-->

KEMENTAN DAN AL-AIN FARMS TEKEN KERJA SAMA DORONG INVESTASI SUSU

Investasi produksi susu menjadi bagian dari kerja sama bilateral antara Indonesia dan PEA. (Foto: Istimewa)

Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Al-Ain Farms for Livestock Production dari Persatuan Emirat Arab (PEA) terkait investasi produksi susu di Indonesia.

Penandatanganan MoU ini menjadi bagian dari rangkaian kerja sama bilateral antara Indonesia dan PEA yang ditandatangani pada 9 April 2025 di Abu Dhabi, sebagai tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke PEA.

Kesepakatan investasi produksi susu di Indonesia tertuang dalam Memorandum Saling Pengertian antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, dengan Al-Ain Farms for Livestock Production PEA.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyambut positif setiap komitmen investasi dan menegaskan bahwa Kementan akan mengawal penuh prosesnya agar dapat segera direalisasikan.

“Jika ingin menarik investor, maka yang utama adalah kenyamanan. Pemerintah hadir untuk mengawal agar proses investasi tidak berbelit,” ujar Mentan Amran beberapa waktu lalu saat menerima kunjungan investor di Jakarta.

Lebih lanjut, ia menegaskan pihaknya akan berkoordinasi erat dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempercepat proses implementasi investasi di lapangan. 

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyampaikan bahwa kerja sama dengan Al-Ain Farms ini difokuskan pada pengembangan sektor susu nasional, termasuk peningkatan produksi dan kualitas susu, serta penguatan ekosistem industri peternakan yang berkelanjutan.

“Kami menyambut baik minat investasi dari Al-Ain Farms yang akan menjadi bagian dari upaya mempercepat swasembada susu. Kerja sama ini juga diharapkan membuka lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan peternak lokal melalui kemitraan,” ujar Agung di kantornya, Kamis (10/4/2025).

Ia menambahkan, selain peningkatan terhadap kuantitas dan kualitas susu, kerja sama ini juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang.

Dalam nota kesepahaman tersebut, Kementan menyatakan dukungannya terhadap rencana investasi Al Ain Farms, salah satunya melalui program pengembangan sapi perah di lokasi-lokasi yang telah ditetapkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Selain itu, pemerintah juga menawarkan kemudahan akses lahan dan juga insentif diberikan, termasuk pembebasan bea masuk impor ternak dan peralatan industri, skema pembiayaan berbunga rendah, program asuransi peternakan, serta koordinasi lintas sektor demi memastikan keberhasilan implementasi di lapangan.

“Kami percaya bahwa kerja sama ini akan menjadi contoh model investasi strategis yang dapat direplikasi di wilayah lain dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” pungkasnya. (INF)

PERKUAT POPULASI, 1.250 SAPI PERAH KEMBALI DIDATANGKAN

Kedatangan 1.250 ekor sapi perah dengan usia kebuntingan 3-5 bulan di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

Sebanyak 1.250 ekor sapi perah asal Australia jenis Frisian Holstein (FH) dengan usia kebuntingan 3-5 bulan tiba di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, pada Minggu (9/3/2025).

Kedatangan sapi perah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mendorong investasi untuk memperkuat populasi sapi perah nasional dan meningkatkan produksi susu segar.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan berbasis produk susu.

“Penambahan sapi perah ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung program pangan bergizi bagi masyarakat. Dengan bertambahnya populasi sapi perah berkualitas, diharapkan dapat meningkatkan produksi susu segar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor produk olahan susu,” ujar Agung dalam sambungan online secara langsung.

Kedatangan sapi ini juga sejalan dengan peta pengembangan sapi perah nasional yang melibatkan pemerintah dan sektor swasta. Dua perusahaan peternakan sapi perah swasta berkontribusi dalam importasi ini, yaitu PT Bumi Rojokoyo Banyuwangi yang mendatangkan 550 ekor sapi, sehingga total populasi sapi perah mereka mencapai 2.500 ekor, serta PT Bumi Ki Ronggo Joyo Bondowoso yang menambah 700 ekor sapi, menjadikan total populasi mereka mencapai 3.000 ekor.

Peningkatan populasi sapi perah ini diharapkan dapat memperkuat pasokan susu segar bagi industri pengolahan susu (IPS) serta mendukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain itu, kualitas susu yang dihasilkan juga diharapkan meningkat, mengingat sapi yang didatangkan merupakan bibit unggul dengan produktivitas tinggi.

Sementara itu, Direkur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Imron Suandy, memastikan seluruh sapi perah yang diimpor telah melewati prosedur karantina dan pemeriksaan kesehatan ketat sebelum dan setelah tiba di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan ternak sebelum didistribusikan ke peternakan mitra.

Importasi sapi perah masih akan berlanjut, pada Juni 2025 mendatang, importasi bibit sapi perah tahap ketiga akan kembali dilakukan dengan jumlah yang sama, yakni 1.250 ekor. (INF)

PENGUSAHA VIETNAM KUNJUNGI MENTAN, SIAP BERINVESTASI DI PETERNAKAN SAPI

Pertemuan Mentan dengan Madam Thai Huong di Jakarta. (Foto: Istimewa)

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menerima kunjungan dari Chairman TH Group Vietnam, Madam Thai Huong, dalam rangka menjajaki peluang investasi di sektor industri susu Indonesia. Pertemuan berlangsung pada Kamis (13/2/2025), di Jakarta.

Mentan Amran menegaskan bahwa Indonesia memiliki kebutuhan susu dan daging sapi yang cukup besar. Saat ini, produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 20% dari kebutuhan nasional, dengan defisit mencapai 4,9 juta ton. Angka ini semakin meningkat dengan adanya program Makan Bergizi Gratis dari pemerintah baru, yang menambah kebutuhan sebesar 3,6 juta ton susu segar.

“Indonesia harus bisa meningkatkan kapasitas produksi susu dan daging sapi, yaitu sekitar 4,9 juta ton untuk susu segar dan 0,83 juta ton untuk daging sapi. Dengan tambahan kebutuhan dari program Makan Bergizi Gratis, kekurangan produksi menjadi 8,5 juta ton untuk susu segar dan 0,88 juta ton untuk daging sapi,” kata Amran.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah berkomitmen mendukung investasi luar negeri di sektor susu, khususnya dengan mitra terpercaya seperti TH Group Vietnam. Mentan Amran menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan berbagai insentif kebijakan, mulai dari pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, hingga skema pendanaan dengan bunga kompetitif dan asuransi usaha peternakan.

Sebagai bentuk fasilitasi, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan tiga lokasi strategis untuk investasi peternakan susu skala besar, yaitu Wajo-Sidrap Sulawesi Selatan, Barito Utara-Barito Selatan Kalimantan Tengah, dan Poso (Lembah Napu) Sulawesi Tengah.

Selain penyediaan lahan, pemerintah juga memastikan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, listrik, air bersih, serta layanan kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di kawasan peternakan.

“Keberhasilan investasi industri susu tidak hanya bergantung pada lahan, tetapi juga infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen membangun akses jalan yang lebih baik, memastikan pasokan listrik stabil, serta menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di sektor ini,” jelas Amran.

Pemerintah saat ini terus mendorong masuknya investasi luar negeri untuk peternakan sapi. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu langkah strategis mewujudkan swasembada pangan. Tahun ini Kementan menargetkan bisa mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah dan 200 ribu ekor pedaging.

Mentan pun berharap kerja sama investasi antara Indonesia dan TH Group Vietnam dapat segera terealisasi, sehingga mampu meningkatkan produksi susu segar dalam negeri dan memperkuat ketahanan pangan nasional. (INF)

KOMITMEN NESTLE INDONESIA DALAM MENGEMBANGKAN PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT

Seremoni Peresmian Acara 
Foto : Nestle
PT Nestlé Indonesia bersama dengan Pesantren Syubanul Wathon berkolaborasi untuk meresmikan program pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Grabag, Magelang, Jawa Tengah pada 24 Januari 2025. Kemitraan ini diwujudkan melalui beberapa inisiatif, antara lain perbaikan kandang sapi, pengembangan fasilitas biogas dan slurry, dan penyerahan dua ekor sapi. Selama lebih dari 52 tahun beroperasi di Indonesia, PT Nestlé Indonesia konsisten berkomitmen menciptakan manfaat bersama bagi individu, keluarga, komunitas, dan lingkungan sekitar.

Kemitraan bersama peternak sapi perah rakyat telah dimulai pada 1975 di Jawa Timur. Kini, kemitraan ini terus dikembangkan hingga Jawa Tengah, salah satunya melalui kolaborasi strategis dengan mitra komunitas pesantren Syubbanul Wathon yang merupakan bagian dari Keluarga Besar Syubanul Wathon.

Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu menyampaikan, "Sebagai bagian dari komitmen PT Nestlé Indonesia dalam mewujudkan Creating Shared Value, kami turut berupaya membantu mengembangkan komunitas yang tangguh dan makmur. Salah satunya melalui kemitraan dengan peternak sapi perah rakyat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar. Kami berharap kemitraan ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi komunitas serta ekosistem, khususnya untuk peningkatan pengembangan ekonomi di Jawa Tengah dan sekitarnya, sekaligus menginsipirasi generasi muda untuk dapat mempertimbangkan wirausaha peternakan sapi perah sebagai bisnis UMKM."

Salah satu jurusan yang terdapat pada Pesantren Syubbanul Wathon ialah Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) yang mengolah susu segar untuk dihasilkan menjadi beberapa produk, seperti yogurt. Untuk mendapatkan susu segar yang akan diolah, Pondok Pesantren Syubbanul Wathon bekerja sama dengan peternak sapi perah setempat. Kemitraan bersama PT Nestlé Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar.

Direktur Human Resources PT Nestlé Indonesia Fahrul Irvanto juga turut menyampaikan, "Kami percaya bahwa generasi muda berkualitas adalah tulang punggung masa depan Indonesia. Kami berkomitmen untuk membantu membangun keterampilan yang dibutuhkan untuk meraih sukses di masa depan. Melalui pengembangan peternakan sapi perah rakyat, kami berharap siswa dapat meningkatkan pemahaman dan pengalaman dalam industri pengolahan susu segar. Lebih jauh, kerja sama ini juga diharapkan dapat menginspirasi komunitas muda di sekitar dan membuka lapangan kerja baru."

Suparji, salah satu peternak sapi perah rakyat di Grabag sebagai salah satu penerima manfaat, mengapresiasi kontribusi yang dilakukan PT Nestlé Indonesia dalam membantu pengembangan peternakan sapi perah rakyat. “Alhamdulillah, saya dapat merasakan manfaat langsung dari fasilitas yang diberikan. Selain itu, saya juga mendapatkan banyak ilmu dari tim PT Nestlé Indonesia. Saya berharap ke depannya usaha peternakan saya dapat semakin berkembang dan tentunya menghasilkan produk susu berkualitas.”

Pengembangan fasilitas sapi perah rakyat di Grabag, Magelang, Jawa Tengah merupakan realisasi dari penandatanganan Nota Kesepahaman untuk program kemitraan bersama Pondok Pesantren Syubbanul Wathon. Peresmian secara simbolis dilakukan oleh Direktur Human Resources PT Nestlé Indonesia Fahrul Irvanto, Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu, dan Pengasuh Pondok Pesantren Syubbanul Wathon KH Yusuf Chudlori.

Kemitraan PT Nestlé Indonesia dengan peternak sapi perah rakyat telah dimulai dengan salah satu koperasi susu segar di Pujon, Malang, Jawa Timur. Hingga sekarang, kemitraan ini telah melibatkan lebih dari 27.000 peternak sapi perah rakyat dan 32 koperasi susu yang berada di Jawa Timur. Sejak 2022, PT Nestlé Indonesia kembali memperluas kerja sama dengan peternak sapi perah rakyat di Jawa Tengah, di mana hasil susu segar tersebut diserap oleh Pabrik Bandaraya di Batang, Jawa Tengah. (INF)

 

 

IMPLEMENTASI ANIMAL WELFARE PADA PETERNAKAN SAPI PERAH

Joko Susilo saat mengontrol peternakan sapi perah. (Foto-foto: Infovet/Joko)

Menurut UU No. 18/ 2009 menyebutkan bahwa kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Kesejahteraan hewan menjadi hal yang harus dipenuhi agar peternakan sapi perah menghasilkan produksi optimal.

Ada lima prinsip dari kesejahteraan hewan (5 freedom) yang meliputi bebas rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari rasa takut dan stres, serta bebas untuk mengekspresikan tingkah laku alamiah (animal behavior). Hal ini sangat relevan dengan semboyan dokter hewan Indonesia “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang memiliki arti mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan.

Prinsip animal welfare tersebut harus diimplementasikan pada peternakan sapi perah rakyat, mengingat masih banyak praktik budi daya sapi perah yang belum memenuhi unsur-unsur tersebut. 

• Bebas dari Lapar dan Haus
Hasil utama peternakan sapi perah adalah produksi susu dan pedet, dengan hasil sampingan lain seperti daging dan kotoran kandang. Sebagaimana yang pernah penulis jelaskan bahwa peternakan sapi perah berprinsip pada more feed more milk. Kondisi sapi perah rakyat memang tidak sampai pada kondisi kelaparan, namun asupan bahan kering pakan belum optimal. Dry matter intake (DMI) merupakan hal yang sangat dominan terhadap produksi susu. DMI adalah asupan bahan kering pakan (konsentrat, rumput, dan pakan tambahan lain) dari berat badan sapi (BB). Beberapa rumus umum DMI yang dipakai peternak sapi perah adalah (2,5% + 10% produksi susu) yang diharapkan dari total BB. Sapi BB 400 kg untuk mendapatkan 20 liter susu/hari dengan rumus tersebut membutuhkan DMI (2,5%) + (10% x 20) dari 400 kg. Maka DMI-nya adalah 2,5% + 2%, yaitu 4,5 % dari 400 kg atau 18 kg. Rumus lainnya yang sering digunakan, nutrisi sapi perah didapatkan dari konsentrat sebanyak (2% dari BB) + hijauan (10% dari BB).

Selain itu, prinsip lainnya yakni menyediakan air yang cukup untuk ternak sangat penting bagi kesehatan dan produksi. Kehilangan 10% cairan tubuh berakibat fatal bagi kebanyakan ternak domestik. Air menyumbang lebih dari 98% dari semua molekul dalam tubuh. Air bermanfaat untuk regulasi suhu tubuh, pertumbuhan, reproduksi, laktasi, pencernaan, pelumasan sendi, dan penglihatan.

Kebutuhan air ternak sangat bervariasi tergantung jenisnya. Konsumsi air dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk usia, tingkat pertumbuhan, kebuntingan, laktasi, aktivitas, jenis pakan, asupan pakan, dan suhu lingkungan. Ternak mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhannya dari sumur, sumber mata air, air permukaan, dan kadar air yang ditemukan di bahan pakan.

Kebutuhan air minum pada sapi perah secara umum 10% dari berat badan ditambah dengan 5 liter setiap produksi susu 1 liter. Contoh sapi berat 400 kg dengan produksi susu 20 liter membutuhkan (10% x 400) + (5 x 20) = 140 liter air minum.

Fakta-fakta yang ada di peternak, tempat pakan tersedia namun masih ditemukan waktu kosong tanpa pakan. Data menyebutkan asupan bahan kering pakan sapi perah berkisar 2-3% dan masuk dalam kategori untuk sapi laktasi rendah atau masa kering. Begitu juga pada tempat minum walau sudah didisain secara otomatis dan adlibitum, namun terkendala dengan masalah suplai dan kebersihan tempatnya. Musim kemarau di beberapa peternak sapi perah menunjukan minimnya suplai air minum dan sanitasi. Tempat minum yang kotor atau macet menjadi pemicu minimnya asupan air minum.

Kondisi tidak nyaman dalam kandang yang kotor, becek, dan licin.

Bebas dari Rasa Tidak Nyaman 
Sapi perah akan berproduksi tinggi jika diperlakukan dengan baik sehingga merasa nyaman. Kondisi nyaman akan didapatkan pada kondisi kandang yang ternaungi, sirkulasi udara baik, sanitasi dan disinfeksi rutin, kandang bersih dan kering, tersedia ruangan cukup untuk sapi berdiri, makan, minum, duduk, dan berbaring, serta exercise.

Sapi perah di Indonesia masih banyak yang belum terpenuhi kondisi nyaman. Kandang yang kotor, sanitasi buruk, lantai licin, lantai tajam dan berlubang masih banyak dijumpai. Kandang yang kotor membuat badan dan ambing sapi menjadi kotor yang berisiko menimbulkan mastitis. Kandang kotor memicu kualitas susu menurun karena total plate count lebih dari 1 juta/ml susu.

Sementara kandang berhimpitan dengan lebar < 1,5 meter dan panjang < 2 meter menyebabkan sapi tidak nyaman untuk aktivitas fisik. Kondisi atap kandang yang bocor, kotoran menumpuk, dan saluran pembuangan kotoran macet sehingga kandang tergenang oleh kotoran dan air kencing sangat membuat sapi tidak nyaman.

• Bebas dari Rasa Sakit dan Penyakit 
Rasa sakit dan penyakit menjadi faktor yang secara langsung berpengaruh negatif pada produksi susu. Beberapa agen non-infeksius yang dialami sapi seperti terkilir, terluka, kepincangan, asidosis, pembengkakan, dan abses masih sering dijumpai.

Hal tersebut disebabkan karena benda-benda tajam di lantai kandang, kandang dalam kondisi licin, gang way yang sempit, dan banyaknya lalat di sekitar kandang. Kondisi demikian membuat sapi mengalami kesakitan sehingga berpengaruh pada nafsu makan dan produksi susu.

Selain itu juga sergapan agen penyakit infeksius yang nyata menyebabkan penurunan produksi susu seperti penyakit mulut dan kuku, lumpy skin disease, demam tiga hari, mastitis, dan parasit darah. Beberapa penyakit bakterial juga masih ditemukan seperti brucellosis, leptospirosis, colibacillosis, salmonellosis sangat mengganggu produksi.

• Bebas dari Rasa Takut dan Stres 
Produksi sapi perah akan bagus jika terhindar dari rasa takut dan stres. Sapi sering merasa takut karena beberapa penyebab, salah satunya manajemen populasi. Sapi dengan ukuran kecil akan merasa takut jika dicampur atau dipelihara berdampingan dengan sapi berukuran lebih besar. Sapi merasa takut untuk mengambil pakan, takut dengan tanduk sapi lain, dan merasa inferior.

Selain itu, sapi juga mudah mengalami stres pada kondisi berisik dan gaduh, lingkungan kotor, cuaca ekstrem, hujan deras, suara petir, atau angin kencang. Demikian juga pada sapi-sapi yang ter-display lama di pasar hewan, kondisi panas, kehujanan, minim pakan dan minum juga bisa memicu stres, selain transportasi jarak jauh yang tidak nyaman, area naik turun, berisiko luka traumatik di badan, di kaki karena perjalanan dan bisa berakibat penyakit pernapasan kompleks seperti shipping fever.

Rasa sakit dan penyakit menjadi faktor yang secara langsung berpengaruh negatif pada produksi.

• Bebas Mengekspresikan Tingkah Laku Alamiah (Animal Behavior
Sapi perah yang dipelihara secara lepas (freestall) atau pemeliharan di ranch mendapatkan hak untuk bebas mengekspresikan perilaku alaminya dibandingkan dengan sapi perah yang dipelihara secara ditambat. Sapi-sapi akan merasa nyaman, bahagia, terlihat sehat, dan ekspresif.

Sapi perah yang dipelihara secara lepas dengan sistem pakan total mixed ration (TMR) akan mendapatkan asupan bahan kering pakan yang memadai. Sapi juga mendapatkan kesempatan mengambil minum yang tersedia secara adlibitum. Sapi ini memiliki kandang dengan space yang cukup, dengan tempat istirahat yang kering, bersih, dan nyaman untuk proses nggayemi (remastikasi). Kondisi tersebut sangat mendukung sapi untuk berproduksi maskimal.

Sapi perah yang dipelihara secara freestall atau pemeliharan di ranch juga sangat ekspresif dalam menunjukan gejala birahi. Ekspresi birahi sapi terlihat menaiki sapi lain di awal birahi dan diam dinaiki sapi lain pada akhir birahi, hal ini tidak terjadi pada sapi yang diperlihara secara tambat. Ekspresi birahi ini sangat mendukung perfoma reproduksi sapi yaitu peningkatan angka kebuntingan, service per conception rendah, jarak antar kelahiran lebih pendek, dan ketersediaan replacement stock lebih cepat. ***

Ditulis oleh:
Dr Drh Joko Susilo MSc
Wartawan Infovet Daerah Lampung

INVESTOR VIETNAM SIAP MEMBANGUN PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN POSO

Vietnam TH Group Berencana Berinvestasi di Sektor Peternakan Sapi Perah Skala Besar
di Kabupaten Poso, Sulteng (Foto : Istimewa)


Kabar baik datang dari Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Melalui Deputi Bidang Pemanfaatan Tanah dan Kerja Sama Usaha Badan Bank Tanah Kabupaten Poso, Hakiki Sudrajat mengungkapkan, Vietnam TH Group akan membangun kawasan peternakan sapi perah terpadu di atas lahan seluas 15.000 hektare (ha) di Lembah Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Itu saya dengar rencananya 15.000 hektare mereka, dengan jumlah sapi 200.000 ekor," kata Hakiki dalam media gathering, Sabtu (18/1).

Untuk meyukseskan pembangunan tersebut, Hakiki bilang TH Group akan melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada Maret 2025 mendatang.

"Terakhir, katanya mau (tanda tangan) MoU, mudah-mudahan rencananya bulan Maret ini, 3.000 hektare akan direalisasi mengenai skema yang bisa dijadikan basis perjanjian dengan Vietnam," jelas Hakiki.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perencanaan Startegis dan Pengadaan Tanah Badan Bank Tanah, Perdananto Ariwibowo menyebut total luas tanah di Poso mencapai 6.647 ha.Ari mengimbau kepada masyarakat Poso untuk memanfaatkan lahan performa agraria tersebut dengan menanam rumput gajah. 

"Kan (sapi) butuh makan, pakannya dari rumput gajah, itu pekerjaan masyarkat sekitar," tutup Ari.(INF)

PERLAKUAN SUSU SEGAR AGAR RASA TAK PUDAR

Susu segar, sumber protein bagi tubuh. (Foto: Getty Images/iStockphoto/oykuozgu)

Susu segar, sumber protein hewani ini harus segera diolah setelah diperah. Jika tidak, tak hanya rasa yang berubah, tetapi kualitas susu juga menurun. Ada dua perlakuan yang bisa dilakukan agar susu segar tidak pudar rasa dan awetnya.

Cuaca di sekitaran Kampung Kandang, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, pagi itu masih diwarnai rintik hujan. Meski hujan tak sederas malam sebelumnya, namun udara masih terasa dingin. Kesibukan di Kandang Sapi Perah Mahesa Perkasa Farm sudah mulai terlihat, para pekerja sedang melayani beberapa pembeli susu segar.

Kebanyakan perempuan yang membeli susu segar di peternakan ini. Hampir setiap hari kesibukan seperti ini terlihat di sini. “Kebanyakan mereka untuk dijual lagi atau untuk bahan pembuatan kue. Ada juga yang sengaja beli buat kebutuhan keluarga,” tutur pengelola Mahesa Perkasa Farm, Joko Arianto, kepada Infovet

Menurut Joko, dalam sehari peternakannya menyiapkan sedikitnya 100 liter susu segar untuk kebutuhan pelanggan. Selain produksi susu segar, Mahesa Perkasa Farm juga menyediakan sapi potong jenis sapi Bali. Dimana pada hari-hari biasa hanya separuh kandang yang dihuni sapi, sekitar 50 ekor. Namun saat menjelang Hari Raya Idul Adha, jumlahnya bisa mencapai lima kali lipat untuk memenuhi permintaan para pekurban.

“Kalau yang rutin ada pelanggan di sini, ya susu segar,” ujar Joko. Susu yang dijual hari itu, merupakan hasil perahan hari itu juga. Menurut sarjana peternakan ini, susu segar khususnya yang baru saja diperah dari sapi akan sangat cepat basi. Maka dari itu, diperlukan penanganan yang cepat agar susu segar punya daya simpan yang lebih lama.

Ada beberapa cara penyimpanan dengan baik yang bisa dilakukan. Joko menyarankan cara pertama untuk menjaga kesegaran susu adalah menyimpannya di lemari pendingin atau kulkas. Agar benar-benar awet, menyimpan susu segar diusahakan pada suhu di bawah 5°. Sebab, secara alami susu begitu keluar dari ambing hewan sudah mengandung antara ribuan bakteri per mili, namun hal itu normal.

Ambing hewan adalah kelenjar dalam payudara yang mengeluarkan air susu. Begitu susu segar kontak dengan udara, mesin perah, saringan, serta tangan manusia, itu akan meningkat bakterinya. Untuk menekan bakteri tidak berkali lipat, maka perlu didinginkan.

“Kalau kami di peternakan jarang sekali menyimpan susu segar. Soalnya begitu sudah diperah dari kandang, para loper sudah menunggu dan langsung dibawa untuk segera mereka olah untuk dijual kembali,” kata Joko.

Menurutnya, “umur” susu segar sapi hanya beberapa jam saja sejak diperah dari ambing. Maka itu, harus segera diolah begitu sudah berpindah ke tempat lain. Paling tidak, diproses pasteurisasi dengan dimasak. Tujuannya agar bisa lebih awet jika disimpan.

“Ini kita asumsikan kalau susu segar itu didapat dari peternakan rakyat. Berbeda dengan peternakan skala industri, mereka punya teknologi yang memadai untuk menyimpan susu menjadi lebih lama waktu simpannya,” urainya.

Dipanaskan, Lalu Simpan
Cara mengonsumi susu segar jika diperoleh dari kandang peternakan sapi perah bukan industri, tidak terlalu sulit. Sebelum dikonsumsi agar aman untuk diminum, susu segar juga perlu dipanaskan lebih dahulu atau dipasteurisasi. Cukup panaskan susu dengan suhu 75° C selama beberapa menit saja, agar susunya tidak rusak. Jika sudah, sebaiknya susu harus langsung diminum.

Namun jika tak habis, bisa juga disimpan di lemari pendingin. Susu yang sudah dipasteurisasi dan disimpan di lemari pendingin, bisa bertahan lebih kurang tiga hari. “Satu minggu juga ada yang bisa, tapi supaya aman lebih baik maksimal tiga hari. Simpan di botol atau tumblr tertutup di kulkas,” jelas Joko.

Satu hal yang paling penting, lanjut dia, jangan menyimpan susu segar yang belum dipasteurisasi di tempat bersuhu ruangan. Di suhu ruang terbuka, bakteri dalam susu akan mudah bertambah dan mudah terkontaminasi bakteri lainnya.

Jika ingin menyimpan susu lebih lama, bisa juga dibekukan dalam freezer. Membekukan susu tidak akan mengurangi zat gizinya. Masukkan susu ke dalam wadah tertutup seperti botol atau tumblr, lalu simpan ke dalam freezer. Susu bisa bertahan sekitar 3-6 bulan dalam keadaan seperti ini.

“Kalau besoknya mau diminum, turunkan dulu ke kulkas biasa. Jangan ke suhu ruang. Sehingga pas besok pagi mau diminum, susu yang di dalam kulkas itu sudah cair kembali. enggak boleh di suhu ruang karena bakteri nanti akan sangat cepat naiknya,” tambahnya.

Bisa Awet dalam Hitungan Bulan
Cukup banyak referensi untuk menyimpan susu segar agar tetap awet. Mengutip laman Good Housekeeping, sebenarnya ada cara untuk membuat susu lebih tahan lama, yakni dengan cara dibekukan. Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika Serikat merekomendasikan mengonsumsi susu dalam waktu tiga bulan dibekukan dengan cara penyimpanan yang benar.

Pertama, tuang susu ke dalam plastik sebelum dibekukan. Sebelum membekukan susu, periksa terlebih dahulu tanggal kadaluarsa yang ada pada susu. Jika tanggalnya belum lewat, bisa gunakan susu tersebut. Berbeda dengan air, susu akan mengembang saat beku. Menyimpan susu di dalam botol kaca dan karton, memiliki kemungkinan pecah dan membuat freezer menjadi berantakan nantinya.

Anda bisa membekukan susu yang berada dalam botol galon plastik. Namun yang direkomendasikan adalah tuang susu ke dalam 2-3 plastik yang aman untuk dibekukan. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses pencairan susu.

Hanya saja, susu diketahui dapat menyerap aroma makanan apapun yang disimpan di dekatnya walaupun tempat penyimpanan berbahan tebal. Susu beku paling baik untuk dikonsumsi dalam waktu satu bulan. Ada baiknya juga simpan susu jauh dari ikan beku, daging, dan makanan beraroma tajam lainnya.

Kedua, cairkan susu dengan menaruhnya ke dalam mangkuk berisikan air dingin. Memindahkan susu dari freezer ke dalam kulkas semalaman memang bisa dilakukan. Namun jika memperhitungkan waktu, terdapat satu cara yang bisa dilakukan. Anda bisa isi sebuah mangkuk besar dengan air dingin. Selanjutnya, taruh plastik yang berisikan susu beku ke dalam mangkuk. Jika suhu air telah berubah, segera ganti kembali dengan air dingin.

Jangan pernah cairkan susu beku pada suhu ruangan. Hal tersebut berisiko merusak susu yang dengan susah payah diawetkan. Susu beku harus segera dikonsumsi dalam dua sampai tiga hari setelah mencair.

Ketiga, susu mengalami perubahan setelah dibekukan. Tidak seluruh susu dapat membeku secara merata. Misalnya, susu berbahan dasar nabati seperti susu almond, oat, kedelai, dan rami. Jenis susu tersebut diketahui akan menjadi kasar setelah dibekukan karena adanya pemisahan lemak. Beda halnya dengan susu sapi atau kambing. Kedua susu tersebut mungkin akan mengalami pemisahan. Namun karena mereka rendah lemak, susu skim dan susu bebas lemak dapat beku dengan baik. Kendati susu beku mempertahankan seluruh nutrisi aslinya, namun pemisahan lemak dapat memberi tekstur kasar saat susu dicairkan.

Perlakuan Susu UHT
Lain susu segar, lain pula perlakuannya untuk susu UHT (Ultra High Temperature). Susu UHT adalah jenis susu yang diproses dengan pemanasan tinggi untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya. Proses ini membuat susu UHT memiliki umur simpan yang lebih panjang dibandingkan susu biasa, bahkan tanpa harus disimpan di kulkas sebelum dibuka.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai penyimpanan susu UHT. Di antaranya susu UHT yang masih tersegel tidak perlu disimpan di kulkas. Ini karena proses pemanasan tinggi telah memastikan susu tersebut steril dan aman dari kontaminasi bakteri. Cukup disimpan di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung. Umur simpan susu UHT yang belum dibuka biasanya berkisar antara enam hingga sembilan bulan.

Kemudian jika kemasan susu UHT sudah dibuka, kondisi penyimpanannya berubah. Susu yang sudah terbuka harus disimpan di dalam kulkas untuk menjaga kesegaran dan mencegah pertumbuhan bakteri, juga menjaga kualitas rasa dan nutrisinya. Susu UHT yang sudah terbuka sebaiknya dikonsumsi dalam waktu tiga hingga lima hari. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

SEBANYAK 50 EKOR SAPI PERAH IMPOR TIBA DI TANAH AIR

Sapi perah bunting jenis Frisian Holstein asal Australia yang tiba di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Sebanyak 50 ekor sapi perah bunting jenis Frisian Holstein asal Australia tiba di Indonesia, menandai dimulainya upaya percepatan investasi di subsektor peternakan dan diharapkan dapat mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Minum Susu yang digaungkan pemerintah.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Agung Suganda, menegaskan bahwa kedatangan sapi perah bunting ini merupakan bagian dari rencana blueprint Kementerian Pertanian untuk mendorong peran investor dalam meningkatkan populasi sapi perah di Indonesia. Rencana ini sejalan dengan target pemerintah untuk menambah 1 juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan.

“Kedatangan sapi perah bunting ini merupakan wujud komitmen nyata sektor swasta untuk berperan dalam percepatan investasi di Indonesia. Kami mengapresiasi PT Juang Jaya Abdi Alam yang telah memulai investasi strategis ini,” kata Agung saat menyaksikan kedatangan sapi perah di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Ia menambahkan, impor akan dilakukan secara bertahap dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi investor lain untuk turut berkontribusi dalam pembangunan subsektor peternakan.

Sapi perah dalam keadaan bunting antara 3 hingga 7 bulan ini rencananya akan ditempatkan di Lampung untuk mendukung penyediaan susu di provinsi tersebut. “Harapannya selain menghasilkan pedet, sapi-sapi ini juga akan mulai memproduksi susu untuk kebutuhan lokal pada pertengahan tahun depan,” ucap Agung.

Selain sapi perah bunting, pada kesempatan yang sama juga didatangkan 600 ekor bibit domba dan kambing perah, yang terdiri dari 400 ekor domba Droper dan 200 ekor kambing perah jenis Saanen. Bibit ternak ini milik PT Samana Agri Yasa dan rencananya akan dikirim ke instalasi karantina di Cilacap, Jawa Tengah.

Kedatangan sapi perah bunting, domba, dan kambing perah ini merupakan langkah dalam mempercepat investasi sapi perah nasional, sekaligus mendukung program MBG. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer