Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Fokus | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PEMELIHARAAN AWAL YANG KRUSIAL

Pada masa pemeliharaan awal ini ada berbagai faktor yang memerlukan perhatian dan pemantauan khusus untuk memastikan ayam nyaman dan dapat bertumbuh dengan baik. (Foto: Dok. Infovet)

Masa pemeliharaan awal ayam adalah salah satu titik kritis yang menentukan pencapaian performa yang diharapkan pada masa produksi. Pada masa pemeliharaan awal ini ada berbagai faktor yang memerlukan perhatian dan pemantauan khusus untuk memastikan ayam nyaman dan dapat bertumbuh dengan baik. Beberapa poin penting tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kondisi day old chick (DOC)
Ciri-ciri ayam umur satu hari yang sehat adalah aktif bergerak, bulu bersih dan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih, kloaka bersih, badan berisi, serta berat badan sesuai standar. Seleksi terhadap DOC yang baru datang penting dilakukan. Pemantauan kondisi DOC harus terus dilakukan, seperti pemanasan awal, kondisi litter atau tanah, insulasi yang memadai, suhu yang sesuai, atau litter yang kurang tebal. Ayam yang sehat akan menunjukkan pertambahan bobot badan yang baik.

2. Perkandangan
Poin-poin penting yang harus diperhatikan untuk perkandangan adalah:

• Kepadatan ayam. Akan berpengaruh pada sirkulasi udara, suhu, kelembapan kandang, dan tingkat amonia. Chick guard yang membatasi ayam bisa dibuat dari seng atau triplek dengan ketinggian 40 cm dan diameter 3-4 m. Setelah ayam berumur tiga hari, pelebaran chick guard dilakukan secara bertahap diikuti pengaturan tempat pakan/minum. Posisi pemanas diatur sedemikian rupa agar penyebaran panas rata.

• Suhu dalam kandang. Ayam muda belum mampu mengatur suhu tubuhnya dengan baik, oleh karena itu alat pemanas (brooder) dibutuhkan untuk membantu menjaga kondisi ayam. Ayam baru bisa mengatur suhu tubuhnya secara optimal sekitar umur dua minggu. Suhu brooder yang tepat (29-32° C) akan menghindarkan ayam dari rasa tidak nyaman sehingga meningkatkan aktivitas makan dan minum. Apabila suhu brooder nyaman untuk DOC, maka DOC akan menyebar dengan rata. Hindari perubahan suhu tiba-tiba untuk mencegah stres pada ayam.

• Ventilasi udara pada kandang. Ventilasi yang baik akan menjamin sirkulasi udara yang sehat untuk ayam. Apabila sirkulasi udara baik, gas yang berbahaya seperti ammonia akan berkurang. Apabila kadar oksigen tidak baik, pertumbuhan dapat tidak seragam dan terlambat, serta kepekaan terhadap penyakit meningkat.

• Manajemen litter. Litter berperan mengisolasi DOC dari tanah atau lingkungan luar. Manajemen litter penting karena kotoran ayam dan butiran air di sekitar ayam akan diserap dalam litter. Oleh karena itu litter juga berperan menjaga kelembapan dan kadar amonia di kandang. Kualitas litter yang baik adalah kering, tidak berjamur, bersih, lunak, tidak berdebu, dan mampu menyerap air. Litter dipantau agar suhunya optimal untuk ayam dan tidak basah.

• Cahaya dalam kandang. Cahaya yang baik akan membantu ayam mengenali tempat pakannya dan merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin sehingga proses metabolisme meningkat. Pada akhirnya pertumbuhan anak ayam lebih terpacu. Kebutuhan pencahayaan dalam masa brooding adalah antara 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2.

3. Pakan dan Minum
Beberapa hal yang dapat menyebabkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2023. (MENSANA-SANBIO)

AGAR KUALITAS AIR MINUM SENANTIASA TERJAGA

Contoh air yang tidak layak dikonsumsi unggas. (Foto: Dok. Romindo)

Air adalah nutrisi paling penting bagi unggas. Unggas umumnya minum sekitar dua kali lebih banyak daripada jumlah pakan yang dikonsumsi berdasarkan berat badannya (Blake dan Hess, 2001). Ketika suhu tinggi, unggas akan mengonsumsi air hingga tiga kali lipat lebih banyak dari jumlah pakan. Pada kondisi tersebut, kualitas air yang buruk akan berdampak serius terhadap kesehatan unggas, kasus diare atau wet dropping akan lebih sering muncul. Hewan yang tidak mendapatkan minum dengan baik (kuantitas dan kualitas air tidak mencukupi) akan cenderung makan lebih sedikit, sehingga membuat pertumbuhannya kurang cepat dan unggas menjadi kurang produktif.

Dalam industri unggas, penggunaan air dengan kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologi yang memadai merupakan hal penting. Dalam lingkungan suatu farm, hampir semua unggas memiliki akses ke sumber air yang sama, masalah kualitas akan memengaruhi status kesehatan dari sebagian besar unggas tersebut.

Air minum memainkan peranan penting dalam penularan beberapa penyakit paling umum yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun protozoa. Faktor- faktor penting untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui air minum adalah perlindungan sumber pasokan, disinfeksi air, kontrol kualitas, karakteristik mikrobiologis, kimiawi, dan fisik. Karena air menjadi nutrisi penting bagi unggas, oleh karena itu pelestarian kualitasnya sangat penting dilakukan untuk mendapatkan performa unggas yang baik. Peternak dapat mencegah banyak penyakit dengan mengontrol kualitas air yang dikonsumsi unggas, tentunya itu menghasilkan penurunan biaya dan peningkatan keuntungan yang menjadi tujuan penting dari produksi unggas saat ini.

1.1. Air sebagai Media Penularan Penyakit pada Unggas
Air adalah senyawa kimia yang paling melimpah dan tersebar luas di dunia. Dalam keadaan alami, air adalah salah satu senyawa paling murni yang diketahui, namun demikian saat ini sulit menemukan sumber air tawar yang belum diubah manusia. Fakta ini terkait dengan karakteristik negara-negara yang sedang berkembang, dimana air limbah dari pertanian dan daerah perkotaan yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen tingkat tinggi, dibuang ke tanah atau lingkungan perairan. Residu tersebut kemudian terbawa ke perairan dangkal dan bawah tanah oleh hujan.

Penggunaan air konsumsi dengan kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologi yang tinggi merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan dalam produksi unggas, karena sebagian besar unggas memiliki akses ke sumber air yang sama dan masalah pada kualitas air akan memengaruhi produktivitasnya. Hal ini sangat relevan karena satu sumber air digunakan untuk melayani kebutuhan minum ribuan unggas. Oleh sebab itu, tindakan pengendalian harus menjadi prioritas untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebarkan melalui air dan jika sampai terjadi penyakit tentu mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Meskipun air tidak memberikan kondisi ideal bagi mikroorganisme patogen untuk berkembang biak, namun umumnya mereka akan bertahan hidup dalam waktu cukup lama untuk memungkinkan terjadinya penularan melalui air minum.

1.2. Penyakit Unggas yang Berpotensi Ditularkan Melalui Air Minum
Penyakit yang dapat ditularkan ke unggas melalui air minum dapat berasal dari kontaminasi air oleh kotoran dan dari sekresi leleran/eksudat dari unggas yang sakit, atau bisa juga melalui penggunaan air yang telah terkontaminasi organisme patogen yang berasal dari spesies hewan lain dan manusia, seperti pada kasus... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

LAKUKAN INI UNTUK MENJAGA KUALITAS AIR MINUM

Ketersediaan air yang berkualitas penting bagi kelangsungan hidup dan performa ayam. (Foto: Dok. Infovet)

Konsumsi air minum ayam sebenarnya dapat menjadi indikasi kondisi kesehatan dan indikasi baik/buruknya manajemen pemeliharaan. Ketika konsumsi air minum turun, maka harus segera dievaluasi kemungkinan penyebabnya.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut, misalnya ayam sedang terinfeksi penyakit, kondisi lingkungan kandang terlalu dingin, jumlah dan distribusi tempat minum tidak merata, tempat minum kotor, kualitas air buruk terutama terlihat dari fisik air dan lain sebagainya.

Masalah Sumber dan Kuantitas Air Minum
Pada musim penghujan peternak kerap menghadapi masalah yang sama terkait air minum, yakni soal kualitasnya. Seperti yang dirasakan oleh Rahmat Hidayat, peternak layer asal Tigaraksa. Ketika musim penghujan tiba, kandangnya mengalami krisis kualitas air hingga ia harus “mengakali” air untuk kebutuhan minum ayamnya.

“Sebenarnya air ada, tetapi kualitasnya jelek, warnanya sangat keruh, dan berbau lumpur yang menyengat. Dari sini saja kita sudah tahu bagaimana kualitas kimiawinya, tentu ini bukan air minum yang layak sekalipun untuk ayam,” tutur Rahmat.

Selama ini ia harus menambah biaya dengan pemberian beberapa substrat untuk memperbaiki kualitas air minum untuk ayamnya. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut, karena sumber air di peternakannya berasal dari air permukaan (sungai) yang sewaktu-waktu bisa berubah kualitasnya karena perubahan musim, hal itu menjadi risiko yang harus ia tanggung.

Ketersediaan air sejatinya penting bagi kelangsungan hidup dan performa ayam. Air bisa didapat dari berbagai sumber, yang paling mudah berasal dari air permukaan (sungai, danau, rawa, dan lainnya). Kendati demikian, dengan kondisi seperti sekarang ini, maka pemanfaatan air sungai dalam aktivitas peternakan, baik sebagai air minum maupun proses pembersihan kandang dan peralatan sebaiknya dihindari. Pencemaran sungai oleh kotoran manusia maupun kotoran ternak, bahan kimia (deterjen dan pestisida), maupun limbah rumah tangga dan industri menjadi alasan untuk tidak memanfaatkan air sungai maupun danau.

Air permukaan yang berasal dari air hujan bisa dimanfaatkan. Hanya saja perlu diperhatikan adanya kontaminasi yang berasal dari tempat penampungan maupun dari udara di sekitar kandang.

Ada pula peternak yang menggunakan sumber air yang berasal dari… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2023. (CR)

JANGAN SEPELEKAN PERAN AIR MINUM

Air minum bisa menjadi celah bagi agen penyakit untuk menginfeksi ayam. (Foto: Dok. Infovet)

Hampir 80% tubuh manusia mengandung air, begitupun bumi ini yang 70%-nya juga merupakan air. Oleh karena itu sangat tepat apabila air dikatakan sebagai sumber kehidupan. Karena itu air sangat dibutuhkan semua makhluk hidup termasuk ternak unggas, dengan kualitas air minum yang baik membantu menjaga performa unggas tetap stabil.

Bukan Sekadar Cairan 
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tentu pakan merupakan sumbernya, namun air juga mengandung nutrisi berupa mineral makro maupun mikro yang juga dibutuhkan ternak. Selain itu, mineral yang terkandung di dalam air free of charge alias gratis. Hanya saja tinggal bagaimana peternak dapat menjaga kualitas dari sumber airnya tersebut.

Selain sebagai sumber mineral, air juga memiliki beberapa fungsi dalam fisiologis ayam. Hal tersebut disampaikan oleh Production Lead AS Putra Perkasa Makmur, Daru Wiratomo, dalam sebuah webinar. Beberapa fungsi air yakni sebagai media penyerapan nutrisi, memperlancar pakan melewati saluran cerna, media transportasi nutrisi pada multiorgan, membuang materi yang tak dibutuhkan oleh urine melalui ginjal, regulasi suhu tubuh, serta sebagai cairan pelumas persendian dan berbagai organ.

“Kita sering melupakan fungsi air, ini padahal vital dan esensial. Makanya kita jangan main-main dengan kualitas air di farm kita. Soalnya ayam butuh air untuk minum, kita juga butuh air untuk media pembersih dan disinfeksi, ini penting buat semuanya,” tutur Daru.

Ia melanjutkan bahwasanya air yang hendak diberikan kepada ayam harus memenuhi berbagai kirteria yang baik dari segi fisik, kimia, bahkan mikrobiologis. Ketiganya harus memiliki standar yang baik agar ayam nyaman dan aman dari kondisi penyakit, sebab ayam berpotensi sakit akibat air yang tercemar mikroba patogen atau kualitas fisik dan kimianya buruk.

Peran Ganda Air
Dalam kesempatan yang sama, Rahmad Susilowarno, peternak broiler dari Berkah Putra Chicken mengatakan bahwa… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2023. (CR)

AIR: NUTRISI UTAMA BAGI PERFORMA AYAM

Ayam harus segera mendapatkan air minum berkualitas dalam jumlah yang cukup. (Sumber: Cobb Manual Guide, 2022)

Air adalah nutrisi utama untuk produktivitas ayam yang optimal, baik pertumbuhan maupun produksi telur. Ketersediaan air minum yang berkualitas baik dengan jumlah yang cukup sangat menentukan apakah ayam mampu tumbuh dan berproduksi telur dengan baik.

Air merupakan komponen terbesar (68-76%) penyusun tubuh ayam, demikian dengan komponen penyusun telur. Air berperan dalam semua proses metabolisme tubuh ayam. Air juga yang menjadi media penghubung baru nutrisi dalam tubuh ayam. Begitu besar fungsi air bagi kehidupan dan produktivitas ayam. Oleh karena itu, sangat penting memastikan ketersediaan dan kualitas air yang diberikan kepada ayam.

Air Minum Harus Berkualitas
Air minum yang berkualitas bisa dibedakan dari dua parameter, yaitu analisis bakterial dan kimia.

Kandungan bakteri dalam air minum menjadi masalah yang banyak ditemukan di peternakan, terlebih lagi kasus colibacillosis dan CRD kompleks masih sering ditemukan. Kontaminasi bakteri Escherichia coli dan coliform akan menyebabkan ayam sakit dan produktivitas menurun.

Kandungan pH, kesadahan, total zat padat terlarut atau total dissolved solids (TDS), dan kandungan mineral dalam air minum menjadi parameter kimia yang perlu diperhatikan. Selain berpengaruh terhadap performa ayam, kandungannya dalam air minum sangat berpengaruh terhadap stabilitas dari obat, vitamin, maupun vaksin yang dilarutkan.

pH menggambarkan aktivitas ion hidrogen dalam air minum. pH normal air minum ayam berkisar antara 6,8-7,8. Air dengan pH rendah atau asam akan bersifat korosif terhadap nipple drinker, menurunkan stabilitas obat, vitamin, dan vaksin yang dilarutkan, serta berpengaruh pada pencernaan ayam. pH basa (> 8) akan menimbulkan rasa pahit sehingga bisa menurunkan konsumsi air minum, dan pH yang basa juga bisa menurunkan efektivitas dari disinfektan, terutama klorin (kaporit).

Kesadahan air minum sangat berpengaruh terhadap kelarutan obat (mengikat obat). Selain itu, air yang sadah akan menimbulkan noda, meninggalkan residu, dan memengaruhi kinerja nipple drinker. Kandungan mineral terutama kalsium dan magnesium yang paling besar pengaruhnya terhadap kesadahan. Air dengan tingkat kesadahan yang tinggi bisa ditandai dengan berkurang atau tidak munculnya busa pada saat dilarutkan sabun atau detergen.

TDS menunjukkan kadar ion anorganik yang terlarut dalam air minum. Nilai TDS yang tinggi akan menyebabkan penurunan konsumsi air minum dan produkvitas ayam. Tabel 2 menunjukkan secara detail pengaruh yang ditimbulkan dari kadar TDS.

Kandungan nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) dalam air minum juga perlu dikontrol karena bersifat toksik atau racun bagi ayam. Nitrat dan nitrit dihasilkan dari penguraian bahan organik yang terlarut dalam air minum.

Pengecekan kualitas air minum hendaknya dilakukan secara rutin, minimal... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2023.

Ditulis oleh:
Hindro Setyawan SPt
Technical Support-Research and Development PT Mensana

PENYAKIT MENGANCAM TANPA KENAL JAM DAN MUSIM

Risiko masalah kualitas air pada musim pancaroba harus diwaspadai. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam setiap musim, baik kemarau dan penghujan tentunya ancaman yang berbeda akan dihadapi peternak. Baik dari segi penyakit dan lingkungan, ancaman dan hambatan tersebut memerlukan strategi yang juga berbeda.

Ayam Gampang Geuring karena Cuaca Kering
Di musim kemarau biasanya pada peternakan broiler akan ditemukan kejadian hampir semua ayam yang dipelihara (terutama di kandang terbuka) mengalami panting kemudian mati secara tiba-tiba, terutama pada ayam berukuran besar. Biasanya kejadian tersebut merupakan indikasi ayam mengalami heat stress.

Kematian akibat heat stress cenderung menimpa ayam dewasa karena secara alami tubuh ayam akan menghasilkan panas (hasil metabolisme), ditambah suhu lingkungan yang semakin panas terutama disaat kemarau, sehingga panas dari dalam tubuh tidak bisa distabilkan. Dan dampak akhirnya dari kejadian tersebut ialah kematian.

Ironisnya, kejadian heat stress  tidak hanya terjadi pada ayam broiler, namun juga layer. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah seiring adanya perubahan iklim akibat pemanasan global, apakah memang kasus heat stress semata-mata hanya disebabkan oleh faktor suhu dan kelembapan di lingkungan?

Technical Education and Consultation PT Medion, Drh Christina Lilis, menjelaskan bahwa heat stress sudah menjadi problematika utama di dunia perunggasan. Stres akan muncul ketika ayam tidak bisa membuang panas dari dalam tubuhnya akibat tingginya cekaman suhu.

“Ayam komersial modern yang selama ini kita pelihara termasuk hewan homeotermal, yaitu mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri karena memiliki sistem termoregulator. Ayam modern juga lebih sensitif terhadap perubahan suhu, oleh karenanya butuh trik khusus dalam manajemen pemeliharaan,” tutur Christina.

Ia melanjutkan, banyak faktor lain yang memengaruhi kondisi suhu panas di kandang yang membuat ayam stres karena panas, misalnya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023. (CR)

MUSIM PANCAROBA DAN KEWASPADAAN PENYAKIT

Lingkungan tidak terlepas dari pengaruh musim pancaroba menjadi salah satu faktor yang masih membayangi kesehatan unggas di Indonesia. (Foto: Dok. Sanbio)

Indonesia dikenal memiliki dua musim sepanjang tahunnya, yaitu musim hujan dan kemarau. Di tengah kedua musim itu terdapat masa peralihan yang sering disebut sebagai musim pancaroba. Musim pancaroba merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus dari peternak ayam Indonesia. Pasalnya, pada masa ini perubahan kondisi lingkungan bisa terasa ekstrem bagi hewan ternak. Mulai dari panas yang kering di pagi dan siang hari, tiba-tiba diikuti hujan deras dari sore hingga malam hari atau sebaliknya.

Perubahan cuaca yang cepat tersebut dapat menyebabkan ayam stres. Terlebih lagi faktor eksternal yang berpengaruh pada kesehatan ayam seperti kekeringan kotoran, kelembapan pakan, sirkulasi udara, serta berbagai hal lain tidak bisa terlepas dari kondisi lingkungan di masa pancaroba dan akan makin berkontribusi membuat kondisi ayam semakin tidak nyaman.

Seperti dipahami bersama bahwa kondisi ayam yang stres akan berperan dalam menurunkan kesehatan tubuh dan menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit yang merugikan.

Penyakit-penyakit merugikan yang disebabkan oleh virus dan bakteri dapat menyelinap dan menjadi tantangan pada saat musim pancaroba. Hal ini dikarenakan saat faktor lingkungan kurang mendukung dan kondisi tubuh menurun, sistem kekebalan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.

Beberapa penyakit yang sering menyerang pada musim pancaroba menurut pemantauan tim lapang PT Sanbio Laboratories bisa dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Berbagai Penyakit Merugikan yang Sering Muncul di Musim Pancaroba

Penyakit

Tingkat Mortalitas

Tingkat Penurunan Produksi Telur

Avian influenza

≤100%

≤100%

Infectious bronchitis

≤75% (young chicken)

20-50%

Infectious bursal disease

2-31,8%

5-50%

Infectious laryngotracheitis

5-70%

1-20%

Newcastle disease

0-100%

Tergantung pada umur dan adanya infeksi sekunder

Chronic respiratory disease

5-40%

Tergantung pada umur dan adanya infeksi sekunder

Aspergillosis

5-20%

Tergantung pada umur dan keparahan penyakit

Coryza

0-5%

10-40%


Tabel di atas menunjukkan berbagai penyakit dan efek kerugian yang dapat dihasilkan. Melihat hal tersebut tentunya peternak tak bisa hanya diam saja mengantisipasi efek musim pancaroba. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai langkah preventif dengan mengingat pengaruh utama yang dihasilkan oleh masa perubahan musim tersebut:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023.

MERDEKA DARI PENYAKIT PERNAPASAN

Infeksi mikoplasma dapat menyebabkan air sacculitis dan dapat menyebar melalui transovarial atau penularan secara vertikal dari induk ke anak ayam. (Foto: Istimewa)

Kesehatan saluran  pernapasan ayam sangat penting untuk mencapai target produktivitas pada ayam pedaging maupun petelur. Ayam yang dipelihara dalam lingkungan terbatas membutuhkan faktor pendukung ideal untuk pertumbuhan optimal, sehingga dapat berproduksi maksimal.

Faktor pendukung tersebut adalah udara, air, dan pakan. Bila ketiga faktor itu dapat terpenuhi secara ideal, kemampuan bibit penyakit dalam menimbulkan penyakit berkurang, apalagi bila biosekuriti dilakukan secara optimal. Tulisan ini mengulas mengenai kesehatan saluran pernapasan dan chronic respiratory disease sebagai penyakit penting saluran pernapasan beserta pencegahannya.

Kesehatan saluran pernapasan harus selalu mendapat perhatian serius untuk mencapai puncak kemampuan genetik ayam. Karena dampak dari semakin tingginya produktivitas, ayam menjadi semakin sensitif terhadap perubahan lingkungan dan ancaman penyakit, sehingga membutuhkan manajemen kesehatan saluran pernapasan yang lebih baik.

Fungsi utama saluran pernapasan ayam adalah menyediakan oksigen dalam jumlah cukup, mengeluarkan CO2 dan membantu proses tanggap kebal. Syarat memenuhi fungsi pernapasan tersebut adalah ketersediaan udara bersih dan saluran pernapasan yang sehat.

Karakteristik saluran pernapasan ayam antara lain saluran pernapasan relatif panjang dibanding dengan tubuh, dalam proses pernapasan paru-paru tidak ekspansif dan memiliki kantung udara, serta tidak memiliki diafragma. Konsekuensi karakteristik saluran pernapasan ayam tersebut adalah infeksi kantung udara menjadi sering muncul dan dapat meluas, serta menyebar ke organ lain.

Saluran pernapasan memiliki berbagai sistem pertahanan tubuh terhadap agen infeksius. Silia yang dapat menangkap agen infeksi dan epitel saluran pernapasan merupakan sistem pertahanan struktural. Makrofag dan netrofil merupakan sistem pertahanan selular non-spesifik. Sedangkan sistem kekebalan spesifik pada saluran pernapasan dapat bersifat humoral dan selular. Mukus pada saluran pernapasan termasuk sistem pertahanan sekretorik.

Di dalam saluran pernapasan dapat terjadi interaksi antar mikroorganisme penyebab penyakit. Sangat sering terjadi infeksi gabungan mikroorganisme penyebab penyakit, misal antara virus dengan virus, virus dengan bakteri, bakteri dengan mikoplasma, dan lain sebagainya. Infeksi gabungan antar mikroorganisme dapat memberikan efek sinergistik.

Penyakit saluran pernapasan selain menimbulkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

MEMPERKETAT UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT PERNAPASAN

Kandang terlalu padat dapat meningkatkan kemungkinan infeksi penyakit pernapasan. (Foto: Dok. Infovet)

Mengingat pentingnya sistem dan pencegahan penyakit pernapasan, tentu menjadi hal yang tak boleh dianggap remeh. Apalagi di tengah ketidakpastian harga produk perunggasan saat ini, menjaga pernapasan ayam agar peternak juga bisa “bernapas” panjang.

Dalam dunia medis ada tiga organ vital yang dapat menjadi penyebab kematian hewan maupun manusia, yakni otak, jantung, dan paru-paru. Otak berkaitan dengan sistem syaraf, bisa dibilang otak adalah “server induk” dari suatu organisme. Sementara jantung berkaitan dengan sistem sirkulasi dan peredaran darah. Sedangkan paru-paru berkaitan dengan sistem respirasi atau pernapasan. Jika salah satu di antara ketiga sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, maka tinggal menunggu kematian datang. Pada unggas, terutama unggas komersil, sistem pernapasan merupakan sistem yang kerap jadi masalah dan rentan.

Jangan Sampai Penyakit Betah
Mengapa penyakit pernapasan sering terjadi dan cenderung berulang? Peternak yang sudah kawakan harusnya paham betul akan hal ini, karena kini beternak ayam ras pedaging maupun petelur modern dibutuhkan manajemen yang baik, biosekuriti yang terjaga, dan lain sebagainya.

Kendati demikian, perkembangan genetik ayam ras yang sangat cepat tidak diiringi dengan penerapan cara beternak yang baik. Sehingga impaksinya dapat terlihat dari indeks performa dan hasil panen yang kurang memuaskan, serta mudahnya ayam terserang penyakit yang mengakibatkan mortalitas tinggi dan kerugian besar.

Menurut Drh Hari Wahjudi dari PT Boehringer Ingelheim, yang juga praktisi perunggasan, bisa dibilang sudah kenyang melihat pemeliharaan ala kadarnya yang dilakukan peternak mitra. Padahal pihak penyedia (inti) sudah melakukan berbagai penyuluhan, seminar teknis, dan lainnya dalam mendukung peternak plasma.

“Kita di lapangan sudah mengebu-gebu ngasih materi, namun pas di kandang enggak tahunya implementasinya enggak ada. Agak sebel juga begitu mas,” kata Hari.

Menurutnya, walaupun begitu ada juga peternak mitra yang benar menjalankan apa yang diberikan walau tidak sepenuhnya. Jika melihat yang seperti itu, semangat Hari kembali. Selain itu, ia juga kerap dikomplain peternak mitra terkait… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023. (CR)

MEMERDEKAKAN SALURAN PERNAPASAN UNGGAS

Ngorok atau nyekrek, gejala umum penyakit pernapasan. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam beberapa tahun belakangan, masyarakat sudah sangat familiar dengan penyakit pernapasan yang disebabkan virus COVID-19. Layaknya COVID, penyakit pernapasan pada ayam juga masih residivis, memiliki daya bunuh yang tinggi, dan berpotensi merugikan peternak. Sayangnya hal tersebut kerap berulang dan seakan peternak sulit merdeka dari penyakit pernapasan.

Bernapas merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup. Prinsipnya yakni menghirup oksigen dari luar dan mengeluarkan karbon dioksida dari dalam tubuh. Terkadang, saluran pernapasan tidak selamanya dalam kondisi prima. Beberapa penyakit siap mengintai dan menurunkan performa, bahkan menyebabkan kematian.

Seluruh mahluk hidup, tanpa terkecuali ayam, butuh bernapas untuk hidupnya. Oksigen yang diirup digunakan dalam proses pembentukan energi atau lazim disebut oksidasi biologis. Tanpa adanya oksigen, energi yang berasal dari pakan tidak akan bisa terbentuk dan mustahil pertumbuhan dan performa akan tercapai.

Lebih Paham Sistem Pernapasan Ayam
Tidak seperti hewan lainnya, unggas termasuk ayam memiliki sistem pernapasan yang berbeda dan unik. Karena pada ayam dan unggas lainnya terdapat kantung udara. Sistem pernapasan ayam terdiri dari saluran pernapasan (hidung, sinus hidung/sinus infraorbitalis, laring, trakea, bronkus), paru-paru, dan kantung udara. Laring dan trakea tersusun atas otot dan tulang rawan. Pada permukaan dalam (epitel) terdapat silia, sebagai alat pertahanan terhadap benda asing. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran udara bersih dan kotor.

Udara yang kaya oksigen akan diedarkan ke seluruh tubuh. Kantung udara merupakan selaput tipis berbentuk seperti balon yang berfungsi untuk membantu pernapasan. Kantung udara memiliki sel fagosit dalam jumlah sedikit, sedangkan proses pertukaran udara juga terjadi di kantung udara tersebut. Padahal setiap udara yang masuk mengandung berbagai macam mikroba termasuk yang sifatnya patogen. Selain itu, kantung udara tersusun atas sel yang tipis dan sedikit pembuluh darah. Sehingga mudah dirusak oleh bibit penyakit. Hal inilah yang menjadi titik lemah pada sistem pernapasan ayam.

Jangan Lengah Meski Jengah
Guru Besar FKH Unair, Prof Suwarno, yang juga praktisi perunggasan, kembali mengingatkan bahwa ayam pedaging di zaman sekarang amatlah cepat. Pertumbuhan ototnya sangat luar biasa, paling mudah terlihat adalah massa otot dadanya. Risiko dari pertumbuhan yang cepat ini adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023. (CR)

JANGAN BIARKAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT PERNAPASAN KERASAN DI PETERNAKAN

Banyak faktor yang berhubungan dan saling terkait yang menyebabkan munculnya penyakit pernapasan pada unggas. (Foto: Dok. Infovet)

Penyakit pernapasan pada unggas masih menjadi tren musiman yang sering dijumpai peternak di kandang. Penyakit ini menjadi ancaman serius karena dapat menimbulkan kerugian besar bagi peternak dan stakeholder terkait.

Penyakit yang disebabkan dari infeksi virus sangat berbahaya karena sifatnya mudah mutasi, sangat menular, serta mematikan sehingga sulit dibasmi dan dihilangkan. Kenapa masalah penyakit pernapasan pada ayam sering terjadi dan apa saja faktor yang memengaruhinya?

Tentunya banyak faktor yang berhubungan dan saling terkait yang menyebabkan munculnya penyakit pernapasan pada unggas, seperti status imunitas, nutrisi, kondisi stres, program vaksinasi, dan lingkungan. Kondisi imun yang turun dan nutrisi yang tidak tercukupi akan mempermudah masuknya agen penyakit virus, dimana pada saat itu kondisi tubuh ayam dalam keadaan yang tidak siap melawan agen asing yang masuk. Sama halnya saat ayam stres dan kondisi lingkungan kurang baik (musim pancaroba), maka sistem imun juga akan terganggu sehingga mudah terinfeksi penyakit.

Selain itu, program vaksinasi yang tidak baik juga menjadi faktor yang memicu mudahnya penyakit masuk, dimana vaksin dapat memberikan kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tertentu yang bisa melawan tantangan infeksi virus.

Pada peternakan ayam petelur maupun pedaging, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus di antaranya adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023.

Ditulis oleh:
Ir Syamsidar SPt MSi IPM
Marketing Support PT Sanbio laboratories

BERSIAP MENGADANG GANGGUAN REPRODUKSI

Air minum bisa menjadi celah bagi agen penyakit untuk menginfeksi ayam. (Foto: Istimewa)

Ketika produktivitas produksi telur menurun, pendapatan peternak juga akan menurun. Begitupun jika kualitas telur menurun, tentu akan memberikan dampak yang sama. Oleh karena itu, sebisa mungkin faktor-faktor penyebabnya harus diminimalisir.

Secara umum keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan empat faktor, yaitu genetik ternak, nutrisi, lingkungan, dan manajemen pemeliharaan. Keempat faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam menunjang keberhasilan pemeliharaan. Jika salah satu dari empat faktor tersebut terjadi pergeseran, maka ketidakseimbangan akan terjadi dan efeknya sangat merugikan.

Kenyataannya di lapangan masih banyak peternak ayam petelur yang mengeluhkan kesulitan mencapai standar performa ayam sesuai standar guideline tiap strain-nya. Berbagai permasalahan yang biasa dikemukakan seperti produksi tidak mencapai puncak, produksi cepat turun, berat telur di bawah standar sehingga mengakibatkan konversi ransum yang membengkak, dan pada akhirnya mengganggu laju pendapatan.

Infovet mencoba memberikan kontribusi berupa saran dari berbagai ahli untuk mencapai produksi telur yang maksimal.

Pahami Genetika Ayam
Ayam petelur modern merupakan hasil selective breeding dengan potensi mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak (hen day tinggi) dalam intensitas waktu pemeliharaan yang panjang (persistensi produksi telur baik), serta mendapatkan tingkat efisiensi ransum yang baik.

Meskipun demikian, ayam petelur modern ternyata memiliki beberapa sisi kekurangan. Salah satunya relatif sulit mencapai berat badan standar terutama ketika fase starter serta memasuki awal produksi hingga puncak. Selain itu, ketertinggalan berat badan tersebut sulit dikompensasi saat fase pemeliharaan berikutnya. Ayam petelur modern saat ini juga lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dan ransum. Hal tersebut disampaikan Senior Specialist Poultry PT De Heus Indonesia, Jan Van den Brink.

Sebagai contoh, pada ras ISA brown, jika diikuti dengan penerapan tata laksana pemeliharaan yang baik, seekor ayam petelur mampu menghasilkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (CR)

KUALITAS PULLET DAN GANGGUAN REPRODUKSI

Pemeliharaan pullet ayam petelur modern dengan sistem koloni dalam kandang tertutup ternyata selain mampu mengurangi kasus-kasus infeksius selama masa pullet, tetapi juga dapat membentuk kualitas pullet yang optimal dengan keseragaman yang tinggi.

Oleh: Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant-Jakarta)

Slogan "more eggs less feed" tampaknya sudah lengket dengan karakteristik umum ayam petelur modern. Sadar atau tidak, sekarang para peternak ayam petelur tengah berhadapan dengan ayam petelur “gaya baru”. Keengganan mengikuti perubahan tata laksana pemeliharaan yang seiring dengan perkembangan genetik ayam petelur modern tentu dapat memengaruhi total penampilan akhir ayam. Ujung-ujungnya, tidak saja menyebabkan keuntungan yang sudah di depan mata tereduksi, tetapi juga dapat menjadi faktor pencetus masalah baru yang kompleks dan terkesan misterius.

Dalam satu dekade terakhir, para praktisi lapangan yang jeli tentu dapat mengidentikasi meningkatnya kasus-kasus non-infeksius pada ayam petelur modern, khususnya gangguan reproduksi yang berkorelasi dengan metabolisme tubuh (penyakit metabolik). Pada kenyataannya, selain kasus yang tergolong dalam kelompok ini memang relatif sulit untuk didiagnosis secara cepat karena banyak faktor yang terlibat, juga rendahnya persentasi kesembuhan.

Dengan kata lain, kasus penyakit metabolik gangguan reproduksi pada ayam petelur modern umumnya bersifat semi permanen (non-reversible). Ini berarti, ayam yang sudah mengalami masalah umumnya mempunyai produktivitas sub-optimal pada sepanjang hayatnya.

Beberapa bentuk penyakit metabolik pada ayam petelur modern yang sering ditemukan di lapangan seperti tertera dalam tabel:

Kasus Non-infeksius (Metabolik) pada Ayam Petelur Modern

Problem yang Tampak

Efek

Prolapsus dan kanibalisme

Deplesi meningkat, % HH rendah

Kejang kalsium (calcium tetany)

Deplesi meningkat, % HH rendah

Egg-yolk peritonitis

Deplesi meningkat, % HH rendah

Kerabang telur tipis/bobot telur ringan

Bobot telur rendah, telur afkir meningkat

Kelelahan bertelur (cage layer fatigue)

Deplesi meningkat, % HH rendah

Osteoporosis

Deplesi meningkat, % HH rendah


Sekilas Tentang Ayam Petelur Modern
Perkembangan genetik ayam petelur modern memang sangat spektakuler. Jika diikuti dengan perbaikan tata laksana pemeliharaan yang sesuai, maka seekor ayam petelur modern mampu menghasilkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (toe)

KENALI FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN REPRODUKSI PADA UNGGAS

Ayam petelur, sebuah mesin biologis. (Foto: Istimewa)

Layaknya sistem organ lain, sistem organ reproduksi pada unggas juga memegang peran krusial. Mungkin pada broiler gangguan pada organ reproduksi jarang dibicarakan, namun bagi layer dan breeder, gangguan pada organ reproduksi akan sangat memengaruhi performa produksi.

Sebagai makhluk hidup ovipar, unggas juga berkembang biak dengan cara bertelur layaknya ikan dan reptil. Telur unggas merupakan salah satu sumber protein bagi manusia, baik diolah maupun tanpa diolah. Sebagai salah satu komoditas yang digemari masyarakat dunia, sangat penting agar produksi telur tetap terjaga.

Di era modern ini unggas petelur didesain sebagai mesin biologis penghasil telur yang sangat masif. Salah satu produsen bibit ayam petelur bahkan mengklaim bahwa ayam petelur keluaran mereka dapat bertelur sebanyak 500 butir lebih dalam kurun waktu 100 minggu, tentunya perkembangan yang luar biasa dari tahun ke tahun.

Kuantitas vs Kualitas Telur
Setidaknya ada dua aspek yang dinilai dari keberhasilan pencapaian produksi telur, yakni kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas telur berkaitan dengan hen day (produksi telur), sedangkan kualitas terkait bentuk, ukuran, konsistensi, haugh unit, dan berbagai aspek lain dari telur yang dihasilkan. Keduanya amat penting untuk dijaga peternak.

Misalnya jika produksi telur dari satu peternakan melimpah, namun kualitasnya buruk (ukuran kecil, kisut, mudah pecah, dan bermasalah lain), tentu akan banyak telur yang diafkir dan tak terjual. Begitupun sebaliknya, jika kualitas telur sudah baik namun produksinya sedikit, peternak pun akan merugi.

Ayam petelur mulai berproduksi ketika mencapai umur 18 minggu. Pada umur tersebut, tingkat produksi telur baru mencapai sekitar 4-5% alias baru belajar bertelur. Selanjutnya produksi telur akan meningkat secara cepat hingga mencapai puncak produksi sekitar 96%, bahkan ada yang mengklaim 98% dalam kurun waktu ± 2 bulan (di umur 26 minggu).

Sesuai pola siklus bertelur, maka setelah mencapai puncak produksi, sedikit demi sedikit jumlah produksi mulai mengalami penurunan secara konstan. Pada saat ayam berumur 90-100 minggu, jumlah produksi telah berada di bawah angka 70% dengan jumlah telur per hen house 466 butir dan pada kondisi demikian bisa dikatakan ayam siap diafkir (HyLine Brown Management Guide, 2019).

Staf pengajar sekaligus ahli Kesmavet SKHB IPB University, Drh Denny Widaya Lukman, mengatakan bahwa untuk menentukan kualitas dari sebutir telur harus melihat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (CR)

KESIAGAAN MENGHADAPI GANGGUAN REPRODUKSI

Gambar kiri: Kerabang telur lunak (EDS). Gambar kanan: Albumin luar sangat encer. (Foto-foto: Dok. Romindo)

Untuk mencapai target produktivitas ayam petelur, faktor kesehatan harus selalu mendapat perhatian serius untuk mencapai performa genetik ayam yang optimal. Dengan semakin tingginya target produktivitas, menyebabkan ayam menjadi semakin sensitif terhadap perubahan lingkungan dan meningkatnya risiko penyakit, sehingga diperlukan manajemen kesehatan yang lebih baik.

Upaya yang dilakukan untuk menghindari penyakit penyebab gangguan produksi telur adalah dengan menghindari atau mengurangi faktor-faktor yang dapat mendukung terjadinya penyakit, antara lain iklim dan cuaca, fluktuasi temperatur, atau kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya stres pada ayam. Risiko ini akan semakin tinggi pada kandang sistem terbuka, sehingga ayam akan semakin rentan terhadap infeksi penyakit.

Selain itu, kualitas air minum pada peternakan yang menggunakan air permukaan karena sulitnya mendapat air tanah yang dalam, kualitas air minum merupakan masalah utama yang sering menjadi faktor pendukung timbulnya penyakit, terutama cemaran koliform yang melebihi batas normal.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas pakan. Bahan baku pakan asal biji-bijian yang tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang menghasilkan toksin. Selain itu, tak kalah penting adalah program kesehatan dan pencegahan penyakit. Dengan semakin kompleksnya kejadian penyakit saat ini, program kesehatan dan pencegahan penyakit semakin banyak dan membutuhkan biaya tinggi, oleh sebab itu harus dilakukan pemilihan program kesehatan dan  biosekuriti yang tepat dan efisien.

Penurunan produksi pada ayam petelur dapat disebabkan beberapa faktor:

• Usia: Produksi telur biasanya mencapai puncak ketika ayam berusia 24-50 minggu. Setelah itu, produksi telur secara alami mulai menurun seiring bertambahnya usia ayam.

• Nutrisi: Kekurangan nutrisi atau gangguan dalam pemberian pakan dapat menyebabkan penurunan produksi telur. Ayam petelur membutuhkan asupan pakan seimbang, termasuk protein, vitamin, mineral, dan air yang cukup. Nutrisi yang tidak seimbang atau kekurangan pakan dapat memengaruhi kesehatan dan produksi telur ayam.

• Penyakit dan infeksi: Seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran reproduksi, atau penyakit menular lainnya dapat menyebabkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer