| Sediakan pakan bernutrisi tinggi untuk memperkuat sistem imun ayam sehingga mampu bertahan terhadap serangan penyakit pernapasan. (Foto: Dok. Infovet) |
Kejadian penyakit pernapasan cenderung meningkat selama curah hujan tinggi, kemarau panjang, maupun saat peralihan musim dari kemarau ke penghujan atau sebaliknya. Pada umumnya, infeksi virus dan mikoplasma terjadi dalam waktu berdekatan untuk mendapatkan efek yang sinergistik. Ayam yang bebas mikoplasma akan mempunyai gejala klinik yang lebih ringan setelah ditantang virus IB, dibandingkan dengan ayam yang secara kronik sudah terinfeksi mikoplasma (Tabbu, 2002).
Penyakit imunosupresif (gumboro, mikotoksin, leukosis, chicken anemia virus (CAV), Marek) dan infeksi reovirus dapat meningkatkan kepekaan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit pernapasan.
Dalam diagnosis penyakit pernapasan ayam, selain tanda klinik umum (lesu dan nafsu makan menurun), perlu diperhatikan adanya suara yang abnormal dari pernapasan, misalnya bersin, sesak napas atau ngorok, atau bernapas dengan mulut, serta gejala tidak langsung atau yang tidak ada hubungannya dengan pernapasan seperti mata berair dan gejala syaraf.
Sedangkan pada pemeriksaan patologi anatomi dapat dijumpai adanya kekeruhan/penebalan kantong udara, peradangan pada saluran pernapasan bagian atas dan paru-paru. Agen infeksi yang sering ditemukan di lapangan adalah yang disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum (MG) dan Mycoplasma synoviae (MS). Tingkat keparahan infeksi MG dan MS pada ayam dapat diperberat oleh adanya infeksi campuran dengan virus-virus respiratorik antara lain IB, ND, Avian metapneumovirus, AI, serta reaksi terhadap vaksin live yang diberikan. Keparahan juga dapat terjadi dengan infeksi sekunder dari bakteri lain seperti E. coli dan Pasteurella spp.
Dengan kondisi lingkungan yang tidak optimal (temperatur dingin, litter lembap dan berdebu, serta level amonia tinggi) dapat meningkatkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025.

