-->

SINERGI BIOSEKURITI, VAKSINASI, DAN NUTRISI DI ERA TANPA AGP

Vaksinasi melengkapi perlindungan ayam dari serangan penyakit. (Foto: Sansubba/iStock)

Industri perunggasan modern saat ini menghadapi tantangan besar dengan meningkatnya kasus antimicrobial resistance (AMR) dan diberlakukannya pelarangan penggunaan antibiotic growth promoter (AGP). Dalam situasi ini, keberhasilan manajemen kesehatan ayam tidak lagi dapat mengandalkan satu pendekatan tunggal, melainkan membutuhkan sinergi antara tiga pilar utama, yaitu biosekuriti, vaksinasi, dan dukungan nutrisi yang presisi.

Biosekuriti berperan sebagai benteng pertama untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen penyakit, vaksinasi menjadi perlindungan spesifik ketika risiko paparan tetap ada, sementara nutrisi yang tepat menjaga sistem imun ayam selalu siap menghadapi tantangan penyakit di lapangan.

Peta Musuh Virus, Bakteri, dan Jamur
Penyakit unggas bisa datang dari berbagai arah. Virus seperti avian influenza (AI), newcastle disease (ND), infectious bursal disease (IBD/gumboro), dan infectious bronchitis (IB) dikenal cepat menular, bermutasi, dan menimbulkan kerugian besar. AI dan ND menyerang system pernapasan dan saraf, IBD melemahkan kekebalan dengan merusak bursa fabricius, sementara IB menurunkan produksi telur secara drastis.

Sementara itu, sergapan bakteri patogen seperti E. coli, Salmonella spp., Clostridium perfringens, dan Mycoplasma gallisepticum sering memanfaatkan kondisi stres atau kelemahan sistem pertahanan untuk menyerang. E. coli menjadi infeksi sekunder pasca gangguan respirasi, Salmonella mengancam keamanan pangan, sementara C. perfringens memicu necrotic enteritis yang sering berhubungan dengan koksidiosis subklinis.

Selain itu, serangan penyakit juga bisa datang dari kontaminasi jamur dan mikotoksin yang sangat berbahaya. Aspergillus dapat menyerang saluran pernapasan terutama pada DOC melalui spora dari litter atau udara lembap. Mikotoksin seperti aflatoksin, DON, fumonisin, dan T-2 toksin sering menurunkan imunitas, mengganggu organ vital, dan menyebabkan kerugian subklinis yang sulit terdeteksi tanpa monitoring.

Mana Lebih Penting, Biosekuriti atau Vaksinasi?
Biosekuriti adalah benteng utama yang tidak bisa... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2025.

Ditulis oleh:
Henri E. Prasetyo DVM MVet
Praktisi perunggasan, Nutritionist PT DMC

BIOSEKURITI DAN VAKSINASI, TUGAS BERBEDA TUJUAN SAMA

Ilustrasi rute infeksi penyakit kepada ayam yang mungkin terjadi. (Foto: Istimewa)

Sebagian besar orang di industri perunggasan tahu bahwa biosekuriti dan vaksinasi adalah alat berharga untuk melindungi unggas dari penyakit virus, bakteri, dan parasit. Dan perlu diingat bahwa keberhasilan keduanya menjadi bagian dari program strategis dan terintegrasi.

Vaksinasi dan biosekuriti harus dianggap sebagai mitra yang tidak terpisahkan untuk pencegahan penyakit yang memadai. Dengan kata lain, vaksinasi tanpa biosekuriti adalah formula lemah untuk perlindungan, sedangkan biosekuriti tanpa vaksinasi adalah proposal yang tidak realistis untuk pencegahan penyakit (Guillermo Zavala, DVM, MAM, PhD, Dipl ACPV, International Avian Health, LLCAthens, Georgia).

Mencegah Patogen Masuk
Dasar pemahaman biosekuriti dapat didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi tujuan utamanya adalah mencegah masuknya unsur patogen yang tidak diinginkan ke dalam fasilitas/farm unggas. Sama pentingnya untuk mencegah keluarnya unsur patogen dari fasilitas yang terkontaminasi.

Melakukan biosekuriti yang tepat harus menghasilkan hilangnya unsur patogen yang tidak diinginkan atau setidaknya mengurangi unsur patogen tersebut ke tingkat yang dapat dikelola melalui vaksinasi dan/atau penundaan paparan pada ayam yang rentan terhadap patogen potensial di lapangan.

Biosekuriti secara ketat mengontrol akses ke peternakan unggas dan mengharuskan pengunjung untuk mengenakan pakaian dan sepatu boots yang disediakan, serta mendisinfeksi alas kaki sebelum memasuki kandang, juga minimalkan lalu lintas kendaraan dengan mengurangi pergerakan kendaraan di peternakan dan mendisinfeksi kendaraan yang mungkin pernah mengunjungi peternakan lain.

Memelihara sistem “semua masuk, semua keluar” dimana ayam dibesarkan bersama dan diangkat sebagai kelompok untuk meminimalkan penyebaran penyakit. Sanitasi dan disinfeksi rutin dengan menerapkan protokol sanitasi dan disinfeksi yang komprehensif, termasuk bak kaki dan pembersihan peralatan yang tepat.

Ada delapan hal yang penting dilaksanakan sebagai bagian dari biosekuritas dalam rangka mengeliminasi kemungkinan patogen masuk ke dalam tubuh ayam dan menginfeksinya: 1) Kolam kaki dengan disinfektan di pintu masuk utama. 2) Penggunaan hand sanitizer untuk staf dan pengunjung. 3) Mandi untuk staf sebelum memasuki dan setelah keluar kandang. 4) Pakaian bersih yang khusus untuk akses kandang. 5) Rendaman ban dan semprotan kendaraan (air + disinfektan) untuk kendaraan yang masuk. 6) Pencucian dan disinfeksi peralatan secara rutin. 7) Mengisolasi, mengobati, dan memantau ayam yang terinfeksi. 8) Pengelolaan bangkai ayam yang terinfeksi (mengubur atau membakar).

Adapun praktik tambahan yang harus dilaksanakan:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2025.

Ditulis oleh:
Drh Arief Hidayat
Praktisi perunggasan

VAKSINASI ATAU BIOSEKURITI? PILIHLAH KEDUANYA!

Penyemportan disinfektan sederhana pada kendaraan. (Foto: Istimewa)

Beberapa waktu belakangan, terjadi kenaikan biaya dalam usaha peternakan yang pastinya menjadi berita buruk bagi semua peternak. Konyolnya, untuk mengakali kenaikan tersebut tak jarang mengorbankan cost di sektor biosekuriti maupun vaksinasi, padahal keduanya adalah komponen penting dalam menunjang usaha peternakan.

Biosekuriti biasanya diwujudkan “sesuai” budget yang dimiliki peternak. Sesuai yang dimaksud adalah pas-pasan alias apa adanya. Hal itu tentu tidak salah, semua paham bahwa sudah banyak permasalahan yang semakin memusingkan peternak terutama yang mandiri di era ini. Terlebih dengan disrupsi yang terjadi dan efek buruk menahun yang disebabkan COVID-19 dan permasalahan lainnya.

Namun begitu, yang perlu digarisbawahi adalah biosekuriti merupakan suatu hal yang wajib dikerjakan peternak. Suka atau tidak, biosekuriti merupakan instrumen pendukung kesuksesan dalam usaha budi daya peternakan, apapun jenis ternaknya.

Membebaskan dari Ancaman Penyakit
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Unair, Prof Drh Suwarno, pernah berujar bahwa biosekuriti adalah segala macam upaya dalam mencegah masuk dan keluarnya bibit penyakit ke area peternakan, agar ternak bebas dari ancaman penyakit.

Selain itu, upaya tersebut juga berfungsi agar penyakit tidak menulari peternakan lain dan lingkungan sekitar, juga tidak menularkan penyakit kepada manusia yang berkecimpung di dalamnya.

Lebih lanjut dijelaskan, pencegahan seperti vaksinasi, disinfeksi, hingga membatasi orang keluar masuk peternakan masuk ke dalam definisi biosekuriti, itu seharusnya menjadi kewajiban sehari-hari di dalam area peternakan.

Adapun disampaikan, agar peternak bisa menyesuaikan biaya mereka dalam menerapkan biosekuriti. Misal ketika ingin menggunakan vaksinasi atau disinfektan, namun budget terbatas, bisa dipilih varian produk yang cocok dan sesuai. “Yang pentingkan dilakukan, murah atau mahalnya tergantung peternak, tapi yang penting adalah aplikasinya,” ucap dia.

Harus Konsisten
Biasanya kendala dalam menerapkan biosekuriti di lapangan adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2025. (CR)

REFLEKSI DALAM PENGALAMAN LAPANGAN: BIOSEKURITI VS VAKSINASI

Secara filosofis walaupun teknologi sediaan vaksin terus berkembang, namun biosekuriti tetap menjadi fondasi utama dalam strategi pencegahan dan kontrol penyakit infeksius pada peternakan ayam modern. Pada praktik lapangan, program vaksinasi dan biosekuriti adalah dua pilar yang saling melengkapi.

Oleh:
Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant, Jakarta)

Pada peternakan ayam modern, komponen biosekuriti dan vaksinasi keduanya mempunyai filosofi yang sama, yaitu berbasis pada nilai pencegahan kasus penyakit infeksius serta tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, melainkan menjadi dua pilar utama yang menopang manajemen kesehatan ayam modern yang saling melengkapi. Mengabaikan salah satu komponen akan berdampak pada tidak optimalnya strategi jangka pendek maupun jangka panjang dalam menata kesehatan ayam dari waktu ke waktu.

Tulisan ini merupakan hasil refleksi pengalaman lapangan penulis dan bertujuan untuk memberikan pencerahan baru bagi peternak maupun kolega praktisi lapangan dalam mengimplementasikan kedua komponen tersebut secara optimal.

Latar Belakang Filosofis
Untuk memahami lebih dalam peranan biosekuriti dan vaksinasi dalam praktik peternakan ayam modern, maka sebaiknya dipahami dahulu dasar filosofis masing-masing komponen tersebut secara umum:

a. Biosekuriti
Filosofinya berakar pada pencegahan risiko biologis dari aktivitas agen infeksius. Biosekuriti menekankan pengendalian dan pengawasan agar agen infeksius berbahaya seperti virus, bakteri, dan parasit tidak menyebar ke populasi ayam yang suseptibel dan/atau lingkungan farm (Barcèlo dan Marco, 1998; Amass dan Clark, 1999). Pendekatannya bersifat proaktif serta berfokus pada pencegahan ancaman sebelum terjadi ledakan kasus alias menghadang terpaan agen infeksius. Lebih lanjut, biosekuriti dalam peternakan ayam modern berpijak pada filosofi “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Tujuannya adalah menghalangi masuk dan menyebarnya agen penyakit ke dalam populasi ayam melalui:

• Kontrol lalu lintas manusia, kendaraan, dan peralatan.
• Sanitasi kandang (termasuk lingkungan kandang), pakan, dan air.
• Pengendalian vektor (serangga, tikus, burung liar).
• Pembuatan zonasi (area bersih vs area kotor) dalam lingkup peternakan.

Jadi, secara filosofis biosekuriti dianggap sebagai pertahanan pertama dalam pencegahan dan kontrol penyakit infeksius. Ia menekankan tanggung jawab kolektif antara peternak dan pekerja untuk menjaga sistem produksi dari serangan luar (bibit penyakit).

b. Vaksinasi
Filosofinya adalah membangun kekebalan individu atau suatu populasi ayam tertentu melalui stimulasi sistem imun oleh suatu sediaan vaksin. Akhir dari suatu implementasi program vaksinasi berlandaskan prinsip perlindungan kolektif (herd immunity), dimana semakin banyak individu yang divaksin, semakin kecil risiko penyebaran penyakit. Vaksinasi dalam peternakan ayam modern berangkat dari filosofi “membangun perisai dari dalam”. Karena meskipun implementasi biosekuriti sangat ketat, namun mustahil 100% dapat mencegah paparan agen penyakit, maka vaksinasi:

• Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit penting seperti ND, IBD, AI, IB, ILT, coryza, dan lainnya.
• Mengurangi morbiditas, mortalitas, dan kerugian pada performa produksi.
• Mengurang shedding agen penyebab dalam suatu populasi ayam.
• Mendukung terbentuknya imunitas kelompok atau herd immunity di populasi ayam yang ada.

Jadi, filosofi vaksinasi bukan sekadar perlindungan individu, tapi jaminan keberlanjutan produksi dan keamanan pangan (food security).

Korelasi Filosofis di Lapangan
Di lapangan, biosekuriti dan vaksinasi bukan pilihan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2025. (toe)

ANTARA VAKSINASI DAN BIOSEKURITI

Vaksinasi menjadi salah satu komponen penting dalam strategi biosekuriti, terutama dalam konteks peternakan atau lingkungan yang rentan penyakit. (Foto: Toa55/iStock)

Vaksinasi dan biosekuriti adalah dua konsep yang saling berkaitan dalam menjaga kesehatan dan keamanan lingkungan tempat unggas dipelihara.

Adapun vaksinasi adalah tindakan memberikan vaksin untuk memicu kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, sementara biosekuriti adalah serangkaian tindakan untuk mencegah masuknya penyakit dan mengendalikan penyebarannya. Keduanya saling melengkapi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan aman.

Vaksinasi dapat menjadi salah satu komponen penting dalam strategi biosekuriti, terutama dalam konteks peternakan atau lingkungan yang rentan terhadap penyakit. Sedangkan penerapan biosekuriti yang baik dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi efektivitas vaksinasi, misalnya dengan mengurangi risiko paparan patogen yang berlebihan. 

Adapun penerapan biosekuriti mencakup sanitasi kandang, pengendalian lalu lintas orang, karantina unggas sakit, dan vaksinasi untuk penyakit tertentu. Biosekuriti memastikan bahwa penyakit tidak menyebar luas di peternakan.

Kekebalan sering juga disebut imunitas, yakni kemampuan untuk mempertahankan diri, menahan, mencegah, dan menanggulangi agen-agen penyakit yang dapat menimbulkan kerugian. Unggas seperti halnya makhluk hidup lainnya mempunyai sistem kekebalan yang dilakukan oleh sel-sel khusus, di antara sel-sel yang memegang peranan penting secara langsung maupun tidak dalam proses kekebalan adalah sel-sel limfosit dan  sel-sel lain yang dibentuk olehnya.

Kekebalan pada unggas ada dua macam, yaitu antibodi dan imunitas sel. Organ pembentuk kekebalan pada unggas ada empat, yaitu bursa fabricius (sel B), kelenjar timus (sel T), GALT (gut-associated-lymphoid-tissue), dan jaringan limfoid (sumsum tulang belakang, limpa, kelenjar harderian, ceacal tonsil). Limfosit-B yang dihasilkan oleh bursa fabricius dan turunannya memproduksi protein yang dapat larut dalam aliran darah, yang disebut antibodi, dan akan berperan pada proses kekebalan. Antibodi spesifik dibentuk akibat stimulasi vaksin atau agen-agen penyakit yang spesifik pula, atau dengan kata lain antibodi yang dibentuk oleh vaksin penyakit A misalnya, maka antibodi yang terbentuk khusus untuk menanggulangi penyakit A saja, demikian juga vaksin B, C, dan seterusnya. Sehingga setiap penyakit yang ingin dibentuk kekebalannya harus divaksin sesuai jenis penyakitnya.

Antibodi ada yang dilepaskan ke dalam plasma darah (serum) dan menyebar mengikuti aliran darah, disebut dengan antibodi sirkuler. Sedang antibodi yang berada pada berbagai sekresi tubuh seperti mukus yang dihasilkan oleh saluran pernapasan dan pencernaan, persendian kaki dan sayap unggas, disebut antibodi lokal.

Hasil tes antibodi (titer) merupakan indikator atas status kekebalan yang ditimbulkan oleh berbagai penyakit atau vaksin. Antibodi lokal yang ditemukan dalam sekresi tubuh (mukus) sangat penting walau tidak dapat diukur melalui tes darah, karena mereka merupakan penjaga... Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi September 2025.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departemen Manager
PT Romindo Primavetcom
HP: 0812-8644-9471
Email: agus.damar@romindo.net

ZOETIS MENAWARKAN INOVASI VAKSIN DAN OTOMATISASI VAKSINASI HATCHERY UNTUK INDUSTRI PERUNGGASAN

Zoetis Indonesia bersama mitra distributornya PT Indovetraco Makmur Abadi (IMA), pada launching produk Poulvac® Procerta® HVT-ND, Poulvac® Magniplex®, serta Embrex Inovoject® mengadakan seminar bertajuk “Elevating Poultry Operation: Innovation in Vaccines and Hatchery Automation” pada Rabu (26/6) di Episode Hotel, Gading Serpong, Tangerang.

General Manager Zoetis Indonesia, Drh Ulrich Erik Ginting MM, saat membuka acara mengatakan, “Zoetis sangat berusaha untuk selalu relevan dan menjadi bagian dari kesuksesan production dari customer. Itulah sebabnya kami terus berusaha untuk bisa melengkapi produk-produk dan memastikan produk tersebut bisa sampai ke customer. Produk dari Zoetis selalu inovatif seperti yang akan kami luncurkan pada hari ini. Yaitu vaksin kombinasi dengan teknologi yang sangat baru beserta dengan teknologi aplikasi mesinnya.”




MENGHINDARI DAMPAK IMUNOSUPRESI

Pilih vaksin yang tepat untuk mencegah penyakit, terutama penyakit penyebab imunosupresi. (Foto: iStock)

Imunosupresi merupakan masalah utama bagi industri perunggasan, tetapi angka aktual yang menunjukkan skala masalah tersebut sulit ditemukan. Infeksi agen penyakit dan faktor lingkungan, serta adanya kesalahan manajemen dapat memperburuk masalah kejadian imunosupresi.

Untuk menghindari dampak imunosupresi pada ayam, peternak perlu menciptakan lingkungan kandang yang nyaman, memastikan pakan berkualitas, melakukan vaksinasi yang tepat, dan menerapkan biosekuriti yang ketat. Sebab, imunosupresi atau penurunan kekebalan tubuh membuat ayam lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi imunosupresi pada ayam:

1. Manajemen Pemeliharaan yang Baik (Good Husbandry Practices)
Kenyamanan kandang dapat diciptakan dari lingkungan kandang yang nyaman dengan memastikan ventilasi yang baik, suhu yang sesuai, dan kepadatan kandang yang tidak berlebihan. Suhu yang nyaman untuk ayam bervariasi tergantung pada usia dan jenis ayam. Umumnya, ayam paling bahagia pada suhu sedang hingga hangat antara 18-30°C. Ayam yang baru menetas (DOC) membutuhkan suhu yang lebih hangat, sekitar 32-35°C di minggu pertama, kemudian diturunkan bertahap setiap minggunya. Ayam dewasa lebih toleran terhadap suhu yang lebih rendah, sekitar 20-25°C. Kepadatan kandang yang tidak berlebihan memberikan suasana nyaman ayam dalam kandang, berikut kepadatan yang ideal berdasarkan jenis ayam.

a. Kepadatan kandang  yang ideal untuk ayam broiler:
• Fase starter (0-14 hari): 10-12 ekor/m²
• Fase grower (15-27 hari): 8-10 ekor/m²
• Fase finisher (28 hari ke atas): 6-8 ekor/m²

b. Kepadatan Kandang Ideal untuk ayam petelur:
• Fase grower (0-17 minggu): 9-14 ekor/m² (floor), 25-29 ekor/m² (cage)
• Fase dewasa (18 minggu ke atas): 7-17 ekor/m² (floor), 19-22 ekor/m² (cage)

Berikan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ayam, terutama pada fase starter yang penting untuk perkembangan organ kekebalan tubuh. Ayam broiler memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan ayam petelur. Ayam broiler membutuhkan pakan dengan kandungan protein dan energi tinggi untuk pertumbuhan cepat, sementara ayam petelur membutuhkan pakan dengan kalsium tinggi untuk pembentukan telur.

2. Vaksinasi yang Tepat
Jadwal vaksinasi dapat dilakukan sesuai jadwal yang direkomendasikan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan peternakan. Pilih vaksin yang tepat untuk mencegah penyakit yang umum menyerang di daerah setempat, terutama penyakit... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2025.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departemen Manager
PT Romindo Primavetcom 
HP: 0812-8644-9471

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer