Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Pelatihan | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KONTRIBUSI FAPET UNPAD MEMAJUKAN PETERNAKAN DI DESA SAYANG

Para Staff Pengajar FAPET UNPAD Memberikan Pelatihan Peternakan
(Foto : UNPAD)

Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas peternakan rakyat serta alih teknologi di bidang peternakan domba, Pemerintah Desa Sayang Kecamatan Jatinangor menggandeng Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran untuk memberikan pelatihan pakan ternak domba dan pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk di Demplot Rumah Pangan Lestari, Jatinangor, Selasa (19/9/2023). 

Dalam sambutannya, Kepala Desa Sayang Dodi Kurnaedi menyampaikan harapannya untuk pelatihan ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas peternak terutama di dalam pembuatan pakan dan pemanfaatan limbah peternakan untuk dijadikan pupuk. Hal ini pun bertujuan untuk lebih mempermudah dan meningkatkan proses produksi, baik peternak breeding, usaha penggemukan ternak, serta pertanian. 

“Dengan (adanya) pelatihan ini bisa merubah pola pikir peternak yang biasanya beternak secara tradisional beralih ke peternak ke arah modern dalam pembuatan pakan ternak dan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk. Mudah-mudahan dengan diadakan pelatihan ini (dapat) mendorong semangat peternak dan petani untuk menembangkan perternakannya,” ujar Dodi.

Pemerintah Desa Sayang dan Fapet Unpad menghadirkan sejumlah narasumber yang terdiri dari Ir. Atun Budiman, M.Si., Dr. Lin Susilawati, S.Pt., MP., Lizah Khaerani, S.Pt., MT., M.Agr., Dr. Ir. Eulis Tanti Marlina, S.Pt., M.P., IPM., dan Deden Zam Zam Badruzaman, S.Pt., M.S. 

Dalam materinya yang bertajuk “Cara Membuat Pakan Hijauan dan Wawan Silase” Atun menjelaskan dengan gambar mengenai macam-macam rumput untuk pakan ternak dan cara membuat pakan ternak ruminansia fermentasi.

“Hijauan pakan adalah produk yang dihasilkan dari tanaman pakan atau tumbuhan lain yang menghasilkan biomasa dan berklorofil yang dapat berfungsi sebagai hijauan pakan, sehingga hijauan pakan dapat diperoleh dari semua tanaman pakan atau tanaman lain seperti jagung, jerami padi, kakao, pelepah kelapa sawit, pelepah pisang, pelepah sagu, dan lain-lain,” ujar Atun.

Lebih lanjut Atun juga menjelaskan bahwa hijauan pakan berperan sangat penting baik secara strategis maupun teknis dalam upaya mengembangkan ternak ruminansia. Sebagai sumber utama serat kasar, pakan hijauan dari jenis rumput dan legume mampu menyuplai kebutuhan protein bagi ternak sapi untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi daging, dan reproduksi.

Berkaitan dengan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk, DedenBadruzaman dalam pemaparannya menyampaikan limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya.

Deden juga menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh limbah ternak (khususnya kotoran sapi) secara sederhana dan cepat serta memberikan manfaat ekonomis bagi para peternak adalah melakukan proses pengolahan dengan menggunakan bantuan EM4 (Effective Microorganism 4).

Dalam hal ini, kotoran ternak sapi dapat dijadikan bahan utama pembuatan kompos karena memiliki kandungan nitrogen, potassium, dan materi serat yang tinggi. Kotoran ternak ini perlu penambahan bahan-bahan seperti serbuk gergaji, abu, kapur dan bahan lain yang mempunyai kandungan serat yang tinggi untuk memberikan suplai nutrisi yang seimbang pada mikroba pengurai. Selain proses dekomposisi dapat berjalan lebih cepat, hal ini juga dapat dihasilkan kompos yang berkualitas tinggi.

“Dengan pelatihan ini diharapkan masyarakat dapat tertarik untuk beternak domba, karena beternak domba sangat menguntungkan bagi peningkatan perekonomian masyarakat, kalau dikelola dan di-manage peternakan dombanya dengan baik. Serta masyarakat dapat memanfaatkan dagingnya maupun limbahnya untuk dapat meningkatkan ekonomi yang produktif, serta dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat,” ucap Deden. (INF/UNPAD)


FKH UNAIR DUKUNG PETERNAKAN INTEGRASI SAPI SAWIT DI KALBAR

Kadisbunnak Kalbar, Heronimus Hero saat melihat Langsung Kegiatan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak dan Penanganan Gangguan Reproduksi Sapi. 
(Sumber : Antara)

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga mendukung program peternakan terintegrasi sapi sawit di Kalbar sebagaimana yang tengah digalakkan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar.

"Luasnya perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalbar memberikan peluang yang besar untuk peningkatan populasi ternak sapi. Kami tertarik akan hal itu terutama dalam mendukung program pengembangan dan peningkatan produksi peternakan sapi yang terintegrasi sawit di Kalbar yang saat ini sedang gencar dilakukan," ujar Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Airlangga Dr. Nanik Hidayatik di Pontianak, Sabtu (22/7).

Ia menjelaskan dengan potensi luas lahan sawit dan pihak yang melibatkan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar menghadirkan pelatihan pengolahan pakan ternak dan penanganan gangguan reproduksi di daerah peternakan sapi terintegrasi kelapa sawit di Kalbar.

Materi yang diberikan yaitu penyuluhan dan pelatihan pembuatan pakan berupa silase, Urea molases blok atau UMB dan penanganan gangguan reproduksi. Beberapa gangguan reproduksi dapat terjadi karena kurangnya asupan nutrisi pada ternak. Misalnya hipofungsi ovarium.

Pakan perlu mengandung gizi yang mencukupi untuk kebutuhan hidup dan produksi suatu ternak. Seekor sapi membutuhkan pakan hijauan sekitar 10 persen dari beratnya.

"Untuk lokasinya kami bersama Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar memilih Desa Tonang, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Untuk pelaksanaan pelatihan Jumat-Sabtu, 21-22 Juli 2023," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar Heronimus Hero menyambut baik PKM Universitas Airlangga yang ikut memberikan perhatian program integrasi sawit sapi.

"Pelatihan pengolahan pakan dan penanganan masalah reproduksi sapi sangat penting. Ini tentu dibutuhkan peternak termasuk dalam program integrasi sawit sapi di Landak," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa potensi pengembangan program sistem integrasi sawit sapi di Kalbar mencapai 2,9 juta ekor sapi. Menurutnya, berdasarkan hasil analisis tim penyusun peta jalan, potensi daya dukung lahan untuk integrasi dengan kriteria sesuai dan sangat sesuai seluas 2.156.406 hektare.

Hal itu dapat menampung hingga 2,9 juta ekor sapi baik yang dipelihara dengan pola ekstensif, intensif, maupun semi intensif.

"Nah, apabila provinsi menargetkan populasi 500 ribu ekor sapi potong di 2032, maka hanya 25 persen lahan kebun sawit yang diperlukan untuk menjadi tempat yang layak bagi berkembangnya sapi di Kalbar. Oleh karena itu kegiatan ini menjadi program yang relevan untuk diimplementasikan di Kalbar dengan sumber daya yang tersedia di kebun sawit," ucap dia. (INF)

FAO DAN KEMENTAN UNDANG BARA GELAR WORKSHOP AMR

Foto Bersama Para Peserta dan Trainer

Resistensi antimikroba (AMR) tentunya sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Isu tersebut bahkan merupakan salah satu topik yang dibahas oleh para pemimpin dunia pada KTT G-20 di bali beberapa waktu yang lalu.

Indonesia sendiri masih berjuang dalam mengendalikan resistensi antimikroba. Dengan tujuan studi banding sekaligus berbagi pengalaman, FAO ECTAD Indonesia bersama Kementan melaksanakan kegiatan workshop mengenai AMR bertemakan MPTF - BARA Traning and Workshop di Hotel Aston Priority, Jakarta Selatan (23/5) lalu. Pesertanya merupakan semua stakeholder baik pemerintah dan swasta yang bergerak dalam bidang medis, akuakultur, dan pertanian yang bersinggungan dengan penggunan antimikroba. 

Kasubdit POH Drh Ni Made Ria Isriyanthi yang hadir mewakili Direktur Kesehatan Hewan dalam sambutannya menyatakan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung keberlangsungan acara tersebut. Ia menyebut bahwa pelatihan ini merupakan upaya dari pemerintah dalam mengendalikan resistensi antimikroba.

"Kita berkolaborasi dengan BARA dan FAO juga bukan tanpa alasan, di Bangladesh kampanye AMR ini sangat masif, dan kita bisa mengambil hal - hal positif dari mereka," tutur Ria.

BARA (Bangladesh AMR Response Alliance) sendiri merupakan organisasi independen yang terdiri dari bermacam profesi yang berhubungan dengan medis seprti dokter, dokter hewan dokter gigi, apoteker, dan semua pihak yang berkecimpung di sektor keamanan pangan, akuakultur, dan pertanian secara luas.

Hal tersebut disampaikan oleh Jahidul Hasan selaku fasilitator / trainer dalam acara tersebut Pria yang berprofesi sebagai apoteker tersebut juga merupakan salah satu anggota BARA. Ia mengatakan bahwa BARA terbentuk sejak tahun 2018 atas keresahan mengenai resistensi antimikroba yang terjadi di Bangladesh.

Di negaranya, Jahidul mengatakan bahwa penggunaan antimikroba di berbagai sektor dapat dibilang sangat serampangan. Bahkan ia menyebut bahwa seorang profesor di satu rumah sakit besar di Bangladesh sampai terkaget - kaget bahwa bakteri yang diisolat dari rumah sakit tempatnya bekerja merupakan superbug alias bakteri yang resisten terhadap berbagai macam jenis antibiotik.

"Ini tentu sangat meresahkan, oleh karena itu kami berinisiatif membangun BARA. semua sektor kami rangkul, dokter, dokter gigi, dokter hewan, bahkan dari sektor akuakultur dan pertanian juga boleh, kami tidak membatasi keanggotaan kami, siapapun yang merasa terpanggil akan masalah ini boleh menjadi anggota kami," tuturnya.

Kegiatan yang dilakukan BARA antara lain melakukan penyuluhan, pendampingan, konsultasi, dan pelatihan ke masyarakat, pelajar, mahasiswa, kalangan medis, bahkan petani, peternak, dan pembudidaya ikan. Mereka umumnya melaksanakan kegiatan dengan pendekatan yang persuasif dan menyenangkan sehingga masyarakat menerima kedatangan mereka.

"Kami memulai dari bawah, mengumpulkan data, melihat apa yang terjadi, dan melakukan action sesuai dengan permasalahan yang ada di lapangan. Pemerintah pun ikut andil dalam hal ini, karena kami tahu bahwa data adalah hal yang penting juga bagi mereka dalam mengambil keputusan," kata Jahidul.

Dari data yang terkumpul, BARA kemudian mengolahnya dan menjadikanya aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat. Dari situlah masyarakat dapat mengakses isu tentang AMR, teredukasi, dan lebih menyadari pentingnya isu tersebut.

Dalam kesempatan yang sama Drh Erianto Nugroho selaku perwakilan FAO ECTAD Indonesia mengatakan bahwa program ini sangat bagus dan esensial bagi Indonesia yang tengah berjuang menghadapi AMR. Ia menilai dari sini Indonesia bisa banyak belajar, membagi dan berbagi pengalaman terutama challenge di lapangan terkait pengendalian AMR.

"Bisa saja kita membuat semacam organisasi kaya BARA, orang yang ikut yang benar - benar independen. Tapi sebagus - bagusnya program yang dibuat kalau masyarakatnya tidak aware akan hal ini juga rasanya percuma, jadi fokus utamanya bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat dulu ya mungkin," tutur dia.

Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari dimulai dari 23-26 Mei 2023. Diharapkan dengan selesainya kegiatan ini kapasitas Indonesia dalam mengendalikan AMR semakin meningkat dan lebih baik. (CR)


FAPET UNPAD BERIKAN PELATIHAN PETERNAKAN DI DESA CIPTASARI

Domba, Komoditas Peternakan Primadona di Desa Ciptasari 

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Pemerintah Desa Ciptasari, Pamulihan, Sumedang, dan P4S Karya Mandiri Prima menggelar pelatihan peternakan domba yang digelar di Aula Desa Ciptasari, Kamis (5/1/2023).

Kepala Desa Ciptasari Iis Lisnawati mengatakan, pelatihan yang digelar untuk kelompok ternak Desa Ciptasari ini diharapkan dalam meningkatkan sumber daya peternak dan mengetahui berbagai pengetahuan seputar alih teknologi dalam beternak domba. Lebih lanjut Iis mengatakan, pelatihan ini bertujuan mendorong peternak untuk tidak bingung lagi dalam mengolah pakan ternak. Peternak tidak perlu lagi mengarit, tetapi sudah memakai alat pencacah dan kemudian dilakukan fermentasi.

“Cara yang lebih mudah dan simpel sehingga pada musim penghujan dan musim kemarau  tidak bingung untuk kegiatan ngarit untuk memenuhi  kebutuhan ternak mereka,” imbuhnya.

Narasumber pada pelatihan ini terdiri dari dua dosen Fapet Unpad, yaitu Ir. Tidi Dhalika, M.S., dan Dr. Ir. Sondi Kuswaryan, M.S., serta perwakilan dari P4S Karya Mandiri Prima Yoyo Kusnadi. Ketiganya menyampaikan materi mengenai pakan ternak, dinamika kelompok, dan praktik pembuatan pakan fermentasi.

Dalam pemaparannya Tidi menekankan, bagi masyarakat yang akan beternak sapi atau domba perlu menetapkan tujuan awal yang spesifik, contohnya fokus di aspek pembibitan, breeding, atau penggemukan. Hal tersebut diperlukan agar sejak awal, peternak mampu memilih bibit yang bagus, melakukan manajemen pakan dan kandang yang sesuai, serta menyesuaikan dengan potensi yang ada.

“Pemberian pakan dengan memperhatikan kandungan nutrisi yang ada dapat meningkatkan berat domba. dan dalam pemilihan pakan domba haruslah tepat protein, nutrien, dan energi,” ujarnya.

Sementara Sondi menyampaikan mengenai definisi kelompok ternak. Kelompok ternak sebagai pelaku utama menjadi salah satu kelembagaan peternakan yang berperan penting dan menjadi ujung tombak dalam pembangunan peternakan. Menurutnya, beternak domba saat ini sangat menjanjikan.

Banyak permintaan domba untuk kebutuhan kurban dan akikah dapat menjadi peluang bagi peternak untuk meningkatkan kualitas ternaknya dengan memanfaatkan teknologi budi daya domba, sehingga akan menghasilkan ternak domba dengan kualitas baik. Setelah pemaparan teori, pelatihan dilanjutkan dengan praktik pembuatan pakan fermentasi oleh Yoyo Kusnadi. (INF)

BIOINFORMATIKA SEBAGAI METODE DETEKSI PENYAKIT HEWAN


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor kembali mengadakan pelatihan teknis dalam mendukung program - program pemerintah. Kegiatan tersebut digelar di Hotel Sahira Bogor, Senin 22 April 2019. Kali ini pelatihan teknis yang dilaksanakan mengenai Bioinformatika dalam dunia veteriner.

Bioinformatika sendiri didefinisikan sebagai ilmu yang yang mempelajari teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis suatu mahluk hidup. Bidang ini mencakup penerapan metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pendeteksian penyakit secara molekuler saat ini berkembang dengan pesat, hal ini karena teknik biomloekuler mampu digunakan untuk mendiganosis penyakit  dengan cepat dan spesifik. Selain itu, biomolekuler juga dapat digunakan untuk melakukan karakterisasi organisme secara umum maupun secara khusus untuk agen penyebab penyakit dan juga untuk melakukan rekayasa genetik. Karena keterkaitan inilah alasan mengapa ilmu bioinformatika dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam mendeteksi penyakit pada mahluk hidup, termasuk hewan.

Dalam acara tersebut, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor, Dr. Drh Ni Luh Putu Indi Dharmayanti M.Si. mengatakan bahwa pesatnya perkembangan teknologi termasuk dalam bidang medis semakin memudahkan manusia dalam mendeteksi serta memprediksi sifat dan karakteristik agen infeksius. “Melalui bioinformatika ini, selain dimanfaatkan untuk deteksi penyakit, bisa juga kita manfaatkan sebagai metode untuk memprediksi sifat dan mutasi genetik suatu mikroorganisme terutama pathogen,” tuturnya.

Para peserta berfoto bersama narasumber (Dokumentasi : CR)


Dengan adanya kegiatan ini peserta diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan kemampuan bioinformatika, sehingga mampu melakukan analisis data molekuler, karakterisasi mikroorganisme pathogen dan rekayasa genetik, terutama dalam mendeteksi penyakit hewan maupun pengembangan teknologi vaksin

Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari, yaitu tanggal 22-23 April 2019 untuk teori tentang bioinformatika dan tanggal 24-26 untuk praktek aplikasi bioinformatika yang akan dilakukan di Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor, yang diikuti oleh 120 peserta dari berbagai institusi baik dari lingkup maupun dari luar  Kementerian Pertanian.

Tidak tanggung – tanggung, pelatihan teknis ini menghadirkan narasumber dan ahli yang berkompeten dari dalam dan luar negeri, antara lain Dr. Lee McMichael (Queensland University, Australia), Dr. Stanly Pang (Murdoch University, Australia), Prof. drh. Widya Asmara SU Ph.D (Universitas Gadjah Mada), Dr. drh NLP Indi Dharmayanti, M.Si (Balai Besar Penelitian Veteriner), Dr. drh Silvia Triwidyaningtyas, M.Si ( Universitas Indonesia), dan Hidayat Trimarsanto, B.Sc (Lembaga Molekuler Eijkman). (CR)

ASOHI Kembali Latih 95 Orang Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan

Pemukulan gong oleh Dirkeswan, Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa PhD, sebagai tanda pembukaan resmi PPJTOH ASOHI 2018, Selasa (28/8). (Foto: Infovet/Bams)

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali menyelenggarakan Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PPJTOH) yang bertempat di Hotel Santika TMII, Jakarta. Kegiatan dilakukan mulai Selasa-Kamis (28-30 Agustus 2018).

Acara ini merupakan kegiatan tahunan ASOHI yang bertujuan untuk mensertikasi para dokter hewan dan apoteker yang bekerja sebagai penanggung jawab obat hewan di tempat mereka bekerja.

Kegiatan yang dibuka langsung oleh Direktur Kesehatan Hewan, Drh Fajar Sumping Tjatur Rasa PhD, diikuti oleh sekitar 95 peserta yang merupakan dokter hewan dan apoteker dari berbagai perusahaan obat hewan dan industri pakan ternak di Indonesia.

Ketua Panitia Pelaksana, Drh Forlin Tinora, menyampaikan, goal yang akan dicapai dalam kegiatan pelatihan tahun ini adalah melahirkan penanggung jawab teknis obat hewan yang dapat menjaga mutu, khasiat dan keamanan obat hewan sebelum digunakan peternak untuk ternaknya.

“Kita ingin memastikan bahwa obat hewan yang digunakan dan diberikan pada ternak benar-benar obat hewan yang aman, baik bagi ternaknya maupun untuk konsumen yang akan mengonsumsi produk ternaknya,” kata Forlin dalam sambutannya, Selasa (28/8).


Antusias peserta PPJTOH. (Foto: Infovet/Sadarman)

Untuk menjawab itu semua, para peserta akan dibekali dengan berbagai materi terkait dengan obat hewan, peraturan-peraturan pemerintah dan materi lainnya yang menunjang pelaksanaan tugas mereka masing-masing.

Selanjutnya, diakhir acara tepatnya pada 30 Agustus 2018, para peserta akan diajak berkunjung ke Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) yang berlokasi di Jalan Raya Pembangunan Gunung Sindur, Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Hal ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peserta, sekaligus melihat langsung proses pengujian keamanan dan khasiat obat hewan yang akan diedarkan dan digunakan. 

Sementara itu Ketua Umum ASOHI Drh Irawati Fari mengatakan, pelatihan PJTOH biasanya setahun sekali, namun karena peminatnya terus bertambah maka tahun ini sudah diadakan 2 kali dan kemungkinan bulan Oktober atau November mendatang diadakan lagi. Selain dari perusahaan obat hewan  saat ini peserta dari perusahaan pakan makin bertambah. "Ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dari PJTOH ataupun calon PJTOH di perusahaan obat hewan dan pakan untuk terus mengupdate pengetahuan teknis maupun perundang-undangan," ujar Irawati.

(Sadarman)

AYO IKUTI SEMINAR INFOVET DI INDOLIVESTOCK 2016, GRATIS!!!....


Pameran peternakan internasional Indolivestok Expo & Forum akan berlangsung 27-29 Juli 2016 di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini diikuti oleh lebih 40 negara dan dikunjungi oleh ribuan orang dari berbagai daerah di Indonesia dan dari luar negeri.

Majalah Infovet akan ikut memeriahkan pameran ini dengan membuka stand pameran di blok CA 10 dan juga menyelenggarakan Seminar Leadership yang sangat perlu Anda ikuti.

Gratis untuk 30 pendaftar pertama
AYO DAFTAR SEGERA!!!
"Modern Leadership With Emergenetics Model"
Rabu, 27 Juli 2016 (Pukul 13.00 – 16.00 WIB)
Ruang Theather 6, Jakarta Convention Center (JCC), Area Indolivestock Expo & Forum

Menghadirkan pembicara:
Ir. Agus E. Purwanto, MM.
Certified Associate – Emergenetics International (www.emergenetics.com)– Asia, NLP, practicioners bersertifikat, profesional di bidang penjualan

Seminar bertujuan untuk:
 Meningkatkan produktivitas Anda sebagai pimpinan, mencegah misunderstanding, dan konflik di kantor, mengelola hubungan yang menyenangkan dan efektif dengan orang di lingkungan pekerjaan.

*Pendaftaran Rp 100.000/orang
*Gratis untuk 30 pendaftar pertama

Pendaftaran: Mariyam 08777 829 6375 (Telp/WA)
Email: gallus.marketingeo@gmail.com

PT Gallus Indonesia Utama
Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI)
Grand Pasar Minggu, Jl Raya Rawa Bambu 88A
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
www.gita-asohi.com,www.majalahinfovet.com,www.jurnalpeternakan.com
www.infoakuakultur.com. Email:gallusindonesiautama@gmail.com, asohipusat@gmail.com, Telp: 021.782 9689

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer