Oleh:
Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant, Jakarta)
Pada peternakan ayam modern, komponen biosekuriti dan vaksinasi keduanya mempunyai filosofi yang sama, yaitu berbasis pada nilai pencegahan kasus penyakit infeksius serta tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, melainkan menjadi dua pilar utama yang menopang manajemen kesehatan ayam modern yang saling melengkapi. Mengabaikan salah satu komponen akan berdampak pada tidak optimalnya strategi jangka pendek maupun jangka panjang dalam menata kesehatan ayam dari waktu ke waktu.
Tulisan ini merupakan hasil refleksi pengalaman lapangan penulis dan bertujuan untuk memberikan pencerahan baru bagi peternak maupun kolega praktisi lapangan dalam mengimplementasikan kedua komponen tersebut secara optimal.
Latar Belakang Filosofis
Untuk memahami lebih dalam peranan biosekuriti dan vaksinasi dalam praktik peternakan ayam modern, maka sebaiknya dipahami dahulu dasar filosofis masing-masing komponen tersebut secara umum:
a. Biosekuriti
Filosofinya berakar pada pencegahan risiko biologis dari aktivitas agen infeksius. Biosekuriti menekankan pengendalian dan pengawasan agar agen infeksius berbahaya seperti virus, bakteri, dan parasit tidak menyebar ke populasi ayam yang suseptibel dan/atau lingkungan farm (Barcèlo dan Marco, 1998; Amass dan Clark, 1999). Pendekatannya bersifat proaktif serta berfokus pada pencegahan ancaman sebelum terjadi ledakan kasus alias menghadang terpaan agen infeksius. Lebih lanjut, biosekuriti dalam peternakan ayam modern berpijak pada filosofi “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Tujuannya adalah menghalangi masuk dan menyebarnya agen penyakit ke dalam populasi ayam melalui:
• Kontrol lalu lintas manusia, kendaraan, dan peralatan.
• Sanitasi kandang (termasuk lingkungan kandang), pakan, dan air.
• Pengendalian vektor (serangga, tikus, burung liar).
• Pembuatan zonasi (area bersih vs area kotor) dalam lingkup peternakan.
Jadi, secara filosofis biosekuriti dianggap sebagai pertahanan pertama dalam pencegahan dan kontrol penyakit infeksius. Ia menekankan tanggung jawab kolektif antara peternak dan pekerja untuk menjaga sistem produksi dari serangan luar (bibit penyakit).
b. Vaksinasi
Filosofinya adalah membangun kekebalan individu atau suatu populasi ayam tertentu melalui stimulasi sistem imun oleh suatu sediaan vaksin. Akhir dari suatu implementasi program vaksinasi berlandaskan prinsip perlindungan kolektif (herd immunity), dimana semakin banyak individu yang divaksin, semakin kecil risiko penyebaran penyakit. Vaksinasi dalam peternakan ayam modern berangkat dari filosofi “membangun perisai dari dalam”. Karena meskipun implementasi biosekuriti sangat ketat, namun mustahil 100% dapat mencegah paparan agen penyakit, maka vaksinasi:
• Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit penting seperti ND, IBD, AI, IB, ILT, coryza, dan lainnya.
• Mengurangi morbiditas, mortalitas, dan kerugian pada performa produksi.
• Mengurang shedding agen penyebab dalam suatu populasi ayam.
• Mendukung terbentuknya imunitas kelompok atau herd immunity di populasi ayam yang ada.
Jadi, filosofi vaksinasi bukan sekadar perlindungan individu, tapi jaminan keberlanjutan produksi dan keamanan pangan (food security).
Korelasi Filosofis di Lapangan
Di lapangan, biosekuriti dan vaksinasi bukan pilihan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2025. (toe)
0 Comments:
Posting Komentar