Kegiatan arahan Mentan untuk pejabat struktural Ditjen PKH (Foto: Humas Kementan) |
Memberikan arahan kepada seluruh
pejabat struktural Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen
PKH), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengharapkan Program
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan dapat
memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat Indonesia.
“Saya ingin program Ditjen PKH
dan pegawai memberikan nilai tambah untuk masyarakat dan lingkungan
sekitarnya,” kata Amran di Gedung C Kementan, Jakarta, Senin (5/8).
“Program BEKERJA dan SIWAB harus
terus dilakukan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat,” tegas Amran, seperti
dikutip dari keterangan resmi yang diterima Infovet.
Menurut Amran, kebutuhan
masyarakat terhadap pangan asal hewan tidak hanya berasal dari daging ayam atau
sapi namun banyak pilihan seperti telur, kambing, domba, dan produk peternakan
lainnya.
Amran menyampaikan dalam
pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat berkualitas gizi baik dengan cara
produksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga
diperlukan tata kelola peternakan yang sinergi mulai dari aspek hulu, off farm, hilir sampai dengan pemanfaatan
produk di tingkat masyarakat.
Lebih lanjut disampaikan, langkah
terpenting dari pemerintah saat ini adalah bagaimana membuat daging tersebut
mudah diakses oleh masyarakat dan terjangkau harganya.
"Untuk ini sejak tahun 2018
kita melakukan program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera),"
ungkap Amran.
Melalui program ini, pemerintah
mendorong masyarakat miskin untuk melakukan usaha budidaya ayam kampung.
Terbukti dari pemberian stimulan 50 ekor bibit ayam kampung untuk rumah tangga
miskin, pendapatan masyarakat meningkat secara signifikan.
Selain pemberian ayam ini
dikaitkan dengan program pemgurangan kemiskinan, pemberian ayam kampung ini
juga terkait tradisi budidaya ayam bagi penduduk pedesaan.
Ditjen PKH memiliki kewajiban dalam penyediaan pangan asal
hewan termasuk daging yang memiliki gizi (protein) tinggi dengan harga yang
terjangkau, mudah diakses, dan dijamin kemanan, kesehatan, keutuhan, dan
kehalalannya (ASUH).
IB Ujung Tombak UPSUS SIWAB
Pada kesempatan itu, Amran
meminta secara khusus agar Ditjen PKH memperkuat komitmen 5 tahun mendatang
dalam perencanaan Kemandirian Pakan sehingga dapat menyediakan pakan secara
mandiri, dalam mendukung program BEKERJA.
“Jangan sampai masyarakat menjadi
ketergantungan. Oleh karena itu, kita mendorong masyarakat harus bisa produksi
pakan sendiri dengan memanfaatkan sumber daya bahan pakan lokal, mandiri bibit,
dan diedukasi serta didampingi hingga hilir untuk pengolahan dan pemasaran
sehingga produksinya bisa terjual di pasar-pasar modern serta retail-retail
besar” jelas Amran.
Selain itu, Amran juga
mengingatkan untuk kegiatan Inseminasi Buatan (IB) sebagai ujung tombak UPSUS
SIWAB pada Program Ditjen PKH terus ditingkatkan dalam mendongkrak jumlah
populasi sapi di Indonesia.
"Saya minta untuk IB tidak
boleh turun selama 5 tahun ke depan," pinta Amran. (Rilis/NDV)
0 Comments:
Posting Komentar