Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Pakan Ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

UPAYA MENGATASI KASUS KERDIL PADA UNGGAS

Penanganan DOC yang kurang optimal pada periode awal akan memengaruhi pertumbuhan bobot ayam pada periode berikutnya. Foto: (ANTARA/HO-WAP)

Ada beberapa upaya yang harus lebih diperhatikan agar ayam tidak mengalami kekerdilan dan tumbuh dengan normal. Beberapa di antaranya tentu saja faktor manajemen dan upaya kontrol yang lebih ketat.

Perlu diingat bahwa dampak yang muncul dari kekerdilan dapat menimbulkan kerugian ekonomi sehubungan dengan gangguan pertumbuhan dan pencapaian bobot panen yang rendah, peningkatan konversi ransum, serta peningkatan jumlah ayam afkir. Hasil penelitian Hidayat (2014), menyebutkan bahwa sindrom ini dibagi menjadi beberapa kategori:
• Jika terjadi sebanyak 5-10% dari populasi, termasuk kategori ringan.
• Jika kejadian mencapai > 10-30% dari populasi, termasuk kategori buruk.
• Jika kejadian mencapai > 30% dari populasi, termasuk dalam kategori bencana besar.

Kasus ayam kerdil sendiri di lapangan sering kali terbagi menjadi dua kategori, yaitu jika dalam waktu lima minggu bobot ayam kurang dari 200 gram setiap ekornya maka dikategorikan sebagai kasus “runting”. Namun jika kekurangan bobotnya antara 200 gram sampai 1 kg maka dikategorikan sebagai kasus “stunting”.

Perhatikan Manajemen Brooding
Menurut salah seorang konsultan perunggasan, Carlim, kejadian pada broiler kebanyakan 50% adalah stunting. “Kalau dulu waktu saya masih pegang broiler itu kalau brooding enggak benar, sehabis diangkat itu brooder pasti langsung kelihatan, keciri pokoknya. Makanya saya bilang ‘ritual’ brooding itu sangat sakral, kalau enggak bisa lewati itu dengan baik pasti hancur,” kata Carlim.

Pasalnya lanjut dia, pada masa ini sering disebut dengan masa kritis karena terjadi pertumbuhan yang pesat, dimana terjadi pembelahan (hiperplasia) dan pembesaran (hipertropi) sel-sel tubuh ayam. Perkembangan organ yang terjadi meliputi sistem kekebalan, pencernaan, pernapasan, maupun termoregulasi.

Ketersediaan ransum saat chick-in dan tercapainya feed intake berpengaruh terhadap besar dan panjangnya usus, pengaturan suhu tubuh anak ayam, dan tingkat kepadatan. Penanganan DOC yang kurang optimal pada periode ini akan memengaruhi pertumbuhan bobot ayam pada periode berikutnya.

Kualitas Pakan Harus Jempolan
Pertumbuhan ayam sangat cepat tentu dipengaruhi kecukupan dan kandungan nutrisi ransum. Hal yang kadang terlewat dari pantauan adalah mengontrol keberadaan jamur atau toksinnya. Kualitas ransum dapat berkurang akibat adanya jamur dan mikotoksin.

Jika terdapat jamur di dalam kandungan ransum, nilai nutrisi yang berada di dalam ransum akan turun, sehingga nilai nutrisi yang diberikan kepada ayam tidak optimal. Selain itu, jangan lupa bahwa jamur juga akan menghasilkan metabolit sekunder yakni mikotoksin yang akan mengiritasi saluran pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi terganggu. Lama penyimpanan ransum juga berpengaruh pada kandungan nutrisi. Vitamin dalam ransum akan menurun seiring masa penyimpanan.

Selain kualitas ransum, kuantitas/kecukupan asupan ransum dan minum juga berpengaruh pada pertumbuhan ayam. Kekurangan ransum dan air minum akan menyebabkan kompetisi antar ayam. Dampaknya, jumlah ransum yang masuk ke tubuh ayam kurang dan membuat pertumbuhan bobot badannya tidak seragam.

Masalah ransum inilah yang paling sensitif dan kerap kali disalahkan para peternak, pabrik pakan pun sering menjadi sasaran. Menjawab hal tersebut Nutrisionis dan Formulator PT Agrosari Nusantara, Intan Mustika Herfiana, mengatakan bahwa hal tersebut adalah suatu yang klise.

“Saya mengerti sekali masalah ini, tapi sebagaimana kita ketahui kalau semua pabrik pakan pasti sudah menguji kualitas pakan yang diproduksi, enggak mungkin kalau jelek akan dijual. Kalau masalah nutrisinya kurang, karena pakan juga ada grade-nya, kalau pakannya yang paling rendah grade-nya masa mau bagus? Ada faktor lain yang harus diusut dan ditelusuri,” tuturnya kepada Infovet.

Oleh karenanya, Ika-sapaannya, mengimbau peternak agar tidak buru-buru menyalahkan pakan yang digunakan apabila terjadi sindroma kekerdilan. Sebaiknya peternak menguji ulang pakan yang digunakan, baik dari segi nutrisi dan kualitasnya.

“Ini sulit diubah, mindset peternak sudah terbiasa begitu, kalau sudah begitu terus mau pakai pakan merek apapun kalau tiba-tiba drop performanya sama saja bohong,” ucapnya.

Meminimalisir Stres dan Imunosupresi
Stres adalah kondisi yang harus dihindari. Namun, hewan tidak bisa begitu saja terhindar dari stres, hal ini berkaitan dengan proses pemeliharaan. Dalam kondisi stres ayam akan memproduksi adrenocorticotropic hormone (ACTH) dalam jumlah berlebihan, sehingga akan menghambat proses metabolisme tubuh dan penurunan penyerapan nutrisi ransum.

Dalam hal ini ayam akan tetap banyak makan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan bobot badan yang optimal. Stres juga membuat ayam mengalami imunosupresi, sudah penyerapan nutrisi berkurang, konsumsi pakan menurun ditambah imunosupresi, ayam akan semakin rentan tidak hanya terhadap kekerdilan, tetapi juga penyakit infeksius.

Dalam suatu webinar, Drh Jumintarto dari PT Kertamulya Saripakan, pernah menyampaikan bahwa untuk mengecek kondisi ayam di kandang dalam keadaan stres atau tidak, yang paling terlihat adalah pada bulu bagian sayap.

“Ayam yang berada dalam kondisi yang baik, pertumbuhan bulu di sayapnya akan terlihat rapih, teratur, konformasinya jelas dan enak dilihat. Tetapi kalau dia stres, bulu akan terlihat kusut, tidak teratur, sedikit mengalami penjarangan (kebotakan), dan batangnya mudah patah,” tuturnya.

Dia menjelaskan bahwa apabila gejala seperti itu terlihat, maka seorang dokter hewan harus dapat mengidentifikasi kesalahan dalam manajemen pemeliharaan. Segera setelah ditemukan, dilakukan perbaikan secara menyeluruh untuk menyelamatkan flock tersebut dari stres.

Selain beberapa faktor di atas, kualitas DOC juga memegang peranan penting. Layaknya pakan, DOC juga memiliki grade tertentu. Biasanya grade terbawah memiliki kualitas kurang baik ketimbang grade di atasnya.

Jauhkan Ayam dari Infeksi
Seperti yang sudah disebutkan, beberapa agen infeksius turut berperan penting dalam kasus kekerdilan, antara lain reovirus, entero-like virus, dan picornavirus. Sementara agen bakterial yang terlibat dalam kasus ini umumnya yang menginfeksi saluran pencernaan, seperti E. coli (colibacillosis) maupun clostridium perfringens (necrotic enteritis).

Keberagaman dan kompleksitas agen penyebab sindrom kekerdilan ini menyebabkan kesulitan dalam melakukan diagnosis secara pasti, ditambah dengan gejala klinis yang diperparah oleh faktor eksternal, misalnya stres akibat brooding yang kurang optimal.

Oleh karena itu, dalam menjauhkan ayam dari penyakit infeksius diperlukan pengaplikasian biosekuriti yang baik di peternakan. Praktik biosekuriti yang wajib dilakukan yakni mengendalikan lalu lintas kendaraan dan sarana peternakan yang keluar/masuk kandang. Kemudian pengaturan kunjungan operator maupun manajer kandang, contohnya kunjungan dilakukan dari ayam sehat kemudian ke ayam yang sakit. Intinya terapkan biosekuriti secara baik dan benar, agar ayam dan manusia terhindar dari berbagai jenis penyakit infeksius yang membahayakan. ***

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

GPMT PERKIRAKAN INDUSTRI PAKAN NASIONAL TAHUN DEPAN TUMBUH 5 PERSEN

Foto bersama dalam seminar yang digelar GPMT di Cibubur. (Foto: Dok. Infovet)

Industri pakan nasional diperkirakan akan tumbuh sekitar 5% pada 2024 mendatang. Hal itu disampaikan Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo, dalam seminar GPMT bertema “Sustainability Feed Industry in Indonesia 2024”, yang dilaksanakan di Avenzel Hotel Cibubur, Selasa (14/11/2023).

Melalui kalkulasi pihaknya menyebutkan pertumbuhan produksi tersebut mencapai 19 juta ton dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 18 juta ton. Desianto juga menjelaskan beberapa faktor yang mendasari estimasi pertumbuhan tersebut di antaranya pada 2024 mendatang merupakan tahun politik yang diharapkan tumbuhnya ekonomi masyarakat dan banyaknya program pemerintah yang akan disalurkan kepada masyarakat, termasuk produk protein hewani.

“Tahun depan juga diharapkan kita sudah tidak menghadapi El Nino, sehingga kebutuhan jagung untuk pabrik dapat terpenuhi,” katanya. Adapun faktor lainnya, lanjut dia, yakni program pemerintah untuk melakukan peningkatan produksi salah satunya jagung.

“Ketersediaan jagung sebagai bahan pakan utama perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, terutama terkait data produksi, stabilitas ketersediaan, dan harga,” ucapnya. Selain itu, ia juga berharap ada regulasi tentang pengaturan BMAD dan juga PPN bagi bahan pakan yang lebih berpihak kepada industri pakan.


Dari data yang ia jabarkan, Desianto juga turut menyampaikan proyeksi kebutuhan jagung per bulan rata-rata mencapai sekitar 600-800 ribu ton atau sekitar 8.350.202 ton pada 2024, dengan asumsi dan prediksi penggunaan jagung di formulasi sebesar 47,9%.

Sebagai informasi di 2023, Desianto mengungkapkan industri pakan ternak tumbuh 1-3%, dengan total kebutuhan jagung sebesar 8.343.649 ton, adapun total realisasi hingga September 2023 mencapai 5.645.483 ton, dengan rata-rata 627 ribu ton per bulan, dan asumsi kebutuhan formulasi 43%. (RBS)

PROBIOTIK TERENKAPSULASI UNTUK BAHAN TAMBAHAN PAKAN AYAM PETELUR

Penggunaan probiotik menjadikan usaha peternakan ayam menjadi lebih ramah lingkungan dengan berkurangnya polusi bau dan lalat di kandang. (Foto: Istimewa)

Probiotik dapat menjadi salah satu pakan tambahan pengganti AGP yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan ayam petelur, meningkatkan efisiensi pakan, produksi telur, dan menurunkan kadar kolesterol telur serta kolesterol serum.

Pelarangan penggunaan antibiotic growth promotor (AGP) oleh pemerintah yang berlaku sejak Januari 2018 lalu, berdasar peraturan Kementerian Pertanian (Permentan) No. 14/2017 tentang pelarangan penggunaan AGP sebagai aditif dalam pakan, memberi dampak nyata dalam praktik budi daya unggas, antara lain produktivitas yang berisiko menurun, biaya pengobatan dapat meningkat, peternak harus dibimbing untuk menggunakan antibiotik dengan benar, dan ongkos produksi menjadi meningkat.

Hal itu disebabkan AGP sesungguhnya memiliki peran vital dalam sistem budi daya ayam ras. Cara kerja AGP yang vital tersebut mampu menekan infeksi tingkat sedang, mengurangi produksi racun, mengurangi penggunaan nutrisi oleh bakteri, meningkatkan sintesis vitamin, menipiskan dinding usus sehingga penyerapan zat nutrisi menjadi lebih baik, mengurangi produksi amonia, serta mampu mengurangi stres kekebalan pada ayam.

Beberapa alternatif pengganti AGP yang saat ini bisa diaplikasikan yakni probiotik, asam organik, fitogenik, dan enzim. Alternatif pengganti AGP itu prinsip kerjanya menyerupai AGP yakni untuk membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan ayam, terutama dari ancaman tiga mikroorganisme utama yang berbahaya, yakni eimeria (koksidia) penyebab koksidiosis, Clostridium yang menyebabkan nekrotik enteritis, dan Escherichia coli penyebab kolibasilosis.

Salah satu alternatif AGP yang menonjol adalah probiotik, yang merupakan mikroorganisme hidup yang berpengaruh positif bagi ternak inangnya, sehingga dapat memperbaiki mutu pakan dan mendukung keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Probiotik tersebut bisa berupa mikroorganisme hidup sejenis, beberapa jenis, atau bahkan kombinasi dari mikroba bakteri, kapang atau khamir.

Aplikasi di Peternakan Ayam Petelur
Di industri ayam petelur, probiotik dapat... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023.

Ditulis oleh:
Andang S. Indartono,
Pengurus Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) 
IG: @and4ng
email: andang@ainionline.org

MERAMU PAKAN MURAH DAN SEHAT UNTUK AYAM KAMPUNG PEDAGING

Maksud hati ingin berhemat, meramu pakan sendiri justru bisa menjadi bumerang jika dilakukan secara asal-asalan. (Foto: Istimewa)

Ayam cepat gemuk, tapi tulang kakinya kurang kuat? Awas, jangan asal meramu pakan.

Meramu pakan sendiri memang menjadi solusi alternatif agar bisa melanjutkan usaha berternak ayam. Apalagi saat harga pakan pabrikan tidak bersahabat. Meskipun tidak bisa menggantinya secara keseluruhan, setidaknya biaya pakan yang dikeluarkan bisa lebih dihemat.

“Hari ini tidak ada pakan yang harganya 300 ribuan,” Begitu protes salah seorang komentator di Masadhy Channel, saluran YouTube milik Mastur Adhy Sudrajat, biasa disapa Masadhy, peternak bebek dan ayam kampung dari Desa Jatinom, Kanigoro, Blitar. Untuk menunjukkan bahwa konten yang dibuat bukan abal-abal, Masadhy pun membuat video khusus saat membeli pakan di salah satu poultry shop di Kota Blitar.

Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi
Bicara soal harga pakan memang tidak bisa dipukul rata. Antara satu daerah dengan daerah lainnya bisa saja berbeda. Begitu pula dengan bahan baku yang digunakan untuk pakan campuran. Semakin jauh peternakan dari sentra produksi pakan, harga semakin mahal. Maklum, ada biaya distribusi yang harus diperhitungkan.

Maksud hati ingin berhemat, meramu pakan sendiri justru bisa menjadi bumerang jika dilakukan secara asal-asalan. Hal ini disebabkan dalam setiap fase pertumbuhan ayam kampung pedaging membutuhkan nutrisi sesuai umurnya. Apalagi ada zat anti-nutrisi yang keberadaannya justru membuat produktivitas yang diharapkan tidak tercapai.

Untuk menyiasati harga pakan anakan ayam yang tinggi, Masadhy meramu sendiri pakan untuk anakan ayam kampungnya. Untuk kepentingan ini, ia menggunakan pakan untuk anakan bebek pedaging dari salah satu produsen pakan. Pakannya berwarna kecokelatan dan berbentuk crumble. Dari sisi harga jauh lebih murah dibanding harga pakan untuk anakan ayam pedaging pada umur yang sama.

“Saya sengaja menggunakan ini karena sudah merasakan. Beberapa periode saya gunakan untuk pakan DOC dan hasilnya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023. (RA)

PAKAN LIMBAH PEMBAWA BERKAH

Nasi aking atau karak bisa menjadi salah satu pakan alternatif. (Foto-foto: Infovet/Rochim)

Disebabkan harganya yang murah, nasi limbah dapur bisa digunakan untuk subtitusi dalam komposisi pakan. Namun jangan salah, untuk ternak mana bahan pakan murah ini cocok diberikan?

Dalam usaha ternak, sudah merupakan pengetahuan umum bahwa pakan menghabiskan sebagian besar dari modal usaha. Bagaimana tidak, sebagai makhluk hidup tentu ternak memerlukan nutrisi yang diperoleh dari makanan dan air minum agar dapat menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan. Selain itu, agar ternak dapat bertumbuh kembang sesuai tahapan usianya. Dengan asupan nutrisi yang cukup, ternak dapat memberikan hasil optimal dari segi bobot maupun produksi telur, sehingga dapat menghasilkan keuntungan.

Memberi pakan ternak secara rutin dengan pakan berkualitas merupakan kewajiban agar usaha ternak dapat memberikan hasil menguntungkan. Namun, peternak juga harus mempertimbangkan anggaran modal, yang jika tidak disiapkan secara matang akan berakibat buruk bagi usaha. Di sisi lain, upaya menghemat pakan yang dilakukan dengan tidak cermat juga dapat menimbulkan kerugian performa dan produktivitas ternak. Demi menghindari berbagai hal tersebut, pemberian pakan harus dilakukan dengan cermat, baik dari sisi jenis, komposisi, maupun ekonomisnya.

Bagi ayam maupun bebek (pedaging atau petelur) terdapat jenis pakan formulasi khusus untuk ternak, yang sering disebut konsentrat atau voer. Pakan jenis ini merupakan hasil produksi pabrik pakan yang sudah diformulasi dari berbagai bahan yang lengkap. Umumnya, setiap jenis konsentrat sudah dilengkapi kandungan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ternak sesuai peruntukannya dan sesuai dengan standar SNI. Namun, di balik lengkapnya nutrisi yang terkandung dalam konsentrat pabrikan, persoalan harga kerap membuat peternak berpikir dua kali untuk mengandalkan sepenuhnya sebagai pakan ternak.

Sering kali harga konsentrat disiasati dengan menggunakan bahan pakan alternatif sebagai campuran. Di antara berbagai jenis bahan pakan, jagung, bekatul, ataupun dedak merupakan pilihan yang lazim digunakan. Ketersediaannya melimpah di pasaran dan kandungan nutrisinya mampu mencukupi kebutuhan ternak. Tak heran jika kedua bahan pakan tersebut menjadi andalan peternak. Meskipun demikian, jika satu atau kedua bahan tersebut sulit diperoleh atau mengalami kenaikan harga, otomatis peternak harus mencari bahan alternatif lain. Hal ini dilakukan agar kebutuhan nutrisi ternak tercukupi, tetapi dengan harga yang tetap terjangkau.

Menyiasati Harga Pakan
Bicara soal pakan ayam atau bebek yang murah dan tersedia banyak di pasaran, salah satunya... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2023. (RA)

HALAU “OPOSISI” DAN TINGKATKAN KANDUNGAN NUTRISI DENGAN FERMENTASI

Kurangnya jumlah nutrisi pakan maupun daya serap ayam terhadap nutrisi pakan merupakan salah satu faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan ayam tidak optimal. (Foto: Istimewa)

Setiap peternak pasti ingin hewan ternaknya menghasilkan keuntungan besar dan efisien terhadap biaya yang dikeluarkan, tumbuh dengan baik, serta memberikan hasil yang menguntungkan. Memelihara ayam berjenis unggul, memberikan vaksinasi, obat maupun suplemen, serta membuat kandang sebaik mungkin dengan peralatan canggih merupakan bagian dari usaha agar mendapatkan hasil ternak yang terbaik.

Modal besar pun disiapkan agar dapat memasok pakan ternak setiap harinya. Sayangnya, abai terhadap kualitas pakan membuat hasil yang diperoleh dari ternak berpotensi tidak efektif dibanding dengan biaya yang telah dikeluarkan. Salah satu faktor penting menentukan output atau hasil ternak adalah kandungan nutrisi dalam pakan itu sendiri.

Kurangnya jumlah nutrisi pakan maupun daya serap ayam terhadap nutrisi pakan merupakan salah satu faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan ayam tidak optimal. Kekurangan pakan dan air minum menyebabkan nutrisi yang dapat digunakan tubuh ayam berkurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan. Di sisi lain, jumlah pakan yang diberikan sudah cukup, tetapi hasil yang diberikan tetap tidak optimal. 

Pengaruh Bahan Pakan
Untuk menghemat biaya, peternak sering kali memberikan pakan ternaknya dengan campuran bahan-bahan yang murah dan mudah diperoleh dalam jumlah besar. Bekatul ataupun dedak padi merupakan salah satu contoh bahan pakan paling umum digunakan peternak.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil padi terbesar di Asia dengan produksi sebesar 54,75 juta ton GKG (gabah giling kering) pada 2022 menurut data yang dikumpulkan Badan Pusat Statistika pada Maret tahun ini. Oleh karena itu, hasil sampingan dari proses penggilingan padi berupa bekatul maupun dedak menjadi bahan yang dapat diandalkan untuk pakan karena mudah diperoleh dengan harga terjangkau dan ketersediaannya yang luas.

Kesamaan antara bekatul dan dedak, yang sama-sama merupakan hasil sampingan dari penggilingan padi, kerap membuat masyarakat bingung membedakan keduanya. Dalam situs resminya, Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat menjelaskan bahwa dedak padi atau rice bran terdiri dari lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah bagian dari biji. Sementara bekatul atau rice polish merupakan lapisan dalam dari butiran padi yang termasuk sebagian endosperm yang mengandung zat pati.

Bekatul memiliki tekstur lebih halus dan akan tenggelam jika direndam dengan air. Sementara tekstur dedak lebih kasar dibanding bekatul dan akan terlihat kulit padi yang terapung jika dedak direndam dalam air. Dari segi kandungan nutrisi, bekatul dipandang mampu mencukupi kebutuhan energi ayam dengan potensi energi termetabolis sebesar 3.563 kkal/kg serta protein kasar sebanyak 9,55%.

Bahan pakan lain yang umum digunakan sebagai bahan pakan ternak adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2023. (MFR/RA)

AWAS! ANTINUTRISI BUAT AYAM SULIT BERISI

Pemberian pakan yang tidak mencukupi jumlahnya menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah nutrisi yang dapat dimanfaatkan tubuh ternak. (Foto: RBI)

Dalam pakan berstandar SNI, masalah serapan nutrisi pakan akibat zat antinutrisi sudah diatasi. Namun, bagi peternak yang hendak membuat formulasi pakan campuran mandiri, keberadaan zat antinutrisi patut diwaspadai.

Agar dapat tumbuh berkembang dan menjaga fungsinya dengan baik, tubuh memerlukan beragam zat atau nutrisi yang berguna dalam proses pembentukan sel, jaringan, maupun organ. Hal ini berlaku bagi semua jenis makhluk hidup, termasuk manusia, tanaman dan hewan ternak seperti ayam.

Secara garis besar, nutrisi merupakan sekumpulan zat yang diperoleh ayam dari makanan yang dikonsumsi. Meskipun terdapat banyak unsur terkandung dalam makanan, hanya unsur zat yang bermanfaat bagi fungsi dan perkembangan tubuh yang dapat disebut sebagai zat nutrisi. Disebabkan peran pentingnya, kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan hingga berbagai gangguan fungsi pada tubuh. Bahkan, tidak terpenuhinya nutrisi penting dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kematian.

Pemberian pakan yang tidak mencukupi jumlahnya menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah nutrisi yang dapat dimanfaatkan tubuh ternak. Untuk mengatasi hal tersebut, peternak dapat menambah jumlah pakan yang diberikan. Namun, selain kurangnya jumlah pakan, penyebab tidak optimalnya pertumbuhan ayam disebabkan jumlah nutrisi yang terkandung dalam pakan itu sendiri yang kurang mencukupi.

Selain jumlah pakan dan zat nutrisi yang tekandung di dalamnya, keberadaan zat antinutrisi dalam bahan pakan juga menjadi faktor yang perlu diperhitungkan sebagai penyebab buruknya performa pakan ternak. Singkatnya, zat antinutrisi merupakan kebalikan dari zat nutrisi yang menjadi bahan bakar metabolisme tubuh dan mendorong pertumbuhan.

Mengetahui peranan nutrisi dan kebutuhannya pada tubuh ayam dapat membantu peternak mengambil tindakan tepat untuk mengantisipasi hingga mengatasi keberadaan zat antinutrisi yang merugikan.

Kebutuhan Nutrisi Ayam
Di antara berbagai macam zat nutrisi, terdapat beberapa nutrisi yang dipandang sebagai kebutuhan mendasar bagi tubuh ayam sehingga sering dijadikan patokan dalam menentukan kualitas pakan. Pertama, zat yang umum disebut sebagai makronutrien, yaitu protein, karbohidrat dan lemak. Kedua, zat nutrisi mikronutrien seperti vitamin dan mineral, di antaranya kalsium, zat besi, fosfor dan mikronutrien lainnya yang penting untuk pemeliharaan fungsi organ dan perkembangan tubuh ayam.

Perbedaan utama antara... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2023. (MFR/RA)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer