-->

UPAYA MENCEGAH PENYAKIT PERNAPASAN

Terlalu padat dapat meningkatkan kemungkinan infeksi penyakit pernapasan. (Foto: Istimewa)

Mengingat pentingnya sistem dan pencegahan penyakit pernapasan, tentunya tidak boleh dianggap remeh. Apalagi di tengah ketidakpastian harga produk perunggasan saat ini, penting menjaga pernapasan ayam agar peternak bisa “bernapas” lega.

Dalam dunia medis ada tiga organ vital yang dapat menjadi penyebab kematian pada makhluk hidup, yakni otak, jantung, dan paru-paru. Otak berkaitan dengan sistem syaraf, bisa dibilang adalah “server induk” suatu organisme. Jantung, berkaitan dengan sistem sirkulasi dan peredaran darah. Sedangkan paru-paru berkaitan dengan sistem respirasi atau pernapasan.

Jika salah satu di antara ketiga sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, maka konsekuensinya adalah kematian. Pada unggas, terutama unggas komersil, sistem pernapasan merupakan sistem yang kerap menjadi masalah dan rentan.

Alasan Penyakit Kerasan
Mengapa penyakit pernapasan sering terjadi dan cenderung berulang? Ayam modern saat ini yang sudah melalui perkembangan genetik, rentan dan membutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik, biosekuriti yang terjaga, dan lain sebagainya.

Perkembangan genetik ayam ras yang sangat cepat ini kadang tidak diiringi dengan penerapan cara beternak yang baik. Dapat terlihat dari indeks performa dan hasil panen yang kurang memuaskan, serta mudahnya ayam terserang penyakit yang mengakibatkan mortalitas tinggi dan kerugian besar.

Menurut Prof Thaweesak Songserm, dari Kaetsart University, yang juga seorang konsultan perunggasan, mengemukakan bahwa peternak tradisional di Indonesia, Thailand, dan kawasan Asia Tenggara lainnya hampir memiliki kesamaan, yakni memeliharan ayam dengan ala kadarnya. Padahal biasanya pabrik pakan, technical service perusahaan obat, atau penyuluh lapangan sudah melakukan berbagai upaya dalam mendukung manajemen peternak.

Walaupun ada beberapa peternak yang menjalankan apa yang diberikan, walau tidak sepenuhnya, ia tetap semangat menjalankannya. Bahkan beberapa komplain ia telaah, dan rata-rata manajemen pemeliharaan ternak yang memang kurang baik. Jika sudah begitu hasilnya tidak akan baik dan keuntungan yang didapat tidak maksimal.

Harus Dicegah, Jangan Melulu Diobati
Pada 2003, Indonesia pernah dilanda wabah avian influenza (AI), banyak peternak yang kehilangan ternak ayamnya akibat mortalitas tinggi. Tidak butuh waktu lama, AI pun terus berkembang dengan berbagai macam strain dan clade, begitu juga dengan beberapa penyakit lain. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan dan pencegahan semakin bertambah.

Walau riset dan pengembangan sediaan farmasetik maupun vaksin terus ditingkatkan, dengan kemajuan dunia medis yang semakin canggih, bukan berarti membuat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025. (CR)

TENTANG GANGGUAN PERNAPASAN PADA AYAM

Ilustrasi kondisi kandang ayam yang nyaman. (Foto: Istimewa)

Memahami risiko penyakit pernapasan pada pemeliharaan ayam sangat penting. Karena dengan begitu peternak menjadi mengetahui bahwa bukan hanya berpengaruh kepada kesehatan ayam, tetapi juga pada produktivitasnya.

Penyakit pernapasan adalah salah satu masalah kesehatan paling signifikan bagi populasi ayam di seluruh dunia. Ini bukan hanya masalah kesejahteraan, kesehatan pernapasan yang buruk dapat memiliki konsekuensi yang jauh ke depan yang memengaruhi populasi maupun profitabilitas farm.

Statistik penyakit tersebut pun terbilang cukup mengkhawatirkan. Setiap tahun penyakit pernapasan bertanggung jawab terhadap 20% tingkat kematian di beberapa daerah. Kerugian ekonomi akibat penyakit pernapasan juga cukup besar. Menurut studi dari Inisiatif Kesehatan Unggas, setiap kasus penyakit pernapasan menghabiskan biaya sekitar $3 per ekor ayam. Untuk populasi 10.000 ekor, berarti $30.000 per tahun. Tapi ini bukan hanya tentang angka, kesehatan pernapasan yang buruk dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan dan penurunan produksi telur (The Poultry Pro, 17 Juni 2025).

Memahami dampak penyakit pernapasan pada peternakan ayam menjadi sangat penting untuk menerapkan strategi manajemen yang efektif. Untuk melakukan ini, peternak perlu memantau ayam-ayamnya secara teratur, mencatat angka kematian, produksi telur, dan kesehatan ayam secara keseluruhan. Deteksi awal dan keterlibatan aktif adalah kunci, sebab dengan menangkap masalah pernapasan lebih awal dapat menyelamatkan nyawa, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas.

Penyakit pernapasan menjadi salah satu masalah kesehatan paling umum yang memengaruhi ayam di seluruh dunia. Infeksi virus seperti infectious bronchitis (IB) dan avian influenza (AI) adalah penyakit yang utama yang sering menyebar melalui kontak dengan ayam terinfeksi atau peralatan yang terkontaminasi. Sementara infeksi bakteri seperti Mycoplasma gallisepticum (MG) dan E. coli juga berkontribusi pada penyakit pernapasan. Penyakit ini berkembang biak di lingkungan dengan ventilasi yang buruk, kelembapan tinggi, dan kebersihan yang tidak memadai.

Faktor lingkungan memainkan peran penting dalam memicu masalah pernapasan pada ayam. Kualitas udara yang buruk akibat debu, amonia, atau polutan lainnya dapat memperburuk kondisi kesehatan. Misalnya, paparan suhu ekstrem (panas atau dingin) dapat membuat ayam stres yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Praktik manajemen seperti kepadatan populasi berlebihan, nutrisi tidak memadai, dan ketidakcukupan akses air bersih juga ikut berkontribusi terhadap penyakit pernapasan.

Untuk mengurangi risiko-risiko tersebut, sangat penting menjaga kepadatan jumlah ayam yang optimal, memberikan pakan seimbang, dan memastikan akses mudah ke air segar setiap saat. Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan keterlibatan tenaga medis/dokter hewan yang cepat dapat membantu mengidentifikasi dan menangani masalah potensial sebelum berkembang menjadi penyakit pernapasan yang serius.

Identifikasi Tanda Peringatan Awal
Sebagai peternak ayam, kemampuan untuk mengidentifikasi tanda peringatan awal penyakit pernapasan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi dan mempertahankan kesehatan ayam. Jadi, apa yang harus diperhatikan?... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025.

Ditulis oleh:
Drh Arief Hidayat  
Praktisi Perunggasan

BERTAHAN DARI PENYAKIT PERNAPASAN

Sediakan pakan bernutrisi tinggi untuk memperkuat sistem imun ayam sehingga mampu bertahan terhadap serangan penyakit pernapasan. (Foto: Dok. Infovet)

Alat pernapasan merupakan organ tubuh yang mudah terserang penyakit, karena adanya hubungan langsung antara rongga hidung dengan alveoli di dalam paru-paru. Adapun jenis penyakit pernapasan yang dapat terjadi pada peternakan ayam antara lain avian influenza (AI-H5NI), newcastle disease (ND), infectious bronchitis (IB), infectious laryngo-tracheitis (ILT), swollen head syndrome (SHS), chronic respiratory disease (CRD) atau CRD kompleks (CRDK), infectious coryza, kolera unggas, koliseptisemia, dan aspergilosis.

Meskipun telah diketahui bahwa sejumlah agen penyakit secara individual bertanggung jawab atas terjadinya penyakit pernapasan, namun di lapangan kejadiannya biasanya bersifat kompleks. Hal ini terjadi karena berbagai etiologi ikut terlibat di dalamnya, yaitu interaksi antar mikroorganisme (virus, bakteri, mikoplasma), agen imunosupresif, dan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (Kleven dan Glisson, 1997).

Kejadian penyakit pernapasan cenderung meningkat selama curah hujan tinggi, kemarau panjang, maupun saat peralihan musim dari kemarau ke penghujan atau sebaliknya. Pada umumnya, infeksi virus dan mikoplasma terjadi dalam waktu berdekatan untuk mendapatkan efek yang sinergistik. Ayam yang bebas mikoplasma akan mempunyai gejala klinik yang lebih ringan setelah ditantang virus IB, dibandingkan dengan ayam yang secara kronik sudah terinfeksi mikoplasma (Tabbu, 2002).

Penyakit imunosupresif (gumboro, mikotoksin, leukosis, chicken anemia virus (CAV), Marek) dan infeksi reovirus dapat meningkatkan kepekaan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit pernapasan.

Dalam diagnosis penyakit pernapasan ayam, selain tanda klinik umum (lesu dan nafsu makan menurun), perlu diperhatikan adanya suara yang abnormal dari pernapasan, misalnya bersin, sesak napas atau ngorok, atau bernapas dengan mulut, serta gejala tidak langsung atau yang tidak ada hubungannya dengan pernapasan seperti mata berair dan gejala syaraf.

Sedangkan pada pemeriksaan patologi anatomi dapat dijumpai adanya kekeruhan/penebalan kantong udara, peradangan pada saluran pernapasan bagian atas dan paru-paru. Agen infeksi yang sering ditemukan di lapangan adalah yang disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum (MG) dan Mycoplasma synoviae (MS). Tingkat keparahan infeksi MG dan MS pada ayam dapat diperberat oleh adanya infeksi campuran dengan virus-virus respiratorik antara lain IB, ND, Avian metapneumovirus, AI, serta reaksi terhadap vaksin live yang diberikan. Keparahan juga dapat terjadi dengan infeksi sekunder dari bakteri lain seperti E. coli dan Pasteurella spp.

Dengan kondisi lingkungan yang tidak optimal (temperatur dingin, litter lembap dan berdebu, serta level amonia tinggi) dapat meningkatkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2025.

Ditulis oleh:
Drh Damar
Technical Departemen Manager
PT Romindo Primavetcom

MEMPERKETAT UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT PERNAPASAN

Kandang terlalu padat dapat meningkatkan kemungkinan infeksi penyakit pernapasan. (Foto: Dok. Infovet)

Mengingat pentingnya sistem dan pencegahan penyakit pernapasan, tentu menjadi hal yang tak boleh dianggap remeh. Apalagi di tengah ketidakpastian harga produk perunggasan saat ini, menjaga pernapasan ayam agar peternak juga bisa “bernapas” panjang.

Dalam dunia medis ada tiga organ vital yang dapat menjadi penyebab kematian hewan maupun manusia, yakni otak, jantung, dan paru-paru. Otak berkaitan dengan sistem syaraf, bisa dibilang otak adalah “server induk” dari suatu organisme. Sementara jantung berkaitan dengan sistem sirkulasi dan peredaran darah. Sedangkan paru-paru berkaitan dengan sistem respirasi atau pernapasan. Jika salah satu di antara ketiga sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, maka tinggal menunggu kematian datang. Pada unggas, terutama unggas komersil, sistem pernapasan merupakan sistem yang kerap jadi masalah dan rentan.

Jangan Sampai Penyakit Betah
Mengapa penyakit pernapasan sering terjadi dan cenderung berulang? Peternak yang sudah kawakan harusnya paham betul akan hal ini, karena kini beternak ayam ras pedaging maupun petelur modern dibutuhkan manajemen yang baik, biosekuriti yang terjaga, dan lain sebagainya.

Kendati demikian, perkembangan genetik ayam ras yang sangat cepat tidak diiringi dengan penerapan cara beternak yang baik. Sehingga impaksinya dapat terlihat dari indeks performa dan hasil panen yang kurang memuaskan, serta mudahnya ayam terserang penyakit yang mengakibatkan mortalitas tinggi dan kerugian besar.

Menurut Drh Hari Wahjudi dari PT Boehringer Ingelheim, yang juga praktisi perunggasan, bisa dibilang sudah kenyang melihat pemeliharaan ala kadarnya yang dilakukan peternak mitra. Padahal pihak penyedia (inti) sudah melakukan berbagai penyuluhan, seminar teknis, dan lainnya dalam mendukung peternak plasma.

“Kita di lapangan sudah mengebu-gebu ngasih materi, namun pas di kandang enggak tahunya implementasinya enggak ada. Agak sebel juga begitu mas,” kata Hari.

Menurutnya, walaupun begitu ada juga peternak mitra yang benar menjalankan apa yang diberikan walau tidak sepenuhnya. Jika melihat yang seperti itu, semangat Hari kembali. Selain itu, ia juga kerap dikomplain peternak mitra terkait… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023. (CR)

JANGAN BIARKAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT PERNAPASAN KERASAN DI PETERNAKAN

Banyak faktor yang berhubungan dan saling terkait yang menyebabkan munculnya penyakit pernapasan pada unggas. (Foto: Dok. Infovet)

Penyakit pernapasan pada unggas masih menjadi tren musiman yang sering dijumpai peternak di kandang. Penyakit ini menjadi ancaman serius karena dapat menimbulkan kerugian besar bagi peternak dan stakeholder terkait.

Penyakit yang disebabkan dari infeksi virus sangat berbahaya karena sifatnya mudah mutasi, sangat menular, serta mematikan sehingga sulit dibasmi dan dihilangkan. Kenapa masalah penyakit pernapasan pada ayam sering terjadi dan apa saja faktor yang memengaruhinya?

Tentunya banyak faktor yang berhubungan dan saling terkait yang menyebabkan munculnya penyakit pernapasan pada unggas, seperti status imunitas, nutrisi, kondisi stres, program vaksinasi, dan lingkungan. Kondisi imun yang turun dan nutrisi yang tidak tercukupi akan mempermudah masuknya agen penyakit virus, dimana pada saat itu kondisi tubuh ayam dalam keadaan yang tidak siap melawan agen asing yang masuk. Sama halnya saat ayam stres dan kondisi lingkungan kurang baik (musim pancaroba), maka sistem imun juga akan terganggu sehingga mudah terinfeksi penyakit.

Selain itu, program vaksinasi yang tidak baik juga menjadi faktor yang memicu mudahnya penyakit masuk, dimana vaksin dapat memberikan kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tertentu yang bisa melawan tantangan infeksi virus.

Pada peternakan ayam petelur maupun pedaging, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus di antaranya adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023.

Ditulis oleh:
Ir Syamsidar SPt MSi IPM
Marketing Support PT Sanbio laboratories

POULTRY MASTERCLASS: BERIKAN RESEP ATASI PENYAKIT PERNAPASAN


Poultry Masterclass : Penuh Informasi, Sarat Edukasi

Penyakit pernapasan merupakan momok bagi para peternak ayam baik di masa lalu maupun di zaman now. Oleh karenanya dibutuhkan upaya yang serius dalam pencegahan penyakit pernapasan. Dalam rangka mengedukasi para customer-nya PT Zoetis Animal Health Indonesia mengadakan Seminar bertajuk "Poultry Masterclass: Respiratory Protection and Control for Poultry Health Solution" di Swiss - Belhotel Bogor pada Rabu (3/8) yang lalu.

Hadir sebagai pembicara yakni Prof Michael Haryadi Wibowo (Guru Besar FKH UGM), Dr Tony Unandar (Poultry Private Consultant), dan Drh Erry Setyawan (Technical Manager PT Zoetis Animal Health Indonesia).

Sebagai pemateri utama Prof Michael mengulik dan memberikan review lebih jauh mengenai penyakit pernapasan infeksius pada ayam yakni Coryza dan CRD (Chronic Respiratory Disease). Menurutnya kedua penyakit ini merupakan "langganan" penyakit yang sering terjadi di peternakan ayam Indonesia.

Selain karena faktor iklim dan cuaca yang mendukung perkembangan agen infeksiusnya, faktor manajemen pemeliharaan dan biosekuriti yang buruk menjadi penyebab penyakit ini kerasan di lapangan. Selain itu lebih jauh Prof Michael mengingatkan bahwa CRD masih dianggap remeh oleh peternak di Indonesia.

"Jangan lupa CRD itu agennya bisa menyebabkan imunosupresi, selain itu Mycoplasma gallisepticum ini tidak berdinding sel, jadi jangan menggunakna sembarangan antimikroba yang bekerja pada dinding sel. Yang ada malah tidak efektif pengobatannya," tutur dia.

Sementara itu Tony Unandar secara terperinci menjabarkan temuan - temuannya di lapangan terkait kedua kasus tersebut. Yang menarik adalah faktanya Mycoplasma gallisepticum dapat menghasilkan metabolit berupa H2O2 alias Hidrogen Peroksida pada saluran pernapasan bagian atas.

"Ketika itu terjadi, sebagaimana kita ketahui, Hidrogen Peroksida itu sifatnya iritatif, sehingga dengan dilepaskannya metabolit tadi, semakin rusaklah saluran pernapasan ayam, ini yang memudahkan agen infeksius lain masuk ke dalam tubuh ayam,| kata Tony.

Dalam kesempatan yang sama Erry Setyawan menyampaikan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah kedua penyakit tersebut selain memperbaiki manejemen pemeliharaan dan biosekuriti adalah vaksinasi.

"Zoetis sendiri sangat serius dalam mengembangkan vaksin kedua penyakit ini, kami memiliki portofolio yang lengkap untuk mencegah kedua penyakit tersebut secara maksimal. Mulai dari MG BAC, Poulvac Myco F, dan Poulvac iC ABC-Oil siap untuk memberikan proteksi maksimal dari penyakit CRD dan Coryza dengan keunggulannya masing - masing," tutur Erry. (CR)

AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT PERNAPASAN

Kandang terlalu padat dapat meningkatkan kemungkinan infeksi penyakit pernapasan. (Foto: Dok. Infovet)

Mengingat pentingnya sistem dan pencegahan penyakit pernapasan, tentunya tidak boleh menganggap remeh. Apalagi di tengah ketidakpastian harga produk perunggasan saat ini, penting rasanya menjaga pernapasan ayam agar peternak juga bisa “bernapas” panjang.

Dalam dunia medis ada tiga organ vital yang dapat menjadi penyebab kematian hewan maupun manusia, yakni otak, jantung dan paru-paru. Jika salah satu diantara ketiga sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, bisa berujung kematian. Pada unggas komersil, pernapasan merupakan sistem yang kerap kali bermasalah dan rentan.

Alasan Penyakit Kerasan
Penyakit pernapasan sering terjadi dan cenderung berulang. Peternak yang sudah lama harusnya paham akan hal ini, karena beternak ayam pedaging maupun petelur yang kini pertumbuhan dan produksinya cepat, dibutuhkan manajemen yang baik, biosekuriti yang terjaga dan sebagainya.

Namun, perkembangan genetik yang cepat tidak diiringi penerapan cara beternak yang baik. Sehingga impaksinya dapat terlihat dari indeks performa dan hasil panen yang kurang memuaskan, serta mudahnya ayam terserang penyakit yang mengakibatkan mortalitas tinggi serta kerugian besar.

Drh Hari Wahjudi, dari PT Boehringer Ingelheim yang juga praktisi perunggasan, mengakui sudah kenyang melihat pemeliharaan ala kadarnya yang dilakukan peternak mitra. Padahal pihak penyedia (inti) sudah melakukan berbagai penyuluhan, seminar teknis dan lainnya dalam mendukung peternak plasma.

“Kadang kita sudah sampe berbusa ngomongnya kalau di lapangan, kita menggebu-gebu kasih materi, pas di kandang ternyata tidak diimplementasi oleh peternak,” tukas Hari. Kendati demikian, ada juga peternak yang benar-benar menjalankan manajemen dengan baik. Jika melihat itu, semangat Hari pun kembali.

Walau begitu, ia juga kerap dikomplain peternak mitra terkait performa DOC, pakan dan sapronak, namun setelah ditelaah lebih lanjut ternyata bukan disebabkan oleh hal tersebut, melainkan manajemen beternaknya yang memang kurang baik. Jika sudah begitu wajar apabila hasil yang dituai tidak optimal dan keuntungan yang didapat tidak maksimal.

Harus Mencegah
Jangan lupakan bahwa sebelum tahun 2003 Indonesia adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2022. (CR)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer