Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Kandang Ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MENUAI HASIL BAIK BIOSEKURITI

Prinsip paling hakiki dari biosekuriti adalah mencegah penyakit agar tidak masuk dan keluar dari suatu peternakan. (Foto: Dok. Infovet)

Ada peribahasa yang berbunyi “Apapun yang kamu perbuat maka ia akan kembali kepadamu”. Dalam semua aspek tentu hal ini akan berlaku, termasuk biosekuriti. Banyak hal baik yang didapat dari pengaplikasian biosekuriti yang konsisten dan berkesinambungan.

Prinsip paling hakiki dari biosekuriti adalah mencegah penyakit agar tidak masuk dan keluar dari suatu peternakan, bagaimanapun caranya. Dalam aplikasinya diserahkan kepada masing-masing peternak, namun begitu karena alasan budget rata-rata peternak abai terhadap aspek biosekuriti.

Setidaknya minimal ada tujuh aspek yang harus dilakukan dalam menjaga biosekuriti di peternakan menurut Hadi (2010), yakni: (1) Kontrol lalu lintas. (2) Vaksinasi. (3) Recording flock. (4) Menjaga kebersihan kandang. (5) Kontrol kualitas pakan. (6) Kontrol air. (7) Kontrol limbah peternakan.

Hewan Produktif, Manusia Sehat
Banyak peternak di Indonesia menanyakan efektivitas penerapan biosekuriti. Sebagai contoh Infovet pernah melakukan kunjungan ke Lampung, dimana FAO ECTAD Indonesia beserta stakeholder peternakan di sana sedang menggalakkan sosialisasi biosekuriti tiga zona pada peternak layer.

Kusno Waluyo, seorang peternak layer asal Desa Toto Projo, Kecamatan Way Bungur, Lampung Timur, bercerita mengenai keputusannya hijrah dari sistem beternak konvensional menjadi rasional. Bisa menjadi salah satu rujukan jika ingin mengetahui efektivitas penerapan biosekuriti.

Peternak yang berusia 46 tahun tersebut memang sudah terkenal sebagai produsen telur herbal. Hal ini diakuinya karena ia sendiri memberikan ramuan herbal sebagai suplementasi pada pakan ayam-ayamnya. Hasilnya memang cukup memuaskan, namun ia masih kurang puas karena merasa masih bisa lebih efektif lagi.

“Akhirnya saya mengikuti program FAO yang ada di sini. Dikatakan kalau ini bagus, makanya saya coba ikuti saja. Ternyata benar, biaya yang dikeluarkan makin irit, hasilnya lebih jos,” tutur pemilik Sekuntum Farm tersebut.

Kusno tak cerita banyak soal modal yang dikeluarkan dalam membangun bioskeuriti miliknya, tetapi dengan sejumlah uang yang ia gelontorkan menurutnya hasil yang diperoleh benar-benar menguntungkan.

Menurut Kusno, salah satu tolok ukur suksesnya penerapan biosekuriti di kandangnya adalah ketika ayam peliharaannya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2022. (CR)

PERANAN KRUSIAL BIOSEKURITI

Gerbang peternakan milik Roby Susanto yang menerapkan biosekuriti tiga zona. (Foto: Dok. Infovet)

Sebagaimana yang sudah disebutkan pada artikelnya sebelumnya, bahwa peternak akan memandang biosekuriti adalah barang mahal. Padahal harga yang dibayar merupakan investasi jangka panjang dalam perbaikan manajemen peternakannya.

Biosekuriti Murah, Komitmennya yang Mahal
Kalau peternak seperti Gofur saja bisa menerapkan biosekuriti di peternakannya, seharusnya peternak dengan skala yang lebih kecil pun bisa. Hal tersebut disampaikan oleh National Technical Advisor FAO ECTAD Indonesia, Alfred Kompudu. Karena semakin sederhana suatu farm, kata Alfred, bisa disederhanakan juga konsep biosekuritinya.

“Kita punya konsep biosekuriti tiga zona yang sudah lama kita gaungkan, nah konsep ini yang selalu kita bawa ke peternak-peternak supaya mau aplikasikan dan kami juga kasih tahu mereka kalau ini enggak mahal biayanya, hitung-hitung investasi,” kata Alfred.

Alfred yang sudah kenyang makan asam garam biosekuriti tiga zona, mengatakan konsep biosekuriti tersebut merupakan salah satu cara efektif meningkatkan performa.

Seriously ini enggak mahal, yang mas waktu lihat kemarin di Lampung mungkin sedikit mewah, karena ada mesin dan sebagainya, tapi di Semarang, di Kendal dan di tempat lain ada peternak yang di sana kita bina, bisa dibilang lebih tradisional. Enggak banyak mesin dan budget yang dikeluarkan enggak sampai ratusan juta,” ungkapnya.

Sehingga menurutnya yang mahal bukanlah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2022. (CR)

MASIH PENTINGKAH BIOSEKURITI?

Disinfeksi manusia/karyawan sebelum memasuki area peternakan. (Foto: Dok. Infovet)

Jika ditanya dengan pertanyaan seperti judul di atas, banyak peternak menjawab tidak. Namun, seberapa besar komitmen peternak dalam aplikasi biosekuriti di peternakan masing-masing?

Jawaban paling realistis dari pertanyaan kedua mungkin adalah sesuai budget yang dimiliki peternak. Kendati demikian, memang banyak permasalahan yang bikin pusing peternak mandiri di era ini. Terlebih dengan disrupsi yang terjadi dan efek buruk menahun yang disebabkan pandemi COVID-19 dan ragam permasalahan lainnya.

Namun begitu, yang perlu digaris bawahi adalah biosekuriti merupakan suatu hal yang wajib dikerjakan peternak. Sebab, biosekuriti merupakan instrumen pendukung kesuksesan dalam usaha budi daya peternakan, apapun jenis ternaknya.

Menyamakan Konsep Berpikir
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof Drh Michael Haryadi Wibowo, pernah berujar bahwa biosekuriti didefinisikan sebagai segala macam upaya untuk mencegah masuk dan keluarnya bibit penyakit ke dalam suatu area peternakan, agar ternak yang dipelihara bebas dari ancaman infeksi penyakit. Upaya tersebut juga berfungsi agar suatu penyakit tidak menulari peternakan lain dan lingkungan sekitar, juga tidak menularkan penyakit kepada manusia.

“Jadi apapun upaya pencegahan seperti misalnya vaksinasi ternak, disinfeksi, semprot-semprot segala macem, melarang orang asing keluar masuk peternakan, semua itu masuk ke dalam definisi biosekuriti. Jadi memang wajib, sudah jadi makanan sehari-hari,” tutur Michael.

Ia melanjutkan bahwa dalam benak peternak, menerapkan biosekuriti itu dengan membangun gerbang besar, semprotan otomatis, ruang mandi, fumigasi dan sebagainya. Inilah yang menjadi salah kaprah di kalangan peternak sampai hari ini.

“Bentuk dan upayanya itu yang disesuaikan dengan budget, misalnya mau pakai vaksin ND, budget terbatas, kan varian produknya banyak, yang murah sampai mahal bisa kita pakai. Yang penting itu jangan sampai enggak divaksin. Disinfektan juga banyak, dari yang pabrikan sampai yang racikan, bisa dipakai buat kandang, yang pentingkan dilakukan, murah atau mahalnya tergantung peternak, tapi yang penting adalah aplikasinya itu,” jelasnya.

Jadi menurut Michael, apapun yang peternak lakukan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2022. (CR)

BIOSEKURITI SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF YANG TIDAK BOLEH DITINGGALKAN

Bak disinfeksi celup kaki untuk masuk dan keluar area peternakan yang diisi ulang secara periodik, salah satu langkah dalam penerapan biosekuriti. (Foto: Istimewa)

Biosekuriti merupakan salah satu langkah pencegahan terhadap penyakit di peternakan. Karena penyakit adalah tantangan yang berisiko menimbulkan kerugian besar, maka bisa dikatakan bahwa biosekuriti akan terus menjadi perangkat di peternakan yang tidak boleh ditinggalkan.

Sumber utama masuknya penyakit ke tubuh ayam adalah dari lingkungan. Lingkungan dapat berupa peralatan kandang, lingkungan kandang, alat transportasi yang keluar masuk peternakan, makhluk hidup lain di area peternakan dan juga area eksternal peternakan yang berpotensi kontak dengan peternakan. Agen penyakit akan menempel pada titik-titik risiko tadi dan masuk ke tubuh ayam melalui udara, luka, makanan, atau air minum ayam. Vitalitas tubuh ayam jelas diperlukan untuk melawan risiko agen infeksi yang masuk ke tubuhnya.

Walaupun demikian diketahui bahwa ayam rentan dengan stres akibat pola kandang yang membatasi gerak, kondisi lingkungan (misalnya suhu, kadar amonia, aliran udara dan lainnya) yang penuh tantangan, serta nutrisi yang tricky. Tentunya celah kontak antara agen penyakit dan vitalitas tubuh ayam yang turun bisa terjadi kapan saja. Efeknya adalah timbul gejala klinis yang mengganggu produksi dan memerlukan sumber daya lebih untuk mengatasinya.

Biosekuriti dapat dilakukan dengan pembagian area peternakan menjadi tiga zona (merah, kuning dan hijau). Peralatan dari luar, personel yang kontak dengan lingkungan luar peternakan dan kendaraan sebisa mungkin dibatasi hanya pada zona merah. Sementara itu disinfeksi dan pembersihan personel maupun peralatan dapat dilakukan di zona kuning. Zona hijau merupakan area peternakan ayam yang tidak boleh dimasuki tanpa adanya pembersihan di zona kuning terlebih dahulu. Pembatasan akses personel di zona hijau ini juga sangat diperlukan. Seirama dengan pembagian zona biosekuriti ini, pelaksanaan manajemen biosekuriti harus mendapat perhatian khusus. Beberapa contoh pelaksanaan manajemen biosekuriti tampak pada tabel di bawah:… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2022. (MENSANA-SANBIO/ADV)

BIOSEKURITI, APAKAH MASIH PERLU?

Sumber asal agen infeksi yang mengancam suatu farm.

Sebelum membahas biosekuriti lebih jauh, alangkah baiknya jika mengenal apa itu biosekuriti. Biosekuriti berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan sekuriti (pengamanan atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna pengendalian atau pengamanan terhadap makhluk hidup. Dalam budi daya ternak, biosekuriti merupakan rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan atau menyebar keluar peternakan.

Biosekuriti adalah cara pengendalian penyakit yang paling murah dan efektif, yang mana tidak ada program pencegahan penyakit yang akan bekerja dengan sempurna tanpa program biosekuriti yang baik. Biosekuriti adalah rencana kesehatan defensif dan prosedur higienis yang dapat membantu menjaga peternakan bebas penyakit. Oleh karena itu, biosekuriti merupakan salah satu bagian terpadu dari operasi peternakan.

Jika kegiatan biosekuriti dilaksanakan secara baik dan benar maka produktivitas ternak, efisiensi ekonomi dan produksi akan tercapai. Sebagai bagian dari sistem manajemen maka biosekuriti sangat penting khususnya untuk mencegah penyakit.

Biosekuriti, pengobatan/vaksinasi dan manajemen peternakan yang baik merupakan tiga sisi dari segitiga pengendalian penyakit. Unggas harus diberikan lingkungan dimana penyakit dan infeksi dikendalikan sampai pada titik dimana vaksinasi dan pengobatan mencapai efek yang menguntungkan. Jadi, sudah jelas bahwa biosekuriti adalah elemen kunci dalam segitiga pengendalian penyakit.

Peternakan yang menerapkan program biosekuriti akan bisa menekan biaya kesehatan ternak menjadi lebih murah dibanding peternakan yang tidak menerapkan biosekuriti. Karena jika terjadi outbreak, maka penanganan penyakit tentu akan menghabiskan banyak biaya. Program ini cukup murah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit. Bahkan tidak ada satupun program pencegahan penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekuriti.

Sumber Risiko
Agen penyakit (bakteri, virus, jamur dan parasit) bisa masuk ke dalam suatu peternakan tidak berjalan atau datang sendiri. Agen-agen penyakit tersebut masuk ke lingkungan farm melalui... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2022.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021-8300300

PERESMIAN TEACHING FARM CLOSED HOUSE FAPET UNPAD

Peresmian teaching farm closed house. (Foto: Istimewa)

Rabu (14/9/2022), di mulai pukul 10:30 WIB, di Desa Ciparangge, Jatinangor, Sumedang, diselenggarakan Peresmian Teaching Farm Closed House Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Padjajaran (Unpad), yang merupakan hibah dari PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI).

Hibah kandang closed house ini merupakan hibah ke-13 dari PT CPI yang dibangun selama delapan bulan dengan berbagai fasilitas pendukung yang diperlukan, seperti kandang dengan kapasitas 23.000 ekor, akses jalan beton menuju farm, kantor, gudang pakan ternak dan bangunan penunjang lainnya.

Dalam sambutannya Dekan Fapet Unpad, Rahmat Hidayat, menyatakan bahwa teaching farm closed house ini nantinya diharapkan memiliki lima manfaat, antara lain sebagai percontohan budi daya broiler yang ramah lingkungan, laboratorium lapangan bagi mahasiswa, meminimalisir gap antara industri dan pendidikan, tempat uji kompetensi untuk sertifikat keahlian, serta dapat diakses oleh masyarakat umum.

Sementara Wakil Dekan Fapet Unpad Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan dan Riset, Indrawati Yudha Asmara, menyatakan kegiatan ini sejalan dengan jargon yang digunakan saat ini, yakni “Unpad Bergerak” dan “Kampus Merdeka” dengan tujuan meningkatkan kualitas SDM melalui rangkaian kegiatan salah satunya penerapan teknologi baru dengan menghadirkan kandang closed house.

Rektor Unpad, Prof Rina Indiastuti, yang juga hadir turut mengemukakan bahwa kehadiran kandang closed house ini merupakan aset dan kebanggaan bagi Unpad. “Diharapkan perlu juga tersedia magang bagi mahasiswa di toko hasil produksi peternakan, sehingga alumni siap untuk berwirausaha, disamping mendorong mahasiswa selalu menghadiri pameran teknologi peternakan skala nasional maupun internasional,” katanya.

Harapan senada juga disampaikan oleh Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Indriantari, mewakili Kepala Dinas DKPP. “Berharap kehadiran teaching farm Fapet Unpad ini kelak terjadi sinergi antara peternakan rakyat dan industri peternakan, khususnya di bidang perunggasan. Dan terciptanya model pengembangan ayam ras pedaging di Jawa Barat, serta membentuk petani-peternak milenial,” harapnya.

Pada kesempatan tersebut juga turut dihadiri Presiden Direktur PT CPI Tjiu Thomas Effendy, Ketua BEM Fapet Unpad Tama Mahardika, serta Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM Agus Santoso. Pada acara peresmian itu juga dilakukan peninjauan ke dalam kandang closed house yang berisi 23.000 DOC broiler. (SA)

SOLUSI JITU ATASI POLUSI BAU PADA PETERNAKAN AYAM

Salah satu masalah klasik yang menghinggapi setiap peternak ayam adalah bau pada kandang yang disebabkan oleh feses. (Foto: Dok. Rochim)

Tak hanya mengundang kemarahan warga sekitar, bau kandang yang menyengat terkait erat dengan gas berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan ayam. Bahkan, mengakibatkan kegagalan usaha.

Salah satu masalah klasik yang menghinggapi setiap peternak ayam adalah bau pada kandang yang disebabkan oleh kotoran ayam. Apalagi peternak ayam kampung skala rumah tangga, yang umumnya memiliki lokasi kandang tak jauh dari lingkungan pemukiman warga. Tak jarang, kekhawatiran munculnya bau dari kandang ayam menyebabkan calon peternak mengurungkan niat usahanya.

Memang, bila tidak segera ditangani, bau yang menguar dari kandang dapat berdampak erat pada kesehatan ayam, hingga kesehatan peternak sendiri. Kelalaian dalam menangani masalah bau pada kandang dapat mengakibatkan ayam mengalami kesulitan bernapas, iritasi tabung pernapasan, radang kantung udara, radang selaput lendir mata, atau kombinasi dari gejala-gejala tersebut.

Selain itu, kondisi tak nyaman akibat bau dapat memicu munculnya stres yang berpengaruh pada sistem imun tubuh ayam. Akibatnya, tingkat efektivitas pakan dan produktivitas ayam pun menurun.

Akar Masalah Bau Kandang
Penyebab utama munculnya bau pada kandang tidak lain adalah amonia dalam kotoran atau feses yang dihasilkan ayam. Amonia adalah salah satu sumber utama bau pada kandang. Gas ini berbau menyengat dan merupakan senyawa tidak berwarna yang dapat larut dalam air.

Feses ayam tidak menghasilkan gas amonia secara langsung. Gas ini terbentuk melalui penguraian unsur asam urat pada feses ayam oleh mikroba yang seringnya terjadi di litter atau alas kandang atau tanah. Kelebihan protein atau unsur nitrogen berasal dari pakan yang diekskresikan ayam dalam bentuk zat asam urat di dalam feses.

Secara alami, feses ayam akan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2022.

Ditulis oleh: 
Muhammad Faris Ridwan &
Rochim Armando
Koresponden Infovet Tulungagung, Jawa Timur

KANDANG CLOSED HOUSE DENGAN MESIN DIESEL LEBIH AMAN DAN HEMAT?

Pada kandang closed house kerap terjadi kasus voltase listrik yang naik turun, menyebabkan blower berputar tidak sempurna, sehingga laju udara yang dihasilkan di dalam  kandang menjadi tidak optimal. (Foto: Istimewa)

PT Kubota Indonesia yang berlokasi di Semarang pada Oktober 2021, mulai memproduksi mesin diesel terbarunya. Yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan peternakan, yaitu digunakan untuk menggerakkan blower di kandang broiler closed house.

Berawal dari Permasalahan Peternak
Mesin baru tersebut lahir dari survei yang dilakukan perusahaan. “Dari kartu garansi yang kembali ke perusahaan ternyata terlihat persentasenya cukup besar bahwa mesin kami digunakan untuk peternakan, dalam hal ini menggerakkan blower. Karena itulah kami memutuskan mengembangkan mesin baru untuk peternakan,” kata Marketing Kubota Indonesia, Tri Widodo, pada presentasi di Indo Livestock 2022.

Ada beberapa alasan mengapa mesin baru tersebut dibuat. Dari sekian banyak peternak yang diwawancara ternyata kendala yang dialami peternak terutama terkait dengan blower adalah keamanan dan biaya.

Di kandang closed house banyak terjadi kasus voltase listrik naik turun. Yang menyebabkan blower berputar tidak sempurna. Sehingga laju udara yang dihasilkan di dalam kandang menjadi tidak optimal.

Dinamo penggerak blower juga sering terbakar salah satunya disebabkan oleh voltase listrik yang drop. Ketika dinamo sudah terbakar meski arus listriknya ada, namun blower tidak akan bisa berputar.

Kendala lain adalah matinya listrik yang dapat diprediksi. Apalagi ketika cuaca ekstrem tiba-tiba hujan deras, ada pohon tumbang dan sebagainya. Rata-rata peternak memang memiliki genset, tapi ketika listrik padam... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2022. (NDV)

MENGINTIP PERALATAN KANDANG LAYER CLOSED HOUSE MODERN

Kandang closed house dilengkapi berbagai peralatan yang bertujuan memberikan ayam layer modern lingkungan yang optimal. (Foto: Istimewa)

Seperti broiler, ayam layer modern juga membutuhkan lingkungan yang ideal agar bisa berproduksi dengan maksimal. Karena itu kandang closed house menjadi pilihan yang baik karena mampu menyediakan lingkungan ideal yang stabil.

Kandang closed house dilengkapi dengan berbagai peralatan yang bertujuan untuk memberikan ayam layer modern lingkungan yang optimal, perlindungan dari penyakit dan memaksimalkan produksi.

Feeder System
Kandang baterai biasanya menggunakan talang pakan yang dipasang memanjang. Pemberian pakan bisa secara manual oleh anak kandang atau dilakukan secara otomatis. Pakan ditampung di dalam hopper/penampung lalu disalurkan ke semua talang pakan.

Drinker System
Nipple drinker banyak digunakan di kandang layer closed house. Dilengkapi dengan water pressure regulator untuk mengontrol tekanan air. Juga untuk melalukan flush (pembersihan) setelah pemberian obat, vaksin atau vitamin melalui air minum.

Kelebihan nipple drinker adalah mudah diakses oleh ayam dari segala arah, tidak mudah bocor dan tahan lama jika terbuat dari bahan berkualitas.

Heater System
Pada fase starter bisa digunakan space heater, yaitu pemanas yang mampu memanaskan seluruh kandang. Karena panas yang dihasilkan disirkulasikan menggunakan kipas.

Space heater berbahan bakar gas dan bisa dipadukan dengan climate controller, sehingga suhu bisa diatur dan bisa otomatis mati jika kandang sudah mencapai temperatur tertentu. Space heater bisa digunakan untuk kandang yang populasinya besar.

Ventilation System
Temperatur dan kualitas udara dalam kandang perlu... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2022. (NDV)

MENGINTIP PERALATAN KANDANG BROILER CLOSED HOUSE

Kandang closed house dilengkapi peralatan canggih untuk menunjang performa ayam. (Foto-foto: Istimewa)

Kandang broiler modern (closed house) dilengkapi dengan berbagai peralatan yang bertujuan untuk memberikan lingkungan kepada ayam yang optimal, memenuhi kebutuhan nutrisinya dan perlindungan dari penyakit.

Pemberian Pakan
Ada banyak jenis feeder untuk broiler salah satunya adalah auto feeder. Bekerja dengan memindahkan pakan dari tempat penyimpanan ke saluran pakan lalu menyalurkannya ke control pan dimana ayam akan makan. Ketika control pan kosong, auto feeder akan menyala dan otomatis mengisinya lagi dengan pakan.

Item lain yang digunakan adalah baby chick feeder untuk ayam usia 0-14 hari. Ketinggian tempat pakannya menyesuaikan tinggi ayam yang masih kecil, kapasitasnya bisa menampung 3 kg pakan. Satu baby chick feeder bisa digunakan hingga sekitar 25 ekor.

Adapun super feeder yang juga bisa menjadi pilihan lebih praktis. Memiliki ketinggian tempat makan yang sama dengan baby chick feeder sehingga bisa digunakan untuk DOC. Ketika ayam sudah berumur lebih dari 14 hari, super feeder bisa digantung menggunakan screw hook sesuai ketinggian tubuh ayam. Untuk menaik-turunkan super feeder digunakan clip adjuster.

Super feeder mempunyai kapasitas 5 kg ke atas. Ada yang tanpa sekat dan ada yang bersekat dengan bertujuan agar pakan tidak terbuang ke lantai.

Sistem Air Minum
Ayam harus dipastikan mendapatkan air bersih dengan volume yang cukup dan akses tak terbatas. Tekanan air disesuaikan dengan umur ayam.

Water pressure regulator adalah bagian sangat penting dari sistem air minum ayam. Digunakan untuk mengontrol besarnya tekanan air di pipa. Ada regulator yang mempunyai fitur automatic flush untuk membersihkan secara otomatis.

Nipple drinker adalah tempat dimana ayam meminum air. Diletakkan cukup tinggi agar ayam bisa minum dengan cara mendongak. Hal itu sesuai dengan cara minum alami ayam, jika diperhatikan di alam liar ayam yang minum akan mengambil air dengan paruhnya lalu mendongak untuk menelan airnya.

Dosatron kit adalah alat untuk mencampur obat, vitamin, atau vaksin ke dalam air, dihisap dan disalurkan ke saluran pipa hingga ke nipple untuk diminum oleh ayam. End set adalah lubang angin untuk melepas udara di pipa, dimana dilepas keluar dari nipple.

Alat lain yang digunakan dalam drinker system adalah screw hook, selang insatalasi, pipa dan stop keran.

Pemanas
Masa brooding adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2022. (NDV)

POTENSI EKONOMI BUDI DAYA BROILER PADA KANDANG CLOSED HOUSE

Ketika penerapan manajemen perkandangan modern telah berjalan baik, diharapkan peternakan Indonesia semakin maju. (Sumber: Shutterstock)

Empat komponen biaya dalam membangun kandang ayam broiler dengan sistem closed house yaitu investasi, operasional dan pemeliharaan, penerimaan, serta keuntungan. Angka terkini investasi yang harus dikeluarkan dalam membangun closed house di kisaran biaya terendah Rp 77.000/ekor ayam.

Sementara kisaran biaya tertinggi Rp 100.000/ekor ayam. Hitungan ini disebutkan oleh dosen Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak, Sekolah Vokasi IPB, Danang Priyambodo SPt MSi.

Lebih lanjut Danang merinci total biaya terendah untuk 40.000 ekor sejumlah Rp 3.098.150.000. Sementara total biaya tertinggi sebanyak Rp 4.012.800.000. Nilai keseluruhan investasi tersebut digunakan untuk keperluan pembelian tanah, pembuatan jalan menuju kandang maupun dalam kandang. Berikutnya kebutuhan penerangan atau listrik, sumur bor atau penampungan air, perizinan, pagar keliling, mess/gudang, genset dan peralatan kandang (PE).

Danang memberi catatan, angka tersebut didapatkan dengan asumsi luasan yakni ukuran 12 m x 120 m, kapasitas 40.000 ekor. “Dengan jumlah dua lantai kandang. Biaya ini bisa berubah sesuai bahan, situasi dan kondisi daerah setempat,” kata Danang saat menjadi pembicara dalam SAS21 Poultry Pilot Project: Closed Poultry House Training, beberapa waktu lalu.

Berikutnya dijelaskan analisis berdasarkan penghitungan ekonomi budi daya broiler sistem closed house memang mengeluarkan biaya investasi cukup tinggi, namun keuntungan yang didapat setiap periodenya juga tinggi. “Kalkulasi yang menguntungkan, Break Even Point/BEP closed house dapat tercapai dalam 3,5-4,5 tahun,” ungkap dia.

Selain itu, umur bangunan kandang closed house yang terbuat dari besi baja mampu bertahan lama lebih kurang 20 tahun. “Setelah BEP, kandang masih tetap bisa digunakan dalam waktu yang masih lama dan dalam kondisi yang tetap baik,” ucapnya.

Operasional dan Pemeliharaan 
Pada komponen kedua yakni biaya operasional dan pemeliharaan, pengeluaran digunakan untuk tenaga kerja, listrik dan air, gas, serta kebutuhan sekam. Kisaran biaya operasional terendah untuk kapasitas tamping… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2022. (NDV)

TAHAPAN TEKNIS MEMBANGUN KANDANG CLOSED HOUSE

Ayam memerlukan lingkungan pemeliharaan yang nyaman. (Foto: Shutterstock)

Sistem perkandangan modern yang lebih dikenal dengan sistem kandang tertutup (closed house) di bangun dengan tujuan menciptakan lingkungan pemeliharaan yang nyaman bagi ayam.

Area Head Production West Java PT Charoen Pokphand Indonesia, Karno, menyarankan kepada peternak dalam membangun kandang closed house memerlukan konsultasi terlebih dahulu guna tercapainya efisiensi biaya dan produktivitasnya.

Terdapat beberapa tahapan teknis yang perlu diperhatikan dalam membangun kandang closed house, diantaranya pemilihan lahan, ukuran kandang, listrik dan genset, peralatan kandang (adanya ventilasi, evaporative systems, heating/brooding/lighting systems, drinker systems, feeding systems) serta konstruksi.

Pemilihan Lahan 
Beberapa faktor yang mutlak diperhatikan dalam memilih lahan atau lokasi kandang untuk usaha peternakan ayam antara lain: 
• Akses jalan memadai.
• Dekat dengan jaringan listrik 3 phase.
• Letak kandang tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk, serta telah mendapat izin dari masyarakat dan instansi terkait.
• Kualitas dan kuantitas air cukup sepanjang tahun.
• Lebih disarankan lahan yang datar.
• Panjang dan lebar lahan cukup untuk dibangun kandang (memanjang arah Timur-Barat).

Ukuran Kandang
Lebih lanjut, Karno menjelaskan spesifikasi teknis bangunan kandang closed house. “Panjang 120 meter dan lebar 12 meter. Tinggi per lantai 2 meter, jumlah lantai 1-3 lantai,” terang Karno saat menjadi narasumber pada Closed Poultry House Training yang diselenggarakan Sekolah Vokasi IPB, beberapa waktu lalu.

Karno menambahkan, arah kandang memanjang Barat-Timur dan kapasitas kandang per meter persegi 14-25 ekor atau 20.000-36.000 ekor/lantai.

Kebutuhan Daya Listrik Kandang Standar 2 Lantai
Sumber: Karno, PT Charoen Pokphand Indonesia.

Peralatan Kandang
Sistem ventilasi menjadi pokok dari sebuah kandang closed house. “Ventilation system ini dapat menggunakan exhaust fan berdiameter 52 inci terintegrasi dengan sensor dan kontrol panel (micro controller),” lanjut Karno.

Kelengkapan dari sistem ventilasi ini terdiri dari fan (kipas), evaporative cooling pad yang terintegrasi dengan sensor dan kontrol panel.

Dalam brooding system, Karno mengatakan dapat menggunakan space heater. Berikutnya adalah pemasangan watering system menggunakan sistem nipple dengan regulator tekanan air.

Pada tahap feeding system, Karno mengimbau untuk menggunakan sistem Auger Pan Feeding berpenggerak motor listrik. Hal ini bertujuan untuk mendistribusikan pakan ke seluruh kandang melalui pipa galvanis dengan screw conveyor atau auger.

Karno juga menambahkan, dalam aspek peralatan kandang closed house, diperlukan sarana penunjang. “Penting untuk menyediakan gudang penyimpanan pakan, sekam dan alat-alat untuk keperluan proses budi daya. Selain itu, pemilik juga perlu membangun mess untuk tempat tinggal karyawan,” ujar dia.

Menghitung Kebutuhan Kipas
Semua kebutuhan untuk pertumbuhan ayam harus tersedia di dalam kandang. Selain kebutuhan air minum dan ransum yang cukup serta berkualitas, pentingnya memerhatikan sistem ventilasi udara yang baik serta suhu dan kelembapan udara yang optimal.

Pada kandang closed house terjadi pergerakan udara yang stabil dan tingkat kelembapan udara di dalam kandang bisa diatur sesuai kebutuhan ayam.

Suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam dinamakan suhu efektif. Suhu efektif ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu suhu ruangan (suhu yang terdeteksi di termometer), kelembapan dan kecepatan aliran udara dalam kandang (yang mengenai tubuh ayam).

Kendati suhu termometer tinggi, namun apabila terdapat aliran udara maka suhu yang dirasakan oleh tubuh ayam akan lebih rendah. Hal inilah yang dinamakan dengan chilling effect.

Tujuan menghitung kebutuhan kipas berdasarkan kecepatan diantaranya untuk menurunkan temperatur yang selanjutnya menimbulkan wind chill effect. Wind chill effect merupakan efek penurunan suhu yang dirasakan akibat adanya hembusan angin yang mengenai permukaan tubuh/kulit ayam.

Berikutnya menghitung berdasarkan pertukaran udara (air exchange) guna menyuplai oksigen lalu mengeluarkan gas-gas berbahaya (CO², NH3) dan mengeluarkan uap air agar mengurangi kelembapan udara maupun kelebihan panas.

Sistem closed house yang baik harus mampu menghasilkan kecepatan angin yang dibutuhkan untuk menghasilkan suhu yang sesuai bagi ayam. “Memastikan pertukaran udara terjadi dalam durasi yang sesuai. Misalnya dalam waktu 1 menit, seluruh volume udara di dalam kandang sudah dikeluarkan dan diganti dengan udara baru dari luar,” jelas Karno.

Kandang closed house yang sering dijumpai di Indonesia adalah kandang dengan tipe tunnel atau seperti terowongan yang dilewati oleh udara dengan kecepatan dan waktu tertentu. Satuan yang digunakan untuk mengukur berapa kecepatan udara (air velocity) adalah CFM atau Cubic Feet per Minute. “Menghitung kebutuhan kipas berdasarkan kebutuhan CFM/kg yakni 4,0-6,21 CFM/kg,” kata Karno.

Contoh Lighting Program
Sumber: Karno, PT Charoen Pokphand Indonesia.

Feeding & Drinker Systems
Ruang pakan (feeder space) yang cukup serta keseragaman flock merupakan poin penting untuk mencapai performa optimal.

Menurut Karno, apapun tipe feeder yang digunakan, yang terpenting adalah feeder space harus cukup. “Pakan harus selalu ada (full feed),” imbuhnya. Sementara untuk drinker systems ada beberapa persyaratan:
Water flow sesuai dengan umur ayam.
Ketinggian nipple selalu disesuaikan dengan umur ayam.
Kebersihan cup harus selalu dijaga.
Monitor konsumsi air minum dengan meteran air.
• Apabila ada perubahan konsumsi air, segera cek. Seperti juga jika ada kebocoran, water flow tak sesuai, nipple terlalu tinggi/rendah, saluran air mampet, ayam sakit dan lain sebagainya.

Konstruksi
Konstruksi bangunan kandang direkomendasikan menggunakan konstruksi rangka besi. Hal ini bertujuan untuk mengambil keuntungan dari masa manfaat bangunan yang relatif lebih panjang, diperkirakan mampu mencapai 20 tahun. Selain itu bertujuan untuk meminimalkan risiko kerusakan bangunan akibat hama, tiupan angin, banjir dan fenomena alam lainnya. (NDV)

CERMAT MEMBACA IKLIM DAN CUACA AGAR PERFORMA PRIMA

Pakan dan air minum harus dijaga kualitasnya. (Foto: Infovet/Ridwan)

Sudah jadi suatu kepastian bahwa iklim dan cuaca merupakan faktor berpengaruh pada budi daya peternakan terutama unggas. Peternak dituntut bisa membaca situasi iklim dan cuaca agar performa tetap prima.

Siapa tak kenal Napoleon Bonaparte, seorang pemimpin militer Perancis yang terkenal di seluruh dunia karena sepak terjangnya dalam revolusi Perancis dan Amerika. Nyatanya Napoleon bukanlah seorang panglima tanpa tanding yang tidak pernah kalah dalam setiap peperangan.

Yang paling terkenal adalah ketika dirinya harus kalah pada peperangan Waterloo dan dipukul mundur pasukan koalisi Inggris, Belanda dan Jerman. Mengapa Napoleon bisa kalah? Sejarah mengatakan bahwa Napoleon sesungguhnya kalah oleh cuaca ekstrem bukan oleh pasukan koalisi. Karena hal tersebut ketelitian dan kecermatan membaca iklim dan cuaca amatlah penting.

Dari cerita tersebut, tentunya dapat menjadi inspirasi bagi bahwasanya siapa yang dapat memprediksi, mengatasi, atau bersahabat dengan iklim dan cuaca akan mendapatkan hasil yang baik, begitu pula dengan beternak. Sudah menjadi bagian dari takdir bahwa Indonesia beriklim tropis dengan dua musim dan peternak harus bisa hidup bersahabat dengan hal tersebut.

Musim Panas yang Panjang
Beberapa tahun belakangan, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa Indonesia mengalami musim kemarau panjang selama 2019-2020, hal ini terjadi karena rendahnya suhu permukaan laut dari pada suhu normalnya yang berkisar 26-27° C di wilayah perairan Indonesia bagian selatan dan barat. Imbasnya pembentukan awan berkurang di beberapa wilayah Indonesia. Hal itu mengakibatkan kekeringan yang berdampak pada ketersediaan air bersih dan suhu panas.

Namun begitu, pada penghujung tahun 2020 menuju 2021 cuaca berubah, hujan mulai turun dengan curah hujan tinggi dan terjadi perubahan suhu ekstrem. Tentunya ini menjadi tantangan bagi peternak, karena ternak terutama unggas modern mudah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2021. (CR)

PENYAKIT MENGANCAM TANPA KENAL JAM

Risiko masalah kualitas air ketika cuaca ekstrem bisa meningkat. (Foto: Istimewa)

Dalam setiap musim, baik kemarau dan penghujan tentunya ancaman yang berbeda akan dihadapi peternak. Baik dari segi penyakit dan lingkungan, ancaman tersebut memerlukan strategi yang berbeda.

Cuaca Kering Bikin Ayam Geuring
Di musim kemarau biasanya pada peternakan broiler akan ditemukan kejadian dimana 1-2 ekor ayam yang dipelihara mengalami panting kemudian mati secara tiba-tiba, namun hanya menimpa ayam berukuran besar. Biasanya kejadian tersebut merupakan indikasi ayam mengalami heat stress.

Kematian akibat heat stress cenderung menimpa ayam dewasa karena secara alami tubuh ayam akan menghasilkan panas (hasil metabolisme), ditambah suhu lingkungan yang semakin panas terutama disaat kemarau, sehingga panas dari dalam tubuh tidak bisa distabilkan. Dampak akhir yang terjadi ialah kematian.

Ironisnya, kejadian heat stress tidak hanya terjadi pada ayam broiler, namun juga layer. Yang menjadi pertanyaan seiring adanya perubahan iklim akibat pemanasan global, apakah kasus heat stress hanya disebabkan oleh faktor suhu dan kelembapan lingkungan?

Technical Education and Consultation PT Medion, Drh Christina Lilis, menjelaskan heat stress sudah menjadi problematika utama di dunia perunggasan Indonesia. Stres ini akan muncul ketika ayam tidak bisa membuang panas dari dalam tubuhnya akibat tingginya cekaman suhu.

“Ayam komersial modern yang selama ini kita pelihara termasuk hewan homeotermal, yaitu mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri karena memiliki sistem termoregulator. Ayam modern juga lebih sensitif terhadap perubahan suhu, oleh karenanya butuh trik khusus dalam manajemen pemeliharaan,” tutur Christina.

Ia melanjutkan, banyak faktor lain yang memengaruhi kondisi suhu panas di kandang yang membuat ayam stres karena panas, misalnya metabolisme internal dari tubuh ayam, radiasi sinar matahari, aktivitas fermentasi mikroba pada litter kandang. Ketika ayam menghadapi kondisi panas dari berbagai sumber tersebut, ayam akan merespon dengan cara menurunkan suhu tubuhnya melalui pengeluaran kelebihan energi panas dari dalam tubuh.

Mekanisme pengeluaran panas tubuh ini akan berfungsi secara normal (optimal), saat ayam dipelihara pada… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2021. (CR)

MAKSIMALKAN PERAWATAN DI AWAL MASA KEHIDUPAN

Untuk mekamsimalkan potensi genetik unggas dibutuhkan perhatian khusus dalam masa awal pemeliharaan (brooding). (Foto: Infovet/Ridwan)

Dalam manajemen pemeliharaan ayam broiler, ada satu fase yang menjadi faktor pembeda, dimana pada masa tersebut sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan. Brooding, tidak ada peternak yang tidak mengetahuinya, namun banyak yang lalai dalam menjalaninya. Nyatanya, di lapangan kegagalan pada fase ini masih sering dialami peternak dan membuat performa jadi tak menentu.

Setelah menetas, DOC langsung dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi sebagaiana diketahui ayam broiler di zaman now merupakan sebuah mesin biologis yang hebat. Karena dalam kurun waktu kurang lebih sebulan, broiler dapat melipatgandakan bobot tubuhnya hingga 20 kali lipat, dengan catatan potensi genetiknya dapat termaksimalkan.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, dibutuhkan perhatian khusus dalam masa awal pemeliharaan (brooding). Masa brooding mutlak dibutuhkan DOC. Brooding dimulai sejak DOC tiba di kandang, sampai mereka mencapai umur serta bobot tertentu dan tidak memerlukan pemanas lagi.

Pada dasarnya lama brooding tidak bisa disamakan antar satu peternakan dengan yang lain. Standarnya berada di kisaran 10-14 hari untuk anak ayam yang dipelihara di kandang terbuka (open house) dan 7-8 hari untuk di kandang closed house. Namun bisa bertambah lebih lama tergantung kondisi.

Memenuhi Kebutuhan Dasar
Beberapa praktisi perunggasan mengatakan bahwa pada tujuh hari pertama di masa brooding adalah masa-masa kritis yang butuh perhatian lebih. Seperti diutarakan Drh Christina Lilis dari PT Medion, bahwa pada fase ini DOC ditargetkan naik bobotnya sebanyak 4,5-5 kali lipat dari bobot lahir. Misalkan bobot DOC 40 gram, maka pada akhir minggu pertama diharapkan bobotnya mencapai 180-200 gram.

Brooding ini fase yang terjadi adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2021. (CR)

PROGRAM PEMBERIAN CAHAYA PENGARUHI KUALITAS PRODUKSI

Program pemberian cahaya pada layer bertujuan meningkatkan pertumbuhan tubuh, mengontrol sexual maturity dan mencapai target bobot badan pada produksi. (Foto: Dok. Infovet)

Pada pemeliharan ayam petelur komersil atau layer yang berlangsung cukup panjang, yaitu lebih kurang 76 minggu, diperlukan manajemen yang baik dan sesuai standar teknis agar diperoleh ayam petelur yang produktif dan menguntungkan usaha, salah satunya ialah program pemberian cahaya (lighting programme).

Program pemberian cahaya ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan tubuh, mengontrol sexual maturity dan mencapai target bobot badan pada produksi 2-2,5%. Pemberian cahaya yang asal-asalan sudah barang tentu akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan dalam produksi, walau faktor teknis lainnya seperti biosekuriti, kualitas dan kuantitas pakan/air minum dan lainnya sudah memenuhi standar teknis, karena ayam sangat sensitif terhadap perubahan cahaya dan berpengaruh terhadap kematangan seksual dan sangat berpengaruh pada penambahan konsumsi pakan, disamping berpengaruh pada produksi telur, daya hidup, ukuran telur dan kualitas kulit telur.

Adapun hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam proses pemberian cahaya, antara lain durasi cahaya alami setempat selama setahun berjalan, karakteristik unit pemeliharaan (kontrol cahaya, kandang terbuka), kondisi musim per tahun (berkurang/bertambahnya hari pencahayaan), suhu (durasi cahaya pada suhu lingkungan tertinggi), tanggal tetas (apakah cahaya alami pada bobot badan yang ditargetkan ketika rangsangan cahaya untuk mulai betelur), perkembangan ayam tiap flock, pencatatan performa secara ayam tepat dalam tiap unit pemeliharaan, hindari masuknya cahaya luar yang tidak diinginkan ke dalam kandang gelap, yang akan memberikan efek pada program pencahayaan dan kasus mematuk bulu (kanibal).

Program Pencahayaan Minggu Pertama DOC
Pada pemeliharaan di kandang tertutup (closed house) memungkinkan untuk melakukan “pembatasan cahaya” (intermittent lighting) pada umur ayam 1-2 minggu, dimana ini untuk sinkronisasi tingkah laku DOC untuk makan, minum dan istirahat yang memberi efek menguntungkan dalam menstimulasi kekuatan DOC, sehingga dapat memperbaiki keseragaman. Setelah umur dua minggu secara bertahap program cahaya selanjutnya.

Tabel 1: Program Pembatasan Cahaya Umur DOC Layer 1-2 Minggu

Periode

Schedule Pemberian Cahaya

Selama 4 hari

·       4 jam terang

·       2 jam gelap

·       4 jam terang

·       2 jam gelap

Setelah 4 hari

·       8 jam terang

·       2 jam gelap

·       4 jam terang

·       6 jam elap

Sumber: Novogen Layer Management Guide, 2018.

Yang perlu diperhatikan pada kandang closed house adalah hal-hal berikut, yaitu… Selangkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2021. 

Ditulis oleh: Ir Sjamsirul Alam
Praktisi perunggasan, alumnus Fapet Unpad

MENGINTIP KANDANG DAN PERALATAN AYAM RAS PEDAGING

Diperlukan kandang yang memadai dan memenuhi syarat dalam memelihara ternak ayam broiler. (Foto: Dok. Infovet)

Untuk pemeliharaan ayam ras pedaging atau ayam broiler dibutuhkan kandang serta peralatan yang memadai dan memenuhi syarat, agar mempermudah manajemen menuju target keuntungan (profit) usaha. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau calon peternak, yaitu:

A. Pemilihan Lokasi Kandang yang Tepat
Dalam pemilihan lokasi kandang yang hendak dibangun perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

• Kondisi suhu dan lingkungan apakah sesuai dengan karakter ayam broiler yang mudah stres.
• Topografi, kontur, tekstur tanah dan sumber air harus cukup baik.
• Luas lahan tersedia harus sesuai dengan pengembangan peternakan ke depan.
• Akses transportasi dan instalansi listrik cukup tersedia.
• Jarak dengan lokasi pemukiman penduduk untuk sekarang dan mendatang cukup jauh, sehingga dapat diharapkan memperkecil risiko gangguan lingkungan sosial. Menurut Peraturan Kementerian Pertanian No. 40/Permentan/OT. 140/7/2011 tahun 2011, jarak peternakan ayam dan pemukiman minimal 500 m dari pagar terluar.
• Pembuangan air limbah pencucian kandang tidak mengontaminasi sawah/kolam/sungai penduduk sekitar.
• Perizinan sesuai peraturan daerah (Perda) setempat. Usahakan ada bukti resmi tentang pembangunan peternakan agar terhindar dari penggusuran/penutupan peternakan. Perizinan tersebut meliputi Surat Persetujuan Masyarakat Setempat, Surat Rekomendasi Desa, Surat Izin Pemerintah Kota/Kabupaten, Surat Izin Mendirikan Bangunan, Surat AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan), Surat Izin Usaha dan Surat Izin Gangguan (HO).
• Jarak antara peternakan yang akan dibangun dengan peternakan lain yang telah ada minimal 1 km, karena kebanyakan peternakan ayam broiler di Indonesia open house. Tetapi bila memakai sistem closed house, jarak tersebut bisa 500 m sesuai dengan persyaratan Environment Code of Practice for Poultry Farm in Western Australia 2014.

B. Menghitung Skala Usaha
Besarnya skala usaha atau kapasitas/daya tampung kandang sebaiknya disesuaikan dengan standar kapasitas ayam broiler dewasa yang ideal di kandang terbuka (open house), yaitu 5-16 kg/m2. Jika ayam broiler dewasa akan dipanen dengan bobot 1,8 kg/ekor, maka dari ketentuan standar kepadatan tersebut peternak dapat memelihara ayam 0-10 ekor/m2. Dengan demikian bila memiliki kandang berukuran 40 x 7 m (luas kandang 280 m2), peternak bisa memasukkan ayam 2.520-2.800 ekor (asumsi 9-10 ekor/m2).

C. Tata Letak (Layout) yang Komprehensif
Idealnya dalam suatu lokasi peternakan tersedia pos jaga,  tempat parkir, kantor, gudang pakan, mess karyawan, kantin dan bangunan pendukung lainnya (rumah genset, kandang karantina/afkir, rumah sumber, tempat pemusnahan limbah dan lain sebagainya) hendaknya dilakukan dengan baik. Tujuannya agar alur distribusi ayam, personel (manusia), pakan maupun peralatan dapat berjalan efektif. Kandang disarankan membujur ke arah Barat-Timur, sehingga intensitas sinar matahari yang masuk dalam kandang tidak berlebih.

Tata letak ini juga merupakan bagian dari biosekuriti (Biosecurity Structural) karena berperan menekan rantai penularan penyakit. Untuk sistem kandang open house sangat disarankan di satu lokasi peternakan mengaplikasikan one age farming (all in all out), dimana pada satu peternakan hanya ada satu jenis ayam dengan umur dan strain yang sama, karena lebih memudahkan dalam monitoring pemeliharaan ternak secara seragam, disamping memperkecil rasio penularan penyakit akibat variasi umur.


Untuk persyaratan teknis kandang yang baik antara lain lebar kandang maksimal 7 m agar sirkulasi udara lancar, tinggi kandang 1,8-2 m yang akan memperlancar sirkulasi udara dan mempermudah pembersihan serta disinfeksi kandang, atap kandang (genting, alumunium, asbes, rumbia/seng) dengan derajat kemiringan harus 30-35 dan ketinggian dari lantai hingga puncak atap sekitar 6-7 m, sedang dari lantai ke atap terendah kiri-kanan sekitar 2,5-3 m.

Bila sistem all in all out tidak mungkin dilakukan, maka jarak kedatangan DOC harus kurang dari satu minggu agar pengendalian penyakit lebih mudah. Juga bila DOC berasal dari beberapa perusahaan/breeding farm disarankan masing-masing DOC dipelihara pada brooding tersendiri tetapi tetap dengan perlakuan manajemen yang sama, dengan maksud mempermudah evaluasi kualitas DOC dari masing-masing sumber bibit (perusahaan pensuplai).

Bila waktu kurang dari satu minggu sulit dilakukan, maka maka saat chick-in perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• DOC yang kedatangannya berbeda dipelihara pada brooding berbeda pula.
• Jarak antar kandang yang berisi DOC yang berbeda minimal 7 m (1 x lebar kandang).
• Alur distribusi personel dan peralatan antar kandang dengan umur dan jenis DOC yang berbeda harus dibatasi, terutama pada periode starter dan pada terjadi outbreak penyakit.
• Monitoring dilakukan mulai dari ayam yang lebih muda dulu dan selanjutnya ke yang lebih tua/dewasa.
• Lakukan disinfeksi secara rutin pada masing-masing kandang.
• Program vaksinasi dibuat sama untuk semua kandang.

D. Peralatan Kandang
Berbagai peralatan kandang yang perlu dipersiapkan antara lain nampan pakan DOC (kapasitas 40-80 ekor) atau DOC feeder (kapasitas 50-80 ekor) atau tempat pakan DOC kecil (kapasitas 15-25 ekor) atau tempat pakan DOC besar (kapasitas 25-35 ekor), tempat pakan gantung (kapasitas bermacam-macam sesuai umur dan jumlah ayam yang dipelihara), tempat minum gantung (berbagai kapasitas) atau tempat minum otomatis mapun tempat minum nipple, pemanas kapasitas 750-1.000 ekor DOC/buah, disinfektan (spray kecil, spray gendong bertekanan tinggi, spray otomatis cuci kandang).

Kemudian dipersiapkan pula keranjang ayam plastik kapasitas 15-20 ekor/buah atau 12-15 ekor/buah, timbangan ayam manual atau timbangan ayam digital, sikat lantai bertangkai, ember plastik/karet, sepatu boots, selang air, kipas angin, sapu lidi besar, sekop, cangkul, termometer ruangan, spuit/alat suntik ayam, lampu bohlam kandang dan gunting bedah ayam. Semua barang-barang tersebut di atas sangat dibutuhkan dalam memulai usaha beternak ayam broiler, agar bisnis yang dijalani memberikan keuntungan yang baik. (SA)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer