-->

INDO LIVESTOCK 2025 RESMI DIBUKA, DORONG HILIRISASI DAN INOVASI PETERNAKAN DAERAH

Foto bersama dalam pembukaan Indo Livestock 2025. (Foto-foto: Dok. Henri/INF)

Surabaya (2/7/2025), pameran tahunan Indo Livestock 2025 Expo & Forum resmi dibuka di Grand City Convex Surabaya dengan semangat sinergi, hilirisasi, dan keberlanjutan di sektor peternakan dan perikanan. Pembukaan acara turut dihadiri berbagai perwakilan kementerian, asosiasi, dan pemerintah daerah.

PT Napindo Media Ashatama sebagai penyelenggara menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor serta edukasi gizi sejak dini melalui berbagai kegiatan interaktif. Gubernur Jawa Timur melalui Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, menyoroti tantangan bahan baku impor dan pentingnya adopsi smart farming untuk menjawab kebutuhan masa depan.

Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan, Deputi Bidang Usaha Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Karsan MM, menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap ketahanan pangan nasional dengan penguatan infrastruktur logistik desa dan dorongan hilirisasi hasil peternakan. Dari sektor kelautan, KKP mencatat nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai USD 5,9 juta, didorong oleh peningkatan produk siap saji yang kompetitif di pasar global.

Pada kesempatan tersebut, dilasanakan juga pemberian Indo Livestock Innovation Award 2025, yang diberikan kepada tiga daerah di antaranya Lamongan, Lampung Selatan, dan Bone, atas kontribusi nyata dalam inovasi peternakan dan kesehatan hewan. Penghargaan "Adipraja Satwa Sewaka Utama", "Adipraja Satwa Sewaka Madya", dan "Adipraja Satwa Sewaka Pratama" ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus berinovasi.

Berpose bersama usai pemberian Indo Livestock Innovation Award 2025.

Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Makmun, menutup sambutan dengan menyampaikan bahwa nilai hilirisasi peternakan nasional kini mencapai Rp 2,2 triliun, termasuk unggas sebesar Rp 277 miliar, naik 145% dari tahun sebelumnya. Indonesia kini menempati peringkat keempat produsen unggas dunia.

Pembukaan ditandai dengan bunyi alarm simbolik, mengawali Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang dilaksanakan selama tiga hari, 2-4 Juli 2025, sebagai momentum penting menuju transformasi peternakan Indonesia yang lebih modern, mandiri, dan berkelanjutan. (Henri E. Prasetyo/INF)

IKUTI WEBINAR MEMBEDAH KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK PETERNAKAN 2024 & PREDIKSI 2025


SEGERA HADIR WEBINAR NASIONAL 2025 "Membedah Kinerja Perusahaan Publik Peternakan 2024 & Prediksi 2025"


Rabu, 4 Juni 2025

Pukul 10:00-11:30 WIB

Via ZOOM


Narasumber: Victor Stefano (Analis Emiten Agribisnis, Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas)

Moderator: Ir Bambang Suharno (Pemimpin Majalah Infovet, Agribiznetwork.com, & GITA Consultant)


Biaya Pendaftaran: Rp 300.000/orang (Umum), Rp 200.000 (Dosen/Mahasiswa)

Transfer ke:

Bank Mandiri 1260002074119

BCA 7330301681

a/n PT Gallus Indonesia Utama

Kirim bukti transfer ke:

gallus.marketingeo@gmail.com

WA: 0877-7829-6375 (Mariyam)


Klik link https://bit.ly/webinarINFOVET_2025 dan dapatkan insight bisnis peternakan langsung dari ahlinya!

USSEC GELAR WORKSHOP NUTRISI DAN PAKAN TERNAK BERSAMA FAPET UNSRAT

Foto bersama workshop nutrisi dan formulasi pakan di Fapet Unsrat. (Foto-foto: Dok. Panitia)

U.S. Soybean Export Council (USSEC) bersama Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi (Fapet Unsrat), serta bekerja sama dengan GITA EO dan Majalah Infovet, menyelenggarakan workshop Fundamentals of Animal Nutrition & Feed Formulation”, pada 5-6 Mei 2025.

Workshop yang dilaksanakan di Fapet Unsrat diikuti sebanyak 60 mahasiswa, juga diikuti dosen Fapet Unsrat, dan beberapa tamu undangan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai nutrisi hewan dan teknik formulasi pakan berbasis ilmu pengetahuan dan praktik industri terkini.

Florencia N. Sompie (kiri) dan Ibnu Edy Wiyono (kanan) saat memberikan sambutannya.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Peternakan Unsrat, Dr Ir Florencia N. Sompie MP IPU, mengatakan bahwa kesgiatan ini penting dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan terkait nutrisi dan pakan ternak.

“Dengan adanya workshop ini kami berharap dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa di bidang nutrisi dan pakan ternak. Kuota yang terbatas menjadi kesempatan eksklusif bagi peserta terpilih untuk benar-benar menyerap ilmu yang diberikan,” tutur Florencia.

Hal senada juga disampaikan oleh Country Director USSEC Indonesia, Ibnu Edy Wiyono SE MSE, bahwa kegiatan ini memiliki nilai lebih karena mempertemukan dunia akademik dan industri.

“Yang membedakan acara ini adalah kehadiran para akademisi dan pengusaha. Kami berharap mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan dan membangun koneksi dengan dunia kerja,” ujar Ibnu.

Alfred Kompudu (kiri) dan Budi Tangendjaja (kanan) saat memaparkan materi workshop.

Diharapkan kolaborasi antara universitas dan industri ini dapat terus berlanjut demi pengembangan pendidikan peternakan yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan lapangan.

Selama dua hari, workshop hari pertama menghadirkan pembicara di antaranya Alfred Kompudu (USSEC) membawakan materi “Modern Poultry Production”, Prof Budi Tangendjaja (USSEC) “Nutrient Requirement Modern Poultry dan AMR and Feed Additives”, Achmad Ragil (Charoen Pokphand Indonesia/CPI) “Raw Material Quality Control”.

Suasana Q&A yang berjalan interaktif.

Sementara pada hari kedua menampilkan pembicara Khuzaemah Thamrin (CPI) “Good Manufacturing Practice in Feed Production”, Budi Tangendjaja “The Principles of Feed Formulation”, Achmad Ragil “Poultry Ration Evaluation and Performance Analysis”, dan Ibnu Edy Wiyono “Sustainability in Livestock & Animal Feed Industry”. (INF)

HALALBIHALAL PB PDHI, SILATURAHMI SAMBIL BERKOLABORASI PERKUAT PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN

Foto bersama halalbihalal PB PDHI. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Minggu (13/4/2025), bertempat di Arion Suites Hotel Kemang, Jakarta Selatan, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), menggelar halalbihalal sekaligus silaturahmi antar pengurus, pemerintah, swasta, organisasi, dan para akademisi yang terkait di industri peternakan dan kesehatan hewan.

"Hari ini menjadi hari yang paling bahagia karena kita bisa bersilaturahmi, saling memberikan maaf antar kita semuanya," ujar Ketua Umum PB PDHI, Drh M. Munawaroh.

Di tengah tingginya tantangan di bidang peternakan dan kesehatan hewan, ia mengajak pemangku kepentingan dan para stakeholder terkait untuk terus bergandengan tangan menciptakan peternakan yang aman dari ancaman penyakit guna mewujudkan ketahanan pangan asal produk peternakan.

"Permasalahan penyakit makin hari makin bertambah, kita masih terus berjuang bersama Kementerian Pertanian dalam mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK), kemudian penyakit lumpy skin disease (LSD) juga belom selesai. Negara kita luas, ini menjadi potensi besar bagi peran dokter hewan kita," katanya.

Namun demikian, lanjut Munawaroh, terbatasnya tenaga dokter hewan yang menyebar di seluruh wilayah Tanah Air turut menjadi kendala dalam penanganan sektor kesehatan hewan.

"Jumlah dokter hewan masih terbatas, di PDHI hanya terdaftar 15 ribu orang, harus ditambah lagi dan diperkuat kualitasnya. Ke depan akan ada tambahan delapan program studi fakultas kedokteran hewan di beberapa universitas, semoga kualitas dokter hewan yang dihasilkan bisa lebih baik. Kita dorong, karena yang akan menangani kesehatan hewan di Indonesia itu dokter hewan," ucapnya.

"Selain itu, kita juga terus upayakan undang undang yang akan menjadikan payung hukum dalam penyelenggaraan dan pelayanan dokter hewan, kita terus lakukan audiensi bersama pemerintah dan DPR. PDHI terus berjuang, bahkan nanti melalui kepemimpinan baru semakin hari harus semakin maju. Kami ingin dokter hewan memiliki kompetensi yang terus meningkat, kita lakukan pembinaan supaya tidak tertinggal dengan negara negara lain."

Momen bersalam-salaman acara halalbihalal PB PDHI.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Kesehatan Hewan, Drh Imron Suandy, yang mewakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, bahwa momentum silaturahmi ini bisa menjadi ajang untuk memperkuat organisasi profesi dan pemerintah.

"Kami sangat apresiasi ke PDHI yang terus ikut berkontribusi dalam membangun sektor peternakan dan kesehatan hewan. Peran kolaboratif antara pemerintah, organisasi profesi, akademisi, dan masyarakat harus terus kita pertahankan. Kita memiliki budaya gotong royong atau guyub, itu terus kita perkuat untuk mengatasi dan mengendalikan penyakit hewan menular strategis," kata Imron.

Lebih lanjut disampaikan, pemerintah membuka diri dan menerima setiap masukkan untuk membantu menjaga keamanan ternak dan mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045.

"Harapannya itu bisa terwujud, karena kita memiliki status kesehatan yang sama dengan negara negara lain. Oleh karena itu, seluruh sumber daya yang kita miliki kita upayakan untuk menggairahkan sektor peternakan dan kesehatan hewan supaya investasi di dalamnya makin berkembang," tukasnya.

Sementara itu, ditambahkan oleh Dewan Pembina PB PDHI, Prof Wiku, yang menyampaikan, "Intinya, panggung untuk dokter hewan sudah tersedia, kita harus akur dan bekerja sama dalam manangani dan mengendalikan kesehatan hewan agar ketahanan pangan dapat terwujud. Mari kita cegah tantangan penyakit bersama-sama, saya yakin PDHI mampu mengatasi dengan kompetensinya, makin kompak dan kolaboratif untuk meraih prestasi bersama." (RBS)

PETERNAKAN DI AUSTRALIA BERKOMITMEN LATIH DAN PEKERJAKAN DISABILITAS

Suasana di peternakan ayam "Rise and Shine Pastured Eggs" di Finniss, Australia Selatan

                                                                                                                      (Foto : Istimewa)

Sebuah peternakan di Kota Finniss, Australia Selatan, memiliki misi untuk memberikan lapangan pekerjaan tetap kepada orang-orang dengan disabilitas. Pegawai Rise and Shine Eggs, Jinda Holland, mengidap Sindrom Waardenburg dan tuli pada telinga kirinya. Awal-awal bekerja di peternakan itu, ia sebenarnya tidak suka berada di sekitar ayam. 

“Seiring waktu, giliran kerja saya semakin banyak di peternakan ini. Saya pun mulai menyukai ayam-ayam ini,” kata Holland.

Ia sebelumnya bekerja di industri pariwisata dan di sebuah pabrik, tapi tidak bertahan lama. 

“Mereka tidak memahami disabilitas saya, pendengaran saya, penglihatan saya, dan itu menjadi sebuah tantangan,” kata Holland tentang pekerjaannya dulu.

Gabi Kinsley juga pegawai Rise and Shine Eggs yang memiliki disabilitas. Cukup lama ia memilih untuk tidak memberi tahu atasannya mengenai disabilitas yang ia miliki. Alasannya, agar tidak diperlakukan secara berbeda. “Yang jelas mereka tidak bilang ‘kami tidak ingin [mempekerjakan]mu karena kamu punya disabilitas’, tapi saya merasa seperti itu,” ungkapnya.

Keraguan Kinsley untuk mengakui disabilitasnya secara terbuka tidak mengherankan bagi Tracey Davis, seorang staf pembantu. 

“Sungguh membuat frustrasi bahwa kita memperlakukan orang-orang dengan disabilitas dengan sangat tidak hormat,” ungkap Davis.

Perlakuan buruk dan sedikitnya kesempatan bagi kelompok disabilitas mendorong pemilik Rise and Shine Eggs untuk membuat perubahan. Mereka mempekerjakan beberapa pegawai dengan disabilitas untuk mengerjakan berbagai tugas, dari membuat pagar, merapikan taman, hingga mengumpulkan, membersihkan, menyeleksi dan mengantarkan telur ke kota-kota sekitar.

Kakak-beradik Heather dan Alistair Pearce adalah pemilik peternakan tersebut. Heather adalah seorang terapis okupasi, sementara Alistair memiliki pengalaman di industri pertanian selama puluhan tahun.

“Saya rasa yang menjadi faktor penting adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak banyak dipekerjakan, orang-orang yang tidak punya pekerjaan padahal bisa bekerja dan dipekerjakan, tapi tidak pernah benar-benar diberi kesempatan sebelumnya,” imbuh Heather.

Bisnis peternakan mereka sangat sukses, bahkan berencana membuka yang kedua. “Nanti kami ingin mereka bisa melatih orang lain yang ingin bergabung dalam program ini dan menjalankannya melalui semacam program selama 12 minggu, jadi saya rasa ke sanalah tujuan kami,” kata Pearce.

Bagi orang dengan disabilitas seperti Holland, bekerja di peternakan telah mengubah hidupnya. “Pekerjaan ini memberi saya harapan, memberi saya pekerjaan, memberi saya sesuatu untuk dinantikan setiap harinya ketika pergi bekerja,” pungkasnya. (INF)


ANNUAL MEETING PT GALLUS: OPTIMALISASI SUMBER DAYA DAN SUKSES DI ERA DIGITAL

Foto bersama Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama. (Foto-foto: Infovet/Ridwan)

Bertempat di Gedung Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Selasa (21/1), Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama diselenggarakan dengan mengambil tema “Optimalisasi Sumber Daya Menuju Sukses di Era Digital”.

Direktur Utama PT Gallus, Ir Bambang Suharno, mengawali acara dengan membahas situasi bisnis di 2024, dimana kondisi ekonomi peternakan yang belum membaik dan cenderung stagnan menjadi tantangan bagi perusahaan dalam menapaki bisnis.

“Namun alhamdulillah kita masih bisa mendapat beberapa partner baru dan mencapai hasil yang baik. Kita bersyukur dan berterima kasih kepada rekan-rekan yang sudah berusaha dengan maksimal, semoga ke depannya bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses di era digital ini, kita persiapkan diri,” ujar Bambang.

Oleh karena itu, beberapa strategi pun dipersiapkan untuk menghadapi 2025 yang juga memiliki beragam tantangan dan peluang, di antaranya optimalisasi sumber daya/asset digital, pengembangan sumber daya berbasis digital, hingga mengoptimlisasi integrasi pemasaran dan multi layanan.

Suasana Annual Meeting PT Gallus Indonesia Utama.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris PT Gallus, Gani Hariyanto, turut menekankan perusahaan untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan apa yang telah diraih. “Kita harus pertahankan kunci keberhasilan kita di tahun kemarin untuk keberhasilan di tahun depan,” katanya.

Lebih lanjut disampaikan, tema yang diangkat tahun ini juga menurutnya sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Apa yang kita punya harus kita optimalisasi dan berfokus pada era digital, kita harus masuk ke sana sehingga kita bisa memiliki lebih banyak ide dan inovasi,” ungkapnya.

Pengarahan dari Komisaris PT Gallus, Gani Hariyanto.

Ia pun mengimbau untuk bisa menetapkan sasaran yang tepat melalui usaha, inovasi, dan sinergi dalam menghadapi situasi apapun. “Dengan beragam situasi dan kondisi tantangan di 2025, diharapkan Gallus akan tetap melaju. Kita tinggalkan era kerugian dan melanjutkan dengan era yang selalu meningkat. Kita optimalkan sumber daya yang kita miliki, kita sesuaikan untuk menuju sukses di era digital ini,” harapnya.

Sementara Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, yang turut hadir juga memberikan pandangan yang sama. “Ke depan memang banyak tantangan, kita harus berusaha melawatinya dengan penuh strategi dan taktik untuk menghadapinya. Lakukan inovasi dan efisiensi dengan output yang tetap efektif melalui ide, kerja keras, serta kreativitas dalam memanfaatkan digitalisasi,” tukasnya.

Katua Umum ASOHI, Irawati Fari, saat memberi arahannya.

Annual Meeting yang dimulai sejak pagi hari turut menampilkan pemaparan ASSA oleh Manajer Unit Penerbitan, Ir Darmanung Siswantoro, yang menyampaikan kinerja per unit usaha di antaranya Infovet, GitaPustaka, Gita EO, Gita Consultant, Info Akuakultur, dan Cat&Dog. Kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Manajer Divisi EO, Consultant, dan Cat&Dog, Maryam Safitri. Acara juga dilengkapi dengan training karyawan yang disampaikan oleh Bambang Suharno, serta Direktur HRD dan Keuangan PT Gallus Drh Rakhmat Nuriyanto. (RBS)

MONIMAX (MONENSIN + NICARBAZINE)

Monimax (Monensin + Nicarbazine)
Reveal your hidden potential



ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer