Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MENYAMBUT PERINGATAN HARI AYAM DAN TELUR NASIONAL 2022

Ricky Bangsaratoe (kiri) bersama Bambang Suharno saat Konferensi Pers HATN 2022. (Foto: Dok. Infovet)

Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2022, kembali diselenggarakan yang puncak acaranya akan digelar pada 16 Oktober 2022 di Padang, Sumatra Barat (Sumbar).

Pemimpin Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno, yang juga panitia penyelenggara HATN, mengatakan rangkaian kegiatan HATN 2022 bertajuk “Healthy Family with Chicken Meat & Egg” sudah berjalan sejak Juli.

“Rangkaian kegiatan HATN sudah mulai berjalan sejak Juli kemarin,” ujarnya dalam Konferensi Pers HATN 2022, Rabu (24/8/2022). Beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan diantaranya seminar nasional “Healthy Family with Chicken Meat & Egg” dan senam bersama anggota grup Bucera yang dilaksanakan di lapangan Futsal Perum Peruri, Kelurahan Sidangmara Timur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Rangkaian kegiatan lainnya akan dilaksanakan di Sumbar mulai September 2022. “Kita sudah melakukan audiensi bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, kemudian Pinsar Sumbar, kepala dinas setempat, Universitas Andalas dan beberapa media massa untuk kesiapan HATN ini,” ungkapnya.

Adapun rencana kegiatan HATN 2022 di Sumbar meliputi talkshow sosialisasi HATN dan WED di stasiun televisi nasional dan lokal, seminar nasional perunggasan di Convention Hall Universitas Andalas, Padang. Kemudian seminar nasional manajemen peternakan unggas, lomba menu masakan berbahan ayam dan telur, talkshow edukasi gizi ayam dan telur di televisi, radio dan YouTube, serta acara puncak HATN yang direncanakan digelar di Plaza Jam Gadang Bukittinggi.

Disampaikan juga bahwa pada kegiatan puncak acara HATN akan dilaksanakan kegiatan senam jantung sehat, parade delman, bazar UKM produk unggas, acara hiburan dan pengumuman lomba, serta rekor MURI minum teh Talua (teh telur) bersama.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Usaha Promosi dan Kerja Sosial Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, yang juga Ketua Panitia HATN, Ricky Bangsaratoe, mengharapkan kegiatan ini bisa secara langsung meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam di masyarakat, sekaligus menampik isu-isu hoaks seputar ayam dan telur.

“Terkait banyaknya hoaks soal konsumsi ayam dan telur, seperti bisul, penambahan hormon dan lain sebagainya, jangan terlalu diladenin lah. Mungkin banyak yang masih belum membaca informasi pentingnya konsumsi daging dan telur ayam. Maka dari itu, ikutilah seminar-seminar HATN ini untuk mendapat informasi bermanfaat seputar daging dan telur ayam,” tukasnya.

Dalam acara konferensi tersebut, juga turut diumumkan para pemenang lomba kreasi video dan penulisan artikel ayam dan telur. Untuk pemenang lomba kreasi video, Juara Harapan diberikan kepada Khalid dan Athaya dengan skor 800, sementara Juara III diraih Muhammad Khalid dengan skor 835, Juara II diberikan kepada Sarah Jauharhayati Ulifah dengan skor 885 dan Juara I dianugerahkan kepada SMK Negeri I Ngablak, Kabupaten Magelang dengan skor 910.

Untuk pemenang lomba penulisan artikel, Juara Harapan diberikan kepada Anggy Wira Pambudi dengan skor 930, Juara III diberikan kepada Astanti Prihoetami dengan skor 935, Juara II diraih Wulandari dengan skor 975 dan Juara I diberikan kepada Abdul Kholis dengan skor 990.

Masing-masing pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa uang, untuk Juara Harapan sebesar Rp 500 ribu, Juara III mendapat Rp 1 juta, peraih Juara II sebesar Rp 1,5 juta dan Juara I mendapatkan uang sebesar Rp 2 juta. (RBS)

MENGENAL "PIG HOTEL", PETERNAKAN BABI SUPER MODERN DI NEGERI TIRAI BAMBU

Tampak Luar "Pig Hotel" Terbesar di China

Daging babi merupakan jenis daging konsumsi populer di China. Demi memproduksi daging babi lebih modern, para peternak China membangun hotel khusus para babi yang dilengkapi teknologi canggih!.

Jika di Indonesia ayam adalah daging konsumsi paling populer, berbeda dengan di China dimana masyarakatnya suka mengonsumsi daging babi. Sayangnya produksi daging babi di sana sempat dilanda masalah akibat wabah Demam Babi Afrika (ASF).

Banyak babi ternak terinfeksi hingga mati akibat wabah ini. Para peternak lantas mencari cara menciptakan peternakan babi yang lebih aman dan bertahan untuk jangka waktu lama.

Mereka tak ragu menginvestasikan miliaran dollar demi membuat fasilitas pemeliharaan babi canggih dan modern. Sebutannya 'pig hotels' atau 'hotel babi' yang tampak seperti hotel komersial untuk manusia pada umumnya.

Tadinya hotel babi dibuat hanya tingkat 2 atau 3 lantai, tapi kini ada yang 10 lantai! Di hotel babi ini ada puluhan ribu babi yang diternakkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga China.

Mengutip Oddity Central (22/8), akhir Agustus 2022, Zhongxin Kaiwei Modern Farming, sebuah perusahaan swasta di Hubei, bahkan akan menyelesaikan sebuah hotel babi setinggi 26 lantai. Hotel babi ini disebut-sebut sebagai peternakan modern terbesar di dunia.

Berlokasi di kota Ezhou, hotel babi ini terdiri dari 2 bangunan besar seluas 400 ribu meter persegi. Hotel babi bakal dilengkapi mesin pemberi pakan otomatis, sistem penyaringan udara, dan desinfektan udara canggih.

Tak hanya itu, Zhongxin Kaiwei Modern Farming juga menerapkan sistem pengolahan limbah berbasis biogas. Nantinya kotoran babi akan didaur ulang menjadi energi bersih yang bisa dipakai untuk pembangkit tenaga listrik atau pemanas.

Hotel babi terbesar di China ini harapannya bisa menghasilkan 54.000 ton daging babi per tahun dari 600 ribu babi yang dipelihara.

Tampak Dalam Hotel Babi Terbesar di China

Sebenarnya peternakan babi canggih seperti konsep hotel babi ini sudah lebih dulu hadir di Eropa. Beberapa masih beroperasi hingga kini, tapi tak sedikit juga yang akhirnya ditutup karena masalah manajemen maupun penolakan dari publik.

Hanya saja, hotel babi yang ada di Eropa tidak pernah ada yang tingginya lebih dari 3 lantai. Sementara hotel babi di China membawa model peternakan modern ini jauh ke 'tingkat' yang lebih tinggi.

Sampai tahun 2019, peternakan babi seperti ini sebenarnya ilegal di China, tapi ketika wabah flu babi Afrika melanda, semua berubah. Saat itu harga daging babi konsumsi melambung tinggi.

Pemerintah China akhirnya mencabut larangan operasional hotel babi. Harapannya dapat memenuhi permintaan daging babi konsumsi di pasaran. Sejak itulah semakin banyak hotel babi muncul di seluruh negeri.

"Dibandingkan dengan peternakan babi tradisional, ini menghemat lahan dan lebih ramah lingkungan. Sistem peternakan ini menghemat energi dan sumber daya" klaim salah satu investor hotel babi.

Tetapi rupanya model peternakan hotel babi ini tetap kontroversial. Selain kekhawatiran tentang kualitas hidup babi yang amat buruk, para ahli menyatakan keprihatinannya tentang biosekuriti hotel babi.

Zheng Zhicheng, direktur urusan masyarakat dari konglomerat pertanian New Hope Group, mengatakan bahwa wabah flu babi Afrika pada akhirnya di hotel babi dapat membawa kerugian besar. Hal ini lantaran wabah akan lebih sulit untuk dikendalikan.


MESKIPUN HARGA TELUR MELEJIT, TETAP ADA PETERNAK YANG MENJERIT

Kandang Ayam Petelur Milik Suparman : Hanya Tersisa 700 ekor

Kenaikan harga telur ayam di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, seminggu terakhir rupanya tidak berdampak signifikan terhadap kesejahteraan peternak ayam petelur. Pasalnya, meski harga telur ayam di Pasar Baru Lumajang sudah tembus Rp 31.000 per kilogram, harga pakan ayam masih tinggi. Suparman, salah satu peternak ayam petelur di Desa Karangsari, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, mengaku belum bisa meraup untung meski harga telur sudah naik.

Apalagi, bisnis Suparman baru bangkit setelah dua tahun terakhir dihantam pandemi Covid-19. Sebagian ayamnya habis terjual untuk bertahan hidup selama pandemi.

"Dulu ada 1.500 ekor, sekarang tinggal 700 ekor, banyak yang dijual karena Covid-19 kemarin kan sepi," kata Suparman

Suparman menceritakan, dengan harga Rp 31.000 di pasaran, pedagang membeli telurnya dengan harga Rp 27.000. Biasanya saat harga normal, telur milik Suparman hanya dihargai Rp 19.000 per kilo. Meski harga telur sudah naik, pakan ternak juga ikut naik. Setiap karung pakan ternak harus dibeli Suparman dengan harga Rp 476.000

Suparman menjelaskan, satu karung pakan hanya cukup untuk memberi makan ayamnya selama dua hari. Peternak ayam petelur itu juga masih harus mencampur konsentrat dengan bahan lain seperti kulit padi dan jagung untuk mengirit pakan ayam.

"Saya campur sendiri supaya lebih hemat pakan, kalau gak gitu ya gak bisa untung," tambahnya. 

Sedangkan, dalam satu hari, Suparman yang memiliki 700 ekor ayam hanya bisa menghasilkan 25 kilogram telur.

"Belum bisa dibilang untung, harga pakan terus naik, belum lagi ini kemarin sudah rugi 800 ekor dijual karena pandemi," ungkapnya.

Pengakuan serupa dipaparkan Rudi, peternak ayam asal Kecamatan Kunir. Menurut Rudi, meski harga telur naik, tidak banyak pedagang yang mengambil telur darinya.

Alasannya karena para pembeli mulai berpikir ulang untuk membeli telur yang harganya hampir sama dengan daging ayam.

"Banyak pembeli yang tidak jadi beli telur karena tau harganya mahal, soalnya hampir sama dengan ayam, ayam sekarang itu Rp 35.000 sekilo," jelasnya. (INF)


HARGA TELUR MENDADAK MELEDAK, INI KATA PETERNAK

Stok Aman, Harga Naik Kata Salah Seorang Agen Telur di Palmerah

Harga telur ayam ras tengah bergerak naik lagi, bahkan kini di Jakarta sudah tembus Rp33.000 per kg. Padahal harga telur ayam sudah sempat melandai setelah sebelumnya hingga tak lama setelah Lebaran 2022.

Informasi Pangan Jakarta mencatat, harga telur pada hari Senin, 22 Agustus 2022 naik Rp42 dari sehari sebelumnya menjadi Rp30.563 per kg. Harga tertinggi dilaporkan terjadi di Pasar Pluit yang mencapai Rp33.000 per kg dan terendah di Pasar Anyer Bahari yaitu Rp28.000 per kg.

Secara rata-rata nasional, Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat harga telur ayam ras hari Senin (22/8/2022) naik Rp100 dibandingkan Jumat (19/8/2022) menjadi Rp30.900 per kg.

Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi, lonjakan harga telur saat ini sebagai efek domino penurunan populasi ayam petelur di saat pandemi hingga memasuki masa Lebaran 2022.

Sementara, permintaan telur beranjak naik sejak semakin longgarnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Permintaan yang meningkat, ujarnya, juga berasal dari serapan-serapan bantuan sosial di masyarakat sehingga turut mendongkrak konsumsi telur.

"Hingga kemudian PPKM sudah level 1, permintaan naik tapi populasi ayam produksi (ayam petelur) belum pulih. Supply berkurang untuk kebutuhan masyarakat. Kemudian ada program bantuan sosial telur untuk masyarakat," kata Musbar.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah tengah mengkaji ulang harga acuan tingkat produsen maupun konsumen untuk sejumlah bahan pangan pokok, termasuk telur ayam ras.

Menurut Arief, pembahasan intens terus dilakukan lintas kementerian dan lembaga hingga nanti disahkan lewat Peraturan Presiden.

"Untuk daging ruminansia, ayam, telur, memang sudah waktunya di-review," kata Arief. (INF)

RPA TRADISIONAL YANG MENGHIDUPI

RPA skala kecil di daerah Kota Pemalang. (Foto: Dok. Kholis)

Hanya menggunakan peralatan sederhana, rumah pemotongan ayam (RPA) skala kecil ini tak pernah berhenti menerima pelanggan. Para pelanggan bebas memilih, beli ayam di tempat atau membawa ayam sendiri.

Pada pagi hari suasana pasar tradisional Bantarbolang, Kota Pemalang, Jawa Tengah, yang bersebelahan dengan hutan jati milik Perhutani, sudah dipadati para pedagang dan pembeli. Apalagi ketika menjelang momentum hari-hari besar, atau masyarakat sekitar Pemalang menyebutnya “Prebegan” atau pasar raya, jelang hari raya.

Di saat Prebegan ini, kios-kios yang ramai pengunjung adalah kios sembako dan lapak penjualan ayam potong serta penyedia ayam kampung. Di Pasar Bantarbolang, terdapat tiga kios khusus menyediakan jasa pemotongan ayam. Saat Prebegan, kios-kios tersebut dipadati orang-orang yang akan menyembelih ayam.

Kios Potong Ayam Indra, salah satu kios yang kerap dipadati orang-orang. Rata-rata mereka membawa ayam sendiri. “Di sini biasanya banyak yang bawa ayam kampung. Ada juga yang bawa ayam pedaging,” tutur Suhindra, pemilik Kios Potong Ayam Indra kepada Infovet.

Kios milik Suhindra buka setiap hari, mulai pukul 06:00 hingga pukul 14:00. Di luar momen Prebegan, dalam sepekan Pasar Bantarbolang memiliki dua hari yang ramai pengunjung, yakni Minggu dan Rabu. Pedagang di sini menyebutnya hari “Pasaran”. Pada dua hari ini kios potong ayam milik Suhindra selalu ramai pengunjung.

Ongkos jasa potong ayam di kios Suhindra cukup terjangkau. Hanya dengan membayar Rp 7.000/ekor, pelanggan sudah menerima daging ayam dalam bentuk potongan. Proses pemotongan ayam hingga selesai dicacah, hanya membutuhkan waktu 10 menit.

Untuk mempercepat proses layanan, Suhindra menggunakan mesin pencabut bulu otomatis bertenaga listrik. Setelah dipotong, ayam dimasukkan ke dalam air panas, lalu dimasukan ke dalam mesin putar pencabut bulu ayam. Hanya dalam dua menit, ayam sudah menjadi karkas bersih dan siap dicacah sesuai permintaan pelanggan. “Ongkosnya murah, cuma Rp 7.000, yang penting bisa dapat pelanggan setiap hari,” ujar Shindra.

Selain melayani jasa potong, kiosnya juga menyediakan ayam broiler hidup. Per ekor harganya bervariasi, antara Rp 50.000-70.000/ekor. “Mau beli ayam di saya boleh, mau bawa ayam sendiri juga boleh. Tergantung selera pelanggan,” ucapnya.

Adapun kios lain yang melakukan “praktik” serupa. Hampir sama dengan Suhindra, di kios potong ayam ini juga menyediakan ayam broiler hidup. “Kalau soal biaya potong di pasar ini semua sama Rp 7.000/ekor. Sudah bersih dan dicacah,” kata Rustam pemilik kios tersebut.

Baik Rustam maupun Suhindra mengaku, omzet yang mereka dapat dalam sebulan tidak menentu. Dalam sehari, kadang bisa melayani jasa potong antara 10-20 ekor ayam. “Tapi kalau lagi sepi bisa di bawah 10 ekor sehari,” ucap Rustam.

Hanya saja, Rustam dan Suhindra mengatakan kadang beruntung jika ada pesananan untuk hajatan. Bisa mencapai 50 atau 100 ekor sekali pesan. Tapi pesanan dalam jumlah banyak seperti ini jarang. Bisa jadi, pembeli sudah membeli di pedagang ayam yang sudah dalam bentuk karkas.

Di Tengah Sawah
Beda orang, beda cara menggaet pelanggan. Suwandi, yang juga membuka usaha RPA skala kecil tidak memilih kios di pasar sebagai tempat usahanya. Ia justru memilih di tengah persawahan sebagai tempat usahanya. Lokasinya sekitar 2 km dari Pasar Bantarbolang. Jauh dari pemukiman warga.

Dengan bangunan sederhana dari kayu, berukuran 3x5 meter, RPA milik Suwandi melayani setiap pembelian ayam dan layanan jasa potong. Lokasinya hanya sekitar 30 meter dari jalan raya. Spanduk bertulisan Ayam Potong menjadi penanda tempat tersebut. Meski sendirian di tengah sawah, namun RPA sederhana ini cukup dikenal warga. Akses yang mudah dijangkau pelanggan, menjadikan RPA milik Suwandi banyak diminati pelanggan.

Saat Infovet berkunjung, terlihat cukup ramai pelanggan di RPA Suwandi. Berbeda dengan di kios potong ayam yang di dalam pasar, rata-rata pelanggan di RPA ini membeli ayam langsung di tempat. “Pelanggan bebas pilih ayam, ada broiler, ayam kampung dan ayam Abang (ayam petelur afkiran-red),” ujar Suwandi.

Harga dan biaya jasa potong yang ditawarkan Suwandi juga tak jauh beda dengan tempat pemotongan di pasar. Per ekornya dikenai biaya Rp 7.000 hingga sampai cacah. “Kalau harga ayam tergantung besar kecilnya dan tawar-menawarnya,” tambahnya.

Tetap Menghidupi Keluarga
Usaha yang dijalani Suhindra, Rustam dan Suwandi terbilang sederhana. Mereka bukan peternak, tapi justru menikmati omzet dan keuntungan di tengah gejolak harga unggas. Mereka tak membutuhkan keahlian teknik beternak, tapi cukup memiliki tempat usaha dan mau bekerja keras untuk mendapatkan pelanggan.

Dari usaha yang dijalani bertahun-tahun, mereka bisa eksis dan menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga. “Meski tidak sebesar usaha peternakan ayam, tapi saya tetap bersyukur. Yang penting usaha bisa lancar, walaupun kecil,” ujar Suwandi.

Hal yang disyukuri mereka adalah tidak terbebani oleh naiknya harga pakan, merosotnya harga telur, maupun harga ayam broiler hidup. Bagi mereka jika memang harga broiler yang dipasok oleh peternak naik, maka mereka tinggal menaikkan harga jualnya. Namun jika harga sedang turun, mereka tetap masih menangguk keuntungan menjual ayam.

“Usaha saya ini beda dengan peternak. Saya enggak pusing mikirin naiknya harga pakan atau penyakit ayam. Harga telur atau ayam naik-turun, itu tidak terlalu berpengaruh. Kalau susah pasokan ayam broiler, orang yang datang bisa ganti dengan ayam kampung, harganya lebih stabil,” jelas Suhindra.

Dari penelusuran Infovet, usaha mereka memang sederhana. Namun dari sisi kebersihan masih kurang diperhatikan. Kandang yang kotor dan bau menyengat feses ayam bercampur limbah bulu kerap membuat pelanggan tidak nyaman. Namun, tampaknya itu sudah menjadi hal yang biasa. (AK)

WABAH BARU FLU BURUNG DI AS

Pada bulan Juli, Animal and Plant Health Inspection Service (APHIS) USDA mengkonfirmasi wabah flu burung yang sangat patogen di kawanan peternakan non-komersial di Carson City, Nevada. Fasilitas yang terkena dampak dikarantina dan unggas-unggas di properti itu didepopulasi.

Menurut US Centers for Disease Control and Prevention, risiko kesehatan masyarakat yang terkait dengan deteksi flu burung pada unggas ini tetap rendah. (via poultryworld)

AYAM TELAT TUMBUH, PERFORMA LUMPUH, KEUNTUNGAN LURUH

Memperbaiki manajemen brooding agar pertumbuhan maksimal. (Foto: Istimewa)

Seiring berjalannya zaman, pertumbuhan genetik ayam broiler maupun layer juga mengalami peningkatan performa yang sangat pesat dan cepat. Dalam waktu sebulan, broiler dapat dipanen dengan berat dua kilogram bahkan lebih. Jumlah telur yang dihasilkan oleh layer modern juga semakin bertambah. Namun terkadang, di lapangan masih terjadi ayam yang mengalami kekerdilan, jika sudah begini harus berhati-hati.

Secara genetik ayam ras pedaging maupun petelur memang didesain sedemikian rupa agar menghasilkan pertumbuhan dan performa produksi yang cepat. Hal ini tentunya dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani manusia yang kian hari populasinya makin banyak.

Namun begitu di lapangan banyak terjadi abnormalitas pertumbuhan dari ayam, khususnya broiler, meskipun memang banyak faktor yang melatarbelakanginya. Masalah pertumbuhan pada broiler akan terkait erat dengan profit yang didapat. Semakin cepat broiler tumbuh besar, semakin cepat dipanen, maka akan semakin irit konsumsi pakan dan semakin kecil nilai konversi pakannya, seperti itulah idealnya.

Masalahnya Satu Penyebabnya Beribu
Kasus kekerdilan sering terjadi di lapangan dan masih menjadi musuh klasik. Dijelaskan Guru Besar SKHB IPB University, Prof I Wayan Teguh Wibawan, sindroma kekerdilan atau Runting Stunting Syndrome (RSS) sering terjadi pada ayam kebanyakan broiler.

“Pertumbuhannya melambat, bobot badan yang seharusnya usia sekian gram pada minggu tertentu tidak tercapai. Ini sering terjadi di farm kita, kejadiannya bisa dari minggu awal bahkan dari DOC datang. Penyebabnya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2022. (CR)

SLOW GROWTH YANG PERLU DIWASPADAI

Kasus lambat tumbuh ditandai dengan tidak tercapainya berat badan sesuai standar umur, rendahnya kenaikan berat badan per hari dan keseragaman berat badan yang rendah. (Foto: ussoy.org)

Kasus slow growth atau lambat tumbuh mungkin tidak memberikan dampak mortalitas tinggi pada unggas, namun demikian kerugian yang muncul akibat kasus tersebut tidak bisa diremehkan.

Kasus lambat tumbuh sendiri ditandai dengan tidak tercapainya berat badan ayam sesuai standar umur, rendahnya kenaikan berat badan per hari dan keseragaman berat badan yang rendah. Umumnya tanda-tanda ini mulai terlihat saat ayam berumur 14 hari (terutama ayam broiler).

Adanya slow growth tentu saja memengaruhi performa ayam di umur selanjutnya. Misalnya pada ayam broiler, standar berat yang bisa dicapai tentu akan berkurang dan berimbas pada penurunan keuntungan. Slow growth juga tidak hanya memengaruhi lambatnya tumbuh massa otot, namun juga organ kekebalan dan organ pencernaan. Lambatnya pertumbuhan organ kekebalan dari normal jelas akan memengaruhi respon imunitas tubuh ayam terhadap program vaksinasi yang dilakukan. Efeknya jelas adalah pencapaian titer antibodi yang kurang optimal dan kurang seragam.

Sementara itu, lambatnya pertumbuhan organ pencernaan sendiri sebenarnya dapat menjadi proses kausa maupun efek dari slow growth. Sebagai efek slow growth, perkembangan saluran cerna yang lambat tentunya memengaruhi penyerapan nutrisi dan terapi suportif yang dilakukan, sehingga ayam akan sulit untuk mengejar performa yang diharapkan.

Kasus lambat tumbuh sebetulnya dapat dibagi menjadi dua berdasarkan kemampuan recovery dan kelambatan tumbuhnya, yaitu runting dan stunting. Kasus runting umumnya bersifat permanen. Biasanya berat badan ayam hanya mencapai 50-75% dari standar dengan estimasi jumlah adalah 3-5% dari populasi. Karena tingkat pencapaian bobotnya yang jauh lebih rendah dari standar, umumnya runting juga disebut sebagai kegagalan pertumbuhan.

Sementara kasus stunting umumnya lebih dinilai sebagai hambatan pertumbuhan daripada kegagalan. Ayam yang mengalami stunting bisa mencapai 50% dari populasi dengan berat badan hanya mencapai 75-90% dari standar yang seharusnya dicapai.

Untuk mengatasi kasus ini, tentunya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2022. (MENSANA-SANBIO)

IVAN ALEX SANJAYA, NAHKODAI PERUSAHAAN LEWATI BERBAGAI RINTANGAN

Ivan Alex Sanjaya

Saat teman-teman di masa perkuliahannya banyak yang berkecimpung di bidang fotografi maupun production house, Ivan yang seorang sarjana multimedia justru memilih terjun ke dalam bisnis peternakan. Ketekunan pemilik nama lengkap Ivan Alex Sanjaya ini berbuah hasil mendirikan PT Cahaya Sakti Kimia.

Proses yang cukup berliku pernah dilalui pria asal Kediri ini. Setelah memperoleh gelar sarjana komputer pada 2008, Ivan sempat menekuni dunia saham.

Memasuki 2010, Ivan mengembangkan bisnis pet food di Jakarta hingga meluas ke beberapa wilayah di Jawa. Takdir mempertemukan Ivan dengan dokter hewan sekaligus Vice President PT Indovetraco Makmur Abadi yang kini menjadi mertuanya.

“Pada 2012, ayah mertua memperkenalkan saya dengan salah satu perusahaan dari China yaitu Mintai. Kondisi bisnis pet food pada tahun itu terbilang kurang bagus, karena kebanyakan produk pet food yang notabene impor sudah banyak juga bermunculan produk sejenis yang diproduksi dalam negeri,” kenang ayah satu putra ini.

Momen tersebut digunakan Ivan untuk gencar mempromosikan produk Mintai berupa feed additive ke Indonesia. “Waktu itu saya juga masih melanjutkan bisnis impor produk pet food,” tambahnya.

Berdasarkan peluang yang kian terbuka lebar, Ivan menekuni bidang livestock dengan menjual berbagai produk dari Mintai, khususnya feed additive. Juga produk lain seperti obat dan vitamin.

Ivan menjelaskan bahwa keterlibatannya dengan Mintai tidak ada format yang berbeda, namun mengemasnya dengan cara yang lebih baru. “Saat saya mulai aktif menjual produk dari Mintai, masih mengikuti format dari Mintai dan tidak ada yang berbeda, hanya saja konsep yang saya bawa lebih segar sehingga produk Mintai dapat diterima dengan baik di Indonesia,” jelasnya.

Terhitung sampai akhir 2018, Ivan tidak saja menjual produk dari Mintai melainkan menjual produk lain yang berasal dari China. Berjalannya waktu dengan mengamati peluang yang semakin luas, pasar yang dia bangun semakin kuat dan banyak peternak yang membeli produk tersebut.

Melihat produknya semakin dikenal, Ivan kemudian melakukan format baru pada 2019, yang akhirnya mendirikan PT Cahaya Sakti Kimia dengan Mintai menjadi principle-nya. “Saya bukan lagi menjualkan produk Mintai, tetapi saya membeli produk Mintai,” ungkapnya.

Cepat dan Progresif
PT Cahaya Sakti Kimia didirikan Ivan pada 2019, bekerja sama dengan lebih banyak suplier. Selain Mintai, PT Cahaya Sakti Kimia mendistribusikan produk dari Spanyol seperti ITPSA dan produk asam amino dari Korea.

Seiring berjalannya waktu, Ivan sebagai Komisaris Utama PT Cahaya Sakti Kimia mengajak partner development berpengalaman untuk membangun manajemen perusahaan. Sebagai leader, dia menyadari dalam mengambangkan perusahaan dibutuhkan tim yang sudah berpengalaman agar pergerakannya lebih cepat dan progresif.

“Kalau saya mau jalan cepat bisa dengan jalan sendiri, tetapi kalau saya mau jalan lebih jauh maka harus bersama orang-orang yang berpengalaman,” tegasnya. Prinsip yang diyakini Ivan dalam mengembangkan bisnisnya tersebut merupakan strategi awal yang diterapkan untuk mengembangkan PT Cahaya Sakti Kimia.

Lewati Rintangan
Kendati PT Cahaya Sakti Kimia berusia masih muda, di masa pandemi COVID-19 menerpa dunia bisnis, Ivan menyatakan perusahaan yang dia rintis mampu melewati rintangan.

“Kami baru berjalan setahun kemudian harus berhadapan dengan situasi pandemi, tetapi dari PT Cahaya Sakti Kimia menggunakan kacamata yang lain. Bisnis kami harus fairnesss dan accountable, baik di dalam maupun di luar, sehingga kami tetap memberikan kenyamanan serta pengalaman yang menyenangkan untuk pelanggan,” ungkapnya.

Ivan juga menerapkan iklim yang nyaman bagi seluruh karyawannya, karena kenyamanan bekerja dapat menentukan tingkat semangat karyawan itu sendiri. Menurut Ivan, lingkungan suportif merupakan hal yang penting untuk menguatkan pondasi perusahaan.

“Kami berbeda dengan principle company yang menjual produk yang memang sudah ada, sedangkan kami menjual berbagai produk yang dibutuhkan oleh customer. Ibaratnya seperti supermarket, jadi produk apa yang customer butuhkan kami bisa adakan barangnya,” terangnya.

Artinya apa yang akan customer butuhkan dan ada dibeli, produk itu akan disiapkan serta dijual PT Cahaya Sakti Kimia. Semua produk yang didistribusikan olehnya, terdapat segmen pasar masing-masing. Hal inilah yang membuat PT Cahaya Sakti Kimia tetap menunjukkan growth positif walaupun di saat pandemi.

Suka Otomotif dan Hewan
Di sela kesibukannya mengembangkan perusahaan, pria kelahiran 16 November 1986 ini memiliki ketertarikan di dunia otomotif, terutama motor. Maka tak heran kalau saat ini Ivan sudah mengoleksi tujuh sepeda motor.

Ivan juga memiliki hewan peliharaan kesayangan kura-kura dan ikan. Katanya, “Anak saya itu suka memelihara hewan di rumah, karena darah kakeknya yang seorang dokter hewan, jadi menurun ke anak saya. Ya saya jadi ikutan anak juga akhirnya, saking banyaknya jenis hewan peliharaan akhirnya saya pindahkan ke gudang.” (NDV)

PINSAR SUMBAR PERANGI STUNTING DENGAN DONASIKAN TELUR

Pendistribusian donasi telur di Payakumbuh, Sumbar (Foto: Infovet)

 

Pinsar Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bersama Gabungan Peternakan Rakyat dan pemerintah daerah setempat mendonasikan telur, sebagai salah satu program dan kampanye penanggulangan stunting.

Terkumpul 23.000 butir telur yang kemudian didistribusikan ke beberapa wilayah Sumbar diantaranya ke Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payukumbuh. Kegiatan pendistribusian telur dilakukan pada tanggal 11 dan 15 Agustus 2022.

Pada Kamis, 11 Agustus 2022 juga telah diadakan Rembuk Stunting di Sarilamak, ibu kota Kabupaten Limapuluh Kota.

“Bapak bupati beserta ibu bupati sebagai Ketua PKK Kabupaten Limapuluh Kota sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas donasi telur ini. Adapun kegiatan kami ini merupakan upaya penanggulangan stunting di Sumbar dan rencananya akan menjadi program yang rutin diadakan,” kata Perdana Agusta, Ketua Pinsar Sumbar.

Permasalahan stunting masih menjadi masalah penting yang harus segera diatasi. Upaya mengatasi stunting membutuhkan kesadaran dan kerjasama dari seluruh pihak, termasuk masyarakat. (NDV)

KANADA MEMBATASI IMPOR UNGGAS DARI 21 NEGARA BAGIAN AS

Impor dari 21 negara bagian AS ke Kanada tidak lagi diizinkan untuk produk unggas an telur. Canadian Food Inspection Agency dilaporkan telah menerapkan langkah-langkah ini dalam upaya untuk melindungi sumber daya unggas Kanada dari wabah flu burung yang sangat patogen. Langkah-langkah tersebut tidak berlaku untuk impor komersial dengan izin dan sertifikasi yang menyertainya.

Negara bagian yang dibatasi adalah Colorado, Idaho, Indiana, Iowa, Kansas, Maine, Maryland, Michigan, Minnesota, Missouri, Nebraska, New Jersey, New York, North Carolina, North Dakota, Oregon, Pennsylvania, South Dakota, Utah, Washington dan Wisconsin .

Selain itu, semua produk unggas dan produk sampingan yang tidak sepenuhnya dimasak dan dikalengkan atau tertutup rapat dilarang.

Orang tidak boleh membawa barang terlarang apa pun ke Kanada, termasuk telur dan makanan mentah untuk hewan peliharaan yang bersumber, diproses, atau dikemas dari zona terlarang. Jika produk tidak diberi label dengan negara asal oleh produsen, produk dapat ditolak masuk.

Unggas peliharaan hidup dapat dibawa ke Kanada dengan sertifikasi resmi dari United States Department of Agriculture (USDA). (via poultryworld)

PENANDATANGANAN MOU FAPET UGM DENGAN PT NUTRICELL PACIFIC

 

Sesi foto bersama  Fapet UGM, Nutricell Pacific serta Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak (Foto: Istimewa)

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM siap bekerja sama dengan PT Nutricell Pacific dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) di bidang sama di bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, serta bidang lain yang disepakati para pihak, pada Sabtu (20/8). Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ir Budi Guntoro SPt MSc PhD IPU ASEAN Eng, menyambut baik kerja sama ini. “Semoga penandatanganan MoU ini dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan penelitian bagi dosen dan mahasiswa. Kedepannya, memungkinkan sekali jika mahasiswa bisa mempunyai dosen pembimbing atau penguji skripsi dari kalangan industri,” paparnya.

Direktur Utama PT. Nutricell Pacific, Suaedi Sunanto, menyampaikan bahwa kerja sama ini sangat penting karena sejalan dengan ide mengenai kesejahteraan hewan ternak dengan penyediaan nutrisi yang berkualitas untuk ternak dan hewan kesayangan.

Penandatangan MoU ini juga turut disaksikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diwakili oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, dr. Agung Suganda MSi. yang juga akan memberikan kuliah umum terkait dengan outlook peternakan tahun 2022

PT Nutricell Pacific merupakan perusahaan yang bergerak di bidang nutrisi dan kesehatan hewan. Sejalan dengan Fapet UGM mengenai kesejahteraan ternak, pemenuhan nutrisi dan kesehatan yang tepat untuk ternak dan hewan kesayangan penting dalam mengembangkan hubungan antara manusia dan ternak yang harmonis. Dalam hal ini, keahlian dalam nutrisi dan kesehatan hewan akan berperan penting.

Selain penandatanganan MoU, diselenggarakan juga Stadium Generale untuk mahasiswa pasca sarjana Fapet UGM diselenggarakan dengan tema “Outlook Peternakan 2023”. Hadir sebagai narasumber Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diwakili oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Drh Agung Sugandi MSi, serta Chief Technology Officer PT Nutricell Pacific, Dr Ir Wira Wisnu Wardani SPt  MSi IPU.

Dalam materinya, Wira menyampaikan materi mengenai tantangan dan solusi di bidang industri pakan di Indonesia. (Rilis/INF).

 

BILL GATES INGIN "HARAMKAN" DAGING SAPI



Bill Gates : Daging Sapi Sintetis Adalah Masa Depan

Pendiri Microsoft dan mantan orang terkaya di dunia Bill Gates tengahgetol berbicara tentang perubahan iklim, berkenaan dengan rilis buku terbarunya yang berjudul How To Avoid a Climate Disaster. Ia mengetengahkan berbagai saran agar dampak perubahan iklim bisa ditekan, salah satunya 'mengharamkan' daging sapi.

Sapi memang termasuk penyumbang gas metana terbesar yang berdampak buruk bagi atmosfer. Secara biologis, menurut Bill Gates sangat sulit untuk menekan angka gas metana itu sehingga mungkin jalannya adalah dengan memakan daging sintetis dari protein sebagai pengganti daging sapi.

"Saya tidak tahu apakah akan ada pendekatan natural soal ini. Saya cemas bahwa daging sintetis akan dibutuhkan untuk persoalan ini," kata sang pendiri Microsoft.

Daging sintetis sudah dikembangkan sejak beberapa lama, namun penerapannya belum luas. Di negara miskin dan berkembang, daging sintetis mungkin belum perlu digalakkan karena masih ada solusi lain, misalnya meningkatkan jumlah daging sapi per emisi karena produktivitas masih rendah.

Sedangkan di Amerika Serikat, meskipun jumlah emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari sapi di Afrika, tapi karena produksinya sangat besar maka gas metana yang dikeluarkan pun amat tinggi. Maka solusinya menurut Bill Gates adalah mempopulerkan daging sintetis.

"Saya pikir semua negara kaya harus 100% pindah ke daging sintetis. Anda akan terbiasa dengan perbedaan rasanya dan ada juga klaim bahwa rasanya akan makin baik dari waktu ke waktu," demikian saran Bill Gates. (INF)

Dalam wawancara sebelumnya dengan BBC, Bill Gates menyebut perubahan iklim harus ditangani dengan sangat serius. Bahkan ia menyebut perubahan iklim adalah permasalahan terbesar bagi penduduk Bumi.

"(Masalah perubahan iklim) jauh lebih besar dibandingkan pandemi. Dan hal ini membutuhkan level kerja sama yang belum pernah dilakukan sebelumnya," kata sang pendiri Microsoft yang kini giat menangani berbagai urusan kemanusiaan melalui yayasannya.

Bill Gates menegaskan bahwa memecahkan perubahan iklim akan menjadi hal paling mengagumkan yang pernah dilakukan umat manusia. Dibandingkan dengan tugas itu, mengakhiri pandemi Corona merupakan perkara yang amat mudah. (INF)




EKSPOR TELUR UKRAINA DILANJUTKAN

Yevgeny Khailov, kepala departemen penjualan di perusahaan unggas Ukraina Incuba LLC, memperkirakan bahwa sejak 24 Februari, jumlah ayam petelur di Ukraina telah menurun setidaknya 40%. Banyak peternakan unggas beroperasi pada kapasitas minimal.

Setelah pelabuhan Ukraina menghentikan operasinya, ekspor telur terhenti selama beberapa bulan. Namun, pasokan telah kembali secara bertahap.

“Peternakan unggas di Ukraina Barat dan Tengah sudah mengekspor telur ayam,” kata Khaylov. “Hari ini, pengiriman melewati Polandia dan Rumania. Tapi sejauh ini, ini jauh dari level sebelum perang.” (via poultryworld)

JUTAAN AYAM UKRAINA MATI KARENA KELAPARAN AKIBAT PERANG

Ukrlandfarming Group tidak dapat memberi makan unggas, mengangkut pekerja ke tempat kerja mereka, atau mengeluarkan produk jadi karena fasilitas peternakan mereka terletak di wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Rusia. Lebih dari 4 juta ekor ayam pedaging dewasa dan 700.000 anak ayam dilaporkan mati karena kelaparan di peternakan.

Secara total, industri telur Ukraina menderita kerugian akibat konflik hampir 1,5 miliar hryvnia (US$51 juta), serikat unggas Ukraina melaporkan, menambahkan bahwa beberapa peternakan telur juga hancur di dekat Makarov dan Brovary di wilayah Kyiv. (via poultryworld)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer