguan kognitif. Anak dengan stunting memiliki kemampuan kognitif yang lebih buruk. Stunting sering dikaitkan dengan penurunan IQ pada usia sekolah. Hal ini membuktikan bahwa stunting juga dapat memengaruhi perkembangan otak anak selain perkembangan fisiknya.

Kedua, anak mengalami kesulitan belajar. Tingkat fokus anak juga dapat terpengaruh karena mengidap stunting. Pasalnya, anak-anak yang stunting akan mengalami kesulitan berkonsentrasi yang membuat mereka kesulitan belajar.

Ketiga, anak rentan mengalami penyakit tidak menular. Salah satu dampak stunting terhadap kesehatan anak adalah membuat anak lebih rentan terhadap penyakit tidak menular saat dewasa nanti. Penyakit tidak menular tersebut antara lain obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi. Kendati demikian, para ahli masih meneliti hubungan stunting dengan penyakit tidak menular ini.

Keempat, imunitas anak stunting lebih rendah. Kekebalan yang menurun terkait dengan malnutrisi yang terjadi pada stunting. Asupan gizi yang kurang dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan, sehingga membuat anak lebih rentan terhadap mengidap penyakit berulang yang sama.

Kelima, anak stunting mengalami hilangnya produktivitas. Saat anak beranjak dewasa, stunting juga dapat memengaruhi produktivitas dan kinerja di tempat kerja. Orang dewasa dengan riwayat stunting terbukti kurang produktif, yang pada akhirnya memengaruhi pendapatan mereka.

Untuk itulah kegiatan edukasi pencegahan stunting lebih awal untuk 1.000 hari pertama kehidupan menjadi penting. Selain itu, bantuan pemenuhan gizi bagi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan juga perlu dilakukan, agar anak-anak bisa tumbuh sehat dan tidak terperangkap stunting. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet, tinggal di Depok

DESA DI SUMEDANG PERANGI STUNTING DAN KEMISKINAN MELALUI SEKTOR PETERNAKAN

Bupati Sumedang Kala Mengunjungi Desa Margamukti

Desa Margamukti di Kecamatan Sumedang Utara tangani stunting dan kemiskinan melalui sektor peternakan.Hal tersebut dipaparkan oleh Kepala Desa  Margamukti , Siti Nuraeni Sofa yang menjabarkan program ketahanan pangan melalui budidaya hewan kepada bupati Sumedang Dony Ahmad Munir dalam kunjungannya pada Jum'at (23/6) yang lalu. Dony sejatinya mengunjungi desa tersebut untuk mengecek soal stunting dan kemiskinan.

“Alhamdulilah bersilaturahmi, kunjungan ke warga, sekaligus juga mengapresiasi apa yang dilakukan Desa Margamukti dalam rangka Gerakan Bersama Penanganan Kemiskinan dan Stunting,” kata Dony, dikutip Suara Sumedang (23/6/2023).

Masyarakat Desa Margamukti didorong untuk beternak ikan, kelinci, domba, serta ayam untuk memenuhi kebutuhan protein hewani.

“Di sini ada sebuah ikhtiar untuk ketahanan pangannya, melalui peternakan. Baik kelinci dan sebagainya yang jadi nutrisi protein hewani untuk warga sehingga stunting akan teratasi,” ucap Dony.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Desa Margamukti Siti Nuraeni Sofa juga menggambarkan program ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat di Margamukti antara lain budidaya kelinci

Warga yang mengelola ialah warga yang kurang mampu dan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Kami tidak ingin warga kami menjadi pengemis, tapi harus jadi pejuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” kata Siti.

“Oleh karena itu kami buat beberapa kelompok, seperti kelompok budidaya maggot. Hasil budidaya bisa memenuhi pakan kelompok ikan dan ayam, juga kelompok kelinci dan domba,” sambungnya.

Siti juga memaparkan harapannya program-program itu bisa difasilitasi oleh pengampu kebijakan. Ia juga meyakini kasus kemiskinan dan stunting bisa lebih ditekan. (INF)

 


TELUR YANG SUDAH MENGINAP MESIN TETAS DIKONSUMSI, AMANKAH?

Terlur infertil dalam keadaan segar masih layak konsumsi, namun dilarang diperjual-belikan secara umum. (Foto: Dok. Infovet)

Telur infertil menjadi tidak sempurna dan busuk jika berada dalam suhu yang tidak cocok. Apakah telur ini masih boleh dikonsumsi?

Sugianto salah satu peternak tampak sibuk mengecek satu per satu telur ayam petelur yang sudah dimasukkan ke dalam mesin tetasnya. Dengan menggunakan lampu pijar yang berada di bagian atas mesin tetas otomatis, peternak ini meneropong dengan teliti seluruh telur.

Telur-telur tersebut sudah empat hari berada di mesin tetas berkapasitas 100 butir. Seperti biasa, di hari keempat Sugianto melakukan pengecekan kualitas telur, memastikan semua telur tersebut layak tetas (fertil) atau tidak (infertil).

Dengan menggunakan lampu pijar, telur yang tampak kemerahan dan ada semacam semburat berwarna merah (menyerupai bentuk akar tanaman) di dalam telur dimasukkan kembali ke dalam mesin tetas. Telur-telur tersebut dipastikan sebagai telur fertil atau telur yang dibuahi. Telur ini dipastikan bisa ditetaskan dengan baik.

Sedangkan telur yang tampak terang dan tak terlihat ada semburat warna merah di keluarkan dari mesin tetas. Beberapa telur yang infertil segera dipisahkan di keranjang. Telur infertil merupakan telur yang tidak dibuahi dan tidak dapat ditetaskan.

Karena baru empat hari di ruang mesin tetas, Sugianto lantas memasak telur-telur tersebut. Saat dipecahkan, kuning telur tampak masih utuh bulat. “Ini masih layak konsumsi, karena kuning telurnya masih utuh. Saya bikin telur mata sapi. Tapi kalau ada telur yang bagian kuningnya bercampur dengan bagian putihnya, langsung saya buang, karena biasanya sudah mulai busuk,” ujarnya.

Apa yang dilakukan Sugianto kemungkinan juga dilakukan para peternak lain. Telur infertil yang sudah empat hari masuk ke mesin tetas, belum mengalami perubahan komposisi kuning dan putih telurnya. Artinya telur masih aman untuk dikonsumsi. Sebab itu, banyak para peternak yang tak membuang telur yang baru empat hari berada di dalam mesin tetas.

Namun demikian, ada juga peternak yang memanfaatkan telur infertil yang sudah empat hari di mesin tetas sebagai sumber protein ayam indukan pejantan. Zulkarnain Nasution misalnya, peternak mandiri ayam kampung di Kota Asahan, Sumatra Utara, mengolah telur-telur infertil menjadi puding. Bukan untuk dimakan, tapi diberikan kepada ayam indukan pejantan. “Ini bisa jadi sumber protein yang bagus untuk ayam pejantan,” ujarnya kepada Infovet.

Selain telur infertil yang masih bagus, Zulkarnain juga membaurnya dengan telur yang sudah bercampur bagian kuning dan putihnya. Langkah ini tentu akan mengurangi biaya pakan. “Saya kan peternak, kalau jumlah telurnya yang infertil terlalu banyak enggak mungkin dimakan semua. Makanya sebagian saya jadikan puding dan dikasih ke ayam pejantan. Ayamnya lebih sehat,” ungkapnya.

Karakteristik Telur Infertil 
Masalah telur fertil dan infertil sempat menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Persoalan telur tetas yang kemudian dinyatakan sebagai infertil tak hanya menjadi masalah para peternak rakyat, namun juga peternak skala industri. Bisa dipahami, dalam skala besar jika jumlah telur tak layak jual akan menjadi beban kerugian perusahaan.

Di level industri, telur infertil merupakan telur yang berasal dari perusahaan pembibitan ayam broiler, yang tidak menetas atau memang sengaja tidak ditetaskan. Telur ini biasa disebut juga dengan telur HE (hatched egg) yang tidak layak dijual sebagai telur konsumsi, karena rentan menjadi tempat pertumbuhan jamur dan bakteri, sehingga menyebabkan telur cepat membusuk.

Telur ini sebenarnya bisa menetas dan menjadi anak ayam jika disimpan dalam suhu yang cocok. Namun, jika disimpan dalam suhu yang tidak cocok, pertumbuhannya tidak akan sempurna, sehingga menyebabkan telur pada akhirnya akan mati dan membusuk. Lantas, apakah telur ini layak dikonsumsi?

Telur infertil boleh dikonsumsi asal bebas bakteri. Telur infertil dan telur biasa memiliki perbedaan yang hanya bisa dilihat dengan cara meneropongnya guna melihat apakah di dalam telur terdapat embrio atau tidak. Bukan itu saja, telur infertil juga memiliki karakteristik berupa bercak tidak sempurna berwarna putih pada bagian kuning telur, yang berukuran sekitar dua milimeter. Untuk melihatnya secara gamblang, harus memutar kuning telur di permukaan tangan secara perlahan.

Dalam laman situs Kementerian Pertanian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan penjelasan bahwa berbeda dengan telur infertil, telur biasa memiliki bercak yang bernama blastoderm yang berukuran lebih besar, yaitu sekitar 4-5 milimeter.

Pada dasarnya, mengonsumsi telur infertil tidak berbahaya, selagi telur masih dalam keadaan segar dan belum membusuk. Jika dibandingkan dengan telur biasa pun kandungan gizinya akan sama, karena keduanya memiliki kandungan protein tinggi. Yang membedakan keduanya adalah ada atau tidaknya sperma di dalamnya.

Bukan itu saja, telur ayam juga mengandung lemak dan berbagai macam vitamin, seperti vitamin A, B, D dan E. Selain itu, telur ayam juga mengandung berbagai mineral baik untuk tubuh, seperti zat besi, fosfor, selenium dan asam amino lengkap. Jadi, telur infertil aman dikonsumsi selagi masih segar dan bebas bakteri.

Kendati demikian, pemerintah mengeluarkan larangan dalam memperjual-belikan telur infertil. Hal tersebut diatur melalui Permentan No. 32/Permentan/PK.230/2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Melalui peraturan tersebut, para pengelola usaha dilarang memperjual-belikan telur untuk dikonsumsi secara umum, karena dikhawatirkan bahayanya.

Sekali lagi, Edukasi
Telur infertil yang tak jadi lanjut ke proses penetasan dan hanya menginap empat hari di mesin tetas, bisa dikonsumsi. Asalkan antara kuning telur dan bagian putihnya belum bercampur, kualitas telur masih aman dan layak dimakan. Telur-telur ini tetap bisa menjadi sumber protein hewani.

Menggalakkan konsumsi telur di tengah masyarakat juga perlu dilakukan. Selain harga terjangkau, kandungan sebutir telur sangat menopang kesehatan tubuh, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) yang digelar setiap tahun menjadi momentum tepat untuk makin mempopulerkan konsumsi telur dan daging ayam.

Untuk konsumsi daging ayam memang terlihat lebih menonjol di masyarakat. Banyaknya kedai ayam goreng dan masakan berbahan baku daging ayam menjadi salah satu indikatornya. Namun untuk konsumsi telur masih perlu ditingkatkan.

Edukasi konsumsi telur ayam kepada anak-anak yang paling efektif adalah melalui para dokter anak di berbagai layanan kesehatan. Sebab, biasanya apa saja yang dikatakan dokter akan dipatuhi pasiennya. Edukasi melalui dokter juga cukup efektif mengurangi maraknya mitos-mitos seputar efek buruk konsumsi telur pada anak balita.

Hanya saja, hingga sekarang masih ada dokter anak yang justru menyarankan pasiennya (anak balita) untuk tidak mengonsumsi telur karena berisiko alergi yang berlebihan. Pemahaman sebagian dokter yang seperti ini, kemudian berkembang menjadi mitos yang berdasar di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.

Para dokter anak yang masih menganut pemahaman tersebut sudah selayaknya segera diluruskan. Menurut dr Triza Arif Santosa, dokter spesialis anak ini menjelaskan kekhawatiran munculnya bisul pada anak bukan semata-mata karena mengonsumi telur. Diakui, memang ada beberapa anak yang alergi terhadap telur. “Tapi bukan semata-mata karena konsumsi telur lalu keluar bisul,” ujarnya.

Ahli gizi ini menjelaskan, pemberian telur satu butir setiap hari pada bayi usia 6-9 bulan dapat mencegah gangguan pertumbuhan dan stunting. Penelitian dari Washington University, bayi-bayi mulai usia 6-9 bulan yang diberikan satu butir telur setiap hari, kadar kolin dan DHA-nya lebih tinggi dibanding bayi-bayi yang tidak diberikan telur.

Dengan penjelasan detail dan ilmiah dari Triza ini sudah seharus para orang tua tak lagi mempercayai mitos-mitos yang tak jelas sumbernya. Telur merupakan sumber nutrisi penting yang dibutuhkan anak balita dengan harga terjangkau. Jika dihitung, harga telur ayam masih di bawah harga kerupuk yang kandungan gizinya sangat minim. Namun faktanya, masih banyak orang tua yang justru memberikan kerupuk kepada anak balitanya sebagai lauk.

Edukasi tentang pentingnya mengonsumsi telur dan daging ayam kepada masyarakat tampaknya masih perlu terus digalakkan. Maraknya bergam jenis kuliner berbahan daging ayam dan telur ayam mestinya menjadi media edukasi yang efektif. (AK)

CEGAH STUNTING, TINGKATKAN AWARNESS ORANG TUA KONSUMSI DAGING DAN TELUR AYAM PADA ANAK

Simbolis makan telur pada seminar stunting kerja sama BKKBN, Kowani dan ASOHI. (Foto: Dok. Infovet)

Stunting merupakan salah satu bagian dari Double Burden Malnutrition (DBM), mempunyai dampak yang sangat merugikan, baik dari sisi kesehatan maupun sisi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Prevalensi kasus stunting yang masih cukup tinggi pada 2022 sekitar 24,4% menjadi concern banyak pihak, mengingat target penurunan prevalensi kasus stunting pada 2024 mendatang adalah sebesar 14%.

Atas perhatian tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), bekerja sama menyelenggarakan Seminar Stunting "Meningkatkan Awarness Orang Tua untuk Mengonsumsi Daging Ayam dan Telur pada Anak", yang dilaksanakan di Hall Auditorium BKKBN, Selasa (8/11/2022).

"Kami sebagai asosiasi di bidang obat hewan ikut berkewajiban dalam memelihara dan menjaga kesehatan hewan, dimana itu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hewan ternak agar protein hewani yang dihasilkan berkualitas sampai ke tangan konsumen," ujar Ketua ASOHI, Drh Irawati Fari dalam sambutannya.

Sebab, lanjut Ira, dengan mengonsumsi protein hewani yang berkualitas, khususnya telur dan daging ayam, memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh maupun perkembangan anak.

"ASOHI sebagai mitra pemerintah terus berupaya mengampanyekan manfaat konsumsi ayam dan telur untuk mencegah dan menurunkan prevalensi kasus stunting. Karena kita ingin masyarakat dan anak-anak kita dapat tumbuh dengan sehat, cerdas, pintar, agar bisa menjadi penerus bangsa ini," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala BKKBN yang diwakili oleh Deputi Kepala Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof Drh M. Rizal Martua Damanik MRepSc PhD, bahwa konsumsi protein hewani salah satunya telur ayam sangat baik bagi tumbuh kembang pada anak.

Karena dalam satu butir telur terkandung 75 kalori, 7 gram protein kualitas tinggi, 5 gram lemak, kemudian 1,6  gram lemak jenuh, vitamin, mineral, carotenoids dan 30 mg DHA. Telur juga tinggi kolin yang dibutuhkan dalam pembelahan sel dan pertumbuhan.

"Tingginya kasus stunting salah satunya karena asupan gizi yang tidak adekuat. Oleh karena itu, melalui konsumsi telur ayam saja mampu mencegah stunting karena kandungan gizinya sangat baik dan juga penting untuk pertumbuhan sel otak pada anak," kata Prof Damanik.

Ia juga menambahkan, "Dalam literatur dijelaskan, dengan pemberian satu butir telur sehari pada bayi usia 6-9 bulan dapat mencegah stunting. Konsumsi telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi keluarga sehat, termasuk pada 1.000 hari pertama kehidupan karena itu merupakan masa-masa yang sangat krusial."

Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya kolaborasi antar stakeholder ini dapat memberikan dampak besar dan luas bagi masyarakat, khususnya pada percepatan penurunan stunting yang bertujuan menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, hingga meningkatkan akses air minum dan sanitasi.

Pada kesempatan tersebut turut menghadiri pembicara diantaranya Ketua Kowani & Tenaga Ahli Set Wapres Dr Susianah Affandy MSi, Deputi Kepala Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof Damanik, serta Praktisi Kesehatan Anak dr Triza Arif Santosa SpA, yang masing-masing membahas mengenai bagaimana pentingnya memperhatikan pola hidup, konsumsi sumber zat gizi yang baik salah satunya telur dan daging ayam untuk mencegah dan menurunkan kasus stunting. (RBS)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer