-->

CEVA ANIMAL HEALTH

CEVA ANIMAL HEALTH

Boehringer Ingelheim

Boehringer Ingelheim

SIDO AGUNG FEED

SIDO AGUNG FEED

INFOVET EDISI MEI 2023

INFOVET EDISI MEI 2023

Susunan Redaksi

Pemimpin Umum/Redaksi
Ir. Bambang Suharno


Wakil Pemimpin Umum

Drh. Rakhmat Nurijanto, MM


Wakil Pemimpin Redaksi/Pemimpin Usaha
Ir. Darmanung Siswantoro


Redaktur Pelaksana
Ridwan Bayu Seto


Koordinator Peliputan
Nunung Dwi Verawati


Redaksi:
Wawan Kurniawan, SPt

Drh. Cholillurrahman (Jabodetabek)

Drh. Yonathan Rahardjo (Jatim)
Drh. Masdjoko Rudyanto,MS (Bali)
Drh Heru Rachmadi (NTB)
Dr. Sadarman S.Pt, MSi (Riau)
Drh. Sry Deniati (Sulsel)
Drh. Joko Susilo (Lampung)
Drh. Putut Pantoyo (Sumatera Selatan)

Kontributor:
Prof. Dr. Drh. Charles Rangga Tabbu,
Drh. Deddy Kusmanagandi, MM,
Gani Haryanto,
Drh. Ketut T. Sukata, MBA,
Drs. Tony Unandar MS.
Prof. Dr. Drh. CA Nidom MS.


Kabag Produksi & Sirkulasi
M. Fachrur Rozi

Staf Produksi & Sirkulasi:
M. Sofyan

Yayah Muhaeni

Administrasi
Nur Aidah


Keuangan:
Efrida Uli
Monita Susilawati


Staf Pemasaran
:
Yayah Muhaeni


Alamat Redaksi

Ruko Grand Pasar Minggu
Jl. Raya Rawa Bambu No. 88A
Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520
Telp: (021) 7829689, 78841279, Fax: 7820408
e-mail:
Redaksi: majalah.infovet@gmail.com
Pemasaran: marketing.infovet@gmail.com

Rekening:
Bank MANDIRI Cab Ragunan,
No 126.0002074119

Bank BCA KCP Cilandak KKO I. No 733-0301681
a/n PT Gallus Indonesia Utama

Redaksi menerima artikel yang berkaitan dengan kesehatan hewan dan atau peternakan. Redaksi berhak menyunting artikel sepanjang tidak merubah isinya.
Semua artikel yang dimuat menjadi milik redaksi.
Email artikel Anda ke:infovet02@gmail.com

Jumlah Pengunjung

GALLUS Group

Download Gratis Edisi Sisipan Vol 10

Pengikut

Info Agribisnis Klik Di Sini

alterntif text

TRANSLATE

ODICOFF, UPAYA KEMENTAN PROMOSIKAN PRODUK PERTANIAN KE SELURUH DUNIA

On Februari 16, 2022

Sambutan Mentan pada acara pelepasan ekspor di Tangsel (15/2)
(Sumber : CR)


Ekspor produk feed supplement untuk hewan yang dilepas PT Nutricell pada (15/2) yang lalu merupakan bentuk kerjasama yang apik antara Kementerian Pertanian bersama pihak swasta melalui program ODICOFF (One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture),  yang diselenggarakan di 10 negara Eropa pada tahun 2021 lalu.

 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ODICOFF merupakan salah satu upaya Kementan untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian melalui kegiatan promosi dan pameran. Menurutnya, Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh masyarakat dunia yang melirik produk asli Indonesia.

 

"Karena itu kami ucapkan selamat atas terealisasinya ekspor pada hari ini, berarti semua yang telah diupayakan bersama telah membuahkan hasil yang baik. Dengan berbagai upaya ini, termasuk juga program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GRATIEKS), pertumbuhan nilai ekspor peternakan pada tahun 2024 bisa naik 300 persen menjadi 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 27 triliun ke 100 Negara tujuan," kata SYL saat melepas ekspor pakan ternak hasil produksi salah satu perusahaan swasta di Pergudangan Taman Tekno, Tangerang Selatan.


Ke depan, kata SYL, Indonesia harus mampu menjadi rujukan produk ekspor dunia karena memiliki kualitas tinggi. Apalagi saat ini Kementan sudah menerapkan berbagai kecanggihan teknologi dan mekanisasi dalam setiap budidaya dan produksi.

"Indonesia harus bisa tampil di dunia dengan mengandalkan kemampuan-kemampuan dari hasil komoditi pertanian yang banyak dan di butuhkan oleh dunia, saya kira itu langkah yang kita capai hari ini," katanya.


Dalam kesempatan yang sama, CEO PT Nutricell Pacific, Suaedi Sunanto menyampaikan terimakasih atas arahan dan pendampingan Kementan terhadap jalanya ekspor peternakan di awal tahun 2022. Menurutnya, keberhasilan ekspor ini merupakan terobosan Kementan dalam memberikan fasilitas kepada para pelaku industri untuk memperluas pasar ekspor. Termasuk upaya Kementan pada kegiatan ODICOFF.

 

"Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Menteri (SYL) karena kami selalu pengusaha telah diikutsertakan dalam misi promosi produk obat dan nutrisi hewan ke negara Denmark (Eropa) dan Uni Emirat Arab (Timur Tengah)," kata Suaedi.


Sementara itu Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah yang turut hadir mengatakan bahwa Indonesia berhasil mencatat kerja sama dan kontrak dagang berupa Memorandum of Understanding (MoU) dan Letter of Intent (LoI) untuk memasarkan komoditas pertanian Indonesia di tahun 2022 senilai Rp 94,4 miliar.

 

"Terima kasih kepada pelaku usaha peserta ODICOFF lainnya yang telah ikut berpartisipasi dalam acara ODICOFF dan telah turut mendorong pencapaian GRATIEKS," tuturnya kepada Infovet. (CR)



 


PRODUK AYAM OLAHAN INDONESIA HADIR DI BANGLADESH UNTUK PERTAMA KALINYA

On Agustus 29, 2021

Syahrul Yasin Limpo dikala Melepas Ekspor Produk Ayam Olahan di Karawang
(Sumber : CR)

Jum'at (27/8) yang lalu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perdana produk ayam olahan dari PT Raja Jeva Nisi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Produk tersebut nantinya akan dinikmati masyarakat di Bangladesh.

Disela kunjungannya pria yang akrab disapa SYL tersebut mengutarakan rasa bangganya kepada PT Raja Jeva Nisi yang telah membuktikan bahwa produk perunggasan Indonesia berkualitas dan memiliki daya saing di kancah Internasional. Dirinya juga mengungkapkan bahwa Kementan akan terus berkomitmen dalam mendukung siapa saja pelaku industri perunggasan yang hendak mengekspor produknya ke luar negeri. 

"Kami akan persilakan dan akan kami beri karpet merah kepada Bapak/Ibu sekalian yang memang berkomitmen untuk membantu menyukseskan juga program pemerintah (GRATIEKS). Ini adalah upaya anak bangsa yang harus diapresiasi karena menunjukkan pada dunia bahwa dalam keadaan pandemi sekalipun, bukan menjadi halangan bagi kita untuk ekspor," tutur Mantan Gubernur dua periode tersebut.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Raja Jeva Nisi, Ariefin mengatakan bahwasanya ini adalah kali pertama Indonesia mengekspor produk olahan ayam berupa chicken nugget ke Bangladesh. Pada hari itu 3 dari 18 ton produk diberangkatkan ke Bangladesh, sisanya berangsur - angsur dikirim hingga bulan Desember 2021.Bicara nilai Rupiah Ariefin mengatakan bahwa nilai ekspor perusahaan yang dipimpinnya mencapai sekitar Rp 1,1 Miliar. 

"Kelihatannya masih sedikit ya, tapi ini suatu pencapaian yang apik untuk kami, mengingat kami baru berdiri sejak 5 tahun yang lalu, dan dalam tempo tersebut kami sudah bisa melakukan ekspor. Kalau bisa dibilang penglaris-lah," tutur Ariefin.

Ariefin juga berujar bahwasanya selain Bangladesh kemungkinan dalam waktu dekat ini PT Raja Jeva Nisi juga akan melakukan ekspor ke 3 negara lainnya. Namun begitu ia enggan menyebut negara mana saja yang akan menjadi targetnya.

"Setelah ini ada 3 lagi mungkin, mereka juga sepertinya sudah deal. Tapi nanti-lah kita kasih tahunya, yang jelas dengan adanya ekspor ini tentu membuktikan bahwa kualitas produk kami bukan kaleng - kaleng, semoga bisa terus berkembang kedepannya," tutup Ariefin.

PT Raja Jeva Nisi merupakan group dari perusahaan PT Taat Indah Bersinar. Dari budidaya Grand Parent Stock hingga pengolahan daging unggas untuk menjadi nugget, sosis, spicy wing, karage dan pengolahan yang lain. Saat ini produk dari PT Raja Jeva Nisi telah tersebar di beberapa modern market, marketplace, dan pasar Internasional.

Visi dan misi dari PT Taat Indah Besinar (Group) adalah untuk menjadi perusahaan dalam negeri yang berdaya saing internasional, dan menyinari Indonesia. Dengan slogan: Bangkit, melejit dan menyinari Indonesia melalui produksi protein hewani yang berkualitas untuk kecerdasan bangsa. (CR)

 


INDONESIA JAJAKI EKSPOR PRODUK UNGGAS KE NEGERI TIRAI BAMBU

On Maret 22, 2021

Indonesia mencoba kemungkinan ekspor produk unggas ke Tiongkok


Kabar bahagia datang dari sektor perunggasan. Melalui pertemuan virtual via daring zoom, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (P2HP) menginisiasi pertemuan antara integrator perunggasan Indonesia dengan perwakilan buyer asal negeri tirai bambu Senin (22/3).

Direktur P2HP Fini Murfiani menjelaskan bahwa sejak lama pihak Indonesia telah melakukan lobi - lobi kepada Tiongkok untuk membuka akses pasar terkait produk perunggasan. Lebih jauh Fini menjelaskan bahwa sudah ada 5 surat resmi G to G kepada pemerintah Tiongkok yang dikirimkan oleh Indonesia.

Fini juga menyebut bahwa KBRI Tiongkok juga telah melakukan komunikasi informal kepada GACC (General Administration Custom of People's Republic of China) / bea cukainya Tiongkok terkait hal ini. Fini juga mengatakan dalam HS Code nomor 020712 dan 020714 Tiongkok terkait produk unggas, Indonesia belum pernah melakukan ekspor produk perunggasan ke Tiongkok. 

"Kami sudah melakukan ini, terakhir surat kami kirimkan di bulan Maret ini, tentunya karena dari sana mereka juga sudah meminta kepada kami karena supply mereka yang juga terbatas. Jadi kami sedang mengupayakan G to G nya, tapi supplier di sana sepertinya sudah tidak sabar untuk melakukan bisnis secara B to B, makanya kita mengupayakan yang terbaik," tutur Fini.

Ivan Lee sebagai perwakilan buyer dari Tiongkok mengatakan bahwa negaranya sangat membutuhkan suplai produk perunggasan berupa Chicken wings, Middle Joint Wings, Chicken Paw, dan Chicken feet. Produk - produk tersebut sangat diminati oleh masyarakat Tiongkok dan konsumsinya cukup besar.

Sebagai catatan, Ivan mengatakan bahwa Tiongkok sesungguhnya mengekspor produk - produk tersebut dari Brazil, Argentina, dan Thailand. Namun ia mendengar kabar adanya kemungkinan suplai dari Brazil akan dihentikan oleh Tiongkok karena isu Covid-19. Selain itu Ivan meyakini bahwa produk Indonesia berkualitas baik.

"Kami tahu bahwa produksi Indonesia sangat besar, makanya kami ingin agar produk Indonesia bisa kami jajaki di sini. Saya yakin meskipun secara G to G sangat rumit, tapi kami bisa upayakan untuk prosesnya, dan kami ingin secepatnya. Tetapi ingat, ini bukan soal kuantitas tapi tetap kualitas kami utamakan," tutur Ivan.

Namun begitu, nampaknya  jalan terjal terkait ekspor produk ini masih akan menanti. Pasalnya hingga kini belum ada kesepakatan G to G antara Indonesia dan Tiongkok. Namun begitu kedua pihak masih saling berdiskusi mencari jalan agar hal ini dapat diwujudkan, hingga berita ini diturunkan, belum ada keputusan dan solusi yang dihasilkan oleh kedua belah pihak. (CR)






TELUR TETAS CJ PIA DIEKSPOR KE MYANMAR

On Oktober 30, 2020


Pelepasan ekspor telur tetas ke Myanmar oleh PT CJ PIA 

Rabu (28/10) yang lalu PT CJ PIA (CJ Group) melakukan seremonial pelepasan ekspor telur tetas miliknya ke Myanmar. Kegitan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, H. Iwan Karmawan dan tamu undangan lainya.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Iwan Karmawan mengungkapkan, jika ekspor telur yang dilakukan oleh CJ PIA tersebut menjadi suatu kebanggan bagi Kabupaten Sukabumi, sebab dari sekian perusahan yang bergerak di produk yang sama, baru CJ PIA yang melakukan ekspor ke luar negeri, yakni Myanmar.

”Disaat pandemi ini, CJ PIA mampu membuktikan bahwa perusahaanya tetap bisa berjalan dengan pembuktian melakukan ekspor. Selain itu juga mampu mendongkar laju pertubuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Sukabumi dan Jawa Barat,”ungkapnya. Untuk itu pihaknya selalu memacu dan mendorong kepada perusahaan lain agar  bisa melakukan hal yang sama.

”Peternakan tetap eksis walau terguncang kondisi pandemi Covid-19. Ekspor telur tetas ke negara Myanmar merupakan suatu solusi menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak juga terhadap lumpuhnya perkonomian,”pungkasnya.

Associate Direktur PT. Super Unggas Jaya Dewa putu Sumerta mengatakan, bahwa hari itu sebanyak 58 ribu telur tetas dengan nilai sekitar USD 1,3 juta atau 1,88 miliar rupiah diberangkatkan dari Sukabumi. 

"Ini merupakan pembuktian dari kami, sekaligus kebanggan bagi kami. Memang Covid-19 melumpuhkan ekonomi kita, tetapi kami berhasil membuktikan bahwa selalu ada jalan, dengan ini kami sudah menjawab tantangan pemerintah untuk melakukan ekspor," tutur Dewa.

Dewa melanjutkan bahwa tahun ini ada satu kali ekspor telur tetas. Kedepannya Myanmar berencana meminta dua kali lipat dari jumlah yang diekspor sekarang. Dirinya juga mengakui bahwa telur tetas milik perusahaannya juga tengah dilirik oleh negara tetangga lainnya yaitu Vietnam.

"Semoga saja Vietnam tertarik dan berminat, kita minta dukungannya agar dapat menjawab tantangan ekspor sekaligus mengharumkan sektor peternakan Indonesia," pungkas Dewa (INF/CR)

EKSPOR PETERNAKAN TETAP BERGERAK, CAPAI RP 538 MILIAR

On April 15, 2020

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpor, didampingi Dirjen PKH I Ketut Diarmita, saat melepas ekspor produk olahan ternak tahun lalu. (Foto: Infovet/Ridwan)

Di tengah pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini, ekspor sub sektor peternakan terus bergerak.

“Pada April 2020 terdapat beberapa perusahaan sektor peternakan yang telah memastikan akan melaksanakan ekspor ke beberapa negara dengan total nilai Rp 538,12 miliar,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita, Senin (6/4/2020).

Perusahaan-perusahaan yang telah melaporkan rencana ekspornya antara lain PT Sinar Indochem dan PT Charoen Pokphand Indonesia yang akan mengekspor pakan ke Timor Leste masing-masing sebanyak 240 ton dan 60 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp 1,57 miliar.

Selain itu tercatat juga PT Greenfields Indonesia yang akan mengekspor susu dan produk olahan susu ke Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam sebanyak 417 ton dengan nilai mencapai Rp 5,67 miliar. Sementara PT Japfa Comfeed Indonesia akan mengekspor hatching egg sebanyak 625.000 butir ke Myanmar, serta day old chick (DOC) 18.000 ekor ke Timor Leste, dengan total nilai keduanya Rp 3 miliar.

Adapun perusahan yang memproduksi Sarang Burung Walet (SBW) yaitu PT Ori Ginalnest Indonesia juga akan mengekspor ke Amerika Serikat, China dan Australia sebanyak 780 kg dengan nilai sebesar Rp 24,96 miliar. 

Selain itu, ditambah juga beberapa perusahaan yang bergerak di industri obat hewan akan mengekspor vaksin dan biologik sebanyak 343.582.000 dosis, farmasetik dan premix sebanyak 23.922 ton ke China, Jepang, Australia dan ke lebih dari 30 negara lainnya. Nilai ekspor obat hewan tersebut mencapai Rp 502,66 miliar.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian kita akan terus mendorong dan memfasilitasi ekspor. Berdasarkan data BPS, ekspor sub sektor peternakan pada Januari-Februari 2020 meningkat 30% dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama. Pada April ini terdapat beberapa perusahaan yang juga telah memastikan ekspor, diharapkan ini akan terus meningkat,” jelas Ketut. 

Sementara ditambahkan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani, walau pandemi COVID-19 menyebar secara masif di dunia, memang membuat beberapa negara terdampak mengeluarkan kebijakan pembatasan keluar-masuknya barang dan manusia, bahkan ada yang mengambil kebijakan lockdown, hal ini membuat aktivitas perdagangan pun mengalami tekanan.

“Namun melihat pencapaian kinerja ekspor sub sektor peternakan di awal tahun dan rencana ekspor pada April ini, sangat optimis ekspor produk sub sektor peternakan dapat bertahan dalam ketidakpastian perekonomian akibat pandemi COVID-19. (RBS)

LANJUTAN EKSPOR CHAROEN POKPHAND INDONESIA, GENAP KE-200

On November 24, 2019

Mentan Syahrul saat melepas keberangkatan ekspor 16 kontainer produk ternak milik CPI. (Foto: Infovet/Ridwan)

Minggu (24/11/2019), bertempat di Kantor Pusat, Jalan Ancol Barat VIII, Ancol, Jakarta Utara, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) kembali melaksanakan ekspor produk ternak sebanyak 16 kontainer yang ditujukan ke Jepang dan Timor Leste, dengan total nilai Rp 2,5 miliar. Pengiriman kali ini menandakan genapnya ekspor CPI ke-200 kontainer.

Presiden Komisaris CPI, T. Hadi Gunawan, dalam kegiatan tersebut mengatakan, ekspor ini merupakan lanjutan dari ekspor yang sudah dilakukan pada 2017 lalu ke Papua New Guinea dan pada 2018 sebanyak 3 kontainer produk olahan dan griller ayam, 20 kontainer pakan ayam dan 82.000 ekor DOC ke Timor Leste dan produk olahan ayam ke Jepang.

“Pada waktu itu ibarat ekspor tersebut sebagai lilin kecil yang baru nyala dan terus kami upayakan secara konsisten. Saat ini lilin kecil itu telah berubah menjadi obor kecil yang terus menyala dan akan kami kobarkan untuk menjadi obor yang besar,” kata Hadi dalam sambutannya dihadapan ratusan tamu undangan.

Ekspor ini, lanjut dia, akan terus dikembangkan pihaknya ke beberapa negara lain. “Kami ingin terus berkembang bukan hanya ke tiga negara langganan itu saja. Dengan dukungan pemerintah dan stakeholder, kami yakin bisa memperluas pasar seperti ke Singapura, Hongkong, Timur Tengah dan negara lain, sehingga kita dapat mengharumkan nama Indonesia dan menambah devisa negara,” tambah dia.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang turut hadir dan melepas keberangkatan ekspor, menyambut baik hal tersebut dan menegaskan produk ternak Indonesia tidak boleh kalah dari negara lain.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri, pemerintah butuh saudara untuk membangun industri peternakan ini, kita jangan mau kalah dengan Malaysia atau Thailand, kita harus lebih maju dan merdeka,” ujar Mentan Syahrul.

Ia pun menegaskan, pengembangan sektor peternakan harus dikerjakan dengan serius demi memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri. “Kalau kita tidak serius, bagaimana kita bisa penuhi kebutuhan pangan masyarakat kita? Bagaimana kehidupan mereka nanti? Inilah yang harus memicu adrenalin kita untuk bersama-sama membangun pertanian dan peternakan Indonesia,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kali ini CPI menambah rentetan ekspor sebanyak 16 kontainer dengan total produk griller dan olahan ayam 64,77 ton dan pakan berisi 200 ton, yang terbagi menjadi 5 kontainer griller ayam dan 10 kontainer pakan ayam ke Timor Leste, serta 1 kontainer produk olahan ayam ke Jepang. (RBS)

KEMENTAN: EKSPOR PAKAN TERNAK KE TIMOR LESTE MENINGKAT

On Oktober 01, 2019



Seremonial pemotongan pita pelepasan ekspor pakan unggas PT Sinar Indochem (Foto: Humas Kementan)

Direktur Pakan, Sri Widayati hadir dalam pelepasan ekspor perdana pakan unggas produk PT Sinar Indochem sebanyak 200 ton pakan layer ke Negara Timor Leste dari total 300 ton.

“Ekspor pakan ternak ke Timor Leste meningkat, dari sebelumnya pada tahun 2018 sebesar 4,33 ribu ton atau senilai USD 0,785 juta menjadi sebesar 3,2 8 ribu ton atau senilai USD 1,087 juta hanya untuk semester pertama tahun 2019 (Januari-Juli 2019) saja. Ekspor pakan ternak tahun 2019 ini telah melebihi pencapaian volume ekspor tahun sebelumnya,” terang Sri Widayati, Senin (30/9) di Sidoarjo, Jawa Timur.  

Sri Widayati menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengawal dalam pengurusan proses persetujuan ekspor secara Government to Government dengan negara-negara yang menjadi target ekspor. “Persetujuan ekspor pakan ke negara Timor Leste tersebut dilakukan setelah sebelumnya diadakan Import Risk Analysis oleh Tim Delegasi Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 26–28 Agustus 2019, yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian,” ungkapnya.

Menurut Sri Widayati, saat ini jumlah pabrik pakan skala besar di Indonesia mencapai 87 pabrik dengan produksi pakan tahun 2018 sebesar 19,4 juta ton dan rencana produksi pakan tahun 2019 akan mencapai sebesar 20,5 Juta ton atau meningkat sebesar 6% dari tahun 2018. “Sampai saat ini jumlah pabrik pakan yang telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Pakan yang Baik (CPPB) dari Kementerian Pertanian sebanyak 70% dari total 87 pabrik pakan yang ada, dimana salah satunya PT. Sinar Indochem, sedangkan sisanya dalam proses audit” jelasnya.

Lanjut Sri Widayati menjelaskan bahwa dalam rangka mewujudkan jaminan mutu dan keamanan pakan, maka setiap tahun terus dilakukan audit CPPB terhadap pabrik pakan yang baru maupun yang melakukan perpanjangan sertifikat CPPB. Sertifikat ini merupakan upaya penjaminan pemerintah, sekaligus nilai tambah bagi perusahaan dan memberikan kemudahan dalam akses untuk ekspor. Berdasarkan data BPS dan Pusat Data Kementerian Pertanian, total ekspor komoditas peternakan ke Negara Timor Leste tahun 2018 senilai USD 9,53 juta sedangkan data tahun 2019 bulan Januari sampai dengan Juli tercatat senilai USD 6,27 juta.

Pada acara tersebut hadir juga Bupati Kabupaten Sidoarjo Saiful Ilah, yang turut mengapresiasi bertambahnya pelaku ekspor pakan ternak di tengah ketatnya persaingan merebut pasar global. Dia menegaskan, bahwa pihaknya berkomitmen dalam mempermudah perijinan usaha untuk mendukung berkembangnya perekonomian, serta mendorong ekspor produk dari wilayahnya.

Dukungan senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Wemmi Niamawati yang menyampaikan bahwa Provinsi Jatim memiliki 24 unit feedmill dengan total kapasitas 5,7 juta ton per tahun. Saat ini kapasitas tersebut baru berproduksi 4 juta ton per tahun. Artinya Provinsi Jawa Timur masih mampu meningkatkan produksi pakan. Disamping itu Provinsi Jawa Timur juga memiliki 43 unit breeding farm unggas yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota.

“Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen dalam pengawasan mutu pakan yang berkualitas tinggi. Hal ini terbukti dengan pemanfaatan alokasi APBN, APBD maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk melaksanakan peningkatan mutu dan pengawasan keamanan pakan ternak di Provinsi Jawa Timur”, imbuhnya.

Menutup sambutannya, Sri Widayati berpesan bahwa dengan mulai terbukanya akses pasar, diharapkan semua pelaku usaha dapat terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor.

"Saya sangat berharap produk-produk peternakan Indonesia lebih mampu bersaing di jalur perdagangan internasional. Hal ini kiranya sekaligus dapat memotivasi para pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melalukan percepatan ekspor komoditas peternakan melalui peningkatan kualitas produksi dan promosi ke negara lain," pungkasnya. (Rilis/INF)


Artikel Populer