Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Peralatan Ternak | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

POTENSI VIRTUAL HERDING DAN VIRTUAL FENCE UNTUK TERNAK SAPI

Peternakan sapi yang digembalakan. (Foto: Istimewa)

Sejumlah penelitian dilakukan di Australia untuk mengetahui sejauh mana potensi penerapan virtual herding (penggembalaan secara virtual) terhadap ternak sapi. Salah satunya dilakukan oleh Dana Campbell dan timnya dari CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation).

Cara Kerja Virtual Herding
Untuk menerapkan virtual herding, Dana dan timnya memasang kalung GPS pada sapi-sapi yang ditempatkan di kandang paddock. Pada area kandang diatur garis pagar virtual (virtual fence) yang menciptakan zona inklusi di mana sapi dikehendaki berada dan zona eksklusi di mana sapi tidak boleh memasukinya.

Ketika sapi berada di zona inklusi mereka tidak menerima sinyal atau isyarat apapun dari perangkat. Ketika sapi mendekati garis pagar virtual, perangkat akan mengeluarkan nada peringatan audio yang diikuti oleh kejutan elektrik jika sapi terus bergerak maju.

Jika sapi terus menyeberang ke zona eksklusi, mereka masih akan menerima audio dan kejutan elektrik juga saat mereka terus bergerak lebih jauh ke dalam zona eksklusi. Namun, jika sapi berbalik untuk bergerak kembali ke arah zona inklusi, mereka tidak lagi menerima peringatan apapun.

Sistem tersebut melatih sapi untuk menanggapi peringatan audio sehingga mereka dapat menghindari menerima kejutan elektrik jika berhenti segera setelah mendengar peringatan audio tersebut.

“Kami melakukan serangkaian penelitian untuk memeriksa respons hewan terhadap pelanggaran pagar virtual dan melihat penerapan teknologi ini untuk dapat menggembalakan ternak,” kata Dana.

“Kami kemudian melakukan studi skala yang lebih besar untuk melihat respons kesejahteraan hewan jika kami memaparkannya ke pagar listrik standar versus pagar virtual. Kemudian menjajaki penerapan teknologi untuk membatasi hewan dari area yang sensitif atau terlarang untuk mereka.”

Respons Sapi Terhadap Pagar Virtual
Penelitian pertama dirancang untuk melihat bagaimana sapi merespons jika pagar virtual dipindahkan. Hal itu dengan pemahaman bahwa produsen atau peternak mungkin ingin membuat pagar sementara untuk sapinya.

Paddock dipasang dan sapi diberi akses penuh ke seluruh paddock pada awalnya sehingga mereka dapat terbiasa dengan area tersebut. Kemudian satu garis pagar virtual dibuat yang memungkinkan sapi hanya memilik akses ke 40% area paddock. Sapi-sapi tersebut dilatih untuk mengenali sinyal peringatan pagar virtual selama sekitar satu minggu.

Kemudian garis pagar digeser sehingga sapi memiliki akses ke 60% area dan digeser lagi sehingga sapi bisa mengakses 80% area paddock. Selanjutnya garis pagar sedikit diubah menjadi memanjang di sepanjang paddock untuk melihat seberapa baik sapi benar-benar merespons sinyal peringatan.

Hasilnya sapi tetap berada di zona inklusi. Tapi ketika pagar virtual digeser sehingga zona inklusi lebih luas, mereka hanya dalam waktu empat jam untuk mengetahuinya dan bergerak ke zona yang semula eksklusi.

Virtual Herding
Dana menuturkan, “Studi berikutnya yang kami lakukan adalah melihat penerapan teknologi ini untuk dapat menggembalakan sapi dalam jarak dekat. Kami menggunakan gadget untuk berkomunikasi dengan perangkat yang terpasang pada sapi dan paddock serta untuk mengatur pagar virtual.”

Beberapa jenis desain pagar dicoba pada beberapa kelompok sapi dengan protokol yang sama. Pada hari pertama sapi ditempatkan di paddock. Hanya GPS yang diaktifkan dan pagar virtual tidak dipasang.

Kemudian setelah sapi terbiasa dengan paddock pada hari ketiga pagar virtual diaktifkan. Di hari keenam sapi digiring ke salah satu sisi paddock dan pada hari ketujuh digiring ke arah yang berlawanan.

“Kami menemukan bahwa jenis pagar virtual yang paling berhasil adalah back fence. Jadi saat hewan bergerak kami mengaktifkan pagar di belakang mereka dan kami menggesernya saat hewan terus bergerak,” jelas Dana.

Back fence didesain agar sapi tidak bisa berputar balik. Tidak ada peringatan yang diberikan selama sapi bergerak ke arah yang diinginkan. Tapi jika mereka berbalik dan mencoba bergerak kembali maka mereka akan menabrak garis pagar virtual dan mendapatkan peringatan.

Dengan back fence sapi bisa digiring sepanjang 300 m dalam waktu kurang dari 20 menit. Hal ini relatif, tergantung dari kecepatan sapi dalam bergerak. Saat digiring sapi sebagian besar tetap bersatu sebagai satu kelompok dan tidak ditemukan adanya sinyal stres pada mereka.

Dampak Terhadap Animal Welfare
Penelitian ketiga dilakukan bertujuan untuk benar-benar memahami apakah teknologi pagar virtual memiliki dampak terhadap animal welfare dan bagaimana perbandingannya dengan pagar listrik yang sudah digunakan secara luas.

Sapi yang digunakan dalam penelitian selain dipasangi kalung GPS juga dipasangi alat IceQube untuk merekam profil perilaku sapi. Kemudian sapi dicatat berat badan awalnya. Setelah diberikan waktu seminggu untuk menyesuaikan diri dengan paddock, sapi diambil sampel tinjanya untuk memeriksa metabolit hormon stresnya.

Kemudian pada kelompok yang berbeda pagar virtual dan pagar listrik diaktifkan. Zona inklusi yang diberikan seluas enam hektare. Selama masa penelitian dilakukan pengukuran berat badan dan pengambilan sampel tinja mingguan. Tidak ada perbedaan besar antara sapi yang diberi pagar listrik dengan pagar virtual.

 “Kami menemukan sapi yang terpapar pagar virtual menunjukkan waktu berbaring yang sedikit lebih rendah setara dengan kurang dari 20 menit per hari. Kami tidak yakin apakah itu mungkin memiliki implikasi lain dalam jangka panjang atau apakah 20 menit itu relevan secara biologis untuk sapi atau tidak,” kata Dana.

Disimpulkan bahwa perilaku dan fisiologis animal welfare menunjukkan perbedaan minimal antara pagar listrik dan pagar virtual.

Mencegah Sapi Memasuki Area Terlarang
Penelitian terakhir yang dilakukan adalah melihat penerapan teknologi virtual herding untuk mencegah sapi memasuki area sensitif atau terlarang. Ini berguna jika peternak memiliki area yang tidak mudah dipagari atau area yang mungkin diinginkan memasang pagar sementara.

Uji coba pertama adalah zona riparian komersial dilakukan di peternakan komersial di New South Wales. Pagar virtual dibuat selama sekitar 10 hari. Ada satu titik dimana empat ekor sapi menyeberang ke zona eksklusi selama sekitar 30 menit sebelum teknologi virtual herding membalikkan dan menggiring mereka ke kawanannya.

Ketika pagar virtual dinonaktifkan, sapi-sapi mengakses lebih banyak area daripada sebelumnya. Terjadi sangat cepat yaitu hanya beberapa jam setelah pagar virtual dinonaktifkan.

Teknologi virtual herding juga bisa menjauhkan sapi dari area pohon atau tanaman muda yang sedang beregenerasi. Uji coba yang dilakukan di Australia Selatan menunjukkan sapi tetap berada di dalam zona inklusi untuk sebagian besar waktu.

“Teknologi virtual herding bekerja di banyak situasi yang berbeda, tetapi tentu saja ada lebih banyak aplikasi yang dapat kami coba untuk benar-benar memahami dimana teknologi dapat diterapkan. Kami belum menemukan dampak kesejahteraan hewan yang besar saat ini berdasarkan langkah-langkah yang telah kami gunakan,” tukasnya. (NDV)

KANDANG OTOMATIS UNTUK BROILER DAN LAYER

(Foto: Istimewa)

Fitur menonjol yang dimiliki kandang ayam otomatis adalah efisiensi kerja. Beberapa pekerjaan dikerjakan oleh mesin secara otomatis sehingga menghemat waktu dan tenaga kerja. Namun selain itu, menurut Andy dari Retech Farming, China, ada beberapa aspek yang dipertimbangkan ketika memilih kandang otomatis untuk broiler maupun layer.

Pertama adalah apakah kandang tersebut bisa memenuhi kebutuhan. Misalnya jika menginginkan pembersihan manur bisa dilakukan secara otomatis, cepat dan benar-benar bersih. Maka kandang harus mempunyai fitur yang mampu melakukan hal tersebut.

Kedua adalah apakah kandang otomatis tersebut bisa meningkatkan produktivitas. Maka sebaiknya jika memungkinkan selain dari produsen juga mencari informasi ke peternakan yang sudah menggunakan alat tersebut. Juga mempelajari fitur-fitur kandang apakah sekiranya manfaat dari fitur tersebut bisa meningkatkan produktivitas.

Ketiga adalah harga dan daya tahan kandang. Apakah harganya terlalu mahal untuk sebuah investasi. Berapa tahun kandang tersebut bisa beroperasi dengan baik, apakah ada garansi dan bagaimana maintenance-nya.

Keempat adalah apakah kandang sesuai dengan desain farm yang dimiliki. Produsen yang baik tidak hanya menjual peralatan, tapi juga mempunyai pengetahuan memadai dan mampu memberi saran bagaimana kandang otomatis bisa memberikan hasil maksimal sesuai dengan desain farm yang ada.

Kandang Broiler Otomatis Tipe H
Kandang ini berbentuk seperti huruf H, karena itu umum disebut sebagai kandang tipe H, dengan fungsi pemberian pakan dan air minum otomatis, pengontrolan manur otomatis dan pemanenan ayam otomatis.

Sistem air minumnya memiliki 12 nipple, dengan enam nipple di setiap sisi kandang. Pipa jalur air dapat dinaik-turunkan sesuai tinggi ayam di umur yang berbeda-beda.

Setiap kandang memiliki dua feeding pan (tempat pakan). Dilengkapi dengan dispenser pakan, dari dispenser ini pakan akan dialirkan dan masuk ke dalam masing-masing tempat pakan.

Sistem pengontrolan manur otomatis membuat kotoran ayam bisa dibersihkan lebih efisien dan lebih sering. Terdapat belt dengan material plastik PP sebagai tempat menampung manur, yang dapat menggerakkan manur ke ujung kandang untuk ditampung. Vertikal dan horizontal belt bekerja bersama, dilengkapi dengan empat scraper sehingga manur dapat dibersihkan dengan tuntas. Manur akan bisa dikeluarkan dari kandang dengan cepat.

Ketika ayam sudah siap dipanen alas kandang akan ditarik keluar sehingga ayam akan jatuh pada belt. Kemudian belt akan membawa ayam ke ujung kandang lalu ditampung. Seterusnya dibawa ke catching platform di mana para pekerja akan mengambil ayam dari platform.

Pemanenan ini berlangsung efisien dan pekerja tidak perlu masuk ke dalam kandang. Kemampuan panennya bisa sampai sekitar 6.000 ekor/jam.

Kandang tipe H ini bertingkat, setiap kandang di setiap tingkat umumnya bisa menampung 100 ekor lebih ayam. Namun hal itu juga tergantung pada target berat panen. Misalnya berat panen yang ditargetkan 2 kg tentu jumlah ayam per kandang akan lebih sedikit dibanding dengan berat panen 1,2 kg.

Pengaturan kepadatan penting agar ayam tetap mempunyai ruang gerak yang cukup, namun tidak menjadikan mereka terlalu banyak beraktivitas. Ayam yang aktivitasnya berlebihan akan makan lebih banyak sehingga cost pakan lebih tinggi.

Alas kandang juga mempunyai batas maksimum berapa kilogram berat yang bisa ditahan dengan baik. Sehingga mengatur kepadatan sesuai target berat panen sangatlah penting.

Kandang Layer Otomatis Tipe H
Bentuknya sama dengan kandang tipe H untuk broiler. Perbedaannya kandang layer tipe H ini memiliki penampung pakan yang berfungsi juga sebagai troli pakan. Dari silo pakan akan dimasukkan ke penampung, kemudian penampung berjalan menebar pakan di tempat pakan.

Desain tempat pakan dibuat melebar di atasnya sehingga ayam lebih mudah makan dan mencegah pakan berceceran. Setelah ayam selesai makan, feeding collector akan bekerja mengumpulkan sisa pakan, dimasukkan kembali ke penampung agar bisa digunakan lagi.

Sistem air minumnya menggunakan dua pipa untuk memudahkan ayam. Juga jika salah satu pipa air bermasalah maka pipa yang satunya masih bisa bekerja agar ayam tidak kekurangan minum. Kandang disekat namun memiliki semacam sharing window, sehingga ayam bisa mengakses nipple air minum yang sama.

Layer memproduksi telur maka kandang juga dilengkapi dengan alat egg collector. Telur digerakkan oleh belt ke ujung kandang di mana terdapat elevator, berupa semacam rak bertingkat yang bisa berputar. Dari elevator telur dimasukkan ke dalam collecting station sehingga pekerja kandang bisa dengan mudah mengambil telur.

Untuk peternakan besar, masing-masing kandang layer tipe H bisa dihubungkan ke satu central egg collector, sehingga semua telur dari semua kandang akan berkumpul.

Pembersihan manur tidak jauh berbeda dengan kandang otomatis broiler tipe H. Belt penampung manur akan berjalan dan mengumpulkan manur di ujung kandang. Belt yang baik dalam kondisi normal akan bisa terus dipakai setidaknya selama delapan tahun.

Alas kandang didesain dengan kemiringan yang tepat, sekitar 8°. Karena jika terlalu miring ayam akan kesulitan berdiri, jika terlalu datar telur akan sulit untuk bergulir masuk ke belt penampung.

Kandang layer otomatis tipe H ini cocok digunakan pada peternakan dengan populasi tinggi, sekitar 30.000 ke atas. Untuk populasi sedang atau kecil direkomendasikan menggunakan kandang tipe A.

Kandang Layer Otomatis Tipe A
Kandang ini berbentuk seperti huruf A. Feeding system, drinking system dan egg collecting tidak jauh berbeda dengan kandang layer tipe H. Namun pengontrolan manurnya berbeda.

Terdapat deflector untuk mencegah manur jatuh pada ayam yang berada pada kandang di tingkat bawah. Juga untuk memastikan semua manur jatuh ke bawah kandang sehingga mudah dibersihkan. Pembersihan manur bisa dengan menggunakan belt berjalan. Opsi lainnya manur ditampung lalu dibersihkan menggunakan scraper.

Kelebihan kandang layer tipe A adalah fleksibilitasnya. Bisa dibuat beroperasi secara manual, semi otomatis, atau full otomatis. Pengoperasian manual berarti segala fungsi otomatis ditiadakan, termasuk belt pada sistem manur bisa dilepas. Bisa dioperasikan benar-benar manual, hanya kandang saja, yang tidak memerlukan tenaga listrik.

Untuk semi otomatis hanya sebagian fungsi otomatis yang dipasang misalnya hanya egg collecting atau hanya feeding system, sehingga lebih hemat biaya listrik. Sedangkan full otomatis membutuhkan listrik yang lebih besar dan disarankan agar di-support dengan generator sebagai cadangan sumber listrik. (NDV)

MENGINTIP PERALATAN KANDANG LAYER CLOSED HOUSE MODERN

Kandang closed house dilengkapi berbagai peralatan yang bertujuan memberikan ayam layer modern lingkungan yang optimal. (Foto: Istimewa)

Seperti broiler, ayam layer modern juga membutuhkan lingkungan yang ideal agar bisa berproduksi dengan maksimal. Karena itu kandang closed house menjadi pilihan yang baik karena mampu menyediakan lingkungan ideal yang stabil.

Kandang closed house dilengkapi dengan berbagai peralatan yang bertujuan untuk memberikan ayam layer modern lingkungan yang optimal, perlindungan dari penyakit dan memaksimalkan produksi.

Feeder System
Kandang baterai biasanya menggunakan talang pakan yang dipasang memanjang. Pemberian pakan bisa secara manual oleh anak kandang atau dilakukan secara otomatis. Pakan ditampung di dalam hopper/penampung lalu disalurkan ke semua talang pakan.

Drinker System
Nipple drinker banyak digunakan di kandang layer closed house. Dilengkapi dengan water pressure regulator untuk mengontrol tekanan air. Juga untuk melalukan flush (pembersihan) setelah pemberian obat, vaksin atau vitamin melalui air minum.

Kelebihan nipple drinker adalah mudah diakses oleh ayam dari segala arah, tidak mudah bocor dan tahan lama jika terbuat dari bahan berkualitas.

Heater System
Pada fase starter bisa digunakan space heater, yaitu pemanas yang mampu memanaskan seluruh kandang. Karena panas yang dihasilkan disirkulasikan menggunakan kipas.

Space heater berbahan bakar gas dan bisa dipadukan dengan climate controller, sehingga suhu bisa diatur dan bisa otomatis mati jika kandang sudah mencapai temperatur tertentu. Space heater bisa digunakan untuk kandang yang populasinya besar.

Ventilation System
Temperatur dan kualitas udara dalam kandang perlu... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2022. (NDV)

MENGINTIP PERALATAN KANDANG BROILER CLOSED HOUSE

Kandang closed house dilengkapi peralatan canggih untuk menunjang performa ayam. (Foto-foto: Istimewa)

Kandang broiler modern (closed house) dilengkapi dengan berbagai peralatan yang bertujuan untuk memberikan lingkungan kepada ayam yang optimal, memenuhi kebutuhan nutrisinya dan perlindungan dari penyakit.

Pemberian Pakan
Ada banyak jenis feeder untuk broiler salah satunya adalah auto feeder. Bekerja dengan memindahkan pakan dari tempat penyimpanan ke saluran pakan lalu menyalurkannya ke control pan dimana ayam akan makan. Ketika control pan kosong, auto feeder akan menyala dan otomatis mengisinya lagi dengan pakan.

Item lain yang digunakan adalah baby chick feeder untuk ayam usia 0-14 hari. Ketinggian tempat pakannya menyesuaikan tinggi ayam yang masih kecil, kapasitasnya bisa menampung 3 kg pakan. Satu baby chick feeder bisa digunakan hingga sekitar 25 ekor.

Adapun super feeder yang juga bisa menjadi pilihan lebih praktis. Memiliki ketinggian tempat makan yang sama dengan baby chick feeder sehingga bisa digunakan untuk DOC. Ketika ayam sudah berumur lebih dari 14 hari, super feeder bisa digantung menggunakan screw hook sesuai ketinggian tubuh ayam. Untuk menaik-turunkan super feeder digunakan clip adjuster.

Super feeder mempunyai kapasitas 5 kg ke atas. Ada yang tanpa sekat dan ada yang bersekat dengan bertujuan agar pakan tidak terbuang ke lantai.

Sistem Air Minum
Ayam harus dipastikan mendapatkan air bersih dengan volume yang cukup dan akses tak terbatas. Tekanan air disesuaikan dengan umur ayam.

Water pressure regulator adalah bagian sangat penting dari sistem air minum ayam. Digunakan untuk mengontrol besarnya tekanan air di pipa. Ada regulator yang mempunyai fitur automatic flush untuk membersihkan secara otomatis.

Nipple drinker adalah tempat dimana ayam meminum air. Diletakkan cukup tinggi agar ayam bisa minum dengan cara mendongak. Hal itu sesuai dengan cara minum alami ayam, jika diperhatikan di alam liar ayam yang minum akan mengambil air dengan paruhnya lalu mendongak untuk menelan airnya.

Dosatron kit adalah alat untuk mencampur obat, vitamin, atau vaksin ke dalam air, dihisap dan disalurkan ke saluran pipa hingga ke nipple untuk diminum oleh ayam. End set adalah lubang angin untuk melepas udara di pipa, dimana dilepas keluar dari nipple.

Alat lain yang digunakan dalam drinker system adalah screw hook, selang insatalasi, pipa dan stop keran.

Pemanas
Masa brooding adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2022. (NDV)

CAHAYA DAN PENGARUHNYA PADA AYAM PETELUR

Cahaya memudahkan ayam mencari makanan dan air untuk tumbuh atau bertelur. (Foto: Istimewa

“Cahaya memudahkan ayam mencari makanan dan air. Tujuan utama untuk setiap jenis produksi ayam adalah agar ayam dapat menemukan makanan untuk tumbuh atau bertelur,” kata Technical Services Manager South East Asia Hy-Line International, Dr Sieche Genger, pada Poultry Week Webinar Informa Markets.

“Kita ingin memiliki ritme sirkadian yang normal untuk ayam,memungkinkan untuk mengatur ritme tubuh internal yang membuat ayam tetap sehat dan menjaga berbagai sistem berfungsi dengan baik.”

Cahaya bertanggung jawab untuk inisiasi dan kemudian regulasi pelepasan hormon. Juga untuk banyak regulasi metabolisme. Ini memiliki efek yang sangat penting pada reproduksi ayam petelur juga memiliki efek penting pada proses pembentukan tulang.

Cahaya masuk dan mengenai retina dan mata, persepsi visual ini dibuat melalui transmisi ke otak yang menciptakan image. Ketika itu terjadi juga ada pelepasan dopamin dan sinar UVA yang memengaruhi pelepasan melatonin.

Hal-hal tersebut kemudian berinteraksi dengan kelenjar pineal dan kelenjar hipotalamus. Kelenjar pineal memiliki fotoreseptor yang menerima cahaya pada panjang gelombang lebih dari empat lux. Itulah yang mengatur jam sirkadian.

Hipotalamus bertanggung jawab atas kematangan seksual. Ada reseptor yang menerima cahaya di hipotalamus dan menyebabkan stimulasi dan regulasi hormon seksual, yang akhirnya untuk menciptakan pematangan yang tepat dan proses seksual seperti bertelur.

Intensitas Cahaya
Intensitas lux akan berbeda berdasarkan seberapa tinggi cahaya dari lantai. Bola lampu yang jauh lebih dekat ke lantai memiliki efek sorotan yang lebih terkonsentrasi.

“Untuk mengukur apakah kandang sudah memiliki intensitas cahaya yang sesuai kami memiliki pengukur cahaya yang Anda dapat membelinya dari sejumlah lokasi,” kata Genger.

“Tidak semua pengukur cahaya dibuat sama,pengukur cahaya tradisional yang paling umum hanya akan memperhitungkan spektrum penglihatan manusia.Kami memiliki pengukur cahaya khusus hewan yang dapat menghitung penglihatan spektrum penuh tetapi memang lebih mahal.”

Pengukuran intensitas cahaya tujuannya adalah… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2022. (NDV)

MENGINTIP KANDANG DAN PERALATAN AYAM RAS PEDAGING

Diperlukan kandang yang memadai dan memenuhi syarat dalam memelihara ternak ayam broiler. (Foto: Dok. Infovet)

Untuk pemeliharaan ayam ras pedaging atau ayam broiler dibutuhkan kandang serta peralatan yang memadai dan memenuhi syarat, agar mempermudah manajemen menuju target keuntungan (profit) usaha. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau calon peternak, yaitu:

A. Pemilihan Lokasi Kandang yang Tepat
Dalam pemilihan lokasi kandang yang hendak dibangun perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

• Kondisi suhu dan lingkungan apakah sesuai dengan karakter ayam broiler yang mudah stres.
• Topografi, kontur, tekstur tanah dan sumber air harus cukup baik.
• Luas lahan tersedia harus sesuai dengan pengembangan peternakan ke depan.
• Akses transportasi dan instalansi listrik cukup tersedia.
• Jarak dengan lokasi pemukiman penduduk untuk sekarang dan mendatang cukup jauh, sehingga dapat diharapkan memperkecil risiko gangguan lingkungan sosial. Menurut Peraturan Kementerian Pertanian No. 40/Permentan/OT. 140/7/2011 tahun 2011, jarak peternakan ayam dan pemukiman minimal 500 m dari pagar terluar.
• Pembuangan air limbah pencucian kandang tidak mengontaminasi sawah/kolam/sungai penduduk sekitar.
• Perizinan sesuai peraturan daerah (Perda) setempat. Usahakan ada bukti resmi tentang pembangunan peternakan agar terhindar dari penggusuran/penutupan peternakan. Perizinan tersebut meliputi Surat Persetujuan Masyarakat Setempat, Surat Rekomendasi Desa, Surat Izin Pemerintah Kota/Kabupaten, Surat Izin Mendirikan Bangunan, Surat AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan), Surat Izin Usaha dan Surat Izin Gangguan (HO).
• Jarak antara peternakan yang akan dibangun dengan peternakan lain yang telah ada minimal 1 km, karena kebanyakan peternakan ayam broiler di Indonesia open house. Tetapi bila memakai sistem closed house, jarak tersebut bisa 500 m sesuai dengan persyaratan Environment Code of Practice for Poultry Farm in Western Australia 2014.

B. Menghitung Skala Usaha
Besarnya skala usaha atau kapasitas/daya tampung kandang sebaiknya disesuaikan dengan standar kapasitas ayam broiler dewasa yang ideal di kandang terbuka (open house), yaitu 5-16 kg/m2. Jika ayam broiler dewasa akan dipanen dengan bobot 1,8 kg/ekor, maka dari ketentuan standar kepadatan tersebut peternak dapat memelihara ayam 0-10 ekor/m2. Dengan demikian bila memiliki kandang berukuran 40 x 7 m (luas kandang 280 m2), peternak bisa memasukkan ayam 2.520-2.800 ekor (asumsi 9-10 ekor/m2).

C. Tata Letak (Layout) yang Komprehensif
Idealnya dalam suatu lokasi peternakan tersedia pos jaga,  tempat parkir, kantor, gudang pakan, mess karyawan, kantin dan bangunan pendukung lainnya (rumah genset, kandang karantina/afkir, rumah sumber, tempat pemusnahan limbah dan lain sebagainya) hendaknya dilakukan dengan baik. Tujuannya agar alur distribusi ayam, personel (manusia), pakan maupun peralatan dapat berjalan efektif. Kandang disarankan membujur ke arah Barat-Timur, sehingga intensitas sinar matahari yang masuk dalam kandang tidak berlebih.

Tata letak ini juga merupakan bagian dari biosekuriti (Biosecurity Structural) karena berperan menekan rantai penularan penyakit. Untuk sistem kandang open house sangat disarankan di satu lokasi peternakan mengaplikasikan one age farming (all in all out), dimana pada satu peternakan hanya ada satu jenis ayam dengan umur dan strain yang sama, karena lebih memudahkan dalam monitoring pemeliharaan ternak secara seragam, disamping memperkecil rasio penularan penyakit akibat variasi umur.


Untuk persyaratan teknis kandang yang baik antara lain lebar kandang maksimal 7 m agar sirkulasi udara lancar, tinggi kandang 1,8-2 m yang akan memperlancar sirkulasi udara dan mempermudah pembersihan serta disinfeksi kandang, atap kandang (genting, alumunium, asbes, rumbia/seng) dengan derajat kemiringan harus 30-35 dan ketinggian dari lantai hingga puncak atap sekitar 6-7 m, sedang dari lantai ke atap terendah kiri-kanan sekitar 2,5-3 m.

Bila sistem all in all out tidak mungkin dilakukan, maka jarak kedatangan DOC harus kurang dari satu minggu agar pengendalian penyakit lebih mudah. Juga bila DOC berasal dari beberapa perusahaan/breeding farm disarankan masing-masing DOC dipelihara pada brooding tersendiri tetapi tetap dengan perlakuan manajemen yang sama, dengan maksud mempermudah evaluasi kualitas DOC dari masing-masing sumber bibit (perusahaan pensuplai).

Bila waktu kurang dari satu minggu sulit dilakukan, maka maka saat chick-in perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• DOC yang kedatangannya berbeda dipelihara pada brooding berbeda pula.
• Jarak antar kandang yang berisi DOC yang berbeda minimal 7 m (1 x lebar kandang).
• Alur distribusi personel dan peralatan antar kandang dengan umur dan jenis DOC yang berbeda harus dibatasi, terutama pada periode starter dan pada terjadi outbreak penyakit.
• Monitoring dilakukan mulai dari ayam yang lebih muda dulu dan selanjutnya ke yang lebih tua/dewasa.
• Lakukan disinfeksi secara rutin pada masing-masing kandang.
• Program vaksinasi dibuat sama untuk semua kandang.

D. Peralatan Kandang
Berbagai peralatan kandang yang perlu dipersiapkan antara lain nampan pakan DOC (kapasitas 40-80 ekor) atau DOC feeder (kapasitas 50-80 ekor) atau tempat pakan DOC kecil (kapasitas 15-25 ekor) atau tempat pakan DOC besar (kapasitas 25-35 ekor), tempat pakan gantung (kapasitas bermacam-macam sesuai umur dan jumlah ayam yang dipelihara), tempat minum gantung (berbagai kapasitas) atau tempat minum otomatis mapun tempat minum nipple, pemanas kapasitas 750-1.000 ekor DOC/buah, disinfektan (spray kecil, spray gendong bertekanan tinggi, spray otomatis cuci kandang).

Kemudian dipersiapkan pula keranjang ayam plastik kapasitas 15-20 ekor/buah atau 12-15 ekor/buah, timbangan ayam manual atau timbangan ayam digital, sikat lantai bertangkai, ember plastik/karet, sepatu boots, selang air, kipas angin, sapu lidi besar, sekop, cangkul, termometer ruangan, spuit/alat suntik ayam, lampu bohlam kandang dan gunting bedah ayam. Semua barang-barang tersebut di atas sangat dibutuhkan dalam memulai usaha beternak ayam broiler, agar bisnis yang dijalani memberikan keuntungan yang baik. (SA)

PERAN PENTING PREHEATING

Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. (Foto: Infovet/Ridwan)

Telur yang baru saja menetas menjadi anak ayam atau biasa disebut day old chick (DOC) sangat membutuhkan lingkungan yang hangat agar bisa bertahan hidup. Biasanya induk ayam akan meletakkan DOC tersebut ke dalam sayapnya agar DOC merasa hangat. Tetapi hal ini sangat sulit dilakukan apabila jumlah populasi DOC sangat banyak.

Perusahaan penetasan telur ayam skala industri biasanya akan mengirim DOC kekandang-kandang milik perusahaan atau ke kandang mitra. Mobil pengantar DOC akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk sampai di kandang. Diharapkan ketika DOC telah sampai di kandang atau chick-in, DOC langsung bisa merasakan lingkungan yang hangat di area brooding. Lingkungan yang hangat ini sangat menentukan keberlangsungan hidup DOC. Kegiatan menghangatkan area brooding di dalam kandang sebelum kedatangan DOC biasa disebut preheating

Preheating dilakukan dengan menggunakan bantuan gas yang terhubung dengan brooder. Ketika brooder dinyalakan, perlahan area brooding akan terasa hangat. Idealnya preheating dimulai sejak empat jam sebelum chick-in atau bisa lebih lama jika kondisi lingkungan sedang sangat dingin dan bisa lebih cepat jika kondisi lingkungan sedang panas, atau bisa disesuaikan dengan suhu litter ketika sudah mencapai 34° C. Suhu litter dapat diketahui salah satunya dengan cara menembakkan thermo gun ke arah litter.

Karena sensor suhu DOC terletak pada kakinya, hal tersebut yang mengakibatkan pengukuran suhu area brooding tidak menggunakan termometer dinding yang biasa dipasang tegak dalam sebuah ruangan untuk mengetahui suhu ruangan, tetapi menggunakan jenis termometer lain salah satunya thermo gun untuk membantu mengetahui suhu litter tempat kaki ayam berpijak.

Dampak Positif Preheating
Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. DOC akan merasakan kenyamanan di area brooding tersebut, tidak kedinginan dan juga tidak kepanasan. Kenyamanan ini akan berdampak pada tercapainya berat badan sesuai standar ideal DOC selama pemeliharaan.

Pendugaan kenyaman atau ketidaknyamanan DOC dapat dilihat dari tingkah laku dan kondisi tembolok DOC tersebut. Jika DOC terlalu banyak makan, berkumpul di bawah lampu yang bercahaya dan ketika memegang temboloknya terasa keras, diduga DOC tersebut sedang kedinginan. Jika DOC terlalu banyak minum dan ketika memegang temboloknya terasa sangat lembek dan seperti berisi banyak air, diduga DOC tersebut sedang kepanasan.

Namun demikian, jika DOC terlihat tersebar merata di area brooding dan ketika memegang temboloknya terasa tidak keras dan juga tidak terlalu lembek, bisa dipastikan DOC sudah merasa nyaman.

Efek Negatif Tak Melakukan Preheating
Dampak negatif tidak melakukan preheating atau melakukannya tapi tidak dengan metode yang tepat, maka akan berdampak pada tidak tercapainya berat badan standar ideal bahkan bisa berdampak pada bertambahnya angka deplesi atau tingkat kematian dan culling yang tinggi.

Tentunya para peternak tidak menginginkan kondisi seperti tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukannya preheating dengan metode yang tepat agar dapat meminimalkan kemungkinan kerugian dalam beternak. ***

Ditulis oleh:
Waode Nurmayani
Alumnus Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer