Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Ayam Petelur | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

CARA EFEKTIF MENCEGAH SALMONELLOSIS


Salmonellosis merupakan isu penting dan menjadi perhatian utama dalam keamanan pangan. Unggas dan produk turunannya sering dikaitkan dengan wabah salmonellosis dan dianggap menjadi penyebab penyebaran kasus penyakit.

Pengendalian penyakit dengan mengandalkan antibiotik bisa menimbulkan residu pada telur dan daging unggas, sehingga penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan juga tidak diperbolehkan lagi.

Pada unggas, ada dua jenis salmonella yaitu Salmonella pullorum (menyebabkan penyakit pullorum) dan Salmonella gallinarum (menyebabkan penyakit fowl typhoid). Kejadian kasus pada ayam muda ditemukan gejala diare berwarna putih seperti pasta, tidak doyan makan, dehidrasi, lemah, dan kematian. Kejadian kasus penyakit salmonellosis dapat menular ke individu unggas lainnya atau penularan di antara indukan betina (horizontal transmission), sehingga mengakibatkan penurunan produksi telur dan menyebabkan telur gagal menetas. Selain itu, salmonellosis juga bisa ditularkan dari induk ke telur atau pada DOC keturunannya (vertical transmission) sehingga sangat merugikan peternak. Oleh sebab itu, maka semua perusahaan pembibitan harus tersertifikasi bebas pullorum.

Investigasi kasus dengan pola holistik membuktikan bahwa... Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

STUNTING VS KONSUMSI TELUR DAN DAGING AYAM

Ilustrasi telur. Foto: Getty Images/iStockphoto/fcafotodigital)

Langit Kota Surakarta, Jawa Tengah, pagi hari pertengahan September lalu tampak cerah. Ribuan ibu-ibu berduyun-duyun mendatangi Gedung Graha Sabha Buana yang berada di Jl. Letjen Suprapto. Mereka terdiri dari ibu-ibu hamil, ibu menyusui, para calon pengantin, bidan, kader, hingga penyuluh KB di lima kecamatan di Surakarta.

Mereka datang ke tempat ini bukan untuk unjuk rasa, kedatangan mereka ingin mendapat pencerahan tentang pencegahan stunting 1.000 hari pertama kehidupan anak. Masalah stunting saat ini memang sedang menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Stunting adalah masalah kesehatan serius yang terjadi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak terhambat karena gizi buruk dan perawatan yang tidak memadai. Stunting memiliki dampak jangka panjang, termasuk gangguan perkembangan mental dan fisik yang dapat berlangsung sepanjang hidup.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan tingkat stunting yang tinggi, telah berkomitmen untuk mengatasi masalah ini dengan serius. Salah satu upaya terpenting dalam hal ini adalah edukasi dan membangun kesadaran masyarakat.

Acara ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Surakarta melalui BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) adalah salah satu langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.

“Stunting kini menjadi masalah serius bagi pemerintah, mengingat bisa mengganggu pertumbuhan anak. Mereka punya masa depan yang panjang, makanya yang perlu diedukasi lebih dulu adalah orang tuanya, terutama ibu-ibunya,” ujar dr RR. Ratih Dewanti Sari, saat menyampaikan materi edukasi di acara ini.

Penyebab terjadinya stunting pada anak, umumnya disebabkan oleh dua persoalan. Pertama, pemahaman orang tua tentang gizi di masa kehamilan. Kedua, pemenuhan gizi pada anak setelah kelahiran. Masih banyak kaum ibu yang kurang memperhatikan pentingnya asupan gizi saat masa kehamilan.

Masih banyak kaum ibu terutama di daerah-daerah, yang menganggap gizi yang baik untuk pertumbuhan janin harus dengan makanan yang mahal. Semisal harus konsumsi daging sapi, ikan seperti salmon, susu kemasan untuk kehamilan, dan lainnya.

Pemahaman ini tentu keliru, karena untuk mendapatkan gizi yang baik tak harus dengan mengonsumsi makanan mahal. “Ini disebabkan karena kurangnya edukasi yang baik kepada mereka, sehingga yang dianggap makanan bergizi adalah makanan yang mahal,” sebut Ratih.

Pilihlah Telur dan Daging Ayam
Dalam acara yang juga diselingi pemberian donasi berupa paket makanan bergizi bagi para ibu-ibu yang hadir, pembicara mengulas tentang pentingnya memahami jenis makanan bergizi namun dengan harga terjangkau.

Telur dan daging ayam, serta ikan menjadi imbauan Ratih untuk bisa dikonsumsi kaum ibu hamil dan menyusui. Selain murah, kandungan gizi dalam sebutir telur sangat bermanfaat bagi pertumbuhan janin di dalam kandungan maupun anak balita demi mencegah stunting.

Inilah salah satu alasan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai konsumsi makanan yang menjadi sumber protein hewani, seperti telur dan daging ayam. Edukasi soal konsumsi kedua protein hewani tersebut sangat perlu dilakukan dan kampanyenya juga harus terus digaungkan.

Terkait dengan kandungan gizi telur, Jurnal American Heart Asociation menyebutkan manfaat telur rebus untuk ibu hamil adalah dapat meningkatkan kualitas ASI. Wanita hamil membutuhkan minimal 450 mg kolin. Sementara wanita yang sedang menyusui membutuhkan sekitar 550 mg kolin. Selain untuk ASI, telur juga meningkatkan kecerdasan otak bayi sejak kandungan.

Telur ayam merupakan sumber protein dan nutrisi lainnya yang tergolong murah. Dibandingkan daging sapi, dengan takaran yang sama, harga telur jauh lebih murah namun memiliki kandungan gizi luar biasa. Perbedaan konsumsi daging dan telur hanya pada “gengsi” saja.

Kandungan asam amino yang ada di dalam telur juga cukup bagus untuk kesehatan tubuh. Asam amino berperan penting karena membantu pembentukan protein sebagai bahan dasar pembentuk sel, otot, serta sistem kekebalan tubuh.

Sebab itu, menjadikan telur dan daging ayam sebagai makanan pendamping air susu ibu sangat baik dan bisa dimulai sejak awal ibu menyusui bayinya hingga anaknya mengonsumsi makanan padat.

Daging ayam mengandung protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan fosfor. Kandungan ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang “si kecil”. Tak hanya itu, kandungan kolin dan vitamin C-nya dapat meningkatkan perkembangan otak anak.

Peran Swasta 
Acara edukasi ini merupakan rangkaian dari kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 7-9 September 2023. Dalam Rakernas ini banyak yang dibahas berkaitan dengan perkembangan industri farmasi Indonesia, termasuk produk-produk kesehatan untuk pencegahan stunting bagi anak Indonesia.

Kerja sama edukasi stunting ini mencakup berbagai kegiatan, salah satunya program edukasi yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya gizi, perawatan, dan stimulasi yang baik selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Selanjutnya, Donasi Gerakan Bersama Bebas Stunting diserahkan secara simbolis oleh GPFI yang diwakili Sekjen GPFI Andreas Bayu Aji, kepada Kaper BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia, yang kemudian diserahkan secara simbolis kepada warga perwakilan lima kecamatan di Surakarta.

Kerja sama antara Pemerintah Kota Surakarta melalui BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan GPFI adalah contoh nyata dari bagaimana sektor swasta dapat berkontribusi pada upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Melalui edukasi dan kesadaran diharapkan dapat mencegah stunting dan membantu anak-anak Indonesia tumbuh menjadi individu yang sehat dan berkembang. Anak-anak Indonesia adalah generasi harapan masa depan Bangsa Indonesia.

Persoalan stunting ini berkait erat dengan kondisi kemiskinan masyarakat. Apalagi saat ini muncul istilah “Kemiskinan Ekstrem” yang berarti mereka tidak memiliki penghasilan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari.

Dalam sebulan terakhir, media-media nasional memberitakan bahwa pemerintah saat ini sedang memprioritaskan dua hal, yakni penurunan angka stunting dan penghapusan kemiskin ekstrem yang ditargetkan tidak ada lagi atau nol persen, serta stunting-nya harus dicapai 14% pada 2024 mendatang.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Provinsi Jawa Tengah masih di angka 20,8%. Angka itu tidak jauh dari rata-rata nasional 2022 sebesar 21,6%. Ini bukan angka yang kecil untuk wilayah Jawa Tengah yang kini berjumlah lebih dari 37 juta jiwa.

Bahaya Stunting 
Pada kegiatan edukasi tersebut, juga dipaparkan tentang bahaya stunting. Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

Stunting dapat memiliki dampak luas yang mencakup berbagai faktor. Bahkan stunting memengaruhi anak-anak dalam efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Dalam jangka pendek, akan terlihat pengaruhnya terhadap tinggi badan dan perkembangan anak.

Pertama, gangguan kognitif. Anak dengan stunting memiliki kemampuan kognitif yang lebih buruk. Stunting sering dikaitkan dengan penurunan IQ pada usia sekolah. Hal ini membuktikan bahwa stunting juga dapat memengaruhi perkembangan otak anak selain perkembangan fisiknya.

Kedua, anak mengalami kesulitan belajar. Tingkat fokus anak juga dapat terpengaruh karena mengidap stunting. Pasalnya, anak-anak yang stunting akan mengalami kesulitan berkonsentrasi yang membuat mereka kesulitan belajar.

Ketiga, anak rentan mengalami penyakit tidak menular. Salah satu dampak stunting terhadap kesehatan anak adalah membuat anak lebih rentan terhadap penyakit tidak menular saat dewasa nanti. Penyakit tidak menular tersebut antara lain obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi. Kendati demikian, para ahli masih meneliti hubungan stunting dengan penyakit tidak menular ini.

Keempat, imunitas anak stunting lebih rendah. Kekebalan yang menurun terkait dengan malnutrisi yang terjadi pada stunting. Asupan gizi yang kurang dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan, sehingga membuat anak lebih rentan terhadap mengidap penyakit berulang yang sama.

Kelima, anak stunting mengalami hilangnya produktivitas. Saat anak beranjak dewasa, stunting juga dapat memengaruhi produktivitas dan kinerja di tempat kerja. Orang dewasa dengan riwayat stunting terbukti kurang produktif, yang pada akhirnya memengaruhi pendapatan mereka.

Untuk itulah kegiatan edukasi pencegahan stunting lebih awal untuk 1.000 hari pertama kehidupan menjadi penting. Selain itu, bantuan pemenuhan gizi bagi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan juga perlu dilakukan, agar anak-anak bisa tumbuh sehat dan tidak terperangkap stunting. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet, tinggal di Depok

PAHAMI DISTRIBUSI AGAR BISNIS TELUR TIDAK MERUGI


Telur ayam merupakan salah satu bahan pangan dengan kepadatan nutrisi tinggi dan lengkap karena mengandung protein, vitamin, karbohidrat, dan kalori. Dengan kandungan nutrisi komplit, manfaat yang beragam, sebagai sumber nutrisi penting, serta untuk mengatasi stunting pada anak anak, sudah sewajarnya telur mendapatkan posisi harga yang harmonis dan pantas.

Pada peternakan ayam petelur komersial, waktu pungut telur dilakukan dua kali sehari, yakni pagi dan sore. Telur ditaruh di dalam egg trey plastik, dikumpulkan di dalam gudang telur, tersusun rapi sesuai asal kandangnya. Setelah selesai pencatatan, telur ditimbang dan dikemas menggunakan trey kertas atau peti masing-masing berisi 15 kg telur dan siap didistribusikan.

Selama penyimpanan menunggu terdistribusikan, telur secara alami akan... Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

BERSAMA MENYUSUN STRATEGI BUDI DAYA AYAM PETELUR YANG EFEKTIF

Foto Bersama Para Peserta Seminar
(Sumber : CR)

Di masa kini, sektor peternakan khususnya unggas petelur banyak dihadapkan dengan berbagai masalah. Mulai dari harga bahan baku pakan yang meroket, iklim dan cuaca yang tidak menentu, hingga penyakit infeksius yang masih mengancam. Namun begitu bukan berarti peternak dan stakeholder harus kehilangan akal sehat dalam beternak dan menyerah begitu saja. 

Kesemua masalah tersebut dibahas dalam sebuah seminar bertajuk Layer Solutions Day yang diprakarsai oleh 3 perusahaan yakni PT BEC Feed Solutions Indonesia, PT Big Dutchman Agriculture Indonesia, dan Hendrix Genetic. Bertempat di Swiss-Belhotel Serpong, pada Selasa (14/11) yang lalu seminar tersebut dilangsungkan. 

Dalam sambutannya, Eric Borren selaku Managing Director PT Big Dutchman Agriculture Indonesia mengatakan bahwa para pelaku bisnis budi daya selain dihadapkan dengan berbagai macam tantang juga harus memikirkan strategi agar lebih efisien. Oleh karenanya salah satu tujuan seminar ini adalah memberikan solusi dan berbagai macam opsi yang dapat dilakukan dalam mengefisienkan operasional peternakan. 

Dalam kesempatan yang sama General Manager Hendrix Genetics Indonesia, Henry Hendrix  mengatakan bahwa peningkatan genetik pada ras ayam petelur harus betul - betul bisa dimaksimalkan oleh para peternak. Dimana menurut dia, tiap negara memiliki tantangan yang berbeda dalam berbagai aspek, namun ia yakin peternak dan pelaku industri di Indonesia mampu mengatasinya dengan cara masing - masing. 

Sementara itu, Anjasmoro Diono selaku National Sales & Marketing Manager PT BEC Feed Solutions Indonesia menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kehadiran para peserta. Menurutnya ini adalah pertama kalinya BEC melakukan seminar di kawasan Jabodetabek, karena sebelumnya lebih banyak berseminar di sentra - sentra peternakan layer di daerah. Menurutnya animo peserta di Jabodetabek tidak kalah tinggi ketimbang di sentra peternakan layer lainnya. 

Pembicara dalam seminar tersebut yakni Paul Grignon Dumoulin (Global Poultry Veterinarian dari Hendrix Genetics), Ansyar (Area Sales Manager Sumatra PT Big Dutchman Indonesia), Edi Hidayat (Area Sales Manager of West Java PT Big Dutchman Indonesia), dan Mega Saragi (Nutritionist PT BEC Feed Solutions Indonesia).

Dalam presentasinya Paul Grignon banyak membicarakan masalah manajemen pemeliharaan ayam petelur untuk memaksimalkan potensi genetik. Secara khusus ia menekankan kepada maintencance bobot badan layer saat fase sexual maturity.

"Bobot telur yang dihasilkan oleh ayam ditentukan oleh berat badan mereka saat memasuki sexual maturity. Apabila berat badan ayam pada saat itu stabil dan cukup, maka telur yang dihasilkan sampai afkir nanti akan memiliki bobot yang stabil juga. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa modifikasi berat badan 80 gram pada sexual maturity menginduksi variasi berat telur sebesar 1 gram," tutur dia. 

Sementara itu Ansyar banyak menjelaskan mengenai isu lingkungan yang kerap dihadapi oleh peternak. Isu yang dimaksud adalah bau yang dihasilkan oleh peternakan ayam, yang bahkan sampai membuat suatu peternakan ditutup karenanya. 

Untuk itu kini Big Dutchman merekomendasikan kandang closed house dengan sistem kandang baterai yang berbentuk H-frame dengan tempat pengumpul kotoran di dalam kandang. Dimana model ini memudahkan peternak untuk membersihkan kotoran. Bahkan, ada juga tempat pengumpul kotoran yang bergerak secara otomatis ke suatu tempat penampung untuk diolah lebih lanjut, sehingga dapat mengurangi isu bau tak sedap tersebut. 

Setelahnya Edi Hidayat berfokus pada pembicaraan mengenai kebersihan dan kualitas air minum. Dimana menurutnya saat ini masalah biofilm yang terbentuk pada saluran air minum sangat sukar untuk dienyahkan. Oleh karenanya Big Dutchman memberikan solusi dengan cara penggunaan teknologi ultrasonik yang selain dapat mengenyahkan masalah biofilm, dapat pula mengurangi pemakaian disinfektan untuk air minum. 

Mega Saragi dalam presentasinya membahas mengenai kestabilan vaksin yang diberikan melalui air minum. Menurut berbagai hasil penelitian, susu skim yang sering dijadikan penstabil vaksin memiliki berbagai macam kekurangan, sehingga sudah jarang digunakan. 

BEC memiliki produk penstabil vaksin yang dapat menggantikan susu skim tersebut. Efek yang didapatkan pada penggunaan produk tersebut yakni dapat menstabilkan pH air minum, menambah efektivitas vaksin, dan mengurangi risiko kegagalan vaksin yang dilakukan melalui air minum (CR). 

PROBIOTIK TERENKAPSULASI UNTUK BAHAN TAMBAHAN PAKAN AYAM PETELUR

Penggunaan probiotik menjadikan usaha peternakan ayam menjadi lebih ramah lingkungan dengan berkurangnya polusi bau dan lalat di kandang. (Foto: Istimewa)

Probiotik dapat menjadi salah satu pakan tambahan pengganti AGP yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan ayam petelur, meningkatkan efisiensi pakan, produksi telur, dan menurunkan kadar kolesterol telur serta kolesterol serum.

Pelarangan penggunaan antibiotic growth promotor (AGP) oleh pemerintah yang berlaku sejak Januari 2018 lalu, berdasar peraturan Kementerian Pertanian (Permentan) No. 14/2017 tentang pelarangan penggunaan AGP sebagai aditif dalam pakan, memberi dampak nyata dalam praktik budi daya unggas, antara lain produktivitas yang berisiko menurun, biaya pengobatan dapat meningkat, peternak harus dibimbing untuk menggunakan antibiotik dengan benar, dan ongkos produksi menjadi meningkat.

Hal itu disebabkan AGP sesungguhnya memiliki peran vital dalam sistem budi daya ayam ras. Cara kerja AGP yang vital tersebut mampu menekan infeksi tingkat sedang, mengurangi produksi racun, mengurangi penggunaan nutrisi oleh bakteri, meningkatkan sintesis vitamin, menipiskan dinding usus sehingga penyerapan zat nutrisi menjadi lebih baik, mengurangi produksi amonia, serta mampu mengurangi stres kekebalan pada ayam.

Beberapa alternatif pengganti AGP yang saat ini bisa diaplikasikan yakni probiotik, asam organik, fitogenik, dan enzim. Alternatif pengganti AGP itu prinsip kerjanya menyerupai AGP yakni untuk membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan ayam, terutama dari ancaman tiga mikroorganisme utama yang berbahaya, yakni eimeria (koksidia) penyebab koksidiosis, Clostridium yang menyebabkan nekrotik enteritis, dan Escherichia coli penyebab kolibasilosis.

Salah satu alternatif AGP yang menonjol adalah probiotik, yang merupakan mikroorganisme hidup yang berpengaruh positif bagi ternak inangnya, sehingga dapat memperbaiki mutu pakan dan mendukung keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Probiotik tersebut bisa berupa mikroorganisme hidup sejenis, beberapa jenis, atau bahkan kombinasi dari mikroba bakteri, kapang atau khamir.

Aplikasi di Peternakan Ayam Petelur
Di industri ayam petelur, probiotik dapat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023.

Ditulis oleh:
Andang S. Indartono,
Pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) 
IG: @and4ng
email: andang@ainionline.org

TERNAK SKALA RUMAHAN UNTUK KETAHANAN PANGAN

Beternak ayam skala rumahan dengan konsep ramah lingkungan. (Foto: Istimewa)

Di tengah pergerakan ekonomi nasional yang masih melambat akibat pandemi COVID-19, isu ketahanan pangan kembali mencuat. Menjadi pembicaraan hangat di kalangan para pelaku bisnis dan pemangku jabatan di instansi pemerintahan yang membidangi sektor ekonomi.

Ternak Skala Rumahan Untuk Ketahanan Pangan

Para pengamat ekonomi turut bersuara membahas apa dan bagaimana ketahanan pangan di Indonesia perlu dilakukan. Tak jarang terjadi peredebatan yang tak berujung antara pejabat pemerintah dengan pengamat. Isi perdebatannya tak jauh dari teori yang berbeda sudut pandang.

Lain pengamat dan para pejabat, lain pula yang dilakukan praktisi ekonomi kerakyatan. Seperti yang dilakukan orang-orang di BJ Centre di Bandung, Jawa Barat. Mereka lebih nyata dalam membangun ketahanan pangan.

BJ Center merupakan pusat pelatihan seputar dunia agrobisnis, termasuk peternakan ayam. Ada dua tokoh di pusat pelatiahan ini, yakni Bambang Jasnanto dan Pang Dafid. Keduanya menjadi penggerak bagi masyarakat sekitar dan kini sudah merambah ke seluruh Indonesia untuk membangun ketahanan pangan, salah satunya melalui beternak ayam skala rumahan yang ramah lingkungan.

Menurut Dafid, konsep peternakan skala rumahan yang diperkenalkannya adalah beternak ayam yang sehat, tanpa menggunakan obat-obatan kimia maupun vaksin. Pria ini hanya menambahkan satu formula khusus bukan kimia, namun mampu memacu pertumbuhan ayam secara maksimal.

Kotoran yang dikeluarkan pun tidak bau. Otomatis kandang pun lebih nyaman. Tak ada protes dari tetangga, meskipun hanya memanfaatkan teras samping rumah berukuran tak lebih dari 50 m2. Padahal ia hidup di tengah-tengah komplek perumahan. Pola beternaknya dibuat agar benar-benar ramah lingkungan.

“Sejak awal beternak sampai sekarang tidak ada tetanga yang komplain, karena memang tidak ada bau kotoran yang sampai ke rumah tetangga,” ujar Dafid kepada Infovet.

Kalau saja setiap rumah tangga bisa memproduksi hasil ternak dengan konsep kandang ramah lingkungan, tanpa menimbulkan bau tak sedap, maka ketahanan pangan Indonesia akan makin bagus. Itulah optimisme yang dibangun Dafid bersama Bambang Jasnanto, sebagai pionir BJ Centre.

“Bagaimana agar kotoran ayam di kandang tidak bau? Karena ada formula yang kami tambahkan dengan enzim activator. Ini formula hasil produksi kami yang sudah terbukti dan dipakai banyak peternak,” katanya.

Cukup dengan menambahkan enzim activator, peternak tidak perlu lagi menambahkan antibiotik maupun jenis obat-obatan lainnya pada ayam. Dengan pemberian enzim hasil temuannya, Dafid mengklaim ayam pedaging yang diternakkan bisa dipanen pada umur 25 hari dengan capaian bobot hingga 1,2 kg/ekor.

Dari Hulu ke Hilir


Ketahanan pangan yang dibangun BJ Centre adalah ketahanan pangan mandiri dan dimulai dari skala kecil. Bersama tim di lembaganya, Dafid mengajak masyarakat untuk beternak ayam maupun unggas lainnya skala rumahan. Konsepnya, ramah lingkungan. Tidak menimbulkan bau pada kandang yang disebabkan kotoran.

“Saya membimbing mereka yang ingin beternak, mulai dari hulu sampai ke hilir, bahkan hingga produk daging ayamnya sampai ke perut (hasil olahan). Dan ini menjadi peluang usaha menguntungkan, meskipun dikelola dalam skala rumahan,” jelas Dafid.

Dalam bimbingan yang dilakukan Dafid bersama timnya, peternak skala rumahan ini diarahkan untuk menjual hasil ternaknya dalam bentuk olahan kuliner. Bukan dijual dalam bentuk ayam hidup atau karkas biasa. Dengan menjual dalam bentuk olahan, maka keuntungan yang didapat peternak jauh lebih besar dibanding hanya menjual ayam hidup. Memangkas mata rantai pemasaran yang kerap merugikan peternak.

“Dalam hitungan saya, hanya dengan beternak 100 ekor ayam pedaging, lalu hasilnya diolah menjadi produk kuliner, maka hasilnya sangat layak. Untungnya cukup besar. Saya ingin membimbing masyarakat agar benar-benar menjadi peternak yang mandiri, dari hulu sampai hilir,” sebutnya.

Dari hasil uji coba selama 20 tahun lebih, dengan menambahkan produk enzim activator buatannya, ternak ayam yang dilakukan Dafid menghasilkan ayam berkualitas. Daging ayamnya, ia klaim sebagai daging ayam premium. Tanpa menggunakan tambahan bumbu, daging ayam ternaknya sudah terasa gurih setelah dimasak.

Inovator dan Praktisi Kesehatan dari BJ Centre ini menjelaskan, selama proses pemeliharaan ayam dari usia sehari (DOC) hingga umur panen, sama sekali tidak menggunakan tambahan antibiotik, vaksin atau obat-obatan lainnya yang umum digunakan para peternak broiler. Dari sisi pemberian pakan, Dafid mengklaim bisa hemat hingga 17%.

“Kotoran ayam dan kandang tidak bau dan aman dari kerumunan lalat atau seranggga lainnya. Rahasianya, ya dengan menambahkan enzim activator. Ini hasil temuan Dafid yang sudah diuji selama 20 tahun lebih,” ungkapnya.

Ramuan yang sudah ia temukan ini masih dalam proses pengurusan hak paten. Lamanya pengurusan hak paten oleh Dafid, dikarenakan ia ingin memastikan bahwa produknya benar-benar terbukti secara hasil laboratorium.

“Hasil laboratorium daging ayam yang saya ternakan dengan menggunakan enzim activator ini terbukti unggul. Kandungan proteinnya mencapai 29,69 gr dalam setiap 100 gr. Ini di atas rata-rata standar dunia yang hanya mematok 18,6 gr dalam setiap 100 gr,” ujar pria ini.

Hasilkan Omega 9


Menurut Dafid, enzim activator hasil temuannya tersebut juga bisa diterapkan pada ternak ayam petelur. Telur yang dihasilkan, menurutnya, mengandung omega 9, bukan lagi omega 3. Asam lemak omega 9 adalah jenis golongan asam lemak tak jenuh tunggal dengan dua bentuk yang mudah ditemukan pada makanan, yaitu asam oleat (oleic acid) dan asam erusik (erucic acid).

Dalam banyak literatur, banyak manfaat yang didapat dari omega 9. Salah satunya mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa manfaat asam lemak omega 9 berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.

Kedua penyakit ini terjadi akibat penumpukan plak pada pembuluh arteri. Dengan asam lemak ini, tubuh dapat meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol buruk). Oleh karena itu, penumpukan plak pada pembuluh darah pun akan berkurang.

Omega 9 juga diyakini dapat menurunkan risiko alzheimer. Asam erusik dapat meningkatkan peningkatan memori dan fungsi kognitif. Hal ini membuat omega 9 menjadi salah satu zat gizi yang dibutuhkan untuk penyakit yang menyebabkan gangguan kemampuan kognitif.

Sebagai omega 9, asam oleat juga berpotensi melindungi otak dari alzheimer. Mengutip studi terbitan International Journal of Molecular Science (2020), kondisi otak pada pasien alzheimer kekurangan asam oleat. Selain itu, asam oleat juga membantu menghambat aktivitas senyawa pemicu pikun pada otak dengan alzheimer.


Pejabat Jadi Tamunya


Kerja keras Dafid dan timnya di BJ Centre tak sia-sia. Pelan namun pasti, untuk bisa menyakinkan masyarakat akan hasil temuannnya. Kini, banyak masyarakat datang dari berbagai penjuru untuk menimba ilmu di BJ Centre. Para peserta yang ikut dalam berbagai pelatihan, secara otomatis menjadi bagian komunitas BJ Center. Melalui komunitas ini, para almuni bisa belajar banyak hal seputar agrobisnis, baik beternak ayam maupun lainnya.

Jika awalnya kurang dianggap, kini tamu-tamu BJ Centre juga ada para pejabat dari kementerian dan dinas peternakan di Bandung, baik provinsi maupun kota. Setelah mereka melihat secara langsung di kandang milik BJ Centre, menurut Dafid rata-rata mereka mengaku kagum.

“Mereka awalnya tidak percaya kalau peternakan di tengah pemukiman bisa dilakukan. Akhirnya mereka melihat secara langsung bahwa ini bisa dilakukan dengan perlakuan khusus dan tambahan enzim khusus,” katanya.

Dafid menceritakan, faktanya para tamu ini tidak merasakan bau apapun di kandang milik BJ Centre, karena sudah didesain sedemikian rupa sehingga kandang tetap nyaman dilihat dan tidak ada bau sedikitpun.

“Apa yang saya dan pak Bambang lakukan memang sebagai prototipe untuk para anggota BJ Center. Idenya adalah teras sebagai penghasil pangan secara mandiri. Mewujudkan ketahanan pangan cukup di rumah saja, Tidak perlu membutuhkan lahan yang luas,” tukasnya. (AK)

BERSIAP MENGADANG GANGGUAN REPRODUKSI

Air minum bisa menjadi celah bagi agen penyakit untuk menginfeksi ayam. (Foto: Istimewa)

Ketika produktivitas produksi telur menurun, pendapatan peternak juga akan menurun. Begitupun jika kualitas telur menurun, tentu akan memberikan dampak yang sama. Oleh karena itu, sebisa mungkin faktor-faktor penyebabnya harus diminimalisir.

Secara umum keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan empat faktor, yaitu genetik ternak, nutrisi, lingkungan, dan manajemen pemeliharaan. Keempat faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam menunjang keberhasilan pemeliharaan. Jika salah satu dari empat faktor tersebut terjadi pergeseran, maka ketidakseimbangan akan terjadi dan efeknya sangat merugikan.

Kenyataannya di lapangan masih banyak peternak ayam petelur yang mengeluhkan kesulitan mencapai standar performa ayam sesuai standar guideline tiap strain-nya. Berbagai permasalahan yang biasa dikemukakan seperti produksi tidak mencapai puncak, produksi cepat turun, berat telur di bawah standar sehingga mengakibatkan konversi ransum yang membengkak, dan pada akhirnya mengganggu laju pendapatan.

Infovet mencoba memberikan kontribusi berupa saran dari berbagai ahli untuk mencapai produksi telur yang maksimal.

Pahami Genetika Ayam
Ayam petelur modern merupakan hasil selective breeding dengan potensi mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak (hen day tinggi) dalam intensitas waktu pemeliharaan yang panjang (persistensi produksi telur baik), serta mendapatkan tingkat efisiensi ransum yang baik.

Meskipun demikian, ayam petelur modern ternyata memiliki beberapa sisi kekurangan. Salah satunya relatif sulit mencapai berat badan standar terutama ketika fase starter serta memasuki awal produksi hingga puncak. Selain itu, ketertinggalan berat badan tersebut sulit dikompensasi saat fase pemeliharaan berikutnya. Ayam petelur modern saat ini juga lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dan ransum. Hal tersebut disampaikan Senior Specialist Poultry PT De Heus Indonesia, Jan Van den Brink.

Sebagai contoh, pada ras ISA brown, jika diikuti dengan penerapan tata laksana pemeliharaan yang baik, seekor ayam petelur mampu menghasilkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer