Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Telur Ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PAHAMI DISTRIBUSI AGAR BISNIS TELUR TIDAK MERUGI


Telur ayam merupakan salah satu bahan pangan dengan kepadatan nutrisi tinggi dan lengkap karena mengandung protein, vitamin, karbohidrat, dan kalori. Dengan kandungan nutrisi komplit, manfaat yang beragam, sebagai sumber nutrisi penting, serta untuk mengatasi stunting pada anak anak, sudah sewajarnya telur mendapatkan posisi harga yang harmonis dan pantas.

Pada peternakan ayam petelur komersial, waktu pungut telur dilakukan dua kali sehari, yakni pagi dan sore. Telur ditaruh di dalam egg trey plastik, dikumpulkan di dalam gudang telur, tersusun rapi sesuai asal kandangnya. Setelah selesai pencatatan, telur ditimbang dan dikemas menggunakan trey kertas atau peti masing-masing berisi 15 kg telur dan siap didistribusikan.

Selama penyimpanan menunggu terdistribusikan, telur secara alami akan... Simak cerita selengkapnya di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

CHICKEN & EGG FOR BETTER LIFE, RANGKAIAN HATN DAN WED 2023

Webinar “Chicken & Egg for Better Life” rangkaian HATN dan WED 2023. (Foto: Dok. Infovet)

Masih menjadi rangkaian Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2023, Pinsar Indonesia menggelar webinar “Chicken & Egg for Better Life” berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair), Sabtu (28/10/2023), sekaligus dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair.

Rimayanti, mewakili Dekan FKH Unair, dalam sambutannya menyambut baik acara ini yang fokus mengangkat pentingnya konsumsi telur dan daging ayam sebagai asupan gizi masyarakat. Dimana kata dia, kedua protein asal hewani tersebut keberadaannya melimpah dan mudah ditemui.

Hal senada juga disampaikan Ketua Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Pinsar Indonesia, Rakhmat Nuriyanto, yang turut menjadi moderator. “Benar sekali daging dan telur ayam adalah sumber gizi yang mudah terjangkau, namun kenyataannya tingkat konsumsi kita masih cukup rendah dibanding negara tetangga,” ujarnya.

Hal itu disinyalir karena tingkat pendapat masyarakat yang rendah, namun nyatanya kata Rakhmat, konsumsi rokok sangat tinggi dibanding konsumsi protein hewani untuk kesehatan tersebut. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi rendahnya konsumsi telur dan daging ayam ialah merebaknya isu-isu negatif seperti pemberian hormon ataupun dituding sebagai penyebab timbulnya penyakit.

Hal itu juga ditegaskan Baskoro Tri Caroko selaku Konsultan Perunggasan, yang menjadi narasumber bahwa penyuntikan hormon pada ayam pedaging adalah isu yang tidak benar. “Statement penggunaan hormon pada broiler adalah tuduhan keji, menyesatkan, merugikan peternak, serta UMKM berbasis broiler, sehingga berpotensi berdampak kerugian sosio-ekonomi yang dalam dan luas,” katanya.

Ia menjelaskan, pemberian hormon adalah hal yang dilarang dalam UU No. 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pertumbuhan ayam yang cepat merupakan hasil riset seleksi genetik yang dilakukan para ahli selama puluhan tahun, didukung dengan teknologi pakan yang berkualitas tinggi sesuai kebutuhan ayam.

“Oleh karena itu, daging ayam dan telur merupakan sumber protein hewani berkualitas tinggi, banyak digemari, harganya terjangkau, mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, dan diandalkan untuk mengatasi stunting pada anak-anak,” tegasnya.

Hal itu juga seperti yang disampaikan oleh Ahli Gizi Unair, Anisa Lailatul Fitria, bahwa konsumsi telur dan ayam sangat direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan vitamin harian dan untuk pemenuhan gizi.

Pada kesempatan yang sama juga turut hadir Wakil Ketua Pinsar Indonesia yang sekaligus peternak Jatinom Group, Hidayaturrahman, yang turut menyampaikan testimoninya dalam bisnis perunggasan. (RBS)

HATN & WED 2023, EDUKASI AYAM DAN TELUR HARUS TERUS DIGAUNGKAN

Konferensi pers HATN di Jakarta. (Foto: Dok. Infovet)

HATN 2023 mengangkat tema “Chicken & Egg For Better Life” yang puncak acaranya dilaksanakan pada Minggu (15/10/2023), di Lapangan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Edukasi mengenai gizi dari ayam dan telur pun terus digaungkan.

Hal tersebut seperti disampaikan Ketua Panitia HATN Pusat, Ricky Bangsaratoe, saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/10/2023). “Harus terus digaungkan edukasi gizi ini, karena tingkat kepedulian masyarakat kita terhadap konsumsi protein hewani masih rendah, bahkan itu terjadi di daerah sentra penghasil telur dan daging ayam,” ujar Ricky.

Dipilihnya Blitar sebagai tuan rumah HATN 2023 disampaikan Ricky, karena Blitar menjadi salah satu sentra penghasil telur, namun ironisnya masih terjadi kasus stunting yang salah satunya disebabkan akibat kurangnya mengonsumsi makanan bergizi.

Bahkan dalam keterangan resminya, ia juga menyebutkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih belum menyadari telur dan daging ayam adalah sumber protein yang sangat murah dan berkualitas. Saat ini harga sebutir telur hampir sama dengan sebatang rokok. Berdasarkan data asosiasi perunggasan, konsumsi telur masyarakat Indonesia hanya 150 butir/orang/tahun (sebelum pandemi COVID-19), sedangkan konsumsi rokok mencapai lebih dari 1.300 batang/orang/tahun.

“Masyarakat Indonesia rata-rata hanya mengonsumsi tiga butir telur seminggu, tapi bersedia membeli rokok sehari tiga batang. Ini adalah kondisi yang memprihatinkan dan perlu kita ubah,” sebutnya.

Ia juga mengemukakan, banyak orang enggan makan telur karena isu negatif yang menyebar seperti kolesterol dan bisul, padahal hanya beberapa orang saja yang alergi terhadap telur. Untuk orang yang sehat tak perlu khawatir makan telur karena kandungan gizinya lengkap.

Selain itu, ketakutan masyarakat lainnya soal daging ayam juga perlu diluruskan. Misalnya anggapan bahwa broiler cepat besar karena disuntik hormon. Hal ini menurut Ricky sama sekali tidak beralasan, karena harga hormon sekali suntik bisa mencapai $5 USD (sekitar Rp 60.000), padahal harga ayam di tingkat peternak hanya berkisar Rp 20.000/ekor. Pertumbuhan broiler yang cepat karena hasil persilangan puluhan tahun sesuai kaidah ilmu genetika.

“Jadi berdasarkan fakta di atas kita bisa simpulkan bahwa konsumsi daging ayam dan telur yang masih rendah bukan semata-mata karena daya beli masyarakat, melainkan karena pola belanja yang tidak berorientasi prioritas pada kesehatan dan kecerdasan, serta kurangnya pemahaman gizi masyarakat,” terang dia.

Sementara Wakil Ketua Panitia HATN Pusat, Bambang Suharno, yang juga turut hadir dalam acara konferensi pers, mengatakan bahwa maraknya isu negatif soal telur dan daging ayam secara bertahap bisa diredam dengan beragam kegiatan di peringatan HATN yang mengarah pada edukasi di masyarakat.

Diharapkan pula kegiatan rutin tahunan ini yang sudah berjalan sejak 2013, juga ikut mendongkrak konsumsi telur dan daging ayam. “Saya sangat yakin dampak dari kegiatan-kegiatan HATN dan WED ini memberikan dampak yang positif sekali,” katanya. (RBS)

DAGING & TELUR AYAM, SUMBER PROTEIN UNTUK KESEHATAN TUBUH

Seminar “Protein For A Healthier Life” dalam rangkaian kegiatan HATN 2023 yang digelar secara daring dan luring di Gedung TP PKK Bitar. (Foto: Dok. Infovet)

Isu negatif seputar daging dan telur ayam masih kerap menghantui masyarakat. Belum lama adalah pernyataan seorang dokter yang menyebut daging ayam tumbuh besar karena disuntik hormon. Adapun isu lainnya yakni telur ayam sebagai penyebab bisul dan kolesterol masih dipercayai masyarakat luas.

Padahal kedua sumber pangan asal protein hewani tersebut mengandung banyak gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hal tersebut seperti dibahas dalam seminar “Protein For A Healthier Life”, Selasa (10/10/2023), dalam rangkaian kegiatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) 2023, yang puncak acaranya akan diselenggarkan di Blitar pada Minggu, 15 Oktober 2023.

“Edukasi mengenai daging dan telur ayam sangat penting sekali untuk menangkis isu-isu tersebut,” ujar USSEC Human Protein Consultant, Dr Dadi Hidayat Maskar yang menjadi pembicara. Mitos penggunaan hormon pada ayam adalah hoaks, karena faktanya peraturan yang ada telah ditegakkan untuk memastikan keamanan konsumen, dimana penyuntikan hormon dilarang di seluruh dunia.

Adapun juga yang memercayai bahwa mengonsumsi telur meningkatkan kolesterol dan sebagai penyebab bisul. Kendati telur ayam mengandung sekitar 200 mg kolesterol, namun dari riset terbaru kolesterol asal makanan dari telur tidak berbahaya, justru yang harus diperhatikan adalah proses memasaknya jika digoreng.

Selain itu dijelaskan juga oleh Dadi, studi klinis dan epidemiologis menyebutkan bahwa kolesterol asal makanan dari telur tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atherosklerotis.

“Sedangkan soal telur sebagai penyebab bisul mungkin ada persepsi yang menjadikannya seperti itu, padahal bisulan itu disebabkan oleh alergi, manifestasinya pun banyak. Tidak ada komponen-komponen di dalam telur yang berpotensi menyebabkan bisulan. Dari penelitian juga menyebut tidak ada hubungannya antara telur dengan bisul,” jelas Dadi. Walau sebagian orang bisa mengalami alergi telur, namun alergi dapat teratasi seiring bertambahnya usia.

Mitos-mitos tersebut semakin memperkeruh karena saat ini Indonesia masih mengalami permasalahan gizi. Salah satu cara mengatasinya adalah mengonsumsi daging dan telur ayam yang memiliki banyak keunggulan dan mudah terjangkau. Daging unggas menduduki urutan paling signifikan dan merupakan sumber pangan yang banyak disukai, serta bergizi karena merupakan sumber yang baik dari protein, zinc, zat besi, selenium, dan vitamin B kompleks.

“Demikian juga telur, merupakan pangan yang padat gizi, disukai, dan terjangkau masyarakat. Telur kaya dengan berbagai zat gizi seperti protein, vitamin D, selenium, dan vitamin B kompleks, “ ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi manusia. Asupan protein yang cukup (nabati dan hewani) untuk memenuhi kecukupan gizi dan berkontribusi dalam pengentasan masalah gizi di Indonesia. (RBS)

BLITAR SIAP SUKSESKAN HATN 2023, AYO IKUTAN


Sepanjang September hingga Oktober 2023, Kota dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, diramaikan dengan berbagai acara dalam rangka menyambut Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) ke-13 sekaligus perayaan Hari Telur Sedunia (World Egg Day
).

Rangkaian acara dimulai dengan seminar peternak unggas pada 7 September di Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, yang menghadirkan narasumber pakar nutrisi dan pakan ternak, Prof Budi Tangendjaja. Seminar tersebut dilaksanakan secara hybrid, diikuti para peternak unggas Blitar dan sekitarnya, serta kalangan peternak dan akademisi dari berbagai kota.

Adapun kegiatan lainnya difokuskan pada edukasi seputar ayam dan telur dengan seminar gizi dan seminar penyakit zoonosis. Selain itu, ASOHI Jatim juga ikut memeriahkan HATN dengan mengadakan seminar terkait AMR yang diadakan di Kampung Coklat Blitar.

Ragam kegiatan lainnya seperti lomba pembuatan video kreatif oleh mahasiswa FKH Unair Surabaya, lomba essay nasional, lomba chicken dance, lomba mewarnai maskot ayam telur, dan lomba kreasi video masak olahan ayam dan telur juga turut dilakukan untuk memeriahkan HATN.

Rencananya acara puncak HATN akan digelar pada Minggu, 15 Oktober 2023 di Blitar yang akan dihadiri Gubernur Jatim, serta sejumlah pejabat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, bersama Badan Pangan Nasional. Nantinya acara juga akan dimeriahkan dengan jalan sehat, senam bersama, pengumuman pemenang lomba, dan sejumlah hiburan.

Panitia khusus HATN Blitar, Suyanto, mengatakan bahwa diperkirakan sekitar 5.000 orang akan berkumpul di Blitar pada acara puncak HATN. Pihaknya pun mengapresiasi Blitar sebagai tuan rumah HATN 2023 karena merupakan sentra peternakan unggas dan dikenal sebagai produsen telur terbesar di Indonesia.

"Kami mengajak para peternak dan stakeholder peternakan ikut berpartisipasi untuk suksesnya acara ini,” katanya. (INF)

INDONESIA UKIR SEJARAH BARU DI DUNIA PERUNGGASAN

Mentan bersama jajarannya dan petinggi CPI melepas ekspor telur secara simbolis
(Foto : CR)

Sejak pertama kalinya sejak republik ini berdiri Indonesia akhirnya berhasil mengekspor telur konsumsinya ke luar negeri tepatnya Singapura. Peristiwa tersebut dilangsungkan pada Rabu 23 Agustus 2023 di kantor pusat PT Charoen Pokhpand Indonesia (CPI), Ancol, Jakarta. Melalui anak perusahaannya PT Gizindo Sejahtera Jaya, sebanyak 557.280 butir telur konsumsi dikirim ke Singapura.

Nilai ekspor telur tersebut yakni 101.730 SGD atau setara dengan 1.15 miliar rupiah. Sesuai dengan perjanjian dengan negeri singa, secara total nantinya Indonesia akan mengekspor 9,3 juta butir telur sampai akhir tahun 2023 dengan nilai transaksi sebesar 1,72 juta SGD atau setara dengan 19,4 miliar rupiah.

Euforia ekspor produk perunggasan Indonesia dimulai sejak bulan Juni 2022 dimana otoritas pangan Singapura (SFA) nmenyetujui produk unggas Indonesia untuk masuk ke negaranya. Kesempatan ini tentunya langsung dimanfaatkan oleh para stakeholder perunggasan Indonesia, salah satunya CPI. Dengan dukungan dari kementerian pertanian akhirnya Indonesia berhasil "menggolkan" hal tersebut.

Raut wajah bahagia terlihat di wajah Tjoe Hadi Gunawan presiden komisaris CPI kala memberi sambutan dalam acara pelepasan ekspor tersebut. Ia mengungkapkan bahwa proses audit oleh SFA amatlah ketat, hal tersebut karena Singapura tidak mengenal kompromi dalam keamanan dan kualitas pangan yang mereka impor.

"Ini merupakan sejarah baru bagi kita, berkat dukungan semua pihak kami berhasil menembus Singapura. Mereka itu ketat sekali prosedurnya, tapi akhirnya kita mampu memenuhi standar mereka. Dengan ini kami berhasil menembus 5 negara, dan mudah - mudahan ini bisa berlanjut ke negara lainnya," tutur Hadi. 

Dalam kesempatan yang sama menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga mengatakan rasa bangganya kepada CPI. Karena seperti yang disebutkan tadi bahwa Singapura sangatlah ketat dalam urusan kualitas dan keamanan pangan, tentunya menembus pasar Singapura merupakan suatu kebanggan tersendiri. 

"Artinya apa?, produk kita masih memiliki daya saing dengan produk dari negara lain, kita harus mengapresiasi CPI dalam hal ini. Karena kita tahu bersama bahwa menembus negara maju seperti Singapura sangat berat," tukas SYL.

Ia juga menyebut bahwa kedepannya Indonesia sedang melakukan penjajakan produk pertanian khususnya peternakan kepada negara - negara jazirah Arab. Salah satu yang paling berminat kata SYL yakni Uni Emirat Arab. Ia berharap juga agar CPI atau produsen lainnya dapat menembus pasar - pasar di jazirah Arab.

Memperkuat pernyataan SYL, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, mengungkapkan produksi telur (ras, kampung dan itik) selama kurun waktu 2017-2022 rata-rata tumbuh 4%/tahun. Berdasarkan prognosa kebutuhan telur nasional 2023, produksi telur ayam ras diperkirakan mencapai 6,12 juta ton, sementara kebutuhan konsumsinya sebesar 5,88 juta ton. 

“Dengan demikian, secara total neraca telur ayam ras nasional 2023, apabila ditambah dengan stok 2022 sebesar 43.907 ton, maka diperkirakan mengalami surplus sebesar 279.492 ton” tegas Nasrullah saat mendampingi Mentan SYL melakukan ekspor telur di Kantor CPI. 

Nasrullah juga membeberkan bahwa berdasarkan data BPS yang diolah oleh kementerian pertanian, kinerja ekspor komoditas peternakan pada periode Januari – Juli Tahun 2023 (angka sementara) senilai USD 790,7 juta setara Rp. 11.8 T, dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,56% dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 15,36% dibandingkan periode yang sama Tahun 2022.

Demikian pula dengan realisasi ekspor unggas tahun 2022 sebanyak 1.499 ton dengan nilai USD 3,8 juta atau meningkat 47% dibandingkan tahun 2021 dengan negara tujuan ekspor ke Singapura, Jepang, Papua Nugini, Timor Leste, Myanmar, Bangladesh dan Filipina. (CR)

TERNAK SKALA RUMAHAN UNTUK KETAHANAN PANGAN

Beternak ayam skala rumahan dengan konsep ramah lingkungan. (Foto: Istimewa)

Di tengah pergerakan ekonomi nasional yang masih melambat akibat pandemi COVID-19, isu ketahanan pangan kembali mencuat. Menjadi pembicaraan hangat di kalangan para pelaku bisnis dan pemangku jabatan di instansi pemerintahan yang membidangi sektor ekonomi.

Ternak Skala Rumahan Untuk Ketahanan Pangan

Para pengamat ekonomi turut bersuara membahas apa dan bagaimana ketahanan pangan di Indonesia perlu dilakukan. Tak jarang terjadi peredebatan yang tak berujung antara pejabat pemerintah dengan pengamat. Isi perdebatannya tak jauh dari teori yang berbeda sudut pandang.

Lain pengamat dan para pejabat, lain pula yang dilakukan praktisi ekonomi kerakyatan. Seperti yang dilakukan orang-orang di BJ Centre di Bandung, Jawa Barat. Mereka lebih nyata dalam membangun ketahanan pangan.

BJ Center merupakan pusat pelatihan seputar dunia agrobisnis, termasuk peternakan ayam. Ada dua tokoh di pusat pelatiahan ini, yakni Bambang Jasnanto dan Pang Dafid. Keduanya menjadi penggerak bagi masyarakat sekitar dan kini sudah merambah ke seluruh Indonesia untuk membangun ketahanan pangan, salah satunya melalui beternak ayam skala rumahan yang ramah lingkungan.

Menurut Dafid, konsep peternakan skala rumahan yang diperkenalkannya adalah beternak ayam yang sehat, tanpa menggunakan obat-obatan kimia maupun vaksin. Pria ini hanya menambahkan satu formula khusus bukan kimia, namun mampu memacu pertumbuhan ayam secara maksimal.

Kotoran yang dikeluarkan pun tidak bau. Otomatis kandang pun lebih nyaman. Tak ada protes dari tetangga, meskipun hanya memanfaatkan teras samping rumah berukuran tak lebih dari 50 m2. Padahal ia hidup di tengah-tengah komplek perumahan. Pola beternaknya dibuat agar benar-benar ramah lingkungan.

“Sejak awal beternak sampai sekarang tidak ada tetanga yang komplain, karena memang tidak ada bau kotoran yang sampai ke rumah tetangga,” ujar Dafid kepada Infovet.

Kalau saja setiap rumah tangga bisa memproduksi hasil ternak dengan konsep kandang ramah lingkungan, tanpa menimbulkan bau tak sedap, maka ketahanan pangan Indonesia akan makin bagus. Itulah optimisme yang dibangun Dafid bersama Bambang Jasnanto, sebagai pionir BJ Centre.

“Bagaimana agar kotoran ayam di kandang tidak bau? Karena ada formula yang kami tambahkan dengan enzim activator. Ini formula hasil produksi kami yang sudah terbukti dan dipakai banyak peternak,” katanya.

Cukup dengan menambahkan enzim activator, peternak tidak perlu lagi menambahkan antibiotik maupun jenis obat-obatan lainnya pada ayam. Dengan pemberian enzim hasil temuannya, Dafid mengklaim ayam pedaging yang diternakkan bisa dipanen pada umur 25 hari dengan capaian bobot hingga 1,2 kg/ekor.

Dari Hulu ke Hilir


Ketahanan pangan yang dibangun BJ Centre adalah ketahanan pangan mandiri dan dimulai dari skala kecil. Bersama tim di lembaganya, Dafid mengajak masyarakat untuk beternak ayam maupun unggas lainnya skala rumahan. Konsepnya, ramah lingkungan. Tidak menimbulkan bau pada kandang yang disebabkan kotoran.

“Saya membimbing mereka yang ingin beternak, mulai dari hulu sampai ke hilir, bahkan hingga produk daging ayamnya sampai ke perut (hasil olahan). Dan ini menjadi peluang usaha menguntungkan, meskipun dikelola dalam skala rumahan,” jelas Dafid.

Dalam bimbingan yang dilakukan Dafid bersama timnya, peternak skala rumahan ini diarahkan untuk menjual hasil ternaknya dalam bentuk olahan kuliner. Bukan dijual dalam bentuk ayam hidup atau karkas biasa. Dengan menjual dalam bentuk olahan, maka keuntungan yang didapat peternak jauh lebih besar dibanding hanya menjual ayam hidup. Memangkas mata rantai pemasaran yang kerap merugikan peternak.

“Dalam hitungan saya, hanya dengan beternak 100 ekor ayam pedaging, lalu hasilnya diolah menjadi produk kuliner, maka hasilnya sangat layak. Untungnya cukup besar. Saya ingin membimbing masyarakat agar benar-benar menjadi peternak yang mandiri, dari hulu sampai hilir,” sebutnya.

Dari hasil uji coba selama 20 tahun lebih, dengan menambahkan produk enzim activator buatannya, ternak ayam yang dilakukan Dafid menghasilkan ayam berkualitas. Daging ayamnya, ia klaim sebagai daging ayam premium. Tanpa menggunakan tambahan bumbu, daging ayam ternaknya sudah terasa gurih setelah dimasak.

Inovator dan Praktisi Kesehatan dari BJ Centre ini menjelaskan, selama proses pemeliharaan ayam dari usia sehari (DOC) hingga umur panen, sama sekali tidak menggunakan tambahan antibiotik, vaksin atau obat-obatan lainnya yang umum digunakan para peternak broiler. Dari sisi pemberian pakan, Dafid mengklaim bisa hemat hingga 17%.

“Kotoran ayam dan kandang tidak bau dan aman dari kerumunan lalat atau seranggga lainnya. Rahasianya, ya dengan menambahkan enzim activator. Ini hasil temuan Dafid yang sudah diuji selama 20 tahun lebih,” ungkapnya.

Ramuan yang sudah ia temukan ini masih dalam proses pengurusan hak paten. Lamanya pengurusan hak paten oleh Dafid, dikarenakan ia ingin memastikan bahwa produknya benar-benar terbukti secara hasil laboratorium.

“Hasil laboratorium daging ayam yang saya ternakan dengan menggunakan enzim activator ini terbukti unggul. Kandungan proteinnya mencapai 29,69 gr dalam setiap 100 gr. Ini di atas rata-rata standar dunia yang hanya mematok 18,6 gr dalam setiap 100 gr,” ujar pria ini.

Hasilkan Omega 9


Menurut Dafid, enzim activator hasil temuannya tersebut juga bisa diterapkan pada ternak ayam petelur. Telur yang dihasilkan, menurutnya, mengandung omega 9, bukan lagi omega 3. Asam lemak omega 9 adalah jenis golongan asam lemak tak jenuh tunggal dengan dua bentuk yang mudah ditemukan pada makanan, yaitu asam oleat (oleic acid) dan asam erusik (erucic acid).

Dalam banyak literatur, banyak manfaat yang didapat dari omega 9. Salah satunya mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa manfaat asam lemak omega 9 berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.

Kedua penyakit ini terjadi akibat penumpukan plak pada pembuluh arteri. Dengan asam lemak ini, tubuh dapat meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol buruk). Oleh karena itu, penumpukan plak pada pembuluh darah pun akan berkurang.

Omega 9 juga diyakini dapat menurunkan risiko alzheimer. Asam erusik dapat meningkatkan peningkatan memori dan fungsi kognitif. Hal ini membuat omega 9 menjadi salah satu zat gizi yang dibutuhkan untuk penyakit yang menyebabkan gangguan kemampuan kognitif.

Sebagai omega 9, asam oleat juga berpotensi melindungi otak dari alzheimer. Mengutip studi terbitan International Journal of Molecular Science (2020), kondisi otak pada pasien alzheimer kekurangan asam oleat. Selain itu, asam oleat juga membantu menghambat aktivitas senyawa pemicu pikun pada otak dengan alzheimer.


Pejabat Jadi Tamunya


Kerja keras Dafid dan timnya di BJ Centre tak sia-sia. Pelan namun pasti, untuk bisa menyakinkan masyarakat akan hasil temuannnya. Kini, banyak masyarakat datang dari berbagai penjuru untuk menimba ilmu di BJ Centre. Para peserta yang ikut dalam berbagai pelatihan, secara otomatis menjadi bagian komunitas BJ Center. Melalui komunitas ini, para almuni bisa belajar banyak hal seputar agrobisnis, baik beternak ayam maupun lainnya.

Jika awalnya kurang dianggap, kini tamu-tamu BJ Centre juga ada para pejabat dari kementerian dan dinas peternakan di Bandung, baik provinsi maupun kota. Setelah mereka melihat secara langsung di kandang milik BJ Centre, menurut Dafid rata-rata mereka mengaku kagum.

“Mereka awalnya tidak percaya kalau peternakan di tengah pemukiman bisa dilakukan. Akhirnya mereka melihat secara langsung bahwa ini bisa dilakukan dengan perlakuan khusus dan tambahan enzim khusus,” katanya.

Dafid menceritakan, faktanya para tamu ini tidak merasakan bau apapun di kandang milik BJ Centre, karena sudah didesain sedemikian rupa sehingga kandang tetap nyaman dilihat dan tidak ada bau sedikitpun.

“Apa yang saya dan pak Bambang lakukan memang sebagai prototipe untuk para anggota BJ Center. Idenya adalah teras sebagai penghasil pangan secara mandiri. Mewujudkan ketahanan pangan cukup di rumah saja, Tidak perlu membutuhkan lahan yang luas,” tukasnya. (AK)

BERSIAP MENGADANG GANGGUAN REPRODUKSI

Air minum bisa menjadi celah bagi agen penyakit untuk menginfeksi ayam. (Foto: Istimewa)

Ketika produktivitas produksi telur menurun, pendapatan peternak juga akan menurun. Begitupun jika kualitas telur menurun, tentu akan memberikan dampak yang sama. Oleh karena itu, sebisa mungkin faktor-faktor penyebabnya harus diminimalisir.

Secara umum keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan empat faktor, yaitu genetik ternak, nutrisi, lingkungan, dan manajemen pemeliharaan. Keempat faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam menunjang keberhasilan pemeliharaan. Jika salah satu dari empat faktor tersebut terjadi pergeseran, maka ketidakseimbangan akan terjadi dan efeknya sangat merugikan.

Kenyataannya di lapangan masih banyak peternak ayam petelur yang mengeluhkan kesulitan mencapai standar performa ayam sesuai standar guideline tiap strain-nya. Berbagai permasalahan yang biasa dikemukakan seperti produksi tidak mencapai puncak, produksi cepat turun, berat telur di bawah standar sehingga mengakibatkan konversi ransum yang membengkak, dan pada akhirnya mengganggu laju pendapatan.

Infovet mencoba memberikan kontribusi berupa saran dari berbagai ahli untuk mencapai produksi telur yang maksimal.

Pahami Genetika Ayam
Ayam petelur modern merupakan hasil selective breeding dengan potensi mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak (hen day tinggi) dalam intensitas waktu pemeliharaan yang panjang (persistensi produksi telur baik), serta mendapatkan tingkat efisiensi ransum yang baik.

Meskipun demikian, ayam petelur modern ternyata memiliki beberapa sisi kekurangan. Salah satunya relatif sulit mencapai berat badan standar terutama ketika fase starter serta memasuki awal produksi hingga puncak. Selain itu, ketertinggalan berat badan tersebut sulit dikompensasi saat fase pemeliharaan berikutnya. Ayam petelur modern saat ini juga lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dan ransum. Hal tersebut disampaikan Senior Specialist Poultry PT De Heus Indonesia, Jan Van den Brink.

Sebagai contoh, pada ras ISA brown, jika diikuti dengan penerapan tata laksana pemeliharaan yang baik, seekor ayam petelur mampu menghasilkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer