-->

IMPOR DISETOP, ASOSIASI MINTA DAGING LOKAL DISERAP

Pertemuan antara pemerintah dengan importir dan asosiasi untuk menjaga keberlanjutan usaha peternakan domba dan kambing rakyat. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan sementara impor karkas dan daging domba dewasa atau mutton guna melindungi peternak lokal dari persaingan harga yang tidak sehat. Kebijakan ini bertujuan menjaga keberlanjutan usaha peternakan rakyat sekaligus memperkuat daya saing subsektor peternakan nasional.

“Kami stop sementara pengeluaran rekomendasi impornya agar harga daging domba impor tidak menekan peternak. Ini upaya kami melindungi peternak agar usahanya terus berjalan,” ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Jumat (29/11/2024), di Jakarta.

Pihaknya telah mengambil serangkaian langkah untuk mendukung peternak. Pada 18 November 2024, audiensi digelar bersama Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) guna menyerap aspirasi peternak. Selanjutnya, Rembuk Nasional di Boyolali pada 21 November 2024, sebagai forum penyusunan solusi bersama.

Pada 24 November 2024, inspeksi mendadak dilakukan ke-13 gudang importir untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan distribusi dan stok daging impor. Kemudian pada 26 November 2024, Kementan mewajibkan importir menandatangani surat pernyataan bermaterai yang berisi tiga poin penting, yaitu pelaporan stok secara berkala, larangan distribusi daging impor ke pelaku UMKM, dan komitmen menjaga pasar lokal.

Pada pertemuan dengan importir di Malang, Jawa Timur, 10 Desember 2024, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, menegaskan pentingnya kolaborasi antara peternak dan importir. Ia meminta importir melaporkan stok secara transparan dan menyerap daging kambing serta domba lokal sesuai kebutuhan pasar.

Pertemuan lanjutan di Kantor Kementan pada 20 Desember 2024, HPDKI meminta proses penyesuaian harga dilakukan secara business-to-business (B2B) antara peternak dan importir. Asosiasi ini juga mendesak pemerintah tak memberikan izin impor baru untuk memastikan pasar lokal tetap terlindungi.

Ketua HPDKI, Yudi Guntara, mengusulkan agar importir menyerap 3.000 ekor kambing dan domba lokal dengan spesifikasi tertentu, yaitu karkas beku dari rumah pemotongan hewan (RPH) bersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan halal.

“Kami ingin memperkuat posisi peternak lokal dan mendorong pertumbuhan industri domba serta kambing nasional,” ujar Yudi.

Asosiasi importir (APPHI, APPDI, dan ADDI) mengharapkan Kementan mendorong kepada para importir agar mendukung penyerapan daging lokal mulai Januari 2025. Harga jual akan disesuaikan secara B2B antara peternak dan importir.

Kementan juga mempercepat harmonisasi regulasi mulai 7 Januari 2025, guna membuka kembali ekspor domba dan kambing ke Malaysia dan Brunei. Langkah ini diharapkan menyerap surplus produksi lokal sekaligus memperluas pasar internasional.

“Jika produk dalam negeri mencukupi, tidak ada alasan untuk mengimpor. Pemerintah mendukung penuh upaya meningkatkan serapan lokal dan mendorong ekspor untuk mewujudkan kemandirian pangan,” ujar Agung.

Sementara Inspektur IV Kementan, Pujo Harmadi, menyatakan bahwa semua kebijakan akan dievaluasi secara berkala. Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah optimistis memperkuat ketahanan pangan berbasis domba dan kambing lokal. Sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan importir diyakini mampu mengurangi impor serta meningkatkan daya saing subsektor peternakan nasional. (INF)

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOJONEGORO SERAHKAN BANTUAN DOMBA

Serah Terima Bantuan Domba Kepada Peternak
(Foto : Istimewa)



Pembinaan dan Serah terima ternak domba,dalam program Domba Kesejahteraan tahun 2024 oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro berlangsung di pendopo Desa Kesongo kecamatan Kedungadem Bojonegoro Jawa Timur Senin (16/12/2024).

Acara tersebut di hadiri Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro Wiwik Sulistyo, camat Kedungadem Bayudono Margajelita,kades desa Kesongo Kusnadi dan 97 orang penerima bantuan domba dari 6 desa di wilayah kecamatan Kedungadem dan kecamatan Sumberejo.

Sekdin Peternakan dan Perikanan Kab Bojonegoro Wiwik Sulistyo mengatakan, pada kesempatan dilakukan pembinaan dan serah terima ternak domba kesejahteraan tahun 2024.Masing masing penerima mendapatkan bantuan sepasang domba, pakan dan obat – obatan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam melaksanakan program ini, penerima agar dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan ternak domba.

Sementara Camat Kedungadem Bayudono Margajelita dalam sambutannya mengatakan, Pada prinsipnya ia yakin masyarakat sudah mempunyai pengetahuan dasar tehnik beternak yang baik dan benar.

" peternak bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga sepanjang ada upaya, niat dan kemauan, pembelajaran peternak yang baik dan benar ” Ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut kepala Desa Kesongo Kusnadi mengungkapkan, Kami mewakili wargai Desa Kesongo dan 6 desa lainnya mengucapkan terimakasih kepada Dinas Peternakan dan Perikanan yang telah memberikan bantuan kepada masyarakat.

"Insya Allah warga kami alhamdulillah sudah terbiasa dengan beternak. Harapan kami semoga tahun depan ada bantuan domba kesejahteraan kepada warga yang lain.” jelasnya.

Parsilan warga Dusun Gagan RT.009 RW. 004 Ds. Kesongo salah satu penerima mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro yang telah memberikan bantuan domba beserta pakan dan obat-obatan obatan.

"Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah kabupaten Bojonegoro melalui dinas peternakan dan perikanan, semoga bantuan yang diberikan ini dapat membawa kesejahteraan ” tandasnya. (INF)



BONTANG SIAP JADI PUSAT PETERNAKAN DOMBA DI KALTIM

Domba, Ternak Ruminansia yang Digemari Masyarakat Indonesia
(Foto : Istimewa)


Kota Bontang, Kalimantan Timur, kini memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pengembangan peternakan  domba di wilayah tersebut. Dengan akses lokasi yang mudah, infrastruktur yang mendukung, serta potensi lahan di kawasan Kelurahan Telihan dan Bontang Lestari, Bontang memiliki keunggulan strategis yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Namun, pengembangan sektor ini juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan teknologi, kualitas tanah yang kurang mendukung, dan persaingan dengan daging impor.

Hal ini terungkap di kegiatan Ekspos Dokumen Laporan Akhir Final Kajian Analisis Risiko dan Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan  Domba yang digelar di Kantor Bapperida Bontang, Selasa (19/11/2024).

Kepala Bapperida Bontang, Amirudin menyampaikan pentingnya pengembangan peternakan domba sebagai langkah strategis untuk mendukung diversifikasi ekonomi Kota Bontang.

“Sebagai kota dengan lahan yang terbatas dan sebagian besar digunakan oleh industri besar seperti PT Pupuk Kaltim dan PT Badak, kita perlu pendekatan inovatif. Peternakan domba menjadi salah satu alternatif yang kami kaji serius melalui analisis risiko ini,” beber Amirudin dalam rilisnya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk memastikan pengembangan sektor ini dapat berjalan secara berkelanjutan.

Soal, pentingnya inovasi dan pengelolaan yang baik dalam mendukung pengembangan sektor peternakan domba juga jadi sorotan. Sektor ini tidak hanya menjanjikan secara ekonomi tetapi juga menjadi bagian dari upaya swasembada pangan, khususnya daging domba.

“Pengelolaan yang baik dan strategi untuk menarik minat generasi muda adalah kunci agar sektor ini berkembang pesat,” tambah dia.

Serupa, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Bontang, Lukman menambahkan pengembangan sektor peternakan domba tidak hanya menjadi peluang ekonomi tetapi juga bagian dari transformasi ekonomi daerah.

Dia menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta integrasi teknologi digital untuk mempercepat promosi dan distribusi hasil peternakan.

“Teknologi digital memungkinkan pelaku usaha memasarkan produk lebih luas dan cepat. Dengan perpindahan ibu kota negara ke Kaltim, Bontang harus memanfaatkan peluang ini untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan memenuhi kebutuhan lokal secara mandiri,” jelas Lukman.

Sementara, Ari Wibowo, Ph.D., ahli pengolahan produk peternakan dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda memaparkan hasil kajian yang menunjukkan bahwa usaha peternakan domba di Bontang dapat menghasilkan penerimaan hingga Rp507 juta per tahun, dengan keuntungan bersih Rp79 juta per tahun. Meski memiliki payback period selama 11,18 tahun, strategi jangka panjang yang matang dapat membuat usaha ini sangat menjanjikan.

Dia menekankan pentingnya pengelolaan risiko, seperti biosekuriti, pengendalian penyakit, dan optimalisasi sumber daya. Ia merekomendasikan konsep clustering farming untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Penggunaan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan persilangan domba Dorper dengan betina lokal juga menjadi langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas,” tambahnya.

Rekomendasi lainnya mencakup pembentukan pusat pembibitan, rumah potong hewan khusus domba, serta pelatihan manajemen biosekuriti untuk peternak. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendukung kemandirian pangan lokal dan meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.

Dengan potensi besar yang dimiliki, Kota Bontang dapat menjadi pionir dalam pengembangan peternakan domba di Kaltim. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan serta menjadikan sektor ini sebagai motor penggerak ekonomi baru di kota ini.

Pengembangan peternakan domba tidak hanya membuka peluang bisnis yang menguntungkan tetapi juga menjadi langkah strategis dalam mendukung transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, Bontang berpeluang besar menjadi pusat swasembada daging  domba sekaligus memperkuat ekonomi lokal. (INF)

PETERNAKAN DOMBA MODERN ALA PESANTREN INSAN KAMIL

Penandatanganan MoU perihal investasi antara Pesantren Insan Kamil dengan PT Digital Syariah Technology dan Sharia Digital Technologies FZ LLC-Dubai GreenX.
(Foto : Antara)


Pondok Pesantren Insan Kamil Trayang, Ngronggot, Kabupaten Nganjuk resmi meluncurkan Start Up Pengembangan Ekonomi Masyarakat Klaster Peternakan Domba modern yang diberi nama 'Dombastis' pada Ahad (22/09/2024) sore.

Pengasuh Pesantren Insan Kamil, Gus Kamal Musthofa menjelaskan program tersebut merupakan salah satu pengembangan ekonomi masyarakat bersama beberapa mitra di antaranya Bank Jatim, PT Digital Syariah Technology dan Jama'ah Ternak Lembaga Perkonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Nganjuk. 


Tujuan utama dari di rintisnya Dombastis adalah pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Nganjuk untuk peningkatan inklusi keuangan syariah, serta fasilitasi keuangan mikro dan usaha bagi masyarakat.


"Pesantren Insan Kamil berkomitmen untuk dapat membangun perekonomian umat yang tumbuh dan berkesinambungan bersama Bank Jatim serta mampu memberikan dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitarnya,” ungkap alumnus Pascasarjana Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk.


Dijelaskan Gus Kamal, pihak pesantren memilih peternakan domba sebab mencontoh Nabi Muhammad SAW. Dombastis memadukan konsep perbaikan genetik, gembala moderen dan pemanfaatan limbah kandang untuk pertanian.


"Hingga kini total populasi domba di peternakan dombastis ialah 423 ekor," jelas Gus Kamal.

 

Dirinya menjelaskan terdapat dua model bisnis Dombatis. Pertama, Dombastis membangun kandang jamaah menitipkan domba dan bergiliran merawat. Setiap anggota menitipkan maksimal 20 ekor domba dan fase bisnisnya berupa produksi domba bunting dan anak domba, biayanya dari keuangan yayasan dan investor.


Kedua, kandang dibuat di tempat jama’ah atau mitra. Domba bunting dipasok dari Dombastis dan jamaah merawat serta  membesarkan anak domba hingga umur 4 bulan kemudian anakan tersebut akan dibeli Dombastis.

 

"Indukannya impor dan ada sertifikatnya yaitu jenis Dorper Australia. Sementara betinanya Cross Texel," paparnya.


Gus Kamal melanjutkan, terdapat beberapa kriteria menjadi juragan domba mitra Dombastis yakni alumnus atau utusan pesantren, warga Nganjuk, serius ingin beternak domba, belum pernah kredit bank, punya lahan untuk kambing dan siap mengikuti bimtek selama 3 bulan.

 

“Apabila berminat silahkan menghubungi nomor 087787502950,” pungkasnya.

 

Di akhir sesi, Pondok Pesantren Insan Kamil menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) perihal investasi dengan PT Digital Syariah Technology dan Sharia Digital Technologies FZ LLC-Dubai GreenX.

 

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Pengasuh Pesantren Insan Kamil Gus Kamal Musthofa, Direktur PT Digital Syariah Technology Hambali dan CEO Sharia Digital Technologies Mr. Khalifa Al Jaziri AlShehhi.

 

Agenda ini dihadiri pula oleh Pj Gubernur Jawa Timur yang diwakili Kepala Dinas PMD Provinsi Jatim Budi Sarwoto, Pj Bupati Nganjuk yang diwakili Moh Yasin, Rais PCNU Nganjuk KH Ali Musthofa Said, Ketua PCNU Nganjuk KH Hasyim Afandi dan tamu undangan lainnya. (INF)


MENGENAL DAMPAK PREGNANCY TOXAEMIA PADA DOMBA DAN KAMBING

Induk bunting harus mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk menjaga metabolisme tubuh serta untuk menjamin perkembangan janin. (Foto: Dok. Joko)

Peternakan kambing memiliki peran penting dalam perekonomian peternak Indonesia untuk diambil daging, susu, dan breeding. Kendala penyakit dan kematian kambing-domba semakin hari semakin menunjukan tanda dan gejala bervariasi, yang terkadang belum ditemukan secara pasti penyebabnya.

Kondisi ini menimbulkan dampak kerugian ekonomi terhadap usaha peternakan di masyarakat. Kematian misterius ini banyak terjadi pada semua fase, yaitu fase cempe, fase bunting, fase laktasi, ataupun fase produksi daging.

Penyakit-penyakit misterius diduga terkait dengan agen infeksius, penyakit metabolik, penyakit yang muncul akibat perubahan kondisi lingkungan dan perubahan pakan yang ekstrem, hingga keseimbangan energi yang negatif. Semua faktor tersebut harus diamati dan didalami dengan cermat agar kejadiannya tidak selalu berulang setiap musim.

Kebuntingan merupakan harapan dan investasi pada peternakan. Induk bunting harus mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk menjaga metabolisme tubuh serta untuk menjamin perkembangan janin. Kebutuhan asupan bahan kering harus diperhatikan mengingat selain untuk kebutuhan hidup utama induk, kebutuhan untuk laktasi hingga kebutuhan untuk perkembangan janin single, double, hingga triple, dan seterusnya.

Dukungan nutrisi sangat penting selama masa kebuntingan untuk menjaga kebuntingan yang sehat. Pada akhir kebuntingan, kebutuhan energi domba betina yang mengandung anak kembar dan kembar tiga masing-masing meningkat sebesar 180% dan 240%. Kesehatan induk dan janin bergantung pada asupan vitamin dan mineral yang cukup.

Asupan bahan kering untuk indukan bervariasi antara 4-6%/kg berat badan induk. Kebutuhan energi dihitung dari berat badan induk ditambah dengan asumsi berat badan cempe ketika lahir, umur kebuntingan, serta jumlah cempe yang akan dilahirkan pada periode kebuntingan tersebut.

Sebagai contoh induk dengan berat 50 kg yang diperiksa dengan ultrasonografi (USG) memiliki tiga ekor cempe yang akan dilahirkan, dengan prediksi kelahiran 3 kg, maka mulai usia kebuntingan 91-100 hari hingga kelahiran membutuhkan energi tambahan 0.6-7.6 kg/induk/hari. Tambahan energi pada umur kebuntingan, berat, dan jumlah cempe yang dilahirkan tersaji dalam tabel berikut: Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2024.

Ditulis oleh:
Drh Joko Susilo MSc
Wartawan Infovet daerah Lampung
Mahasiswa Doktoral Sain Veteriner UGM

HARGA DAGING DOMBA ANJLOK, AUSTRALIA ALAMI OVER SUPPLY

Domba, Salah Satu Komoditi Ternak Unggulan Australia

Melimpahnya daging domba di Australia membuat harga daging anjlok. Beberapa peternak memusnahkan atau menyumbangkan domba mereka untuk menghemat biaya perawatan. Meat and Livestock Australia (MLA) melaporkan, harga daging kambing telah merosot 70 persen dalam setahun terakhir menjadi 1,23 dollar AS per kg.

Harga tersebut setara Rp 19.154 dalam kurs Rp 15.572 per dollar AS. Analis pasokan global MLA Tim Jackson mengatakan, Asutralia mengalami beberapa musim yang sangat baik dalam beberapa tahun terakhir.

"Berarti kawanan domba telah mencapai 78,75 juta ekor, terbesar sejak 2007," ujar dia dikutip dari CNBC, Kamis (23/11/2023). 

Ia menjelaskan, faktor pendorong pertumbuhan kawanan domba dalam jumlah besar adalah curah hujan di atas rata-rata selama tiga tahun di wilayah domba Australia, seperti New South Wales dan Victoria. Curah hujan sangat ideal untuk menanam rumput, sehingga kondusif untuk memberi makan dan membiakkan ternak.

Statistik MLA menunjukkan, kawanan domba Australia diperkirakan akan meningkat sebesar 23 persen dari angka terendah dalam 100 tahun pada 2020. Akibatnya, kelebihan pasokan domba menyebabkan harga ternak menjadi lebih rendah. Hal ini membuat peternak menelan kerugian. Padahal harga daging kambing sempat mencetak rekor tiga tahun lalu.

Penurunan harga daging domba ini merupakan pukulan ganda bagi para peternak. Pasalnya, peternak kini harus memberi makan ternak dalam jumlah besar lebih lama. Di sisi lain, salah satu orang dari jaringan supermarket Australia Woolworths Group McGuire mengatakan, harga yang anjlok belum berdampak ke tingkat eceran. Pihaknya sendiri menyebut akan memangkas harga produk daging domba hingga 20 persen. (INF)

PERCONTOHAN CLOSED LOOP KAMBING/DOMBA DAN ITIK DI PENAS KE XVI

Percontohan closed loop kambing/domba dan itik. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian memanfaatkan ajang PENAS Petani Nelayan XVI di Padang untuk menunjukkan secara langsung contoh closed loop kambing/domba dan itik kepada pengunjung.

Closed loop adalah suatu pendekatan pola peternakan terpadu dari hulu ke hilir untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan, meningkatkan skala ekonomi, dan pendapatan petani, serta mampu meningkatkan produktivitas ternak.

“Ini contoh yang bagus untuk peternakan yang berorientasi agribisnis,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat meninjau lokasi percontohan closed loop peternakan kambing/domba dan itik di Area PENAS XVI Lapangan Udara Sutan Sjahrir Kota Padang, Sabtu (10/6/2023).

“Saya harap ini bisa diterapkan di berbagai daerah dengan menggandeng perbankan dan swasta untuk pengembangannya,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, Mentan SYL mengatakan bahwa peternak tidak perlu khawatir jika ingin mengembangkan ternaknya. Menurutnya, pihaknya saat ini telah menggandeng perbankan untuk memfasilitasi peternakan rakyat yang melakukan usaha pembibitan dan budi daya.

“Para peternak dapat ikut memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai upaya untuk penguatan akses pembiayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam rangka meningkatkan kualitas bibit, akselerasi peningkatan populasi untuk meningkatkan produktivitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi daging nasional. Silahkan gunakan KUR untuk mengembangkan usaha,” katanya.

Sementara Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementan, Nasrullah menyebut pola closed loop merupakan salah satu langkah dalam adaptasi dan mitigasi risiko terhadap perubahan iklim dan antisipasi krisis pangan global.

“Ciri dari closed loop yang pertama adalah penerapan pengembangan peternakan dari hulu hingga hilir. Kemudian ciri kedua adalah berskala usaha dan yang ketiga harus efisien,” jelas Nasrullah.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Agung Suganda, juga menyatakan bahwa ajang PENAS sangat bermanfaat untuk para petani dan peternak karena ada berbagai informasi yang dapat diakses dengan lebih mudah.

Para pengunjung, kata dia, dapat melihat berbagai teknologi peternakan terbaru termasuk teknologi kandang ramah lingkungan, teknologi dan varian olahan pakan ternak, teknologi kesehatan hewan, teknologi pengolahan kotoran hewan, dan lain-lain.

“Di lokasi close loop kami juga menyelenggarakan berbagai demo, seperti demo inseminasi buatan, demo pembuatan pakan, demo pembuatan pupuk organik, dan lainnya. Peternak juga dapat berkonsultasi dan mengikuti bimtek singkat dengan trainer terlatih,” kata Agung.

Ia juga menjelaskan bahwa bahan-bahan dan teknologi yang digunakan dalam percontohan closed loop ini adalah bahan-bahan yang mudah didapat masyarakat dengan harga relatif terjangkau, tetapi dengan kualitas cukup bagus. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer