REVIEW PENYAKIT UNGGAS 2022 DAN PREDIKSINYA DI 2023
Ridwan Seto On Desember 22, 2022
![]() |
Kasus penyakit ayam umumnya terdiri atas penyakit primer dan sekunder, meskipun tidak menutup kemungkinan kasus yang terjadi merupakan gabungan dari keduanya. (Sumber: thehumaneleague) |
Selama tahun ini, banyak laporan dari para dokter hewan lapangan PT Romindo di seluruh Indonesia, bahwa kasus ND (Newcastle Disease), IBD (Infectious Bursal Disease), SHS (Swollen Head Syndrome), CRD, NE, Coryza dan Kolibasilosis, kejadiannya selalu tinggi setiap bulannya. Selain itu, Mikotoksikosis juga dilaporkan terjadi di hampir seluruh wilayah.
Namun sebelum lebih jauh membahas penyakit-penyakit di atas, akan lebih baik jika mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan imunosupresi pada ayam, karena faktor ini sangat erat kaitannya dengan kejadian penyakit pada ayam.
Kasus penyakit ayam umumnya terdiri atas penyakit primer dan sekunder, meskipun tidak menutup kemungkinan kasus yang terjadi merupakan gabungan dari keduanya yang menyebabkan komplikasi/kompleks. Penyakit primer yang dimaksud adalah penyakit yang disebabkan karena jumlah tantangan agen penyakit yang tidak dapat diatasi sistem pertahanan tubuh ayam. Sedangkan penyakit sekunder yang dimaksudkan adalah penyakit yang disebabkan melemahnya sistem pertahanan tubuh ayam, sehingga memudahkan terjadinya infeksi agen penyakit lain atau imunosupresi.
Imunosupresi merupakan kondisi dimana terjadi penurunan reaksi pembentukan zat kebal tubuh atau antibodi akibat kerusakan organ limfoid. Dengan adanya penurunan jumlah antibodi dalam tubuh, maka agen-agen penyakit akan lebih leluasa masuk dan menginfeksi bagian tubuh, sehingga timbul gangguan pertumbuhan dan produksi.
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2022.
EVALUASI PENYAKIT UNGGAS, LEUKOSITOZOONOSIS YANG ON-OFF
Ridwan Seto On Desember 20, 2022
![]() |
Insekta, khususnya nyamuk Culicoides sp. merupakan vektor biologis dari parasit leukositozoon. Oleh sebab itu, tanpa memberantas vektornya secara tuntas kasus leukositozoonosis akan terus berulang. |
Di alam kasus leukositozoonosis hanya terjadi pada bangsa burung, khususnya pada ordo Anseriformes (unggas air seperti angsa dan itik) dan Galliformes (ayam dan kalkun). Mirip seperti pada kasus berak darah ayam (koksidiosis), agen penyebab termasuk mikroorganisme sel tunggal yang komplit (protozoa) dan mempunyai spesifisitas yang tinggi terhadap induk semang, oleh sebab itu kasus leukositozoonosis umumnya terjadi secara sporadik dan bukan merupakan suatu isu penting bagi kesehatan masyarakat (tidak bersifat zoonosis). Sebagai contoh, Leucocytozoon simondi dan L. anseris menyerang angsa dan itik, sedangkan L. caulleryi dan L. sabrezi menyerang ayam.
Agen penyebab dapat menyerang sel-sel darah, baik sel darah merah (eritrosit) ataupun sel darah putih (leukosit) dan jaringan tubuh lain induk semang, terutama jaringan tubuh yang kaya akan kapiler darah seperti hati, ginjal, paru-paru, limpa, usus dan jaringan otak. Oleh sebab itu, kelainan patologik umumnya sangat mudah dijumpai pada jaringan-jaringan tersebut.
Tabel 1: Taksonomi Agen
Penyebab Leukositozoonosis pada Ayam
Filum |
Apicomplexa |
Kelas |
Sporozoa |
Ordo |
Eucoccidiida |
Sub-ordo |
Haemospororina |
Famili |
Plasmodiidae |
Sub-famili |
Leucocytozoidae |
Genus |
Leucocytozoon |
Spesies |
L. caulleryi
|
|
L. sabrezi
|
LET'S SPEAK POULTRY INDONESIA SUKSES DIGELAR
emailnyacholill@gmail.com On Desember 12, 2022
AGAR SENANTIASA AMAN DI TIAP TAHUN
Ridwan Seto On Januari 07, 2022
Jangan Lengah dengan Penyakit Kambuhan
Konsultan senior perunggasan sekaligus anggota Dewan Pakar ASOHI, Tony Unandar, mengemukakan selama ini penyakit unggas yang terjadi di lapangan masih yang itu-itu saja walau berbeda musim.
“Kalau bisa dibilang kita masih berkutat dengan yang lama dan monoton, serta faktor yang sangat urgent untuk diperbaiki adalah pola pemeliharaan dari peternak kita,” tutur Tony.
Jika tidak ada upaya perbaikan sesegera mungkin, bukan hanya kasus penyakit yang terus berulang, tetapi tingkat keparahannya maupun jenis penyakit baru akan bertambah di masa depan.
“Saya beri contoh sederhana, pernah lihat panen di kandang semuanya langsung diangkut? Tidak kan, jangankan di peternakan kecil, yang besar juga ada begitu. Padahal bagusnya kan all in all out. Lalu kira-kira berapa persen peternakan di Indonesia yang biosekuritinya baik? Mayoritas jelek atau baik biosekuritinya? Saya tanya begitu saja kita langsung tersenyum kecut,” katanya kepada Infovet.
Tony berujar bahwa sebaik-baiknya obat baru yang ditemukan dan riset di bidang penyakit hewan, serta secanggih teknologi berkembang, bila tidak dibarengi... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2021. (CR)
SWOLLEN HEAD SYNDROME DAN CARA PENGENDALIANNYA
nunung dwi vera On September 15, 2021
![]() |
I Wayan Teguh Wibawa |
PT Intervet Indonesia/MSD Animal Health dan PT SHS International, didukung oleh Majalah Infovet dan GITA EO, menyelenggarakan webinar Mengenal Penyakit Swollen Head Syndrome dan Cara Mengatasinya, pada Rabu 15 September 2021.
Diikuti 300 peserta dari berbagai kalangan usaha perunggasan, dan stakeholder perunggasan, webinar ini dipandu oleh moderator Drh Aulia Reza Pradipta, Technical Support Poultry Business Unit MSD Animal Health Indonesia.
Sebagai narasumber pertama adalah Prof Dr Drh I Wayan Teguh Wibawan, MS, pakar dari FKH IPB, yang membawakan materi Swollen Head Syndrome dan Cara Pengendalian.
Penyebab penyakit swollen head syndrome adalah avian metapneumovirus. Infeksi oleh virus tersebut akan menyebabkan cairan radang yang bersifat cair. “Tujuan cairan ini adalah untuk mengeluarkan material-material virus yang menginfeksi,” kata I Wayan. “Namun cairan radang ini mengakibatkan ketidaknyamanan bagi ayam dan juga merupakan bahan berbiak bagi bakteri penginfeksi sekunder dan hal ini memperparah gejala penyakit.”
Swollen head syndrome menyebabkan pembengkakan di seluruh area kepala. Yaitu di intramandibular, intrakutan, dan intrasinovial.
![]() |
Swollen head syndrome |
Avian metapneumovirus menyerang sel-sel saluran pernapasan dan saluran reproduksi. Hal ini membawa dampak yang serius terhadap integritas saluran pernapasan dan produktivitas ayam.
Infeksi avian metapenumovirus yang disertai dengan infeksi sekunder juga bisa mengakibatkan gangguan pernapasan, penurunan feed intake, stres, penurunan produktivitas, peningkatan kepekaan terhadap penyakit pernapasan lain, dan kegagalan respon tubuh ayam terhadap vaksin.
Swollen head syndrome dapat dicegah dengan penerapan biosekuriti dan vaksinasi. Vaksinasi diperlukan karena tidak semua penyakit dapat dicegah hanya dengan tindakan biosekuriti, khususnya yang penyebarannya bersifat aerosol (lewat udara). Untuk penyakit seperti ini vaksinasi memegang peran yang utama.
Vaksin menjadi pilihan pertama karena dapat menginduksi antibodi, yang bisa berperan secara lokal di mukosa (port of entry penyakit) maupun berperan sistemik. Vaksin juga dapat menginduksi sel Tc yang membersihkan virus dari sel-sel yang terinfeksi.
Vaksin yang digunakan bisa vaksin aktif atau vaksin inaktif. Vaksin aktif merangsang timbulnya kekebalan lokal di permukaan mukosa, berperan Imunoglobulin A, berespon cepat meskipun masa kerja antibodi tidak lama. Vaksin aktif juga menginduksi kerja cellular mediated immunity, yakni mekanisme clearence virus yang menginfeksi sel.
Sedangkan vaksin inaktif (killed vaccine) menginduksi antibodi sirkulatif, humoral mediated immunity, yang bertugas menahan infeksi ketika virus masih ada di luar sel.
Untuk bakteri infeksi sekunder yang sering menyertai dan memperparah gejala penyakit SHS, dapat ditangani dengan pengobatan antibiotik.
![]() |
Aulia Reza Pradipta dan Marwan Nasution |
Selanjutnya, narasumber kedua Drh Marwan Nasution, Technical Manager Poultry Business Unit MSD Animal Health, mempresentasikan produk vaksin dari MSD Animal Health untuk pencegahan penyakit swollen head syndrome. Yaitu Rhino CV dan RT Inact.(NDV)
THROW BACK PENYAKIT UNGGAS 2020
Ridwan Seto On Desember 30, 2020
Maklum saja, sebagai negara tropis Indonesia memang menjadi tempat yang nyaman bagi berbagai jenis mikroorganisme patogen. Tentunya para stakeholder yang berkecimpung mau tidak mau, suka tidak suka harus berusaha untuk bisa survive dari hambatan ini.
Yang patut diingat adalah bahwa kejadian penyakit akan berhubungan dengan performa dan produktivitas, kemudian kedua aspek itu tentu saja akan langsung terkait pada nilai keuntungan yang didapat. Jadi, siapa saja yang dapat mencegah terjadi penyakit di suatu peternakan, apapun peternakannya, sudah pasti akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik.
Catatan Penting 2020
Tahun 2020 peternak dianggap sudah dapat beradaptasi dengan ketiadaan Antibiotic Growth Promoter (AGP). Hal ini dikemukakan oleh Technical Support PT Mensana Aneka Satwa, Drh Arief Hidayat. Meskipun begitu, ia menyebut bahwa ada juga peternak yang masih kesulitan dengan setting-an terbaik dalam mengakali performa.
Menurut Arief juga tahun 2020 kasus kejadian penyakit unggas yang terjadi tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Kasus penyakit unggas yang banyak terjadi pada broiler masih didominasi oleh penyakit CRD kompleks, Gumboro dan sedikit laporan mengenai Slow Growth oleh cemaran Mikotoksikosis.
Sedangkan pada layer kasus penyakit masih didominasi penyakit yang sebabkan penurunan produksi pada ayam masa bertelur seperti ND (G7), AI (H9N2) , IB dan Coryza, sedangkan untuk fase starter-grower-prelayer (pullet) di dominasi oleh IBD dan ND.
Arief menggarisbawahi bahwasanya penyakit layaknya CRD kompleks dan dan Colibacillosis rata-rata disebabkan oleh kesalahan dalam manajemen pemeliharaan.
“Manajamen pemeliharaan yang kurang baik akan membuat penyakit ini kerap berulang, karena sebagaimana kita ketahui si agen penyakit inikan sifatnya oportunis. Jadi manajemen pemeliharaan tentunya harus benar-benar diperhatikan,” tutur Arief.
Selain itu jangan lupakan faktor cuaca dan iklim yang dapat mempengaruhi pola serangan penyakit. Menurut Arief, ketika terjadi peralihan musim alias pancaroba seperti sekarang ini, ayam akan mengalami stres, sehingga ternak akan mengalami imunosupresi yang kemudian akan memudahkan agen infeksius patogen semakin gencar menyerang.
Terkait penyakit Gumboro, hal ini juga diamini oleh Technical & Marketing Manager PT Ceva Animal Health Indonesia, Drh Ayatullah Natsir. Gumboro juga masih menjadi penyakit langganan di perunggasan Indonesia.
“Gumboro tetap hits di 2020, banyak kasus menyerang ayam pullet. Laporan kasus gumboro 2020 di database kami kurang lebih sekitar 70 kasus sampai Oktober kemarin,” papar Ayatullah.
Ia berujar bahwa dengan merebaknya penyakit semacam ND, Gumboro dan beberapa kejadian Inclusion Body Hepatitis (IBH), artinya terjadi peningkatan kasus imunosupresi di lapangan. Ketiga penyakit tadi juga dikenal sebagai penyakit yang dapat menyebabkan imunosupresi pada ayam.
Terkait penyakit-penyakit imunosupresif, Technical Manager PT Boehringer Ingelheim, Drh Hari Wahjudi, juga ikut memberikan pendapat. Dalam sebuah webinar ia memaparkan bahwasanya peternak harus lebih diedukasi mengenai Gumboro.
“Gumboro ini memang agak tricky, pengendaliannya tidak cukup hanya vaksin. Sediaan vaksin yang digunakan jika salah juga akan berimbas nantinya. Peternak juga harus lebih diedukasi lagi mengenai ini dan memang saya menemukan banyak penyakit ini pada 2020,” tutur Hari.
Ancaman Baru Mengintai?
Di tahun 2020 ini bisa dibilang tidak ada penyakit… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2020 (CR)
Artikel Populer
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk ...
-
Manajemen pemberian pakan ayam petelur sangat penting. Mengingat biaya operasional terbesar adalah pakan (70-80%). Jika manajemen pakan buru...
-
Acara pendampingan pakan untuk peternak sapi perah yang dilaksanakan AINI dan KPSBU melalui daring. (Foto: Istimewa) Dalam acara Pendampinga...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Peternak unggas terutama self-mixing harus cerdas dalam memilih imbuhan pakan feed additive maupun feed supplement. (Foto: Dok. Infovet) Sej...
-
Karena kekeringan yang berkepanjangan, ketidakpastian yang diciptakan oleh pandemi Covid-19, dan pemadaman listrik yang berkelanjutan, peter...
-
Salah satu ciri telur asin yang berkualitas adalah bagian kuning telurnya yang tampak masir. (Foto: Istimewa) Bukan hanya cara menyimpannya,...
-
Cara menjadi mitra JAPFA untuk kemitraan ayam pedaging adalah dengan melalui PT Ciomas Adisatwa, yang merupakan anak perusahaan dari PT JAPF...
-
Peran brooder sangat penting untuk menjaga suhu dalam kandang saat masa brooding , agar ayam nyaman dan pertumbuhannya bisa optimal. ...
-
Hai Mitra Peternak… Sejauh mana peranan penting Kesehatan dan Kesejahteraan Hewan dalam Bisnis Pembiakan Sapi dan bagaimana penerapan keduan...