-->

MANAJEMEN BROODING: FONDASI AWAL MENUJU PERFORMA MAKSIMAL

Minggu pertama pemeliharaan adalah fondasi kehidupan yang akan menentukan performa panen. (Foto: Dok. Infovet)

Bayangkan apabila sedang membangun sebuah gedung pencakar langit. Semua arsitek tahu, fondasi adalah kunci. Jika fondasi kuat, bangunan akan berdiri kokoh. Namun jika rapuh, gedung semewah apapun akan mudah retak. Demikian juga pada fase brooding, memiliki filosofi yang sama, yakni 14 hari pertama adalah fondasi kehidupan yang akan menentukan performa panen.

Sayangnya, fase ini sering dianggap sekadar rutinitas. Padahal, kesalahan kecil di minggu pertama bisa membuat ayam kehilangan potensi bobot hingga ratusan gram per ekor di akhir pemeliharaan. Di tengah persaingan ketat dan fluktuasi harga, kesuksesan brooding menjadi senjata utama untuk meraih keuntungan.

Tantangan Nyata di Lapangan
Peternak modern dihadapkan pada dua medan perang, tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal mencakup semua hal yang bisa dikendalikan di farm, mulai dari kualitas pakan, pengaturan suhu, kelembapan, ventilasi, kualitas air, hingga standar pemeliharaan sesuai strain ayam.

Sementara tantangan eksternal datang dari luar, seperti harga ayam hidup yang naik-turun, kebijakan pemerintah, kelangkaan bahan baku, bahkan isu sosial seperti bau dan limbah.
Kuncinya adalah mengoptimalkan apa yang bisa dikendalikan. Jika manajemen brooding rapi sejak awal, ayam akan memiliki daya tahan lebih baik untuk menghadapi tekanan eksternal.

24 Jam Emas: Persiapan Sebelum DOC Masuk
Salah satu kesalahan paling umum di lapangan adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2025.

Ditulis oleh:
Henri E. Prasetyo drh MVet
Praktisi perunggasan, Nutritionist PT DMC

MAKSIMALKAN FASE BROODING, PENENTU KEBERHASILAN PEMELIHARAAN

Brooding merupakan masa-masa kritis bagi awal kehidupan ayam, karena itu dibutuhkan perhatian ekstra. (Foto: Istimewa)

Ada satu fase yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan dalam manajemen budi daya broiler, yakni brooding. Meskipun sangat penting, kegagalan pada fase ini masih sering dialami peternak karena menjalankannya dengan setengah hati.

Setelah menetas, anak ayam usia sehari/DOC (day old chick) harus dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Saat ini, broiler modern dengan segala keunggulan genetiknya merupakan sebuah mesin biologis atau bisa dibilang monster. Betapa tidak, dalam sebulan broiler dapat melipat gandakan bobot tubuhnya hingga 20 kali lipat, dengan catatan potensi genetiknya dapat termaksimalkan.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, dibutuhkan perhatian khusus selama masa brooding. Masa brooding mutlak dibutuhkan DOC. Brooding dimulai sejak DOC tiba di kandang, sampai mereka mencapai umur serta bobot tertentu dan tidak memerlukan pemanas lagi. Pada dasarnya lama brooding tidak bisa disamakan antar satu peternakan dengan yang lainnya. Standarnya berada di kisaran 10-14 hari untuk anak ayam yang dipelihara di kandang terbuka (open house) dan 7-8 hari untuk sistem closed house. Namun bisa bertambah lebih lama tergantung kondisi.

Memenuhi Kebutuhan Dasar
Beberapa praktisi perunggasan mengatakan bahwa pada tujuh hari pertama di masa brooding adalah masa-masa kritis yang butuh perhatian lebih. Seperti yang diutarakan Drh Christina Lilis dari PT Medion, bahwa DOC pada fase ini bobotnya ditargetkan naik sebanyak 4,5-5 kali lipat dari bobot lahir. Misal bobot DOC 40 gram, maka pada akhir minggu pertama diharapkan bobotnya mencapai 180-200 gram.

Brooding ini fase yang terjadi adalah perbanyakan sel tubuh (hiperplasia), oleh karena itu jika kita gagal dalam fase perbanyakan sel, terutama sel-sel pembentuk otot, maka nanti pertumbuhannya akan terganggu,” tutur Lilis.

Terkait FCR (feed convertion ratio) dan tingkat kematian, Lilis mengatakan bahwa seharusnya FCR pada fase brooding berkisar antara 0,85 dengan feed intake sekitar 150 gram, dan tingkat kematian 1%. Untuk mencapai standar segitu kita harus memenuhi kebutuhan dasar brooding yang baik,” pungkasnya. Kebutuhan yang dimaksud yakni pakan, air minum, suhu dan cahaya, serta kualitas udara yang baik, untuk menyukseskan program brooding.

Pakan dan Air Minum Cukup dan Sesuai
Sesaat setelah menetas DOC masih membawa sisa kuning telur yang berfungsi sebagai cadangan energi. Pada fase awal biasanya DOC tidak akan langsung makan, tetapi baru akan “belajar makan”.

Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Sumiati, mengatakan bahwa di lapangan biasanya ketika DOC baru chick-in peternak hanya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2025. (CR)

MEMPERSIAPKAN FASE BROODING YANG EFEKTIF

DOC membutuhkan perawatan khusus dalam beberapa minggu pertama untuk membantu mereka tumbuh menjadi ayam yang sehat. (Foto: Infovet/Ridwan)

Sebelum berbicara masalah perawatan anak ayam usia minggu pertama, langkah awalnya adalah sebaiknya tentukan dahulu ayam apa yang akan dipelihara.

Saat ini banyak pilihan strain ayam yang bisa dipilih berdasarkan pencapaian performa genetik sebagai acuannya. Bisa dilihat dalam tabel beberapa data genetik yang sudah terpublikasi untuk ayam pedaging (broiler) maupun petelur komersil (layer).

Apabila ingin lebih mengenal potensi genetik dari masing-masing strain, sebaiknya minta manual guide dari penjual. Setelah mengerti dan memahami tentang ayam yang akan dipelihara dan bagaimana cara memeliharanya dengan baik, agar sesuai harapan sebagian besar potensi genetiknya bisa keluar, maka satu tahap secara pemahaman teori sudah terlewati.

Jadilah ahli dalam seni merawat anak ayam, pelajari cara mempersiapkan brooder (induk buatan), merawat anak ayam yang baru datang, mengontrol suhu, memantau perilaku, dan mendapatkan tips penting untuk menjaga kesehatan ayam  di minggu-minggu awal.

Menerima atau mendapatkan anak ayam baru adalah momen yang menggembirakan bagi setiap peternak. Anak ayam umur sehari/DOC (day old chick) membutuhkan perawatan khusus dalam beberapa minggu pertama untuk membantu mereka tumbuh menjadi ayam yang sehat.

Brooder untuk Anak Ayam 
Brooder merujuk pada menjaga anak ayam tetap hangat, aman, dan nyaman selama tahap awal kehidupan mereka. Peternak dapat memberikan awal kehidupan terbaik bagi DOC dengan menyiapkan lingkungan yang optimal dan dengan kehati-hatian memenuhi kebutuhannya.

Dengan mengikuti teknik pemeliharaan ayam yang tepat, maka tingkat kematian DOC akan lebih rendah, pertumbuhan yang lebih cepat, dan transisi yang lebih lancar menuju kedewasaan ayam.

Ada dua jenis pemeliharaan anak ayam, yaitu... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2025.

Ditulis oleh:
Drh Arief Hidayat
Praktisi perunggasan

KONDISI AWAL, PERFORMA, DAN KAPASITAS ADAPTASI

Kesalahan pada penanganan awal telah terbukti mengakibatkan penampilan ayam selanjutnya menjadi tidak prima. (Foto: Infovet/Ridwan)

Oleh: Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant - Jakarta)

Pemeliharaan awal ayam modern, khususnya pada dua minggu pertama merupakan fase investasi biologis yang krusial (golden period). Masa brooding tidak hanya sekadar adaptasi awal DOC pada kondisi dan situasi yang ada, tetapi juga merupakan blue print genetik ayam modern untuk pertumbuhan dan fungsi semua sistem tubuh, peletup ekspresi potensi genetik atas metabolisme tubuh, dan bahkan menentukan perilaku ayam pada usia lanjut terutama dalam konteks kapasitas adaptasi. Ibarat kebijaksanaan kuno, awal yang baik akan memberikan hasil yang baik, maka kearifan ini juga berlaku pada aktivitas pemeliharaan ayam modern.

Kesalahan pada penanganan awal telah terbukti mengakibatkan penampilan ayam selanjutnya menjadi tidak prima alias kurang “tokcer” pada pertumbuhannya. Jadi, merawat kehidupan awal (early life) ayam modern ibarat merancang kualitas kondisi kehidupan selanjutnya (lifetime programming) yang lebih prima.

Fase Awal Kehidupan
Penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan selama lebih dari dua dekade telah membuktikan bahwa ada hubungan erat dan signifikan antara kondisi awal kehidupan ayam modern dengan penampilan akhirnya (total performance) dan kapasitas adaptasi pada usia selanjutnya.

Keberhasilan merawat atau membentuk awal kehidupan ayam yang optimal juga menentukan pembentukan tiga buah fondasi penting bagi kehidupan ayam selanjutnya, yaitu fondasi fisiologis, imunologis, dan laju metabolisme tubuh yang sangat memengaruhi pertumbuhan muskuloskeletal di kemudian hari.

Fondasi Fisiologis
Kondisi kehidupan awal ayam modern meletakan dasar pertumbuhan organ (secara anatomis dan fisiologis) dan sistem tubuh yang berkualitas, pembentukan mikrobiota saluran cerna yang sehat, serta perkembangan sistem termoregulasi dan metabolisme energi yang optimum.

Sebagai contoh, pada usia tujuh hari pertama panjang usus ayam meningkat kurang lebih 4-5 kali lipat dibandingkan panjang usus DOC waktu tiba di farm komersil. Jumlah dan tinggi villus juga berkembang pesat yang secara bertahap akan mencapai rasio optimum antara ketinggian villus (villus height) dan kedalaman kripta (crypt depth) di atas enam kali. Pertumbuhan awal usus yang optimum jelas sangat menentukan kualitas proses pencernaan dan absorpsi unsur-unsur nutrisi dari lumen usus yang selanjutnya jelas akan menentukan efisiensi pakan (FCR).

Pemberian pakan sedini mungkin segera setelah menetas selain untuk menggertak penyerapan sisa kuning telur secara optimum, juga akan mempercepat maturasi sel-sel enterosit (yang sangat penting untuk absorpsi nutrisi dan fungsi barier) serta pembentukan mikrobiota yang sehat.

Ayam muda (terutama umur satu minggu ke bawah) belum bisa mengatur suhu tubuh secara sempurna. Dengan pemberian pakan sedini mungkin pasca menetas jelas akan memberikan kesempatan bagi ayam untuk menghasilkan energi panas sendiri via metabolisme tubuh. Dengan demikian, ketergantungan pada sumber panas eksternal (heater) tidak terlalu tinggi.

Kesalahan dalam tata laksana suhu indukan buatan (terlalu dingin atau panas) terbukti... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2025. (toe)

MEMPERSIAPKAN FASE BROODING YANG EFEKTIF

DOC membutuhkan perawatan khusus dalam beberapa minggu pertama untuk membantu mereka tumbuh menjadi ayam yang sehat. (Foto: Dok. Infovet)

Sebelum berbicara masalah perawatan anak ayam usia minggu pertama, langkah awalnya adalah sebaiknya tentukan dahulu ayam apa yang akan dipelihara.

Saat ini banyak pilihan strain ayam yang bisa dipilih berdasarkan pencapaian performa genetik sebagai acuannya. Bisa dilihat dalam tabel beberapa data genetik yang sudah terpublikasi untuk ayam pedaging (broiler) maupun petelur komersil (layer).

Apabila ingin lebih mengenal potensi genetik dari masing-masing strain, sebaiknya minta manual guide dari penjual. Setelah mengerti dan memahami tentang ayam yang akan dipelihara dan bagaimana cara memeliharanya dengan baik, agar sesuai harapan sebagian besar potensi genetiknya bisa keluar, maka satu tahap secara pemahaman teori sudah terlewati.

Jadilah ahli dalam seni merawat anak ayam, pelajari cara mempersiapkan brooder (induk buatan), merawat anak ayam yang baru datang, mengontrol suhu, memantau perilaku, dan mendapatkan tips penting untuk menjaga kesehatan ayam  di minggu-minggu awal.

Menerima atau mendapatkan anak ayam baru adalah momen yang menggembirakan bagi setiap peternak. Anak ayam umur sehari/DOC (day old chick) membutuhkan perawatan khusus dalam beberapa minggu pertama untuk membantu mereka tumbuh menjadi ayam yang sehat.

Brooder untuk Anak Ayam 
Brooder merujuk pada menjaga anak ayam tetap hangat, aman, dan nyaman selama tahap awal kehidupan mereka. Peternak dapat memberikan awal kehidupan terbaik bagi DOC dengan menyiapkan lingkungan yang optimal dan dengan kehati-hatian memenuhi kebutuhannya.

Dengan mengikuti teknik pemeliharaan ayam yang tepat, maka... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2025

Ditulis oleh:
Drh Arief Hidayat
Praktisi perunggasan

KONDISI AWAL, PERFORMA, DAN KAPASITAS ADAPTASI

Kesalahan pada penanganan awal telah terbukti mengakibatkan penampilan ayam selanjutnya menjadi tidak prima. (Foto: Dok. Infovet)

Oleh:
Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant - Jakarta)

Pemeliharaan awal ayam modern, khususnya pada dua minggu pertama merupakan fase investasi biologis yang krusial (golden period). Masa brooding tidak hanya sekadar adaptasi awal DOC pada kondisi dan situasi yang ada, tetapi juga merupakan blue print genetik ayam modern untuk pertumbuhan dan fungsi semua sistem tubuh, peletup ekspresi potensi genetik atas metabolisme tubuh, dan bahkan menentukan perilaku ayam pada usia lanjut terutama dalam konteks kapasitas adaptasi. Ibarat kebijaksanaan kuno, awal yang baik akan memberikan hasil yang baik, maka kearifan ini juga berlaku pada aktivitas pemeliharaan ayam modern.

Kesalahan pada penanganan awal telah terbukti mengakibatkan penampilan ayam selanjutnya menjadi tidak prima alias kurang “tokcer” pada pertumbuhannya. Jadi, merawat kehidupan awal (early life) ayam modern ibarat merancang kualitas kondisi kehidupan selanjutnya (lifetime programming) yang lebih prima.

Fase Awal Kehidupan
Penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan selama lebih dari dua dekade telah membuktikan bahwa ada hubungan erat dan signifikan antara kondisi awal kehidupan ayam modern dengan penampilan akhirnya (total performance) dan kapasitas adaptasi pada usia selanjutnya.

Keberhasilan merawat atau membentuk awal kehidupan ayam yang optimal juga menentukan pembentukan tiga buah fondasi penting bagi kehidupan ayam selanjutnya, yaitu fondasi fisiologis, imunologis, dan laju metabolisme tubuh yang sangat memengaruhi pertumbuhan muskuloskeletal di kemudian hari.

Fondasi Fisiologis
Kondisi kehidupan awal ayam modern meletakan dasar pertumbuhan organ (secara anatomis dan fisiologis) dan sistem tubuh yang berkualitas, pembentukan mikrobiota saluran cerna yang sehat, serta perkembangan sistem termoregulasi dan metabolisme energi yang optimum.

Sebagai contoh, pada usia tujuh hari pertama panjang usus ayam meningkat kurang lebih 4-5 kali lipat dibandingkan panjang usus DOC waktu tiba di farm komersil. Jumlah dan tinggi villus juga berkembang pesat yang secara bertahap akan mencapai rasio optimum antara ketinggian villus (villus height) dan kedalaman kripta (crypt depth) di atas enam kali. Pertumbuhan awal usus yang optimum jelas sangat menentukan kualitas proses pencernaan dan absorpsi unsur-unsur nutrisi dari lumen usus yang selanjutnya jelas akan menentukan efisiensi pakan (FCR).

Pemberian pakan sedini mungkin segera setelah menetas selain untuk menggertak penyerapan sisa kuning telur secara optimum, juga akan mempercepat maturasi sel-sel enterosit (yang sangat penting untuk absorpsi nutrisi dan fungsi barier) serta pembentukan mikrobiota yang sehat.

Ayam muda (terutama umur satu minggu ke bawah) belum bisa mengatur suhu tubuh secara sempurna. Dengan pemberian pakan sedini mungkin pasca menetas jelas akan memberikan kesempatan bagi ayam untuk menghasilkan energi panas sendiri via metabolisme tubuh. Dengan demikian, ketergantungan pada sumber panas eksternal (heater) tidak terlalu tinggi.
Kesalahan dalam tata laksana suhu indukan buatan (terlalu dingin atau panas) terbukti dapat memicu stres metabolik yang sifatnya permanen serta mereduksi pertumbuhan muskuloskeletal pada fase kehidupan berikutnya.

Dari data penelitian ilmiah terakhir, ditemukan indikasi bahwa ayam muda yang kehidupan awalnya berada dalam kondisi nyaman (zone of thermal neutrality) secara signifikan akan menunjukkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2025. (toe)

UPAYA MENCEGAH PENYAKIT PERNAPASAN

Terlalu padat dapat meningkatkan kemungkinan infeksi penyakit pernapasan. (Foto: Istimewa)

Mengingat pentingnya sistem dan pencegahan penyakit pernapasan, tentunya tidak boleh dianggap remeh. Apalagi di tengah ketidakpastian harga produk perunggasan saat ini, penting menjaga pernapasan ayam agar peternak bisa “bernapas” lega.

Dalam dunia medis ada tiga organ vital yang dapat menjadi penyebab kematian pada makhluk hidup, yakni otak, jantung, dan paru-paru. Otak berkaitan dengan sistem syaraf, bisa dibilang adalah “server induk” suatu organisme. Jantung, berkaitan dengan sistem sirkulasi dan peredaran darah. Sedangkan paru-paru berkaitan dengan sistem respirasi atau pernapasan.

Jika salah satu di antara ketiga sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, maka konsekuensinya adalah kematian. Pada unggas, terutama unggas komersil, sistem pernapasan merupakan sistem yang kerap menjadi masalah dan rentan.

Alasan Penyakit Kerasan
Mengapa penyakit pernapasan sering terjadi dan cenderung berulang? Ayam modern saat ini yang sudah melalui perkembangan genetik, rentan dan membutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik, biosekuriti yang terjaga, dan lain sebagainya.

Perkembangan genetik ayam ras yang sangat cepat ini kadang tidak diiringi dengan penerapan cara beternak yang baik. Dapat terlihat dari indeks performa dan hasil panen yang kurang memuaskan, serta mudahnya ayam terserang penyakit yang mengakibatkan mortalitas tinggi dan kerugian besar.

Menurut Prof Thaweesak Songserm, dari Kaetsart University, yang juga seorang konsultan perunggasan, mengemukakan bahwa peternak tradisional di Indonesia, Thailand, dan kawasan Asia Tenggara lainnya hampir memiliki kesamaan, yakni memeliharan ayam dengan ala kadarnya. Padahal biasanya pabrik pakan, technical service perusahaan obat, atau penyuluh lapangan sudah melakukan berbagai upaya dalam mendukung manajemen peternak.

Walaupun ada beberapa peternak yang menjalankan apa yang diberikan, walau tidak sepenuhnya, ia tetap semangat menjalankannya. Bahkan beberapa komplain ia telaah, dan rata-rata manajemen pemeliharaan ternak yang memang kurang baik. Jika sudah begitu hasilnya tidak akan baik dan keuntungan yang didapat tidak maksimal.

Harus Dicegah, Jangan Melulu Diobati
Pada 2003, Indonesia pernah dilanda wabah avian influenza (AI), banyak peternak yang kehilangan ternak ayamnya akibat mortalitas tinggi. Tidak butuh waktu lama, AI pun terus berkembang dengan berbagai macam strain dan clade, begitu juga dengan beberapa penyakit lain. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan dan pencegahan semakin bertambah.

Walau riset dan pengembangan sediaan farmasetik maupun vaksin terus ditingkatkan, dengan kemajuan dunia medis yang semakin canggih, bukan berarti membuat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025. (CR)

TENTANG GANGGUAN PERNAPASAN PADA AYAM

Ilustrasi kondisi kandang ayam yang nyaman. (Foto: Istimewa)

Memahami risiko penyakit pernapasan pada pemeliharaan ayam sangat penting. Karena dengan begitu peternak menjadi mengetahui bahwa bukan hanya berpengaruh kepada kesehatan ayam, tetapi juga pada produktivitasnya.

Penyakit pernapasan adalah salah satu masalah kesehatan paling signifikan bagi populasi ayam di seluruh dunia. Ini bukan hanya masalah kesejahteraan, kesehatan pernapasan yang buruk dapat memiliki konsekuensi yang jauh ke depan yang memengaruhi populasi maupun profitabilitas farm.

Statistik penyakit tersebut pun terbilang cukup mengkhawatirkan. Setiap tahun penyakit pernapasan bertanggung jawab terhadap 20% tingkat kematian di beberapa daerah. Kerugian ekonomi akibat penyakit pernapasan juga cukup besar. Menurut studi dari Inisiatif Kesehatan Unggas, setiap kasus penyakit pernapasan menghabiskan biaya sekitar $3 per ekor ayam. Untuk populasi 10.000 ekor, berarti $30.000 per tahun. Tapi ini bukan hanya tentang angka, kesehatan pernapasan yang buruk dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan dan penurunan produksi telur (The Poultry Pro, 17 Juni 2025).

Memahami dampak penyakit pernapasan pada peternakan ayam menjadi sangat penting untuk menerapkan strategi manajemen yang efektif. Untuk melakukan ini, peternak perlu memantau ayam-ayamnya secara teratur, mencatat angka kematian, produksi telur, dan kesehatan ayam secara keseluruhan. Deteksi awal dan keterlibatan aktif adalah kunci, sebab dengan menangkap masalah pernapasan lebih awal dapat menyelamatkan nyawa, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas.

Penyakit pernapasan menjadi salah satu masalah kesehatan paling umum yang memengaruhi ayam di seluruh dunia. Infeksi virus seperti infectious bronchitis (IB) dan avian influenza (AI) adalah penyakit yang utama yang sering menyebar melalui kontak dengan ayam terinfeksi atau peralatan yang terkontaminasi. Sementara infeksi bakteri seperti Mycoplasma gallisepticum (MG) dan E. coli juga berkontribusi pada penyakit pernapasan. Penyakit ini berkembang biak di lingkungan dengan ventilasi yang buruk, kelembapan tinggi, dan kebersihan yang tidak memadai.

Faktor lingkungan memainkan peran penting dalam memicu masalah pernapasan pada ayam. Kualitas udara yang buruk akibat debu, amonia, atau polutan lainnya dapat memperburuk kondisi kesehatan. Misalnya, paparan suhu ekstrem (panas atau dingin) dapat membuat ayam stres yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Praktik manajemen seperti kepadatan populasi berlebihan, nutrisi tidak memadai, dan ketidakcukupan akses air bersih juga ikut berkontribusi terhadap penyakit pernapasan.

Untuk mengurangi risiko-risiko tersebut, sangat penting menjaga kepadatan jumlah ayam yang optimal, memberikan pakan seimbang, dan memastikan akses mudah ke air segar setiap saat. Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan keterlibatan tenaga medis/dokter hewan yang cepat dapat membantu mengidentifikasi dan menangani masalah potensial sebelum berkembang menjadi penyakit pernapasan yang serius.

Identifikasi Tanda Peringatan Awal
Sebagai peternak ayam, kemampuan untuk mengidentifikasi tanda peringatan awal penyakit pernapasan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi dan mempertahankan kesehatan ayam. Jadi, apa yang harus diperhatikan?... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025.

Ditulis oleh:
Drh Arief Hidayat  
Praktisi Perunggasan

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer