Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini TERNAK SKALA RUMAHAN UNTUK KETAHANAN PANGAN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TERNAK SKALA RUMAHAN UNTUK KETAHANAN PANGAN

Beternak ayam skala rumahan dengan konsep ramah lingkungan. (Foto: Istimewa)

Di tengah pergerakan ekonomi nasional yang masih melambat akibat pandemi COVID-19, isu ketahanan pangan kembali mencuat. Menjadi pembicaraan hangat di kalangan para pelaku bisnis dan pemangku jabatan di instansi pemerintahan yang membidangi sektor ekonomi.

Ternak Skala Rumahan Untuk Ketahanan Pangan

Para pengamat ekonomi turut bersuara membahas apa dan bagaimana ketahanan pangan di Indonesia perlu dilakukan. Tak jarang terjadi peredebatan yang tak berujung antara pejabat pemerintah dengan pengamat. Isi perdebatannya tak jauh dari teori yang berbeda sudut pandang.

Lain pengamat dan para pejabat, lain pula yang dilakukan praktisi ekonomi kerakyatan. Seperti yang dilakukan orang-orang di BJ Centre di Bandung, Jawa Barat. Mereka lebih nyata dalam membangun ketahanan pangan.

BJ Center merupakan pusat pelatihan seputar dunia agrobisnis, termasuk peternakan ayam. Ada dua tokoh di pusat pelatiahan ini, yakni Bambang Jasnanto dan Pang Dafid. Keduanya menjadi penggerak bagi masyarakat sekitar dan kini sudah merambah ke seluruh Indonesia untuk membangun ketahanan pangan, salah satunya melalui beternak ayam skala rumahan yang ramah lingkungan.

Menurut Dafid, konsep peternakan skala rumahan yang diperkenalkannya adalah beternak ayam yang sehat, tanpa menggunakan obat-obatan kimia maupun vaksin. Pria ini hanya menambahkan satu formula khusus bukan kimia, namun mampu memacu pertumbuhan ayam secara maksimal.

Kotoran yang dikeluarkan pun tidak bau. Otomatis kandang pun lebih nyaman. Tak ada protes dari tetangga, meskipun hanya memanfaatkan teras samping rumah berukuran tak lebih dari 50 m2. Padahal ia hidup di tengah-tengah komplek perumahan. Pola beternaknya dibuat agar benar-benar ramah lingkungan.

“Sejak awal beternak sampai sekarang tidak ada tetanga yang komplain, karena memang tidak ada bau kotoran yang sampai ke rumah tetangga,” ujar Dafid kepada Infovet.

Kalau saja setiap rumah tangga bisa memproduksi hasil ternak dengan konsep kandang ramah lingkungan, tanpa menimbulkan bau tak sedap, maka ketahanan pangan Indonesia akan makin bagus. Itulah optimisme yang dibangun Dafid bersama Bambang Jasnanto, sebagai pionir BJ Centre.

“Bagaimana agar kotoran ayam di kandang tidak bau? Karena ada formula yang kami tambahkan dengan enzim activator. Ini formula hasil produksi kami yang sudah terbukti dan dipakai banyak peternak,” katanya.

Cukup dengan menambahkan enzim activator, peternak tidak perlu lagi menambahkan antibiotik maupun jenis obat-obatan lainnya pada ayam. Dengan pemberian enzim hasil temuannya, Dafid mengklaim ayam pedaging yang diternakkan bisa dipanen pada umur 25 hari dengan capaian bobot hingga 1,2 kg/ekor.

Dari Hulu ke Hilir


Ketahanan pangan yang dibangun BJ Centre adalah ketahanan pangan mandiri dan dimulai dari skala kecil. Bersama tim di lembaganya, Dafid mengajak masyarakat untuk beternak ayam maupun unggas lainnya skala rumahan. Konsepnya, ramah lingkungan. Tidak menimbulkan bau pada kandang yang disebabkan kotoran.

“Saya membimbing mereka yang ingin beternak, mulai dari hulu sampai ke hilir, bahkan hingga produk daging ayamnya sampai ke perut (hasil olahan). Dan ini menjadi peluang usaha menguntungkan, meskipun dikelola dalam skala rumahan,” jelas Dafid.

Dalam bimbingan yang dilakukan Dafid bersama timnya, peternak skala rumahan ini diarahkan untuk menjual hasil ternaknya dalam bentuk olahan kuliner. Bukan dijual dalam bentuk ayam hidup atau karkas biasa. Dengan menjual dalam bentuk olahan, maka keuntungan yang didapat peternak jauh lebih besar dibanding hanya menjual ayam hidup. Memangkas mata rantai pemasaran yang kerap merugikan peternak.

“Dalam hitungan saya, hanya dengan beternak 100 ekor ayam pedaging, lalu hasilnya diolah menjadi produk kuliner, maka hasilnya sangat layak. Untungnya cukup besar. Saya ingin membimbing masyarakat agar benar-benar menjadi peternak yang mandiri, dari hulu sampai hilir,” sebutnya.

Dari hasil uji coba selama 20 tahun lebih, dengan menambahkan produk enzim activator buatannya, ternak ayam yang dilakukan Dafid menghasilkan ayam berkualitas. Daging ayamnya, ia klaim sebagai daging ayam premium. Tanpa menggunakan tambahan bumbu, daging ayam ternaknya sudah terasa gurih setelah dimasak.

Inovator dan Praktisi Kesehatan dari BJ Centre ini menjelaskan, selama proses pemeliharaan ayam dari usia sehari (DOC) hingga umur panen, sama sekali tidak menggunakan tambahan antibiotik, vaksin atau obat-obatan lainnya yang umum digunakan para peternak broiler. Dari sisi pemberian pakan, Dafid mengklaim bisa hemat hingga 17%.

“Kotoran ayam dan kandang tidak bau dan aman dari kerumunan lalat atau seranggga lainnya. Rahasianya, ya dengan menambahkan enzim activator. Ini hasil temuan Dafid yang sudah diuji selama 20 tahun lebih,” ungkapnya.

Ramuan yang sudah ia temukan ini masih dalam proses pengurusan hak paten. Lamanya pengurusan hak paten oleh Dafid, dikarenakan ia ingin memastikan bahwa produknya benar-benar terbukti secara hasil laboratorium.

“Hasil laboratorium daging ayam yang saya ternakan dengan menggunakan enzim activator ini terbukti unggul. Kandungan proteinnya mencapai 29,69 gr dalam setiap 100 gr. Ini di atas rata-rata standar dunia yang hanya mematok 18,6 gr dalam setiap 100 gr,” ujar pria ini.

Hasilkan Omega 9


Menurut Dafid, enzim activator hasil temuannya tersebut juga bisa diterapkan pada ternak ayam petelur. Telur yang dihasilkan, menurutnya, mengandung omega 9, bukan lagi omega 3. Asam lemak omega 9 adalah jenis golongan asam lemak tak jenuh tunggal dengan dua bentuk yang mudah ditemukan pada makanan, yaitu asam oleat (oleic acid) dan asam erusik (erucic acid).

Dalam banyak literatur, banyak manfaat yang didapat dari omega 9. Salah satunya mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa manfaat asam lemak omega 9 berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.

Kedua penyakit ini terjadi akibat penumpukan plak pada pembuluh arteri. Dengan asam lemak ini, tubuh dapat meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol buruk). Oleh karena itu, penumpukan plak pada pembuluh darah pun akan berkurang.

Omega 9 juga diyakini dapat menurunkan risiko alzheimer. Asam erusik dapat meningkatkan peningkatan memori dan fungsi kognitif. Hal ini membuat omega 9 menjadi salah satu zat gizi yang dibutuhkan untuk penyakit yang menyebabkan gangguan kemampuan kognitif.

Sebagai omega 9, asam oleat juga berpotensi melindungi otak dari alzheimer. Mengutip studi terbitan International Journal of Molecular Science (2020), kondisi otak pada pasien alzheimer kekurangan asam oleat. Selain itu, asam oleat juga membantu menghambat aktivitas senyawa pemicu pikun pada otak dengan alzheimer.


Pejabat Jadi Tamunya


Kerja keras Dafid dan timnya di BJ Centre tak sia-sia. Pelan namun pasti, untuk bisa menyakinkan masyarakat akan hasil temuannnya. Kini, banyak masyarakat datang dari berbagai penjuru untuk menimba ilmu di BJ Centre. Para peserta yang ikut dalam berbagai pelatihan, secara otomatis menjadi bagian komunitas BJ Center. Melalui komunitas ini, para almuni bisa belajar banyak hal seputar agrobisnis, baik beternak ayam maupun lainnya.

Jika awalnya kurang dianggap, kini tamu-tamu BJ Centre juga ada para pejabat dari kementerian dan dinas peternakan di Bandung, baik provinsi maupun kota. Setelah mereka melihat secara langsung di kandang milik BJ Centre, menurut Dafid rata-rata mereka mengaku kagum.

“Mereka awalnya tidak percaya kalau peternakan di tengah pemukiman bisa dilakukan. Akhirnya mereka melihat secara langsung bahwa ini bisa dilakukan dengan perlakuan khusus dan tambahan enzim khusus,” katanya.

Dafid menceritakan, faktanya para tamu ini tidak merasakan bau apapun di kandang milik BJ Centre, karena sudah didesain sedemikian rupa sehingga kandang tetap nyaman dilihat dan tidak ada bau sedikitpun.

“Apa yang saya dan pak Bambang lakukan memang sebagai prototipe untuk para anggota BJ Center. Idenya adalah teras sebagai penghasil pangan secara mandiri. Mewujudkan ketahanan pangan cukup di rumah saja, Tidak perlu membutuhkan lahan yang luas,” tukasnya. (AK)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer