-->

CEO AYAM KAMPUNG ANDALAS SABET GELAR YOUNG AMBASSADOR AGRICULTURE 2024

Febroni Purba, Duta Muda Pertanian 204, CEO Ayam Kampung Andalas
(Foto : Istimewa)

Febroni Purba,CEO startup Ayam Kampung Andalas yang mengkhususkan diri dalam peternakan ayam kampung di DKI Jakarta, berhasil terpilih sebagai salah satu Duta Muda Pertanian 2024. Pengumuman ini disampaikan dalam Grand Final Program Duta Muda Pertanian YESS yang diselenggarakan di Bogor pada Minggu, 23 Juni 2024.

Proses seleksi yang ketat dimulai dengan 1140 pendaftar, kemudian disaring menjadi 92 peserta untuk evaluasi lebih lanjut. Akhirnya, 55 individu dipilih sebagai Duta Muda Pertanian 2024.

Febroni, yang mewakili DKI Jakarta, berhasil menonjol berkat keahliannya dalam sektor hilir peternakan ayam lokal, sebuah usaha yang telah ia tekuni sejak tahun 2020 dengan penuh semangat.

Usahanya, yang dikenal dengan merek Ayam Kampung Andalas, mencakup dari pembiakan dan pembesaran ayam, hingga produksi telur dan berbagai produk olahan seperti fillet, daging giling, sayap, tulang, dan ceker. Inovasinya meliputi ayam bumbu marinasi dan kaldu yang cocok untuk makanan pendamping ASI (MPASI), kini telah tersedia di pasar modern seperti supermarket, toko bahan makanan online, warung daging segar, dan restoran.

Kementerian Pertanian memilih Duta Muda ini untuk mewakili berbagai latar belakang, termasuk gender, keterbatasan fisik, dan keragaman sosio-ekonomi. Inisiatif ini, yang dikelola oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) di bawah Kementerian Pertanian, bertujuan untuk menginspirasi generasi muda dan mengubah persepsi tentang pertanian sebagai profesi yang menarik dan menguntungkan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya inovatif para petani muda dalam memajukan pertanian Indonesia. "Melalui YAA, para pemimpin muda pertanian akan memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai kedaulatan pangan nasional," katanya dalam pernyataan resmi.

Plt Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, menambahkan bahwa program ini lebih dari sekadar pengakuan; ini merupakan panggilan untuk bertindak. "Duta Muda Pertanian 2024 akan aktif dalam mendidik dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat dalam transformasi positif sektor pertanian," pungkasnya. (INF)

DESA AIK RUAY SIAP KEMBANGKAN PETERNAKAN AYAM PETELUR

Peternakan Ayam Petelur, Penyumbang Protein Hewani
(Sumber : Istimewa)

Sebagai upaya mendukung Ketahanan Pangan, Pemerintah Desa Aik Ruay, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka mengembangkan usaha peternakan ayam layer atau ayam petelur.

Kepala Desa Aik Ruay, Rozali, mengatakan, pengembangan usaha ayam petelur yang akan dikelola oleh kelompok masyarakat, mempertimbangkan kebutuhan konsumsi telur di masyarakat yang terbilang cukup tinggi.

"Untuk mengembangkan usaha ayam layer, kami menyediakan anggaran yang bersumber dari dana desa," kata Rozali, Senin (24/6/2024).

Budidaya ayam petelur merupakan salah satu usaha Pemerintah Desa Air Ruay setelah sebelumnya berhasil mengembangkan usaha sewa rumah toko di depan pasar Higienis.

"Ada empat unit ruko yang kami sewakan dan dibangun menggunakan dana desa bantuan langsung tunai," jelasnya.

Desa Air Ruay terletak strategis berada di sebelah Barat Kota Sungailiat, menjadi desa penyangga ekonomi daerah karena terdapat pusat perekonomian masyarakat atau Pasar Higienis.

Pasar Higienis satu-satunya pusat ekonomi di Kabupaten Bangka selain pasar tradisional yang lain di daerah itu.

Sementara usaha yang dikembangkan BUMDes kata Rozali, memilih pada sektor jasa seperti, sewa tenda kursi, orgen tunggal, gas elpiji tiga kilogram, foto copi, dan penjualan ATK dan jasa yang lain.

Bersumber dari laman Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Sugito mengatakan minimal 20 persen dari penggunaan dana desa diutamakan untuk mendukung penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani. 

Langkah yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan dana desa untuk ketahanan pangan antara lain: memastikan program/kegiatan disepakati dalam musdes, masuk dalam RKP Desa dan APB Desa, serta RKP Desa dan APB Desa dipublikasikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam mewujudkan ketahanan pangan di desa tidak hanya menjadi kewajiban perangkat desa saja melainkan perlu adanya kerja sama antar stakeholder yang terlibat dalam pembangunan desa.

Ketahanan pangan desa adalah kemampuan suatu desa atau komunitas desa untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya secara mandiri dan berkelanjutan, dengan memperhatikan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, serta nilai gizi dari pangan yang dihasilkan. 

Hal ini mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi pangan yang berkelanjutan, serta upaya-upaya untuk membangun kemandirian dan kedaulatan pangan di tingkat lokal. (INF)

GEGAP GEMPITA CHICK DAY 2024

 

CHICK Day 2024, Sukses Digelar Dengan Meriah
(Foto : CR)


PT Ceva Indonesia selaku salah leading company dalam bisnis kesehatan hewan sukses melangsungkan acara tahunannya yakni CHICK DAY 2024. Terasa lebih spesial, acara tersebut sekaligus merayakan 20 tahun kiprah Ceva di Indonesia.

CHICK DAY 2024 berlangsung di Trembesi Hotel, BSD, Tangerang Selatan pada Rabu 12 Juni 2024 yang lalu. Dalam sambutannya Country Director PT Ceva Animal Health Indonesia Drh Eddy Purwoko mengatakan bahwa CHICK DAY adalah event tahunan dimana Ceva mengapresiasi pelanggan serta berbagi perkembagan teknologi dan inovasi baru di bidang perunggasan.

Tema yang diusung dalam CHICK 2024 kali ini “Navigating the future hatchery vaccination solution through sustainable innovations”. Sejalan dengan tema tersebut, Eddy menyatakan kebanggaannya dapat menjadi partner bagi para stakeholder perunggasan di Indonesia.

“Tidak terasa dimulai sejak 2006 kami memperkenalkan konsep hatchery vaccination. Inovasi kami tidak berhenti sampai disitu, kami juga berinovasi dalam efisiensi di hatchery nantinya aka nada vaksinasi in ovo dan teknologi lain yang dapat meningkatkan efisiensi,” tutur Eddy.

Inovasi Yang Efisien Nan Ramah Lingkungan

Acara dibuka dengan talkshow yang membahas mengenai inovasi berkelanjutan pada aspek vaksinasi di hatchery dalam mendukung produktivitas flok. Dalam mencapai hal tersebut Dr Mustafa Seckin Sandikli selaku Global Marketing Manager Ceva memaparkan secara ringkas.

“Industri perunggasan yang baik harus dapat memberi dampak positif bagi aspek sosial, ekonomi, serta lingkungan. Isu lingkungan beberapa waktu belakangan kerap kali dibicarakan, oleh karenanya kami mendukung hal tersebut. Dimana kami menciptakan produk yang bermanfaat, bagi hewan, manusia dan lingkungan,” tutur Mustafa.

Ia melanjutkan, bahwa pengejawantahan dari inovasi dan Solusi yang ditawarkan oleh Ceva yakni melalui produk dan teknologi yang mereka miliki. Produk vaksin dan equipment milik Ceva sangat efisien sehingga berdampak besar dan menjadi game changer dalam industry perunggasan.

“Yang menjadi nilai tambah dari produk kami adalah efisiensi. Misalnya dalam hal vaksinasi, kami menawarkan konsep Less is More yang mana dapat menyederhanakan program vaksinasi pada ayam sehingga meminimalisir stress dan meningkatkan performanya,” tutur Mustafa.

Sukses Mengendalikan Penyakit Penting di Indonesia

Drh Ayatullah M Natsir selaku Poultry Business Unit Manager PT Ceva Animal Health Indonesia menjabarkan mengenai keadaan penyakit unggas di Indonesia dalam Talkshow sesi kedua.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Ceva melalui program GPS-nya, ada 5 penyakit yang mendominasi yakni CRD, CRD kompleks, IB, ND, dan koksidiosis. Kesemuanya masih sering ditemui oleh tim Ceva di berbagai peternakan di penjuru nusantara.

“Infectious Bronchitis (IB) misalnya, secara diam – diam ternyata kasusnya cukup banyak terjadi di Indonesia baik di peternakan broiler komersil maupun breeding farm. Tentu ini merupakan ancaman yang harus dihadapi oleh para peternak,” tutur Ayatullah.

Hal tersebut diamini oleh Dr Marcelo Paniago karena IB merupakan kasus yang paling banyak dilaporkan di Asia. Tentunya penyebaran IB semakin cepat pula karena karakteristik dari industry perunggasan sendiri Dimana fasilitas produksi yang jaraknya terlalu dekat, sehingga memudahkan penyebarannya. Selain itu Marcelo juga mengatakan bahwa IB akan memperparah kondisi ayam yang terinfeksi AI dari jenis H9N2.

“Kita butuh strategi yang cermat dalam program vaksinasi IB, Vaksinasi di hatchery menggunakan IB Massachusett atau IB klasik tidak cukup memberikan proteksi untuk tantangan IB yang ada saat ini di Indonesia yang meliputi beberapa serotipe,” tutur dia.

Selain itu kata Marcelo diperlukan pendekatan heterolog yaitu pemberian vaksinasi IB yang sifatnya broad spectrum. Ceva saat ini memilik vaksin IB Massachusett dan IB varian yaitu Cevac IBird® yang diaplikasikan di hatchery.

Penggunaan Cevac IBird® dan IB Massachusett bersamaan mampu memberikan proteksi terhadap berbagai serotipe IB yang ada di indonesia. Cevac IBird ® juga mampu mengurangi jumlah virus yang ada di lapangan, menurunkan kematian dan meningkatkan FCR.

Lain IB lain ND, penyakit yang masih menjadi momok bagi perunggasan sejak zaman baheula tersebut nampaknya masih kerasan di Indonesia. Menurut Dr Mustafa Seckin, ada tiga hal yang harus diaplikasikan secara apik untuk mengendalikan ND yakni biosekuriti, vaksinasi, dan manajemen pemeliharaan.

Selain itu karakteristik virus ND cukup menyulitkan karena pada saat dilakukan vaksinasi ada intervensi antara passive immunity (Maternal Antibody) dengan vaksin konvensional yang menurunkan kinerja dan efektivitas vaksin.

“Ceva sendiri sejak tahun 2018 sudah membuktikan bahwa Produk vaksinnya yakni Vectormune® ND, vaksin vektor yang menggabungkan virus donor yaitu ND. Kemudian protein F yang berasal dari donor disisipkan di virus vektor, yang menggunakan Herpes Virus Turkey (Marek) telah berhasil mengendalikan ND di Indonesia sejak 2018,” tutur Mustafa.

Diperkuat oleh data yang dibeberkan Ayatullah, Ceva pernah melakukan penelitian pada 5 ayam yang memiliki antibodi maternal cukup tinggi, kecuali kelompok kelima semuanya divaksinasi di hatchery. Kelompok pertama menggunakan ND killed genotipe VII dan ND/IB live, kelompok kedua concentrated ND killed dan ND/IB live, kelompok ketiga Vectormune® ND dan ND/IB live, serta kelompok keempat ND/IB live.

Pada umur 25 hari diuji tantang dengan virus ND genotipe VII. Hasilnya kelompok Vectormune® ND memberikan proteksi jauh lebih tinggi dibanding vaksin ND killed, memberikan reaksi antibodi dan kekebalan lebih cepat.

Hal itu disebabkan Vectormune® ND memiliki Cellular Mediated Immunity. Sehingga ketika ayam terinfeksi ND, sel-selnya di dalam tubuh ayam dirusak maka virus yang dikeluarkan dari tubuh ayam semakin berkurang sehingga mencegah shedding.

Selain IB dan ND, Gumboro alias Infectious Bursal Disease (IBD) juga masih menjadi ancaman karena seringkali bersfiat subklinis, hal tersebut disampaikan oleh Ayatullah. Selain aspek agen penyebab, IBD juga kerap kali sulit dikendalikan karena karekteristik vaksin yang ada di pasaran berbeda dan bisa dibilang “keras” untuk ayam. Ceva sendiri memiliki vaksin IBD dengan teknologi immune complex yang bernama Transmune®.

“Tidak semua vaksin imun kompleks itu sama. Masing-masing memberikan waktu proteksi yang berbeda-beda dan Transmune® memiliki proteksi cukup cepat. Namun ketika menggunakan vaksin yang memberikan klaim lebih cepat harus hati-hati terhadap keamanannya terutama untuk ayam dengan antibodi maternal rendah,” ujar Ayatullah.

Vaksin lainnya yang memberikan proteksi lebih cepat ternyata merusak bursa lebih cepat. Tidak menguntungkan karena sel B yang ada di bursa akan rusak, memberikan efek negatif pada penggunaan vaksin lainnya terutama vaksin ND.

Transmune® mampu memberikan proteksi terhadap semua strain virus IBD yang ada di dunia. Mampu memberikan kontrol terhadap sub klinis dan juga klinis dari IBD. Terbukti aman ketika diberikan bersamaan dengan Vectormune® ND.

Tidak berhenti sampai disitu, selain Transmune® Ceva juga telah mengeluarkan inovasi produk terbaru dalam mengendalilan IBD yakni Nextmune® sejak 2023 yang lalu. Nextmune® adalah vaksin beku imun kompleks IBD dari Strain Winterfield 2512 terikat dengan antibodi spesifik yang disebut Virus Protecting immunoglobulins yang dapat dilakukan di hatchery dengan aplikasi in-ovo atau subkutan.

Beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan Nextmune® yakni melindungi ayam dari semua strain IBD, mencegah tantangan dari siklus ke siklus, serta memutus shedding virus di lapangan.

Dari segi equipment inovasi Ceva juga tak kalah mumpuni. Disampaikan oleh Chalermchai Skulphuek selaku Vaccination Services and equipment Manager Ceva Asia, bahwa vaksinasi di hatchery telah membawa dampak yang signifikan di seluruh dunia.

“Lebih efisien, ekonomis, keseragaman yang baik, serta memberikan kekebalan yang baik. Hal ini yang makin membuat kami bersemangat berinovasi di sektor ini,” tuturnya.

Kedepannya menurut Chalermchai, teknologi vaksin in-ovo milik Ceva diharapkan bakal menjadi masa depan dalam industry perunggasan yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Ceva juga tak akan berhenti untuk menelurkan inovasi selanjutnya dalam vaksinasi di hatchery.

Industri Perunggasan Berkelanjutan

Salah satu narasumber yang hadir dalam CHICK Day 2024 yakni Prof Ali Agus, guru besar Fapet UGM yang diwakili oleh Moh Sofi’ul Anam. Dalam pemaparannya ia menyebut industry perunggasan sebagai industry penghasil protein hewani mayoritas di Indonesia. Namun begitu masih banyak kendala di dalamnnya.

“Dari sisi ekonomi, disparitas harga produksi dan harga jual masih menjadi isu. Dari segi sosial, isu resistensi antimikroba juga disoroti, sedangkan dari sisi lingkungan tak jarang terjadi konflik antara warga dengan peternakan ayam. Hal ini hanya bisa diatasi apabila terjadi kolaborasi yang apik dari semua stakeholder,” tuturnya.

Oleh karenanya ia mengimbau kepada seluruh stakeholder perunggasan agar menjalin Kerjasama yang apik dan saling menguntungkan, mengingat pentingnya sektor ini dalam berkontribusi bagi negeri dalam menyumbang protein hewani dalam membangun bangsa. (INF)















DEFISIT STOK, HARGA DAGING AYAM DI SAMPIT MEROKET

Ayam Potong, Meroket Harganya di Sampit
(Foto : Istimewa)


Harga ayam potong di Kota Sampit kembali meroket hingga menembus Rp50-53 ribu per kilogram. Kenaikan disebabkan minimnya pasokan, sehingga ayam yang masih berukuran kecil dan belum waktunya panen terpaksa dijual demi memenuhi permintaan konsumen.

”Pasokan ayam dari Banjarmasin terbatas, karena ayamnya masih belum waktunya panen, terpaksa dijual,” kata Yati Puspita, Pedagang Ayam di Pasar Jalan MT Haryono.

Selain harga tinggi, bobot ayam yang didatangkan juga tidak seperti biasanya.

”Idealnya mencapai 1,7-2 kg per ekor.Ini ayam yang datang 1,2-1,5 kilogram. Ada yang cuma 1 kilogram saja bobotnya per ekor. 

Harga naik sudah empat hari. Per hari ini mulai turun dari Rp53 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram. Stabilnya kisaran Rp35-38 ribu per kg,” katanya.

Pasokan ayam ke Kota Sampit juga mengalami kekosongan, sehingga pedagang ayam di Kota Sampit dijatah tidak sebanyak seperti hari-hari biasanya.

Di tempat pemotongan ayam, kebutuhan rata-rata mencapai 15.000 ekor per hari. Namun, dalam satu pekan terakhir, ayam yang didatangkan hanya 8.000-10.000 ekor yang dibagi ke semua pedagang ayam di Kota Sampit.

”Saya ngambil ayam yang didatangkan dari peternak Banjarmasin. Itu pun dibagi-bagi jatahnya sama pedagang ayam yang lain,” katanya. (INF)

Sementara itu, harga ayam di kawasan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit sedikit lebih murah.“Hari ini (kemarin) harga daging ayam Rp48 ribu per kilo. Lumayan turun,” kata Sita, pedagang di kawasan tersebut.Menurutnya, harga itu sudah turun dari hari sebelumnya yang mencapai Rp52 ribu per kilogram.”Semingguan itu harganya naik terus. Minggu lalu 46 ribu/kg, terus naik, saya sempat jual 52 ribu/kg. Di lain ada yang lebih dari itu, tapi sekarang sudah turun. Murah lagi, soalnya kalau mahal pelanggan juga sepi,” ujarnya. (INF)

UNTUK PERTAMA KALINYA PAPUA PRODUKSI TELUR OMEGA 3 SENDIRI

Drh Sabelina Fitriani (kedua dari kanan) bersama pemilik Peternakan Permata Farm Timika

Permata Farm yang berlokasi di Kelurahan Karang Senang, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua Tengah saat ini menjadi peternakan pertama di Tanah Papua yang menghasilkan telur dengan kandungan Omega 3.

Diketahui telur dengan kandungan Omega 3 ini dari segi kualitasnya jauh lebih baik dari telur yang biasa dikarenakan mengandung Omega 3 & 6, Vitamin B & E, Selenium, Zinc, dan Mangan. Untuk tahap awal ini, Permata Farm Timika dapat menghasilkan telur dengan kandungan Omega 3 kurang lebih 252 mika perhari

Terkait hal ini Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani menyampaikan dari populasi 40 ribu ayam petelur, Hal ini disiasati oleh dinas peternakan dan kesehatan hewan untuk bekerja sama dengan Permata Farm dengan mempasok pakan sebanyak 326 sak pakan ternak yang mengandung omega tiga dan mengembangkan sebanyak 2.800 ekor ayam untuk menghasilkan telur dengan kandungan Omega 3.

“Ini merupakan hasil telur dengan kandungan Omega 3 yang pertama di Papua dan ini diproduksi pertama kali di Timika,” jelasnya saat ditemui di Peternakan Permata Farm Timika, Rabu (21/2)

Dijelaskan kualitas dan perbedaan telur dengan kandungan Omega 3 ini bisa di lihat dari cangkang dan kuning telur yang warnanya lebih pekat dari telur biasanya serta putih telurnya juga lebih kental.

“Yang kita harus tau bahwa telur ini memiliki kualitas yang baik terutama untuk kesehatan. Dalam pemeliharaannya, ayam petelur yang menghasilkan telur dengan kandungan Omega 3 tidak menggunakan antibiotik, semua secara alami sehingga sangat bagus kualitasnya,” ujarnya

Sabelina berharap telur dengan kandungan Omega 3 ini dapat diproduksi lebih banyak karena sangat bagus untuk kesehatan terutama untuk dikonsumsi pasien di rumah sakit.

“Jadi untuk ayam yang menghasilkan telur dengan kandungan Omega 3 ini ada perlakuan khusus, jadi Permata Farm ini jadi contoh, sehingga tahun depan kita akan coba berikan kepada binaan kami para peternak OAP, untuk mengembangkan, ” ungkapnya

Owner Permata Farm Timika, Oki Permana menyampaikan, saat ini ada 2.800 ekor ayam yang menghasilkan lebih dari 2.500 butir telur dengan kandungan Omega 3. Untuk penjualan telur dengan kandungan Omega 3 lanjutnya saat ini baru ada dsalah satu supermarket di area Kuala Kencana. Telur dengan kandungan Omega 3 dijual dalam kemasan berisi 10 butir dengan harga Rp 45.000.

“Satu hari kami bisa produksi sekitar 252 mika, sementara masih di Primo karena permintaan banyak juga,” katanya. (INF)

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH MELINDUNGI KEBERLANGSUNGAN HIDUP PETERNAK UNGGAS RAKYAT

Foto Bersama Narasumber Seminar

KPUN (Komunitas Peternak Unggas Nasional) berklobrasi bersama PSP3-IPB dan Saspri Nasional yang mewadahi para peternak unggas mandiri melaksanakan Seminar Perunggasan mengangkat tema “Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Melindungi Keberlangsungan Hak Usaha Perunggasan Nasional”.

Acara tersebut dihelat di IICC Botani Square,Kota Bogor pada hari Rabu,(24/01/2024). Narasumber yang hadir diantaranya drh Agung Suganda Direktur Pakan Ternak, Ditjennakkeswan, Dr I Gusti Ketut Astwa Deputi 1 Bapanas RI, Alvino Antonio, Ketua KPUN, Dr Prabianto Mukti Wibowo, Komisioner Komnas HAM, dan Yeka Hendra Fatika yang merupakan Komisioner Ombudsman RI. Seminar juga dimoderatori oleh Prof Muladno yang merupakan mantan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sekaligus pendiri Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dan Ketua PSP3 – IPB.

Dalam presentasinya, Drh Agung Suganda yang mewakili pemangku kebijakan memaparkan tentang arah kebijakan dan langkah-langkah kementerian pertanian dalam pelindungan dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat perunggasan.

“Kami saat ini sedang melakukan perubahan-perubahan sebagaimana diperintahkan oleh Pak Menteri, tujuan utamanya bukan hanya bagaimana meningkatkan produksi daging unggas dan telur ayam kita.

Ia juga menyebut saat ini Kementan mendorong pemberdayaan perlindungan terhadap peternak rakyat. Dimana peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk juga para peternak mandiri yang melakukan usaha budidaya saat ini juga diperhatikan. 

Sedangkan Ketua KPUN Alvino Antonio dalam paparannya menyatakan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya seminar ini. Dimana melalui seminar ini ada beberapa masukan dari instansi pemerintah lintas sektoral yang dapat diambil tindakan secepatnya.

"Tadi dijelaskan ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya undang-undang dan beberapa aturan lain yang masih berpotensi merugikan peternak mandiri. Tentunya hal tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan lebih mendalam bila perlu secepatnya. Hal yang akan disampaikan dan dibahas bersama lintas sektoral tadi diharapkan bisa menemukan jalan yang terbaik dan tercepat bagi industri perunggasan di Indonesia."tegas Alvino.

Masih menurut Alvino, peternak mandiri sejatinya telah terfokus meminta bantuan kepada pemerintah melalui kementan dan Kemendag, agar dapat berkonsolidasi mengangkat harga ayam dari peternak dengan harga yang sesuai. Karena harga ayam hidup itu jauh di bawah harga biaya produksi yang sekarang.

"Saat ini kami tidak bisa berbuat banyak karena harga pakan ternak terbilang tinggi harganya menyentuh Rp.10.000, untuk itu kami meminta pemerintah untuk bisa menekan harga pokok produksi khususnya pakan agar kami bisa menjual ayam dengan harga yang lebih baik,," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Komisioner Ombudsman, Yeka Hendra Fatika menegaskan pemerintah wajib memberikan perlindungan yang nyata bagi peternak unggas baik di tingkat kebijakan dan implementasi.

Yeka mengatakan, Ombudsman telah menerima berbagai aduan dari para peternak di antaranya terkait rendahnya harga jual ayam hidup di kandang, tingginya biaya sarana produksi peternak hingga permasalahan PKPU antara Peternak dengan Perusahaan Pakan.

Di sisi lain para peternak mandiri juga mengadu soal terhambatnya proses pembayaran dalam Program Pencegahan Stunting oleh Pemerintah kepada Peternak.

Menurutnya, upaya jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong diskon pasar produk dari integrator dengan peternak rakyat/mandiri.

Sementara itu Prabianto Mukti Wibowo, Komisioner Komnas HAM menyoroti masalah Rekomendasi dan Pengembangan Industri Perunggusan Nasional yang Berkelanjutan serta Berkeadilan. (CR)


PETERNAKAN AYAM DI ACEH KEBAKARAN, 6000 EKOR AYAM HABIS DILALAP SI JAGO MERAH

Sisa Kandang Ayam Yang Terbakar

Sebuah peternakan ayam di Gampong Lam Aling, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, ludes terbakar. Peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 08.17 WIB, Sabtu (20/1/2024). 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar, Ridwan Jamil, menyebut enam ribu ekor anak ayam ikut mati dalam kejadian tersebut. 

“Setiba di lokasi kejadian petugas melihat api sudah membesar dan sudah menghabiskan seluruh bangunan kandang ayam,” katanya.

Ridwan menjelaskan pihaknya menerima informasi kebakaran kandang ayam tersebut bermula dari personel Polsek Kuta Cot Glie. Lantas, lima armada pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Menurut Ridwan, penyebab kebakaran itu diduga akibat arus pendek listrik atau kebocoran tabung gas.

“Petugas melakukan blokade api dan lalu pendinginan. Sekitar pukul 10.45 WIB api dapat dipadamkan,” ujarnya.

Ridwan menyebut usaha peternakan ayam itu milik Ricky Wahyudi, seorang warga yang tinggal di Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer