Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini daging ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

JELANG AKHIR TAHUN KEMENTAN GANDENG TNI GELAR SERBU PANGAN MURAH

Serbu Pangan Murah salah satu bentuk kerja sama Kementan dengan TNI dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di masyarakat. 

Menjelang pergantian tahun, Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyediakan bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau melalui kegiatan Serbu Pangan Murah yang digelar di lapangan Rindam Jaya, Jakarta, Rabu (28/12/2022).

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah, berharap masyarakat tidak khawatir menghadapi pergantian tahun karena ketersediaan 12 bahan pangan pokok, khususnya komoditas peternakan dalam kondisi aman dan mencukupi.

“Alhamdulillah 12 bahan pangan pokok, khususnya untuk komoditas peternakan cukup dari sisi produksi dan itu bisa kami yakinkan, sehingga rakyat tidak perlu khawatir karena komoditas peternakan surplus pada 2022,” ucap Nasrullah dalam keterangan resminya saat membuka kegiatan Serbu Pangan Murah.

Serbu Pangan Murah merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Kementan melalui Ditjen PKH dengan TNI dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di masyarakat. Selain komoditas peternakan, kegiatan tersebut juga menyediakan komoditas pangan lainnya, seperti beras, cabai, bawang merah, bawang putih, gula pasir dan minyak goreng.

“Kami mengapresiasi Komandan Rindam Jayakarta beserta seluruh  jajarannya berkolaborasi untuk pelaksanaan kegiatan ini. Kami terus berupaya menggencarkan  peningkatan konsumsi protein hewani dengan penyediaan bahan pangan dengan akses yang mudah dan terjangkau,” katanya.

Ia juga menambahkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Pertanian untuk mendekatkan produsen dengan konsumen sebagai wujud negara yang hadir di tengah masyarakat untuk memperoleh pangan dengan harga terjangkau dalam masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan Tahun Baru 2023.

Kegiatan serupa juga telah dilaksanakan bersama stakeholder terkait di beberapa titik sejak 18 Desember 2022 hingga 31 Desember 2022. “Ini tentunya dalam rangka  mencukupi kebutuhan masyarakat akan produk asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), serta pemenuhan kebutuhan gizi protein hewani yang cukup di masyarakat,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bagian Umum Rindam Jaya, Letkol INF Audy Komontoy, mengungkapkan kerja sama ini terus dilakukan dan saling bersinergi dalam menjaga ketahanan pangan bagi masyarakat.

“Kerja sama sudah lama dilakukan, mulai dari hulu  hingga hilir dalam menjaga ketahanan pangan. Saat ini pada kegiatan Serbu Pangan Murah, kami memfasilitasi tempat untuk masyarakat dalam mempermudah memenuhi kebutuhan pangan,” kata Audy.

Hal senada juga disampaikan salah satu pengunjung, May, yang antusias membeli daging kerbau dan telur. Ia katakan, dirinya dan warga sekitar sangat senang dengan adanya kegiatan Serbu Pangan Murah.

“Di sini kami bisa membeli kebutuhan kami jauh lebih mudah dan harga lebih terjangkau. Harapannya kegiatan seperti ini bisa sering digelar karena sangat membantu masyarakat berbelanja kebutuhan pangan dengan lebih terjangkau, sehingga lebih hemat,” katanya. (INF)

FROZEN FOOD SOLUSI BISNIS UNGGAS PASCAPANEN

Frozen food seperti nugget ayam digemari masyarakat sejak sebelum pandemi terlebih lagi di masa pandemi. (Foto: Istimewa)

Frozen food merupakan produk makanan hasil penerapan teknologi pengawetan. Dengan cara menurunkan temperatur di bawah titik beku air, sehingga air di dalam bahan pangan diubah menjadi kristal es.

“Teknologi ini otomatis akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas enzim. Bahkan beberapa mikroorganisme dengan teknologi frozen food ini akan mati,” kata Dr Ir Endang Sri Hartati MS, dalam webinar yang diselenggarakan Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Lebih lanjut Endang yang menjadi dosen Prodi Peternakan UMM menjelaskan bahwa dengan menggunakan teknologi frozen food, umur simpan produk akan diperpanjang. Sehingga meminimalkan kerugian akibat kerusakan produk peternakan yang merupakan bahan makanan mudah rusak.

Teknologi pengawetan makanan dengan pembekuan juga bisa mempertahankan kualitas produk dari segi nutrisi dan organoleptik (aroma, rasa dan sebagainya). Meski demikian ada beberapa bahan pangan yang jika dibekukan kualitasnya sedikit menurun.

Hampir semua produk pangan yang mempunyai kadar air bisa dibekukan seperti daging, ayam, ikan, buah, sayur, snack dan produk olahan. Ini adalah peluang untuk menekan kerusakan dan kerugian ekonomis pascapanen.

Endang mengatakan nilai jual produk unggas dari waktu ke waktu mengalami fluktuasi terutama untuk live bird. Tentu sangat berpengaruh terutama pada peternak mandiri. Sehingga kadang mengalami kerugian cukup tinggi akibat harga panen yang sangat turun.

Untuk menghindari keterpurukan harga maka perlu ada pilihan diversifikasi usaha, sebagai perpanjangan untuk keberlanjutan usaha. Jadi tidak hanya mengandalkan budi daya.

“Di budi daya pun juga masih banyak menimbulkan permasalahan. Misalnya harga jual yang rendah pada waktu panen, atau supply melimpah sehingga harga jual turun, atau sebab-sebab lain yang membuat harga jual unggas hidup rendah terutama ayam pedaging,” papar Endang.

“Mau kita pertahankan juga butuh memberikan pakan yang cukup sehingga bisa terjadi pemborosan biaya atau kerugian dalam hal pakan.”

Karena itu dibutuhkan diversifikasi usaha atau perpanjangan lini usaha, yang mungkin dilakukan untuk ayam pedaging adalah pemotongan ayam dan diikuti dengan produk olahan ayam.

Bisa berbentuk bahan mentah misalnya fillet, atau ready to cook seperti ayam yang dimarinasi dengan bumbu tertentu, maupun ready to eat yaitu produk yang sudah dimasak matang dan bisa disantap yang mungkin perlu dipanaskan sebentar. Sehingga bisa menaikkan harga jual dan menambah keuntungan.

Peluang dan Persaingan Frozen Food
Frozen food berbasis ayam digemari masyarakat sejak sebelum pandemi terlebih lagi di masa pandemi. Konsumen menyukai kepraktisannya dan kecepatan penyajiannya, hanya perlu dikukus atau digoreng sebentar saja. Digemari oleh ibu rumah tangga yang hanya punya sedikit waktu untuk memasak.

Keunggulan lain adalah rasanya enak, aman dikonsumsi dan tahan lama disimpan. Konsumen tidak merasa rugi yang disebabkan oleh faktor kerusakan makanan. “Permintaan frozen food di masa pandemi dari yang saya baca dan lihat statistiknya itu meningkat pesat. Ada tren makanan beku sebagai stok andalan,” kata Endang.

“Masa simpan makanan yang relatif panjang ini menjadikan permintaan frozen food meningkat. Bisa saja disimpan sebulan, dua atau tiga bulan, bahkan setahun tergantung jenis produknya.”

Untuk memulai usaha frozen food bekal utamanya adalah kualitas dan inovasi. Bahan baku sangat penting, karena produk olahan terutama yang dibekukan jika bahan bakunya kurang baik akan menghasilkan produk berkualitas buruk dengan daya simpan yang pendek. Peternak mempunyai keunggulan di segi ini, karena bahan bakunya berasal dari peternak itu sendiri.

Persaingan perdagangan makanan beku cukup tinggi sehingga harus berinovasi. Agar mampu bersaing dengan berbagai brand yang sudah ada. Inovasi bisa dilakukan secara sederhana misalnya dengan menggunakan bumbu-bumbu tradisional yang selama ini menjadi ikon masakan Indonesia.

Produk frozen food yang dibuat sebaiknya mempunyai keunikan tersendiri. Kemudian terapkan branding misalnya dengan konsep makanan sehat tanpa pengawet, makanan sehat dengan pengawet alami, atau makanan sehat yang fungsional.

Target pasar harus ditetapkan sejak awal agar pembuatan produk dan pemasaran lebih tepat sasaran. Apakah menargetkan balita, anak muda, ibu rumah tangga, restoran, atau lainnya.

Endang menyarankan, “Kalau kita memulai harus punya komitmen, karena untuk memulai itu tidak semudah yang kita bayangkan, kita harus betul-betul bekerja keras.”

Untuk memasarkan produk selain mengandalkan penjualan offline, sebaiknya juga mengikuti tren online. Di manakah target konsumen banyak berkumpul? Apakah di media sosial, marketplace, atau lainnya.

Pro Kontra Makanan Beku
Ada hal-hal yang mungkin dikhawatirkan konsumen misalnya penggunaan pengawet. Memang bisa jadi ada produk yang menggunakan pengawet, namun sebenarnya dengan dilakukannya pembekuan hal itu sudah bisa mengawetkan bahan pangan.

Kemudian hilangnya vitamin tertentu, memang dalam kasus tertentu perlakukan awal sebelum pembekuan seperti pencucian, bisa mengurangi atau menghilangkan kandungan vitamin B dan C.

Konsumen juga tidak menyukai berubahnya bau dan rasa setelah produk dicairkan. Memang terjadi namun pada sebagian produk saja. Umumnya rasa dan bau tidak ada bedanya dengan produk yang belum dibekukan.

Endang juga mengangkat beberapa mitos seperti frozen food adalah makanan yang tidak sehat. Faktanya adalah nilai biologis frozen food tidak jauh berbeda dengan makanan yang belum dibekukan.

Dipercaya mencairkan (thawing) frozen food di suhu ruang adalah aman. Sebenarnya membiarkan frozen food mencair sendiri di suhu ruangan tidak aman. Karena selama prosesnya kemungkinan bakteri yang belum mati saat pembekuan akan bisa hidup kembali.

Thawing yang direkomendasikan adalah menaruh produk di dalam kulkas (refrigerator) agar mencair dengan sendirinya. Atau dengan memasukkan produk yang masih dalam kemasan ke dalam air dingin atau air mengalir.

Mitos lain adalah bolehnya mencairkan frozen food menggunakan air panas. Padahal pada waktu dimasak, pemasakannya menjadi tidak merata dan akan menimbulkan masalah pada keamanan pangan.

Banyak orang juga menganggap membekukan kembali frozen food yang sudah dicairkan tidak aman. Jika proses thawing tidak tepat memang berbahaya. Tapi apabila thawing dilakukan dengan baik tentu akan aman, walau terkadang dapat menurunkan kualitas nutrisi dan aroma.

Di akhir presentasinya Endang menekankan pentingnya pengemasan yang baik. Salah satu bentuk kerusakan dari makanan beku adalah oksidasi lemak, karenanya dibutuhkan pengemasan kedap air dan udara disamping syarat-syarat lainnya. (NDV)

CEGAH STUNTING, TINGKATKAN AWARNESS ORANG TUA KONSUMSI DAGING DAN TELUR AYAM PADA ANAK

Simbolis makan telur pada seminar stunting kerja sama BKKBN, Kowani dan ASOHI. (Foto: Dok. Infovet)

Stunting merupakan salah satu bagian dari Double Burden Malnutrition (DBM), mempunyai dampak yang sangat merugikan, baik dari sisi kesehatan maupun sisi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Prevalensi kasus stunting yang masih cukup tinggi pada 2022 sekitar 24,4% menjadi concern banyak pihak, mengingat target penurunan prevalensi kasus stunting pada 2024 mendatang adalah sebesar 14%.

Atas perhatian tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), bekerja sama menyelenggarakan Seminar Stunting "Meningkatkan Awarness Orang Tua untuk Mengonsumsi Daging Ayam dan Telur pada Anak", yang dilaksanakan di Hall Auditorium BKKBN, Selasa (8/11/2022).

"Kami sebagai asosiasi di bidang obat hewan ikut berkewajiban dalam memelihara dan menjaga kesehatan hewan, dimana itu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hewan ternak agar protein hewani yang dihasilkan berkualitas sampai ke tangan konsumen," ujar Ketua ASOHI, Drh Irawati Fari dalam sambutannya.

Sebab, lanjut Ira, dengan mengonsumsi protein hewani yang berkualitas, khususnya telur dan daging ayam, memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh maupun perkembangan anak.

"ASOHI sebagai mitra pemerintah terus berupaya mengampanyekan manfaat konsumsi ayam dan telur untuk mencegah dan menurunkan prevalensi kasus stunting. Karena kita ingin masyarakat dan anak-anak kita dapat tumbuh dengan sehat, cerdas, pintar, agar bisa menjadi penerus bangsa ini," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala BKKBN yang diwakili oleh Deputi Kepala Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof Drh M. Rizal Martua Damanik MRepSc PhD, bahwa konsumsi protein hewani salah satunya telur ayam sangat baik bagi tumbuh kembang pada anak.

Karena dalam satu butir telur terkandung 75 kalori, 7 gram protein kualitas tinggi, 5 gram lemak, kemudian 1,6  gram lemak jenuh, vitamin, mineral, carotenoids dan 30 mg DHA. Telur juga tinggi kolin yang dibutuhkan dalam pembelahan sel dan pertumbuhan.

"Tingginya kasus stunting salah satunya karena asupan gizi yang tidak adekuat. Oleh karena itu, melalui konsumsi telur ayam saja mampu mencegah stunting karena kandungan gizinya sangat baik dan juga penting untuk pertumbuhan sel otak pada anak," kata Prof Damanik.

Ia juga menambahkan, "Dalam literatur dijelaskan, dengan pemberian satu butir telur sehari pada bayi usia 6-9 bulan dapat mencegah stunting. Konsumsi telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi keluarga sehat, termasuk pada 1.000 hari pertama kehidupan karena itu merupakan masa-masa yang sangat krusial."

Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya kolaborasi antar stakeholder ini dapat memberikan dampak besar dan luas bagi masyarakat, khususnya pada percepatan penurunan stunting yang bertujuan menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, hingga meningkatkan akses air minum dan sanitasi.

Pada kesempatan tersebut turut menghadiri pembicara diantaranya Ketua Kowani & Tenaga Ahli Set Wapres Dr Susianah Affandy MSi, Deputi Kepala Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof Damanik, serta Praktisi Kesehatan Anak dr Triza Arif Santosa SpA, yang masing-masing membahas mengenai bagaimana pentingnya memperhatikan pola hidup, konsumsi sumber zat gizi yang baik salah satunya telur dan daging ayam untuk mencegah dan menurunkan kasus stunting. (RBS)

TAKUT MAKAN TELUR DAN AYAM KARENA PAKAN PABRIKAN

Daging dan telur ayam sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. (Foto: Istimewa)

Pakan pabrikan untuk ternak unggas bersumber dari bahan yang sehat dan sudah melalui proses sangat ketat serta terjamin keamanannya. Aman bagi unggas, aman pula bagi orang yang mengonsumsi telur dan daging ayam.

Masih rendahnya konsumsi telur dan daging ayam di Indonesia memang terkendala banyak persoalan. Yang selama ini masih menjadi “hantu” bagi sebagian masyarakat dalam mengonsumsi daging dan telur ayam adalah berkembangnya berbagai mitos. Mulai dari mitos bakal bisulan pada anak-anak, hingga mitos ibu hamil hindari makan telur karena dikhawatirkan kulit bayinya akan belang-belang semacam panu saat lahir.

Ternyata, bukan hanya mitos-mitos yang terus berhembus saja yang menjadikan sebagian orang enggan makan telur dan daging ayam. Pemahaman tentang ayam pedaging (broiler) dipenuhi dengan pakan pabrikan yang mengandung obat-obatan juga banyak terdengar di tengah masyarakat.

Memang aroma pakan ayam pabrikan menyengat dan khas. Seperti ada aroma obat-obatan yang kurang nyaman saat tercium hidung. Aroma inilah yang dianggap sebagian orang, bahwa pakan mengandung obat-obatan. Artinya, daging ayam broiler dan telur yang dihasilkan juga dianggap mengandung obat-obatan.

Kalau tak ada edukasi yang baik dan tepat, bisa jadi isu ini makin membuat orang khawatir makan daging dan telur ayam. Orang yang semula sedikit mengonsumsi telur akan berhenti total makan produk asal unggas itu.

Lantas, seberapa aman sebenarnya pakan pabrikan yang diberikan kepada ayam, sehingga produk daging dan telurnya juga aman untuk dikonsumsi manusia?

“Pakan untuk ayam akhirnya jadi telur dan daging berasal dari bahan baku pakan yang aman untuk dikonsumsi. Semua bahan yang ada dicampur sehingga memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan ayam petelur maupun pedaging,” ujar Animal Protein Technical Consultant, U.S. Soybean Export Council, Yahya Munirudin, dalam webinar Healthy Family with Chicken Meat and Egg di Jakarta.

Menurut Yahya, secara umum bahan baku pakan ayam berasal dari dua sumber, yaitu hewan dan tumbuhan. Untuk bahan pakan yang bersumber dari hewan antara lain tepung ikan, tepung tulang dan lainnya. Sedangkan untuk bahan pakan yang bersumber dari tumbuhan seperti kedelai, jagung, umbi-umbian, bekatul dan lainnya.

Sebagai pelengkap, pakan ayam juga ditambahkan vitamin dan zat pengawet pakan, yang semuanya aman. “Untuk menghasilkan kualitas pakan yang baik, bahan pakan diseleksi dengan ketat. Bahan baku yang mengalami kerusakan, misalnya jagung yang sudah berjamur, sudah pasti ditolak masuk ke pabrik pakan,” jelas Yahya.

Ketatnya seleksi bahan pakan untuk ayam menjadi jaminan keamanan bagi produk daging dan telur ayam yang akan dikonsumsi. Industri pakan ayam memiliki alat pendeteksi berteknologi tinggi untuk memastikan bahan pakan yang akan diolah memiliki kualitas yang baik atau sebaliknya.

Aman dari Obat-obatan
Menurut Yahya, dalam proses pengolahan, industri pakan juga melakukan perlakuan khusus terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sebagai pakan olahan. Sebagai contoh, sebelum diolah menjadi pakan jadi, kedelai dimatangkan terlebih dahulu, seperti melalui proses roasting. “Proses ini bertujuan untuk menonaktifkan zat antinutrisi yang ada pada kedelai,” ujarnya.

Dari sisi bahan pembuatan pakan sudah aman. Namun bagaimana dengan obat-obatan dalam proses pembuatan pakan? Pertanyaan ini juga masih menggelayut di benak sebagian masyarakat. Terjaminnya kualitas bahan pembuatan pakan ayam pabrikan, sebanding dengan harga produknya yang dianggap mahal oleh para peternak.

Dijelaskan Yahya, dari sisi proses pembuatan pakan, pabrikan tidak menggunakan obat-obatan sebagai bahan campuran. Tentang hal ini sudah diatur larangannya oleh pemerintah dalam penggunaan obat-obatan yang bisa berdampak pada kesehatan manusia yang mengonsumsiya. Permentan No. 14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, sejak 1 Januari 2018, pemerintah melarang penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dalam pakan.

“Bahan pakan diawasi dengan ketat sebelum diproses menjadi pakan. Quality control pakan pada industri dilakukan sejak pemasukan bahan pakan sampai menjadi produk akhir pakan,” papar Yahya.

Untuk penggunaan obat-obatan hanya diberikan kepada ayam jika sakit. Tentu saja harus seusai aturan pakai. Maka pada kemasan obat biasanya disertakan peringatan “Harus dengan resep dokter hewan”.

“Untuk penggunaan obat-obatan pengawasannya sudah cukup ketat, jadi tidak bisa sembarangan. Dan setiap pabrik obat hewan pasti ada dokter hewannya, sebagai penanggung jawab produk obatnya,” ucap dia.

Nutrisi Hebat di Telur dan Daging Ayam
Menyimak dari proses dan sumber bahan pakan unggas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengonsumsi hasil akhir ternak unggas berupa daging dan telur ayam yang menggunakan pakan pabrikan tetap menyehatkan. Tak perlu khawatir tentang kandungan nutrisinya.

Sudah cukup banyak edukasi yang disampaikan melalui media maupun lewat beragam kegiatan offline tentang manfaat mengonsumsi telur dan daging ayam. Sudah saatnya masyarakat mengabaikan berbagai mitos buruk yang berkembang tentang sumber protein tersebut.

Perlu dipahami bahwa satu butir telur atau sepotong daging ayam, memiliki kandungan gizi luar biasa yang sangat dibutuhkan tubuh. Dalam lembaran informasi gizi yang diterbitkan U.S. Soybean Export Council, ada data yang menarik untuk disimak.

Satu porsi telur (100 g) memiliki kandungan vitamin D, memenuhi sekitar 10-60% dari nilai Recommended Dietary Allowances (RDA) negara-negara di Asia Tenggara. Sementara daging ayam juga kaya akan Vitamin D, dengan setiap 100 g dada ayam diperkirakan memiliki 0,29 g vitamin D.

Vitamin D mempromosikan pengaturan jumlah kalsium dan fosfat yang diserap tubuh dan mendukung perkembangan tulang yang sehat. Selain itu, vitamin D mendukung fungsi normal sistem kekebalan tubuh, yang merupakan garis pertahanan pertama terhadap infeksi. Oleh karena itu, individu didorong untuk mengeksplorasi kemungkinan peningkatan asupan vitamin D melalui konsumsi daging dan telur.

Sementara dalam 100 g dada ayam mengandung 13,3 mg vitamin B3 dan 0,6 mg vitamin B6. Di sisi lain, satu porsi telur (100 g) memiliki 0,01 mg vitamin B3 dan 0,2mg vitamin B6. Direkomendasikan Nilai Nutrient Intake (RNI) untuk vitamin B3 adalah 16 mg untuk sebagian besar negara Asia Tenggara, sedangkan nilai untuk vitamin B6 berkisar 1,2-1,7 mg. Oleh karena itu, kandungan vitamin B3 dan B6 yang tinggi terdapat pada telur dan daging (unggas) dapat dengan mudah memenuhi nilai RDA/RNI sebagian besar negara di kawasan ini.

Vitamin B3 berfungsi dalam berbagai sistem enzim intraseluler, termasuk yang terlibat dalam energi produksi. Sedangkan vitamin B6 memainkan peran penting dalam fungsi sekitar 100 enzim yang mengkatalisis reaksi kimia penting dalam tubuh manusia. Ini juga membantu dalam sintesis neurotransmiter dan penting dalam sintesis heme iron.

Lembaran informasi tersebut juga menyebutkan, vitamin B12 penting untuk sintesis asam deoksiribonukleat (DNA), yang merupakan komponen inti sel, penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia yang tepat. Vitamin B12 ditemukan secara alami dalam makanan yang berasal dari hewan.

Oleh karena itu, vegan mungkin perlu melengkapi diet mereka dengan vitamin ini atau mengonsumsi makanan yang diperkaya vitamin B12, atau makanan fermentasi yang merupakan sumber vitamin B12. Untuk non-vegan, individu didorong untuk memenuhi nilai RDA/RNI mereka (dari 1-4 g untuk negara regional) dari konsumsi sumber protein hewani seperti unggas (0,4 g/100 g) dan kuning telur (0,9 g/100 g).

Bagaimana dengan zat besi yang terkandung di dalam telur dan daging ayam? Zat besi adalah salah satu mineral kunci yang memainkan peran penting dalam kesehatan manusia. Kekurangan zat besi menyebabkan beberapa hambatan dalam fungsi normal tubuh. Secara khusus, kekurangan zat besi pada anak dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental.

Ada dua jenis besi, non-heme dan heme. Besi non-heme yang hadir terutama dalam sayuran silangan, kacang-kacangan dan produk susu, memiliki daya serap dan bioavailabilitas lebih rendah berkisar antara 2-20%.

Terlebih lagi, penyerapan zat besi non-heme dari sumber nabati berpotensi lebih lanjut terhambat jika produk makanan sendiri mengandung fitat. Di sisi lain, zat besi heme, yang ditemukan dalam produk daging, memiliki kadar yang jauh lebih tinggi bioavailabilitas dan penyerapan oleh tubuh manusia. (AK)

WASPADA SAAT KONSUMSI PRODUK PERUNGGASAN

Penyakit dapat ditularkan dari produk pangan asal hewan misalnya telur dan daging ayam. (Foto: Istimewa)

Masyarakat Indonesia sudah sangat familiar dengan penyakit tifus. Penyakit infeksius pada saluran pencernaan ini sering terjadi di Indonesia. Namun perlu diketahui, penyakit ini juga dapat ditularkan dari produk pangan asal hewan misalnya telur dan daging ayam.

Salmonella sp. adalah agen etiologi yang dapat mengakibatkan salmonellosis pada manusia dan hewan. Salmonellosis merupakan penyakit enterik yang umum dan tersebar luas di dunia. Bakteri ini adalah penyebab diare akut dan kronis bahkan kematian signifikan dibanyak spesies hewan maupun manusia.

Salmonella sp. adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang merupakan salah satu penyebab infeksi tersering di daerah beriklim tropis, khususnya di tempat-tempat dengan higiene yang buruk (Brooks et al., 2001). Sumber infeksi dari salmonella adalah dari feses ataupun urin manusia dan hewan karier, pencemaran air minum, makanan tercemar, tiram dan ikan, serta dapat juga diperantara oleh lalat dan debu. Salmonella juga dapat bersumber dari dalam tubuh hewan yang terinfeksi (Lawrie, 2003).

Berdasarkan beberapa data penelitian, kejadian penyakit ini pada manusia di dunia pada tahun 2000, mencapai 21,6 juta kasus yang memakan korban 216 ribu jiwa. Lebih dari 90% kasus terjadi di Asia (Crump et al., 2004). Sementara itu Swiss pada 2001 melaporkan terjadinya 2.677 serangan salmonellosis pada manusia (tingkat insiden 32 kasus/100.000 penduduk/tahun), kejadian ini meningkat 8% dari tahun sebelumnya (Statistic of the Swiss Federal Office for Public Health, 2002).

Salah satu spesies bakteri ini yang sering menimbulkan masalah kesehatan penting adalah Salmonella typhi yang menyebabkan penyakit tifus. Bopp (2003), memperkirakan Salmonella typhi menjadi penyebab dari kurang lebih 16,6 juta kasus dan 600.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medis Kemenkes RI pada 2008, demam tifoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi 3,15%, urutan pertama ditempati diare dengan jumlah kasus 193.856 dengan proporsi 7,52%.

Selain Salmonella typhi, spesies Salmonella enteritidis juga ditengarai menjadi penyebab salmonellosis pada manusia. Salmonella enteritidis banyak ditemukan pada produk hewan seperti daging dan telur ayam. Bakteri tersebut memang dapat mengontaminasi secara horizontal maupun vertikal.

Terdapat tiga macam serotipe Salmonella enteritidis yang berkaitan dengan egg-borne disease outbreak yang terjadi di negara-negara Eropa, Amerika dan Inggris. Wabah salmonellosis pada manusia tersebut disebabkan oleh Salmonella enteritidis phage tipe 4, 8 dan 23 (Kementan, 2016).

Aspek Keswan
Infeksi Salmonella enteritidis pada DOC ayam pedaging umur di bawah tujuh hari bersifat sistemik dan dapat menimbulkan kematian. Hal ini disampaikan oleh dosen FKH IPB, Drh Sri Estuningsih. Pada usia muda, ketika sistem imunitas tubuh ayam belum sempurna… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2022. (CR)

RPHU DI KOTA BANJAR DIRESMIKAN, SIAP SERAP HASIL PRODUKSI PETERNAK

Dirjen PKH Nasrullah saat meninjau RPHU milik PT KIP. (Foto: Istimewa)

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah, meresmikan Rumah Pemotongan Hewan Unggas (RPHU) yang dibangun secara mandiri oleh PT Karya Indah Pertama (KIP) di Kota Banjar, Jawa Barat, Senin (10/10/2022). Diharapkan RPHU ini dapat menyerap hasil produksi peternak mitra dengan harga stabil.

Melalui keterangan resminya, Nasrullah mengatakan, pelaku usaha skala menengah besar dan utamanya bergerak bidang pembibitan ayam ras pedaging diwajibkan melakukan pemotongan ayam ras pedaging di RPHU dengan fasilitas rantai dingin yang memenuhi persyaratan. “Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas daging yang beredar di masyarakat aman dan sehat,” kata Nasrullah.

Ia menambahkan, pembangunan RPHU merupakan salah satu langkah memperpendek supply chain sekaligus upaya stabilitas harga ayam hidup (live bird) yang kerap jatuh di bawah harga produksi. “Dengan fasilitas RPHU, maka pelaku usaha dapat menjual produknya dalam bentuk daging ayam segar, dingin atau beku,” ucapnya.

Sementara perwakilan PT KIP, Suwandi, menegaskan pembangunan RPHU di Kota Banjar sebagai tindak lanjut program Kementan untuk membuat peternakan terintegrasi dari hulu sampai hilir. 

Ia menambahkan, perusahaannya mengelola peternakan dengan sistem kemitraan dengan peternak mandiri di sekitar Priangan Timur. “Saat ini sudah ada 1.500 peternak yang tergabung dan kami berencana kerja sama dengan UMKM di Jawa Barat di tahap awal sebanyak 1.000 UMKM,” kata Suwandi. 

Dengan adanya RPHU ini, lanjut dia, maka akan dapat membuka lapangan pekerjaan sekitar 90% dari total karyawan yang dibutuhkan. Hal ini karena RPHU juga akan dilengkapi dengan rumah pengolahan produk unggas seperti nugget, sosis atau ayam marinasi. 

RPHU di dua lokasi yaitu Ciamis dan Banjar mempunyai kapasitas sebanyak 1,5 juta ekor per bulan. “Harapannya kita dapat menyerap hasil produksi peternak mitra dengan harga stabil. Kami buat RPHU dengan standar food safety dan food higiene, serta halal,” ucap dia. 

RPHU dengan luas 3,2 hektare ini rencananya akan memiliki kapasitas pemotongan 4.000 ekor/jam. “Saat ini total produksi ayam di PT KIP sebanyak 1,5 juta ekor/bulan. Target pasar RPHU Banjar ini adalah 100% untuk memenuhi kebutuhan daging unggas di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Walikota Banjar, Ade Uu Sukaesih, menyampaikan pihaknya telah mengundang investor, terutama dalam pengembangan usaha sub sektor peternakan di Kota Banjar.

“Pembangunan RPHU ini adalah langkah awal memajukan peternakan di wilayah Kota Banjar dan kami juga mengundang investor bidang pakan ternak untuk mendukungnya,” kata Ade. (INF)

SINGAPURA MINTA INDONESIA PENUHI KEBUTUHAN PANGAN ASAL HEWAN

Singapura merupakan negara mitra strategis bagi Indonesia untuk kerja sama dalam bidang pangan khususnya pangan hewani. (Foto: Istimewa)

Singapura meminta Indonesia untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan asal hewan secara berkelanjutan. Hal ini disampaikan Primary Secretary dari Ministry of Environtment & Sustainability Singapore, Stanley loh, di Kantor Pusat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Selasa (4/10/2022).

Ia menyebutkan kunjungannya saat itu bermaksud menjalin hubungan yang lebih erat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk warga Singapura, karena keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki hampir 90% kebutuhan pangan Singapura dipenuhi dari negara luar termasuk komoditas peternakan.

“Peluang pemenuhan kebutuhan pangan dari Indonesia masih sangat terbuka luas, Indonesia dipandang merupakan negara besar dan mampu untuk menjadi mitra pasokan pangan ke Singapura, sepanjang tetap memenuhi aspek jaminan keamanan pangan." terangnya.

Ia menjelaskan, concern pelaku usaha Singapura, salah satunya pada harga produk yang kompetitif yang biasanya dipengaruhi biaya handling dan logistik sehingga komoditas Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan negara lain dan juga konsistensi dalam pengiriman produk yang berkualitas dan aman bagi warga Singapura.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Ditjen PKH, Makmun Junaiddin, menyambut baik permintaan Singapura dan  Indonesia siap menjadi salah satu negara mitra pemasok bahan pangan khususnya pangan asal hewan. “Singapura merupakan negara mitra strategis bagi Indonesia untuk kerja sama dalam bidang pangan khususnya pangan hewani,” terang dia dalam siaran persnya.

Ia melanjutkan, perkembangan kerja sama antar kedua negara dimana Indonesia telah melakukan ekspor komoditas peternakan ke Singapura mencapai Rp 3,21 triliun pada 2021, diantaranya komoditas babi hidup, telur asin, sarang burung walet, produk olahan susu, madu serta produk lainnya, yang menjadikan neraca perdagangan di sektor peternakan dengan Singapura mengalami surplus sebesar Rp 277 miliar.

Kemudian tercatat pada Juli 2022, produk unggas Indonesia telah berhasil mengirimkan daging ayam dan produk olahan daging ayam ke Singapura, setelah melalui proses audit Singapore Food Agency (SFA) yang dilakukan pada Juni 2022.

Ia menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan Singapura antara lain pasokan live bird (ayam hidup) yang saat ini sedang disiapkan di wilayah Kepri (Bintan dan Batam). Pihaknya siap bekerja sama dalam hal pemenuhan aspek transportasi dan logistik terkait jaminan keamanan pangan termasuk aspek kesrawan pada produk hewan yang akan di ekspor ke Singapura.

“Harapannya Indonesia dapat terus memasok kebutuhan pangan hewani secara berkelanjutan dan kita terus dorong  sesuai kebijakan jaminan food security bagi warga Singapura.” pungkasnya. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer