-->

MENGENAL DAMPAK PREGNANCY TOXAEMIA PADA DOMBA DAN KAMBING

Induk bunting harus mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk menjaga metabolisme tubuh serta untuk menjamin perkembangan janin. (Foto: Dok. Joko)

Peternakan kambing memiliki peran penting dalam perekonomian peternak Indonesia untuk diambil daging, susu, dan breeding. Kendala penyakit dan kematian kambing-domba semakin hari semakin menunjukan tanda dan gejala bervariasi, yang terkadang belum ditemukan secara pasti penyebabnya.

Kondisi ini menimbulkan dampak kerugian ekonomi terhadap usaha peternakan di masyarakat. Kematian misterius ini banyak terjadi pada semua fase, yaitu fase cempe, fase bunting, fase laktasi, ataupun fase produksi daging.

Penyakit-penyakit misterius diduga terkait dengan agen infeksius, penyakit metabolik, penyakit yang muncul akibat perubahan kondisi lingkungan dan perubahan pakan yang ekstrem, hingga keseimbangan energi yang negatif. Semua faktor tersebut harus diamati dan didalami dengan cermat agar kejadiannya tidak selalu berulang setiap musim.

Kebuntingan merupakan harapan dan investasi pada peternakan. Induk bunting harus mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk menjaga metabolisme tubuh serta untuk menjamin perkembangan janin. Kebutuhan asupan bahan kering harus diperhatikan mengingat selain untuk kebutuhan hidup utama induk, kebutuhan untuk laktasi hingga kebutuhan untuk perkembangan janin single, double, hingga triple, dan seterusnya.

Dukungan nutrisi sangat penting selama masa kebuntingan untuk menjaga kebuntingan yang sehat. Pada akhir kebuntingan, kebutuhan energi domba betina yang mengandung anak kembar dan kembar tiga masing-masing meningkat sebesar 180% dan 240%. Kesehatan induk dan janin bergantung pada asupan vitamin dan mineral yang cukup.

Asupan bahan kering untuk indukan bervariasi antara 4-6%/kg berat badan induk. Kebutuhan energi dihitung dari berat badan induk ditambah dengan asumsi berat badan cempe ketika lahir, umur kebuntingan, serta jumlah cempe yang akan dilahirkan pada periode kebuntingan tersebut.

Sebagai contoh induk dengan berat 50 kg yang diperiksa dengan ultrasonografi (USG) memiliki tiga ekor cempe yang akan dilahirkan, dengan prediksi kelahiran 3 kg, maka mulai usia kebuntingan 91-100 hari hingga kelahiran membutuhkan energi tambahan 0.6-7.6 kg/induk/hari. Tambahan energi pada umur kebuntingan, berat, dan jumlah cempe yang dilahirkan tersaji dalam tabel berikut: Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2024.

Ditulis oleh:
Drh Joko Susilo MSc
Wartawan Infovet daerah Lampung
Mahasiswa Doktoral Sain Veteriner UGM

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer