Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini peternakan ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

FGD PENGENDALIAN RESISTANSI ANTIMIKROBA

Focus Group Discussion pengendalian resistansi antimikroba. (Foto: Dok. Infovet)

Kamis (22/2/2024), berlangsung secara hybrid Focus Group Discussion (FGD) mengenai pengendalian resistansi antimikroba (AMR) untuk pengembangan kebijakan di bidang kesehatan hewan maupun kesehatan manusia.

Acara tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi kodefikasi pembiayaan kesehatan hewan dalam pengendalian AMR dan menyusun konsep untuk penguatan fakta beban AMR di sektor kesehatan dan sektor peternakan. Juga dibahas beragam studi kasus penanganan AMR di manusia dan hewan.

Seperti diketahui penggunaan antibiotik di sektor peternakan khususnya perunggasan memang cukup tinggi. Mengingat kasus penyakit yang terjadi di peternakan ayam cukup beragam seperti virus, bakteri, maupun parasit.

Menurut Gian Pertela dari Medion yang menjadi narasumber, dari data yang ia paparkan, serangan kasus bakterial di sektor peternakan menempati urutan cukup tinggi yakni sekitar 60%, sehingga membutuhkan antibiotik sebagai pengobatannya.

Adapun data 2023 dari Medion, bahwa tren penggunaan antibiotik cukup beragam, di antaranya antibiotik dari golongan trimethoprim-sulfadiazine, enrofloxacin, oxytetracycline, amoxicillin, erythromycin, doxycycline, ciprofloxacin, ampicillin, gentamycin, dan tetracycline.
 
“Kami sadari memang penggunaan antibiotik di industri peternakan itu tak terelakkan, namun kami tetap menjaga agar penggunaannya tepat dan bijak,” ujar Gian.

Penggunaan antibiotik memang memiliki dampak positif dengan memberikan kesehatan pada unggas dan memperbaiki performa unggas, namun dampak negatif dari resistansi yang ditimbulkan ataupun residu pada produk unggas, dan pencemaran lingkungan harus dihindarkan.

Oleh karena itu, sektor kesehatan hewan terus berupaya untuk melakukan intervensi penanganan AMR. Gian menjabarkan pihaknya memiliki 5R framework of antimicrobial stewardship, di antaranya Reduce, yakni dengan aktif memberikan edukasi dan pelatihan kepada peternak tentang manajemen pemeliharaan, kesehatan (vaksinasi), termasuk biosekuriti yang baik.

Replace, meningkatkan strategi non-antimikroba untuk pemacu pertumbuhan dan mencegah penyakit melalui pengembangan produk vaksin dan alternatif antibiotik.

Responsibility, memastikan kualitas obat melalui penerapan CPOHB, memastikan kualifikasi tim personel lapang dalam melakukan diagnosis penyakit dan penanganannya agar pemberian antibiotik dilakukan secara rasional, serta meningkatkan penggunaan DOC quality assassment dalam menentukan strategi pemberian antibiotik yang bijak dan tepat.

Refine, menyediakan layanan uji lab Antimicrobial Susceptibility Testing (AST) dalam penentuan antibiotik yang tepat untuk pengobatan, aktif memberikan edukasi soal bahaya AMR, dan meningkatkan penggunaan formularium antibiotik dalam pemilihan pengobatan guna mengurangi penggunaan HPCIA pada hewan ternak.

Review, melakukan pemantauan kasus AMR di peternakan, serta mengevaluasi dan mengembangkan intervensi pengendalian AMR melalui studi dan kolaborasi.

Sementara dari sisi pemeliharaan ternak, Didit Prigastono dari Japfa, mengungkapkan bahwa diperlukan manajemen pemeliharaan yang baik untuk optimalisasi genetik ayam menuju performa produksinya.

Kemudian penerapan biosekuriti untuk meminimalisir, mengurangi, mengendurkan, dan mencegah penyakit, serta melakukan vaksinasi untuk meningkatkan ketahanan spesifik terhadap patogen untuk kesehatan ternak yang optimal.

Dengan begitu diharapkan penggunaan antibiotik bisa dikurangi seminimal mungkin untuk mencegah kasus AMR semakin meluas, baik di kesehatan manusia maupun kesehatan hewan. 

Hal tersebut juga ditanggapi oleh salah satu peserta, yakni Baskoro Tri Caroko, selaku poultry consultant, bahwa seharusnya secara sederhana antibiotik jenis apa saja yang diperlukan untuk kepentingan maupun tidak pada kesehatan manusia, menjadi rekomendasi untuk bisa digunakan pada hewan ternak.

“Mohon itu bisa dikomunikasikan dengan baik ke Kementrian Pertanian khususnya Direktorat Kesehatan Hewan dan juga ASOHI, sehingga kami para dokter hewan perunggasan bisa membantu demi kepentingan kesehatan manusia. Dengan Good Management Practice di poultry farm dan antibiotik sederhana, kami dokter hewan perunggasan Insyaallah mampu menyediakan produk ayam dan telur yang aman, sehat, utuh, halal, dan bebas residu antibiotik,” tulisnya di kolom komentar. (RBS)

TELUR INFERTIL, BISA HEMAT BIAYA JADI TAMBAHAN PAKAN

Telur infertil ternyata bisa dimanfaatkan sebagai tambahan pakan. (Foto: Istimewa)

Banyak cara yang dilakukan peternak ayam, khususnya peternak skala kecil untuk menambahkan nutrisi pada pakan ayam peliharaanya. Ada yang menggunakan aneka rempah, dedaunan, dan lainnya sebagai pakan tambahan. Setiap peternak dipastikan akan berusaha agar pengeluaran biaya pakan lebih hemat.

Pola pemberian pakan tambahan dengan menggunakan bahan-bahan non-pabrikan, lazimnya dilakukan para peternak ayam buras, baik ayam kampung biasa, ayam KUB (Kampung Unggulan Balitnak), ayam Joper, dan varian lainnya. Sementara untuk peternak ayam ras broiler maupun ras petelur, umumnya mereka menggunakan pakan pabrikan.

Jika ada peternak ayam yang memberikan pakan tambahan berupa limbah tahu (ampas tahu), itu sudah banyak yang melakukan. Tapi bagaimana jika pakan tambahan yang diberikan berupa telur ayam yang dihasilkan dari kandang ayam yang sama? Amankah?

“Aman. Dari pengalaman saya selama ini tidak ada masalah. Saya sering memberikan pakan tambahan untuk ayam Joper dan KUB saya pakai telur-telur yang gagal menetas atau infertil,” tutur Zulkarnaen Nasution, peternak ayam kampung mandiri di Kota Asahan, Sumatra Utara, kepada Infovet.

Kendati demikian, dengan diberi pakan telur dari kandang yang sama, apakah tidak memunculkan sifat kanibal pada ayam? Karena ayam memakan bagian yang dikeluarkan dari dirinya sendiri. Menurut zulkarnaen hal itu tidak terjadi. “Saya sudah praktikkan bertahun-tahun dan aman-aman saja,” sebutnya.

Zulkarnaen adalah peternak ayam kampung jenis KUB dan Joper. Usaha peternakannya dimulai sejak empat tahun lalu. Masih tergolong baru, namun omzet dan keuntungan yang dinikmati tergolong besar. Masih sedikitnya peternak yang ada di daerahnya, menjadikan aparatur sipil negara (ASN) ini leluasa mengembangkan usahanya karena minim persaingan.

Usaha ternak yang dijalani Zulkarnaen tergolong mandiri. Ia tak hanya memiliki kandang pembesaran, tetapi juga usaha penetasan. Bahkan, belakangan ia merambah ke penjualan telur yang siap tetas (fertil). Pelanggannya tak hanya berasal dari Kota Asahan, tapi juga dari luar kota.

Di lahan pekarangan yang cukup luas di belakang rumahnya, Zulkarnaen memiliki lebih dari 10 kandang indukan. Satu kotak kandang berisi lima indukan betina dan satu pejantan. “Alhamdulillah, selain panen ayam kampung pedaging, bisa panen telur tetas juga,” ujarnya.

Dengan jumlah indukan 100 ekor, dalam sehari produksi telur fertil antara 50-60 butir. Sebagai peternak yang tak mau merugikan pelanggan atau mitranya, Zulkarnaen memberikan garansi 85% telur menetas. Artinya, jika telur yang diserahkan kepada mitra hanya menetas 75%, maka selisihnya yang 10% akan diganti.

“Jadi, misalnya orang beli 100 butir, maka yang digaransi adalah 85 butir benar-benar dibuahi oleh pejantan. Tentu saja dengan catatan mesin tetasnya bagus dan tidak bermasalah,” ucap dia.

Pakan Tambahan
Sebagian telur tetasnya di masukkan ke dalam mesin tetas dan sebagian lagi dikemas untuk dikirim para pemesannya. Untuk mengirim telur, Zulkarnan ekstra hati-hati dalam pengemasannya. Mengemas telur sangat berbeda dengan mengemas produk lain.

“Harus sangat hati-hati, karena telur mudah pecah. Makanya setiap 100 butir telur yang dikirim, saya kasih lebihan dua butir untuk jaga-jaga jika ada yang pecah selama pengiriman,” ungkapnya.

Sementara untuk yang akan ditetaskan, telur-telur yang sudah dibersihkan masuk ke dalam mesin tetas. Seperti biasa, di hari keempat Zulkarnaen melakukan pengecekan kualitas telur, memastikan semua telur tersebut layak tetas (fertil) atau tidak (infertil).

Dengan menggunakan lampu pijar, telur yang tampak kemerahan dan ada semacam serat berwarna merah (menyerupai bentuk akar tanaman) di dalam telur dimasukkan kembali ke dalam mesin tetas. Telur-telur tersebut dipastikan sebagai telur fertil atau telur yang dibuahi oleh sperma ayam pejantan. Telur ini dipastikan bisa ditetaskan dengan baik.

Sedangkan telur yang tampak terang dan tak terlihat ada serat warna merah, dikeluarkan dari mesin tetas. Beberapa telur yang infertil segera dipisahkan di keranjang. Telur infertil merupakan telur yang tidak dibuahi oleh sperma pejantan dan tidak dapat ditetaskan.

Telur-telur yang gagal tetas akan dipisahkan. Telur infertil yang sudah empat hari masuk ke mesin tetas, belum mengalami perubahan komposisi kuning dan putih telurnya. Artinya telur masih aman untuk dikonsumsi. Sebab itu, banyak para peternak yang tak membuang telur yang baru empat hari berada di dalam mesin tetas.

Zulkarnaen memanfaatkan telur infertil yang sudah empat hari di mesin tetas sebagai sumber protein ayam indukan pejantan. “Ini bisa jadi sumber protein yang bagus untuk ayam pejantan,” katanya.

Selain telur infertil yang masih bagus, Zulkarnaen juga mencampur dengan telur yang sudah bercampur bagian kuning dan putihnya. Cara ini tentu saja akan mengurangi biaya pakan untuk ayam-ayam di kandangnya.

“Saya kan peternak, kalau jumlah telurnya yang infertil terlalu banyak enggak mungkin dimakan semua. Makanya sebagian saya jadikan puding dan dikasih ke ayam pejantan. Ayamnya lebih sehat,” ungkapnya.

Peternak ini mengaku tak tahu persis berapa nilai penghematannya setelah memanfaatkan telur-telur infertil sebagai pakan tambahan indukan pejantan miliknya. Yang pasti, asupan nutrisi untuk pejantan indukan terpenuhi dan ayam-ayamnya tergolong sehat.

“Sampai saat ini saya tidak pernah hitung berapa persentase penghematannya. Yang penting begitu ada telur yang gagal tetas, saya olah jadi puding untuk pakan tambahan ayam indukan,” ujarnya.

Pahami Arti Infertil
Bagi para peternak pemula, sebutan telur fertil dan infertil masih terdengar asing. Pemahaman jenis telur fertil dan infertil ini penting dimiliki oleh para peternak, khususnya peternak pemula, agar terhindar kerugian yang terlalu besar.

Untuk para peternak pemula yang memilih membeli telur fertil, sebaiknya perlu memahami lebih dulu istilah telur fertil dan infertil. Kalau telur fertil mudah dipahami, yakni telur yang dibuahi oleh ayam pejantan dan kemungkinan besar bisa menetas.

Lalu, apa itu telur infertil? Bagi peternak pemula, bisa mengecek laman Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Di laman ini dijelaskan secara rinci tentang telur infertil. Secara definisi, telur infertil bisa dikatakan telur yang tidak mengalami pembuahan (fertilisasi) oleh sel sperma dari ayam jantan.

Infertilitas bisa juga disebut sebagai kemandulan, yaitu istilah dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat membentuk. Ada dua jenis telur infertil yang dibedakan berdasarkan asal sumber telurnya.

Jenis telur infertil yang pertama yaitu telur infertil bersumber dari ayam ras petelur atau layer komersial hasil budi daya atau telah lazim disebut telur konsumsi. Bukan telur hasil pembibitan, dalam pemeliharaannya tidak dicampur dengan pejantan. Telur ini merupakan telur infertil yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta tidak dicirikan oleh warna cangkang tertentu. Warna cangkang atau kerabang telur dari semua strain ayam layer yang dibudidayakan di Indonesia umumnya cokelat. Warna kerabang sendiri dipengaruhi deposit pigmen induk selama proses pembentukan telur dan ditentukan oleh genetik ayam.

Sedangkan telur infertil jenis kedua yaitu telur infertil hasil dari breeding farm ayam ras. Telur infertil ini adalah telur tetas atau hatching egg (HE) yang tidak dibuahi oleh sel sperma dari ayam jantan. Pembuahan telur HE melalui inseminasi buatan (IB) atau pencampuran dengan pejantan dalam pemeliharaannya. Telur infertil ini merupakan ayam ras yang telah melewati masa inkubasi 18 hari (dalam mesin setter/inkubator).

Dengan menguasai informasi ilmiah ini, para peternak pemula bisa lebih cermat dan hemat dalam pemberian pakan kepada ternak ayamnya. Meski angka penghematannya tak terlalu besar, setidaknya tidak ada kata mubazir dengan memanfaatkan telur infertil untuk pakan tambahan ternak. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

UPAYA MEMAKSIMALKAN KINERJA SALURAN PENCERNAAN

Yang menjadi kunci kesuksesan dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan yakni seimbangnya jumlah mikroorganisme yang ada pada saluran pencernaan. (Foto: Dok. Infovet)

Bicara masalah kesehatan ayam, penyakit infeksius memang datangnya lebih banyak dari saluran pernapasan. Tetapi bukan berarti masalah kesehatan saluran pencernaan harus diabaikan, karena komplikasi dalam kasus ayam yang sakit kerap kali terjadi.

Semua aspek pemeliharaan sangat besar pengaruhnya dan mereka saling terkait. Sederhananya, ayam yang saluran pernapasannya sakit salah satu gejalanya bisa jadi tidak mau makan, namun ayam yang saluran pencernaannya sakit dan nutrisinya kurang mudah terinfeksi penyakit lain termasuk pernapasan.

Keseimbangan Adalah Kunci
Dari kaca mata ilmu anatomi, saluran pencernaan ayam dapat dikelompokkan menjadi tujuh bagian yang terdiri dari tembolok (crop), lambung (proventriculus), ventriculus, usus halus, usus buntu (caecum), usus besar (colon), dan cloaca. Masing-masing bagian tubuh ini dihuni secara alami oleh mikroflora yang terdiri dari bakteri, protozoa, maupun jamur. Namun bagian yang paling banyak dihuni oleh jenis bakteri adalah saluran usus.

Yang menjadi kunci kesuksesan dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan yakni seimbangnya jumlah mikroorganisme yang ada pada saluran pencernaan. Jika keseimbangan tersebut bergeser, misalnya mikroorganisme patogen lebih banyak ketimbang mikroorganisme komensal dan yang menguntungkan, tentu akan merugikan ayam sebagai hospes dari mikroorganisme tersebut.

Poultry Consultant Jefo Nutrition Inc., David Marks, angkat bicara mengenai hal tersebut. Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat memengaruhi keseimbangan mikroflora di dalam usus. Faktor pertama yakni dari ransum serta air minum. Inilah alasan pentingnya mengecek kualitas pakan dan air minum. “Pakan yang nutriennya rendah dan tercemar mikotoksin, tidak higienis, serta mengandung cemaran feses kerap kali menimbulkan masalah pada ayam,” kata David.

Selain itu, air minum juga dapat menjadi media tumbuh kembang ideal bagi bakteri seperti E. coli maupun organisme patogen lainnya, sehingga dapat menyebabkan keseimbangan mikroflora usus terganggu.

Faktor kedua yakni stres. Stres terjadi karena reaksi fisiologis normal pada ayam dalam rangka beradaptasi dengan situasi baru, baik yang terkait dengan lingkungan maupun perlakuan ayam.

“Pada kondisi stres, ayam akan mengalami peningkatan produksi hormone kortikosteroid yang dapat menghambat organ kekebalan dalam menghasilkan antibody sehingga terjadi kondisi imunosupresi,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, stres juga menyebabkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2024. (CR)

MANAJEMEN VENTILASI PENGARUHI HASIL PANEN

Pemasangan tirai luar kandang. (Foto: Istimewa)

Salah satu faktor yang memengaruhi hasil akhir produksi ayam broiler adalah beban panas yang tinggi (heat stress). Hal ini terjadi karena ternak broiler merupakan tipe ayam pedaging yang pada prinsipnya adalah penumpuk lemak di dalam tubuh dalam jumlah besar pada masa produksi akhir (panen).

Salah satu kendala akibat iklim yang ekstrem yakni heat stress. Umumnya stres akibat panas terjadi karena penumpukan lemak menjadi penghambat pembuangan panas yang dibentuk oleh tubuh, sedangkan ayam broiler juga mendapat panas tubuh dari hasil metabolisme dan aktivitas lingkungan sekitar.

Aktivitas yang menyebabkan terjadinya panas lingkungan dipengaruhi temperatur, kelembapan, dan sirkulasi udara. Ketiga faktor tersebut merupakan elemen penting yang memengaruhi produksi broiler. Karena ketiga faktor tersebut berperan dalam proses terbentuknya kenyaman pada ayam, dimana akan menghasilkan produksi yang maksimal atau malah sebagai predisposisi timbulnya penyakit pencernaan (colibacillosis) dan pernapasan (chronic respiratory disease/CRD), atau bahkan keduanya (CRD kompleks).

Mengatur Ventilasi  
Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi stres akibat panas yang muncul akibat ketiga faktor di atas adalah manajemen ventilasi. Ventilasi merupakan pergerakan udara yang memungkinkan terjadinya pertukaran antara udara di dalam dan di luar kandang. Dengan manajemen ventilasi yang baik, maka angka temperatur, kelembapan, dan sirkulasi udara dapat diatur untuk memberikan rasa nyaman pada ayam.

Dalam sistem kandang terbuka, cara menciptakan pergerakan udara di dalam kandang dapat dilakukan dengan pemberian kipas angin, penerapan sistem buka-tutup tirai kandang, serta pembuatan model kandang monitor.

Adapun manajemen ventilasi yang mendukung juga penting dilakukan pada saat brooding, dimana pada fase tersebut merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan broiler hingga satu periode ke depan. Karena di fase ini DOC akan mengalami pertambahan jumlah sel (hiperplasia) terutama otot. Oleh karena itu, kondisi di dalam kandang harus sangat mendukung yang dimulai dari suhu ideal, kelembapan yang tepat, serta kualitas oksigen yang memadai untuk proses perkembangan.

Kebanyakan peternak cenderung hanya memperhatikan suhu dan kelembapan saja. Sehingga tidak jarang pada umur 7-10 hari tirai masih tertutup. Hal ini diperkuat oleh fakta yang didapat dari Veterinary Health and Care Services PT Gold Coin Indonesia, Drh Rizqy Arief Ginanjar.

“Kenyataan yang terjadi ketika tirai masih ditutup akan mengakibatkan sirkulasi udara di dalam kandang minimal, bahkan tidak terjadi. Sehingga kelembapan dan amonia di dalam kandang tidak bisa terkontrol. Dengan angka kelembapan dan amonia yang tinggi di dalam kandang akan memicu terjadinya penyakit,” ujar Rizqy.

Lebih lanjut, manajemen tirai yang baik harus mulai diperhatikan ketika masa brooding. Tirai yang digunakan harus menggunakan metode double screen guard (tirai luar dan dalam). Aplikasinya adalah dengan menggunakan dua buah tirai, satu untuk di dalam kandang dan satu lagi untuk di luar kandang. Pada saat DOC chick-in hingga umur tiga hari, tirai dalam masih dapat ditutup rapat agar panas di dalam brooder tercapai.

Ketika memasuki umur empat hingga tujuh hari, tirai luar pada siang hari sudah harus mulai dibuka disertai dengan pelebaran dari sekat (chick guard). Tirai dibuka ± 10-20 cm yang bertujuan agar terjadi pertukaran udara oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Sedangkan untuk tirai dalam masih dipertimbangkan untuk ditutup, namun juga melihat kondisi ayam.

Ketika malam, tirai masih harus ditutup agar ayam tidak terkena cold shock. Pada umur 7-10 hari dengan asumsi pertumbuhan bobot badan yang makin berkembang, maka tirai dan pelebaran sekat juga harus mengikuti. Tirai luar pada siang hari diturunkan seperempat dari tinggi kandang (± 40-50 cm), sedangkan untuk tirai dalam sudah bisa mulai dilepas. Pada malam hari tirai dapat ditutup kembali.

Pada umur 10-14 hari, tirai luar pada siang hari sudah dapat dibuka setengah tiang kandang dan pada malam hari tirai dapat dibuka seperempat tiang kandang. Pada umur 15-20 hari, tirai luar pada siang hari sudah dapat dibuka seluruhnya, namun pada malam hari tirai masih ditutup untuk antisipasi stres akibat cuaca dingin. Pada umur 21 hari hingga panen, tirai sudah dapat dibuka seluruhnya baik pada siang maupun malam hari. Namun masih dengan pertimbangan kondisi cuaca, adakalanya dinaikan (ketika hujan atau angin besar).

Disamping manajemen tirai, faktor sirkulasi udara juga dapat dibantu dengan penambahan kipas angin dan pembuatan kandang monitor. Pemberian kipas angin sering dipasang di dalam kandang yang memiliki alas litter. Tujuan pemberian kipas adalah untuk mempercepat perpindahan udara di dalam kandang. Jenis kipas angin yang digunakan adalah kipas pendorong (blower fan) dengan berbagai ukuran 24”, 36”, dan 42”. Kipas angin dapat ditempatkan pada ketinggian 50-100 cm dari lantai.

Di daerah tropis jenis kandang tipe terbuka yang memiliki konstruksi panggung diharapkan memiliki atap berbentuk monitor. Karena cuaca pada wilayah tropis sangat memengaruhi dalam tata laksana manajemen ventilasi. Selain dengan manajemen buka-tutup tirai, pembuatan kandang jenis panggung dan atap monitor pada kandang terbuka sangat membantu dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida atau bahkan pembuangan senyawa berbahaya H2S dan NH3.

Salah satu peternak yang sudah mengaplikasikan manajemen ventilasi adalah Suhardi. Menurutnya, di tengah iklim dan cuaca ekstrem seperti saat ini manajemen ventilasi yang baik akan menunjang performa, apalagi jika dibarengi dengan pemeliharaan yang baik.

“Saya selalu rutin dalam mengatur ventilasi, karena saya kurang biaya untuk bikin closed house jadi mau tidak mau saya harus bisa mengatur ventilasi. Paling sebagai tambahan saya sedikit rajin semprot disinfektan dan memisahkan ayam yang mati. Biar enggak nular penyakitnya,” kata Suhardi.

Ia mengatakan, pengaturan ventilasi ini sangatlah penting. Sebab hal buruk pernah menimpanya dikala anak kandangnya lupa melakukan maintenance buka-tutup tirai. “Pernah cuaca lagi panas, lupa buka tirai, ayam malah mati kepanasan semua, mana baru chick-in. Peristiwa seperti ini sudah jadi makanan sehari-hari, makanya saya rutin mengatur ventilasi, supaya ayam tetap oke performanya,” tandasnya. (CR)

DONGKRAK PERFORMA MELALUI KINERJA SALURAN CERNA

Masalah pada pakan (cangkang sawit) dan saluran pencernaan yang bermasalah. (Foto: Istimewa)

Kesehatan usus sangat penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi, karenanya merupakan faktor kunci dalam menentukan performa unggas. Masalah kesehatan usus sangat umum terjadi pada unggas dengan performa tinggi akibat tingginya asupan pakan, yang memberikan tekanan pada fisiologi sistem pencernaan.

Kelebihan nutrisi yang tidak tercerna dan terserap di usus halus dapat memicu disbiosis, yaitu perubahan komposisi mikrobiota di saluran usus. Disbiosis serta penyebab stres lainnya menimbulkan respons inflamasi dan hilangnya integritas antara sel-sel epitel, yang menyebabkan kebocoran usus (Richard et al., 2023 ).

Perkembangan Mikroba Usus
Sel epitel usus, mikroba, dan sistem kekebalan merupakan komponen ekosistem usus. Sebelum adanya penetasan telur skala besar di inkubator, penetasan metode alami membuat telur-telur tersebut bersentuhan dengan sarang atau ayam selama masa inkubasi dan dengan demikian memastikan transmisi vertikal mikrobiota induk ke anak ayam.

Namun di tempat penetasan komersial, anak ayam ditetaskan di lingkungan yang bersih dan tidak ada kontak dengan ayam betina. Oleh karena itu, mikrobiota usus anak ayam yang baru menetas sepenuhnya bergantung pada sumber lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman mikroba dan peningkatan kolonisasi patogen bawaan dari makanan yang berada di usus.

Anak ayam dapat memperoleh mikrobiota pada tahap embrio selama pembentukan telur di saluran telur dan selama pengangkutan melalui saluran reproduksi. Perolehan mikroba pasca penetasan bergantung pada berbagai faktor, seperti praktik produksi, pola makan, dan lingkungan. Dengan adanya modernisasi produksi ayam di tempat penetasan skala besar, transmisi vertikal alami mikrobiota dari ayam menjadi sangat berkurang.

Spesies pertama yang menghuni saluran pencernaan ayam adalah kelompok bakteri Coliform dan Sterptococcus fecal, yang melimpah pada hari ketiga setelah menetas. Mikrobiota usus kecil terbentuk pada usia sekitar dua minggu. Pada hari ke-40, Lactobacillus mendominasi mikroflora usus kecil. Mikrobiota cecal terbentuk dalam waktu 6-7 minggu dan didominasi oleh mikroba anaerobik fakultatif dan obligat, yang terdiri dari Clostridia, Enterobacteria, Streptococci fecal, Pediococci, dan Pseudomonas aeruginosa. Peningkatan komposisi dan kompleksitas mikroba pada saluran pencernaan bagian distal menyebabkan fluktuasi komposisi mikroba fecal.

Mikrobiota di Crop
Tembolok menampung komunitas bakteri besar yang terdiri dari sel bakteri dengan urutan 1 × 108 hingga 1 × 109 CFU g−1. Tembolok ini didominasi oleh bakteri gram positif seperti Lactobacillus spp. Spesies bakteria lain yang dikoleksi dari tembolok termasuk Bifidobacterium, Klebsiella pneumoniae, K. ozaenae, Escherichia coli, E. fergusonii, Enterobacter aerogenes, Eubacterium spp., Pseudomonas aeruginosa, Micrococcus luteus, Staphylococcus lentus, dan Sarcina spp.

Mikrobiota tembolok memfermentasi serat makanan menjadi asam lemak rantai pendek atau Short Chain Fatty Acid (SCFA). Asetat adalah SCFA utama dalam tanaman. SCFA menurunkan pH tanaman untuk menghambat pertumbuhan patogen yang berkoloni dan berkembang biak pada pH netral atau sedikit basa.

Mikrobiota di Proventrikulus dan Gizzard
Proventrikulus dan gizzard memiliki pH asam yang tidak ideal untuk kolonisasi mikroba. Asam lambung dapat menembus membran sel mikroba sehingga mengakibatkan penurunan pH intraseluler dan terganggunya gaya gerak proton trans-membran. Demikian pula asam laktat dan asam asetat mencegah kolonisasi patogen yang sensitif terhadap pH asam.

Lactobacilli merupakan spesies dominan pada proventrikulus dan gizzard. Enterobacteria laktosa-negatif, Enterococci, dan bakteri Coliform juga banyak ditemukan di proventrikulus dan gizzard. Konsentrasi bakteri dalam gizzard sama dengan tembolok, namun fermentasi bakteri terhambat oleh pH asam yang mengakibatkan penurunan konsentrasi asetat dan laktat dalam gizzard.

Mikrobiota di Usus Halus
Konsentrasi bakteri di usus kecil kira-kira... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2024.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

KORELASI ANTARA MUSIM PENGHUJAN DENGAN PENYAKIT PENCERNAAN

Masa brooding, bila perlu diperpanjang. (Foto: Istimewa)

Beberapa waktu belakangan cuaca cenderung sulit diprediksi dan berubah-ubah. Misalnya saja kemarau panjang yang terjadi akibat El-Nino beberapa waktu lalu, tentu sangat memengaruhi manajemen pemeliharaan dan membawa dampak terhadap penurunan performa produksi ayam broiler. Bulan berganti begitupun musim, dari kemarau panjang yang menerpa, kini curah hujan mulai meninggi di awal tahun.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan terjadi pada Januari dan Februari 2024. Untuk persebarannya yaitu sebanyak 385 Zona Musim (ZOM) atau sebesar 55,08% wilayah yang mengalaminya.

Di sisi lain, genetik ayam pedaging modern saat ini memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap suhu lingkungan dan DOC baru bisa mengatur suhu tubuhnya secara optimal pada umur minggu kedua. Oleh karena itu, DOC umur pemeliharaan minggu pertama hingga minggu kedua, peran brooder (pemanas) dan manajemen yang optimal sangat memengaruhi dalam upaya menjaga suhu kandang tetap dalam zona nyaman hingga diakhir periode mampu mencapai produksi yang optimal.

Akhir November sampai awal Desember 2023, merupakan awal perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan. Banyak peternak yang terlambat menyadari untuk merubah tipe manajemen kandang. Kebanyakan dari mereka masih berpatokan dengan manajemen musim panas yang menitikberatkan pada sirkulasi udara yang lancar dengan cara membuka lebar tirai kandang (untuk menghindari heat stress). Sehingga ketika musim hujan tiba-tiba datang, angin yang berhembus kencang disertai air hujan akan masuk ke dalam kandang dan langsung mengenai ayam.

Kondisi tersebut menjadi pemicu awal terjadinya penyakit. Karena perubahan suhu lingkungan yang berubah secara ekstrem akan menyebabkan penurunan kerja sistem imun tubuh. Secara fisiologis tubuh ayam akan merespon perubahan suhu yang ekstrem dengan membangkitkan mekanisme sistem imun.

Mewaspadai Peralihan Musim
Hal utama yang menjadi kendala saat musim peralihan dari kemarau ke penghujan adalah penurunan suhu menjadi lebih rendah. Suhu rendah memicu perlu dilakukannya pemanjangan masa brooding. Masa brooding yang dilakukan pada musim hujan seharusnya dilakukan hampir sepanjang hari (siang dan malam) dan bahkan akan melebihi dari dua minggu (> 14 hari).

Jika tidak dilakukan pemanasan ekstra pada siang hari, DOC tidak mendapat suhu ideal untuk pertumbuhannya dan akan kedinginan. Dampak lebih lanjut, pertumbuhan DOC tidak akan seragam sehingga performanya menjadi buruk (bad uniformity). Keseragaman yang buruk merupakan indikasi lanjutan bahwa penyerapan nutrisi di dalam tubuh ayam tidak berjalan optimal, yang berimbas pada buruknya efisiensi pakan yang menjadi daging (FCR tinggi).

Kemudian pergantian dari musim kemarau ke penghujan biasanya akan diikuti dengan munculnya angin kencang dari arah yang tidak menentu. Kecepatan angin yang tinggi dan mengenai ayam secara langsung dapat membuat ayam terkena... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2024.

Ditulis oleh:
Drh Rizqy Arif Ginanjar
Technical Support PT Gold Coin Indonesia

PENCEGAHAN PENYAKIT PENCERNAAN UNTUK MEMBANTU OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS AYAM

Kesehatan saluran cerna akan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan tubuh ayam, termasuk juga pertumbuhan organ yang berperan dalam sistem imun ayam. (Foto: Istimewa)

Kinerja saluran pencernaan memiliki peran krusial dalam pencapaian performa produksi. Sistem pencernaan berperan mencerna makanan dan menyerap nutrisi esensial. Nutrisi yang diserap tubuh inilah yang berperan dalam pertumbuhan dan produktivitas ayam sebagai penghasil daging dan telur.

Kesehatan saluran cerna akan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan tubuh ayam, termasuk juga pertumbuhan organ yang berperan dalam sistem imun ayam. Sistem imun yang berkembang baik dapat membantu ayam dalam mengatasi permasalahan infeksi penyakit di lapangan. Efeknya jelas saat terjadi penyakit maka produktivitas akan menurun. Melihat hal tersebut untuk mencapai performa produksi ayam yang optimal, kesehatan saluran cerna pastinya menjadi faktor krusial untuk diupayakan.

Menjaga kesehatan saluran cerna dari berbagai penyakit berbahaya penting untuk dilakukan. Secara umum, berbagai penyakit berbahaya yang bisa mengganggu saluran pencernaan adalah sebagai berikut:

Clostridium perfringens: Penyebab necrotic enteritis, rentan menyerang ayam broiler umur 2-5 minggu, sedangkan pada ayam petelur biasanya rentan umur 3-6 bulan. Serangannya mengganggu terutama di usus kecil yang menjadi rapuh dan berisi gas. Lapisan usus dilapisi oleh lapisan pseudomembran berwarna kuning. Ayam menjadi tidak nafsu makan dan diare.

Escherichia coli (E. coli): Penyebab colibacillosis yang dapat menyerang unggas pada berbagai tingkatan umur, tetapi lebih banyak terjadi pada ayam muda terutama umur 2-4 minggu. Bersifat oportunistik, infeksi yang hebat pada saluran pencernaan menyebabkan hemoragi petekie pada submukosa dan subserosa, gastritis, dan enteritis. Ayam menjadi lesu, ompalitis, oedema, dan jaringan sekitar pusar lembek.

• Newcastle disease: Paramyxovirus, ayam umur muda memiliki kerentanan yang lebih tinggi dibanding ayam dewasa. Tipe velogenik viscerotropik menyebabkan gangguan organ saluran cerna. Tipe mesogenik memiliki tingkat kematian yang lebih rendah, namun hambatan pertumbuhan dan penurunan produksi dapat terjadi. Gangguan organ pencernaan seperti perdarahan bintik (petekie) pada proventrikulus, nekrosa pada usus, dan juga perdarahan pada secatonsil.

• Gumboro: Virus RNA dari genus Avibirnavirus. Ayam muda terutama umur 3-6 minggu memiliki kerentanan yang tinggi. Virus ini sebenarnya lebih berdampak pada sistem kekebalan tubuh karena target utamanya adalah sel pre-B pada bursa fabrisius sehingga menyebabkan terjadinya imunosupresif. Imunosupresif yang ditimbulkan akan meningkatkan kepekaan ayam terhadap agen patogen lainnya. Gangguan organ pencernaan dapat dilihat dari ditemukannya perdarahan pada mukosa dekat pertautan antara proventrikulus dengan ventrikulus.

Inclusion body hepatitis: Adenovirus dari famili Adenoviridae. Ayam muda umur 4-10 minggu. Perubahan anatomi organ lebih terfokus pada hati, dimana hati tampak membengkak, berwarna kuning kecokelatan, terdapat bercak, perdarahan di bawah membran, serta konsistensi terasa lebih lunak.

Helicopter disease: Virus utama yang menyebabkan penyakit ini di Indonesia adalah Reovirus. Rentan terhadap anak ayam terutama broiler. Anak ayam yang terinfeksi helicopter disease menunjukkan laju pertumbuhan yang lambat pada umur 5-7 hari sehingga bobot badan rendah. Selain itu, banyak ditemukan tungkai bulu sayap primer yang patah. Perubahan patologi anatomi pada organ pencernaan yang dapat teramati adalah peradangan pada usus dan proventrikulus, usus tampak berdilatasi dan pucat.

Pencegahan utama untuk melindungi berbagai penyakit pencernaan ini dapat dilakukan dengan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2024.

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer