Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

DAGING AYAM AKAN MENJADI BARANG MEWAH DI KAZAKH?

Outlet berita Kazakh, Nur, berasumsi bahwa kenaikan harga ayam di pasar negara itu bisa mengubah daging ayam menjadi barang mewah. Ruslav Sharipov, direktur serikat peternak unggas Kazakh, mengatakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, harga diperkirakan akan naik setidaknya setengahnya karena peternak perlu mengimbangi biaya yang meningkat.

Pavlov mengatakan krisis saat ini berpotensi memburuk lebih lanjut karena masalah di pasar pupuk mineral dunia dapat merusak produksi biji-bijian global dalam beberapa musim mendatang. (poultryworld)

PETERNAK UNGGAS KAZAKH MENGHADAPI GELOMBANG KENAIKAN HARGA BARU

Karena para peternak Kazakh secara bertahap kehabisan stok bahan pakan yang dibeli sebelum krisis tahun ini, konsumen harus bersiap untuk kenaikan harga 50-60%.

Sejauh ini, pada tahun 2022, harga rata-rata daging broiler di Kazakhstan melonjak 25%. Ini tampaknya hanya awal dari tren kenaikan harga yang lebih lanjut. (via poultryworld)

PERKUAT KOLABORASI ANTAR NEGARA KENDALIKAN PMK

Pertemuan SEACFMD. (Foto: Istimewa)

Indonesia bersama Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) mendorong kolaborasi negara-negara di Asia Tenggara dan China dalam penguatan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Hal itu disampaikan Dirjen Peternakan dan Kesehatan (PKH) Kementerian Pertanian, Nasrullah di sela-sela pertemuan “25th South-East Asia and China Foot and Mouth Disease (SEACFMD) Coordinators Meeting” di Bali (5/10/2022).

Nasrullah katakan, pertemuan SEACFMD yang berlangsung selama tiga hari sangat penting dalam mendorong program pengendalian PMK bagi Indonesia sebagai negara anggota yang baru terdampak.

“Kita berharap hasil dari pertemuan ini dapat mengarahkan, sekaligus memberikan rekomendasi terbaik untuk mengendalikan PMK, serta memberikan panduan dalam perjalanan pemberantasan PMK di Indonesia dan Asia Tenggara serta China,” ujarnya. Pertemuan pun dihadiri oleh negara-negara anggota diantaranya Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Singapura, China dan Mongolia serta negara-negara tetangga kawasan seperti Timor Leste, Jepang dan Korea Selatan.

Hal senada juga disampaikan Sub-Regional Representative SEACFMD Regional Coordinator WOAH, Ronello Abila, bahwa pertemuan tahunan koordinator nasional SEACFMD merupakan sarana penting untuk membahas situasi risiko PMK, sekaligus menjadi forum berbagi pengalaman dalam pengawasan dan pengendalian PMK.

“Melalui kegiatan ini dapat terjalin kerja sama regional antar negara anggota dan  semua peserta dapat meninjau kemajuan kampanye SEACFMD, serta merumuskan rencana aksi pengendalian PMK,” kata Ronello.

Dalam pertemuan SEACFMD yang juga dihadiri para ahli dari Laboratorium Referensi Dunia untuk PMK-Pirbright, Australian Centre for Disease Preparedness (ACDP), Lanzhou Veterinary Research Institute (LVRI), Regional Reference Laboratory Pakchong dan para mitra kerja internasional, ditambahkan Ronello, semua negara anggota menyepakati rekomendasi dari hasil pertemuan terkait pengendalian PMK, baik untuk negara anggota yang masih tertular PMK maupun juga rekomendasi untuk negara yang masih bebas PMK.

Menurutnya, kolaborasi dan komunikasi, serta sinergi diantara negara anggota, mitra kerja, serta pihak swasta menjadi hal yang disepakati untuk terus ditingkatkan guna memperkuat langkah dalam pengendalian PMK. “Hal ini sejalan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sejak terbentuknya kampanye SEACFMD pada 90-an,” ucapnya.

Sementara Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, optimis bahwa SEACFMD dapat mengkoordinasikan kegiatan pengendalian PMK antara negara-negara anggota. Selain juga memberikan saran teknis dan memastikan strategi regional yang terintegrasi, serta mendorong dukungan politik dan sumber daya untuk kegiatan PMK.

Ia tambahkan, koordinasi, kerja sama dan kolaborasi semua peserta sangat penting untuk dapat mengendalikan PMK dan pada akhirnya memberantas PMK di Kawasan Asia Tenggara dan China.

“Kunci sukses dalam pengendalian PMK di Indonesia tidak hanya komitmen tingkat nasional, tetapi juga harus mendapatkan dukungan global, serta komitmen dari tingkat provinsi hingga kabupaten,” tukasnya. (INF)

DAGING BABI PALING POPULER DI RUMAH TANGGA JEPANG

Rumah tangga Jepang sangat bergantung pada pemrosesan makanan dan pasar ritel untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging,

Pada tahun 2020, daging babi adalah daging paling populer di rumah tangga Jepang, menyumbang 54% dari konsumsi rumah tangga (naik 4% dari 2019), diikuti oleh ayam, yang menyumbang 44% (naik 4% dari 2019) dan daging sapi 33% (naik 3 % dari 2019).

Sementara itu, konsumsi di sektor jasa makanan menunjukkan konsumsi daging sapi sebesar 58% (turun 6%), diikuti oleh daging ayam sebesar 49% (turun 4%), dan daging babi sebesar 23% (turun 4%). (via poultryworld)

KONSUMSI DAGING DAN UNGGAS RUMAH TANGGA JEPANG MENINGKAT

Pada tahun 2020 selama pandemi COVID-19, konsumsi daging rumah tangga Jepang meningkat. Yang membuat pembelian eceran produk daging meningkat juga. Data dari Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang mengumumkan perincian konsumsi daging pada tahun 2020.

Konsumsi daging di restoran dan perusahaan jasa makanan lainnya menurun. Namun persentase konsumsi rumah tangga meningkat untuk semua spesies ternak, termasuk ayam, sapi, dan babi. (via poultryworld)

AUDIENSI BELUM MENGHASILKAN, PETERNAK UNGGAS MANDIRI DEMO DI JAWA TIMUR

Demo peternak di Kantor Gubernur Jawa Timur (Foto: Istimewa)

Peternak unggas mandiri UMKM menggelar aksi demo di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, hari ini Selasa (4/10/2022). Salah satu akar masalah yang disuarakan peternak dalam aksinya terkait kondisi over supply kuota Grand Parent Stock (GPS) baik ayam layer maupun broiler, merujuk perhitungan data dari Ditjen PKH Kementan. 

Dalam keterangan resminya, Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional Alvino Antonio mengemukakan peternak sudah melakukan audiensi dengan Kementerian Perdagangan tanggal 19 September 2022 di Jakarta.

Rapat berlanjut dengan difasilitasi Bapanas pada 20-21 September 2022 di Depok dan Bogor. “Kami juga telah berkirim surat secara kelembagaan ke Pemprov Jatim tentang operasi pasar yang tidak ditanggapi dengan serius,” ungkap Alvino. 

Ditambahkan Alvino, peternak juga menyoroti langkah integrator pembudidaya Final Stock yang tidak konsisten menjual ayam hidup sesuai ketentuan harga acuan Permendag. Kini, ditambah dengan beredarnya telur breeding di pasar komersial.

Tuntutan Peternak

“Tuntutan peternak agar pemerintah menghentikan operasi pasar dengan harga diluar harga acuan Permendag No. 7 tahun 2020 dan mengacu kepada harga acuan Bapanas 2022,” ujar Alvino.

Pada pertengahan September lalu, Bapanas bersama para stakeholder peternakan telah duduk bersama menyusun dan menyepakati HAP daging ayam ras/live bird di tingkat peternak, yaitu Rp 21-23 ribu.

Peternak juga mendesak Gubernur untuk berkirim surat teguran kepada breeding farm untuk tidak menjual telur breeding-nya ke pasar komersial.

Pemerintah pusat juga sebaiknya membatasi perkembangan populasi perusahaan terintegrasi baik layer maupun broiler dan jangan menjual hasil budidaya Final Stock perusahaan terintegrasi tersebut di pasar basah.

“Kondisi sekarang ini, peternak mandiri UMKM hanya ada ribuan peternak kecil dengan kapasitas kandang 1.500 ekor hingga 15.000 ekor. Eksistensinya ada, tetapi seolah dianggap tidak padahal juga membantu perekonomian rakyat,” imbuh Alvino. 

Alvino menjelaskan peternak-peternak mandiri UMKM tidak dapat bergabung kedalam kemitraan konvensional bisnis perusahaan integrasi, karena belum memenuhi persyaratannya. “Kami hanya memiliki kapasitas lahan dan kandang yang tidak bisa lagi diperbesar kapasitasnya,” lanjut dia. 

Dalam poin tuntutannya, peternak juga meminta moratorium pembangunan kandang closed house

“Sudah seharusnya para integrator lebih pandai dan mampu melihat pasar ke depannya, bisa menempatkan pasar tersendiri mengikuti harga jual sesuai Permendag, tanpa harus melukai para peternak mandiri UMKM,” tandas Alvino. (Nunung/INF)

PILAH-PILIH ENZIM SESUAI KEBUTUHAN

Kebanyakan enzim digunakan di dalam pakan ternak monogastrik. (Foto: Istimewa)

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel sebelumnya, enzim hanya bekerja pada satu substrat tertentu. Sedangkan dalam formulasi pakan, nutrien tidak hanya terdiri dari satu zat. Oleh karenanya dibutuhkan kejelian dalam memilih enzim agar lebih tepat guna.

Kurang lebih ada sekitar 3.000 jenis enzim yang sudah diidentifikasi. Dari ribuan jenis enzim tersebut tentunya tidak semuanya dapat dipakai dalam suatu formulasi ransum. Namun begitu, ada begitu banyak enzim yang sudah terbukti dan memberikan dampak positif bagi pakan ternak.

Dalam formulasi pakan ternak ruminansia, penggunaan enzim biasanya bersifat minimalis, hal ini karena aktivitas bakteri dalam rumen ruminansia bersifat seperti enzim. Sehingga kebanyakan enzim digunakan di dalam pakan ternak monogastrik.

Dalam ilmu kimia, enzim sendiri memiliki binomial penamaan enzim menggunakan akhiran (-ase), misalnya lipase, amilase dan lain sebagainya. Sheppi (2001), menyebutkan setidaknya ada empat jenis enzim yang digunakan pada pakan ternak di pasaran. Berikut adalah penjabarannya.

Enzim Pemecah Amilum (Pati)
Dalam formulasi ransum, jagung merupakan komponen utama yang menjadi sumber energi. Kandungan pati (amilum) dalam jagung yang tinggi membuat para ahli nutrisi ternak menyebutnya sebagai bahan mentah standar emas. Bahkan hingga sekarang, sulit rasanya mencari bahan baku substituen sebaik jagung.

Namun begitu hasil penelitian Noy dan Sklan (1994), yang disitir oleh Sheppi (2001), mengatakan pati di dalam jagung hanya tercerna tidak lebih dari 85% pada ayam broiler umur 4 dan 21 hari. Alasannya karena ayam berusia muda belum memiliki enzim amilase dalam jumlah cukup, selain itu pada masa aklimatisasi ayam menderita shock karena perubahan nutrisi, sehingga produksi enzim endogenous menjadi terganggu.

Drh Christina Lilis dari PT Medion, mengatakan bahwa di situlah peran dari pemberian feed additive berupa enzim amilase secara eksogenous. “Berdasarkan data penelitian, menambahkan enzim amilase bersama dengan enzim lain pada masa kritis anak ayam, dengan gejala mengalami stres akibat perubahan nutrisi, lingkungan dan status imunitasnya, dapat membantu meningkatkan produksi enzim endogenous. Hasilnya proses pencernaan menjadi lebih optimal, sehingga memaksimalkan penyerapan nutrisi,“ kata Christina.

Enzim Pemecah Serat 
Seperti yang sudah disebutkan, sistem pencernaan hewan monogastrik seperti ayam tidak mampu… Selengkapnya baca di Majalan Infovet edisi September 2022. (CR)

BEGINI CARA MAKSIMALKAN POTENSI GENETIK BROILER

De Heus Mengajak Peternak Memaksimalkan Potensi Genetik Ayam Broiler

Berkat seleksi breeding yang baik selama lebih dari 100 tahun ayam broiler mengalami perkembangan genetik yang sangat pesat. Hasilnya ayam broiler di masa kini semakin efektif dalam mengonversi pakan menjadi bobot padan sehingga menghasilkan daging yang lebih banyak yang tentunya dapat memenuhi keinginan pasar.  

Namun begitu perkembangan pesat di sisi genetik harus dibarengi dengan pengaplikasian yang apik dari berbagai aspek agar potensi genetik si ayam maksimal. De Heus Indonesia selaku produsen pakan ternak paham betul akan hal ini, bersama dengan Cobb - Vantress Indonesia mereka mengadakan seminar dengan tema “Dealing With Genetic Changes”. Seminar ini dilaksanakan secara daring via Zoom dan luring di IPB International Convention Center, Bogor, Kamis (29/9) lalu.

Bagus Pekik selaku Head of Poultry Value Change De Heus Indonesia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada para peserta yang menghadiri acara tersebut. Terlebih lagi pasca pandemi, dimana menurutnya kini dirinya bertatap muka langsung dengan para peserta. Selain itu dirinya juga mempromosikan konsep baru model bisnis De Heus yang diberi nama De Heus Broiler Model.

Konsep dari model bisnis ini kata Bagus serupa tapi tak sama dengan integrator lain, yakni membudidayakan ayam broiler dengan sistem kemitraan sampai menghasilkan produk berupa karkas. 

"Yang membedakan, kami menghitungnya dari harga karkas (hilir), yang lainnya menghitung mulai dari hulu (DOC,sapronak, pakan, dll). Ketika harga kontrak karkas dihitung duluan, maka harga sapronak dll dapat lebih terukur karena siapapun akan berlomba untuk lebih efisien, sehingga keuntungan yang didapat terasa lebih adil. Ini tentunya akan memperkecil rasa persaingan dan ini adalah solusi bagi fluktuatifnya harga live bird di tingkat peternak. Kolaborasi di sini akan terjadi ketimbang persaingan, dan inilah yang kita butuhkan dimasa yang penuh ketidakpastian ini," tutur Bagus.

Pada sesi pertama dijabarkan mengenai perkembangan genetik ayam broiler oleh Amin Suyono selaku Key Account Technical Manager Cobb Asia Pacific. Ia menjabarkan mengenai perkembangan genetik ayam broiler sejak tahun 1950-an hingga kini. Dimana pada tahun 1950-an presentase daging dada yang dihasilkan oleh karkas hanya 11,5%, sedangkan di masa kini presentasenya meningkat 2,5x lipatnya. 

Meskipun begitu menurut Amin, dibutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik untuk memenuhi potensi genetik yang luar biasa tersebut. Yang apabila ada satu aspek yang gagal dipenuhi, potensi tersebut tidak termanfaatkan secara maksimal.

Yang tidak kalah penting dalam suatu manajemen pemeliharaan adalah pakan. Hal ini disampaikan oleh Suttisak Boonyoung Nutritionist Cobb Asia Pacific. Menurutnya komposisi pakan harus dapat memenuhi kebutuhan dari ayam itu sendiri untuk dapat tumbuh. Ia menyinggung keterkaitan antara kebutuhan protein (asam amino) dengan pertumbuhan ayam.

"Beberapa asam amino misalnya lisin dan metionin berperan dalam pertumbuhan daging dan produksi telur. Jangan lupa pula kebutuhan fosfor dan mineral esensial untuk pertumbuhan frame alias kerangka yang menunjang otot," tuturnya.

Pentingnya pakan baik dari segi kualitas dan kuantitas juga dijabarkan oleh Patrick Van Vugt selaku International Product Manager Royal De Heus. Berdasarkan hasil penelitian, kata Patrick program pemberian pakan pada broiler harus berdasarkan pada genetik, manajemen pemeliharaan, nutrisi dan target produksi. Pada tahap awal proses ayam mulai belajar mencerna  hal terpenting yaitu feed intake alias asupan pakan.

"Jika ayam tidak diberikan pakan dalam bentuk dan ukuran yang tidak tepat akan terlihat pada organ proventriculus dan gizzard, dimana pemberian pakan dalam bentuk yang tepat di setiap fase pemeliharaan akan memberikan efek yang baik bagi perkembangan kedua organ tersebut," tutur Patrick.

Dalam kesempatan yang sama,Technical Manager Breeding De Heus Indonesia, Sofin Faiz  memaparkan sistem housing (kandang) broiler yang aplikatif terhadap kondisi iklim di Indonesia. Dalam paparannya, Ia meyakini bahwa investasi kontrol iklim mikro adalah investasi untuk meningkatkan performa dan aspek finansial.
“Kandang closed house bukan cuma menerapkan sistem ventilasi tunnel dan side saja. Pada kandang yang hanya menggunakan ventilasi tunnel, sangat sulit untuk mendapatkan sirkulasi udara yang tepat dan temperatur yang merata, sehingga kombinasi ventilasi dari samping dan tunnel adalah solusi terbaik untuk kandang di iklim tropis,” tutur Faiz. (CR)

BIAYA AKIBAT PERANG YANG DITANGGUNG MHP

MHP, produsen unggas terbesar Ukraina, tidak mengalami kerusakan material akibat perang pada fasilitas, infrastruktur, dan produksinya di Ukraina kecuali kerusakan fasilitas penyimpanan, yang menyebabkan kerugian produk sebesar US$6 juta pada bulan Maret.

Namun, MHP telah menderita biaya terkait perang yang substansial sejak invasi Rusia pada 24 Februari. Pada paruh pertama tahun 2022, jumlah ini mencapai hampir US$50 juta dan termasuk sumbangan untuk masyarakat, penghapusan inventaris dan aset biologis, serta pengeluaran terkait perang lainnya.

“Bekerja dengan sukarelawan, MHP telah memberikan bantuan kemanusiaan termasuk pasokan gratis sekitar 13.000 ton produk unggas kepada penduduk Ukraina sejak awal perang,” kata MHP. (via poultryworld)

RANTAI EKSPOR MHP DIBANGUN KEMBALI

“Rute logistik baru meskipun lebih kompleks dan mahal telah ditetapkan dalam beberapa bulan terakhir, dan volume ekspor meningkat. Kami berharap dapat menyelesaikan panen gandum di hampir semua lahan kami pada paruh kedua tahun ini,” kata MHP, produsen unggas terbesar Ukraina.

Berkat perjanjian yang ditandatangani pada 22 Juli oleh Ukraina, Rusia, Turki, dan PBB untuk melanjutkan ekspor biji-bijian, perusahaan agrikultur sekarang dapat mengekspor dari Ukraina, dan lebih dari 100 kapal telah mengirimkan pakan ternak, biji-bijian, dan minyak nabati ke beberapa negara MENA dan Uni Eropa. MPH berencana menggunakan jalur ini untuk mengekspor biji-bijian akhir tahun ini. (via poultryworld)

PRODUKSI MHP BANGKIT KEMBALI

Meskipun MHP, produsen unggas terbesar Ukraina, terus menghadapi tantangan kompleks dan gangguan dalam operasional, penjualan dan logistik, perusahaan mengatakan mampu memulihkan produksi unggas di fasilitas Ukraina hampir 100% kapasitas.

Pada paruh pertama tahun 2022, MHP memperkirakan produksi unggas di Ukraina turun 3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 346.039 ton. Divisi Eropa melihat kenaikan 11% dalam produksi unggas dari tahun ke tahun menjadi 59.809 ton. (via poultryworld)

MHP MELAPORKAN KERUGIAN BERSIH PADA PARUH PERTAMA TAHUN 2022

Produsen unggas terbesar Ukraina, MHP, menghasilkan kerugian bersih US$89 juta pada semester pertama 2022 dibandingkan dengan laba bersih US$232 juta pada semester pertama 2021.

Dinamika kinerja keuangan yang negatif terutama berasal dari kerugian valuta asing nontunai sebesar US$92 juta pada paruh pertama tahun 2022. Konflik militer yang terus berlanjut di negara itu juga terus merugikan operasional.

MHP melaporkan bahwa konflik di Ukraina telah stabil sampai batas tertentu, meskipun situasinya tetap sangat cair, dan prospeknya tunduk pada ketidakpastian yang luar biasa. (via poultryworld)

MEDION RINTIS FASILITAS PRODUKSI TELUR SPF PERTAMA DI NUSANTARA

Seremonial Peletakan Batu Pertama PT Damar Gayatri Jaya

Sabtu 24 September 2022 menjadi hari bersejarah bagi PT Medion. Perusahaan produsen obat hewan asal Bandung tersebut menggelar seremoni peletakan batu pertama di salah satu unit bisnisnya yang bergerak di bidang peternakan yakni PT Damar Gayatri Jaya.

Kegiatan tersebut bertempat di Desa Mekarjaya, Banjaran, Kabupaten Bandung secara daring dan luring. Dalam kesempatan tersebut turut hadir Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, serta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.

Toto Winata selaku Direktur Utama PT Damar Gayatri Jaya dalam sambutannya menyampaikan bahwasanya fasilitas produksi telur Spesific Pathogen Free (SPF) tersebut merupakan upaya Medion dalam mendukung sektor peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia. Dimana nantinya produk yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan dalam penelitian dan produksi vaksin di Indonesia. 

"Ini juga merupakan bukti bahwa Medion adalah mitra pelanggan yang dapat diandalkan, diharapkan dari sini dapat mempermudah produsen vaksin, peneliti, dan user lainnya untuk lebih mudah mendapatkan Hatching Egg (HE) SPF tanpa harus mengimpor dari luar negeri," tuturnya.

Ia melanjutkan bahwa ini pun menjadi kebanggaan bagi PT Damar Gayatri Jaya dimana nantinya mereka akan tercatat sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang dapat memproduksi HE SPF sesuai dengan ketentuan European Pharmacopoeia

Toto juga menyebut bahwa beberapa tahun belakangan ini juga terjadi peningkatan permintaan vaksin unggas, sehingga kebutuhan HE SPF sebagai bahan baku juga meningkat. Dengan munculnya kebijakan pemerintah yang meminta agar impor bahan baku industri dikurangi maka Medion dengan sigap menjawab tantangan tersebut dan melihatnya sebagai suatu kesempatan.

"Selain mendukung program dan kebijakan pemerintah, PT Damar Gayatri Jaya juga membantu produsen vaksin dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan HE SPF Nasional. Diharapkan penggunaan HE SPF lokal selain dapat memangkas biaya produksi juga dapat meningkatkan kualitas produk karena mutunya juga tidak akan kalah dengan HE SPF impor," tandas Toto.

Direktur Kesehatan Hewan Drh Nuryani Zainuddin dalam sambutan yang mewakili Menteri Pertanian memberikan apresiasi yang setinggi - tingginya kepada Medion dan PT Damar Gayatri Jaya. Menurutnya Medion dan PT Damar Gayatri Jaya membuktikan bahwa produk lokal tidak kalah dengan impor serta memiliki daya saing yang tinggi.

"Semoga berdirinya PT DGJ ini dapat memberikan manfaat bagi semua stakeholder, dan kami juga berterima kasih atas sumbangsih Medion dan PT DGJ dalam membangun negeri melalui produk yang berkualitas," kata Nuryani.

Proses pembangunan fasilita PT DGJ akan dimulai pada September 2022 dan diharapkan rampung pada bulan Januari 2024 dan dapat segera beroperasi setelah pembangunannya selesai. Kehadiran PT DGJ diharapkan daoat memberi kontribusi positif bagi perkembangan industri kesehatan hewan di Indonesia dan dunia. (CR)

PRODUKSI SUSU MENURUN, BERDIKARI BERENCANA GARAP SEKTOR SAPI PERAH

Produksi Susu Indonesia Turun Karena PMK

Mewabahnya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berdampak pada industri susu. Dimana saat ini produksi susu dari peternak rakyat mengalami penurunan.

"Susu memang sedikit agak ini, karena terjadi penurunan produksi tapi itu kan terkena di peternak rakyat, tapi susu-susu di industri tidak. Sapi perah mereka yang industri itu terkendali," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Nasrullah.

Nasrullah mengatakan produksi susu pada peternak rakyat mengalami penurunan produksi sekitar 20%, sedangkan dari produksi susu industri tidak mengalami penurunan. Sehingga menurutnya secara nasional memang terjadi penurunan produksi namun tidak signifikan. Adapun dengan tingkat kesembuhan sapi yang terpapar PMK tinggi, membuat produksi susu akan pulih meski tidak dalam waktu dekat.

"Recovery atau tingkat sembuhnya kita juga tinggi dengan pemberian pakan yang bagus itu akan mengembalikan. tapi memang butuh waktu untuk recovery," kata Nasrullah.

Untuk diketahui kebutuhan susu di Indonesia saat ini memang masih bertumpu pada impor. Dimana mengutip Paparan PT Berdikari (Persero) pada Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, (5/9/2022) lalu produksi dalam negeri hanya bisa memenuhi 23% dari kebutuhan susu sapi nasional sebanyak 4,4 juta ton atau sekitar 1 juta ton. Importasi susu sebanyak 77% atau sekitar 3,4 juta ton.

Sedangkan konsumsi RI saat ini masih kalah dibandingkan negara lain dimana baru 16,27 kg per kapita per tahun, di bawah Malaysia 26,20 kg per kapita per tahun, dan Thailand 22,2 kilogram per kapita per tahun.Sehingga PT Berdikari juga berminat untuk masuk pada bisnis produksi susu sapi.

"Kita berencana masuk di bisnis dairy farm juga. marketnya cukup besar di Indonesia ," kata Direktur Utama PT Berdikari (persero) Harry Warganegara.

Harry mengatakan untuk produksi susu dan menyuplai pada pabrik susu eksisting dibutuhkan nilai investasi sebesar US$ 350 - 500 juta. dengan target ada 10.000 sapi perah yang berproduksi.

Sedangkan juga mau membangun brand susu sendiri dibutuhkan nilai investasi sebesar US$ 500 - 700 juta. (INF)

RATUSAN SAPI POSITIF PMK, SULTENG JADI ZONA MERAH


Petugas Melakukan Pengobatan Pada Sapi Terindikasi PMK

Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), menyebut 164 ekor sapi di wilayah Kabupaten Morowali dan Morowali Utara (Morut) terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Sekarang status Sulteng sudah berubah menjadi zona merah dengan total yang terpapar 164 ekor sapi," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng, Dandi Alfita di Palu, Rabu (21/9/2022).

Dia menjelaskan dari total 164 ekor itu masing-masing Kabupaten Morowali Utara sebanyak 124 ekor, sedangkan Kabupaten Morowali 40 ekor sapi. Semula gejala tersebut, lanjut Alfita, ditemukan dari ternak milik beberapa masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan investigasi untuk mengetahui peta sebaran PMK yang sudah terjadi.Hasil dari pemetaan itu menunjukkan gejala PMK juga muncul pada beberapa ekor sapi di Kabupaten Morowali. 

"Sekaligus saat itu juga kami melakukan pengambilan sampel untuk dilakukan uji laboratorium Balai Besar Veteriner Maros dan hasilnya baru keluar hari ini ternyata positif," ucap Alfita.

Berdasarkan hasil tersebut, pihak Dinas Peternakan dan Perkebunan Sulteng menutup seluruh akses pengiriman hewan ternak dari Morut dan Morowali.

"Langsung kami tutup dengan memperketat titik cek poin yang dijaga petugas Peternakan maupun dari aparat keamanan seperti Polri dan TNI," jelasnya.

Upaya lain, sambung Alfita, adalah dengan cara melakukan penyemprotan desinfektan terhadap seluruh kandang ternak sapi baik di Morut maupun Morowali.

"Terakhir adalah vaksin yang sudah dalam proses pengiriman dan secepatnya akan langsung dilakukan penyuntikan terhadap hewan yang terpapar maupun yang tidak agar memperkecil kemungkinan penyebaran lebih luas lagi," tambahnya.

Dia juga mengimbau agar seluruh masyarakat yang memiliki peternakan sapi maupun yang tidak agar melakukan pencegahan secara mandiri, diantaranya dengan cara menyemprotkan desinfektan secara berkala. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer